Kelp Aritmia Jantung
Kelp Aritmia Jantung
Kelp Aritmia Jantung
DISUSUN OLEH:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kita, sehingga makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien ARITMIA JANTUNG” dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu saya
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
BAB I
KONSEP DASAR
A. Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan rumit yang sering terjadi
pada infbateramio kardium. Aritmia atau kamudisrit besaran adalah perubahan
pada frekuensi yang karena oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
(Doengos, 1999).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut
jantung tapi juga istilah gangguan kecepatan tolak konduksi. Aritmia besar
menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak
teratur. Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya. Kebanyakan orang sesekali
mengalami detak jantung yang tidak beraturan kadang menjadi cepat, kadang
melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat menyebabkan
gangguan kesehatan atau bahkan sampai mengancam nyawa. Aritmia dan HR
abnormal tidak harus terjadi bersamaan. Aritmia dapat terjadi dengan HR yang
normal atau dengan HR yang cepat (Hanafi, 2001).
Pada jantung orang normal, setiap denyut berasal dari nodus SA (irama
sinus normal), Jantung berdenyut sekitar 70 kali dalam satu menit pada keadaan
istirahat. Frekuensi melambat (bradikardia) selama tidur dan dipercepat
(lakikardia) oleh emosi, olahraga,demam, dan rangsangan lain. Pada orang
muda sehat yang bernapas dengan frekuensi normal, frekuensi jantung
bervariasi sesuai fase pernapasan meningkat selama inspirasi dan menurun
selama ekspirasi, terutama bila kedalaman napas meningkat. Aritmia sinus ini
adalah fenomena normal dan terutama disebabkan oleh fluktuasi persarafan
simpatis di jantung (Ganong, 2008).
Obat jantung yang disebut myocardium mempunyai kesanggupan luar
biasa untuk berkontraksi secara teratur. Ini disebabkan denyutan dibagian atas
jantung pada daerah yang disebut sinotrial node. Ini terletak pada serambi
kanan, dekat vena besar (vena cava besar) yang mengirimkan darah.
Rangsangan jantung timbul pada nodus ini. Dari sini menyebar dengan cepat ke
seluruh jantung. Mula-mula gelombang kontraksi melintasi serat otot serambi
jantung sampai tiba pada persimpangan atrium dan ventrikel. Kemudian
menyebar kepada jaringan khusus jantung (yang disebut bundle of his) lalu
masuk ke jaringan ventrikel. Kemudian terbagi dua dan bervariasi diseluruh
myokardium ventrikel itu. Dari sini gelombang kontraksi tersebut meluas
keseluruh ventrikel yang menimbulkan kontraksi otot (Knight, 1997).
B. Etiologi
Adapun etiologi dari Aritmia ini adalah :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung). (Price,1995)
C. Patofisiologi
ARITMIA
Suplai O₂ Suplai O₂
Intoleransi
kejaringan kejantung
aktivitas
Kurang pengetahuan
Metabolism
Ketidakefektifa
selsecaraana
n pola nafas
erob Cemas
Menghasilkana
Perubahan status
samnukleat
kesehatan
G. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
1) Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
2) Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
3) Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B
1) Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
2) Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 C
1) Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
1) Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan
hipertensi
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
1) Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
1) Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
2. Terapi mekanis
a. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
c. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.(Tambayong,2001)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS:
Pasien Tn. I berumur 50 tahun dirawat diruangan ICCU Bahtramas Kendari, didapatkan
Hasil TTV: TD; 180/110, Suhu; 37,5 N; 120x/ menit, RR 28x/menit TB;160cm, BB;77 kg.
Tn. I mengatakan nyeri bagian dada pada bagian kanan dan sesak napas. Selain
itu,Tn. I mengeluh berkeringat, sesak saat bernapas, pusing & demam. Saat pengkajian
yang dilakukan Ns. Riski didapatkan bunyi napas tambahan (kreleks,ronki,mengi)
mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan. Pasien mengatakan tidak
mengetahui penyakit yang diderita dan kadang bingung dengan kondisi fisiknya
sekarang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang (EKG) didapatkan abnormal, sumber
distrimia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikeserta terdapat cairan di dalam paru.
Pengkajian keperawatan
1. Identitas pasien
a. Nama :Tn.I
b. Tempat dan tanggal lahir :
c. Usia :50 tahun
d. Pendidikan terakhir :-
e. Agama :Islam
f. Tinggi badan / Berat badan :160 cm/77kg
g. Alamat :Kendari
h. Orangyang dapat dihubungi :tidak ada
Pengkajian primer :
1. Airway
a) Apakah ada peningkatan sekret? tidak ada
b) Adakah suara nafas : krekels,ronchi dan mengi? ada
2. Breathing
a) Adakah distress pernafasan? iya diamana terdapat penumpukan cairan
didalam paru
b) Adakah hipoksemia berat ? tidak
c) Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas? iya
d) Apakah ada bunyi whezing ? tidak
3. Circulation
a) Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?tidak ada perubahan tingkat
kesadaran
b) Apakah ada takikardi ?tidak
c) Apakah ada takipnoe ?tidak
d) Apakah haluaran urin menurun ?tidak
e) Apakah terjadi penurunan TD ?tidak
f) Apakah ada sianosis ?tidak
Pengkajian sekunder
a. Get Vital Sign/ tanda-tanda vital secara kontinyu
Kaji :
1. Tekanan darah
2. Irama dan kekuatan nadi
3. Irama, kekuatan dan penggunaan otot bantu
4. Saturasi oksigen
b. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama dan alasan klien ke rumah sakit
2. Lamanya waktu kejadian sampai dengan di bawah ke rumah sakit
3. Tipe cedera, posisi saat cedera, lokasi cedera
4. Gambaran mekanisme cedera dan penyakit seperti nyeri pada organ tubuh
yang menggunakan : provoked (P), quality (Q), radian (R), severity (S) dan
time (T)
5. Kapan makan terakhir
6. Riwayat penyakit lain yang pernah di alami /operasi pembedahan/kehamilan
7. Riwayat pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi sakit sekarang,
imunisasi tetanus yang dilakukan dan riwayat alergi klien
8. Riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien
Klasifikasi Data
DS
1. : Ds:
Sesak nafas
Gagal jantung
kongestif
Penurunan oksigen
keorgan dan jaringan
Penurunan perfusi
Kelelahan lemah
sesak
Penurunan curah
jantung
Forward failure
Suplay darah jaringan
menurun
Metabolisme anaerob
Asidosis metabolic
ATP berkurang
Fatigue
Intoleransi aktifitas
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidak efektifan pola nafas penumpukan sekresi
2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi
elektrikal,penurunan kontraktilitas miokard
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Intervensi NOC Intervensi NIC
keperawatan
Judul jurnal 1:
GAMBARAN KEJADIAN ARITMIA DAN KEJADIAN MORTALITAS PADA PASIEN
STEMI DI RSUD ULIN BANJARMASIN
Penulis:
Kata kunci:
Aritmia merupakan gangguan irama pada jantung bisa cepat, lambat dan
ireguler.Komplikasi dari STEMI salah satunya adalah aritmia disebabkan adanya
gangguan konduksi listrik dan sel jantung pada jantung.Angka kejadian aritmia 50%
yang dapat mengakibatkan kematian.
Tujuan penelitian:
Tujuan penelitian mengetahui gambaran kejadian aritmia dan mortalitas pada pasien
STEMI di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini adalah pasien STEMI yang mengalami komplikasi aritmia dari 4
september 2015 – 31 desember 2015 dengan tekhnik pengambilan sampel yang
digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis sampling aksidental. Instrumen
yang digunakan lembar EKG dan lembar observasi.Hasil penelitian kejadian aritmia
berjumlah 11 responden (65%), tidak aritmia 6 responden (35%).Kejadian mortalitas
didapatkan 2 responden (12%).Rata – rata umur responden 57 tahun.Jenis kelamin laki
– laki terdapat 15 responden (88%), perempuan 2 responden (12%).Kesimpulan
prevalensi kejadian aritmia pada pasien STEMI tinggi, ditemukan irama sinus takikardi
dan sinus bradikardi dapat mengakibatkan kematian.
Metodologi Penelitian:
Hasil Penelitian:
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang merujuk kepada setiap gangguan
frekuensi, regularitas, lokasi asal atau konduksi impuls listrik jantung. Iskemik
miokardium ditandai dengan perubahan ion dan biokimiawi, mengakibatkan aktivitas
listrik yang tidak stabil yang memicu dan mempertahankan aritmia, dan infark
menciptakan daerah aktif dan blok konduksi listrik, yang juga memromosikan
aritmogenesis.
Tujuan penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aritmia pada pasien penyakit
jantung koroner (PJK) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2015-
31 Desember 2015
Metodologi Penelitian:
Hasil Penelitian:
Hasil penelitian mendapatkan 101 data pasien PJK yang mengalami aritmia,
diantaranya Angina Pektoris Stabil (APS) 57 kasus (56%), Old Myocardial Infarction
(OMI) 6 kasus (6%), Unstable Angina Pectoris (UAP) 16 kasus (16%), Non ST Segment
Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) 20 kasus (20%), dan ST Segment Elevation
Myocardial Infarction (STEMI) 2 kasus (2%). Mayoritas kasus ialah jenis kelamin laki-
laki (66%), usia 51-60 tahun (35%). Faktor risiko tertinggi pada pasien PJK dengan
aritmia ialah hipertensi (41%) dan terendah ialah merokok (12%). Kasus tertinggi ialah
APS, dengan aritmia terbanyak ialah Premature Ventricular Contraction (PVC), Kata
kunci: gambaran, aritmia, penyakit jantung koroner
Judul jurnal 3:
Penulis:
Kata kunci:
Aritmia adalah kondisi di mana sistem konduksi listrik jantung abnormal yang
menyebabkan denyut jantung tidak teratur, dimana denyut jantung bisa lebih cepat
(takikardia) atau lebih lambat (bradikardia) [1]. Meskipun sebagian besar aritmia tidak
menimbulkan gejala yang menonjol pada pasien, ada beberapa aritmia yang dapat
menyebabkan SCA seperti VF mana darah tidak dikirimkan ke tubuh. Ada lebih dari 4
juta pasien aritmia di dunia dan lebih dari 400 ribu orang meninggal karena penyakit ini
setiap tahun
Tujuan penelitian:
Makalah ini mengusulkan sebuah front-end on-board desain antarmuka grafis dari
detektor aritmia System-on-Chip (SoC) berdasarkan yang dapat digunakan sebagai
perangkat screening pertama untuk pasien penyakit jantung. Sistem ini terdiri dari
classifier aritmia berbasis pengetahuan yang mampu mengidentifikasi tiga jenis aritmia
yang fibrilasi ventrikel (VF), prematur ventrikel kontraksi (PVC) dan tingkat dua
atrioventrikular (AV) blok. Sistem ini telah dievaluasi dan dibandingkan dengan data
ECG dari database aritmia MIT-BIH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi
adalah sampai dengan 99,25% dengan waktu komputasi dari 6,385 detik. Hal ini sangat
portabel dan relatif murah untuk instalasi di klinik kecil dan monitoring rumah.
Metodologi Penelitian:
Hasil Penelitian:
detektor aritmia berbasis SoC yang diusulkan memiliki kinerja yang meyakinkan pada
kecepatan pemrosesan, pengurangan kebisingan, dan puncak R akurasi deteksi serta
beberapa fitur tambahan yang ditambahkan seperti classifier aritmia dan interaktif layar
sentuh GUI. Untuk perbaikan lebih lanjut, akurasi yang lebih tinggi dan diperpanjang
algoritma klasifikasi aritmia harus dirancang untuk mendeteksi lebih banyak jenis
aritmia. Selain itu, perbaikan pada platform FPGA juga harus dilakukan dengan
meningkatkan memori atau
Sistem yang di usulkan mampu mengidentifikasi tiga jenis aritmia yang PVC, VF dan
tingkat dua blok AV.
pengurangan, dan klasifikasi. klasifikasi akurasi dari metode ini adalah sampai dengan
99,71% [13].
Jurnal 4
Karena alasan ini, kami telah memutuskan untuk melakukan studi di CVD. Penelitian ini
akan berkonsentrasi pada aritmia karena beberapa aritmia yang mengancam nyawa
dan memerlukan pengobatan segera. Aritmia adalah jenis CVDs yang didefinisikan
sebagai sekelompok kondisi di mana aktivitas listrik jantung tidak teratur yang dapat
mengakibatkan jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat dari biasanya. Selama
aritmia, jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Ini
memompa kurang efisien darah dan oksigen oleh jantung akan menyebabkan paru-
paru, otak dan organ dapat bekerja dengan baik dan shutdown atau rusak.
Tujuan penelitian:
Penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah sistem yang tidak hanya bisa
mengklasifikasikan N, VT dan VF .Segmen akurat tetapi juga bisa melacak perilaku
sinyal EKG yang berguna untuk monitoring jantung juga. Sistem ini dikembangkan akan
meniru perangkat EKG saat ini, tidak hanya untuk memperoleh sinyal EKG, tetapi untuk
memungkinkan pemantauan yang lebih efisien dari pasien di mana ia dapat
menentukan terjadinya terjadinya aritmia ventrikel dengan mempelajari pola perilaku
perubahan sinyal EKG. Sehingga berpotensi dapat menyelamatkan hidup seseorang
sekali VT atau VF tiba-tiba terjadi, karena kita dapat mengambil langkah-langkah
perbaikan segera.
Metodologi Penelitian:
Hasil Penelitian:
klasifikasi dan determinasi onset sistem (cods) dikembangkan menggunakan LabVIEW
sebuah perangkat lunak berbasis pada SOD-BD analisis dan ventrikel aritmia deteksi
onset yang telah dilakukan sebelumnya [7, 9]. Gambar 1 menggambarkan panel depan
VI dari sistem yang dikembangkan. Dari panel depan VI Angka, cods dibagi menjadi
enam komponen dinotasikan sebagai A, B, C, D, E dan F. A adalah path file yang
digunakan untuk memilih catatan EKG yang diinginkan yang ingin kita menganalisis
atau kita dapat beralih ke perekaman real-time dengan menempatkan elektroda pada
kulit. B adalah grafik gelombang digunakan untuk menunjukkan bentuk sinyal ECG
yang telah dipilih dari A.
5 Othman, Mat Safri & Zakaria / Jurnal Teknologi (Ilmu & Teknik) 78: 7-5 (2016) 1-6
perubahan tarif dari ω dan u parameter. C, D dan E digunakan untuk melacak tanda-
tanda kelainan dengan mempelajari perubahan sinyal EKG dari normal ke irama
normal, yang berguna dalam menentukan timbulnya
aritmia ventrikel. Akhirnya, F highlight jenis sinyal EKG bahwa aku s otomatis
diklasifikasikan oleh cods. Jika sistem mendeteksi episode takikardi ventrikel, VT emitor
cahaya dioda (LED) berubah dari hijau ke kuning. Jika Cods mendeteksi episode
fibrilasi ventrikel, VF LED berubah dari hijau ke warna merah. Kedua LED tetap hijau
ketika ritme sinus normal terdeteksi oleh sistem.