ABSTRAK
ABSTRACT
33
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
BOS, serta fakta-fakta yang ditemukan dengan buku Jukdis yang ada. Penyusunan
dilapangan terkait dengan keikutsertaan RKAS ini dilaksanakan pada awal periode
orang tua siswa dan juga peraturan- yaitu pada bulan Januari periode yang
peraturan yang berlaku. Sedangkan sumber bersangkutan. Dari hasil dari wawancara
data dalam penelitian ini yaitu yaitu berupa dapat disimpulkan bahwa proses
data primer dan data sekunder. Data primer perencanaan penggunaan Dana Bos yang
merupakan data dari hasil wawancara dilakukan berupa pembuatan daftar
mendalam terhadap Kepala Sekolah, penyusunan kebutuhan untuk menyusun
Penanggungjawab Dana BOS, dan juga Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
dengan orang tua siswa serta observasi (RKAS). Proses perencanaan RKAS pada
langsung ke sekolah dasar yang menjadi ke tiga sekolah tersebut tidak begitu
objek penelitian. Sedangkan data sekunder melibatkan orang tua siswa. Tidak
merupakan data yang diperoleh oleh studi diikutsertakan orang tua siswa dalam
pustaka dari buku-buku libelatur, jurnal proses perencanaan penggunaan dana
maupun tulisan lainnya yang berisi kajian BOS ini bertentangan dengan apa yang
teori yang digunakan sebagai dasar untuk diamanatkan pemerintah melalui
memperkuat penelitian ini. Permendikbud No. 1 Tahun 2018 pada BAB
II mengenai Tim BOS bagian D yang
HASIL DAN PEMBAHASAN menyatakan bahwa “pihak sekolah dalam
hal ini kepala sekolah untuk memilih 1
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional (satu) orang dari unsur peserta didik di luar
Sekolah di SD Negeri 1 Banjar Jawa, SD komite sekolah”. Dapat disimpulkan bahwa
Negeri 1 Kendran dan SD Negeri 1 penyusunan RKAS diawali oleh pembuatan
Nagasepaha daftar kegiatan oleh kepala sekolah yang
Dalam pengelolaan Dana Bantuan dibantu pleh manajemen BOS yang lain
Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 1 seperti Bendahara, guru-guru dan komite
Banjar Jawa, SD Negeri 1 Kendran dan SD sekolah melalui forum rapat. Namun proses
Negeri 1 Nagasepaha disesuaikan dengan perencanaan RKAS yang dilakukan oleh
Peraturan Menteri Pendidikan dan ketiga sekolah ini, dapat dikatakan kurang
Kebudayaan No. 1 Tahun 2018 mengenai berlangsung secara optimal karena
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional kurangnya peran serta orang tua siswa
Sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan dalam proses perencanaan penggunaan
observasi diperoleh informasi mengenai dana BOS. Peran orang tua siswa
pengelolaan Dana BOS, dimana dapat sebenarnya sangat penting, karena dengan
disimpulkan proses pengelolaan Dana BOS adanya campur tangan orang tua dalam
dari ketiga sekolah tersebut terdiri dari proses perencanaan maka kebutuhan
Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi serta semua siswa dapatt difasilitasi dengan baik
Pelaporan dan pertanggung-jawaban. oleh pihak sekolah. Ketidak ikut-sertaannya
orang tua siswa dalam proses perencanaan
Perencanaan Penggunaan Dana Bantuan ini menghilangkan fungsi orang tua siswa
Operasional Sekolah yang tertuang dalam Permendikbud No. 8
Perencanaan penggunaan Dana BOS Tahun 2017 yaitu fungsi orang tua sebagai
merupakan proses awal dari suatu kegiatan kontrol, pengawasan dan pemberi masukan
sebelum melakukan tindakan yang akan kepada Tim BOS Sekolah.
dilakukan selanjutnya, karena perencanaan
merupakan tahap awal pengelolaan yang Pelaksanaan Penggunaan Dana Bantuan
berisi rencana-rencana kegiatan yang akan Operasional Sekolah
dilaksanakan selama 1 (satu) tahun Pelaksanaan pengelolaan Dana BOS
kedepan. Perencanaan dana BOS di ketiga di SD Negeri 1 Banjar Jawa, SD Negeri 1
sekolah ini diawali dengan proses Kendran dan SD Negeri 1 Nagasepaha
penyusunan RKAS (Rencana Kegiatan dan juga disesuaikan dengan Peraturan Menteri
Anggaran Sekolah) yang hal ini sesuai Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 Tahun
36
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
2018 tentang petunjuk teknis penggunaan Seperti yang diungkapkan oleh Bendahara
dana BOS. Dalam Peraturan Menteri SD Negeri 1 Kendran :
Pendidikan dan Kebudayaan Republik “untuk banten, kami ambil dari
Indonesia No 1 Tahun 2018 tentang sesari yang terdapat di canang para
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional siswa, namun karena memang tidak
Sekolah menjelaskan bahwa besaran dana mencukupi, maka dimark-up di SPJ
yang dialokasikan adalah sebesar Rp. BOS agar upakara tetap berjalan
800.000,-/siswa/tahun untuk jenjang seperti biasanya” (Wawancara
SD/SDLB. Dari hasil wawancara diketahui dilakukan pada tanggal 30 Oktober
bahwa proses penyaluran dana BOS 2018)
dilakukan pertriwulan, sehingga dalam Hal ini sejalan dengan penuturan Ibu
setahun terjadi 4 (empat) kali penyaluran Vina selaku yang merupakan pegawai pada
dana BOS. Berdasarkan Permendikbud No. bidang Pembinaan SD di Dinas Pendidikan :
1 Tahun 2018, proporsi penyaluran dana “Iya, memang banyak sekolah yang
setiap triwulan yaitu : istilahnya mengembalikan dana ke
1. Triwulan 1 : 20% dari alokasi satu tahun rekening sekolah sesuai dengan
2. Triwulan 2 : 40% dari alokasi satu tahun jumlah dana yang mereka ambil.
3. Triwulan 3 : 20% dari alokasi satu tahun Misalnya saja seperti pembelian
4. Triwulan 4 : 20% dari alokasi satu tahun banten dan kegiatan upakara itu dah
Proses pengambilan dana sesuai dik, semisal mereka ketahuan
dengan Permendikbud No. 1 Tahun 2018 mengambil dana dari dana BOS
tentang Petunjuk Teknis BOS dilakukan sebesar 1 juta misalnya, nanti
oleh Bendahara Sekolah atas persetujuan mereka harus mengembalikan
kepala sekolah dan dapat dilakukan sebesar 1 juta ke rekening sekolah”
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Dari hasil wawancara diatas dapat
RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran disimpulkan bahwa adanya celah atau
Sekolah). Namun berdasarkan hasil kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
wawancara didapat informasi yang sedikit menyimpang. Jika kebiasaan memark up
berbeda, dimana pada SD Negeri 1 biaya hanya untuk pebantenan atau
Kendran bukan Bendahara yang kegiatan yang berkaitan dengan siswa
mengambil dana BOS, namun siapa yang memang terlihat masuk akal, namun jika hal
ingin membelanjakan dana BOS, dia yang ini digunakan untuk hal-hal pribadi tentu
mengambilkan uangnya ke bank. saja akan menimbulkan penyimpangan/
Sedangkan pada SD Negeri 1 Banjar Jawa Fraud. Selain itu dapat diketahui juga bahwa
yang mengambil dana adalah Bendahara tidak ada sanksi yang berarti ketika
itu sendiri. Dari hasil wawancara, dapat seseorang melakukan penyimpangan
disimpulkan bahwa pengambilan dana BOS tersebut sehingga hal ini meningkatkatkan
pada SD Negeri 1 Banjar Jawa, SD Negeri kesempatan bagi orang-orang yang memiliki
1 Kendran dan SD Negeri 1 Nagasepaha pikiran yang negatif untuk berbuat
disesuaikan dengan rencana kegiatan kecurangan.
sekolah yang telah disusun sebelumnya.
Pengambilan dana BOS ini masih berupa Pengawasan dan Evaluasi Dana Bantuan
uang tunai sehingga memperbesar Operasional Sekolah
kemungkinan terjadinya penyelewengan Dalam Permendikbud No 1 Tahun
atau fraud dalam pengelolaan dana BOS 2018 Bab IX bagian A tentang pengawasan
karena bisa saja uang tersebut dimainkan menjelaskan bahwa pengawasan program
oleh pihak yang tidak betanggung-jawab. BOS meliputi pengawasan melekat,
Misalnya saja seperti pembelian untuk pengawasan fungsional dan pengawasan
pebantenan, meskipun tindakan ini masyarakat. Pengawasan melekat yang
dilakukan untuk persembahyangan namun dilakukan lebih memprioritaskan
tetap saja tidak sesuai dengan aturan. pengawasan program BOS melalui Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota pada sekolah.
37
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
Adapun bentuk dari pengawasan yang telah Setelah semua proses pelaksanaan
dilakukan oleh Dinas Pendidikan yaitu selesai dilakukan, sekolah selanjutnya
dengan adanya Uji Petik. Uji petik ini membuat laporan pertanggungjawaban
dilakukan setelah pengawas sekolah terhadap penggunaan dana BOS.
melihat kondisi sekolah dan kemungkinan Pelaporan (Reporting) menurut Luther M.
terjadi penyelewengan. Selain pengawasan Gullick dalam bukunya Paper on the
yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Science of Administration merupakan salah
melalui pengawas sekolah, seharusnya satu fungsi dari manajemen berupa
pengawasan juga harus dilakukan oleh penyampaian perkembangan atau hasil
sekolah itu sendiri, misalnya seperti kegiatan atau pemberian keterangan
dilakukannya pemisahan tugas sesuai mengenai segala hal yang bertalian
dengan kualitas yang dimiliki dengan dengantugas dan fungsi-fungsi kepada
konsep The Right Man in the Right Place. pemangku kepentingan, baik secara lisan
Namun hasil wawancara diketahui bahwa maupun tulisan. Pelaporan penggunaan
untuk SD Negeri 1 Kendran dan SD Negeri dana BOS yang dibuat sebagai bentuk
1 Nagasepaha tidak menggunakan konsep pertanggungjawaban sekolah kepada
The Right Man in the Right Place sehingga pemerintah dibuat oleh bendahara BOS
tidak ada kejelasan tentang posisi, tugas yang dibantu oleh pembantu umum.
dan tanggung-jawab dari seseorang yang Berdasarkan hasil dokumentasi
membawa uang BOS serta yang ditemukan perbedaan proses publikasi
membelanjakannya. Hal ini dapat terhadap laporan yang telah dibuat oleh SD
meningkatkan kemungkinan terjadinya Negeri 1 Banjar Jawa, SD Negeri 1 Kendran
kecurangan. Selain pemisahan tugas, dan SD Negeri 1 Nagasepaha serta dapat
pengawasan juga dapat dilakukan dengan dikatakan tidak berjalan secara optimal. Hal
cara melakukan rapat, serta memasang ini dikarenakan hanya SD Negeri 1 Kendran
papan pengumuman. Namun dari hasil yang memiliki papan pengumuman untuk
wawancara dan observasi diketahui bahwa mengumumkan penggunaan dana sekolah
SD Negeri 1 Banjar Jawa, SD Negeri 1 selain itu papan pengumuman itu tidak
Kendran, dan SD Negeri 1 Nagasepaha mengkhusus menginformasikan mengenai
tidak melalukan rapat secara rutin dan dana BOS, untuk SD Negeri 1 Banjar Jawa
biasanya rapat hanya dilakukan awal bulan dan SD Negeri 1 nagasepaha tidak memiliki
saja. Dari hasil wawancara dapat diketahui karena rusak. Berdasarkan hasil
bahwa proses pengawasan pengelolaan wawancara dan observasi terkait dengan
dana BOS belum berlangsung secara publikasi yang dilakukan oleh pihak sekolah
optimal. Hal tersebut dikarenakan rapat dapat dikatakan kurang berlangsung
yang dilakukan oleh sekolah tidak rutin dan dengan optimal, hal ini disebabkan karena
biasanya hanya satu kali dalam setahun publikasi hanya dilakukan melalui
saja, yang hal ini dapat meningkatkan penempelan laporan penggunaan dana
kemungkinan terjadinya kecurangan/ Fraud BOS pada papan pengumuman sekolah.
dalam pengelolaan dana BOS. Selain itu Penempelan laporan penggunaan dana
juga peran orang tua siswa dalam proses BOS pada papan pengumuman sekolah
pengelolaan dana BOS sangat minim sangat kurang efektif karena
bahkan tidak diikutkan sama sekali dalam penempatannya yang terlalu diatas dan
rapat pengelolaan dana BOS. Minimnya tulisannya juga sangat kecil-kecil sehingga
peran orang tua dalam pengelolaan dana sangat kurang menarik jika dilihat, dan
BOS juga berdampak pada kurangnya orang tua pasti tidak terlalu perhatian akan
pemahaman orang tua terhadap program pengumuman tersebut. Selain itu dari hasil
dana BOS. observasi banyak anak-anak yang tidak
dijemput oleh orang tuanya, meskipun ada
Pelaporan dan Pertanggungjawaban orang tua yang mengantar jemput anaknya
Dana Bantuan Operasional Sekolah tapi orang tua siswa tersebut tidak akan
38
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
asuk kedalam sekolah melainkan hanya sekolah yang disebut dengan peguyuban.
menunggu didepan sekolahnya saja. Peguyuban ini merupakan kumpulan
seluruh orang tua siswa untuk membantu
Hal-hal yang Menjadi Penyebab Terjadi pelaksanaan sekolah seperti pembelian
Fraud dalam Pengelolaan Dana Bantuan artibut diruang kelas siswa, pembelian baju,
Operasional Sekolah dll. Namun menurut kepala sekolah, pihak
Menurut Karyono (2013) Fraud dapat sekolah hanya menyediakan tempat untuk
diistilahkan sebagai kecurangan yang peguyuban tersebut tanpa andil apapun
mengandung makna suatu penyimpangan didalamnya. Seperti yang dikatakan oleh
dan perbuatan yang melanggar hukum, kepala sekolah SD Negeri 1 Banjar Jawa :
yang dilakukan dengan sengaja untuk “disini ada yang namanya
tujuan tertentu misalnya menipu atau Peguyuban dik, itu perkumpulan
memberikan gambaran keliru kepada pihak- orang tua siswa, pihak sekolah
pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang hanya menyediakan tenpat untuk
baik dari dalam maupun luar organisasi. mereka mengadakan rapat atau hal
Kecurangan atau fraud kerap kali terjadi lainnya. Pihak sekolah tidak ikut
dikarenakan 2 faktor yaitu faktor internal andil dalam hal apapun, sehingga
maupun eksternal. Misalnya saja karena hal ini tidak menyalahi aturan.
Sumber Daya Manusia yang mengelola Misalnya saja pembelian buku lks
Dana BOS yang masih rendah. dan baju sekolah, langsung mereka
Berdasarkan hasil wawancara dan yang membeli sendiri, saya hanya
observasi pada SD Negeri 1 Banjar Jawa, menyediakan tempat serta
SD Negeri 1 Kendran dan SD Negeri 1 rekomendasi tempat untuk
Nagasepaha, dapat diketahui bahwa membelinya saja. Untuk yang
permasalahan/kecurangan dalam membeli langsung dari orang tuanya.
pengelolaan Dana BOS disebabkan oleh ” (wawancara dilakukan pada
beberapa faktor seperti kurangnya tanggal 11 Desember 2018)
pengawasan dari orangtua selaku Namun hal ini berbeda dengan yang
masyarakat, kurang tegasnya sanksi-sanksi dikatakan oleh orang tua siswa SD Negeri 1
yang ada terkait pihak-pihak yang telah Banjar Jawa :
melakukan kecurangan terlebih untuk yang “ada yang namanya Peguyuban dik,
melakukan penyelewengan dana yang tidak disini orang tua siswa membahas
terlalu banyak. Hal lain yang menyebabkan mengenai apa saja yang akan
terjadinya fraud yaitu masih juga dilaksanakan untuk anak-anak kami
dilakukannya iuran terhadap orang tua agar lebih mudah. Disini ada iuran
siswa, yang hal ini sudah sangat dilarang setiap bulannya sebesar Rp 10.000,-
dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana per siswa, nantinya akan
BOS. dikumpulkan pada ketua peguyuban,
Pada SD Negeri 1 Kendran dan SD yang nantinya akan diberikan ke
Negeri 1 Nagasepaha, pungutan ini bendahara sekolah. Selain itu untuk
dilakukan terhadap orang tua siswa buku lks dan baju juga kami
biasanya untuk perayaan ulang tahun dipunguti iuran yang nantinya
sekolah, extra, ataupun kegiatan yang dikumpulkan ke pihak sekolah. Nanti
terjadi secara tiba-tiba. Meskipun jumlah pihak sekolah yang membelikannya
pungutannya tidak terlalu besar, namun hal dik. Selain itu di Paguyuban ini kami
ini merupakan kesempatan yang sangat juga dipungut biaya untuk banten,
terbuka untuk oknum-oknum yang memiliki acara ulang tahun siswa, dan yang
keinginan untuk melakukan fraud. Berbeda lainnya.” (wawancara dilakukan
dengan SD Negeri 1 Banjar Jawa, pihak pada tanggal 17 Desember 2018)
sekolah mengungkapkan bahwa mereka Dari hasil wawancara tersebut dapat
membuka forum untuk orang tua siswa disimpulkan bahwa masih juga ada iuran
dalam berkontribusi untuk pembangunan yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap
39
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
orang tua siswa. Hal ini merupakan bentuk Vina selaku salah satu pegawai bidang
penyimpangan peraturan yang ada pembinaan SD pada dinas pendidikan :
meskipun secara tidak langsung, namun hal “Mereka (Sekolah) harus
ini tetap saja salah dan jika hal ini ada yang mengembalikan dana ke rekening
melaporkan maka akan menimbulkan sekolah sesuai dengan jumlah dana
permasalahan. Namun dari pihak orang tua yang mereka ambil. Misalnya saja
yang memang sedikit pengetahuannya seperti pembelian banten dan
terhadap dana BOS serta apa saja yang kegiatan upakara itu dah dik, semisal
dilarang dalam penggunaan dana BOS mereka ketahuan mengambil dana
maka mereka hanya mengikuti apa yang dari dana BOS sebesar 1 juta
diminta oleh sekolah, apalagi sosialisasi misalnya, nanti mereka harus
mengenai dana BOS ini sangat jarang mengembalikan sebesar 1 juta ke
dilakukan sehingga orang tua siswa menjadi rekening sekolah serta memang
acuh tak acuh terhadap hal ini. Selain itu hal benar bahwa biaya banten sampai
ini terjadi karena kurangnya akuntabilitas saat ini tidak ada solusinya untuk
dan transparansi dari proses pengelolaan dapat dibiayai oleh dana BOS”
sampai proses publikasi Dana BOS. (wawancara dilakukan pada tanggal
Permendikbud No. 1 Tahun 2018 30 November 2018)
menyatakan harus terdapat 1 (satu) orang Dapat diketahui hal ini dapat
dari unsure orang tua peserta didik diluar membuka peluang/ kesempatan oknum-
Komite Sekolah yang dipilih oleh kepala oknum yang tidak bertanggungjawab untuk
sekolah dengan mempertimbangkan melakukan penyelewengan dana BOS
kredibitasnya, serta menghindari terjadinya meskipun dalam jumlah yang tidak banyak.
konflik kepentingan. Perwakilan orang tua Setelah sanksi tersebut terlaksana si oknum
siswa dalam tim BOS akan memiliki fungsi akan terbebas sepenuhnya, tidak ada juga
sebagai kontrol, pengawasan dan dapat pengungkapan (exposure) terjadinya
memberikan masukan dalam pelaksanaan penyelewengan tersebut kepada pihak luar
dana BOS. Sehingga peran orang tua siswa (masyarakat) sehingga hal ini menyebabkan
sangat vital dalam pengelolaan dana BOS. tidak ada perasaan takut untuk melakukan
Namun hal ini tidak disadari oleh pihak penyelewengan dana kembali. Seperti yang
sekolah baik SD Negeri 1 Banjar Jawa, SD telah diteliti dalam proses wawancara
Negeri 1 Kendran serta SD Negeri 1 terhadap para guru di SD Negeri 1 Banjar
Nagasepaha. Dari hasil wawancara Jawa, SD Negeri 1 Kendran, dan SD Negeri
diketahui bahwa baik pihak sekolah dan 1 Nagasepaha, dimana mereka
pihak orang tua kurang mengerti akan mengatakan bahwa tidak ada peraturan
pentingnya peran orang tua dalam proses yang terkait dengan sanksi-sanksi jika ada
pengelolaan dana BOS. Baik pihak sekolah yang melakukan kecurangan. Selain hal-hal
yang tidak terlalu mementingkan peran diatas, faktor lainnya yang menyebabkan
orang tua ataupun karena pihak orang tua terjadinya penyimpangan terhadap dana
yang terlalu sibuk dan memiliki sikap yang BOS juga karena kurang akuntabilitas dan
tidak tahu-menahu terdapat dana BOS. tranparansi dari publikasi hasil dana BOS.
Karena ketidak-terlibatan orang tua siswa Hasil dari observasi dan wawancara, hanya
dalam pengelolaan dana BOS, berakibat satu sekolah yang terdapat papan
pada hilangnya fungsi orang tua siswa pengumuman untuk mengumumkan
sebagai pengawas dalam proses penggunaan dana BOS yaitu SD Negeri 1
pengelolaan dana BOS. Namun dari hasil Kendran, unuk SD Negeri 1 Banjar Jawa
wawancara pada pada dinas pendidikan dan SD Negeri 1 Nagasepaha tidak ada
diketahui bahwa untuk penyimpangan dengan alasan rusak. Selain publikasi
dalam jumlah kecil, hanya akan diberikan dengan menggunakan papan
sanksi bahwa berapa kerugian maka pengumuman, tidak ada hal lain lagi yang
sejumlah itu harus dikembalikan ke kas dilakukan oleh sekolah dalam bentuk
sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh ibu publikasi hasil dana BOS, seperti sosialisasi
40
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
kepada para orang tua, atau yang lainnya. b. Menciptakan lingkungan kerja yang
Selain itu Fraud dapat terjadi positif
dilatarbelakangi oleh tekanan hidup dan c. Membuat kode prilaku
kebutuhan, seperti pendapat yang d. Memberikan program bantuan kepada
diungkapkan oleh bapak Agus Bayu : pegawai
“menurut saya, yang melakukan 2. Langkah kedua yaitu menghilangkan
penyimpangan itu memang dari diri kesempatan untuk melakukan
sendirinya dia yang menginginkan kecurangan dengan cara:
lebih mungkin saja karena ada a. Menciptakan pengendalian internal
keperluan mendadak, atau memang dengan baik, bpaling tidak harus
kepala sekolahnya itu ‘matre’ menyangkut lingkungan
sehingga pasti ada saja caranya pengendalian, system akuntansi,
untuk mengambil dana untuk pengendalian aktivitas yang bagus
kepentingan dirinya sendiri, biasanya b. Membangun portal bagi terjadinya
pasti pada SPJ yang dimainkan agar kolusi, jika kecurangan terjadi disertai
tidak begitu kelihatan.” (wawancara dengan kolusi makan akan sulit untuk
dilakukan pada tanggal 12 mendeteksinya
Desember 2018) c. Memberikan informasi yang jelas
Dari hasil wawancara dan observasi kepada semua pihak
dapat disimpulkan bahwa memang sikap d. Melakukan pengawasan terhadap
atau karakteristik seseorang itu sangat anggota
mempengaruhi terjadinya fraud/ e. Membuat jarur khusus untuk
kecurangan, biasanya karena adanya pelaporan kecurangan
tekanan hidup ataupun tekanan dari atasan f. Menciptakan ekstasi atas hukuman,
serta memang kebutuhan yang hukuman yang tegas dan konsisten
menyebabkan seseorang melakukan akan membuat anggota berfikir
kecurangan. Kemudian adanya kesempatan melakukan kecurangan.
dan kurangnya pengungkapan yang tegas Dari beberapa langkah yang
terhadap oknum-oknum yang telah diungkapkan diatas, maka dapat
melakukan kecurangan menyebabkan disimpulkan bahwa upaya yang dapat
bertambahnya kemungkinan seseorang dilakukan untuk menghadapi kecurangan
melakukan kecurangan. yaitu dengan melakukan pengawasan serta
menciptakan budaya kejujuran, yang hal ini
Upaya yang dapat Dilakukan untuk dapat dilakukan melalui penyadaran
Mengatasi Terjadinya Fraud dalam terhadap orang tua siswa selaku
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional masyarakat, dimana mereka memiliki peran
Sekolah yang sangat penting dalam pengelolaan
Faktor-faktor yang menyebabkan dana BOS agar dapat menjadi pengawas
terjadinya kecurangan baik faktor eksternal dalam pengelolaan tersebut.Penyadaran
maupun factor internal dapat diatasi dengan akan pentingnya peran orang tua siswa
beberapa langkah, seperti yang dinyatakan didalam pengelolaan dana BOS dapat
oleh Albrecht (2015), yaitu : dilakukan melalui surat yang ditujukan
1. Langkah pertama, yaitu langkah yang kepada orang tua siswa berupa surat
dilakukan untuk menciptakan budaya undangan untuk menghadiri
kejujuran, keterbukaan dan program rapat/sosialisasi dana BOS serta di dalam
bantuan personel, langkah ini dapat surat tersebut dijelaskan pula bagaimana
dilakukan antara lain dengan: peran dari orang tua dalam pengelolaan
a. Memperkerjakan orang-orang jujur dana BOS tersebut.Selain melakukan
dan selalu memberikan pelatihan penyadaran terhadap pihak orang tua, pihak
mengenai kesadaran akan sekolah pun perlu disadarkan bahwa
kecurangan perannya pun penting untuk menciptakan
transparansi dalam pengelolaan dana BOS
41
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
tersebut. Hal ini dapat dilakukan oleh Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis
pemerintah dengan cara memberikan Penggunaan Dana Bantuan Operasional
sosialisasi terhadap sekolah-sekolah bahwa Sekolah serta peran orang tua juga sangat
transparansi dan akuntabilitas terhadap penting sebagai fungsi pengawasan
dana BOS itu sangat penting. Dalam terhadap pengelolaan dana BOS sehingga
sosialisasi tersebut dapat dijelaskan bahwa dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
proses pengelolaan dana BOS harus fraud/ kecurangan.
dilakukan dengan jelas dan dengan adanya Bagi Dinas Pendidikan. Dengan
pemisahan tugas agar tidak terjadi rangkap adanya penelitian ini pihak Dinas
jabatan dimana yang membawa uang juga Pendidikan melalui Pengawas Sekolah
dapat membelanjakan uangnya tersebut, dapat mengintensifkan lagi proses
sehingga dengan adanya pemisahan tugas pengawasan terkait dengan pengelolaan
yang disesuaikan dengan konsep The Right dana BOS serta mengawasi segala aspek
Man in The Right Place maka kecurangan baik yang berkaitan dengan pengelolaan
dapat dihindari. Selain itu juga harus dana BOS secara langsung maupun tidak
dipublikasikan terhadap masyarakat langsung sehingga diharapkan tidak ada
khususnya para orang tua agar mereka lagi tindak kecurangan/ fraud terhadap dana
mengetahui bagaimana proses pengelolaan BOS.
BOS sehingga mereka dapat menjadi Bagi masyarakat khususnya orang tua
pengawas dalam pengelolaan dana BOS siswa dari adanya penelitian ini dapat
tersebut serta hal ini dapat mengurangi menyadari bahwa peran orang tua sangat
kemungkinan terjadinya kecurangan/ fraud. penting dalam proses pengelolaan dana
Selain itu pihak sekolah juga dapat BOS. Melalui penelitian ini diharapkan
memberikan sanksi sosial terhadap oknum dapat mengembalikan peran orang tua
yang melakukan kecurangan terhadap dana siswa sesuai dengan Permendikbud No 1
bos meskipun jumlahnya tidak terlalu besar. Tahun 2018 dan mampu membantu
Hal ini dilakukan agar nantinya tidak ada pemerintah secara bersama-sama untuk
lagi yang berani untuk melakukan mengawasi proses penggunaan dana BOS,
kecurangan tersebut kembali. sehinggan dapat meminimalisir tindak
Adapun untuk mengatasi masalah kecurangan/ fraud terhadap dana BOS.
iuran yang masih saja dilakukan, harus
adanya peraturan yang tegas akan hal itu Implikasi Teoritis
serta pengawasan yang lebih tegas oleh Berdasarkan hasil dari penelitian ini
pihak pengawas sekolah. Iuran seperti menunjukan bahwa ada beberapa
Paguyuban yang dilakukan oleh SD Negeri penyebab terjadinya kecurangan/ fraud
1 Banjar Jawa boleh saja dilakukan asalkan dalam pengelolaan dana BOS. Hal ini
bagaimana proses pengelolaannya terjadi karena proses pengelolaan dana
transparan serta seluruh orang tua siswa BOS belum terlaksana secara optimal,
mengerti dan ikut andil dalam pengelolaan sehingga banyak temuan-temuan terhadap
tersebut sehingga hal ini dapat mengurangi tindak kecurangan terkait dengan dana
terjadinya fraud. BOS. Sehingga diharapkan sinergitas
antara pihak sekolah, Dinas Pendidikan,
Implikasi serta masyarakat agar dapat meminimalisir
tindak kecurangan terhadap dana BOS.
Implikasi Praktis Semua pihak harus bekerja sama untuk
Bagi SD Negeri 1 Banjar Jawa, SD mengawasi proses pengelolaan Dana BOS
Negeri 1 Kendran, dan SD Negeri 1 sehingga penggunaannya sesuai dengan
Nagasepaha. Dengan adanya penelitian ini apa yang diamanatkan pemerintah melalui
diharapkan sekolah dasar lebih Permendikbud No 1 Tahun 2018.
mengoptimalkan peran orang tua didalam
proses pengelolaan dana BOS. Sehingga Simpulan
tidak lagi menyalahi Permendikbud No 1
42
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 2 Tahun 2019 e-ISSN:
2614 – 1930
44