Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin canggih dan pesat menuntut adanya

keterampilan dan penguasaan terhadap bidang tekhnologi, didunia industri,

konstruksi misalnya dewasa ini telah banyak mengalami kemajuan dimana

banyaknya diciptakan berbagai mesin-mesin perkakas yang lebih canggih mulai

dari operasi manual sampai dengan otomatis. Hal ini memunculkan banyaknya

kendala dan tantangan yang cukup berat, seperti karena canggihnya maka tenaga

operasionalnyapun harus punya pengetahuan dan keterampilan dalam

menjalangkanya, tak cukup dengan itu hasil pekerjaan dituntut dengan kwalitas

yang memenuhi standar, serta banyak hal lain yang intinya menuntut kita untuk

mendapat menjadi tenaga kerja yang propesional.

Hal ini yang paling utama juga perlu diperhatikan yang menjadi factor

penentu berhasil tidaknya suatu pekerjaan yakni kesehatan dan keselamatan kerja,

keselamatan diri sipekerja begitupun keselamatan peralatan yang digunakan.

Melihat kenyataan tersebut maka selaku generasi pelanjut yang nantinya

mau tidak mau harus menghadapi tantangan yang akan datang maka mahasiswa

perlu adanya bekal yang berupa keterampilan yang memadai, dan hal itu dapat

terlaksana dan tercapai jika hanya dengan teori belaka akan tetapi harus dibarengi

dengan banyaknya latihan.

1
Maka dengan demikian dalam mata kuliah laboratirium tekhnik produksi

II mahasiswa harus mengikuti kegiatan praktek sebagai sarana dalam menimbah

pengetahuan dalam menambah keterampilan, terkhusus kepada mahasiswa yang

memiliki program tekhnik produksi maka yang mampu memperlihatkan didrinya

sebagai tenaga kontruksi yang mampu berbuat dan berkarya dengan sesuai

bidangnya tersebut.

B. Tujuan Praktek

Dalam kegiatan prkatek yang diselenggarakan dalam mata kuliah

laboratorium teknik produksi II ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat :

1. Mengetahui peralatan dan alat yang digunakan dalam memproduksi dan

mengerjakan suatu job sheet.

2. Mengetahui tata dan cara pengoperasian alat yang digunakan dalam

bekerja khususnya dalam menyelesaikan suatu job sheet, seperti mesin

bubut, skrap, bor serta tab.

3. Menganalisa langkah kerja dan cara membaca gambar dengan baik dan

benar dalam menyelesaikan suatu job sheet.

4. Membuat atau memproduksi benda kerja seperti yang di intruksikan.

5. memperhatikan segala factor pendukung kelangsunagan dan

kenyamanan dalam bekerja terutama keselamatan dan kesehatan kerja,

serta menghindarkan dirinya untuk tidak terjebak dalam kecelakaan

dalam bekerja.

2
C. Manfaat Praktek

Dengan adanya praktek yang diselenggarakan dalam mata kuliah laboratirium

tekhnik produksi II ini maka mahasiswa nantinya mampu untuk :

1. Menggunakan peralatan dan alat yang digunakan dengan benar dalam

memproduksi dan mengerjakan suatu job sheet.

2. Dapat mengoperasikan alat yang digunakan dengan baik dan benar

dalam bekerja khususnya, menyelesaikan suatu job sheet seperti mesin

bubut, skrap, bor dan tab.

3. Cakap dan mampu dalam menganalisa langkah kerja serta tahu cara

membaca gambar dengan baik dan benar dalam menyelasaikan sustu job.

4. Mampu memproduksi benda kerja seperti yang diintruksikan dengan

tetap menguatamakan kwalitas serta memperkirakan suatu pekerjaanya.

5. Mampu memposisikan serta memperkirakan segal kemungkinan yang

dapat mengganggu konsentrasi kerja, seperti factor pendukung

kelangsungan dan kenyamanan dalam bekerja serta menghindarkan

dirinya untuk tidak terjebak dalam kecelakaan dalam bekerja.

Dengan demikian mahasiswa nantinya dapat menjadi tenaga operasional yang

dapat bersaing dalam dunia kontruksi yang penuh dengan tantangan dimas yang

akan datang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KERJA MESIN

a. Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu dari perkakas yang paling dikenal

dimana produk mesin ini umumnya dalam bentuk selinder. Mesin ini mempunyai

gerak utama berputar dan sumbu utama serta suatu pengubah bentuk dan ukuran

benda kerja dengan jalan menyayat, dan juga dapat mengubah ulir, memotong,

membuat lubang, membuat poros bertingkat, dan lain – lain. Posisi benda sesuai

sumbu mesin dan pahat diam bergerak kekanan atau kekiri searah dengan sumbu

mesin bubut yang menyayat benda kerja.

Pada pelaksanaan praktek Lab. Mesin Perkakas I terdiri dari beberapa

mesin yang digunakan.

1. Mesin Bubut Horisontal (Mesin Standar)

Mesin bubut ini pada umumnya dipakai untuk pengerjaan serbaguna.

Mesin ini termasuk mesin perkakas yang gerakan utamanya berputar,

sedangkan alat pemotongnya adalah pahat yang bergerak sepanjang mesin

dan suatu gerakan yang dapat distel sesuai dengan posisi gerakan yang

dikehendaki. Mesin bubut horisontal terdiri dari dasar dan rangka mesin

dengan konstruksi yang sederhana dimana ram membawa pahat dengan

gerakan berputar sama dengan langkah yang diinginkan.

4
Gambar 1. Mesin Bubut Horisontal

Keterangan :

1. Handle untuk mengembalikan arah putaran

2. Tuas penggerak aksi utama

3. Poros potong bubut

4. Cekam.

5. Handle untuk kunci mor.

6. Pemegang pahat.

7. Eretan atas.

8. Senter kepala lepas.

9. Eretan melintang.

10. Alas mesin.

11. Kepala lepas.

12. Roda tangan untuk memindahkan kepala lepas

13. Tugas pengatur jumlah putaran poros utama.

14. Tuas untuk catuk awal.

5
15. Roda tangan untuk memindahkan support.

16. Lemari kunci.

17. Tuas untuk menjalankan catuk awal.

18. Poros catuk awal.

Bagian – bagian utama mesin bubut :

a) Alas Mesin

Alas mesin adalah kerangka utama dari mesin bubut, yang diatas

kerangka atas tersebut eretan dan kepala lepas bertumpu dan bergerak,

adapun alur alas mesin bertingkat (berbentuk V) atau rata. (Alat Perkakas

Bengkel, Drs. Daryanto, Bina Aksara).

Gambar 2. Alas Mesin

Keterangan :

1. Alur.

2. Pendukung.

3. Jalan eretan dan kepala lepas.

4. Konstruksi kerangka.

6
b) Kepala Tetap

Kepala tetap didalamnya terdapat spindel utama terpasang pada

bantalan, fungsinya untuk memindahkan putaran mesin kebenda kerja.

Spindel harus terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat, pada

umumnya dibagian dalam spindel dibuat berlubang. (Alat Perkakas

Bengkel, Drs. Daryanto, Bina Aksara).

Gambar 3. Kepala Tetap

Keterangan :

1. Mekanisme kecepatan penggerak.

2. Pemilih tingkat kecepatan.

3. Kopling.

4. Pemilih kecepatan sumbu mesin.

5. Sumbu utama.

6. Saklar motor.

7. Saklar motor.

7
c) Kepala Lepas

Kepala lepas dipakai sebagai penyagga benda kerja yang panjang,

mengebor dan meluaskan lubang. Kepala lepas dilengkapi dengan kerucut

morse, gunanya untuk memasang alat – alat yang akan dipasang pada kepala

lepas seperti : bor, reamer, senter jalan, dan lain – lain. Kepala lepas dapat

diangakat pada alas mesin dan dapat dipasang terkunci. Ada kepala lepas

yang selubungnya digerakkan oleh hidrolik atau kompressor udara. Untuk ini

tekanan pada benda kerja sama rata

Gambar 4. Kepala Lepas

8
1. Sumbu. 4. Roda tangan.

2. Penjepit sumbu. 5. Badan kepala lepas.

3. Penjepit badan. 6. Lubang tap.

d) Eretan

Untuk menjepit pahat bubut dapat digunakan eretan atas, eretan ini

berfungsi mengantarkan pahat bubut sepanjang alas mesin, deretan dapat

terbagi menjadi eretan bawah yang berjalan sepanjang alas mesin, eretan

melintang berjalan sepanjang garis tegak lurus terhadap alas mesin dan eretan

atas untuk menjepit pahat bubut dan dapat diputar sesuai dengan sudut yang

dikehendaki (dalam pekerjaan membubut konis). ( Alat Perkakas Bengkel oleh

Drs. Daryanto, Bina Akasara )

Gambar 5. Eretan

Keterangan :

1. Penyetal eretan 3. Eretan melintang

2. Penjepit pahat 4. Sadel

9
5. Pengunci sadel 8. Pemilih kecepatan

6. Poros pembuat ulir

7. Tingkat kecepatan

2. Mesin Bubut Senter

Konstruksi mesin ini lebih cepat dan dilengkapi dengan penghubung

peralatan khusus. Mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak

variasinya dan lebih teliti serta mampu memproduksi lebih besar.

Fungsi utamanya adalah menghasilkan perkakas secara produktif. Mesin ini

terbagi atas model bangku yang dipergunakan untuk benda-benda berdiameter

kecil.

Gambar 6. Mesin Bubut Senter

10
Keterangan :

1. Pegangan roda gigi

2. Kepala tetap.

3. Spindel.

4. Senter kepala tetap.

5. Eretan.

6. Penjepit pahat.

7. Eretan melintang.

8. Eretan komponen eretan atas.

9. Senter kepala lepas.

Adapun alat mesin bubut dan pembubutan pada mesin bubut antara lain :

1). Alat perlengkapan mesin bubut

a. Pahat Bubut

Pahat bubut diguanakan untuk memotong dan menyayat benda kerja

dimana pahat dijepit pada penjepit pahat.

Gambar 7. Pahat Bubut

11
Keterangan :

1. Pahat potong

2. Pahat alur

3. Pahat serong

4. Pahat serong 450

5. Pahat pisau kanan

6. Pahat lurus bulat

7. Pahat ulir luar

8. Pahat rata muka

9. Pahat rata bulat

12
b. Pencekam

Pencekam digunakan untuk memegang benda kerja, pencekam dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pencekam universal, seluruh rahang memperoleh hubungan yang

konsetraris ketika kunci cekam diputar.

2. Pencekam tak tergantung, setiap rahang mempunyai penyetel yang

tak tergantung.

3. Pencekam kombinasi, setiap pencekam mempunyai penyetel yang

tak tergantung dan sebagai tambahan mempunyai hubungan kunci

terpisah yang mengendalikan seluruh rahang.

4. Pencekam gurdi, suatu pencekam secrup yang pada dasarnya

digunakan pada gempa gurdi tetapi sering digunakan pada mesin

untuk menggurdi dan menyetel.

Alat yang digunakan sebagai alat penjepit benda kerja ada

beberapa antara lain :

Gambar 8. Macam – macam Pencekam

13
c. Senter

Alat ini berfungsi untuk memegang titik sumbu dari kedua ujung

benda kerja, dimana kedua ujung benda kerja, dibor sedikit runcing untuk

menempatkan ujung senter tersebut, dimana senter ini memungkinkan

pengerjaan membubut tirus maupun lurus. Adapun alat yang dimaksud

adalah :

1). Senter mati (Senter tetap)

2). Senter Hidup (Senter jalan)

Gambar 9. Senter

14
d. Pembawa

Alat ini dipasang bersama – sama plat pembawa dengan maksud

untuk membawa serta benda kerja supaya ikut berputar seirama sumbu

mesin.

Gambar 10. Plat Pembawa

e. Penyangga

Alat Dikerjakan pada pekerjaan batang bulat yang panjang benda

kerja supaya tidak melengkung kebawah, tetapi tetap lurus kegaris sumbu.

Penyangga ada 2 macam :

Gambar 11. Penyangga Jalan

f. Kartel

15
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur – alur

kecil pada benda kerja dengan maksud supayatidak licin jika dipegang

oleh tangan. (Alat Perkakas Bengkel, Drs. Daryanto, Bina Aksara).

Gambar 12. Kartel

b. Mesin Sekrap.

Mesin sekrap adalah salah satu mesin perkakas yang yang gerak utamanya

adalah bolak – balik, sedangkan benda kerja dipasang pada ragum yang dapat

digeser pada arah yang melintang pada sumbu mesin. Pahat dipasang pada

eretan.

1. Mesin Sekrap Horisontal.

Pada mesin sekrap horisontal pada umumnya dipakai untuk pekerjaan

produksi dan pekerjaan serbaguna. Mesin sekrap horisontal terdiri dari atas dasar

rangka yang mendukung ram horisontal konstruksinya agak sederhana. Ram

yang membawa pahat diberi gerak bolak – balik dan mesin ketam lebih cepat

dari langkah potong sewhingga mengurangi waktu tanpa kerja dari mesin sampai

minimum kepada pahat diujung ram yang dapat diputar melalui sebuah sudut

dilengkapi dengan penghubung untuk mengantar benda kerja pada pengujiannya

pemegang sepeti lonceng diberi engsel untuk memungkinkan pahat naik pada

langkah balik sehingga tidak memgganti kedalam benda kerja. (Alat Perkakas

Bengkel, Drs. Daryanto, Bina Aksara).

16
Gambar 13. Mesin Sekrap Horisontal

Keterangan :

1. Lemari alat.

2. Penopang meja.

3. Dudukan.

4. Meja.

5. Ragum.

6. Pahat.

7. Rumah pahat.

8. Kepala.

9. Tuas dudukan eretan.

10. Sekrup pengunci

11. Lengan.

17
12. Mekanisme dudukan eretan.

13. Skala pengatur lengan.

14. Pengatur lengan.

15. Eretan melintang.

16. Poros dudukan eretan.

17. Tuas tegangan ban mesin.

18. Stater.

19. Pintu penggerak ban.

20. Alas.

Bagian – bagian utama mesin sekrap yaitu :

a. ALas

Berbentuk sebuah kotak besi tuang yang sangat kokoh dan landasan

yang juga sangat kokoh.

b. Penumbuk.

Terbuat dari besi tuang yang ditempatkan pada lentutan pada bagian

kaki (pedestal), pada bagian ujung muka terdapat bagian pemegang pahat.

c. Sadel

Ditempatkan pada luncuran vertikal, bagian muka dan pedestal.

d. Meja.

Dibuat dari beberapa bentuk dan ditempatkan pada luncuran lintang,

pada sadel bisa digerakkan dengan tangan atau dengan otomatis.

e. Catok untuk memegang benda kerja.

18
Catok ini mempunyai model, poros permukaannya bergulir segi

empat yang dapat dikeraskan dengan tangan pada saat menjepit benda

kerja. (Dasar – dasar Teknik Mesin, Drs. daryanto, Bina Aksara).

Gambar 14. Catok Mesin.

f. Pahat Sekrap.

Pahat sekrap terdiri dari :

1. Pahat sekrap sisi, pahat jenis ini digunakan untuk menyerut sisi

atas permukaan benda kerja, biasanya pahat jenis ini digunakan

pada awal penyekrapan.

2. Pahat masuk kedalam / keluar, pahat ini digunakan untuk

membuat kedalaman benda kerja.

3. Pahat kasar lengkung, pahat ini digunakan untuk menyayat

bagian permukaan benda kerja hingga rata.

4. Pahat sekrap sisi kasar, pahat jenis ini digunakan untuk

menyerut bagian sisi samping dari benda kerja dengan tujuan

menghaluskan permukaan benda kerja tersebut.

Pahat sekrap hampir sam dengan pahat bubut, perbedaannya terletak

pada sudut – sudut muka dan sampingnya yang kecil, ini dimaksudkan

19
untuk menghindari getaran – getaran pada pahat atau benda kerja.

Penyayatan pada mesin sekrap jauh lebih lambat dari penyayatan mesin

bubut, bentuk dan besarnya sudut – sudut pahat terbuat sangat penting

karena baik tidaknya hasil penyayatan tergantung dari sebagian cara

mengasah sudut – sudut pahat itu.

Gambar 15. Pahat Sekrap

Mesin sekrap dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai

sepanjang 800 mm, berprinsip nada gerakan utama mendatar, pada

langkah pemakanan akan menghasilkan beram (tatlogam) dari benda kerja,

untuk menyekrap rata pada benda kerja, yang terpasang pada ragum akan

bergerak berlawanan dengan pahat. Panjang langkah diatur dengan

mengubah jalan keliling pasak engkol pada roda gigi penggerak,

karenanya menambah atau mengurangi ayunan engkol. Pemindahan ini

diatur dengan mengatur poros pemutar langkah yang akan memutar roda

gigi kerucut dan menggerakkan batang bergulir.

Selain mesi sekrap, terdapat pula sebuah mesin ketam (planer).

Kegunaan mesin ketam ini pada dasarnya sama dengan mesin sekrap yang

20
akan tetapi untuk pengerjaan yang panjang dan besar, dan pada mesin

ketam ini mejanya yang bergerak maju dan mundur sedangkan pelatnya

yang diam.

g. Meja sekrap.

Meja sekrap dapat diatur naik / turun sesuai dengan bentuk dan

tingginya benda kerja yang akan dikerjakan. Dapat dibagi menjadi 2

bagian :

1. bila tanda kerjanya agak tipis, maka dinaikkan mendekati pahat.

2. bila banda kerjanya agak tinggi, meja diturunkan sampai bidang

atas benda kerja mendekat tingginya ujung pahat.

Gambar 16. Meja Sekrap

h. Ragum.

Alas ragum yang diikat nada meja, umumnya dilengkapi dengan

busur derajat, gunanya untuk dapat menyetek kedudukan ragum sejumlah

derajat yang dikehendaki baik kekiri maupun kekanan. Putaran ragum

kekiri dan kekanan maksimum 90o.

i. Pemegang pahat

21
Pemegang pahat seperti yang terlihat pada gambar bagian

pangkalnya melekat pada pelat penahan pahat, pada ujungnya yang dibuat

tirus dipasang baut pengikat pahat. Pemegang pahat dapat diputar untuk

mempermudah pahat untuk membuat alur dalam digunakan pahat khusus

yang umumnya kecil. Pahat ini dipasang pada sebuah tangkai dan inilah

yang dijepit dalam pemegang pahat. Dalam gambar berikut dapat dilihat

tangkai yang langsung diikat pada pelat.

Gambar 17. Pemegang Pahat

j. Support

Pemegang pahat dipasang pada support. Dibagian atas dihubungkan

langsung dengan eretan. Bila tuas support diputar ke kanan, eretan akan

turun sehingga pahatnya terbawa turun. Sebaliknya jika tuas support

diputar ke kiri, eretan akan naik. Lihat putaran arah anak – anak panah

pada gambar berikut :

22
Gambar 18. Support

Keterangan :

1. Gambar (a) memperlihatkan tuas diputar kekanan eretan turun

ke bawah.

2. Gambar (b) meperlihatkan tuas diputar ke kiri, eretan naik ke

atas.

Kalau diputar secara terus menerus keatas, maka eretan

akan terlepas dari support. Berapa mm turunnya pahat dapat diatasi

dengan busur pembagi pada pangkal tuas tersebut.

k. Langkah lengan.

Pahat digerakkan oleh lengan maju/mundur sesuai dengan besarnya

langkah. Besarnya langkah dapat di baca pada skala langkah. Jika alur

engkol berada tegak lurus berarti lengan berada ditengah-tengah langkah.

Jadi gerak lengan kesamping kiri/kanan masing-masing 1 / 2 langkah.

Lihat gambar berikut ini (a = tap pengatur, b = alur engkol).

23
Gambar 19. Langkah Lengan

c. Mesin Bor

a). Mesin Bor

Mesin bor adalah suatu alat lubang atau alur yang efisien, sebagai

penyayatan pada mesin bor ini dinamaikan mata bor yang mempunyai ukuran

diemeter bermacam-macam

Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang pada benda kerjaan

dengan mesin bor dengan mata bor sebagai pisau penyayatnya, juga

disampimg mengebor pada mesin bor biasa juga dipakai untuk meluaskan

lubang suatu benda kerja, atau perhalusan suatu lubang. Peluasan yang

dipakai disebut “ reamer”. Di dalam pengeboran atau peluasan dengan mesin

bor harus diperhatikan :

- Kelengkungan-kelegkungan mesin bor

- Pelumas

- Jenis bahan yang akan dibor

- Ukuran garis tengah bor

- Arah putaran dan kecepatan putaran mesin bor

- Pencegahan kecelakaan

Mesin bor termasuk perkakas dengan gerakan utama berputar,

fungsi pokok mesin ini ialah untuk lubang pada kerja denagn

mempergunakan bor sebagai alatnya.

24
b). Jenis Mesin Bor

1. Mesin Bor Instrumen

Gambar. 20 Mesin Bor Instrumen

2. Mesin bor meja

Gambar. 21 Mesin Bor Meja.

25
1. Tombol

2. Tuas- penekan

3. tuas-pengikat

4. tuas-mesin-bor

5. meja-mesin-bor

6. penjepit-bor

7. pengaman

8. mur-penyetelan

9. rumah-rumah sabuk

d. Mesin Gerinda

Pada dasarnya mesin gerinda itu berguna untuk menggerinda permukaan

benda kerja sehingga rata dan halus, khususnya untuk mengasah pahat pemotong

dari mesin-mesin perkakas. Bentuk mesin ini ada yang duduk dan ada yang

berdiri, yang dimaksud dengan mesin gerinda duduk adalah yang

pemasangannya dengan cara diikat dengan buat pada bangku kerja, sedangkan

mesin gerinda berdiri ialah mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang

tinggi.

Penggerindaan adalah suatu proses peyayat logam menggunakan batu

gerinda. Penggerindaan ini misalnya digunakan pada pengerjaan penyelesaiaan,

penajamana alat-alat, dan perataan hasil pengelasan.

Adapun cara mesin gerinda yang sering digunakan dalam bengkel mesin

antara lain mesin gerinda bangku, mesin gerinda kaki, mesin gerinda datar,

26
mesin gerinda pembundar. Mesin gerinda kaki bentuknya sama dengan mesin

gerinda bangku, hanya saja dipasang pada kaki.

Gambar. 22 Mesin Gerinda.

Mesin gerinda bangku adalah mesin gerinda yang tetap pada bangku/ meja

kerja. Pada umumnya, mesin gerinda bangku mempunyai bagian-bagian utama

yaitu sebuah motor listrik, dan dua buah batu gerinda yang dipasang langsung

pada as motor listrik, dan dua listrik disebelah kiri dan kanannya.

Untuk keperluan peraktis di bengkel, biasanya pada mesin gerinda bangku

dipasang dua batu yang kekasaranya berbeda, misalnya kasar dan halus atau

keras lunak. Dan secara teknisberlaku bahwa pada gerinda yang lunak digunakan

untuk bahan yang keras begutupula sebaliknya.

Untuk pengesahan yang aman dengan mesin gerigi bangku perlu

memperhatikan beberapa hal :

a. Jika pada mesin gerinda bangku tidak terpasang kaca pelindung

maka pakailah kaca mata pelindung saat menggunakan

27
b. Jarak penahan terhadap batu gerinda harus diperiksa belum

menggunakannya maksimun 3mm.

c. Bila batu gerinda sudah tidak rata dan tidak tajam, perlu diratakan

dan ditajamkan lebih dulu.

1. Bagian-bagian mesin gerinda

pada mesin ini terbuat dari besi tuang dan padanya terpasang motor yang

berporos. Pada kedua ujung poros itu dipasang batu gerinda. Perlengkapan-

perlengkapannya adalah penutup batu gerinda, kaca pelindung dan penahan

atau peyokong. Ketiga alat ini penting sekali diwaktu menggerinda.

Penutup batu gerinda terbuat dari plat baja atau plat besi. Dua pertiga

bagian dari batu gerinda tertutupoleh penutup ini sehingga kita merasa aman

dari putaran batu gerinda. Jiga penutup ini gunanya untuk menapung serbuk

gerinda, sehingga bagian serbuk tadi berhamburan kemana-mana.

Kaca pelindung gunanya untuk melindungi mata pekerja dari sebuk-

serbuk gerinda. Serbuk-serbuk ini panas dan tajam, sangat berbahaya jika

terkena mata. Jikamesin gerinda tak ada kaca pelindungnya, maka pekerja itu

sendiri harus memasangnya. Kaca pelindung ini letaknya dibagian atas depan

batu gerinda yang tak tertutup.

Alat penahan atau peyongkong gunanya untuk menahan atau menjadi

tempat kedudukan benda yang digerinda. Dengan demikian alat ini merupakan

pedoman peletakan ( posisi atau kedudukan ) dan dapat diatur menjauhi atau

memendekati batu gerinda. Alat ini harus diatur sedekat-dekatnya dengan batu

gerinda agar benda yang diasah tidak masuk keselah-selah batu gerinda dan

28
penahan. Jika sela-sela ini terlalu lebar, bukan saja benda kerja tetapi juga jari-

jari kita akan mudah masuk didalamnya dan terbawa pataran batu gerinda.

2. Batu gerinda

penapang roda ( batu ) gerinda yang sering dugunakan untuk mengasa

alat-alat potaong adalah sebagai berikut roda rata, roda pembentuk, roda topi,

roda cakra dan roda silinder.

Roda gerinda merupakan pahat/pisau peyayatnya dari mesin gerinda,

hasil yang bagus dapat dicapai dengan menggunakan tipe yang benar, putaran

roda dalam kecepatan yang sesuai untuk benda kerja yang sedang dikerjakan.

Roda gerinda dibuat dari butiran pengasa dan pelekat. Susunan dan ukuran

butiran pengasa dan macam dari perekat sangat menentukan batu gerinda. Pada

setiap batu gerinda biasanya terdapat bush yang sesuai dengan spindel mesin,

penyekat / pembatas antara flenss dengan batu gerinda yang mana sifat-sifat

roda dari gerinda dituliskan juga disini. Ada dua jenis butiran pengasahan yang

digunakan dalam pembuatan batu gerinda yakni:

a. aluminium oksid

b. Sikon karbid

dibawah ini beberapa gambar batu gerida:

29
Gambar. 23 Macam-macam Batu Gerinda

e. Mesin Gergaji

1) Jenis mesin gergaji

Fungsi utama mesin gergaji iala untuk memotong benda kerja dalam

jumlah banyak. Macam mesin gergaji adalah sebagai berikut: mesin gergaji

datar, mesin gergaji pita, mesin gegaji bundar.

a) Mesin Gergaji sengkang

Gambar. 24 Mesin Gergaji Sengkang

Keterangan Mesin Gergaji Sengkang :

a. Tuas apit moncong

b. moncong yang dapat digeser-geserkan

c. bahan batang

d. daun gergaji

e. bingkai gergaji

f. hantaran bingkai gergaji

30
g. pipa alat pendingin

h. perkakas angkat

i. tumpuan

j. pemengan tumpuan yang dapat diubah-ubah

b) Mesin Potong Piring Gesekan

Gambar. 25 Mesin Potong Piringan Gesek

2) Mekanik penggergajian

Perputaran motor dihubungkan oleh sebuah sabuk pada roda penerus

dihubungkan dengan roda gigi penghubung, poros roda gigi penghubug

memutar keping penggerak menggerakka batang penggerak sehingga

menghasilkan gerakan mundur maju pada sengkan gergaji. Batang

penggerak ini terpasang pada suatu alur keping penggerak dan diikat oleh

31
sebuah baut dan mur (gerakannya eksentrik) di mana alur ini merupakan

pengatur panjang langkah sengkang gergaji.

Jika panjang batang penggerak dipasang dekat sumbu keping

penggerak, maka sengkang gergaji akanbergerak pendek, makin panjanglah

gerakan sengkan maka pengaturan panjang langkah ini dilakukan dengan

cara mengendor mur pengikatnya kemudian menggeserkan batang

penggerak itu pada suatu dudukan yang kita kehendaki.

3) Daun Gergaji

Ukuran daun gergaji mesin berbeda ukuran, panjang, lebar dan

tebalnya melebihi panjang, lebar, dan tebal daun gergaji tangan, pada

umumnya bergigi tunggal, sifatnya kakuh dan mudah patah, banyaknya gigi

antara 6-14 gigi tiap inci, kebanyakan letak giginya bersilang-silang (zig-

zag) hal ini untuk menghindari macetnya gergaji utama pada waktu

menggergaji benda kerja yang dipotong. Di dalam pemasangan daun gergaji

mesin pada sengkanganya giginya harus menghadap kebelakang atau ke

arah mesin, hal ini dimaksud agar:

 Gaya potongan tertuju pada benda mesin

 Gigi gergaji tidak mencekam benda kerja hingga melintang dan

patah karena tekanan pemakanan.

Memasang daun gergaji pada sengkangnya jangan terlalu tengang,

terutama apabila hendak momotong benda kerja yang berukuran besar, hal

32
ini akan megakbatkan patahnya gergaji karena pemuainya terbatasa

sehingga melintang.

Daun gergaji untuk gergaji tangan dan gergaji sengkang merupakan

perkakas bangunan, daun gergaji tangan dan sengkan tidak tidak pernah

diasah kembali setelah dau itu menjadi tumpul karena pemakainnya, akan

tetapi sebaliknya gergaji lingkaran diasah kembali. Tempat basuh asah

terhadap pusat gergaji yang akan diasah menentukan besarnya sudut

sayatan.

33
Gambar. 26 Daun Gergaji

B. KERJA BANGKU

Kerja bangku adalah pengerjaan benda kerja yang dilakukan diatas bangku

kerja sebagai wadah atau tempat untuk mengerjakannya. Pada kerja banku ini

benda dikerjakan secara manual, jadi disini dituntut keterampilan,kesabaran serta

keterampilan maasiswa yang tinggi.

Bangku kerja adalah bangku tempat pengerjaan benda kerja sekaligus

sebagai tempat bagi alat alat yang digunakan. Adapun alat alat yang digunakan

dalam kerja bangu antara lain sbb :

 Ragum

 Kikir

 Gergaji tangan

 Mistar ingsut

 Mistar siku

 Mistar baja

34
 Penggores

 Penitik

 Palu

 Sikat kuningn

 Kuas

Adapun penjelasan alat tersebut diatas sbb :

a) Ragum

Ragum adalah alat yang berfungsi untuk menjepit benda kerja. Ragum

biasanya terbuat dari besi tuang lunak dan juga baja tempa kuat. Benda kerja

dijepit pada ragu agar supaya sewaktu digergaji atau dikikir tidak bergerak.

Gambar. 27 Ragum

b) Kikir

Pemakaian alat ini bertujuan untuk memotong permukaan bahan atau

mengikis benda kerja sedikit demi sedikit sehingga permukannya menjadi

halus.

Kikir terdiri dari beberapa macam yaitu :

a. Kikir bulat.

b. Kikir rata.

c. Kikir setengah bulat.

35
d. Kikir persegi.

Gambar. 28 Macam-Macam Kikir

c) Gergaji tangan

Gegaji tangan ini digunakan untuk memotong benda atau mengurangi

tebal dari benda kerja yang nantinya akan dikerja lagi.

Gambar. 29 Gergaji Tangan

d) Mistar ingsut / caliper

Jangka sorong adalah termasuk alat pemeriksa yang teliti. Dengan

mistar sorong dapat mengukur teliti 1/10 mm dan 1/128 inch. Pada beberapa

mistar sorong macam lain dapat mengukur ketelitian sampai 1/20 mm dan

1/128 inch.

36
Selain itu mengukur ukuran luar dan ukuran dalamnya, mistar sorong

ini dapat pula digunakan untuk mengukur didalam benda kerja. Pada bilah

pengukur terdapat bagian metris (mm) dan pembagian dalam ukuran inggris

(inch).

Pembagian – pembagian teliti mencapai hingga 0, 1 mm dan 1/128”

dapat dilakukan oleh pembagian nonius, pada kaki jangka yang dapat

digeser kekanan dan kekiri. Pengukuran menurut pembagian ukuran metris,

nonius terdiri dari pembagian 9 mm terbagi dalam 10 bagian, jadi tiap

bagian nonoius adalah 0,9 mm dan untuk ukuran inggris, nonius terdiri dari

pembagian 7/16 inch yang terdiri dari 8 bagian, jadi tiap bagian nonoius

1/16 inchdibagi 8 sama dengan 1/128 inch.

Pembacaan ukuran jangka sorong adalah sebagai berikut, pertama kali

yang kita baca adalah skala utama yang terletak sebelah kiri dari skala

vernier kaliper. Pada skala utama terlihat 19 bagian atau 19 mm,.

Selanjutnya perhatikan skala vernier kaliper. Dalam gambar berikut skala

vernier kaliper terletak pada garis kelima dari skala yaitu didalam garis yang

bersatu pada sakal utama dan pertunjukan iniu kita baca lima bagian atau

0,5 mm, selanjutnya pembacaan dijumlahkan sama – sama dua dimensi,

oleh karena itu pembacaannya adalah 19 mm + 0,5 mm.

37
Gambar. 30 Mistar Ingsut

e) Mistar siku

Mistar siku merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa

kelurusan benda kerja, melihat kesikuan benda kerja, dan untuk memeriksa

keejajaran antara garis dengan peralatan bantu dalam membuat garis pada

benda kerja.

Gambar. 31 Siku

f) Mistar baja

Mistar baja merupakan salah satu alat ukur dalam kerja bangku. Skala

terkecil alat ukur ini adalah 0,5mm. Alat ini digunakan untuk mengukur

permukaan datar. Panjang mistar baja ini beraneka ragam antara lain 30cm,

60cm, dan ada yang 100cm.

Gambar. 32 Mistar Baja

g) Penggores

38
Penggores dibuat dari baja perkakas yang digunakan untuk menggores

permukaan benda kerja sehingga dihasilkan goresa atau garis gambar pada

permukaan benda kerja.

Gambar. 33 Penggores

h) Penitik

Penitik adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda pusat dari

suatu benda atau untuk memberi kejelasan dari gambar kerja.

Gambar. 34 Penitik

i) Palu

Palu adalah alat yang berfungsisebagai pemukul pada kerja

pemotongan dengan pahat, menempa dingin, membuat tanda dan pekerjaan

peukulan lainnya.

Gambar. 35 Palu

j) Kuas

39
Kuas merupakan alat yang mirip dengan sapu tetapi bentuknya lebih

kecil. Alat ini biasa digunakan untuk membrsihkan kotoran kotoran besi

yang ada pada ragu atau alat lainnya.

40
BAB III

SOAL JAWAB DAN PELAKSANAAN PRAKTEK

A. Soal Jawab

1. Jelaskan cara memasang pahat pada eretan atas!

Jawab: Mula-mula penjepit dibuka, pasang pahat sesuai dengan jenis

pengerjaan selanjutnya ratakan pahat dengan senter jalan dan bila belum

tepat pada posisi senter tambahkan pelapis berupa palat tipis pada pahat

sehingga posisinya senter dan terakhir kunci kembali penjepit dengan kuat.

Pahat siap digunakan untuk melakukan pengerjaan.

2. Tuliskan tiga bagian utama eretan dan jelaskan fungsi masing-masing

bagian tsb.

Jawab: - penjepit pahat digunakan untuk menjepit pahat yang akan

digunakan pada suatu proses pengerjaan,

- Eretan atas digunakan untuk menyetel posisi penjepit dari posisi kanan

ke kiri dan sebaliknya.

- Eretan melintang diigunakan untuk mengatur posisi penjepit dari posisi

belakang ke depan dan sebaliknya.

3. Jelaskan fungsi kepala tetap dan tuliskan alat yang dapat dipasang pada

spindel kepala tetap!

Jawab: Kepala lepas dipakai sebagi penyangga benda kerja yang panjang,

mengebor dan meluaskan lubang, kepala lepas dilengkapi dengan kerucut

morse, gunanya untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala

lepas seperti; bor, reameter, senter jalan dan lain-lain.

41
4. Jelaskan fungsi kepala tetap dan tuliskan alat yang dapat dipasang pada

spindel kepala tetap!

Jawab: Di dalam kepala tetap, spindel utama terpasang pada bantalan,

fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja, spindel harus

terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat dan pada umumnya bagain

dalam spindel dibuat berlubang.

B. Pelaksanaan Praktek

1. Kerja Mesin

a. Nama Job I :

Bubut Rata, Alur, dan Mengulir Ganda.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktek adalah besi ST 40 dengan

diameter 1”= 25.4 mm dan panjang 100 mm.

c. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam bubut rata,alur, konis, dan

mengulir adalah :

1) Mesin gergaji

2) Mesin bubut dan perlengkapannya

3) Kunci pas dan kunci cak.

4) Pahat bubut dan pahat ulir

5) Mistar ingsut/jangka sorong

6) Sney

42
7) Penggores

8) Center

9) Kuas

10) Oli pelumas

d. Keselamatan kerja

1) Mahasiswa yang melakukan praktek agar memakai baju praktek.

2) Gunakan kaca mata pengaman, sarung tangan, dan sepatu kerja.

3) Jangan mencoba menjalankan/ menyetel mesin bilamana anda tidak

mengerti/ menguasai.

4) Yakinlah mesin dalam keadaan normal sebelum dijalankan.

5) Simpanlah peralatan di tempat yang aman.

6) Jangan merubah arah perputaran mesin atau kecepatan mesin apabila

sedang berjalan (ON).

7) Jika terjadi masalah pada pekerjaan, tanyakan pada instruktur dan

dosen yang bersangkutan

8) Membersihkan, merapikan dan meletakkan benda kerja pada

tempatnya

e. Langkah kerja

1) Pembubutan

a) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b) Potong bahan dengan ukuran 110 mm dengan menggunakan mesin

gergaji.

43
c) Periksa ukuran benda kerja (Ø 1”x 100 mm) dan tandai bagian

yang akan dikerjakan.

d) Pasang benda kerja pada plat pencekam dengan mengguankan

kunci cak.

e) Pasang pahat bubut setinggi senter.

f) Pasang mata bor pada kepala lepas.

g) Nyalakan mesin / Tekan tombol ON.

h) Ratakan permukaan benda kerja dengan terlebih dahulu membuat

lubang senter pada salah satu ujung benda kerja.

i) Membubut melintang benda kerja (membubut kasar) sampai

diameter 24 mm, kemudian bubut halus hingga didapatkan

diameter 22 mm sepanjang 100 mm.

j) Beri tanda pada benda kerja dengan jarak 80 mm dari ujung benda

kerja, kemudian lakukan pembubutan melintang (bubut kasar)

hingga didapatkan diameter 19 mm. setelah itu lakukan

pembubutan halus sampai diameter 18 mm.

44
k) Beri tanda pada benda kerja dengan jarak 16 mm dari ujung benda

kerja kemudian lakukan pembubutan melintang (bubut kasar)

sampai diameter 15 mm. Lakukan pembubutan halus sampai

diameter 14 mm.

l) Pada saat pembubutan jangan lupa ukur benda kerja dengan

menggunakan jangka sorong/mistar ingsut agar tidak kurang dari

ukuran.

m) Matikan mesin dan balik benda kerja untuk pembubutan melintang

berdiameter 20 mm sepanjang 15 mm dari ujung benda

45
n) Stel pahat bubut dengan kemiringan 45o

o) Cemper ujung benda kerja (seperti gambar) dengan ukuran 1x45o.

2) Pengaluran

a) Jepit benda kerja yang berdiameter 20 mm pada plat pencekam

dengan menggunakan kunci cak.

b) Ganti pahat bubut dengan pahat alur

c) Beri tanda pada benda kerja sepanjang 4 mm dengan jarak 76 mm dari

ujung benda dan sepanjang 5 mm dengan jarak 8 mm dari ujung benda

kerja kemudian lakukan pengaluran hingga mencapai diameter 10 mm.

3) Penguliran

a) Siapkan alat dan bahan untuk penguliran.

46
b) Beri tanda pada benda kerja yang akan diulir dengan ukuran

panjang 60 mm dan diameter 18 mm dan jepit benda kerja pada

plat pencekam.

c) Stel mesin bubut untuk penguliran ganda.

d) Hidupkan mesin dan lakukan penguliran secara otomatis sepanjang

60 mm

e) Ukur hasil penguliran dengan mengunakan mal ukur.

f) Lumasilah benda kerja pada saat penguliran sedang berlansung.

g) Matikan mesin bila penguliran telah selesai.

4) Penyekrapan

a) Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses penyekrapan.

b) Beri tanda pada benda kerja yang akan disekrap pada bagian yang

berdiameter 20 mm.

c) Jepit benda kerja pada ragum mesin, hidupkan mesin dan jalankan

secara otomatis.

47
d) Lakukan penyekrapan sampai pada batas yang telah diberi tanda

dan lanjutkan pada sisi yang lain hingga berbentuk persegi empat

yang sama rata.

e) Setelah selesai penyekrapan matikan mesin dan bersihkan.

f) Setelah selesai semua kumpul benda kerja pada dosen

pembimbing.

Nama Job II :

Baut dan Mur Segi Empat.

a. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktek adalah besi ST 40 dengan

diameter 1”= 25.4 mm dan panjang 100 mm.

b. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam bubut rata,alur, konis, dan

mengulir adalah :

1) Mesin gergaji

2) Mesin bubut dan perlengkapannya

3) Kunci pas dan kunci cak.

4) Pahat bubut dan pahat ulir

5) Mistar ingsut/jangka sorong

48
6) Sney

7) Penggores

8) Center

9) Kuas

10) Oli pelumas

c. Keselamatan kerja

1) Mahasiswa yang melakukan praktek agar memakai baju praktek.

2) Gunakan kaca mata pengaman, sarung tangan, dan sepatu kerja.

3) Jangan mencoba menjalankan/ menyetel mesin bilamana anda tidak

mengerti/ menguasai.

4) Yakinlah mesin dalam keadaan normal sebelum dijalankan.

5) Simpanlah peralatan di tempat yang aman.

6) Jangan merubah arah perputaran mesin atau kecepatan mesin apabila

sedang berjalan (ON).

7) Jika terjadi masalah pada pekerjaan, tanyakan pada instruktur dan dosen

yang bersangkutan

8) Membersihkan, merapikan dan meletakkan benda kerja pada tempatnya

d. Langkah kerja

1) Pembubutan

a) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b) Potong bahan dengan ukuran 100 mm dengan menggunakan mesin

gergaji.

49
c) Periksa ukuran benda kerja (Ø 1”x 100 mm) dan tandai bagian yang akan

dikerjakan.

d) Pasang benda kerja pada plat pencekam dengan mengguankan kunci cak.

e) Pasang pahat bubut setinggi senter.

f) Pasang mata bor pada kepala lepas.

g) Nyalakan mesin / Tekan tombol ON.

h) Ratakan permukaan benda kerja dengan terlebih dahulu membuat lubang

senter pada salah satu ujung benda kerja.

i) Membubut melintang benda kerja (membubut kasar) sampai diameter 24

mm, kemudian bubut halus hingga didapatkan diameter 23 mm sepanjang

100 mm.

j) Beri tanda pada benda kerja dengan jarak 70 mm dari ujung benda kerja,

kemudian lakukan pembubutan melintang (bubut kasar) hingga didapatkan

diameter 11 mm. setelah itu lakukan pembubutan halus sampai diameter

10 mm.

50
k) Stel pahat bubut dengan kemiringan 45o

l) Cemper ujung benda kerja (seperti gambar) dengan ukuran 1x45o.

2) Penguliran

h) Siapkan alat dan bahan untuk penguliran.

i) Beri tanda pada benda kerja yang akan diulir dengan ukuran

panjang 65 mm dan diameter 10 mm dan jepit benda kerja pada

plat pencekam.

j) Stel mesin bubut untuk penguliran ganda.

k) Hidupkan mesin dan lakukan penguliran M10x1.5 secara otomatis

sepanjang 65 mm.

l) Ukur hasil penguliran dengan mengunakan mal ukur.

m) Lumasilah benda kerja pada saat penguliran sedang berlansung.

n) Matikan mesin bila penguliran telah selesai.

3) Pembagian benda untuk Mur dan Baut.

51
a) Lepas benda kerja pada mesin bubut.

b) Tandai benda dengan membagi menjadi dua bagian yang

berdiameter 23 mm.

c) Potong benda yang telah diberi tanda tadi dengan mnggunakan

gergji.

d) Ratakan kedua potongan tersebut hingga mencapai ukuran 80 mm

untuk baut dan 8 mm untuk Mor.

4) Pengeboran

a) Pasang Baut pada cekam mesin bubut

b) Ganti senter dengar mata bor berdiameter 8.5 mm

c) Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran

5) Penyekrapan

g) Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses penyekrapan.

h) Beri tanda pada benda kerja yang akan disekrap pada bagian yang

berdiameter 23 mm.

52
i) Jepit benda kerja pada ragum mesin, hidupkan mesin dan jalankan

secara otomatis.

j) Lakukan penyekrapan sampai pada batas yang telah diberi tanda

dan lanjutkan pada sisi yang lain hingga berbentuk persegi empat

yang sama rata.

k) Setelah selesai penyekrapan matikan mesin dan bersihkan.

6) Ulir dalam

1) Gunakan Snei untuk membuat ulir dalam.

2) Setelah selesai semua kumpul benda kerja pada dosen pembimbing.

53
KERJA BANGKU

a. Membuat kunci Tang

b. Bahan / material

c. Besi strip ukuran 140 mm x 24 mm x 5 mm

d. Alat dan mesin yang digunakan

1) Ragum

2) Gergaji tangan

3) Kikir

4) Palu

5) Peniti / penggores

6) Mistar ingsut

7) Mistar siku

8) Mistar baja

9) Jangka

10) Mesin bor

11) Mata bor diameter 6, 8, 10.

e. Keselamatan kerja

a. perhatikan petunjuk dosen pembibing sebelum melakukan praktek kerja

b. gunakan alat dan mesin sesuai dengan fungsinya

c. pakailah alat pengaman seperti pakain praktek, sepatu dan sarung

tangan

d. jangan memegang beram hasil pemakanan bor atau kikir dengan tangan

tanpa sarung tangan karena dapat membahayakan apabila kita

menyentuhnya tanpa kaos tangan dan langsung menyentuh mata.

54
e. Ikutilah langkah kerja dalam pekerjaan dengan tertib dan tetap

konsentrasi

f. Bersihkan alat dan mesin yang telah digunakan setelah bekerja

g. Simpan alat yang telah digunakan pada tempatnya

f. Langkah kerja

a) Sediakan alat dan bahan

b) Tempel kedua bahan dengan pengeLasan pada ujung benda kerja

untuk memudahkan pengikiran

c) bentuk benda kerja dengan gergaji dan kikir sampai ukuran dan

bentuknya menyerupai gambar

55
d) Kikirlah permukaan hingga benda kerja menjadi halus kemudian kikir

pula kedua sisi permukaan benda kerja sehingga tebalnya mencapai 4

mm.

e) setelah mencapai ukuran yang telah ditentukan lakukan pengeboran dan

pelepasan las.

f) Haluskan bekas pengelasan dengan menggunakan kikir.

g) Gabungkan keduanya dengan menggunakan baut 8

h) Bengkokkan benda seperti gambar (tampilan samping)

56
a. Membuat Palu-Palu tripleks

b. Bahan / material

Bahan yang digunakan dalam praktek adalah besi ST 40 dengan diameter

1”= 20 mm dan panjang 90 mm.

c. Alat dan mesin yang digunakan

1) Ragum

2) Gergaji tangan

3) Kikir

4) Palu

5) Peniti / penggores

6) Mistar ingsut

7) Mistar siku

8) Mistar baja

9) Jangka

10) Mesin bor

11) Mata bor diameter 6, 8, 10.

g. Keselamatan kerja

a. perhatikan petunjuk dosen pembibing sebelum melakukan praktek kerja

b. gunakan alat dan mesin sesuai dengan fungsinya

c. pakailah alat pengaman seperti pakain praktek, sepatu dan sarung tangan

d. jangan memegang beram hasil pemakanan bor atau kikir dengan tangan

tanpa sarung tangan karena dapat membahayakan apabila kita

menyentuhnya tanpa kaos tangan dan langsung menyentuh mata.

57
e. Ikutilah langkah kerja dalam pekerjaan dengan tertib dan tetap

konsentrasi

f. Bersihkan alat dan mesin yang telah digunakan setelah bekerja

g. Simpan alat yang telah digunakan pada tempatnya

d. Langkah kerja

a. Sediakan alat dan bahan

b. Jepitlah salah satu ujung benda kerja pada ragum

c. Potonglah benda kerja dengan gergaji sampai bentuk dan ukuran

menyerupai gambar dibawah.

d. selanjutnya lakukan pengeboran, untuk ganggang palu-palu.

58
e. kemudian buatlah gagang palu-palu sepanjang 200 mm diameter terbesar

25, dan satukan keduanya.

f. haluskan ganggang dankuatkan. Kumpul benda kerja.

59
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kerja mesin adalah suatu proses merubah benda bulat atau selinder

menjadi bentuk virus, alur, ulir dalam (tab), membuat lubang dan

sebagainya dimana proses pengerjaanya menggunakan mesin-mesin

perkakas seperti mesin bubut, mesin sekrap dan mesin bor.

2. pada proses kerja mesin ini, selain menggunakan mesin perkakas juga

menggunakan alat yang proses kerjanya secara manual seperti tab untuk

membuat ulir dalam

3. Mengetahui dan mampu mengoperasikan/menggunakan mesin/alat sesuai

fungsi dan kegunaannya.

4. khusus dalam proses praktek kerja mesin laboratorium tekhnik produksi II,

mesin-mesin yang digunakan adalaha mesin bubut dan mesin sekrap serta

mesin bor

5. selain itu pada praktek ini alat yang digunakan yaitu mesin bubut. Adapun

jobset yang dikerjakan pada laboratorium teknik produksi II yaitu

membuat bubut rata, alur, konis, dan mengulir.

6. Dengan kegiatan praktek kerja mesin dapat memberikan pengetahuan dan

keahlian dalam bidang mesin.

60
B. Saran-Saran

1. Perlunya peningkatan kualitas pada sarana dan prasarana.

2. Perhatikanlah aturan-aturan yang ada pada workshop dan taatilah.

3. Sebaiknya penggunaan material yang harus tetap diperhatikan sehingga

tidak merusak mesin yang digunakan.

4. Dalam membuat benda kerja, perhatikanlah petunjuk pengerjaan yang

diberikan oleh dosen pembimbing.

5. Gunakan alat keselamatan kerja dalam kegiatan praktek.

6. Sebelum membuat benda kerja, sebaiknya digambar dulu benda kerja yang

akan dibuat.

7. Jalanilah kerja sama yang baik dengan dosen pembimbing dan seluruh

pegawai Laboratorium Teknik Mesin Universitas Negeri Makassar.

61
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2002. Mesin Perkakas Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekawati Mahlina.2001.Mesin Perkakas dan Perbengkelan. Makassar: ATI.

Solih R. 1999.Pekerjaan Logam Dasar. Bandung: Armico.

BM, Subakty dan Kasman, 1976, Mesin Bubut, Jakarta.

BH. Amsted, 1991, Teknologi mekanika II, Erlangga Jakarta.

Daryanto, 1987, Alat Perkakas Bengkel, Bina Aksara, Jakarta

Elias, 1978, Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais, Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Sarjono, Wiganda, 1997, Teknologi Mekanik I, Jakarta : Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

62

Anda mungkin juga menyukai