PROMOSI KESEHATAN
“ASMA”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu : M. Ifadh Arifqy J, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan
karunia dan nikmat-Nya bagi kita semua selaku umatnya. Alhamdulillah, makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan dengan judul, “ASMA”. Karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis,
maka makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan.
Kami menyatakan bahwa tugas makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................iii
A. Analisa Situasi................................................................................................1
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
D. Materi.............................................................................................................2
E. Metode............................................................................................................2
F. Media..............................................................................................................2
G. Kegiatan Pembelajaran...................................................................................3
H. Evaluasi..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6
A. Pengertian Asma............................................................................................6
B. Klasifikasi Penyakit Asma.............................................................................7
C. Mekanisme Terjadinya Asma........................................................................10
D. Factor Risiko Asma........................................................................................13
1. Faktor Genetik..........................................................................................13
2. Faktor Lingkungan...................................................................................13
E. Gejala Penyakit Asma....................................................................................14
F. Faktor Pemicu Terjadinya Asma....................................................................14
G. Manifestasi Klinis..........................................................................................16
H. Manajemen Pengendalian Asma....................................................................17
I. Metode Pengobatan Alternatif.......................................................................19
BAB IV PENUTUP..................................................................................................24
A. Kesimpulan....................................................................................................24
B. Saran ..............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1..................................................................................................................
Gambar 2..................................................................................................................
Gambar 3..................................................................................................................
Gambar 4..................................................................................................................
Gambar 5..................................................................................................................
Gambar 6..................................................................................................................
iii
BAB I
Asma
Penyuluh : Kelompok 4
A. Analisa Situasi
Penyakit Asma ialah gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas.
Inflamasi kronik tersebut dapat menyebabkan peningkatan hiperresponsif
jalan nafas yang ditandai dengan wheezing, sulit bernafas, dada sesak, dan
batuk. Selain memberikan dampak fisik, psikologis, ataupun fungsional, Asma
juga berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya bahkan meningkatkan
angkat morbiditas. Semakin besarnya polusi yang terjadi di lingkungan indoor
dan outdoor, serta perbedaan cara hidup yang kemungkinan ditunjang dari
1
sosio-ekonomi individu, mampu memberikan kontribusi besar terhadap factor
pencetus serangan Asma.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan
D. Materi
Penyakit Asma
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Media
1. Laptop (Power Point)
2. Leaflet
2
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
No Penyuluhan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan : Memberi salam Menjawab salam
Salam Memperkenalkan Mendengarkan
Perkenalan diri Memperhatikan
tujuan Menjelaskan tujuan
Penyuluhan
3
yang disampaikan
kepada para peserta
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Penyelenggaraan dilaksanakan di Aula SMA Tunas Baru Ciparay
b. Peserta hadir di tempat penyuluhan 5 menit sebelum acara dimulai
c. Setelah semua peserta masuk, penyuluh membagikan konsumsi yang
telah disediakan sebelumnya
d. Saat acara akan dimulai, penyuluh berkumpul untuk berdoa bersama
dilanjutkan dengan pergi ke posisi masing-masing sesuai dengan yang
telah ditentukan
2. Evaluasi Proses
a. Acara dimulai pada pukul 13.00 s/d selesai dengan jumlah peserta 120
orang
b. Pada awal penyuluhan, moderator memperkenalkan diri serta anggota
kelompoknya yang lain, kemudian menjelaskan tujuan dari
dilaksanakannya penyuluhan, serta durasi yang dibutuhkan untuk
penyuluhan
c. Pemateri menyampaikan materinya dengan jelas dengan kata-kata
yang asyik sehingga mudah dipahami oleh peserta yang memang
masih berusia muda
d. Setelah penyampaian materi selesai, terjadi proses Tanya jawab antara
penyuluh dengan peserta yang berjalan lancar dengan sedikit candaan
yang masuk
e. Penyuluhan berlangsung dengan lancar
4
3. Evaluasi Hasil
Respon
No Evaluasi lisan Nilai
audien
1 Pengertian Asma
2 Penyebab terjadinya penyakit Asma
3 Tanda dan gejala penyakit Asma
4 Faktor pemicu serangan Asma
5 Cara mencegah munculnya serangan Asma
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Penyakit Asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari Bahasa
Yunani yang berarti “Sukar Bernapas”. Penyakit Asma dikenal karena adanya
gejala sesak napas, serta batuk yang disebabkan oleh penyempitan saluran
napas. Asma juga disebut penyakit Paru-Paru Kronis yang menyebabkan
penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena pengencangan dari otot
sekitar saluran napas, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan dan iritasi pada
saluran napas di Paru-Paru. Hal lain disebut juga bahwa Asma adalah
penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari Trakea dan Bronkus
terhadap bermacam- macam stimuli yang di tandai dengan penyempitan
Bronkus atau Bronkiolus dan sekresi berlebih dari kelenjar di Mukosa
Bronkus.
Menurut National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP)
pada National Institute of Health (NIH) Amerika, Asma (dalam hal ini Asma
Bronkial) didefinisikan sebagai penyakit radang/inflamasi kronik pada Paru,
yang dikarakterisir oleh adanya :
1. Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible (dapat balik), baik
secara spontan maupun dengan pengobatan
2. Peradangan pada jalan nafas
3. Peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (Hiper-
Responcivitas) (NAEPP, 1997)
6
Pada saat seseorang menderita Asma terkena faktor pemicunya, maka
dinding saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak menyebabkan
sesak napas. Kadang dinding saluran napas dilumuri oleh lendir yang lengket
sehingga dapat menyebabkan sesak napas yang lebih parah. Jika tidak dapat
ditangani dengan baik maka Asma dapat menyebabkan kematian.
7
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya Histamin, Zat Anafilaksis
yang bereaksi lambat (yang merupakan Leukotrient), faktor Kemotaktik,
Eosinofilik, dan Bradikinin.
Dengan kata lain, Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada
sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di Paru dan saluran
pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel
melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini
adalah Histamin. Dan akibat pelepasan Histamin terhadap paru-paru
adalah reaksi penega ngan/pengerutan saluran pernafasan dan
meningkatnya produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah
dalam saluran tersebut.
2. Intrinsik (Non-Alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap
faktor yang tidak spesifik atau tidak responsif terhadap pemicu yang
berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan
kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembapan dan suhu udara, polusi
udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan. Serangan Asma
ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan
dapat berkembang menjadi Bronkhitis Kronik dan Emfisema.
Asma Intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi
ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan
paru-paru yang kurang baik, misalnya karena Bronkitis dan radang Paru-
Paru (Pneumonia). Penderita Diabetes Mellitus golongan lansia juga
mudah terkena Asma Intrinsik.
8
3. Asma Campuran
Asma campuran adalah bentuk Asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau
non alergik.
9
membutuhkan Bronkodilator setiap hari dan serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
10
epitel saluran nafas. Peregangan Vagal menyebabkan efek Bronkus,
sedangkan mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast dan Makrofag
akan membuat epitel jalan nafas lebih permeable dan memudahkan allergen
masuk ke dalam submukosa, sehingga memperbesar reaksi yang terjadi.
Mediator inflamasi secara langsung maupun tidak langsung
menyebabkan serangan Asma, melalui sel efektor sekunder seperti Eosinofil,
Netrofil, Platelet, dan Limposit. Sel-sel inflamasi ini juga mengeluarkan
mediator yang kuat seperti Lekotriens. Tromboksan, PAF, dan protein
sitotoksis yang memperkuat reaksi Asma. Keadaan ini menyebabkan
inflamasi yang akhirnya menimbulkan hiperaktivitas Bronkus.
Ada beberapa proses yang terjadi sebelum seseorang mengalami Asma,
diantaranya :
1. Sensitisasi, Yaitu seseorang dengan risiko genetik dan lingkungan apabila
terpajan dengan pemicu (Inducer/Sencitizer) maka akan timbul sensitisasi
pada dirinya.
2. Apabila seseorang yang telah mengalami sensitisasi terpajan dengan
pemacu (Enhancer) maka terjadi proses inflamasi pada saluran napasnya.
Proses inflamasi yang berlangsung lama atau proses inflamasinya berat
secara klinis berhubungan dengan Hiperaktivitas Bronkus.
3. Saat mengalami inflamasi, maka bila seseorang terpajan oleh pencetus
(Trigger) maka akan terjadi serangan Asma (Mengi).
11
Sehubungan dengan asal usul tersebut, upaya pencegahan Asma dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Pencegahan Primer
Ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayi dengan risiko
Asma (orang tua Asma) dengan cara :
1) menghindari asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan
masa perkembangan bayi/anak.
2) Diet Hipoalergenik ibu hamil, dengan syarat diet tersebut tidak
mengganggu asupan janin.
3) Pemberian ASI ekslusif sampai usia 6 bulan.
4) Diet Hipoalergenik pada ibu menyusui.
b. Pencegahan Sekunder
Ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah
tersensitisasi dengan cara menghindari paparan asap rokok, serta
allergen dalam ruangan terutama tungau debu rumah.
c. Pencegahan Tersier
Ditujukan untuk mencegah manifestasi Asma pada anak yang telah
menunjukkan manifestasi penyakit alergi. Sebuah penelitian multi senter
yang dikenal dengan nama ETAC Study (Early Treatment Of Atopic
Children) mendapatkan bahwa pemberian Setirizin selama 18 bulan
pada anak atopi dengan dermatitis atopi dan IgE spesifik terhadap
serbuk rumput (Pollen) dan tungau debu rumah menurunkan kejadian
Asma sebanyak 50%. Perlu ditekankan bahwa pemberian Setirizin
bukan sebagai pengendali Asma (Controller).
12
D. Faktor Risiko Asma
Secara umum, faktor risiko Asma dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Faktor Genetik
Hiperaktivitas
Atopi/ alergi Bronkus
Faktor yang memodifikasi penyakit genetik
Jenis kelamin
Ras/ etnik
2. Faktor Lingkungan
Allergen di dalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing,
alternaria/jamur, dan lain-lain)
Allergen di luar ruangan (alternaria, tepung sari)
Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan, kacang,
makanan laut, susu sapi, telur)
Obat-obatan tertentu (golongan Aspirin, NSAID, Bloker, dan lain-
lain)
Bahan kimia yang mengiritasi (parfum, household spray)
Ekspresi emosi berlebih
Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
Exercise Induced Asthma, mereka yang kambuh Asmanya ketika
melakukan aktivitas tertentu
Perubahan cuaca
13
E. Gejala Penyakit Asma
Secara umum gejala penyakit Asma adalah sesak napas, batuk berdahak,
dan suara napas yang berbunyi, dimana seringya gejala ini timbul pada pagi
hari menjelang waktu subuh. Hal ini dikarenakan pengaruh keseimbangan
Hormon Kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi hari.
Penderita Asma akan mengeluhkan sesak napas karena udara saat
bernapas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran napas yang sempit,
hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi pada saat bernapas. Pada
penderita Asma, penyempitan saluran napas yang terjadi dapat berupa
pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara
berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak
tersebut.
Salah satu ciri Asma adalah hilangnya keluhan diluar serangan. Artinya,
pada saat serangan, penderita Asma bisa kelihatan amat menderita (banyak
batuk, sesak napas hebat bahkan sampai tercekik), tetapi diluar serangan
penderita sehat-sehat saja.
14
6. Aktivitas fisik
7. Infeksi Paru-Paru dan saluran napas bagian atas
8. Pekerjaan tertentu, seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil
9. Emosi yang berlebihan (tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang
berlarut-larut)
10. Alergi makanan, seperti kacang-kacangan
Adapun penyebab yang memicu munculnya gejala Asma, diantaranya :
a. Aktivitas Fisik Yang Berlebihan
Aktivitas dengan intensitas berat yang membuat kelelahan dapat
menjadi pemicu munculnya Asma. Inilah mengapa penderita Asma
dianjurkan untuk membatasi aktivitasnya, termasuk olahraga yang
berlebih.
b. Polutan Di Lingkungan Sekitar
Adanya polutan di lingkungan sekitar seperti asap kendaraan, rokok,
atau debu juga dapat memicu kambuhnya Asma karena akan membuat
saluran pernafasan menyempit dan terjadi sesak napas. Selain debu dan
asap kendaraan, beberapa hal dari lingkungan seperti serbuk bunga, bulu
hewan, tungau, atau ruangan lembab juga dapat memicu Asma.
c. Mengonsumsi Makanan atau Minuman Dengan Kandungan Sulfit
Makanan atau minuman yang mengandung Sulfit (bahan pengawet)
seperti makanan cepat saji, minuman kemasan sari buah, dan minuman
beralkohol juga dapat memicu munculnya Asma.
d. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Beberapa obat pereda nyeri Anti Inflamasi Non Steroid seperti
Ibuprofen, Aspirin, dan Naproxen, serta obat-obatan penghambat beta
yang umumnya diresepkan kepada penderita Hipertensi atau sakit Jantung
juga menjadi jenis obat yang harus dihindari penderita Asma.
15
G. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien Asma adalah batuk, Dyspne, dan mengi
(Weezing). Pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri pada dada. Pada
penderita yang sedang bebas serangan, tidak ditemukan gejala klinis,
sedangkan pada saat serangan terjadi, tampak penderita bernafas cepat, dalam,
gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan, serta tampak otot-otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras.
Ada beberapa tingkatan pada penderita Asma, yaitu :
1. Tingkat I
Secara klinis normal, tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi
paru. Timbul bila ada factor pencetus baik di dapat alamiah maupun
dengan Test Provokasi Bronkial di Laboratorium.
2. Tingkat II
Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik. Tapi fungsi paru
menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Banyak dijumpai
pada pasien setelah sembuh serangan.
3. Tingkat III
Tanpa keluhan. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan
adanya obstruksi jalan nafas. Penderita sudah sembuh, dan bila obat tidak
diteruskan mudah diserang kembali.
4. Tingkat IV
Pasien mengeluh batuk, sesak nafas, dan nafas berbunyi Wheezing.
Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
5. Tingkat V
Status Asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan
Asma akut yang berat bersifat refractor sementara terhadap pengobatan
16
yang lazim dipakai. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi
jalan nafas yang reversible. Pada Asma yang berat, dapat timbul gejala
seperti kontraksi otot-otot pernafasan, Cyanosis, gangguan kesadaran,
penderita tampak letih, dan Takikardi.
17
Leukotrien. Dan untuk Asma Moderate Persisten menggunakan pilihan
obat .
18
meningkatkan fungsi paru. Obat ini dapat menimbulkan tremor pada
bagian Musculoskeletal, menstimulasi kerja Cardiovascular dan
Hipokalemia (GINA, 2005).
e. 2- Agonist Oral
Obat ini sebagai Bronkodilator dan dapat mengontrol gejala Asma
pada waktu malam. Obat ini dapat menimbulkan Anxietas, meningkatkan
kerja jantung, dan menimbulkan tremor pada bagian Muskuloskeletal
(GINA, 2005).
f. Teofiline
Obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala atau pencegahan
Asma Bronkial dengan merelaksasi secara langsung otot polos Bronki dan
pembuluh darah Pulmonal. Obat ini dapat menyebabkan efek samping
berupa mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia dan iritabilitas. Pada
level yang lebih dari 35 mcg/mL menyebabkan Hiperglisemia, Hipotensi,
Aritmia jantung, Takikardi, kerusakan otak dan kematian
g. Leukotriens
Obat ini berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat ini berfungsi untuk
mengurangi gejala termasuk batuk, meningkatkan fungsi paru dan
menurunkan gejala asma (GINA, 2005).
19
Buteyko ini merupakan tehnik bernapas yang dirancang khusus untuk
2005).
20
BAB III
DOKUMENTASI
Gambar 1
Gambar 2
21
Gambar 3
Gambar 4
22
Gambar 5
Gambar 6
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2022, Desember 6). Penyebab Penyakit Asma. Retrieved Maret 2023, from Natural
Farm The Finest From Nature: https://www.naturalfarm.id/blog/apa-penyebab-
penyakit-asma-berikut-jawabannya-lengkap
Supari, d. F. (2018, April). Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Retrieved Februari 2023,
from P2PTM.KEMKES.GO.ID:
https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018
/04/
Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengendalian_Asma1.pdf
25
26