Anda di halaman 1dari 11

Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria

Ketransmigrasian

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................
2. MENGAPA PERLU NSPK .........................................................................................................
3. KEDUDUKAN NSPK DI DALAM SISTEM TATA KELOLA ............................................................
4. DASAR KEBIJAKAN DAN FILOSOFI NSPK ................................................................................
4.1 Dasar Kebijakan ..............................................................................................................
4.2 Filosofi .............................................................................................................................
5. URGENSI DAN MANFAAT NSPK .............................................................................................
5.1 Urgensi .............................................................................................................................
5.2 Manfaat............................................................................................................................
6. TUPOKSI KEMENTERIAN DALAM PENYUSUNAN NSPK ..........................................................
7. REVIEW KEBERADAAN NSPK P2MKT .....................................................................................
7.1 Hirarki Perangkat Hukum ...............................................................................................
7.2 NSPK Sudah Diterbitkan (Di-“Legal”-kan) .......................................................................
7.3 NSPK Dalam Proses Legalitas ..........................................................................................
7.4 NSPK Kebutuhan Ke Depan.............................................................................................
8. REVIEW ASPEK MATERI NSPK KHUSUS TERKAIT DENGAN KTM ............................................
9. REKOMENDASI .......................................................................................................................

LAMPIRAN .....................................................................................................................................

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 1


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

REVIEW NSPK
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL P2MKT

1. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan.

Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah


dengan Pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola secara
bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan atau konkuren. Urusan pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah adalah urusan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal nasional, yustisi, dan agama. Urusan pemerintahan yang
dapat dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan atau konkuren adalah
urusan-urusan pemerintahan selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi urusan
Pemerintah.

Dengan demikian dalam setiap bidang urusan pemerintahan yang bersifat konkuren senantiasa
terdapat bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Untuk mewujudkan pembagian urusan pemerintahan yang bersifat konkuren tersebut secara
proporsional antara Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota maka ditetapkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang meliputi
eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi. Penggunaan ketiga kriteria tersebut diterapkan secara
kumulatif sebagai satu kesatuan dengan mempertimbangkan keserasian dan keadilan hubungan
antar tingkatan dan susunan pemerintahan.

Kriteria eksternalitas didasarkan atas pemikiran bahwa tingkat pemerintahan yang berwenang atas
suatu urusan pemerintahan ditentukan oleh jangkauan dampak yang diakibatkan dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. Untuk mencegah terjadinya tumpang tindih
pengakuan atau klaim atas dampak tersebut, maka ditentukan kriteria akuntabilitas yaitu tingkat
pemerintahan yang paling dekat dengan dampak yang timbul adalah yang paling berwenang untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan tersebut.

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 2


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan
dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan dan sebagainya. Urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh
pemerintahan daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi
unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah. Urusan pemerintahan di luar urusan
wajib dan urusan pilihan yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, sepanjang menjadi
kewenangan daerah yang bersangkutan tetap harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah
yang bersangkutan.

Namun mengingat terbatasnya sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh daerah, maka
prioritas penyelenggaraan urusan pemerintahan difokuskan pada urusan wajib dan urusan pilihan
yang benar-benar mengarah pada penciptaan kesejahteraan masyarakat disesuaikan dengan
kondisi, potensi, dan kekhasan daerah yang bersangkutan.

Untuk itu pemberdayaan dari Pemerintah kepada pemerintahan daerah menjadi sangat penting
untuk meningkatkan kapasitas daerah agar mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan
kriteria sebagai prasyarat menyelenggarakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

2. MENGAPA PERLU NSPK


1) Amanat PP 38- 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah,
pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam pasal 9 dan
pasal 11 yaitu :
2) Pasal 9 PP 38-2007 : Menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen menetapkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan.
3) Pasal 11 PP 38-2007 : Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan wajib dan pilihan berpedoman
kepada norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1).

3. KEDUDUKAN NSPK DI DALAM SISTEM TATA KELOLA

Jadi NSPK ini hukumnya wajib bagi Departemen/LPND (sekarang telah diubah istilahnya menjadi
kementerian berdasarkan UU No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan Perpres 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara) sebab dijadikan pedoman
bagi daerah. Karena sifatnya pedoman (wajib), maka pertama semesti-nya pedoman tersebut benar-
benar menjadi pegangan daerah dalam memperjelas dan mempertegas urusan-urusan yang menjadi
kewenangan daerah (provinsi maupun kabupaten/kota). Kedua, pedoman (NSPK) tersebut harus
dapat segera ditetapkan oleh Kementerian/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Hal ini
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 10 ayat (1) diberikan jangka waktu 2 tahun sejak
diterbitkannya PP 38/2007 (9 Juli 2007). Ketiga, pedoman (NSPK) tersebut merupakan sarana

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 3


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

pemberdayaan dari Pemerintah kepada pemerintahan daerah menjadi sangat penting untuk
meningkatkan kapasitas daerah agar mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria
sebagai prasyarat menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

NSPK yang dituangkan dalam peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian
tersebut dapat berisi pengaturan terhadap satu atau beberapa rincian urusan sebagaimana diatur
dalam PP dan mungkin sekali dalam satu bidang untuk mengatur rincian tersebut dapat dikeluarkan
lebih dari satu peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah.

Walaupun diamanatkan batas waktu penetapan NSPK, namun PP 38/2007 juga memuat ayat
“escape clause”, yaitu Pasal 10 ayat (2) yaitu daerah dapat langsung menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan sampai dengan ditetapkannya norma, standar, prosedur, dan kriteria.

4. DASAR KEBIJAKAN DAN FILOSOFI NSPK

a. Dasar Kebijakan
1. UUD 1945 (Pasal 4, Pasal 17 dan Pasal 18)
2. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. UU 10-2004 yang dirubah dengan UU No. 12-2011 tentang Tata Urutan Perundang-
Undangan
4. UU Lintas Sektor sesuai Urusan Pemerintahan
5. PP 38 Tahun 2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan
6. Peraturan Perundang2an lainnya yang terkait

4.2. Filosofi

1) Negara RI merupakan negara kesatuan & negara hukum


2) Yang membentuk daerah adalah Pemerintah Pusat
3) Penyerahan Setiap urusan yang disentralisasikan diatur secara hukum
4) Hub. antara pusat & daerah (Tingkatan Pemerintahan)
5) Koordinasi, Sinkronisasi, Keterpaduan, dan Sinergitas kebijakan, Program dan Kegiatan
penyelenggaraan urusan pemerintahan

5. URGENSI DAN MANFAAT NSPK


5.1 Urgensi
1) Mempertegas dan memperjelas urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah, Provinsi dan Kab/Kota
2) Menghindari terjadinya tumpang tindih penyelenggaraan dan pengelolaan urusan
pemerintahan
3) Meminimalisasi konflik masing-masing tingkatan pemerintahan dalam penyeleng-garaan
urusan pemerintahan.

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 4


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

4) Memperjelas arah kebijakan pemerintahan daerah


5) Menjadi pedoman dan acuan dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan.

5.2 Manfaat
1) Mempertegas dan memperjelas landasan hukum.
2) Menjadi pedoman dan acuan (petunjuk pelaksanaan urusan pemerintahan)
3) Memperjelas mekanisme, tata cara, persyaratan, kriteria, pengelolaan urusan pemerintahan
4) Mempermudah Perencanaan program & kegiatan
5) Memperjelas kewenangan Provinsi dan Kab/Kota
6) Memperjelas pelaksanan MONEV
7) Memperjelas pelaporan
8) Memperjelas pendanaan
9) Memperjelas pembinaan pengawasan
10) Memperjelas management urusan pemerintahan.

6. TUPOKSI KEMENTERIAN DALAM PENYUSUNAN NSPK

Tugas Pokok Menyusun NSPK Dalam Permenakertrans 12/MEN/VIII/2010 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi

No Unit Kerja Pasal Tupoksi dalam Permenakertrans 12/Men/VIII/2012


DITJEN 669 penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
P2MKT ayat c pembinaan pengembangan masyarakat dan kawasantransmigrasi
meliputi perencanaan teknis, peningkatan kapasitas sumber daya
manusia dan masyarakat, pengembangan usaha, pengembangan
sarana dan prasarana kawasan, dan penyerasian lingkungan
1 Dit 690 melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
PTPMK kebijakan, standardisasi serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang bina sistem informasi, perencanaan pengem-
bangan kawasan, perencanaan pengembangan masyarakat, dan
perencanaan pengembangan pusat pertumbuhan.
Fungsi 691 penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
ayat c bidang bina sistem informasi, perencanaan pengembangan kawa-
san, perencanaan pengembangan masyarakat, dan perencanaan
pengembangan pusat pertumbuhan;
2 Dit PKSM 710 melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, standardisasi serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang bantuan pangan dan kesehatan, fasilitasi sosial
budaya, pengembangan kelembagaan, dan bina pendampingan
masyarakat transmigrasi.
Fungsi 711 penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
ayat c bidang bantuan pangan dan kesehatan, fasilitasi sosial budaya,
pengembangan kelembagaan, dan bina pendampingan
masyarakat transmigrasi;
3 Dit PU 730 melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, standardisasi serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang kewirausahaan, produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran, serta lembaga ekonomi dan permodalan.

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 5


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

No Unit Kerja Pasal Tupoksi dalam Permenakertrans 12/Men/VIII/2012


Fungsi 731 penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di
ayat c bidang kewirausahaan, produksi, pengolahan dan pemasaran
serta lembaga ekonomi dan permodalan;
4 Dit PSPK 750 melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, standardisasi serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang analisis dan standardisasi sarana dan prasarana,
pengembangan sarana, pengembangan prasarana, serta evaluasi
pengembangan sarana dan prasarana.
Fungsi 751 penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
ayat c bidang analisis dan standardisasi sarana dan prasarana,
pengembangan sarana, pengembangan prasarana serta evaluasi
pengembangan sarana dan prasarana;
5 Dit PL 770 melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebi-
jakan, standardisasi serta pemberian bimbingan teknis dan evalu-
asi di bidang persiapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan,
adaptasi dan mitigasi lingkungan, evaluasi perkembangan
permukiman transmigrasi, dan evaluasi perkembangan pusat
pertumbuhan.
Fungsi 771 penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
ayat c bidang persiapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan,
adaptasi dan mitigasi lingkungan, evaluasi perkembangan
permukiman transmigrasi, dan evaluasi perkembangan pusat
pertumbuhan;

7. REVIEW KEBERADAAN NSPK P2MKT


7.1 Hirarki Perangkat hukum
Hierarki maksudnya peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia menurut Pasal 7, UU No. 12/2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Selanjutnya Pasal 8 UU No. 12/2011, menjelaskan bahwa:

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) UU
No. 12/2011 mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan,
lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 6


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya
dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

Penjelasan dari masing-masing jenis peraturan perundang-undangan tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
1. UUD 1945, merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD 1945
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. UUD 1945 merupakan hukum dasar
dalam Peraturan Perundang-undangan.

2. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan


Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Materi muatan Undang-Undang
adalah:
a. Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi manusia, hak dan
kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian
kekuasaan negara, wilayah dan pembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan,
serta keuangan negara.
b. Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang.

3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan Perundang-


undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi
muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan materi muatan
Undang-Undang.

4. Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Materi muatan
Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya.

5. Peraturan Presiden (Perpres) adalah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat


oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh
Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.

6. Peraturan Menteri adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Menteri.


Peraturan Menteri adalah peraturan yang ditetapkan oleh menteri berdasarkan materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan urusan tertentu dalam pemerintahan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Peraturan dan atau Keputusan Menteri atau Kepala Lembaga Pemerintahan memiliki
kekuatan hukum mengikat sepanjang melaksanakan Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi atau dalam konteks pelaksanaan kewenangan sebagai Pejabat Negara.

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 7


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

7. Peraturan Daerah (Perda), termasuk pula Qanun yang berlaku di Nanggroe Aceh
Darussalam, serta Perdasus dan Perdasi yang berlaku di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Perda adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur atau bupati/walikota). Materi
muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Dalam konteks ini, maka penyusunan dan produk NSPK merupakan salah satu tugas pokok yang
harus dilaksanakan oleh suatu kementerian dalam rangka menjalankan penyelenggaraan urusan
tertentu dalam pemerintahan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

7.2 NSPK Sudah Diterbitkan (Di-“Legal”-kan)


1) Kepmen No. KEP.231/MEN/2002 Tentang Kriteria Usulan Program Penyiapan Permukiman,
Perpindahan dan Penempatan, serta Pemberdayaan Masyarakat Binaan Dalam
Penyelenggaraan Ketransmigrasian
2) Permen No. PER.22/MEN/X/2007 Tentang Pembentukan Organisasi UPT
3) Kepmen No. KEP.214/MEN/V/2007 Tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pengembangan KTM
4) Permen No. PER.03/MEN/III/2008 Tentang Peran Serta Badan Usaha Dalam Pelaksanaan
Transmigrasi
5) Permen No. PER.04/MEN/III/2008 Tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Transmigrasi
6) Permen No. PER.09/MEN/V/2008 Tentang Pelaksanaan Transmigrasi Swakarsa Mandiri
7) Permen No. PER.33/MEN/XII/2008 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya
Masyarakat dan Angka Kreditnya
8) Permen No. PER.14/MEN/VII/2009 Tentang Pedoman Pemilihan Transmigrasi Teladan dan
Petugas Pembina UPT Teladan.

7.3 NSPK Dalam Proses Legalitas


Tahun 2012 telah tersusun NSPK dan saat ini sedang dalam proses legalitas, yaitu:
1) Pedoman Pengembangan Sarana dan Prsarana Bidang P2MK
2) Pedoman Pengembanan Usaha Bidang P2MKT;
3) Pedoman Pengembangan Masyarakat di Kawasan Transmigrasi.

7.4 NSPK Kebutuhan Ke Depan


Merujuk pada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Tentang Pelaksanaan Undang-
undang No. 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian sebagimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 29 Tahun 2009, maka terdapat beberapa amanat peraturan yang perlu
disusun NSPK-nya terkait dengan “ketransmigrasian”, antara lain sebagai berikut:

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 8


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

RPP
No. NSPK terkait dengan:
Pasal
Peraturan Presiden “Pelaksanaan Koordinasi dan Integrasi Program
1 5 (3) Trasnmigrasi dengan Kegiatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,
dan Masyarakat”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Informasi
2 6
Ketransmigrasian”
3 12 Permen “Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Antarpemerintah Daerah”
4 22 Permen “Pembangunan Sarana dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Musyawarah Konsolidasi Lahan di Kawasan
5 26
Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pelayanan Pertanahan Bagi Penduduk
6 33
Setempat di Kawasan Transmigrasi”:
Permen “Tata Cara Pemberian Surat Keterangan Pembagian Lahan di
7 35
Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Tanah/Lahan di Kawasan
8 36
Transmigrasi”
9 41 Permen “Tata Cara Penetapan Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pengikutsertaan Masyarakat Dalam
10 44
Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Kawasan
11 51
Transmigrasi”
12 54 Permen “Indikator Tahapan/Tingkat/Pencapaian Perkembangan UPT/SP”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Perencanaan Pengembangan Masyarakat
13 65
dan Kawasan Transmigrasi”
14 69 Permen “Kriteria SP Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Permukiman dan Sarana
15 78
Prasarana Kawasan Transmigrasi”
Permen “Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Sosial Budaya
16 85
Masyarakat Transmigrasi”
17 97 (1) Permen “Tata Cara Pelaksanaan Penataan Persebaran Penduduk”
Permen “Tata Cara Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penduduk Setempat dan
18 97 (2)
Pendidikan dan Pelatihan Calon Transmigran”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber-
19 107
daya Masyarakat Transmigrasi”
Permen “Pembentukan dan Penetapan Badan Pengelola Pengembangan
20 108 (1)
Kawasan Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan
21 108 (2)
Transmigrasi”
22 118 Permen “Tata Cara Pelaksanaan Transmigrasi Jenis TU, TSB, dan TSM”
23 122 Permen “Tata Cara Pemberian Bantuan Badan Usaha Kepada Transmigran”
Permen “Tata Cara Penyusunan dan Model Kerjasama Kemitraan Badan
24 128
Usaha dengan Masyarakat Transmigrasi”
Permen “Tata Cara Peranserta Masyarakat Dalam Usaha Pembangunan
25 130
Perumahan untuk TSM”
Permen “Tata Cara Peranserta (Badan Usaha) Dalam Pembangunan Sarana
26 131
Komersial”
Permen “Tata Cara Pemberian Rekomendasi serta Penyusunan dan Model
27 132 Usaha Jasa Pelayanan Perpindahan dan Penempatan Transmigran TSM
(PJTKTransmigrasi)
Permen “Tata Cara Pemberian Izin Menteri Dalam Hal Kawasan Transmigrasi
28 133 Belum Sepenuhnya Menjadi Tanggung Jawab Daerah” (Dalam Konteks
Hubungan Peranserta Masyarakat berdasarkan Hukum dengan Badan Usaha)
29 136 Permen “Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan Ketransmigrasian”

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 9


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

Melengkapi NSPK tersebut di atas, Tim Astek mengusulkan beberapa NSPK yang masih perlu
disusun antara lain :

1) Tata Cara Penyusunan Rencana Teknis Pengembangan Usaha di Kawasan Transmigrasi


2) Tata Cara Penyusunan Rencana Teknis Pengembangan Penyerasian Lingkungan dan
Pengendalian Pemanfaatan Lahan di Kawasan Transmigrasi
3) Tata Cara Pembagian Sarana Produksi
4) Tata Cara Pembagian Catu Pangan
5) Tata Cara Bimbingan Pengembangan & Perlindungan Hubungan Kemitraan Usaha
6) Tata Cara Bimbingan, Pelatihan, dan Pendampingan Kapasitas SDM dan Usaha di Kawasan
Transmigrasi
7) Tata Cara Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan Manajemen Pengembangan Lembaga
Pengelola Kawasan Perkotaan Baru
8) Tata Cara Penilaian Tingkat Perkembangan/Indikator Pencapaian Perkembangan Masyarakat
dan Kawasan Transmigrasi (WPT/LPT).

8. REVIEW ASPEK MATERI NSPK KHUSUS TERKAIT DENGAN KTM


Sesuai dengan lingkup tugas Astek Pembangunan KTM tahun 2012, salah satu kegiatannya adalah
mereview NSPK Ketransmigrasian terkait dengan Pembangunan dan Pengembangan KTM, yaitu
Materi Kepmen No. KEP. 214/MEN/V/2007. Hasil review disajikan pada Lampiran di akhir
pembahasan ini.

9. REKOMENDASI
Berdasarkan pembahasan di atas, hal yang utama direkomendasikan untuk ditindaklanjuti adalah
menyusun NSPK yang belum tersedia, agar dapat menjadi acuan di dalam pelaksanaan pemba-
ngunan dan pengembangan ketransmigrasian. NSPK yang perlu diprioritaskan antara lain adalah:

No Permen NSPK terkait dengan:


I PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN KAWASAN
1 Tata Cara Penetapan Kawasan Transmigrasi
Pedoman Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru (Kota Terpadu
2
Mandiri) di Kawasan Transmigrasi (Revisi Kepmen No.214/2007)
3 Tata Cara Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
4 Tata Cara Pelaksanaan Perencanaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
Tata Cara Pelaksanaan Pengikutsertaan Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana
5
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Permukiman dan Prasarana dan Sarana Kawasan
6
Transmigrasi
7 Tata Cara Pelaksanaan Transmigrasi Jenis TU, TSB, dan TSM
8 Tata Cara Penyusunan Rencana Teknis Pengembangan Usaha di Kawasan Transmigrasi
9 Tata Cara Penyusunan Rencana Teknis Pengembangan Masyarakat di Kawasan

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 10


Review Norma Standar Prosedur dan Kriteria
Ketransmigrasian

No Permen NSPK terkait dengan:


Transmigrasi
Tata Cara Penyusunan Rencana Teknis Pengembangan Penyerasian Lingkungan dan
10
Pengendalian Pemanfaatan Lahan di Kawasan Transmigrasi
II PENDAMPINGAN dan PENGELOLAAN
1 Tata Cara Pembagian Sarana Produksi dan Pembangian Catu Pangan
2 Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Tanah/Lahan di Kawasan Transmigrasi
3 Tata Cara Peranserta Masyarakat Dalam Usaha Pembangunan Perumahan untuk TSM
Tata Cara Bimbingan, Pelatihan, dan Pendampingan Kapasitas SDM dan Usaha di Kawasan
4
Transmigrasi
5 Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Sosial Budaya Masyarakat Transmigrasi
Tata Cara Penyusunan dan Model Kerjasama Kemitraan Badan Usaha dengan Masyarakat
6
Transmigrasi
7 Tata Cara Pemberian Bantuan Badan Usaha Kepada Transmigran
8 Tata Cara Bimbingan Pengembangan & Perlindungan Hubungan Kemitraan Usaha
9 Pembentukan dan Penetapan Badan Pengelola Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Tata Cara Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan Manajemen Pengembangan Lembaga
10
Pengelola Kawasan Perkotaan Baru
11 Tata Cara Peranserta (Badan Usaha) Dalam Pembangunan Sarana Komersial
III PENGURUSAN , PEMBAGIAN, DAN PENYERAHAN TANAH & PERSEBARAN PENDUDUK
1 Tata Cara Pelaksanaan Musyawarah Konsolidasi Lahan di Kawasan Transmigrasi
Tata Cara Pelaksanaan Pelayanan Pertanahan Bagi Penduduk Setempat di Kawasan
2
Transmigrasi
3 Tata Cara Pemberian Surat Keterangan Pembagian Lahan di Kawasan Transmigrasi
Tata Cara Pelaksanaan Pelayanan Pertanahan Bagi Penduduk Setempat di Kawasan
4
Transmigrasi
5 Tata Cara Pelaksanaan Penataan Persebaran Penduduk
IV EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA:
1 Indikator Tahapan/Tingkat/Pencapaian Perkembangan UPT/SP
2 Kriteria SP Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang
Tata Cara Penilaian Tingkat Perkembangan/Indikator Pencapaian Perkembangan Masyarakat
3
dan Kawasan Transmigrasi (WPT/LPT)
4 Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan Ketransmigrasian
V PERPRES KOORDINASI DAN INTEGRASI PROGRAM LINTAS K/L
Peraturan Presiden Pelaksanaan Koordinasi dan Integrasi Program Trasnmigrasi dengan
Kegiatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat

Jakarta, November 2012


Tim Astek Pembangunan KTM

Tim Asistensi Teknik Pembangunan KTM Hal. 11

Anda mungkin juga menyukai