PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer
beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban dari komunikasi, pertahanan dan hal-hal
strategi dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu
memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu
(timber pile) dipasang dengan dipikul ke dalam tanah dengan tanah penunjang dengan
pasir dan batu. Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile
driving yang mana menyerupai mekanisme pile driving saat ini. Tiang baja sudah
digunakan selama 1800 dan Tiang beton sejak 1900. Revolusi industri membawa
perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan
mesin diesel.
Sebagai salah satu jenis Pondasi Gedung perkantoran, Rumah tinggal, Ruko,
Rukan,Pergudangan, maka sistem Pondasi Tiang Pancang Mini ternyata mampu
menjawab kebutuhan kita sebagai pondasi yang Efisien, Cepat dan Ekonomis .
Berdasarkan ukuran Peralatan Pancang Mini yang relatif kecil, maka Peralatan Pancang
Mini mampu bekerja pada areal lahan yang sempit denga lebar lahan minimal 5 meter,
sedangkan kedalaman Pemancangan dapat dilaksanakan sampai kedalaman Tanah keras
atau maksimal 24 meter. Segmen Tiang Pancang yang digunakan adalah 6 meter dan 3
meter dengan penyambungan antar tiang menggunakan Las Listrik pada Pelat
Penyambungan Tiang Pancang. Kegunaan dari Pondasi ini selain memberikan Daya
Dukung yang baik dan kuat, juga menjaga dari penurunan sekecil mungkin dan
seimbang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah memeparkan hal-hal yang bersifat perlu
diketahui dari tiang pancang mini pile,
1.4 Metodologi
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ialah:
1. Pengumpulan data dari lapangan
2. Pengumpulan informasi dari berbagai sumber
3. Diskusi dengan anggota kelompok
Bab III mengenai Permasalahan dan Solusi yang berisi tentang hal-hal yang
menjadi permasalahan yang sering ditemukan mengenai tiang pancang mini pile
sehingga dari permasalahan tersebut dapat menemukan solusi dari permasalahan
yang ada
Bab IV mengenai Kesimpulan dan Saran yang berisi tentan kesimpulan yang
dapat diambil dari pembahasan dan dapat menemukan saran-saran yang akan
membuat lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN
Bandung, bersebarangan dengan PT. Inti dan dekat dengan pintu gerbang tol
Moch Toha. Lokasinya terlihat pada Gambar 2.1. Peta lokasi dan site plan dapat
dilihat di gambar 2.2-2.3. Peta lokasi adalah peta yang menunjukan lokasi
bangunan.
Site Plan adalah denah rencana secara umum yang berfungsi untuk
Warehouse 3826 m²
2. Finished Goods
6855,8 m²
Warehouse
3. Production Building 3391,2 m²
4. Packaging Warehouse
5. Welfare 1364,9 m²
1. Welfare 2645,3 m²
2. Production Building
3. Micro Lab 6855,8 m²
1138 m²
1. Production Building 6906,6 m²
2. Chiller Area
1670,1 m²
1. Sky Bridge 226,5 m²
2. Loading Dock
3. Canopy Guard House 440,6 m²
4. Guard House +
96 m²
Driver Road
50 m²
TOTAL 18937 m² 10639 m² 8576,7 m²
Tabel 2.1 Rincian luas floor area
Sumber : Dokumen Proyek Ceres Factory Expansion
d) Pengaturan cetakan
Gambar 5. Stressing
Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd
i) Pelepasan cetakan
Gambar 9. Demoulding
Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd
j) Stock yard
Gambar 10. Mini Pile
Sumber: Youtube/Industrial concrete products ddn bhd
2. Mini pile precast post tension
a) Pemotongan tulangan pile
g) Pengecoran beton
Gambar 17. Concrete placing
Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com
i) Penutupan cetakan
m) Autoclave curing
Gambar 23. Autoclave curing
Sumber: Youtube/www.rccpipemachinery.com
n) Stock yard
Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk menyambung pada tiang
yang kedua sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah sepanjang
dan penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika posisi
tiang pancang kurang pas dengan tiang yang akn disambungkan, maka pekerja
memukul tumpuan tiang dengan palu besar sampai berada pada posisi sambungan.
Penyambungan tiang pancang
Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat
untuk memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang dilas
oleh tukang las, dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar
keseluruhan agar sambungan kuat. Biasanya proses pengelasan berlangsung selama 5
menit.
pancang
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban
tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga
berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap
juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat
pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan
diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4
buah pondasi yang diikat menjadi satu. Untuk langkah kerja pelaksanaan pekerjaan
pile cap dapat diuraikan sebagai berikut :
Pembesian Pile Cap , untuk perakitan tulangan pile cap dapat langsung dikerjakan didalam
galian pondasi atau dirakit diluar. pilecap dirakit bersamaan dengan kolom pedestal.
Kemudian dilakukan pengecoran pile cap. pada saat pengecoran pile cap gunakan alat
concrete vibrator, ini berfungsi untuk memadatkan beton dan meratakan beton kesegala
arah agar tidak terdapat rongga udara saat pengerasan beton.
Ilustrasi Pengecoran Pile cap
5. Jacking Pile
pancang dengan memberikan tekanan beban secara statis (beban tetap, baik
besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan arah garis kerjanya) pada tiang
mencapai tanah keras aktual (bisa sesuai data sondir report dan bisa juga
kurang atau lebih dalam dari kedalaman sondir). Penggunaan Jacking Pile
sangat tepat digunakan pada daerah perkotaan dan padat penduduk. Karena
lingkungan sekitar.
6. Single – Acting Hammer
Pemukul (Hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai
tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (Hammer) tersebut jatuh bebas
menimpa kepala tiang pancang. Jadi di sini tenaga uap hanya dipergunakan
untuk mengangkat Hammer saja
8. Differrential Hammer
Hammer ini memiliki ruang tekanan piston bagian atas dan bawah , energi
diperoleh dari hasil perbedaan tekanan dari dua ruang itu. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan single acting hammer, hanya frekuensi pukulannya
menerus seperti double acting hammer.
2.8 Proses Pelaksanaan Pemancangan
a. Menggunakan alat Jacking Pile
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan Jacking Pile. Dalam
tiang pancang, dengan struktur alat yang terdiri dari: clamping box, pile clamping
sebagai berikut :
a. Alat Jacking Pile diposisikan pada titik pancang yang telah ditetukan
cylinder menjepit spun pile yang berada ditengah lubang clamping box,
sehingga spun pile di dorong ke bawah dan masuk kedalam tanah. Saat
spun pile ditekan ke dalam tanah, kita dapat membaca nilai tekanan (Ra)
posisi semula. Setelah pressing box berada diatas, tiang dijepit kembali
tanah.
f. Apabila spun pile yang sedang dipancang tinggal 2 meter lagi dari
spun pile yang lain ke dalam clamping box untuk membantu mendorong
spun pile yang berada dibawahnya agar dapat terdorong sampai rata
spun pile tersebut tidak dapat masuk lagi sehingga mengakibatkan sisa
spun pile diatas permukaan tanah, maka spun pile tersebut harus dipotong
rata dengan tanah agar alat HSPD dapat berpindah ke titik selanjutnya.
b. Menggunakan alat Drop Hammer
Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan
menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan
berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan
pemancangan yang kecil. Proses pemancangan menggunakan alat drop
hammer sebagai berikut:
a. Alat pancang di tempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer atuh
pada patok titik pancang yang telah ditentukan
b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada lubang
c. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepal tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala
tiang
d. Ujung bawah tiang di dudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telah di tentukan
e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay
sambil diperiksa engan waterpass sehingga diperoleh posisi yang benar-
benar vertikal. Sebelum pemancangan dimulai bagian bawah tiang diklem
dengan centre gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser
selama pemancangan, terutama untuk tiang pertama
f. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara kontinu ke atas helmet yang terpasang di atas kepala tiang.
BAB III
Produk mini pile pada umumnya bermasalah pada sambungan. Mulai dari
tebal plat sambungan, mutu plat, tidak adanya throat pada plat sambungan sehingga
pengelasan dengan prinsip butt weld tidak bisa dilaksanakan. Belum lagi
permasalahan pengelasan angker dengan plat sambung, sehingga memang
kelemahannya pada sambungan.
Solusi:
Solusi:
Solusi nya harus dilakukan penyedotan air dahulu sampai kering atau disebut juga
dengan pekerjaan dewatering
Elevasi ketinggian kepala tiang pancang yang terlalu dalam atau tinggi.
Solusi:
Jika terlalu dalam maka harus dilakukan penyembungan sehingga pondasi bisa
bekerja dengan baik, atau jika tiang pancang terlalu tinggi maka dilakukan pekerjaan
penghancuran beton. Hal ini dapat dipantau saat melakukan pekerjaan pemancangan
agar posisi tiang pancang benar-benar tepat pada titik dan ketinggian yang telah
direncanakan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Tiang Pancang mini pile merupakan jenis pondasi yang berukuran pancangnya
lebih kecil dari tiang pancang biasanya. Fungsinya tetap sama yaitu suatu konstruksi
pondasi untuk bangunan yang mampu menyalurkan semua beban yang bekerja pada
struktur tersebut ke dalam tanah, sampai kedalaman tertentu yaitu sampai lapisan
tanah keras. Tiang Pancang mini pile ini di dukung dengan kepala tiang (pile cap)
yang menghubungkan antara mini pile dengan mini pile dan menghubungkan antara
mini pile dengan bangunan diatasnya. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima
beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang.
Penggunaan Alat-alat untuk memasang tiang pancang mini pile yaitu drop hammer,
jacking pile, Vibratory Pile Driver, dll.
Tiang pancang mini pile mempunyai kelebihan yaitu karena dibuat dengan
system pabrikasi, maka mutu beton terjamin, bisa mencapai daya dukung tanah yang
paling keras, daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada
sekeliling tiang, pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan
oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat, harga relatif murah bila
dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan dari Tiang Pancang mini pile yaitu untuk daerah proyek yang
masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan, sistem ini baru ada di
daerah kota dan sekitarnya, untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit,
harganya jauh lebih mahal.
4.2 Saran
Penggunaan tiang pancang mini pile harus diperhitungkan sebelumnya karena
harus dilihat dari letak lokasi proyek, alat yang digunakan, mobilisasi pengangkutan
tiang pancang ke lokasi dan memperhitungkan biaya yang dikeluarakan pabila
menggunakan tiang pancang mini pile dengan jenis pondasi yang lainnya.