Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Iklan, Media Elektronik, dan Iklan Elektronik


B. Sejarah Peiklanan di Dunia dan di Indonesia
C. Jenis-Jenis Iklan
D. Jenis-Jenis Iklan Elektronik
E. Tujuan Iklan
F. Fungsi Iklan
G. Manfaat Iklan
H. Syarat-Syarat Iklan
I. Unsur-Unsur Iklan
J. Prinsip-prinsip dasar iklan
K. Langkah-Langkah Pembuatan Iklan
L. Teknik Penulisan Iklan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. SARAN

Dalam makalah ini kami menyajikan dan menjelaskan materi yang berisi tentang
kelembagaan dan pelaku di pasar modal indonesia yang di dapat dari beberapa referensi.

Saran kami sebagai penulis, pasar modal ini sangat bagus, bila diterapkan atau dijalankan
didalam kehidupan sehari- hari, tidak hanya pemerintah dan orang konglomerat saja yang dapat
melakukan ini, sebagai masyarakat biasa juga dapat melakukan ini karena pada saat ini sudah
banyak perusahaan yang menjual saham di pasar terbuka. Jadi aktif dipasar modal juga dapat
memperlancar kegiatan perekonomian di Indonesia.

Maka diharapkan kita harus lebih memahami tentang pengertian, peranan, lembaga dan
profesi, instrumen dari pasar modal serta mekanisme pasar modal. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iklan dari media elektroniklah yang mempunyai daya tarik lebih besar bagi pemirsa, bila
dibandingkan dengan media cetak. Sebab iklan televisi mempuyai lebih banyak
keunggulan dalam menyampaikan iklan itu sendiri. Selain dapat dilihat, juga dapat
didengar sekaligus dapat ditunjang dengan teks, karena itulah televisi sering juga disebut
media audio visual. Karena iklan televisi lebih dipilih, maka sudah seharusnya iklan yang
ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi haruslah selalu menarik, dan mempunyai nilai
atau pesan yang penting, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat.

Kesimpulan
Apakah Indonesia sangat menarik untuk dijajah dan dijadikan target pasar.
Sejak jaman kolonial Belanda, pendudukan Jepang dan setelah mendapat
kemerdekaannya pun tak lepas dari penjajahan. Penjajahan model masa
kini sering disebut sebagai penjajahan budaya dan ekonomi, yang
ujungnya adalah profit finansial bagi negara atau industri pengekspor, dan
ini adalah paham global. Penjajahan masa kini tidak harus menggunakan
serbuan tentara, melainkan serbuan melalui budaya dan gaya hidup, yang
barangsiapa tidak mengikutinya akan dijuluki “kampungan” atau “jadul”.
Serbuan budaya melalui musik, film dan dunia maya, yang dampaknya
diantaranya adalah pada perilaku, warna rambut, idiom, bahkan bahasa
dalam iklan serta pembawa acarapun mencampur-campur bahasa
Indonesia dengan idiom-idiom bahasa Inggris-Amerika, bahkan lafal kata-
kata bahasa Indonesiapun meniru pelafalan orang barat, yang menurutnya
akan mempunyai citra yang tinggi.
Dengan menggunakan istilah pasar bebas atau globalisasi, pendekatan
dan strategi kreatif iklan semakin canggih, demikian pula media yang
menyebarkannya. digunakannya pendekatan gaya hidup atau “lifestyle”,
yang menurut Michael Belch yaitu lebih menciptakan kebutuhan dari pada
hanya sekedar bagaimana produk atau jasa melayani mereka,
menyodorkan kepada
khalayak dengan citraan tentang kehidupan yang mewah dan menyar
ankan untuk menambah kepemilikan materi yang dapat memuaskan dan
membahagiakan serta kesenangan hidup, serta sebagai status simbol,
keberhasilan serta mendapatkan pengakuan sosial sekaligus tersohor.

Secara perlahan masyarakat Indonesia mulai kehilangan jatidirinya,


kebanggaan akan menggunakan produk lokal semakin menipis, kata-kata
“buatan lokal” berkonotasi buruk, cepat rusak. Masyarakat semakin
menyukai segala sesuatu yang berbau luar negeri, terutama Amerika.
Semboyan “berdikari” semakin kabur dan ditinggalkan. Keluaran dalam
iklan adalah visualisasi dari figur Indonesia dengan sikap, perilaku dan
idiom “western”.

Sejarah Periklanan : Iklan tulis mulai dikenal sejak zaman Yunani kuno. Ketika itu, iklan berisi
mengenai budak-budak yang melarikan diri dari tuannya atau mengenai penyelenggaraan
pertandingan Gladiator, pada masa ini iklan hanyalah berupa surat edaran. Beberapa waktu
kemudian barulah muncul metode periklanan yang ditulis dengan tangan dan dengan kertas
yang lebih besar di Inggris. Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial
Intelligencer Maret 1648. Sampai tahun 1850-an, di Eropa iklan belum sepenuhnya dimuat
di surat kabar. Kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur. Iklan majalah pertama
muncul dalam majalah Harper tahun 1864.

Iklan di Indonesia : Iklan pertama kali diperkenalkan di nusantara oleh Gubernur


Jenderal Hindia Belanda periode 1619 - 1629 Jan Pieterszoon Coen. J.P. Coen juga adalah
penerbit Bataviasche Nouvelle, surat kabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744,
satu abad setelah J.P. Coen meninggal.
Referensi[sunting | sunting sumber]
[1] [2] [3][4]

1. ^ "TNS Media Intelligence" . Tns-mi.com. Tns-mi.com. 2007-01-08.


2. ^ Bhatia (2000) 68. Periklanan Pedesaan di India: Bahasa Marketing, Komunikasi, dan
Konsumerisme, 62
3. ^ a b Eskilson, Stephen J. (2007): Grafik. Desain Sejarah Baru. New Haven, Connecticut: Yale
University Press. New Haven, Connecticut: Yale University Press. p. p. 58. ISBN 978-0-300-12011-0 .
58. ISBN 978-0-300-12011-0 .
4. ^ Iklan Slogan, Woodbury Soap Perusahaan, "kulit yang Anda suka menyentuh", J. Walter Thompson
Co., 1911 Walter Thompson Co, 1911

2. [1] Belch, George E & Michael A. 1998. Advertising and Promotion,


Mc
3. Graw Hill Companies, Inc., Boston, Massachusetts.

4. [2] Collier, John. 1992. Visual Anthropology, University of New


Mexico
5. Press, Alburquerque.

6. [3] Krugman, D.M, Reid L.N., Dunn S.W. & Barban, A.M.
1994.
7. Advertising, The Dryden Press, Sydney.

8. [4] Pitaloka, Dyah. 2008. Mencari Karakter Indonesia dalam Ikl


an Kita, Majalah Cakram, no 2 286, hal 30.
9. [5] Sultan Hamengkubuwono X. 2007. Merajut Kembali Keindo
nesiaan
10. Kita, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

11. [6] Rais, Mohammad Amien. 2008. Agenda Mendesak Bangsa :


Selamatkan
12. Indonesia, Mizan & PPSK, Yogyakarta.

13. [7] Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (historical Explanation),


Tiara
14. Wacana, Yogyakarta

15. [8] Riclef, H.C. 1991. Sejarah Indonesia Moderen, Gajah Mada
University
16. Press, Yogyakarta.

17. [9] Setiyono, Budi. (ed.). 2004. Reka Reklame : Sejarah Pe


riklanan Indonesia 1774-
1984, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Jakarta dan
Galang Press, Yogyakarta.
18. [10] Riyanto, Bedjo. 2000. Iklan Surat Kabar dan Perubahan

Masyarakat Di
19. Jawa Masa Kolonial (1870-1915), Tarawang, Yogyakarta.

20. [11] Surjomiharjo, A., et al. 2002. Beberapa Segi Perkembangan

Sejarah Pers
21. Di Indonesia, Penerbit Buku Kompas, Jakarta. [12] Majalah Jawa

Baroe. 1943.
22. [13] Winarno, B. 2008. Rumah Iklan: Upaya Matari Menjadikan

Periklanan Indonesia Tuan Rumah Di Negeri Sendiri, Kompas Media


Nusantara, Jakarta.
23. [14] Setiyono, Budi. (penyunting). 2005. Cakap Kecap(1972-2003),
Persatuan
24. Perusahaan Periklanan Indonesia, Jakarta dan Galang Press,

Yogyakarta. [15] De locomotief. 1908.


25. [16] Koran Pikiran Rakjat. 1952.
26.
27. [17] Majalah Kartini, Agustus. 1976. [18] Koran Pikiran Rakyat, Juli

2007.

Anda mungkin juga menyukai