Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN
“ASMA”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu : M. Ifadh Arifqy J, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Anggriani 1222B0122 Febby Rahma A 1222B0135


Anisa Tri Cahyani 1222B0123 Hira Ailla Wulan D 1222B0140
Erisa Nurhidayah 1222B0132 Luthfi Alamsyah 1222B0147
Eva Mulyani 1222B0133 Shelfiera Masfufah 1222B0165
Fatimatus Sadiah 1222B0134 Zahra Nurhasanah 1222B0180

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA WIRAUTAMA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan
karunia dan nikmat-Nya bagi kita semua selaku umatnya. Alhamdulillah, makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan dengan judul, “ASMA”. Karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis,
maka makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan.
Kami menyatakan bahwa tugas makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat.

Bandung, Maret 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................iii

BAB I SATUAN ACARA PENYULUHAN...........................................................1

A. Analisa Situasi................................................................................................1
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
D. Materi.............................................................................................................2
E. Metode............................................................................................................2
F. Media..............................................................................................................2
G. Kegiatan Pembelajaran...................................................................................3
H. Evaluasi..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6

A. Pengertian Asma............................................................................................6
B. Klasifikasi Penyakit Asma.............................................................................7
C. Mekanisme Terjadinya Asma........................................................................10
D. Factor Risiko Asma........................................................................................13
1. Faktor Genetik..........................................................................................13
2. Faktor Lingkungan...................................................................................13
E. Gejala Penyakit Asma....................................................................................14
F. Faktor Pemicu Terjadinya Asma....................................................................14
G. Manifestasi Klinis..........................................................................................16
H. Manajemen Pengendalian Asma....................................................................17
I. Metode Pengobatan Alternatif.......................................................................19

BAB III DOKUMENTASI......................................................................................21

BAB IV PENUTUP..................................................................................................24

A. Kesimpulan....................................................................................................24
B. Saran ..............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1..................................................................................................................
Gambar 2..................................................................................................................
Gambar 3..................................................................................................................
Gambar 4..................................................................................................................
Gambar 5..................................................................................................................
Gambar 6..................................................................................................................

iii
BAB I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Asma

Sub Topik : Pengertian Asma, Faktor Risiko dan

Pemicu Terjadinya Asma, serta Cara


Mengobati Penyakit

Asma

Sasaran/Peserta : Siswa/I SMA Tunas Baru Ciparay

Jumlah Sasaran : 120 Siswa/I

Hari/Tanggal : Kamis, 9 Maret 2023

Waktu/Jam : 13.00 s/d selesai

Tempat : Aula SMA Tunas Baru Ciparay

Penyuluh : Kelompok 4

A. Analisa Situasi
Penyakit Asma ialah gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas.
Inflamasi kronik tersebut dapat menyebabkan peningkatan hiperresponsif
jalan nafas yang ditandai dengan wheezing, sulit bernafas, dada sesak, dan
batuk. Selain memberikan dampak fisik, psikologis, ataupun fungsional, Asma
juga berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya bahkan meningkatkan
angkat morbiditas. Semakin besarnya polusi yang terjadi di lingkungan indoor
dan outdoor, serta perbedaan cara hidup yang kemungkinan ditunjang dari

1
sosio-ekonomi individu, mampu memberikan kontribusi besar terhadap factor
pencetus serangan Asma.

Serangan Asma seringkali terjadi apabila individu tidak bisa


mengendalikan dan mencegah kontak dengan factor pemicu serangan Asma,
seperti factor perubahan cuaca, infeksi saluran pernafasan, tekanan jiwa,
kegiatan jasmani/olahraga berlebih, obat-obatan, polusi udara, serta
lingkungan kerja

B. Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Tachipnea,


peningkatan produksi mucus, kekentalan sekresi dan Bronchospasme, serta
pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus

C. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan siswa dan siswi


mampu memahami tentang apa itu penyakit Asma, penyebabnya, serta bisa
mengendalikan dan mencegah kontak dengan factor pemicu serangan Asma.

D. Materi
Penyakit Asma

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

F. Media
1. Laptop (Power Point)
2. Leaflet

2
G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan
No Penyuluhan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan :  Memberi salam  Menjawab salam
 Salam  Memperkenalkan  Mendengarkan
 Perkenalan diri  Memperhatikan
 tujuan  Menjelaskan tujuan
 Penyuluhan

2 Menjelaskan materi  Menyampaikan dan  Menyimak dan


secara sistematis memberitahu mendengarkan
definisi tentang
penyakit Asma
 Menyampaikan dan
memberitahu
tentang factor
pemicu apa saja
yang dapat
menyebabkan
penyakit Asma
 Memberitahu cara
menghindari dan
mencegah factor
pemicu serangan
Asma
3 Evaluasi :  Memberikan  Mengajukan
Tanya jawab kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk  Menjawab
mengajukan pertanyaan dari
pertanyaan penyuluh
 Menjawab  Mampu
pertanyaan yang menyimpulkan
diajukan peserta kembali materi
 Memberikan yang
pertanyaan disampaikan
mengenai materi penyuluh

3
yang disampaikan
kepada para peserta

4 Penutup :  Menyampaikan  Menyimak


 Kesimpulan kesimpulan dari  Menjawab salam
 Salam materi yang
disampaikan

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Penyelenggaraan dilaksanakan di Aula SMA Tunas Baru Ciparay
b. Peserta hadir di tempat penyuluhan 5 menit sebelum acara dimulai
c. Setelah semua peserta masuk, penyuluh membagikan konsumsi yang
telah disediakan sebelumnya
d. Saat acara akan dimulai, penyuluh berkumpul untuk berdoa bersama
dilanjutkan dengan pergi ke posisi masing-masing sesuai dengan yang
telah ditentukan

2. Evaluasi Proses
a. Acara dimulai pada pukul 13.00 s/d selesai dengan jumlah peserta 120
orang
b. Pada awal penyuluhan, moderator memperkenalkan diri serta anggota
kelompoknya yang lain, kemudian menjelaskan tujuan dari
dilaksanakannya penyuluhan, serta durasi yang dibutuhkan untuk
penyuluhan
c. Pemateri menyampaikan materinya dengan jelas dengan kata-kata
yang asyik sehingga mudah dipahami oleh peserta yang memang
masih berusia muda
d. Setelah penyampaian materi selesai, terjadi proses Tanya jawab antara
penyuluh dengan peserta yang berjalan lancar dengan sedikit candaan
yang masuk
e. Penyuluhan berlangsung dengan lancar

4
3. Evaluasi Hasil

Respon
No Evaluasi lisan Nilai
audien
1 Pengertian Asma
2 Penyebab terjadinya penyakit Asma
3 Tanda dan gejala penyakit Asma
4 Faktor pemicu serangan Asma
5 Cara mencegah munculnya serangan Asma

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma

Penyakit Asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari Bahasa
Yunani yang berarti “Sukar Bernapas”. Penyakit Asma dikenal karena adanya
gejala sesak napas, serta batuk yang disebabkan oleh penyempitan saluran
napas. Asma juga disebut penyakit Paru-Paru Kronis yang menyebabkan
penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena pengencangan dari otot
sekitar saluran napas, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan dan iritasi pada
saluran napas di Paru-Paru. Hal lain disebut juga bahwa Asma adalah
penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari Trakea dan Bronkus
terhadap bermacam- macam stimuli yang di tandai dengan penyempitan
Bronkus atau Bronkiolus dan sekresi berlebih dari kelenjar di Mukosa
Bronkus.
Menurut National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP)
pada National Institute of Health (NIH) Amerika, Asma (dalam hal ini Asma
Bronkial) didefinisikan sebagai penyakit radang/inflamasi kronik pada Paru,
yang dikarakterisir oleh adanya :
1. Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible (dapat balik), baik
secara spontan maupun dengan pengobatan
2. Peradangan pada jalan nafas
3. Peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (Hiper-
Responcivitas) (NAEPP, 1997)

6
Pada saat seseorang menderita Asma terkena faktor pemicunya, maka
dinding saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak menyebabkan
sesak napas. Kadang dinding saluran napas dilumuri oleh lendir yang lengket
sehingga dapat menyebabkan sesak napas yang lebih parah. Jika tidak dapat
ditangani dengan baik maka Asma dapat menyebabkan kematian.

B. Klasifikasi Penyakit Asma

Berdasarkan penyebabnya, Asma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,


yaitu :
1. Ekstrinsik (Alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan
(Antibiotic dan Aspirin) dan spora jamur yang tidak membawa pengaruh
apa-apa terhadap mereka yang sehat.
Asma Ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi
genetik terhadap alergi. Oleh karena itu, jika ada alergen spesifik seperti
yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan Asma Ekstrinsik.
Reaksi yang timbul pada Asma tipe ini diduga terjadi dengan cara sebagai
berikut : Seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah Antibody IgE Abnormal dalam jumlah besar dan
antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen
spesifikasinya. Pada Asma, antibody ini terutama melekat pada Sel Mast
yang terdapat pada Interstisial Paru yang berhubungan erat dengan
Brokhiolus dan Bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka
Antibody IgE orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi
yang telah terlekat pada Sel Mast dan menyebabkan sel ini akan

7
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya Histamin, Zat Anafilaksis
yang bereaksi lambat (yang merupakan Leukotrient), faktor Kemotaktik,
Eosinofilik, dan Bradikinin.
Dengan kata lain, Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada
sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di Paru dan saluran
pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel
melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini
adalah Histamin. Dan akibat pelepasan Histamin terhadap paru-paru
adalah reaksi penega ngan/pengerutan saluran pernafasan dan
meningkatnya produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah
dalam saluran tersebut.

2. Intrinsik (Non-Alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap
faktor yang tidak spesifik atau tidak responsif terhadap pemicu yang
berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan
kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembapan dan suhu udara, polusi
udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan. Serangan Asma
ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan
dapat berkembang menjadi Bronkhitis Kronik dan Emfisema.
Asma Intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi
ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan
paru-paru yang kurang baik, misalnya karena Bronkitis dan radang Paru-
Paru (Pneumonia). Penderita Diabetes Mellitus golongan lansia juga
mudah terkena Asma Intrinsik.

8
3. Asma Campuran
Asma campuran adalah bentuk Asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau
non alergik.

Berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya (Derajat Asma), Asma


dibedakan menjadi :
1. Intermiten
Intermiten adalah derajat Asma yang paling ringan. Pada tingkatan
derajat Asma ini, serangannya biasanya berlangsung secara singkat. Dan
gejala ini juga bisa muncul di malam hari dengan intensitas sangat rendah
yaitu  2x sebulan.
2. Persisten Ringan
Persisten ringan ialah derajat Asma yang tergolong ringan. Pada
tingkatan derajat Asma ini, gejala pada sehari-hari berlangsung lebih dari
1 kali seminggu, tetapi kurang dari atau sama dengan 1 kali sehari dan
serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
3. Persisten Sedang
Persisten sedang ialah derajat Asma yang tergolong lumayan berat.
Pada tingkatan derajat Asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1 x
seminggu dan hampir setiap hari. Serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
4. Persisten Berat
Persisten berat ialah derajat Asma yang paling tinggi tingkat
keparahannya. Pada tingkatan derajat Asma ini, gejala yang muncul
biasanya hampir setiap hari, terus menerus, dan sering kambuh,

9
membutuhkan Bronkodilator setiap hari dan serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur di malam hari.

C. Mekanisme Terjadinya Asma


Gejala Asma, yaitu batuk sesak dengan mengi merupakan akibat dari
obstruksi Bronkus yang didasari oleh inflamasi kronik dan hiperaktivitas
Bronkus. Besarnya hiperaktivitas Bronkus dapat diukur secara tidak langsung.
Pengukuran ini merupakan parameter objektif untuk menentukan beratnya
hiperaktivitas Bronkus yang ada pada seorang pasien. Berbagai cara
digunakan untuk mengukur hiperaktivitas Bronkus ini, antara lain dengan uji
provokasi beban kerja, inhalasi udara dingin, inhalasi antigen, maupun
inhalasi zat nonspesifik.
Pencetus serangan Asma dapat disebabkan oleh sejumlah factor, antara
lain allergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi akut
yang terdiri atas reaksi Asma dini (Early Asthma Reaction = EAR) dan reaksi
Asma lambat (Late Asthma Reaction = LAR). Setelah reaksi Asma awal dan
Asma lambat, proses dapat terus berlanjut menjadi reaksi inflamasi sub-akut
atau kronik. Pada keadaan ini, terjadi inflamasi di Bronkus dan sekitarnya
yang berupa infiltrasi sel-sel inflamasi terutama Eosinofil dan Monosit dalam
jumlah besar ke dinding dan Lumen Bronkus.
Penyempitan saluran nafas yang terjadi pada Asma merupakan suatu hal
yang kompleks. Hal ini terjadi karena lepasnya mediator dari sel mast yang
banyak ditemukan di permukaan mukosa Bronkus, lumen jalan nafas, dan di
bawah membran basal. Selain sel mast, sel lain yang dapat melepaskan
mediator adalah Sel Makrofag Alveolar, Eosinofil, Sel Epitel jalan nafas,
Netrofil, Platelet, Limposit, dan Monosit. Inhalasi allergen akan mengaktifkan
sel mast intralumen, Makrofag Alveolar, nervus Vagus dan mungkin juga

10
epitel saluran nafas. Peregangan Vagal menyebabkan efek Bronkus,
sedangkan mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast dan Makrofag
akan membuat epitel jalan nafas lebih permeable dan memudahkan allergen
masuk ke dalam submukosa, sehingga memperbesar reaksi yang terjadi.
Mediator inflamasi secara langsung maupun tidak langsung
menyebabkan serangan Asma, melalui sel efektor sekunder seperti Eosinofil,
Netrofil, Platelet, dan Limposit. Sel-sel inflamasi ini juga mengeluarkan
mediator yang kuat seperti Lekotriens. Tromboksan, PAF, dan protein
sitotoksis yang memperkuat reaksi Asma. Keadaan ini menyebabkan
inflamasi yang akhirnya menimbulkan hiperaktivitas Bronkus.
Ada beberapa proses yang terjadi sebelum seseorang mengalami Asma,
diantaranya :
1. Sensitisasi, Yaitu seseorang dengan risiko genetik dan lingkungan apabila
terpajan dengan pemicu (Inducer/Sencitizer) maka akan timbul sensitisasi
pada dirinya.
2. Apabila seseorang yang telah mengalami sensitisasi terpajan dengan
pemacu (Enhancer) maka terjadi proses inflamasi pada saluran napasnya.
Proses inflamasi yang berlangsung lama atau proses inflamasinya berat
secara klinis berhubungan dengan Hiperaktivitas Bronkus.
3. Saat mengalami inflamasi, maka bila seseorang terpajan oleh pencetus
(Trigger) maka akan terjadi serangan Asma (Mengi).

Faktor-faktor pemicunya seperti alergen dalam ruangan, tungau debu


rumah, binatang berbulu, alergen kecoa, jamur, kapang, ragi, serta paparan
asap rokok. Faktor pemacunya seperti Rinovirus, Ozon, pemakaian B2
Agonis. Sedangkan pencetusnya : semua factor pemicu dan pemacu ditambah
dengan aktivitas fisik, udara dingin, Histamin, dan Metakolin.

11
Sehubungan dengan asal usul tersebut, upaya pencegahan Asma dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Pencegahan Primer
Ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayi dengan risiko
Asma (orang tua Asma) dengan cara :
1) menghindari asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan
masa perkembangan bayi/anak.
2) Diet Hipoalergenik ibu hamil, dengan syarat diet tersebut tidak
mengganggu asupan janin.
3) Pemberian ASI ekslusif sampai usia 6 bulan.
4) Diet Hipoalergenik pada ibu menyusui.
b. Pencegahan Sekunder
Ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah
tersensitisasi dengan cara menghindari paparan asap rokok, serta
allergen dalam ruangan terutama tungau debu rumah.
c. Pencegahan Tersier
Ditujukan untuk mencegah manifestasi Asma pada anak yang telah
menunjukkan manifestasi penyakit alergi. Sebuah penelitian multi senter
yang dikenal dengan nama ETAC Study (Early Treatment Of Atopic
Children) mendapatkan bahwa pemberian Setirizin selama 18 bulan
pada anak atopi dengan dermatitis atopi dan IgE spesifik terhadap
serbuk rumput (Pollen) dan tungau debu rumah menurunkan kejadian
Asma sebanyak 50%. Perlu ditekankan bahwa pemberian Setirizin
bukan sebagai pengendali Asma (Controller).

12
D. Faktor Risiko Asma
Secara umum, faktor risiko Asma dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Faktor Genetik
 Hiperaktivitas
 Atopi/ alergi Bronkus
 Faktor yang memodifikasi penyakit genetik
 Jenis kelamin
 Ras/ etnik
2. Faktor Lingkungan
 Allergen di dalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing,
alternaria/jamur, dan lain-lain)
 Allergen di luar ruangan (alternaria, tepung sari)
 Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan, kacang,
makanan laut, susu sapi, telur)
 Obat-obatan tertentu (golongan Aspirin, NSAID,  Bloker, dan lain-
lain)
 Bahan kimia yang mengiritasi (parfum, household spray)
 Ekspresi emosi berlebih
 Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
 Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
 Exercise Induced Asthma, mereka yang kambuh Asmanya ketika
melakukan aktivitas tertentu
 Perubahan cuaca

13
E. Gejala Penyakit Asma
Secara umum gejala penyakit Asma adalah sesak napas, batuk berdahak,
dan suara napas yang berbunyi, dimana seringya gejala ini timbul pada pagi
hari menjelang waktu subuh. Hal ini dikarenakan pengaruh keseimbangan
Hormon Kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi hari.
Penderita Asma akan mengeluhkan sesak napas karena udara saat
bernapas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran napas yang sempit,
hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi pada saat bernapas. Pada
penderita Asma, penyempitan saluran napas yang terjadi dapat berupa
pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara
berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak
tersebut.
Salah satu ciri Asma adalah hilangnya keluhan diluar serangan. Artinya,
pada saat serangan, penderita Asma bisa kelihatan amat menderita (banyak
batuk, sesak napas hebat bahkan sampai tercekik), tetapi diluar serangan
penderita sehat-sehat saja.

F. Faktor Pemicu Terjadinya Asma


Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama terjadinya
penyakit Asma. Bakteri tersebut bernama Endotoxin yang umumnya berada
pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang menimbulkan gejala
Asma. Faktor resiko lain yang dapat memicu penyakit Asma, antara lain :
1. Rokok
2. Bulu binatang
3. Udara dingin
4. Infeksi virus
5. Paparan zat kimia

14
6. Aktivitas fisik
7. Infeksi Paru-Paru dan saluran napas bagian atas
8. Pekerjaan tertentu, seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil
9. Emosi yang berlebihan (tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang
berlarut-larut)
10. Alergi makanan, seperti kacang-kacangan
Adapun penyebab yang memicu munculnya gejala Asma, diantaranya :
a. Aktivitas Fisik Yang Berlebihan
Aktivitas dengan intensitas berat yang membuat kelelahan dapat
menjadi pemicu munculnya Asma. Inilah mengapa penderita Asma
dianjurkan untuk membatasi aktivitasnya, termasuk olahraga yang
berlebih.
b. Polutan Di Lingkungan Sekitar
Adanya polutan di lingkungan sekitar seperti asap kendaraan, rokok,
atau debu juga dapat memicu kambuhnya Asma karena akan membuat
saluran pernafasan menyempit dan terjadi sesak napas. Selain debu dan
asap kendaraan, beberapa hal dari lingkungan seperti serbuk bunga, bulu
hewan, tungau, atau ruangan lembab juga dapat memicu Asma.
c. Mengonsumsi Makanan atau Minuman Dengan Kandungan Sulfit
Makanan atau minuman yang mengandung Sulfit (bahan pengawet)
seperti makanan cepat saji, minuman kemasan sari buah, dan minuman
beralkohol juga dapat memicu munculnya Asma.
d. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Beberapa obat pereda nyeri Anti Inflamasi Non Steroid seperti
Ibuprofen, Aspirin, dan Naproxen, serta obat-obatan penghambat beta
yang umumnya diresepkan kepada penderita Hipertensi atau sakit Jantung
juga menjadi jenis obat yang harus dihindari penderita Asma.

15
G. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien Asma adalah batuk, Dyspne, dan mengi
(Weezing). Pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri pada dada. Pada
penderita yang sedang bebas serangan, tidak ditemukan gejala klinis,
sedangkan pada saat serangan terjadi, tampak penderita bernafas cepat, dalam,
gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan, serta tampak otot-otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras.
Ada beberapa tingkatan pada penderita Asma, yaitu :
1. Tingkat I
Secara klinis normal, tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi
paru. Timbul bila ada factor pencetus baik di dapat alamiah maupun
dengan Test Provokasi Bronkial di Laboratorium.
2. Tingkat II
Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik. Tapi fungsi paru
menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Banyak dijumpai
pada pasien setelah sembuh serangan.
3. Tingkat III
Tanpa keluhan. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan
adanya obstruksi jalan nafas. Penderita sudah sembuh, dan bila obat tidak
diteruskan mudah diserang kembali.
4. Tingkat IV
Pasien mengeluh batuk, sesak nafas, dan nafas berbunyi Wheezing.
Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
5. Tingkat V
Status Asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan
Asma akut yang berat bersifat refractor sementara terhadap pengobatan

16
yang lazim dipakai. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi
jalan nafas yang reversible. Pada Asma yang berat, dapat timbul gejala
seperti kontraksi otot-otot pernafasan, Cyanosis, gangguan kesadaran,
penderita tampak letih, dan Takikardi.

H. Manajemen Pengendalian Asma


1. Pengetahuan
Memberikan pengetahuan pada penderita Asma tentang keadaan
penyakitnya dan mekanisme pengobatan yang akan dijalaninya ke depan
(Gina, 2005)
2. Monitor
Memonitor Asma secara teratur kepada tim medis yang menangani
penyakit Asma. Memonitor perkembangan gejala, hal-hal apa saja yang
mungkin terjadi, terhadap penderita Asma dengan kondisi gejala yang
dialaminya beserta memonitor perkembangan fungsi paru (Gina, 2005)
3. Menghindari Faktor Risiko
Hal yang paling mungkin dilakukan oleh penderita Asma dalam
mengurangi gejala Asma adalah menghindari factor pencetus yang dapat
meningkatkan gejala Asma. Factor risiko ini dapat berupa makanan, obat-
obatan, polusi, dan sebagainya (Gina, 2005)
4. Pengobatan Medis Jangka Panjang
Pengobatan jangka panjang terhadap penderita Asma dilakukan
berdasarkan tingkat keparahan terhadap gejala Asma tersebut. Pada
penderita Asma Intermiten, tidak ada pengobatan jangka panjang. Pada
penderita Asma Mild Intermiten, menggunakan pilihan obat
Glukokortikosteroid Inhalasi dan didukung oleh Teofilin, Kromones, atau

17
Leukotrien. Dan untuk Asma Moderate Persisten menggunakan pilihan
obat .

Berikut penjelasan tentang obat-obat pengontrol Asma :


a. Glukokortikosteroid Inhalasi
Jenis obat ini digunakan selama satu bulan atau lebih untuk
mengurangi gejala inflamasi Asma. Obat ini dapat meningkatkan fungsi
paru, mengurangi Hiperresponsive dan mengurangi gejala Asma serta
meningkatkan kualitas hidup (GINA, 2005).
Obat ini dapat menimbulkan Kandidiasis Orofaringeal, menimbulkan
iritasi pada bagian saluran napas atas dan dapat memberikan efek sistemik,
menekan kerja Adrenal atau mengurangi aktivitas Osteoblast (GINA,
2005).
b. Glukokortikosteroid Oral
Mekanisme kerja obat dan fungsi obat ini sama dengan obat
Kortikosteroid Inhalasi. Obat ini dapat menimbulkan Hipertensi, Diabetes,
penekanan kerja Hipothalamus-Pituitary dan Adrenal, Katarak, Glukoma,
Obesitas dan kelemahan (GINA, 2005).
c. Kromones (Sodium Cromogycate dan Nedocromyl Sodium)
Obat ini dapat menurunkan jumlah Eosin Bronchial pada gejala Asma.
Obat ini dapat menurunkan gejala dan menurunkan reaksi
Hiperresponsive pada imun nonspecific. Obat ini dapat menimbulkan
batuk- batuk pada saat pemakaian dengan bentuk formulasi powder
(GINA, 2005).
d. 2- Agonist Inhalasi
Obat ini berfungsi sebagai Bronkodilator selama 12 jam setelah
pemakaian. Obat ini dapat mengurangi gejala Asma pada waktu malam,

18
meningkatkan fungsi paru. Obat ini dapat menimbulkan tremor pada
bagian Musculoskeletal, menstimulasi kerja Cardiovascular dan
Hipokalemia (GINA, 2005).
e. 2- Agonist Oral
Obat ini sebagai Bronkodilator dan dapat mengontrol gejala Asma
pada waktu malam. Obat ini dapat menimbulkan Anxietas, meningkatkan
kerja jantung, dan menimbulkan tremor pada bagian Muskuloskeletal
(GINA, 2005).
f. Teofiline
Obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala atau pencegahan
Asma Bronkial dengan merelaksasi secara langsung otot polos Bronki dan
pembuluh darah Pulmonal. Obat ini dapat menyebabkan efek samping
berupa mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia dan iritabilitas. Pada
level yang lebih dari 35 mcg/mL menyebabkan Hiperglisemia, Hipotensi,
Aritmia jantung, Takikardi, kerusakan otak dan kematian
g. Leukotriens
Obat ini berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat ini berfungsi untuk
mengurangi gejala termasuk batuk, meningkatkan fungsi paru dan
menurunkan gejala asma (GINA, 2005).

I. Metode Pengobatan Alternatif

Metode pengobatan alternative ini sebagian besar masih dalam

penelitian. Buteyko merupakan salah satu pengobatan alternative yang

terbukti dapat menurunkan ventilasi Alveolar terhadap hiperventilasi paru

penderita Asma, selain itu memperbaiki gejala yang ditimbulkan Asma.

19
Buteyko ini merupakan tehnik bernapas yang dirancang khusus untuk

penderita Asma dengan prinsip latihan teknik bernapas dangkal (GINA,

2005).

20
BAB III

DOKUMENTASI

Gambar 1

Gambar 2

21
Gambar 3

Gambar 4

22
Gambar 5

Gambar 6

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengobatan Asma harus dilakukan secara tepat dan benar untuk


mengurangi gejala yang timbul. Pengobatan Asma memerlukan kerja sama
antara pasien, keluarga, dan Dokternya. Oleh karena itu, pasien Asma dan
keluarganya harus diberi informasi lengkap tentang obat yang
dikonsumsinya ; kegunaan, dosis, aturan pakai, cara pakai, dan efek samping
yang mungkin timbul. Pasien hendaknya juga menghindari factor yang
menjadi penyebab timbulnya Asma. Selain itu, pasien harus diingatkan untuk
selalu membawa obat Asma kemanapun dia pergi, menyimpan obat-obatnya
dengan baik, serta mengecek tanggal kadaluarsa obat tersebut. Hal ini perlu
diperhatikan agar semakin hari kualitas hidup pasien semakin meningkat.

B. Saran

Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit Asma, diharapkan


pembaca dapat lebih mengenali cara penanganannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2022, Desember 6). Penyebab Penyakit Asma. Retrieved Maret 2023, from Natural
Farm The Finest From Nature: https://www.naturalfarm.id/blog/apa-penyebab-
penyakit-asma-berikut-jawabannya-lengkap

H. R. (2021, Januari). Asma. Retrieved Maret 2023, from Academia.Edu:


https://www.academia.edu/7412101/002_makalah_asma

Supari, d. F. (2018, April). Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Retrieved Februari 2023,
from P2PTM.KEMKES.GO.ID:
https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018
/04/
Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengendalian_Asma1.pdf

25
26

Anda mungkin juga menyukai