Kelas : D
NIM : 13010117130059
UAS SEMIOTIKA
1. Dalam kehidupan sehari – hari, kita tidak pernah lepas dari istilah tanda. Ilmu yang
mempelajari tanda disebut semiotika. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yakni semeion.
Semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-
objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Wibowo, 2013 : 7).
Ketika kita menjalani aktivitas seperti biasa, kita pasti menemukan beberapa tanda
baik itu dari segi bentuk, rupa, warna, simbol, lambang, isyarat, gerakan dan lain
sebagainya. Sesuatu yang ada disekitar kita tentulah memiliki tanda yang bermakna.
Tanda-tanda ini kemudian membantu manusia untuk menginterpretasikan makna yang ada
dalam tanda tersebut. Misalnya saat kita sedang berkendara dan ingin berhenti, tiba-tiba
melihat lambang huruf P yang dicoret satu sisinya dengan warna merah. Kita secara sadar
pasti tahu kalau hal tersebut mengartikan larangan untuk parkir.
Selain itu, pemahaman tentang Semiotika juga berperan penting dalam komunikasi.
Misalnya tunawisma menggunakan gerakan isyarat tangan untuk berkomunikasi dengan
orang yang ada disekitarnya. Dengan memahami Semiotika, kita bisa menciptakan tanda
sendiri baik secara verbal maupun nonverbal yang nantinya akan membuat orang-orang
memaknai tanda tersebut berdasarkan segala macam versi yang beragam.
Contoh-contoh penerapan pemahaman Semiotika dapat kita temui dengan mudah
seperti penjabaran lima warna berikut ini :
Warna biru bermakna segar, membawa ketenangan
Warna merah bermakna berani, tapi juga bisa bermakna larangan dalam suatu
aturan
Kemudian di setiap peringatan tanggal tertentu, bendera suatu negara akan berkibar
hanya setengah tiang saja. Hal ini menandakan rasa duka dan penghormatan terhadap peristiwa
atau kejadian yang telah terjadi. Contohnya seperti pada gambar berikut :
Di negara Indonesia sendiri apabila ada seseorang dalam suatu keluarga dinyatakan meninggal
dunia, biasanya mereka meletakkan bendera kuning di pinggir jalan. Hal ini tentu berbeda
sekali dengan arti warna kuning sesungguhnya dimana warna ini
justru melambangkan keceriaan. Tanda duka dalam bendera warna
kuning ini dapat disimpulkan bahwa suatu tanda dapat tercipta jika
memiliki kesepakatan dengan kalangan tertentu.
2. Analisis semiotika puisi “Bintang Pagi” karya Goenawan Mohamad dengan menggunakan
teori Roland Barthes.
Dalam teori ini mengenal dua penanda yakni denotasi (makna yang menjelaskan
realitas) dan konotasi (makna yang eksplisit) yang kemudian mengenali “mitos” atau
penanda baru dalam kajian semiotik.
Bagian pertama
Mitos (myth)
Mitos yang terdapat pada puisi Bintang Pagi ini adalah bahwa setiap manusia yang
bernyawa pasti akan mengalami fase setelah kematian. Puisi ini menggambarkan
serangkaian proses dimana dunia pasti akan mengalami kehancuran alam sebab dunia
hanya sebatas persinggahan manusia menuju datangnya alam setelah kematian yang
berlangsung abadi. Maka dari itu sebelum hari akhir datang, adakalanya kita lebih
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Sumber rujukan
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi – Aplikasi Gratis bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta : Mitra Wacana Media.