Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Patologi Kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus
dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini sebagai mahasiswi kebidanan harus bisa
mengidentifikasi gangguan psikologi post partum diantaranya post partum psikosa. Dimana
seorang ibu pasca melahirkan akan mengalami gangguan psikologis, psikosa ini pertama kali
dikenal sebagai gangguan pada tahun 1850, psikosis postpartum adalah suatu kondisi mental
yang sangat serius yang memerlukan perhatian medis segera. Menariknya, studi tentang
tingkat gangguan telah menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang mengalami psikosis
postpartum tidak berubah sejak pertengahan 1800-an.
Sementara itu adalah bentuk paling ekstrim dari gangguan mood pascamelahirkan,
psikosis pascapersalinan juga merupakan salah satu yang paling langka. Biasanya
digambarkan sebagai periode ketika seorang wanita kehilangan sentuhan dengan realitas,
gangguan tersebut terjadi pada wanita yang baru melahirkan. Ini mempengaruhi antara satu
dan dua perempuan per 1.000 wanita yang telah melahirkan.
Meskipun timbulnya gejala dapat terjadi kapan saja dalam tiga bulan pertama setelah
melahirkan, wanita yang memiliki postpartum psikosis biasanya mengalami gejala dalam 2-3
minggu pertama setelah melahirkan. Gejala psikosis postpartum biasanya muncul tiba-tiba,
dalam 80% kasus, psikosis terjadi tiga sampai 14 hari setelah periode bebas gejala.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan post partum blus?
2. Apa yang dimaksud dengan depresi post partum?
3. Apa yang dimaksud dengan post partum psikosa?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang post partum blus
2. Menjelaskan tentang depresi post partum
3. Menjelaskan psikosa post partum
BAB II
A. Depresi
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa
yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas
fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut Kartono menjelaskan bahwa
gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah,
perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri.
Trisna (Hadi, 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau
sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari
perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu yakin tidak melakukan
apa pun untuk mengubahnya dan merasa bahwa respon apa pun yang dilakukan tidak akan
berpengaruh pada hasil yang muncul.
Kaplan dan Sadock (1998), merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa
dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi,
mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional.
Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling
sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan
pascasalin diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu:
1. Post Partum Blues/Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari saja. Gejala
berupa perasaan sedih, gelisah, seringkali uring-uringan dan khawatir tanpa alasan yang
jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung dalam waktu beberapa hari saja. Pelan-
pelan si ibu dapat pulih kembali dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan
barunya.
2. Depresi post partum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang membedakan ibu
tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua minggu sampai setahun setelah
melahirkan
3. Psychosis post partum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi, memiliki keinginan
untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung secara keseluruhan.
B. Post Partum Blues
1. Pengertian Post Partum Blues
Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan,
biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak
kelahiran bayi.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan
peran barunya sebagai ibu pada minggu minggu atau bulan-bulan pertama setelah
melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil
menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri
dan mengalami gangguan gangguan psikologis, salah satunya yang disebut Postpartum
Blues.
2. Gejala Post Partum Blues
Perlu kita curigai jika terdapat gejala-gejala seperti ini:
a. Gejala Utama
1) Cemas tanpa sebab.
2) Menangis tanpa sebab
3) Tidak sabar
4) Tidak percaya diri
5) Sensitive
6) Mudah tersinggung
7) Merasa kurang menyayangi bayinya
8) Perasaan negatif terhadap bayi yang dilahirkannya
9) Kesulitan untuk tidur
10) Perubahan drastis berat badan
11) Kelelahan dan lesu
12) Adanya perasaan untuk membenci pada diri sendiri, perasaan bersalah, individu
merasa dirinya tidak berguna untuk orang lain
13) Samasekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap masalah kecil sekali pun
14) Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat social
15) Mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam
16) Kehilangan gairah terhadap sesuatu hal (aktivitas)

b. Gejala Medis
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung
post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang
tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan post partum blues bila memenuhi
kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu
yang mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang
mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.
Selain gejala di atas perlun juga kita perhatikan tingkah laku ibu dan hal hal yang
mungkin ia keluhkan, seperti:
1) Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
2) Frustasi karena anak tidak mau tidur
3) Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
4) Merasa sebal terhadap suami
5) Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
6) Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
7) Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
8) Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga membuat
ibu frustasi
9) Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
10) Adanya persoalan dengan suami
11) Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
12) Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu.
13) Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
14) Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi
15) Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada
didekat ibunya.
3. Penyebab Post Partum Blues
Mengenali penyebab post partum blues juga merupakan hal yang berguna dalam
mendeteksi adanya gangguan psikologi ini pada ibu. Selain bisa mengantisipasi kita juga
bisa memahami kondisi ibu sepenuhnya.
Faktor-faktor penyebab timbulnya post partum blues antara lain:
a. Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estriol
yang terlalu rendah. Kadar estrogen turun secara bermakna setelah melahirkan
ternyata estrogen memiliki efek supresi aktivitas enzim nonadrenalin maupun serotin
yang berperan dalam suasana hati dan kejadian depresi.
b. Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan pada emosional
seperti payudara bengkak, nyeri jahitan, rasa mules.
c. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosianal kompleks.
d. Faktor umur dan paritas.
e. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
f. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tingklat pendidikan,
status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya, sosial ekonomi.
g. Kecukupan dukungan dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman). Apakah
suami mendukung kehamilan ini, apakah suami mengerti perasaan istri, apakah
suami/keluarga/teman memberikan dukungan fisik dan moril misalnya dengan
membantu pekerjaan rumah angga, membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh
kesah ibu
h. Stress dalam keluarga misal faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami,
problem dengan mertua atau orang tua.
i. Stress yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar, frustasi karena bayi
tidak mau tidur, nangis dan gumoh, stress melihat bayi sakit, rasa bosan dengan
hidup yang dijalani.
j. Kelelahan pasca melahirkan
k. Perubahan peran yang dialami ibu. Sebelumnya ibu adalah seorang istri tetapi
sekarang sekaligus sebagai ibu dengan bayi yang sangat tergantung padanya.
l. Rasa memniliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut yang berlebihan
akan kehilangan bayinya.
m. Problem anak, setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak
sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu emosianal ibu.
4. Cara Mencegah Post Partum Blues
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues
yaitu:
a. Persiapan diri yang baik
Persiapan kehamilan yang pada saat kehamilan sangat diperlukan sehingga saat
kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik dan mengurangi resiko terjadinya
depresi post partum. Kegiatan yang dapat ibu lakukan adalah banyak membaca
artikel atau buku yang ada kaitannya dengan kelahiran, mengikuti kelas prenatal,
bergabung dengan kelompok senam hamil. ibu dapat memperoleh banyak informasi
yang diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu sudah siap dan hal traumatis yang
mengejutkan dapat dihindari.
b. Olahraga dan nutrisi yang cukup
Olahraga dapat menjaga kondisi dan stamina sehingga dapat membuat keadaan emosi
juga lebih baik. Nutrisi yang cukup baik asupan makanan maupun minum sangat
penting pada periode postpartum. Usahakan mendapatkan keseimbangan dari kedua
hal ini.
c. Support mental dari lingkungan sekitar
Support mental sangat diperlukan pada periode post partum. Dukungan ini tidak
hanya dari suami tapi keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Jika ingin bercerita,
ungkapkan perasaan, emosi dan perubahan hidup yang dialami kepada orang yang
dipercaya dapat menjadi pendengar yang baik. Ibu post partum harus punya
keyakinan bahwa lingkungan akan mendukung dan selalu siap membantu jika
mengalami kesulitan. Hal tersebut akan membuat ibu merasa lebih baik dan
mengurangi resiko terjadinya depresi post partum.
d. Ungkapkan apa yang dirasakan
Ibu post partum jangan memendam perasaan sendiri. Jika mempunyai masalah harus
segera dibicarakan baik dengan suami maupun orang terdekat. Petugas kesehatan
dapat membantu ibu untuk mengungkapkan perasaan dan emosi ibu agar ibu dapat
lebih nyaman.
e. Mencari informasi tentang depresi post partum
Informasi tentang depresi post partum yang kita berikan akan sangat bermanfaat
sehingga ibu mengetahui faktor pemicu-faktor pemicu sehingga dapat mengantisipasi
atau mencari bantuan jika mendapati kondisi tersebut.
Ibu juga harus mempelajari keadaannya dirinya, sehingga ketika sadar terhadap
kondisi ini ibu akan segera mendapatkan bantuan secepatnya. Bergabung dengan
orang yang pernah mengalami depresi post partum dapat membantu ibu memperoleh
informasi terhadap gejala dan hal yang dialami.
f. Menghindari perubahan hidup yang drastis
Perubahan hidup yang drastis sesudah kelahiran akan berpengaruh terhadap
emosioanal ibu sehingga sebisa mungkin sebaiknya dihindari misalnya pindah kerja,
pindah ke rumah yang baru. Hiduplah dengan wajar seperti sebelum melahirkan.
g. Melakuukan pekerjaan rumah tangga
Memasak, membersihkan rumah, merawat tanaman dan pekerjaan rumah tangga lain
dapat membantu melupakan gejolak emosi yang timbul pada periode post partum.
Saat kondisi ibu masih labil bisa dilampiaskan dengan melakukan pekerjaan rumah
tangga. Ibu dapat meminta dukungan dari keluarga dan lingkungan, meski
mempunyai pembantu rumah tangga ibu dapat melakukan aktivitas tersebut.
5. Cara Mengatasi Post Partum Blues
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara
yaitu :
a. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan
dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
1) Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
2) Dapat memahami dirinya
3) Dapat mendukung tindakan konstruktif.
b. Dengan cara peningkatan support mental
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga
diantaranya :
1) Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
2) Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayi
3) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya
4) Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
5) Memperbanyak dukungan dari suami
6) Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
7) Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
8) Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
9) Mengganti suasana, dengan bersosialisasi
10) Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya
Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada
diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
1) Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
2) Tidurlah ketika bayi tidur
3) Berolahraga ringan
4) Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
5) Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
6) Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
7) Bersikap fleksibel
8) Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
9) Bergabung dengan kelompok ibu
c. Skrining Post Partum Blues di luar negri
Diluar negeri skrining untuk mendeteksi gangguan mood / depresi sudah merupakan
acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan . Untuk skrining ini dapat
dipergunakan beberapa kuesinor sebagai alat Bantu. Edinburg Postanal Depression Scale
(EDPS) merupan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas
perubahan suasana depresi selama 7 hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaan
berhubungan dengan labilitas persaaan kecemasan persaan bersalah serta mencakup hal-
hal yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan
dimana setiap pertanyan memiliki 4 pilihan jawabanya yang mempunyai nilai skor dan
harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat ini.
Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5
menit . Peneliti mendapati bahwa nilai scoring lebih besar dari 12 memiliki sensitifitas
86 % dan nilai predikasi positif 73 % untuk mendiagnosa kejadian post partum blues .
EDPS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swadia ,
Australia, Italia dan Indonesia . EDPS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca
salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 minggu kemudian .
C. Depresi Post Partum
Banyak ibu merasa “let down “ sebelum melahirkan, sehingga dengan pengalaman partus
kalau kurang berkenan dan keraguan akan kemapuan untuk merawat bayinya akan
memperberat depresi ini. khusus depresi ringan sampai sedang mulai hari 2-3 post partum
dan teratasi dalam 1-2 minggu. ibu dapat merasa sedih dan tanpa tahu sebab pasti. Depresi
yang relatif ringan jarang berkembang menjadi psikosis partum atau kondisi yang patologis.
Depresi post partum merupakan efek lebih lanjut dari post partum blues yang tidak ditangani
dengan baik.
1. Pengertian Depresi Post Partum
Depresi Post Partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan
dan berlangsung selama 30 hari lebih serius dari post partum blues yang dapat terjadi di
awal-awal bulan setelah melahirkan bayi.
Postpartum depression dapat membuat ibu sangat merasa sedih, putus asa, dan
tidak berarti. Dan ibu mungkin akan mengalami kesulitan membawa dan menggendong
bayinya
Depresi post partum adalah depresi yang lebih serius. bedanya pada post partum
dan baby blues adalah pada frekuensi, intentitas dan lamanya gejala.
Untuk itu deteksi dan pencegahan depresi postpartum merupakan suatu yang
penting dilakukan oleh para penyedia pelayanan kesehatan,. Suatu kenyataan depresi
postpartum tidak mudah dideteksi karena berbagai masalah dapat ditemui dalam
melakukan deteksi dan pencegahan depresi postpartum. Hal ini memerlukan penanganan
yang serius dari penyedia pelayanan kesehatan termasuk para perawat untuk mencari
penyelesaian depresi postpartum.
2. Gejala depresi Post Partum
Gejalnya merupakan perluasan dari gejal post partum blues, diantaranya:
a. Mimpi buruk.
Biasanya terjadi sewaktu tidur REM. Karena mimpi – mimpi yang menakutkan,
individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia.
b. Insomnia.
Biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti
kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia.
c. Phobia.
Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat
dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasional
adanya. Ibu yang melahirkan dengan bedah Caesar sering merasakan kembali dan
mengingat kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah Caesar akan
merasakan emosi yang bermacam–macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok
dan tidak percaya terhadap apa yang telah terjadi. Wanita yang pernah mengalami
bedah Caesar akan melahirkan dengan bedah Caesar pula untuk kehamilan
berikutnya. Hal ini bisa membuat rasa takut terhadap peralatan peralatan operasi dan
jarum.
d. Kecemasan.
Ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak
diketahuinya.
e. Meningkatnya sensitivitas.
Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri.
Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak, ibu harus belajar
bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia terhadap dirinya
sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri
dengan bayi yang lahir, atau waktu dan tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan
sensitivitas ibu (Santrock, 2002).
f. Perubahan mood
Menurut Sloane dan Bennedict (1997), menyatakan bahwa depresi postpartum
muncul dengan gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan, sedih – murung,
perasaan tidak berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa
terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, anhedonia,
menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa
depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan
sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta
mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan
bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar memusuhi bayinya.
Menurut Nevid dkk (1997), depresi postpartum sering disertai gangguan nafsu makan
dan gangguan tidur, rendahnya harga diri dan kesulitan untuk mempertahankan
konsentrasi atau perhatian.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gejala–gejala depresi postpartum
antara lain adalah trauma terhadap intervensi medis yang dialami, kelelahan, perubahan
mood, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, tidak mau berhubungan dengan orang lain,
tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayi atau dirinya sendiri atau keduanya.
Perlu dikenali adanya tris depresi yang juga menjadi ciri kusus,yaitu:
a. Berkurangnya energi
b. Penurunan afek
c. Hilang minat (anhedonia)
3. Penyebab Depresi Post Partum
Penyebab depresi post partum ini juga merupaka perluasan dari penyebab post partum
blues yang tidak ditangani dengan baik. Diantaranya
a. Memiliki depresi atau postpartum depression sebelumnya
b. Tidak mendapat dukungan dari pasangan, teman, atau keluarga.
c. Mendapati bayi sakit atau kolik
d. Menderita stres di kehidupan perkawinan atau hubungan
e. Memiliki Severe Premenstrual Syndrom (PMS)
Beberapa faktor yang mempengaruhi:
a. Faktor konstitusional.
Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien
yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari
kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara.
Wanita primipara lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita
primipara berada dalam proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri
begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara
bayinya harus tetap dirawat.
b. Faktor fisik.
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama
2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran
pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah
melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya
gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron
naik dan estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor
penyebab yang sudah pasti.
c. Faktor psikologis.
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” padaakhir kehamilan menjadi dua
individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus
dan Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan pentingnya cinta dalam
menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak.
d. Faktor sosial.
Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai
lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya dukungan dalam
perkawinan.
e. Biologis.
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon
seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu
lambat.
f. Karakteristik ibu, yang meliputi :
Umur, pengaalaman, pendidikan, faktor selama proses persalinan dan faktor dukungan
sosial.
4. Skrining Dengan Menggunakan Kusioner Kusus.
Untuk mendeteksi adanya depresi pascapersalinan atau risiko untuk mengalami depresi
pascapersalinan, ada beberapa pertanyaan yang mesti dijawab calon ibu.
Jumlahkan skor yang diperoleh. semakin besar skor, gejala depresi semakin berat. Skor
di atas 12 berarti Anda mengalami atau berisiko menderita depresi pascapersalinan.
Contoh lembar kusioner
Selama tujuh hari terakhir:
a. Saya bisa tertawa dan melihat segi-segi lucu sari segala sesuatu, misalnya suatu
pertunjukan, bacaan, cerita komedi, lawakan, guyonan, obrolan sehari-hari: (0)
sebanyak-banyaknya, (1) sekarang tidak begitu banyak, (2) sangat sedikit, (3) tidak
sama sekali.
b. Saya gembira menghadapi segala sesuatu. (0) sebanyak-banyaknya, (1) berkurang
sedikit dari biasanya, (2) sangat kurang dari biasanya, (3) hampir tidak pernah.
c. Saya menyalahkan diri sendiri secara tidak semestinya bila keadaan menjadi buruk.
(0) tidak pernah, (1) tidak begitu sering, (2) ya, kadang-kadang, (3) ya, hampir selalu.
d. Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas. (0) tidak sama sekali, (1)
hampir tidak pernah, (2) ya kadang-kadang, (3) ya sering
e. Saya merasa takut dan panik tanpa alasan yang jelas. (0) tidak sama sekali, (1) tidak
banyak, (2) ya kadang-kadang, (3) ya cukup sering.
f. Segala sesuatu terasa membebani saya. (0) tidak, saya bisa mengatasinya dengan baik
seperti biasa, (1) tidak hampir selalu saya bisa mengatasinya dengan baik, (2) ya
kadang-kadang saya tidak bisa mengatasinya sebaik biasanya, (3) tidak, hampir
selalu saya bisa mengatasinya dengan baik.
g. Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya sulit tidur. (0) tidak sama sekali, (1)
tidak begitu sering, (2) ya kadang-kadang, (3) ya hampir setiap waktu .
h. Saya merasa sedih atau jengkel tidak menentu. (0) tidak sama sekali, (1) tidak begitu
sering (2) ya cukup sering, (3) ya, (3)hampir setiap waktu.
i. Saya merasa sangat tidak bahagia, sehingga saya menangis. (0) tidak pernah, (1)
hanya sekali-kali, (2) ya cukup sering, (3) ya hampir setiap waktu
j. Pernah ada pikiran-pikiran untuk melukai diri sendiri. (0) tidak pernah, (1) jarang, (2)
kadang-kadang, (3) ya cukup sering.
5. Tips untuk menangani depresi post partum:
a. Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda mengerti.
b. Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman “tidak bisa” ketika istri tidak
ingin dikunjungi.
c. Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu menyelesaikan
pekerjaan rumah.
d. Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu untuk dirinya sendiri
dan sementara jauh dari bayi.
e. Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa minta dilayani secara
seksual.
D. Post Partum Psikosa
Kasus depresi berat yang disebut Postpartum Psychosis ini merupakan keadaan yang paling
parah sebagai lanjutan dari depesi post partum,yang merupakan gangguan jiwa berat yang
ditandai dengan waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality).
Penderita akan bertingkah-laku aneh, melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, dan
membahayakan dirinya dan bayinya. Kondisi ini sangat berbahaya dan akan semakin buruk
bila tidak segera dilakukan terapi. Gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab
organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan
berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan
bertindak sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-
hari sangat terggantung pada kecakapan ibu dalm menghadapi keadaan ini. Skriningnya pun
akan lebih mudah karna gejala gejala yang muncul lebih jelas dan aneh. Sehingga dengan
cepat dapat di ketahui. Diantaraya dengan memhami hal berikut:
1. Pengertian Post Partum Psikosa
Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
2. Penyebab Post Partum Psikosa
Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya
yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk
terkena post partum psikosa.
3. Gejala Post Partum Psikosa
Gejala yang sering terjadi adalah:
a. Delusi
b. Halusinasi
c. Gangguan saat tidur
d. Obsesi mengenai bayi
4. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis,
dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita
kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari
teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-
berdebar serta nafas terasa cepat.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih
memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak
merasa kehilangan perhatian.
Saran kepada penderita untuk:
a. Beristirahat cukup
b. Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
c. Bergabung dengan orang-orang yang baru
d. Bersikap fleksible
e. Berbagi cerita dengan orang terdeka
f. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. Kasus Post Partum Blues

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS


NY. “M” P1A0 2 HARI POST PARTUM DENGAN POST PARTUM BLUES
DI BPS PRITA YENI SURANTIAH TAMPOMAS SELATAN

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 7 September 2013
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : BPS Prita Yeni Surantiah, Am. Keb
BIODATA
Nama ibu : Ny.M Nama suami : Tn. C
Umur : 23 th Umur : 25 th
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jln. Pondok Kopi No. 3 Alamat : Jln. Pondok Kopi No. 3
RT.02/RW.05 RT.02/RW.05
Kec.Gajahmungkur Kec.Gajahmungkur

II. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan datang :
Keluhan utama : Ibu tidak mau merawat bayinya dan ibu mengatakan kurang tidur
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 th
Lama : 6-7 hari
Banyak : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Siklus : 28 hari
b. Riwayat kehamilan/persalinan
Yang lalu :

Penyu Keadaan anak


BB
Ana Jenis lit/
UK Abortus penolong nifas Waktu
k ke partus kompl hidup mati
lahir
ikasi
Umr JK Umr JK
- - - - - - - - - -

Sekarang :
P1A0
Tempat persalinan : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Keadaan plasenta dan tali : Plasenta lahir spontan, t=2cm,
pusat d=20cm, korion dan amnion utuh
kotiledon lengkap, selaput kotali pusat
normal, P tali pusat =45 cm,

Lama persalinan :
 : 8 jam
Kala I : 20 menit
 : 5 menit
Kala II : 2 jam

Kala III

Kala IV
Jumlah perdarahan :
 :0
Kala I : 25cc
 : 75cc
Kala II : 100cc

Kala III

Kala IV

Keadaan bayi :
Ditolong oleh : Bidan
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal/jam lahir : 5 September 2013/ 01.20 WIB
BB : 3500 gr PB : 48cm LK :33cm LD : 34cm
APGAR SCORE : 8 – 9 – 10
Kelainan bawaan : tidak ada

2. Riwayat perkawinan :
Status nikah : ibu menyatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang
Umur nikah : 22 tahun
Lama nikah : 1 tahun
Status Perkawinan : syah

3. Riwayat penyakit :
Sekarang : Ibu menyatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak
dalam menjalani pengobatan tertentu.
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS
Dahulu : Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS
Keluarga : Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit
jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS,
HIV/ AIDS
4. Riwayat KB :
Ibu menyatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun

5. Pola kebutuhan dasar sehari-hari :


Pola nutrisi :
 Sebelum nifas:
Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur
keluhan : tidak ada
Ibu minum 6-7 gelas/ hari dengan air putih
keluhan: tidak ada
 Saat ini
Ibu makan 2x sehari dengan nasi, lauk dan sayur. porsi sedikit
keluhan : ibu mengeluh tidak nafsu makan
Ibu minum 6-7 gelas/ hari dengan air putih
keluhan : tidak ada
Pola eliminasi :
 Sebelum nifas
BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.
keluhan: tidak ada
BAK 6x sehari warna kuning jernih, bau khas.
Keluhan : tidak ada
 Saati ini
BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.
keluhan: tidak ada
BAK 6x sehari warna kuning jernih, bau khas.
Keluhan : tidak ada

Pola istirahat :
 Sebelum nifas
tidur malam ± 7 jam sehari,
tidur siang ± 1 jam
 Saat ini
tidur malam ± 5 jam sehari
tidur siang ± tidak pernah
Keluhan : ibu mengeluh susah tidur

Pola aktivitas :
 Sebelum nifas
Ibu melakukan aktivitas seperti biasa, misal: memasak, bersih-bersih rumah
tanpa bantuan siapapun
 Saat ini
Ibu murung dan malas melakukan aktivitas keseharian
Personal hygiene :
 Sebelum nifas:
ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian
bersih 2x sehari.
 Saat ini
ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian
bersih 2x sehari.

Pola sexual :
 Sebelum nifas: 2-3 kali dalam seminggu
 Saat ini : Ibu belum melakukan hubungan seksual

Psiko, sosial, spiritual, cultural


 Psiko : Ibu tidak mau merawat bayinya
 Sosial : Ibu sering menyendiri
 Spiritual : Ibu beribadah sesuai dengan keyakinannya
 Cultural : Ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan

Pola Kebiasaan hidup sehat


Ibu dan keluarga tidak ada yang merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang
maupun minum-minuman keras.

Pola Menyusui
Ibu enggan menyusui bayinya

Tingkat pengetahuan :
Ibu tidak dapat memahami kondisinya saat ini

III. DATA OBYEKTIF


1. Keadaan umum : kurang baik
2. Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 92x/mnt
RR : 24x/mnt
3. Pemeriksaan fisik :
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi,
rambut tidak mudah dicanut, distribusi merata.
Muka : Simetris, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada
benjolan.
Perut : Tidak ada bekas operasi, hepar tidak teraba.
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varices, ujung kuku
tidak pucat.
Genetalia : Tidak odem, tidak varises
Anus : Tidak hemorroid.

4. Pemeriksaan obstetric :
Muka : tidak odem, tidak pucat
Payudara : membesar, areola menghitam, putting menonjol, ASI kurang lancar
Abdomen : ada linea nigra, ada striegravidarum, TFU ½ pusat-sympisis, kontraksi
baik, kandung kemih kosong
Genetalia : tidak oedem, tidak varises, ada PPV (lochea rubra)

5. Penunjang : tidak dilakukan


IV. ANALISA
Ny. M P1A0 umur 23 tahun, 2 hari post partum post partum blues
V. PLANNING
1. Menjelaskan bahwa ibu berada dalam masa nifas dengan depresi, yang ditandai dengan
gejala sulit tidur, tidak nafsu makan, cemas, perasaan tidak berdaya tidak senang
melihat bayinya, tidak ada perhatian pada bayinya, tidak ada perhatian dengan
penampilan, kebersihan dirinya dan bayinya. Hal ini dapat dicegah dengan ibu merawat
diri, makan dengan menu seimbang olah raga, istirahat untuk mencegah dan
mengurangi perubahan perasaan. Mintalah bantuan keluarga, teman, tetangga untuk
menjaga bayi sementara saat tidur, rekreasi dan rencanakan acara keluar bersama bayi
dan bersama suami dan jika dilakukan sejak dini depresi ibu dapat dicegah.
2. Hasil: Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan menerapkannya

3. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu :

TD : 100/80 mmHg Suhu : 36,9°C


RR : 24 x/mnt Nadi : 92 x/mnt
H: Ibu mengerti keadaannya
4. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melibatkan
keluarganya seperti pemenuhan nutrisi, personal hygiene dan kebutuhan yang lain.
H: Keluarga mengerti penjelasan bidan dalam membantu proses pemenuhan kebutuhan
sehari-hari ibu
5. Menganjurkan tentang perawatan bayi sehari-hari seperti menggendongnya bila bayi
menangis, menyusuinya, mengganti popoknya bila basah, menjaga bayinya tetap
kering, bersih dan hangat, agar ibu merasa lebih dekat dengan bayinya, menyukainya
dan mulai tumbuh kasih sayangnya pada bayinya.
H: Ibu mengerti penjelasan Bidan dan akan melakukannya
6. Menganjurkan keluarga dan teman untuk mendukung karena ibu membutuhkan
pengertian emosional, konseling, serta tenggang waktu untuk lepas sejenak dari
kegiatan merawat bayi, bantuan dari keluarga dan teman sangat berpengaruh dalam
proses penyelesaian masalah.
H: Keluarga bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan
7. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu merawat dirinya dan juga bayinya.
H: Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia melakukannya
8. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat cukup 8 jam sehari dan usahakanlah kalau
siang istirahat 1-2 jam waktu bayinya tidur. Menganjurkan pada keluarga selalu
memantau pola istirahat ibu.
H: Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan
9. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memperberat depresi seperti kurangnya
dukungan keluarga dirumah, peruahan hormonal, lingkungan melahirkan, jumlah anak
dan hubungan seksual yang kurang menyenangkan setelah melahirkan.
H: Ibu mengerti penjelasan bidan
B. Kasus Depresi Post Partum

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


Ny.N P1A0 DENGAN DEPRESI POST PARTUM
DI BPS Nunik Astria, Am. Keb
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 26 Agustus 2013
Waktu : 15.30 WIB
Tempat : BPS Tutik Susmiati, Am. Keb
BIODATA
Nama ibu : Ny.N Nama suami : Tn. A
Umur : 19 th Umur : 20 th
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Lemah Gempal II No. Alamat : Jln. Lemah Gempal II No.
95 95

II. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan datang :
Keluhan utama : Ibu mengeluh 2 minggu yang lalu sangat merasa sedih,
tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi perempuan, ibu
tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.

a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 th
Lama : 6-7 hari
Banyak : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Siklus : 28 hari
b. Riwayat kehamilan/persalinan
Yang lalu :
ini adalah kehamilan yang pertama.

Sekarang :
P1A0
Tempat persalinan : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Keadaan plasenta dan tali : Plasenta lahir spontan, t=2cm,
pusat d=20cm, korion dan amnion utuh
kotiledon lengkap, selaput kotali pusat
normal, P tali pusat =45 cm,

Lama persalinan :
 : 11 jam
Kala I : 30 menit
 : 5 menit
Kala II : 2 jam

Kala III

Kala IV

Jumlah perdarahan :
 :0
Kala I : 50 cc
 : 150 cc
Kala II : 100cc

Kala III

Kala IV

Keadaan bayi :
Ditolong oleh : Bidan
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal/jam lahir : 13 Agustus 2013/ 01.50 WIB
BB : 3400 gr PB : 46cm LK :33cm LD : 34cm
APGAR SCORE : 8 – 9 – 10
Kelainan bawaan : tidak ada

2. Riwayat perkawinan :
Status nikah : ibu menyatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang
Umur nikah : 18 tahun
Lama nikah : 1 tahun
Status Perkawinan : syah

3. Riwayat penyakit :
Sekarang : Ibu menyatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak
dalam menjalani pengobatan tertentu.
Dahulu : Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS
Keluarga : Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit
jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS,
HIV/ AIDS

4. Riwayat KB :
Ibu menyatakan belum pernah mengguanakan alat kontrasepsi apapun

5. Pola kebutuhan dasar sehari-hari :


Pola nutrisi :
 Sebelum nifas:
Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur
Ibu minum ± 8 gelas/ hari dengan air putih
 Saat ini
ibu makan dengan menu nasi, lauk dan sayur. Dengan porsi sedikit dan tidak
habis.
Ibu minum 4 – 5 gelas sehari.

Pola eliminasi :
 Sebelum nifas
BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.
BAK 6x sehari warna kuning jernih, bau khas.
 Saati ini
Ibu sudah BAB, BAK 2 x sehari.

Pola istirahat :
 Sebelum nifas
tidur malam ± 7 jam sehari, selama cuti tidur siang ± 1 jam
 Saat ini
Ibu merasa tidur tidak nyenyak, gelisah dan merasa terganggu dengan tangisan
bayi.

Pola aktivitas :
 Sebelum nifas
Ibu melakukan aktivitas seperti biasa, misal: memasak, bersih-bersih rumah
 Saat ini
Ibu sering murung dan menyendiri.

Personal hygiene :
 Sebelum nifas:
ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian
bersih 2x sehari.
 Saat ini
Ibu mandi 1 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, dan keramas 1 x seminggu.

Pola sexual :
 Sebelum nifas: 2-3 kali dalam seminggu
 Saat ini : Ibu belum melakukan hubungan seksual

Psiko, sosial, spiritual, cultural


 Psiko : Ibu merasa cemas, tidak ada yang memahami dirinya, rasa takut dan
kadang hilang control.
 Sosial : Ibu kurang terbuka dengan suami maupun keluarga.
 Spiritual : Ibu sulit mendekatkan diri kepada Tuhan.
 Cultural : Ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan

Pola Kebiasaan hidup sehat


Ibu dan keluarga tidak ada yang merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang
maupun minum-minuman keras.

Pola Menyusui
Ibu enggan menyusui bayinya.

Tingkat pengetahuan :
Ibu tidak menyadari kondisinya saat ini.

III. DATA OBYEKTIF


6. Keadaan umum : baik
7. Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 90x/mnt
RR : 24x/mnt
8. Pemeriksaan fisik :
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi,
rambut tidak mudah dicanut, distribusi merata.
Muka : Simetris, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada
benjolan.
Perut : Tidak ada bekas operasi, hepar tidak teraba.
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varices, ujung kuku
tidak pucat.
Genetalia : Tidak odem, tidak varises
Anus : Tidak hemorroid.

9. Pemeriksaan obstetric :
Muka : tidak odem, tidak pucat
Payudara : membesar, areola menghitam, putting menonjol, ASI belum keluar
Abdomen : ada linea nigra, ada striae gravidarum
Genetalia : tidak odem, tidak varises, ada PPV (lochea rubra)

10. Penunjang : tidak dilakukan

IV. ANALISA
Ny. N P1A0 umur 19 tahun dengan depresi post partum.

V. PLANNING
1. Memberi tahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
H : ibu tahu dan mengerti tentang kondisi dirinya

2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami depresi post partum
H : Ibu dan keluarga mengerti bahwa depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi
oleh keadaan hormonal, dukungan sosial, emotional relation ship (teman dekat)
komunikasi dan kedekatan, setruktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi,
psikososial dan lingkungan

3. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengalami depresi karena tidak menghendaki
lahirnya anak perempuan, oleh karena itu beri penjelasan pada ibu bahwa anak
perempuan maupun laki-laki sama saja, karena sama-sama titipan Tuhan.

H : Ibu dan keluarga mengerti bahwa anak adalah titipan Tuhan yang patut disyukuri
dan dirawat.
4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene dengan
cara menganjurkan ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi,
ibu bisa makan nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan, atau daging. Ibu
anjurkan banyak makan buah untuk memulihkan keadaan.
H : Ibu bersedia makan sesuai anjuran.

5. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi yang benar, mandi lap,
dan mandi rendam. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat dengan kasa steril, kasa
tidak boleh basah dengan alkohol atau betadin. Alkohol atau betadin hanya dioles
dengan cotenbooth.
H : Ibu mengerti cara perawatan bayi yang telah dijelaskan.

6. Menganjurkan suami, keluarga dan teman-teman terdekat untuk memberi dukungan


untuk membantu ibu menjalin interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong
bayinya, menyusuinya.
H : suami, keluarga dan teman-teman terdekat bersedia memberi dukungan kepada
ibu .
C. Kasus Post Partum Psikosa

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS


NY. “I” P1A0 6 MINGGU POST PARTUM DENGAN POST PARTUM PSIKO
DI PUSKESMAS KROBOKAN KALI

VI. PENGKAJIAN
Tanggal : 2 September 2013

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Puskesmas Krobokan Kali

BIODATA

Nama ibu : Ny.I Nama suami : Tn. W

Umur : 21 th Umur : 23 th

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln. Suyudono no.7 Alamat : Jln. Suyudono no.7


RT.02/RW.01 kelurahan Bulu RT.02/RW.01 kelurahan
Stalan. Bulu Stalan.

VII. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan datang :
Keluhan utama : ibu menyatakan bahwa telah melahirkan anak pertama pada 17 Juli
2013 lalu dan bayinya meninggal, mengeluh sering sakit kepala dan
nyeri dada, jantung berdebar-debar sertanafas terasa cepat delusi,
halusinasi, gangguan saat tidur dan obsesi mengenai bayi.

a. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 th

Lama : 6-7 hari

Banyak : 2-3 kali ganti pembalut/hari

Siklus : 28 hari

b. Riwayat kehamilan/persalinan
Yang lalu :

Penyu Keadaan anak


BB
Ana Jenis lit/
UK Abortus penolong nifas Waktu
k ke partus kompl hidup mati
lahir
ikasi
Umr JK Umr JK
ater nor 2500 0
1 - spontan bidan tidak L
m mal gr jam
Sekarang :

P1A0

Tempat persalinan : Bidan

Jenis persalinan : Spontan

Komplikasi persalinan : Tidak ada

Keadaan plasenta dan tali : Plasenta lahir spontan, t=2cm,


pusat d=20cm, korion dan amnion utuh
kotiledon lengkap, selaput kotali pusat
normal, P tali pusat =45 cm,

Lama persalinan :

 : 8 jam
Kala I
: 30 menit

: 5 menit
Kala II
 : 2 jam

Kala III

Kala IV

Jumlah perdarahan :

 :0
Kala I
: 25cc

Kala II : 75cc


: 100cc
Kala III

Kala IV
Keadaan bayi :

Ditolong oleh : Bidan

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal/jam lahir : 17 Juli 2013/ 05.20 WIB

BB : 2500 gr PB : 46cm LK :30cm LD : 29cm

APGAR SCORE : 6-7-7

Kelainan bawaan : tidak ada

2. Riwayat perkawinan :
Status nikah : ibu menyatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang

Umur nikah : 19 tahun

Lama nikah : 2 tahun

Status Perkawinan : syah

3. Riwayat penyakit :
Sekarang : Ibu menyatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak
dalam menjalani pengobatan tertentu.
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS
Dahulu : Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS
Keluarga : Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit
jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS,
HIV/ AIDS
4. Riwayat KB :
Ibu menyatakan belum pernah mengguanakan alat kontrasepsi apapun

5. Pola kebutuhan dasar sehari-hari :


Pola nutrisi :

 Sebelum nifas:
Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur
keluhan : tidak ada

Ibu minum 6-7 gelas/ hari dengan air putih


keluhan: tidak ada

 Saat ini
Ibu makan 2x sehari dengan nasi, lauk dan sayur. porsi sedikit
keluhan : ibu mengeluh nafsu makannya berkurang

Ibu minum 4-5 gelas/ hari dengan air putih


keluhan : ibu malas untuk minum

Pola eliminasi :

 Sebelum nifas
BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.
keluhan: tidak ada

BAK 5-6x sehari warna kuning jernih, bau khas.


Keluhan : tidak ada

 Saati ini
BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.
keluhan: tidak ada

BAK 4-5x sehari warna kuning jernih, bau khas.


Keluhan : tidak ada
Pola istirahat :

 Sebelum nifas
tidur malam ± 7 jam sehari,
tidur siang ± 1 jam

 Saat ini
tidur malam 3-4 jam sehari
tidur siang ± tidak pernah

Keluhan : ibu mengeluh sulit tidur

Pola aktivitas :

 Sebelum nifas
Ibu melakukan aktivitas seperti biasa, misal: memasak, bersih-bersih rumah
tanpa bantuan siapapun

 Saat ini
Ibu sering murung dan menyendiri

Personal hygiene :

 Sebelum nifas:
ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian
bersih 2x sehari.

 Saat ini
ibu mandi 1x sehari, gosok gigi 1x sehari, keramas 2x seminggu, ganti pakaian
bersih 2x sehari.

Pola sexual :

 Sebelum nifas: 2-3 kali dalam seminggu


 Saat ini : Ibu belum melakukan hubungan seksual

Psiko, sosial, spiritual, cultural

 Psiko : Ibu kepikiran teryus dengan kematian bayinya, ibu merasa bayinya
masih hidup padahal sudah meninggal
 Sosial : Ibu sering menyendiri
 Spiritual : Ibu sulit mendekatkan diri dengan Tuhannya
 Cultural : Ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan

Pola Kebiasaan hidup sehat

Ibu dan keluarga tidak ada yang merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang
maupun minum-minuman keras.

Pola Menyusui

Ibu tidak menyusui bayinya karena bayinya sudah meninggal

Tingkat pengetahuan :

Ibu tidak dapat memahami kondisinya saat ini

VIII. DATA OBYEKTIF


11. Keadaan umum : kurang baik
12. Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg

Nadi : 100x/mnt

RR : 24x/mnt

13. Pemeriksaan fisik :


Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi,
rambut tidak mudah dicanut, distribusi merata.
Muka : Simetris, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada
benjolan.
Perut : Tidak ada bekas operasi, hepar tidak teraba.
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varices, ujung kuku
tidak pucat.
Genetalia : Tidak odem, tidak varises
Anus : Tidak hemorroid.

14. Pemeriksaan obstetric :


Muka : tidak odem, tidak pucat

Payudara : membesar, areola menghitam, putting menonjol, tidak ada bnejolan, ASI
kurang lancar

Abdomen : ada linea nigra, ada striegravidarum, TFU tidak teraba

Genetalia : tidak oedem, tidak varises.

15. Penunjang : tidak dilakukan


IX. ANALISA
Ny. I P1A0 umur 21 tahun, 6 minggu dengan post partum psikosa

X. PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu berada dalam masa nifas
dengan postpartum psikosa, yang ditandai dengan mengeluh sering sakit kepala dan
nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat delusi, halusinasi,
gangguan saat tidur, obsesi mengenai bayi. tidak ada perhatian dengan penampilan,
kebersihan dirinya. Hal ini dapat dicegah dengan ibu merawat diri, makan dengan menu
seimbang olah raga, istirahat untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan.
Mintalah bantuan keluarga, teman, tetangga untuk memberi motivasi pada ibu untuk
menerima keadaan, rekreasi dan rencanakan acara keluar bersama suami dan jika
dilakukan sejak dini depresi ibu dapat dicegah.
H: Ibu dan keluarga mengeri kondisinya

2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu :


TD : 120/ 80 mmHg
Nadi : 84 x/menit

Suhu : 367 0C

RR : 24 x/menit

H : Ibu mengerti kondisinya

3. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melibatkan


keluarganya seperti pemenuhan nutrisi, personal hygiene dan kebutuhan yang lain.
H : Keluarga mengerti penjelasan bidan dalam membantu proses pemenuhan kebutuhan
sehari-hari ibu
4. Menganjurkan keluarga dan teman untuk mendukung karena ibu
membutuhkan pengertian emosional, konseling, bantuan dari keluarga dan teman
sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian masalah.
H : Keluarga bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bida

5. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu merawat dirinya dan menenangkan


pikirannya.
H: ibu mengerti anjuran bidan dan akan melakukannya
6. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat cukup 8 jam sehari dan usahakanlah
kalau siang istirahat 1-2 jam waktu bayinya tidur. Menganjurkan pada keluarga selalu
memantau pola istirahat ibu.
H: ibu mengerti anjuran bidan dan akan melakukannya
7. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memperberat psikosa seperti kurangnya
dukungan keluarga dirumah, peruahan hormonal, lingkungan melahirkan, jumlah anak
dan hubungan seksual yang kurang menyenangkan setelah melahirkan.
H : Ibu mengerti penjelasan bidan
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapatkan terapi yaitu
psikoterapi dan pengobatan seperti penenangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti.2010.Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Bahiyatun.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Suherni,dkk.2010.Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:Fitra Maya

Arati, Diana.2012. “Depresi Post Partum” dalam

http://dianaraty19.blogspot.com/2012/06/depresi-post-partum.html diakses pada 8

september 2013

2010.” Post Partum Blues, Depresi Post Partum dan Post Partum Psikosa dalam

http://chellious.wordpress.com/2010/11/02/post-partum-blues-depresi-post-partum-

dan-psikosa/ diakses pada 6 September 2013

Anda mungkin juga menyukai