Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer
beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban dari komunikasi, pertahanan dan hal-hal
strategi dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu
memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu
(timber pile) dipasang dengan dipikul ke dalam tanah dengan tanah penunjang dengan
pasir dan batu. Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile
driving yang mana menyerupai mekanisme pile driving saat ini. Tiang baja sudah
digunakan selama 1800 dan Tiang beton sejak 1900. Revolusi industri membawa
perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan
mesin diesel.

Sebagai salah satu jenis Pondasi Gedung perkantoran, Rumah tinggal, Ruko,
Rukan,Pergudangan, maka sistem Pondasi Tiang Pancang Mini ternyata mampu
menjawab kebutuhan kita sebagai pondasi yang Efisien, Cepat dan Ekonomis .
Berdasarkan ukuran Peralatan Pancang Mini yang relatif kecil, maka Peralatan Pancang
Mini mampu bekerja pada areal lahan yang sempit denga lebar lahan minimal 5 meter,
sedangkan kedalaman Pemancangan dapat dilaksanakan sampai kedalaman Tanah keras
atau maksimal 24 meter. Segmen Tiang Pancang yang digunakan adalah 6 meter dan 3
meter dengan penyambungan antar tiang menggunakan Las Listrik pada Pelat
Penyambungan Tiang Pancang. Kegunaan dari Pondasi ini selain memberikan Daya
Dukung yang baik dan kuat, juga menjaga dari penurunan sekecil mungkin dan
seimbang.

1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah memeparkan hal-hal yang bersifat perlu
diketahui dari tiang pancang mini pile,

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada makalah mengenai pondasi tiang pancang mini pile ini
ialah:
1. Mengetahui proses pembuatan tiang pancang mini pile
2. Mengetahui alat yang digunakan dalam proses pekerjaan tiang pancang mini pile
3. Mengetahui mengenai proses pembuatan pile cap
4. Mengetahui sambungan dari tiang pancang mini pile ke pile cap
5. Mengetahui sambungan dari tiang pancang mini pile ke pile cap
6. Mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mini pile
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tiang pancang mini pile
8. Mengetahui gambar teknis mengenai tiang pancang mini pile di lapangan
9. Mengetahui permasalahan yang sering ditemukan dalam tiang pancang mini pile
dan mengetahui solusinya

1.4 Metodologi
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ialah:
1. Pengumpulan data dari lapangan
2. Pengumpulan informasi dari berbagai sumber
3. Diskusi dengan anggota kelompok

1.5 Sistematika Pembahasan


Untuk mempermudah pemahaman mengenai makalah yang di buat,
maka penulis menyajikan makalah ini dalam beberapa bab, yang terdiri dari:

Bab I mengenai Pendahuluan yang berisi tentang latarbelakang, tujuan, ruang


lingkup, metodologi dan sistematika penulisan

Bab II mengenai Pembahasan yang berisi tentang gambar teknis, proses


pembuatan tiang pancang mini pile, mengenai proses pembuatan pile cap,
sambungan dari tiang pancang mini pile ke pile cap, sambungan dari tiang
pancang mini pile ke pile cap, alat yang digunakan, kelebihan dan kekurangan

Bab III mengenai Permasalahan dan Solusi yang berisi tentang hal-hal yang
menjadi permasalahan yang sering ditemukan mengenai tiang pancang mini pile
sehingga dari permasalahan tersebut dapat menemukan solusi dari permasalahan
yang ada

Bab IV mengenai Kesimpulan dan Saran yang berisi tentan kesimpulan yang
dapat diambil dari pembahasan dan dapat menemukan saran-saran yang akan
membuat lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lokasi dan Data Teknis


Lokasi proyek PT. Ceres Bandung ini terletak di Jalan Dayeuh Kolot No 94

Bandung, bersebarangan dengan PT. Inti dan dekat dengan pintu gerbang tol

Moch Toha. Lokasinya terlihat pada Gambar 2.1. Peta lokasi dan site plan dapat

dilihat di gambar 2.2-2.3. Peta lokasi adalah peta yang menunjukan lokasi

bangunan.

Site Plan adalah denah rencana secara umum yang berfungsi untuk

menunjukan letak proyek dan memperlihatkan ruangan-ruangan lebih terperinci.


Denah Proyek

2.2 Data Proyek

1. Nama Proyek : Garuda Project – Ceres Factory


Expansion
2. Owner : PT. Ceres Bandung
3. Fungsi Bangunan : Food Production and Warehouse
4. Jenis Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan
Elektrikal
5. Sistem Kontrak : Lump sump
6. Kontraktor Utama : PT. Takenaka Indonesia
7. Sub – Kontraktor
a. Earth work & Pavement work : PT. Takenaka
b. Pile Driving : PT. Jacking Pile Pratama
c. Steel Structure Work : PT. Merkan Persada Raya
d. Painting Work : PT. Handira
e. Roofing and Cladding Work : PT. Artokaya Indonesia
f. Joinery Work : PT. Gunawan Fka
g. Interior Finishing Work : PT. Inti Indah
h. Electrical & Mechanical Work : PT. SUA
i. FRP Gutter Work : PT. Garuda Jaya Fiberindo
8. Pemasok (Supplier)
a. Piling Supply ∶ PT. Hume Concrete Indonesia
b. Aero Material Supply : Leibel
c. Ceramic Supply : PT. Satya Langgeng Sentosa
d. Plester Material Supply : PT. Cipta Mortar Utama
e. Steelbar Material Supply : PT. Pulo Gadung Steel
f. Wooden, Plywood Supply : PT. Sinar Niaga Dunia
9. Mandor
1. Earth work and concerete : Mandor Dolis
2. Forming Work : Mandor Hendrik
3. Steel bar Work : Mandor Waras
4. Temporary Work : Mandor Sumarno
5. Finishing Work : Mandor Roji
10. Konstruksi : New Factory + Extension
11. Luas Tanah : 74.096 m²
12. Total Luas Floor Area : 38.152,7 m²

Lokasi Dasar Lantai 1 Lantai 2


1. Raw Material 2685,9 m²

Warehouse 3826 m²
2. Finished Goods
6855,8 m²
Warehouse
3. Production Building 3391,2 m²
4. Packaging Warehouse
5. Welfare 1364,9 m²
1. Welfare 2645,3 m²
2. Production Building
3. Micro Lab 6855,8 m²

1138 m²
1. Production Building 6906,6 m²
2. Chiller Area
1670,1 m²
1. Sky Bridge 226,5 m²
2. Loading Dock
3. Canopy Guard House 440,6 m²
4. Guard House +
96 m²
Driver Road
50 m²
TOTAL 18937 m² 10639 m² 8576,7 m²
Tabel 2.1 Rincian luas floor area
Sumber : Dokumen Proyek Ceres Factory Expansion

13. Luas Bangunan : 38.152,7 m²


14. Tinggi Bangunan : 23,283 m’
15. Total Periode : 20 Juli 2013 – 31 Desember 2015
2.2.1 Data Teknis Proyek
1. Pondasi
o Spun pile Ø 450 mm, L : 10 m, Ra : 45 ton.
o Mutu beton K-250
2. Pelat Lantai
o Mutu Beton K-250
3. Kolom dan Balok
o Mutu Beton K-250
4. Rangka Atap

o Struktur Baja SS 400


2.2 Tiang Pancang Mini Pile

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi untuk bangunan


yang mampu menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur tersebut ke
dalam tanah, sampai kedalaman tertentu yaitu sampai lapisan tanah
keras. Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan
bertingkat rendah dan tanah relatif baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan
adalah:

1. Tiang pancang berbentuk penampang segitga berukuran 28 mampu


menopang beban 25-30 ton
2. Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu
menopang beban 25-40 ton
3. Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang
tekanan 30-35 ton
4. Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25x25 mampu menopang
tekanan 40-50 ton
2.3 Proses Pembuatan Tiang Pancang mini pile
1. Mini pile precast pretension
a) Pembentukan kepala tulangan pile

Gambar 1. Bar button head


Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

b) Pembuatan kurungan/cage pile

Gambar 2. Cage making


Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

c) Pembuatan piringan band


Gambar 3. Band plate making
Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

d) Pengaturan cetakan

Gambar 4. Mould setting


Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

e) Pemberian tegangan pada tulangan (Stressing)

Gambar 5. Stressing
Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

f) Pemompaan beton pada cetakan

Gambar 6. Concrete pumping


Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd
g) Pemutaran pile (spinning)

Gambar 7. Pile spinning


Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

h) Pengawetan dengan penguapan (Steam curing)

Gambar 8. Steam curing


Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

i) Pelepasan cetakan

Gambar 9. Demoulding
Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd

j) Stock yard
Gambar 10. Mini Pile
Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd
2. Mini pile precast post tension
a) Pemotongan tulangan pile

Gambar 11. Cuting steel bar


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

b) Pengaturan kepala tulangan baja

Gambar 12. Upset head steel bar


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

c) Pembentukan dan pengelasan cage baja

Gambar 13. Steel cage welding and forming


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

d) Peletakkan cage baja pada cetakan


Gambar 14. Put steel cage into mould
Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

e) Perakitan perangkat untuk pemberian tegangan

Gambar 15. Tension device assembling


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

f) Pengukuran bahan baku

Gambar 16. Raw materials measurement


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

g) Pengecoran beton
Gambar 17. Concrete placing
Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

h) Perataan hasil cor beton

Gambar 18. Placing evenly


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

i) Penutupan cetakan

Gambar 19. Closing the moulding


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

j) Pemberian tegangan hidrolik


Gambar 20. Hydraulic tension
Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

k) Membentuk sentrifugasi (Centrifugation forming)

Gambar 21. Centrifugation forming


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

l) Pengeringan pile di ruang dengan temperatur tinggi (curing)

Gambar 22. Room temperature curing


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

m) Autoclave curing
Gambar 23. Autoclave curing
Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com

n) Stock yard

Gambar 24. Stock yard


Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com
2.4 Penyambungan Tiang Pancang ke Tiang Pancang

Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk menyambung pada tiang

yang kedua sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah sepanjang

30 cm untuk memudahkan pengelasan tiang.

Selanjutnya sama dengan langkah 1 dan 2 yaitu pengangkatan tiang pancang

dan penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika posisi

tiang pancang kurang pas dengan tiang yang akn disambungkan, maka pekerja

memukul tumpuan tiang dengan palu besar sampai berada pada posisi sambungan.
Penyambungan tiang pancang

Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat
untuk memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang dilas
oleh tukang las, dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar
keseluruhan agar sambungan kuat. Biasanya proses pengelasan berlangsung selama 5
menit.

Pengelasan sambungan tiang pancang


Hasil pengelasan sambungan tiang

pancang

2.5 Pile Cap


Pile Cap adalah kepala pondasi yang menghubungkan antara mini pile dengan
mini pile dan menghubungkan antara mini pile dengan bangunan diatasnya. Fungsi
dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus
disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban
oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok
pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah
sebesar N x (Y ton).

Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban
tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga
berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap
juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat
pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan
diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4
buah pondasi yang diikat menjadi satu. Untuk langkah kerja pelaksanaan pekerjaan
pile cap dapat diuraikan sebagai berikut :

 Langkah pertama adalah pemancangan tiang untuk metode pelaksanaan pemancangan


pile menggunakan alat hidrolik hammer, namun jika pada bangunan yang tidak terlalu
luas dan menggunakan tiang pancang kayu biasanya pemancangan dilakukan setelah
pekerjaan galian tanah.
 Menggali tanah sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan pada gambar.

 Urug Pasir sebagai alas pembuatan lantai kerja pile cap.

 Pembuatan lantai kerja pile cap sesuai dengan gambar rencana.

 Pembesian Pile Cap , untuk perakitan tulangan pile cap dapat langsung dikerjakan didalam
galian pondasi atau dirakit diluar. pilecap dirakit bersamaan dengan kolom pedestal.

Ilustrasi Pembesian Pile Cap


 Memasang bekisting untuk memberi bentuk pile cap.

 Kemudian dilakukan pengecoran pile cap. pada saat pengecoran pile cap gunakan alat
concrete vibrator, ini berfungsi untuk memadatkan beton dan meratakan beton kesegala
arah agar tidak terdapat rongga udara saat pengerasan beton.
Ilustrasi Pengecoran Pile cap

 selanjutnya yaitu mengurug tanah kembali menutupi lubang pondasi.

2.6 Penyambungan Tulangan Tiang Pancang ke Pile Cap


Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, Kontraktor wajib untuk memotong
kelebihan panjang tiang pancang sedemikian rupa sehingga panjang stek tulangan
setelah pemotongan kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang pancang
terbesar, sebagai pengikat ke-pur (pile cap).
Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (panjang minimum 40
diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus dan baik. Kepala tiang setelah dipotong
harus dibersihkan dengan sikat kawat.

2.7 Alat dalam Pekerjaan Tiang Pancang


Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, taing dipancang dengan alat pemukul
yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau pemukul yang
hanya dijtuhkan. Berikut penjelasan lebih mendetail mengenai alat yang digunakan
dalam pekerjaan tiang pancang:
1. Pemukul Jatuh (Drop Hammer)
Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan
menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan
berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan
pemancangan yang kecil.
alat ini berfungsi sebagai palu yang memukul tiang pancang agar
menancap sempurna pada tanah yang akan menjadi dasar dari bangunan yang
dibangun. Bentuk alat ini menyerupai palu yang diletakkan pada bagian atas
tiang. Palu ini sangat berat dan berat inilah yang digunakan untuk
memberikan tekanan pada tiang agar tiang menancap pada tanah.
Pada bagian atas tiang atau disebut kepala tiang, diberikan topi atau
cap yang berfungsi sebagai shock absorber. Topi ini sangat diperlukan agar
saat palu memukul tiang, tiang pancang tidak akan mengalami kerusakan.
Biasanya, topi penyerap tekanan ini dibuat dari bahan kayu.

2. Pemukul Diesel (Diesel Hammer)


Pemukul Diesel adalah alat pemancang tiang yang paling sederhana.
Alat ini memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston ram, tangki
bahan bakar, tangki pelumas, pompa bahan bakar, injector dan mesin pelumas.
Pada pengoprasiannya, energi alat didapat dari berat ram yang menekan udara
di dalam silinder. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan
dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang
dihasilkan adalah dengan menggukan bahan bakar minyak. Energi
pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah
energi hasil dari ledakan.
3. Hydraulic Hammer
Alat ini menggunakan prinsip perbedaan tekanan pada cairan yang ada
didalam alat. Dengan menggunakan perbedaan tekanan ini, maka alat ini
dapat memberikan tekanan pada tiang pancang agar mampu terpasang dengan
baik. Biasanya, alat ini digunakan untuk memasang pondasi tiang baja H dan
pondasi lempengan baja. Alat ini bekerja dengan cara menarik, mendorong
dan mencengkeram tiang pancang agar mampu berada pada posisi yang tepat.

4. Vibratory Pile Driver


Alat ini menggunakan getaran untuk memasang tiang pancang.
Didalam alat ini, terdapat beberapa batang yang berada pada posisi horizontal.
Batang ini akan berputar dengan arah yang berlawanan. Hal ini akan
menyebabkan beban eksentris pada alat ini menimbulkan getaran. Getaran
inilah yang digunakan untuk menggetarkan material tiang pancang yang
terpasang pada alat.

5. Jacking Pile

Metode Jacking Pile adalah metode pemancangan dengan

menggunakan Mesin Pancang Hydraulic dimana proses pemancang tiang

pancang dengan memberikan tekanan beban secara statis (beban tetap, baik

besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan arah garis kerjanya) pada tiang

pancang, penekanan/pemancangan tiang akan berhenti bila tiang telah

mencapai tanah keras aktual (bisa sesuai data sondir report dan bisa juga

kurang atau lebih dalam dari kedalaman sondir). Penggunaan Jacking Pile

sangat tepat digunakan pada daerah perkotaan dan padat penduduk. Karena

dengan teknologi Jacking Pile, pemancangan dapat dilakukan tanpa suara,

tanpa polusi udara dan tanpa getaran

sehingga tidak mengganggu

lingkungan sekitar.
6. Single – Acting Hammer
Pemukul (Hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai
tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (Hammer) tersebut jatuh bebas
menimpa kepala tiang pancang. Jadi di sini tenaga uap hanya dipergunakan
untuk mengangkat Hammer saja

7. Double Acting Hammer


Penumbuk (hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap samapai mencapai
tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut ditekan ke
bawah dengan tenaga uap pula. Jadi disini hammer jatuh dengan kecepatan
lebih besar daripada single – acting hammer maupun drop hammer.

8. Differrential Hammer
Hammer ini memiliki ruang tekanan piston bagian atas dan bawah , energi
diperoleh dari hasil perbedaan tekanan dari dua ruang itu. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan single acting hammer, hanya frekuensi pukulannya
menerus seperti double acting hammer.
2.8 Proses Pelaksanaan Pemancangan
a. Menggunakan alat Jacking Pile
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan Jacking Pile. Dalam

operasionalnya, Jacking Pile menggunakan sistem jepit yang kemudian akan

menekan tiang pancang tersebut. Pemancangan dengan Hydraulic Static Driver

(HSPD) untuk operasionalnya menggunakan sistem jepit kemudian menekan

tiang pancang, dengan struktur alat yang terdiri dari: clamping box, pile clamping

hydraulic cylinder dan pile pressing hydraulic cylinder.

Proses pemancangan dengan menggunakan Jacking Pile dapat dijelaskan

sebagai berikut :
a. Alat Jacking Pile diposisikan pada titik pancang yang telah ditetukan

sesuai dengan gambar rencana.


b. Tiang pancang diikat lalu diangkat. Setelah terikat dengan benar dan tidak

akan terlepas, tiang pancang diangkat dengan menggunakan crane .

c. Kemudian tiang pancang dimasukkan kedalam lubang sentral yang

terdapat dalam clamping box.


d. Setelah itu, operator mengatur pressing valve agar clamping hydraulic

cylinder menjepit spun pile yang berada ditengah lubang clamping box,

kemudian clamping box ditekan dengan pile pressing hydraulic cylinder

sehingga spun pile di dorong ke bawah dan masuk kedalam tanah. Saat

spun pile ditekan ke dalam tanah, kita dapat membaca nilai tekanan (Ra)

pada preassure gauge yang menunjukkan kekuatan daya dukung tanah

yang sedang dipancang.


e. Setelah tiang pancang masuk ke tanah, pressing box diangkat kembali pada

posisi semula. Setelah pressing box berada diatas, tiang dijepit kembali

dengan clamping hydraulic cylinder, kemudian clamping box ditekan

kembali sehingga spun pile masuk kedalam tanah lagi,urutan ini

dilaksanakan berulang-ulang sampai seluruh spun pile masuk kedalam

tanah.
f. Apabila spun pile yang sedang dipancang tinggal 2 meter lagi dari

permukaan tanah dan kedalaman pemancangan sudah hampir mendekati

kedalaman lapisan tanah serta nilai Ra pada pressure gauge sudah

mendekati nilai Mpa yang diinginkan, maka untuk berikutnya masukkan

spun pile yang lain ke dalam clamping box untuk membantu mendorong

spun pile yang berada dibawahnya agar dapat terdorong sampai rata

dengan tanah ataupun terdorong lebih jauh lagi kedalam tanah.


g. Selanjutnya urutan pekerjaan tersebut dilakukan berulang-ulang secara

terus menerus sampai dengan tekanan pile pressing hydraulic cylinder

sesuai dengan daya dukung yang direncanakan.


h. Bila pemancangan sudah sampai ke permukaan tanah keras maka proses

pemancangan sudah selesai. Dan apabila dalam proses pemancangan akhir

spun pile tersebut tidak dapat masuk lagi sehingga mengakibatkan sisa

spun pile diatas permukaan tanah, maka spun pile tersebut harus dipotong

rata dengan tanah agar alat HSPD dapat berpindah ke titik selanjutnya.
b. Menggunakan alat Drop Hammer
Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan
menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan
berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan
pemancangan yang kecil. Proses pemancangan menggunakan alat drop
hammer sebagai berikut:
a. Alat pancang di tempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer atuh
pada patok titik pancang yang telah ditentukan
b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada lubang
c. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepal tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala
tiang
d. Ujung bawah tiang di dudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telah di tentukan
e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay
sambil diperiksa engan waterpass sehingga diperoleh posisi yang benar-
benar vertikal. Sebelum pemancangan dimulai bagian bawah tiang diklem
dengan centre gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser
selama pemancangan, terutama untuk tiang pertama
f. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara kontinu ke atas helmet yang terpasang di atas kepala tiang.

2.9 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling
tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua
atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relatif murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor
angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.

BAB III

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

3.1. Permasalahan dan Solusi

Produk mini pile pada umumnya bermasalah pada sambungan. Mulai dari
tebal plat sambungan, mutu plat, tidak adanya throat pada plat sambungan sehingga
pengelasan dengan prinsip butt weld tidak bisa dilaksanakan. Belum lagi
permasalahan pengelasan angker dengan plat sambung, sehingga memang
kelemahannya pada sambungan.

Solusi:

Untuk mengetahui integritas/keutuhan tiang umumnya cukup menggunakan


Pile/Sonik Integrity Test (PIT/SIT), prinsipnya adalah perambatan gelombang. jika
ada kerusakan gelombang ada yang dipantulkan kembali sehingga adanya gap atau
kerusakan pada tiang dapat dideteksi.

Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan pembangunan pile cap


dan tea beam yaitu ketika bertemu dengan sumber air tanah.

Solusi:
Solusi nya harus dilakukan penyedotan air dahulu sampai kering atau disebut juga
dengan pekerjaan dewatering

Elevasi ketinggian kepala tiang pancang yang terlalu dalam atau tinggi.

Solusi:

Jika terlalu dalam maka harus dilakukan penyembungan sehingga pondasi bisa
bekerja dengan baik, atau jika tiang pancang terlalu tinggi maka dilakukan pekerjaan
penghancuran beton. Hal ini dapat dipantau saat melakukan pekerjaan pemancangan
agar posisi tiang pancang benar-benar tepat pada titik dan ketinggian yang telah
direncanakan

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Tiang Pancang mini pile merupakan jenis pondasi yang berukuran pancangnya
lebih kecil dari tiang pancang biasanya. Fungsinya tetap sama yaitu suatu konstruksi
pondasi untuk bangunan yang mampu menyalurkan semua beban yang bekerja pada
struktur tersebut ke dalam tanah, sampai kedalaman tertentu yaitu sampai lapisan
tanah keras. Tiang Pancang mini pile ini di dukung dengan kepala tiang (pile cap)
yang menghubungkan antara mini pile dengan mini pile dan menghubungkan antara
mini pile dengan bangunan diatasnya. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima
beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang.
Penggunaan Alat-alat untuk memasang tiang pancang mini pile yaitu drop hammer,
jacking pile, Vibratory Pile Driver, dll.

Tiang pancang mini pile mempunyai kelebihan yaitu karena dibuat dengan
system pabrikasi, maka mutu beton terjamin, bisa mencapai daya dukung tanah yang
paling keras, daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada
sekeliling tiang, pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan
oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat, harga relatif murah bila
dibanding pondasi sumuran.

Kekurangan dari Tiang Pancang mini pile yaitu untuk daerah proyek yang
masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan, sistem ini baru ada di
daerah kota dan sekitarnya, untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit,
harganya jauh lebih mahal.

4.2 Saran
Penggunaan tiang pancang mini pile harus diperhitungkan sebelumnya karena
harus dilihat dari letak lokasi proyek, alat yang digunakan, mobilisasi pengangkutan
tiang pancang ke lokasi dan memperhitungkan biaya yang dikeluarakan pabila
menggunakan tiang pancang mini pile dengan jenis pondasi yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai