Uji Biokimia Enzim Katalase
Uji Biokimia Enzim Katalase
24 Oktober 2019
I. TUJUAN
a. Dapat menjelaskan tentang sistem kerja enzim katalase
b. Dapat menjelaskan tentang pengaruh faktor suhu dan pH terhadap aktivitas enzim
Katalase
c. Dapat mengetahui reaksi pemecahan molekul H2O2
II. DASAR TEORI
1. Temperatur (suhu)
Enzim memiliki sifat termolabil, yang artinya aktivitas enzim selau dipengaruhi
oleh suhu. Aktivitas tersebut akan terus meningkat sampai dengan batas suhu tertentu.
Batas suhu dinamakan dengan suhu optimum, ketika enzim berada di bawah suhu
optimum maka kerja enzim akan terhambat.
Kenaikkan suhu akan meningkatkan aktivitas enzim. Akan tetapi, jika suhu
melebihi batas optimum maka enzim akan mengalami denaturasi atau kerusakan.
Sehingga hal tersbut dapat menyebabkan enzim tidak akan berfungsi sebagai katalis
lagi. Contohnya enzim yang dimiliki manusia mempunyai suhu optimum 350C –
450C, sedangkan enzim pada bakteri yang hidup di dalam air panas mempunyai suhu
optimum 700C atau bahkan lebih.
Peningkatan suhu dapat meningkatkan laju tumbukan yang terjadi antara enzim
dengan molekul substrat, sehingga dapat meningkatkan laju pembentukkan kompleks
enzim substrat serta dapat meningkatkan kecepatan reaksinya.
Inhibitor kompetitif, yaitu molekul penghambat kerja enzim yang dapat bekerja
dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif atau dapat juga
disebut dengan inhibitor irreversible akan berikatan dengan sangat kuat pada sisi aktif
enzim. Pengikat ini akan berlangsung secara bolak balik sehingga persentase
penghambat untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang apabila substratnya
bertambah. Jadi, inhibitor kompetitif dapat dihilangkan dengan cara menambah
konsentrasi substratnya.
Sebagai contoh yaitu melibatkan enzim yang paling berlimpah, riboluse bifosfat
karboksilase, enzim –penambat CO2 pada C3 fotosintesis, dalam proses tersebut
molekul-molekul O2 bersaing dengan molekul-molekul CO2 untuk sisi aktif. Contoh
lainnya yakni sianida yang terlarut dalam darah bersaing dengan oksigen dengan
tujuan untuk berikatan dengan sisi aktif hemoglobin.
Inhibitor nonkompetitif, yaitu inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim
(selain sisi aktif enzim). Inhibitor nonkompetitif dapat juga disebut dengan molekul
penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif
enzim. Hal inilah yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat
berfungsi kembali, sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.
Inhibitor jenis ini tidak dapat dihilangkan meskipun dengan menambahkaan substrat.
Ag+, Hg2+, dan Pb2+ dapat dilihat sebagai contoh dari inhibitor nonkompetitif.
III. METODE
A. Alat dan Bahan
- Beaker Glass
- Gelas ukur
-Pipet tetes
-Gelas erlenmeyer
-Hot plate
-Timer
-Akuades
-Kentang mentah
-Larutan buffer
-Larutan H202 1%
B. Cara Keja
a. Percobaan Pengaruh Suhu terhadap aktivitas Enzim
- Menyiapkan dua erlenmeyer yang kemudian mengisi dengan larutan H202 1%
sebanyak 40 ml dan filtrat enzim katalase sebanyak 5 ml
- Menghomogenkan larutan tersebut kemudian memanaskan dalam suhu 45 derajat
celcius menggunakan hot plate. Membiarkan larutan yang satunya dalam suhu 27
derajat celcius.
-Mencatat dan mengukur aktivitas enzim katalase.
b. Percobaan Pengaruh pH terhadap aktivitas Enzim
- Menyiapkan beaker glass dengan volume 100 mL
-Menuangkan filtrat enzim katalase sebanyak 10 mL dan menambah larutan buffer
sebanyak 30 mL, kemudian mencampurkannya dalam gelas erlenmeyer dan
menambahkan 40 mL larutan H2O2 1%
-Mengamati dan mencatat hasilnya.
Ada beberapa faktor yag mempengaruhi enzim yaitu, pengaruh suhu dimana suhu
optimum untuk dapat mengurangi aktivitas enzim sedangkan diatas suhu optimum
maka dapat menyebabksan denaturasi pada enzim dan mematikan kerja enzim.
Pengaruh pH optimum yang khas. pH akan mengalami denaturasi jika pH jauh di atas
pH optimum. Konsentrasi enzim pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya
konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan kerja reaksi enzim. Dengan kata lain
konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerja enzim. Konsentrasi substrat pada
konsentrasi enzim tetap, peningkatan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan
reaksi enzimatis sampai mencapai kecepatan maksimum..
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai spesifik yaitu hanya mengkatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2.
H2O2 ------> H2O + O2
Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah kentang. Kentang dihaluskan
menggunakan blender kemudian disaring dengan penyaring. Sebanyak 5 mL filtrat
kentang tersebut kemudian dicampur dengan 40 mL H202 dan dimasukan dalam
erlenmeyer. Setelah filtrat dibiarkan pada suhu 27 ºC dan 37ºC. Keduanya sama-sama
tidak mengalami perubahan warna dan terjadi pertambahan gas. Akan tetapi pada
suhu 37ºC pertambahan gelembung lebih banyak. Hal ini merupakan akibat dari
pemanasan, gelembung-gelembung tersebut menandakan adanya gas oksigen yang
merupakan hasil penguraian dari H2O2 menjadi H2O dan O2.
Kemudian larutan penguji yang berbeda mulai dari H2O2 hingga asam dan basa kuat
yang diuji juga menghasilkan hasil yang berbeda. Hal itu berkaitan dengan
ketahanaan enzim tersebut terhadap pH dengan kadar tertentu. Bisa terlihat pada hasil
pengamatan saat ekstrak kentang di tetesi dengan buffer pH 4 tidak terbentuk
gelembung, namun terbentuk gelembung pada saat ekstrak kentang ditetesi dengan
buffer pH 7. perubahan pH dapat mempengaruhi karena dapat mempengaruhi
perubahan asam amino pada saat sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif
bergabung dengan substratnya. pH enzimoptimum berbeda-beda tergantung jenis
enzimnya
VI. KESIMPULAN
1. Sistem kerja Enzim katalase yaitu mempercepat pemisahan molekul H2O2 menjadi
H20 dan O2
2. - . Temperatur (suhu)
Enzim memiliki sifat termolabil, yang artinya aktivitas enzim selau dipengaruhi
oleh suhu. Aktivitas tersebut akan terus meningkat sampai dengan batas suhu tertentu.
Batas suhu dinamakan dengan suhu optimum, ketika enzim berada di bawah suhu
optimum maka kerja enzim akan terhambat.
Kenaikkan suhu akan meningkatkan aktivitas enzim. Akan tetapi, jika suhu
melebihi batas optimum maka enzim akan mengalami denaturasi atau kerusakan.
Sehingga hal tersbut dapat menyebabkan enzim tidak akan berfungsi sebagai katalis
lagi. Contohnya enzim yang dimiliki manusia mempunyai suhu optimum 350C –
450C, sedangkan enzim pada bakteri yang hidup di dalam air panas mempunyai suhu
optimum 700C atau bahkan lebih.
Peningkatan suhu dapat meningkatkan laju tumbukan yang terjadi antara enzim
dengan molekul substrat, sehingga dapat meningkatkan laju pembentukkan kompleks
enzim substrat serta dapat meningkatkan kecepatan reaksinya.
Putri, W.D., Haryadi, Marseno,D.W., dan cahyanto, M.N. 2012. isolasi dan
karakterisasi Bakteri Asam Laktat Amiklotik Selama Fermentasi Growol
Makanan Tradisional Indonesia. Jurnal teknologi Pertamina. Vol.13 (1:52-60).
VIII. LAMPIRAN