Anda di halaman 1dari 8

VISITASI KE KLOTER

I. DESKRIPSI SINGKAT

Visitasi pada Jemaah haji merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
memantau kondisi kesehatan jemaah haji dan responnya serta adanya bimbingan
kesehatan kepada jemaah untuk mengendalikan faktor risiko agar jemaah tersebut
dapatmeningkat kesadarannya, kemauan, dan kemampuan serta melibatkan Jemaah
haji dalam menurunkan risiko serta memelihara kesehatan Jemaah dalam
menghadapi kondisi matra di tanah suci agar tetap sehat, mandiri serta istitho’ah
dalam menunaikan ibadah haji.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan visitasi ke kloter

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
1. Menjelaskan mekanisme visitasi
2. Melakukan visitasi

III.POKOK BAHASAN
Pokok bahasan dari modul ini yaitu :
1. Mekanisme visitasi
2. Visitasi
a. Visitasi ke kloter
b. Visitasi pada saat Armina

IV. BAHAN BELAJAR


1. Permenkes
2. Modul TKHI (Petugas Kloter)

Modul pelatihan PPIH 2017 1


V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

A. Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran


1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat
b. Memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas
c. Memperkenalkan diri dan berkenalan dengan peserta
d. Memberikan apersepsi pembelajaran
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab salam,
b. Mempersiapkan diri menciptakan suasana belajar yang kondusif
c. Menyimak dan memperhatikan fasilitator
B. Langkah 2 : Penyampaian pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang pelayanan gizi di keluarga
b. Menyampaikan pokok bahasan 1 – 5
2. Kegiatan Peserta
a. Memberikan pendapat dari pertanyaan Fasilitator
b. Mendengar, mencatat hal-hal yang penting dalam materi
c. Mengajukan pertanyaan kepada Fasilitator bila masih ada yang belum
dipahami.
C. Langkah 3: Penutup
1. Kegiatan Fasilitator
a. Merangkum poin-poin penting dari hasil proses kegiatan pembelajaran.
b. Mengevaluasi pembelajaran secara umum
c. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2. Kegiatan Peserta

Modul pelatihan PPIH 2017 2


a. Mencatat hal-hal yang penting
b. Melakukan evaluasi bersama fasilitator terkait pembelajaran yang sudah
didapat
c. Membalas salam
VI. URAIAN MATERI
Pendahuluan
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan ibadah haji
disebutkan bahwa Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan
manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat
berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama
serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh
haji yang mabrur. Seiring dengan bertambahnya masa tunggu, tantangan dalam
pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah dengan
meningkatnya jumlah jemaah calon haji risiko tinggi dan disertai dengan
perbandingan jumlah tenaga kesehatan haji Indonesia dengan Jemaah yang belum
optimal , beragamnya latar belakang pendidikan, sosial budaya serta kondisi fisik dan
lingkungan Arab Saudi yang berbeda, adanya perbedaan musim (panas, dingin),
kelembaban udara yang rendah, perbedaan lingkungan sosial budaya, keterbatasan
waktu perjalanan ibadah haji dan kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di
Arafah maupun melontar jumrah di Mina. Semua hal tersebut merupakan risiko yang
dapat berdampak terhadap kesehatan jemaah haji Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas,Kesehatan haji dan umrah merupakan


Kesehatan Matra yang dilakukan terhadap jemaah haji dan umrah serta pihak
petugas yang terkait, mulai dari perjalanan pergi, selama di Arab Saudi, pulang dari
Arab Saudi sampai dengan 2 (dua) minggu setelah tiba kembali ke tanah air.
Kesehatan matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik
di lingkungan darat, laut, maupun udara.

Modul pelatihan PPIH 2017 3


Sebagaimana diatur dalam Permenkes 61 Tahun 2013 tentang Kesehatan Matra,
maka pelayanan kesehatan haji masuk dalam lingkup kesehatan lapangan yakni
kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan di darat yang
bersifat temporer pada lingkungan yang berubah. Dalam pasal 2 disebutkan bahwa
pengaturan kesehatan matra dimaksudkan untuk mewujudkan upaya kesehatan
pada kondisi matra secara cepat, tepat, menyeluruh dan terkoordinasi guna
menurunkan potensi risiko kesehatan, meningkatkan kemampuan adaptasi, dan
mengendalikan risiko kesehatan, dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan Jemaah haji dalam menurunkan risiko serta memelihara
kesehatan Jemaah dalam menghadapi kondisi matra di tanah suci agar tetap sehat,
mandiri serta istitho’ah dalam menunaikan ibadah haji.

Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan faktor risiko yang terjadi pada Jemaah
haji adalah dengan melakukan visitasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan haji
pada Jemaah haji.

Visitasi
Visitasi pada jemaah haji adalah upaya yang dilakukan untuk memantau kondisi
kesehatan jemaah haji dan responnya serta bimbingan kesehatan di kelompok
terbang (kloter) yang dilakukan setiap saat agar tercapainya jemaah haji sehat.
Tujuan umum visitasi agar tercapainya jemaah haji sehat di kloter, sedangkan tujuan
khusus visitasi antara lain:
a. Terdeteksinya jemaah haji sakit secara dini untuk diobati, dirawat dan dirujuk
b. Terbangunnya komunikasi antar petugas di kloter
c. Terbangunnya komunikasi antara jemaah dan petugas.
Lokasi Visitasi yang dilakukan petugas kesehatan haji (PPIH Arab Saudi – Tim Gerak
Cepat) dilakukan di lokus Pemondokan Makkan dan Madinah, saat di Arofah,
Muzdalifah, Mina serta di bandara Jeddah atau Madinah. Sasaran visitasi adalah
seluruh jemaah haji, dengan prioritas jemaah haji risiko tinggi.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam melakukan visitasi meliputi:

Modul pelatihan PPIH 2017 4


a. Deteksi adanya masalah kesehatan (menderita sakit atau problem kesehatan
lainnya)
b. Deteksi adanya kondisi yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, baik
pada diri jemaah, maupun kondisi lingkungan (jemaah lain atau tempat tinggal)
c. Tindakan pemeriksaan, pengobatan, dan pemeliharaan kesehatann sesuai
kebutuhan JH
d. Tindakan preventif dan promotif sesuai kondisi JH
Pelaksanaan visitasi dilakukan oleh Tim visitasi (TGC bersama Tim KKHI) secara
terjadwal dengan adanya kordinasi Petugas KKHI, sektor dan Kloter :
e. Pada saat pelayanan kllinik di sektor
 Dilakukan 4 kegiatan diatas terhadap jemaah yang datang berobat atau
konsultasi, diumumkan kepada karu karom yang ada anggotanya jemaah risti
untuk diantar ke sektor
 Disamping tindakan terhadap jemaah yang berobat tersebut, petugas juga
melakukan keempat tindakan tersebut diatas pada orang-orang sekamar atau
satu rombongan yang mengantar jemaah yang berobat
f. Visitasi ke kamar-kamar jemaah di pemondokan
Apabila ada jemaah haji yang tidak bisa mobilisasi ke sektor, maka Petugas
melakukan kunjungan ke kamar-kamar jemaah tersebut.
Bila mendekati Armina, Petugas mengidentifikasi jemaah haji risti yang dikunjungi
apakah dapat melakukan proses wukuf mengikuti kloternya dari Arofah, Muzdalifah
dan Armuna atau harus diusulkan safari wukuf oleh petugas kloternya. Saat
melakukan visitasi, petugas juga memantau faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kondisi jemaah, kondisi kamar hotel jemaah, situasi dan hubungan dengan rekan
jemaah sekamar, serta melakukan pemantauan terhadap kasus yang berpotensi
KLB.
g. Visitasi dengan rencana, adalah kegiatan visitasi yang dilakukan antara lain pada
jemaah haji yang sudah pulang perawatan dari KKHI untuk memantau pengobatan
jemaah haji dan kesinambungan pelayanan jemaah, memantau asuhan gizi jemaah
haji, kepatuhan minum obat serta pengendalian risiko jemaah risti di kloter.

Modul pelatihan PPIH 2017 5


h. Visitasi jemaah kloter di lokus Armuna (Arofah, Muzdalifah dan Mina). Tim Gerak
Cepat melakukan visitasi kunjungan mengikuti mobilisasi jemaah haji ke Arofah,
Muzdalifah dan Mina.
Indikator visitasi jemaah haji antara lain :
 jemaah sakit dini terdeteksi, diobati, dirawat dan jika perlu dirujuk ke KKHI
 terbangun komunikasi jemaah dan petugas kesehatan
 terbangun komunikasi antar petugas di kloter
 Setelah selesai melakukan visitasi, petugas menyusun laporan visitasi yang
dicatat dalam Buku Laporan Visitasi (terlampir)

Pengendalian Faktor Risiko saat visitasi

Pengendalian faktor risiko diupayakan dalam penyelenggaraan ibadah haji dengan


melakukan manajemen risiko dalam pelayanan dimulai dari identifikasi risiko, analisis
risiko dan evaluasi risiko. Petugas PPIH (KKHI dan sektor) dan TKHI berkoordinasi
untuk melakukan pengendalian faktor risiko jemaah haji di kloter. Beberapa upaya
yang dilakukan untuk pengendalian risiko antara lain:
1. Identifikasi Jemaah haji risiko tinggi (risti) dengan memberikan gelang risiko pada
Jemaah haji risti karena usia ≥60 tahun gelang warna hijau, risti karena usia ≥60
tahun dan dengan penyakit gelang warna kuning dan risti karena usia <60 tahun
dengan penyakit gelang warna merah.
2. Analisis risiko Jemaah haji dengan mengidentifikasi risiko di setiap lokus Jemaah
haji dan dilakukan penilaian risiko dengan menilai besarnya dampak dan peluang
terjadinya risiko tersebut.
3. Evaluasi risiko dengan membandingkan risiko dan menentukan prioritas masalah
dan upaya pengendalian serta pencegahannya untuk menurunkan dan
menghilangkan variabel atau faktor dalam rangka mencegah terjadinya penyakit,
kecacatan, dan/atau gangguan kesehatan serta melakukan pengobatan.

Modul pelatihan PPIH 2017 6


Matriks Pengendalian risiko pelayanan kesehatan haji di lokus

Lokus Bahaya Risiko Besarnya Peluang Tingkat Upaya Pengendalian &


Dampak terjadinya risiko pencegahan
Embark Higiene & KLB 4 3 15 Melakukan pengawasan
asi sanitasi makanan JH bisa tunda 2-5 tahun Tinggi makanan
makanan sementara yang lalu Promotif preventif PHBS
kepada JH
Pesaw Penerbang DVT 5 3 15 Promotif preventif,
at an lama > Kematian JH 2-5 tahun Sangat Identifikasi JH potensi
8 jam Karena yang lalu tinggi risiko DVT
sumbatan Otak Melakukan senam
& pembuluh pencegahan DVT
darah Jantung
Bandar Penyakit2 Karantina 4 3 12 Pengawasan JH sejak
a karantina kesehatan JH 2-5 tahun Tinggi dari awal keberangkatan
membahayakan yang lalu (di embarkasi),
yang terpapar, pendampingan JH,
penularan koordinasi
kasus, karantina
Makkah Aktifitas Perburuka 5 4 20 Promotif preventif
pra berlebihan, n kondisi Kematian JH 1 tahun Sangat Pengusulan safari wukuf
wukuf Kelelahan JH baik Tinggi untuk JH risti gelang
yang risti merah, pemantauan
atau tidak, faktor risiko,
Kematian pengawasan JH risti
JH
Makkah Tidak /Lupa Terjadi 4 3 12
pasca melakukan kasus JH 2-5 tahun Tinggi
wukuf pengawasa potensi membahayakan yang lalu
n kasus wabah yang terpapar,
penularan
kasus, karantina

Madina JH risti Terjadi 4 3 12 Promotif preventif, early

Modul pelatihan PPIH 2017 7


h tidak kegawatd JH 2-5 tahun Tinggi detection, pencegahan
didampingi aruratan membahayakan yang lalu Visitasi JH
keluarga/ Jemaah yang terpapar,
teman, saat penularan
Karena sendiri di kasus, karantina
arbain hotel
Armuna Kondisi Heat 5 4 20 peningkatan
matra stroke (sd Kematian JH Setiap tahun Sangat kemampuan adaptasi,
Armuna Tahun ada Tinggi kebugaran JH,
2022 pengawasan JH risti
musim dengan visitasi di lokus,
panas), deteksi dini & evakuasi
Mers-CoV JH risiko, pembatasan
mobilisasi JH risti (safari
wukuf )
Debark Kasus Terjadi 4 3 12 Promotif preventif, early
asi /penyakit Kejadian JH 2-5 tahun Tinggi detection, pencegahan
potensial yang membahayakan yang lalu Visitasi JH,
wabah berpotensi yang terpapar, Koordinasi karu-karom
menular/ penularan gejala JH yang berisiko
Wabah kasus, karantina
(KLB)

Modul pelatihan PPIH 2017 8

Anda mungkin juga menyukai