Review NSPK Trans 2012
Review NSPK Trans 2012
Ketransmigrasian
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................
2. MENGAPA PERLU NSPK .........................................................................................................
3. KEDUDUKAN NSPK DI DALAM SISTEM TATA KELOLA ............................................................
4. DASAR KEBIJAKAN DAN FILOSOFI NSPK ................................................................................
4.1 Dasar Kebijakan ..............................................................................................................
4.2 Filosofi .............................................................................................................................
5. URGENSI DAN MANFAAT NSPK .............................................................................................
5.1 Urgensi .............................................................................................................................
5.2 Manfaat............................................................................................................................
6. TUPOKSI KEMENTERIAN DALAM PENYUSUNAN NSPK ..........................................................
7. REVIEW KEBERADAAN NSPK P2MKT .....................................................................................
7.1 Hirarki Perangkat Hukum ...............................................................................................
7.2 NSPK Sudah Diterbitkan (Di-“Legal”-kan) .......................................................................
7.3 NSPK Dalam Proses Legalitas ..........................................................................................
7.4 NSPK Kebutuhan Ke Depan.............................................................................................
8. REVIEW ASPEK MATERI NSPK KHUSUS TERKAIT DENGAN KTM ............................................
9. REKOMENDASI .......................................................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................................................
REVIEW NSPK
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL P2MKT
1. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dengan demikian dalam setiap bidang urusan pemerintahan yang bersifat konkuren senantiasa
terdapat bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Untuk mewujudkan pembagian urusan pemerintahan yang bersifat konkuren tersebut secara
proporsional antara Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota maka ditetapkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang meliputi
eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi. Penggunaan ketiga kriteria tersebut diterapkan secara
kumulatif sebagai satu kesatuan dengan mempertimbangkan keserasian dan keadilan hubungan
antar tingkatan dan susunan pemerintahan.
Kriteria eksternalitas didasarkan atas pemikiran bahwa tingkat pemerintahan yang berwenang atas
suatu urusan pemerintahan ditentukan oleh jangkauan dampak yang diakibatkan dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. Untuk mencegah terjadinya tumpang tindih
pengakuan atau klaim atas dampak tersebut, maka ditentukan kriteria akuntabilitas yaitu tingkat
pemerintahan yang paling dekat dengan dampak yang timbul adalah yang paling berwenang untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan tersebut.
Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan
dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan dan sebagainya. Urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh
pemerintahan daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi
unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah. Urusan pemerintahan di luar urusan
wajib dan urusan pilihan yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, sepanjang menjadi
kewenangan daerah yang bersangkutan tetap harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah
yang bersangkutan.
Namun mengingat terbatasnya sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh daerah, maka
prioritas penyelenggaraan urusan pemerintahan difokuskan pada urusan wajib dan urusan pilihan
yang benar-benar mengarah pada penciptaan kesejahteraan masyarakat disesuaikan dengan
kondisi, potensi, dan kekhasan daerah yang bersangkutan.
Untuk itu pemberdayaan dari Pemerintah kepada pemerintahan daerah menjadi sangat penting
untuk meningkatkan kapasitas daerah agar mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan
kriteria sebagai prasyarat menyelenggarakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya.
Jadi NSPK ini hukumnya wajib bagi Departemen/LPND (sekarang telah diubah istilahnya menjadi
kementerian berdasarkan UU No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan Perpres 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara) sebab dijadikan pedoman
bagi daerah. Karena sifatnya pedoman (wajib), maka pertama semesti-nya pedoman tersebut benar-
benar menjadi pegangan daerah dalam memperjelas dan mempertegas urusan-urusan yang menjadi
kewenangan daerah (provinsi maupun kabupaten/kota). Kedua, pedoman (NSPK) tersebut harus
dapat segera ditetapkan oleh Kementerian/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Hal ini
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 10 ayat (1) diberikan jangka waktu 2 tahun sejak
diterbitkannya PP 38/2007 (9 Juli 2007). Ketiga, pedoman (NSPK) tersebut merupakan sarana
pemberdayaan dari Pemerintah kepada pemerintahan daerah menjadi sangat penting untuk
meningkatkan kapasitas daerah agar mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria
sebagai prasyarat menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.
NSPK yang dituangkan dalam peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian
tersebut dapat berisi pengaturan terhadap satu atau beberapa rincian urusan sebagaimana diatur
dalam PP dan mungkin sekali dalam satu bidang untuk mengatur rincian tersebut dapat dikeluarkan
lebih dari satu peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah.
Walaupun diamanatkan batas waktu penetapan NSPK, namun PP 38/2007 juga memuat ayat
“escape clause”, yaitu Pasal 10 ayat (2) yaitu daerah dapat langsung menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan sampai dengan ditetapkannya norma, standar, prosedur, dan kriteria.
a. Dasar Kebijakan
1. UUD 1945 (Pasal 4, Pasal 17 dan Pasal 18)
2. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. UU 10-2004 yang dirubah dengan UU No. 12-2011 tentang Tata Urutan Perundang-
Undangan
4. UU Lintas Sektor sesuai Urusan Pemerintahan
5. PP 38 Tahun 2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan
6. Peraturan Perundang2an lainnya yang terkait
4.2. Filosofi
5.2 Manfaat
1) Mempertegas dan memperjelas landasan hukum.
2) Menjadi pedoman dan acuan (petunjuk pelaksanaan urusan pemerintahan)
3) Memperjelas mekanisme, tata cara, persyaratan, kriteria, pengelolaan urusan pemerintahan
4) Mempermudah Perencanaan program & kegiatan
5) Memperjelas kewenangan Provinsi dan Kab/Kota
6) Memperjelas pelaksanan MONEV
7) Memperjelas pelaporan
8) Memperjelas pendanaan
9) Memperjelas pembinaan pengawasan
10) Memperjelas management urusan pemerintahan.
Tugas Pokok Menyusun NSPK Dalam Permenakertrans 12/MEN/VIII/2010 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) UU
No. 12/2011 mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan,
lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah
atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya
dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
Penjelasan dari masing-masing jenis peraturan perundang-undangan tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
1. UUD 1945, merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD 1945
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. UUD 1945 merupakan hukum dasar
dalam Peraturan Perundang-undangan.
7. Peraturan Daerah (Perda), termasuk pula Qanun yang berlaku di Nanggroe Aceh
Darussalam, serta Perdasus dan Perdasi yang berlaku di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Perda adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur atau bupati/walikota). Materi
muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Dalam konteks ini, maka penyusunan dan produk NSPK merupakan salah satu tugas pokok yang
harus dilaksanakan oleh suatu kementerian dalam rangka menjalankan penyelenggaraan urusan
tertentu dalam pemerintahan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
RPP
No. NSPK terkait dengan:
Pasal
Peraturan Presiden “Pelaksanaan Koordinasi dan Integrasi Program
1 5 (3) Trasnmigrasi dengan Kegiatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,
dan Masyarakat”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Informasi
2 6
Ketransmigrasian”
3 12 Permen “Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Antarpemerintah Daerah”
4 22 Permen “Pembangunan Sarana dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Musyawarah Konsolidasi Lahan di Kawasan
5 26
Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pelayanan Pertanahan Bagi Penduduk
6 33
Setempat di Kawasan Transmigrasi”:
Permen “Tata Cara Pemberian Surat Keterangan Pembagian Lahan di
7 35
Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Tanah/Lahan di Kawasan
8 36
Transmigrasi”
9 41 Permen “Tata Cara Penetapan Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pengikutsertaan Masyarakat Dalam
10 44
Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Kawasan
11 51
Transmigrasi”
12 54 Permen “Indikator Tahapan/Tingkat/Pencapaian Perkembangan UPT/SP”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Perencanaan Pengembangan Masyarakat
13 65
dan Kawasan Transmigrasi”
14 69 Permen “Kriteria SP Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Permukiman dan Sarana
15 78
Prasarana Kawasan Transmigrasi”
Permen “Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Sosial Budaya
16 85
Masyarakat Transmigrasi”
17 97 (1) Permen “Tata Cara Pelaksanaan Penataan Persebaran Penduduk”
Permen “Tata Cara Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penduduk Setempat dan
18 97 (2)
Pendidikan dan Pelatihan Calon Transmigran”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber-
19 107
daya Masyarakat Transmigrasi”
Permen “Pembentukan dan Penetapan Badan Pengelola Pengembangan
20 108 (1)
Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan
21 108 (2)
Transmigrasi”
22 118 Permen “Tata Cara Pelaksanaan Transmigrasi Jenis TU, TSB, dan TSM”
23 122 Permen “Tata Cara Pemberian Bantuan Badan Usaha Kepada Transmigran”
Permen “Tata Cara Penyusunan dan Model Kerjasama Kemitraan Badan
24 128
Usaha dengan Masyarakat Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Peranserta Masyarakat Dalam Usaha Pembangunan
25 130
Perumahan untuk TSM”
Permen “Tata Cara Peranserta (Badan Usaha) Dalam Pembangunan Sarana
26 131
Komersial”
Permen “Tata Cara Pemberian Rekomendasi serta Penyusunan dan Model
27 132 Usaha Jasa Pelayanan Perpindahan dan Penempatan Transmigran TSM
(PJTKTransmigrasi)
Permen “Tata Cara Pemberian Izin Menteri Dalam Hal Kawasan Transmigrasi
28 133 Belum Sepenuhnya Menjadi Tanggung Jawab Daerah” (Dalam Konteks
Hubungan Peranserta Masyarakat berdasarkan Hukum dengan Badan Usaha)
29 136 Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan Ketransmigrasian”
Melengkapi NSPK tersebut di atas, Tim Astek mengusulkan beberapa NSPK yang masih perlu
disusun antara lain :
9. REKOMENDASI
Berdasarkan pembahasan di atas, hal yang utama direkomendasikan untuk ditindaklanjuti adalah
menyusun NSPK yang belum tersedia, agar dapat menjadi acuan di dalam pelaksanaan pemba-
ngunan dan pengembangan ketransmigrasian. NSPK yang perlu diprioritaskan antara lain adalah: