REVIEW JURNAL
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q
PADA KETIGA SUMBU
Kelompok 7 :
INSTRUMENTASI 6A
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan review jurnal dengan judul
“PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA
SUMBU”.
Penulisan review jurnal ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik
Kalibrasi Peralatan Geofisika di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika. Penulisan review jurnal ini memiliki banyak kendala dan kesulitan. Namun,
penulisan review dapat selesai berkat bimbingan, bantuan, saran, dan nasihat berbagai
pihak, khususnya dosen pengampu mata kuliah Teknik Kalibrasi Peralatan Geofisika
Bapak Agus Tri Sutanto.
Penulis menyadari bahwa review jurnal ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan review
jurnal ini.
Demikian, penulis berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat dan
memperluas wawasan bagi berbagai pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Sebuah accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur getaran
yang terjadi pada kendaraan, bangunan, mesin, jarak yang dinamis, dan
kecepatan dengan ataupun tanpa pengaruh dari gaya gravitasi.
Prinsip kerja dari accelerometer ini berdasarkan prinsip Fisika bahwa apabila
suatu konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan
magnet digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan
induksi pada konduktor tersebut.
Kalibrasi yang dilakukan menggunakan accelerometer berbeda dengan
kalibrasi yang dilakukan untuk sensor pada umumnya. Sebagian besar sensor
yang ada di pasaran, mempunyai keluaran yang berbanding lurus dengan
besaran fisik yang akan disensor, sedangkan pada accelerometer (digunakan
untuk mengukur jarak), untuk mendapatkan data jarak perlu diintegralkan dua
kali.
Faktor kali brasi diperoleh dengan mengetahui hasil integral sinyal
accelerometer dan jarak yang ditempuh. Hasil kalibrasi dilakukan pada ketiga
sumbu x, sumbu y, dan sumbu z, dengan memperhatikan algoritma tertentu.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. Sensor ini dapat mengukur percepatan
dari -1,5g s.d. 6g. Sensor accelerometer MMA7260Q dapat dilihat pada
Gambar 1.
7
berbeda-beda. Penguatan internal pada sensor akan berubah sesuai
dengan tingkat sensitivitas yang dipilih, yaitu 1,5 g, 2 g, 4 g, atau 6 g.
Sensivitas accelerometer dapat diubah sewaktuwaktu selama
accelerometer beroperasi. Pemilihan tingkat sensitivitas ini dilakukan
dengan memberikan input logika pada pin gselect1 dan g-select2.
Diskripsi pemilihan tingkat sensitivitas pada sensor accelerometer
MMA7260Q dapat diamati pada Tabel 1. Pilihan-pilihan tingkat
sensitivitas ini diperlukan pada aplikasi yang membutuhkan sensitivitas
yang berbeda-beda untuk hasil yang optimal. Sensor accelerometer ini
memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi pada mode g-Range 1,5 g.
Selain fasilitas g-select, sensor accelerometer MMA7260Q juga
memiliki pengondisi sinyal internal berupa filter LPF orde 1 dan
pengompensasi suhu yang memungkinkan sensor masih dapat bekerja
sampai lebih dari 100ºC. Sensor ini juga memiliki sleep mode sehingga
sensor hanya akan mengonsumsi arus yang sangat kecil, yaitu 3 μA .
8
tegangan offset yang besarnya setengah dari tegangan masukan sensor
(Vdd). Tegangan offset accelerometer dipengaruhi oleh orientasi sensor
dan percepatan statis tiap sumbu akibat gaya gravitasi bumi. Untuk
percepatan positif maka sinyal keluaran akan meningkat di atas
tegangan offset, sedangkan untuk percepatan negatif sinyal keluaran
akan semakin menurun di bawah tegangan offset. Dengan mode g-range
1,5 g, maka tegangan keluaran maksimal sensor dapat dihitung dengan
persamaan (1). Vomaks= Voffset +(perc.maksx sensitivitas).
9
sumber sinar tetap. Benda tersebut akan bergerak katika ada percepatan.
Karena sinar terpancarkan pada benda yang bergerak tadi, maka jarak
antara benda dengan sumber sinar tetap pada 1 sisi akan bertambah
sejumlah berkurangnya jarak pada sisi yang lain. Hal ini menyebabkan
berubahnya nilai masing-masing kapasitor yang dapat dirumuskan pada
persamaan (2).
C = ε (A/D) (2)
10
kalibrasi hasil perhitungan tersebut dengan nilai sebenarnya. Jika besar
faktor kalibrasi adalah K, maka data jarak sebenarnya dapat dinyatakan
pada persamaan 4.
Jarak = K x s (4)
Dari persamaan (5) dapat diketahui bahwa hasil integral saat ini ( xk )
dipengaruhi oleh hasil integral sebelumnya ( Xk -1 ), masukan saat ini (
f (xk , tk ) ), dan masukan sebelumnya, serta waktu cuplik antar data
masukan (h). Proses penghitungan ini dipengaruhi oleh waktu cuplik
data, sehingga jeda waktu cuplik data (h) harus selalu konstan dan
dibuat sekecil mungkin untuk menghindari kesalahan perhitungan.
Meskipun sudah difilter, data digital dari accelerometer masih terdapat
kemungkinan mengandung error akibat derau mekanik. Derau mekanik
ini terjadi pada micromachine, yang antara lain disebabkan oleh vibrasi
mekanik dan pergerakan elektron. Ketika sensor dalam kondisi tidak
bergerak sejumlah error kecil masih tampak pada sinyal keluaran
sehingga nantinya sejumlah error tersebut akan terjumlahkan. Pada
kondisi ideal, ketika sensor dalam kondisi tidak bergerak maka sinyal
keluaran akan konstan pada tegangan offset. Oleh karena itu dibutuhkan
metode yang dapat mengasumsikan sejumlah error kecil tadi sebagai
tegangan offset yang konstan. Metode tersebut disebut dengan filtering
window atau discrimination window. Dengan adanya discrimination
window maka daerah yang terletak antara data yang valid dengan data
11
yang tidak valid akan mendapatkan perlakuan khusus. Penerapan
discrimination window dapat dilihat pada Gambar 4.
12
Gambar 5 Respon accelerometer.
13
kecepatan akan kembali ke nilai nol. Pada kenyataannya kecepatan
tersebut tidak selalu kembali ke nol, sehingga dapat menyebakan
kesalahan pada integral kedua, karena data percepatan yang belum
kembali ke nol diintgralkan terus padahal benda sudah tidak bergerak.
14
Pada kenyataannya, pada Gambar 5, luas area di bawah sisi
positif grafik tidak sama dengan luas area di atas sisi negatif grafik. Hal
ini mengakibatkan kecepatan tidak pernah mencapai nilai nol. Oleh
karena itu diperlukan metode yang dapat mengasumsikan kecepatan
selalu mencapai nilai nol/benda berhenti bergerak. Ada 2 metode yang
dapat digunakan untuk pengecekan akhir gerak benda :
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Rata-rata 2,8641
Dalam segi penulisan di dalam jurnal sendiri, Tabel 9 tertulis Tabel 10 sehingga
terdapat double tabel yakni Tabel 10 namun dengan keterangan yang berbeda yaitu
pengujian jarak sumbu x serta pengujian jarak sumbu y. Rata-rata hasil error pada Tabel
9 ini yakni sebesar 2,8641%.
16
Jarak Jarak Error Persentase
Rata-rata 4,0779
Dalam pengujian jarak sumbu y di Tabel 10 ini hasil rata-rata error yang didapat
yakni sebesar 4,0779%, dimana hasil tersebut lebih besar dibanding pengujian pada
sumbu y. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan faktor kalibrasi dari sumbu y yang
paling berbeda yakni paling kecil dibandingkan dengan 2 sumbu yang lain yaitu sebesar
1,6873.
Rata-rata 2,7787
Hasil pengujian jarak pada sumbu z di dalam Tabel 11 ini meghasilkan error
sebesar 2,7787%, dimana hasil tersebut hanya berbeda 0,1% dari sumbu x tadi.
17
Kemudian hasil berikut yang ditampilan merupakan penggabungan antara
Algoritma A1 dan Metode M2, dimana perbedaan dengan Metode M1 yakni Metode M2
ini menambah cuplikan di akhir integral. Dalam hasil ini, ketiga sumbu digabungkan
menjadi satu Tabel begitu pula dalam penggabungan Algoritma A2 dengan Metode M1
serta Algoritma A2 dengan Metode M2. Berikut akan ditampilkan secara berurutan
hasil pengujian jarak ketiganya dalam tiga penggabungan algoritma dan metode.
Tabel 12. Pengujian jarak ketiga sumbu dengan Algoritma A1 dan Metode M2
Tabel 13. Pengujian jarak ketiga sumbu dengan Algoritma A2 dan Metode M1
18
No Error (%) Error (%) Error (%)
Tabel 14. Pengujian jarak ketiga sumbu dengan Algoritma A2 dan Metode M2
19
BAB IV
PENUTUP
20