Anda di halaman 1dari 17

I.

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melakukan perhitungan dan penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan
untuk membuat sediaan injeksi volume besar.
2. Menuliskan perhitungan tonisitas dan osmolaritas sediaan injeksi volume
besar.
3. Menuliskan prosedur pembuatan injeksi volume besar.
4. Melakukan pembuatan sediaan injeksi volume besar.
5. Melakukan evaluasi sediaan injeksi volume besar.
II. DASAR TEORI
Infus cairan intavena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian
sejumlah cairan kedalam tubuh, melalui sebuah jarum, kedalam pembuluh vena
(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh. Tujuan dari sediaan infus adalah memberikan atau menggantikan
cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan
kalori yang tidak dapat dipertahankan secara kuat melalui oral, memperbaiki
keseimbangan asam-basa, memperbaiki volume komponen darah, memberikan
jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh, memonitor tekanan
vena sentral (CVP), memberikan nutrisi pada sistem pencernaan yang
mengalami gangguan (perry & potter.,2005).
tipe-tipe dari sediaan infuse adalah :
1. Cairan hipotonik : osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum,
sehingga larut dalam serum dan menurunkan osmolaritas serum. Masa
cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya
(prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah keosmolaritas ringgi),
sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
“mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialysis) dalam
terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolabs kardiovaskular dan peningkatan tekanan intracranial
(dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan
Dekstrosa 2.5%.
2. Cairan isotonik : osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
Memiliki resiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah Ringer-
Laktat (RL), dan normalsaline /larutan garam fisiologis (NaCl 0.9%).
3. Cairan hipertonik : osmolaritanya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam
pembuluh darah, Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaanya
kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya dexstros 5%, NaCl 45%
hipertonik, dexstros 5%, Ringer Lactate, Dexstros 5%, albumin (perry &
potter.2005).

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
Kaca arloji Ammonium klorida
Batang pengaduk Na EDTA
Corong Dekstrosa
Erlenmeyer Carbo adsorben
Beaker glass Aqua pro injeksi

IV. LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Nomor batch : F151019 Tanggal : 15 oktober 2019


Disusun oleh : Novia Anggraini Disetujui oleh pengawas :
Herliningsih, S.Farm.,Apt
Kode Nama Volume Bentuk Kemasan Waktu
produk produk produk pengolah
an
F151019 Infus 50 ml Larutan botol 15
Amoklor infus oktober
0,5% 2019
1. Formula Yang Diusulkan/Formula Dasar

Fungsi/alasan
No Nama Bahan Jumlah penambahan
bahan
Ammonium
1 0.5% Zat aktif
klirida
2 Na EDTA 0.2% Zat pengkelat
3 Dekstrosa 1.47% Pengisotonis
4 Carbo adsorben 0.1% Penyerap pirogen
5 Aqua pro injeksi Ad 50 ml Pelarut

2. Preformulasi Zat Aktif


Nama zat aktif : Ammonium klorida
BM : 53.4 g
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur atau kasar;
Pemerian berwarna putih; rasa asin dan dingin; higroskopis (FI.IV
hal 94)
Mudah larut dala air; gliserin; lebih mudah larut dalam air
Kelarutan
mendidih.
Stabilitas
-panas Tahan terhadap panas, dapat mengalami kristalisasi pada
suhu rendah.
-hidrolisis/oksidasi Tidak mudah terhidrolisis/teroksidasi.
-cahaya Tahan terhadap paparan cahaya
-PH 4.6-6.0 (FI.IV, hal 94-95).
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan : garam
Bentuk sediaan : larutan
Cara sterilisasi sediaan : sterilisasi akhir
Kemasan primer : botol
Kemasan sekunder : box obat
3. Preformulasi Eksipien/Bahan Tambahan

1. Nama Zat : Aqua For Injection


Pemerian Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa.
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
Kegunaan Pelarut
Dosis lazim :
Dosis
Dosis maksimum :
Daftar obat :
Daftar obat
Sediaan :
Sediaan obat Larutan
OTT
PH 5.0-7.0 (Hope 6th edition : 766)

2. Nama Zat : Dekstrosa


BM : 198.17 (Hope 6th edition : 222)
Kristal tidak berwarna atau Kristal putih atau bubuk granul,
Pemerian
tidak berbau, berasa manis.
Kelarutan Larut dalam 1 bagian air; larut dalam 60 bagian eganol 95%
Kegunaan Pengisotonis
Dosis lazim :
Dosis
Dosis maksimum :
Daftar obat :
Daftar obat
Sediaan :
Sediaan obat kristal
OTT
PH 3.5-5.5
3. Nama Zat : Na EDTA
BM : 380.20 (Hope 6th edition : 249)
Pemerian Serbuk Kristal putih
Kelarutan Larut dalam 1 bagian air
Kegunaan Zat pengkelat
Dosis lazim :
Dosis
Dosis maksimum :
Daftar obat :
Daftar obat
Sediaan :
Sediaan obat Serbuk
OTT
PH 11.3

4. Nama Zat : Carbo adsorben (FI.IV 173)


Serbuk halus, bebas dari butiran; hitam; tidak berbau; tidak
Pemerian
berasa.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Kegunaan Penyerap pirogen, menghilangkan pirogen pada sediaan
Dosis lazim :
Dosis
Dosis maksimum :
Daftar Daftar obat :
obat Sediaan :
Sediaan
Serbuk
obat
OTT
PH
4. Sterilisasi

No Nama alat waktu Cara sterilisasi Paraf


praktikan pengawas
1 Kaca arloji 1 jam Oven 1700C √ √
Batang
2 1 jam Oven 1700C √ √
pengaduk
3 Corong 1 jam Oven 1700C √ √
4 Erlenmeyer 1 jam Oven 1700C √ √
5 Beaker glass 1 jam Oven 1700C √ √

5. Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas
a. Tonisitas

Perhitungan :

Jumlah nilai NaCl agar isotonis dalam sediaan 50ml yaitu

0.9 / 100 x 50ml = 0.45 g

Sedangkan jumlah nilai NaCl dalam sediaan

(Rumus E x W)

- NH4Cl = 1.08 x 0.25 g = 0.27 g

- Na EDTA = 0.48 x 0.10 g = 0.048 g +

0. 318 g

Total nilai kesetaraan NaCl dalam sediaan 0.318 g sehingga agar


isotonis 0.45 – 0.318 = 0.132 g NaCl harus ditambahkan.

Sehingga bila NaCl 0.132 g diganti dengan dekstrosa, maka


perhitungan dekstrosa sama dengan 0.18 g NaCl

= 0.132 g / 0.18 g x 1 = 0.73 g


b. Osmolaritas

Perhitungan :

- NH4Cl = 5 g/l / 53.50 x 1000 x 2 = 186.9 mosmol/l


- Na EDTA = 2 g/l / 380.2 x 1000 x 1 = 10.52 mosmol/l
- Dekstrosa = 14.6 g/l / 198.17 x 1000 x 1 = 73,67 mosmol/l +

271.09 mosmol/l

Sediaan bersifat isotonis, berada direntang 270 – 328.

6. Formula Lengkap

R/ Ammonium klorida 0.5%


Na EDTA 0.2%
Dekstrosa 1.47%
Carbo adsorben 0.1%
Aqua pro injeksi ad 50ml

7. Penimbangan Bahan

Satuan dasar Vol. produksi 4 Paraf


Nama bahan
(51ml) vial/204ml praktikan pengawas
NH4Cl 0.255 g 1.02 g √ √
Na EDTA 0.102 g 0.408 g √ √
Dekstrosa 0.75 g 3g √ √
Carbo
0.051 g 0.204 g √ √
adsorben
Aqua pro
Ad 51 ml 204 g √ √
injeksi
8. Proses Pengolahan/Cara Pembuatan

Paraf
Kelas ruang Pengolahan/cara pembuatan
praktikan pengawas
Grey area
Sterilisasi alat dan bahan √ √
(ruang c)
Grey area
(ruang
penimbangan Timbang masing–masing bahan. √ √
dan evaluasi,
ruang c)
1. Pembuatan aqua pro injeksi :
250ml aquadest dipanaskan
kemudian ditambahkan carbo
adsorben 0.051 g, saring √ √
hingga jernih dalam keadaan
panas, lakukan penyaringan
sebanyak 2x.
2. Larutkan ammonium klorida
dengan sebagian aqua pro
White area
injeksi dalam Erlenmeyer, √ √
(R.pencampuran
tambahkan Na EDTA, kocok
dan pengisian,
ad larut (M1)
kelas c).
3. Larutkan dekstrosa dengan
sebagian aqua pro injeksi
√ √
dalam beker glass aduk ad
larut (M2)
4. Campurkan M2 dan M1 pada
√ √
beker glass
5. Cek PH menggunakan PH
√ √
meter (4.6–6.0). hasil PH 4.6
6. Panaskan larutan sediaan lalu √ √
tambahkan sebagian carbo
adsoeben, aduk beberapa
menit
7. Saring sebanyak 2x dalam
√ √
keadaan larutan masih panas
8. Tambahkan aqua pro injeksi
sampai batas kalibrasi √ √
(204ml) pada beker glass
9. Masukkan sediaan kedalam
√ √
botol infus ad batas kalibrasi
Grey area Botol ditutup menggunakan tutup
√ √
(R.penutupan) karet flakon
9. Kemasan
10. Etiket Dan Label

11. Evaluasi

No Volume Sedian Hasil


1 PH 4.6
2 Kebocoran Tidak bocor
3 Pirogen/Partikulat Bebas pirogen
4 Kejernihan jernih

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan steril berupa sediaan
infus. Pada kesempatan kali ini mendapatkan sampel berupa ammonium klorida
0.5% dimana sediaan diberi nama dagang infus ammoklor 0.5% dengan volume
produk 50ml yang dikemas dalam kemasan botol kaca dengan tutup karet dengan
waktu pengolahan pada 15 oktober 2019.

Disini formula yang digunakan yaitu ammonium klorida 0.5% yang


berfungsi sebagai zat aktif, Na EDTA 0.2% berfungsi sebagai zat pengkelat,
dekstrosa 1.47% berfungsi sebagai zat pengisotonis, carbo adsorben 0.1%
berfungsi sebagai penyerap pirogen, dan Aqua pro injeksi hingga 50ml yang
berfungsi sebagai pelarut.

Peralatan yang digunakan diantaranya kaca arloji, batang pengaduk,


corong, Erlenmeyer, beaker glass dimana sebelum digunakan alat disterilisasi
terlebih dahulu menggunakan oven dengan suhu 1700C selama 1 jam yang mana
sebelumnya alat–alat telah dibungkus menggunakan kertas paying.

Pada pembuatan sediaan infus digunakan carbo adsorben sebagai penyerap


pirogen sehingga setelah ditambahkan carbo warna larutan berubah menjadi
keruh. Larutan disaring menggunakan kertas saring hingga diperoleh larutan yang
jernih. Disini dilakukan penyaringan sebanyak 2x hingga diperoleh larutan yang
jernih.

Untuk tonisitas NaCl sendiri kadar didalam tubuh untuk sedian 50ml yaitu
0.45g setelah dihitung dengan zat lain yang terdapat didalam formula maka
jumlah NaCl yang dibutuhkan agar sediaan tonisitas yaitu 0.132g. karena pada
sediaan NaCl digantikan dengan dekstros kesetaran keduannya yaitu 0.18g,
sehingga jumlah dekstrosa yang dibutuhkan agar isotonis yaitu 0,73g.

Hasil pengujian sediaan infus ammonium klorida yaitu PH akhir yang


diperoleh 4.6 dimana PH pada ketentuan 4.6, ini berarti PH yang didapat sudah
sesuai. Kebocoran pada sediaan infus yaitu tidak ada kebocoran yang berarti
sediaan yang diperoleh sudah layak atau sesuai. Pirogen atau partikulat pada
sediaan diperoleh hasil bahwa sedian jernih dan bebas partikel.

VI. KESIMPULAN
Infus ammoklor dengan komposisi ammonium klorida 0.5%, Na EDTA
0.2%, dekstrosa 1.47%, carbo adsorben 0.1%, aqua pro injeksi hingga 50ml. padsa
proses pembuatan dilakukan penyaringan sebanyak 2x hingga diperoleh hasil
yang jernih. pH pada ketentuan 4.6 sedangkan pH akhir yang diperoleh pada saat
pengecekan yaitu 4.6 yang berarti sudah sesuai dengan ketentuan. Kebocoran
sediaan pula tidak menimbulkan kebocoran yang berarti sudah sesuai, untuk
pirogen atau partikulat sediaan infus yang dibuat jernih tidak mengandung
partikel.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI,


Jakarta.

Agoes, Goeswin. 2009. Sediaan Farmasi Steril. ITB, Bandung.

Anonim, 2009. Britist Farmakopea. London.

Anonim. 2009. Martindale The Complete Drug Reference, 36th Edition.


Pharmaceutical Press, London.

VIII. LAMPIRAN

GAMBAR ALAT KETERANGAN


Alat–alat yang digunakan dalam proses
pembuatan sediaan infus dimana alat–alat
tersebut telah disterilisasi terlebih dahulu
sebelumnya.

bahan–bahan yang digunakan dalam


prosen pembuatan infus.
Ammonium klorida yang digunakan
dalam pembuatan infuse yaitu sebanyak
1.02 g

Na EDTA yang digunakan dalam


pembuatan infus sebanyak 0.40 g.

Dekstrosa yang digunakan dalam


pembuatan sediaan infus yaitu sebanyak
3 g.

Carbo adsorben yang digunakan dalam


pembuatan sediaan infus sebanyak 0.24
g.
Alat yang digunakan dalam proses
pembuatan infus yang terdiri dari kaki
tiga, spiritus, penjepit.

Bahan yang telah ditimbang.

Proses pemanasan air untuk injeksi


dengan menggunakan nyala api spiritus
dengan bantuan kaki tiga.

Aqua untuk injeksi ditambahkan carbo


adsorben dimana berfungsi sebagai
penyerap pirogen agar air bebas dari
pirogen.
Proses pelarutan bahan bahan dengan
menggunakan sebagian air di dalam
Erlenmeyer.

Proses penyaringan API yang telah


ditambahkan carbo adsorben dengan
menggunakan kertas saring sebanyak 2x.

Dilakukan pengecekan pH, hasil yang


diperoleh yaitu 4.6 sesuai dengan
ketentuan.

Cairan infus dimasukkan kedalam


kemasan botol infus dan ditutup dengan
menggunakan tutup karet.

Sediaan infus yang telah dikemas dalam


kemasan box infus.
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
INFUS AMMONIUM KLORIDA 0.5%

Disusun Oleh :

Novia Anggraini 33178K18020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


KUNINGAN

PRODI D-III FARMASI

SEMESTER III

2019

Anda mungkin juga menyukai