FISIKA EKSPERIMEN
BIDANG: MATERIAL
JUDUL EKSPERIMEN
OLEH
NAMA/NIM : SELVIANA ARIFIKA/100322405246
OFF : N-H
KELOMPOK :7
HARI/TANGGAL : 22 FEBRUARI 2013
PEMBIMBING : Dr. MARKUS DIANTORO, M.Si
I. TUJUAN PENELITIAN
A. Mempelajari sintesis senyawa perovskit Ba1-xSrxTiO3 (x = 0; 0,03)
B. Mengetahui parameter kisi BaTiO3 dan Ba0,97Sr0,03TiO3 dengan software
PCW
C. Mempelajari karakteristik dari bahan eksperimen pada XRD dan XRF
D. Mengetahui perbedaan senyawa BaTiO3 dengan senyawa hasil doping yakni
Ba1-xSrxTiO3 (x = 0; 0,03)
E. Membandingkan karakterisasi bahan pada eksperimen dengan karakterisasi
bahan pada dasar teori
F. Membandingkan besarnya konstanta dielektrik BaTiO3 sebelum dan
sesudah didopping dengan Sr.
Jika definisikan E0 adalah medan listrik luar yang dikenakan pada
bahan dan E1 adalah depolarisasi medan, maka total medan listrik dapat
diberikan ke dalam persamaan
E E0 E1 .....................................................................
(1.3)
Hubungan antara suseptibilitas dielektrik (χ) dengan polarisasi
seperti persamaan di bawah ini
P 0 E .....................................................................
(1.4)
dimana P adalah polarisasi, ε0 adalah permitivitas dielektrik, χ adalah
suseptibilitas dielektrik, dan E adalah total medan.
2. Konstanta Dielektrik
Konstanta dielektrik dapat dipakai untuk menyatakan kekuatan
bahan dielektrik dalam menyimpan muatan listrik. Komponen ini sangat
penting dalam elektronika atau listrik karena mempunyai sifat-sifat:
a. Dapat menyimpan muatan listrik
b. Dapat menahan arus searah
c. Dapat melewatkan arus bolak balik
Pada dua buah bahan yang terpisahkan oleh ruang hampa, kemudian
diberi beda potensial (V), maka pada rangkaian tersebut tidak akan ada
arus listrik yang mengalir, namun sejumlah muatan akan tersimpan pada
rangkaian tersebut. Besarnya muatan yang tersimpan dalam rangkaian
ini disebut dengan kapasitas kapasitor (C), dan hubungannya dengan
beda potensial dinyatakan dalam persamaan berikut ini
Q = CV........................................................................ (2.1)
dimana V menyatakan beda potensial antara dua penghantar dan Q
adalah besarnya muatan yang tersimpan pada kapasitor.
Satuan kapasitas kapasitor adalah Coloumb/Volt atau Farad, jadi
kapasitansi dari suatu kapasitor adalah kemampuan dari kapasitor
tersebut untuk menyimpan muatan pada plat-platnya. Kapasitansi suatu
kapasitor bergantung pada:
a. Bahan dielektrik yang digunakan
b. Luas dari plat-plat
c. Jarak antara plat-plat
Pada kapasitor yang berisi ruang hampa nilai kapasitas kapasitor
dinyatakan dalam persamaan
C 0
A
……………………………………………… (2.2)
l
dimana A adalah luas masing-masing plat penghantar dan l menyatakan
jarak antar kedua plat. Tetapan ε0 menyatakan permitivitas ruang hampa
yang nilainya 8,85x10-12 F/m.
Ketika suatu bahan dielektrik disisipkan menggantikan ruang hampa
di antara dua plat penghantar, menyebabkan terjadinya mekanisme
polarisasi dalam bahan dielektrik yang berdampak pada bertambah
besarnya muatan listrik yang tersimpan dalam kapasitor. Sumbangan
dipol-dipol listrik akibat mekanisme polarisasi dan jumlah muatan yang
tersimpan dalam kapasitor diwakili oleh besaran yang merupakan watak
atau perilaku bahan dielektrik.
Setelah bahan dielektrik disisipkan diantara plat pada kapasitor,
kapasitas kapasitor dinyatakan dengan
C
A
………………………….………….…………. (2.3)
l
kapasitansi C dielektrik adalah
C r 0 ….…………………………..……………
A
(2.4)
l
atau
r 0 .……………………….……………….……… (2.5)
C r C0 ………………………..……………..………... (2.6)
C e C0 ………………….….....……….……….…… (2.7)
konstanta dielektrik dipakai untuk menyatakan kekuatan bahan dielektrik
untuk menyimpan muatan listrik.
E. Pengaruh Doping Sr terhadap Senyawa Ba1-xSrxTiO
Doping adalah substitusi atau menggantikan yang artinya ada yang
diganti dan yang menggantikan. Pada doping Sr senyawa Ba1-xSrxTiO3, ion
Sr2+ menggantikan Ba2+. Pendopingan Sr pada Ba1-xSrxTiO kemungkinan
dapat menaikkan konstanta dielektrik. Hal ini disebabkan karena jari-jari Sr
yang lebih kecil dari pada jari-jari Ba sehingga mengakibatkan volume
kristal akan menjadi lebih kecil sehingga jarak inti terhadap elektron
semakin dekat mengakibatkan elektron akan terikat semakin kuat dan tidak
mudah terlepas sehingga nilai konstanta dielekriknya akan semakin naik.
ini
sin2 A h 2 k 2 ……………………………………… (G.5)
2
Dimana A 2
dan nilai yang mungkin untuk nilai dari (h2+k2) adalah 1,
4a
2, 4, 5, 8, ... dan seterusnya.
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang pengaruh doping SrCO3 terhadap BaTiO3 mengenai
parameter dan dielektrisitasnya. Adapun langkah-langkah analisis data
adalah sebagai berikut:
1. Mencari database BaTiO3
a. Membuka icsd.ill.eu
b. Kemudian klik Login or use the Demo, akan muncul window seperti
di bawah ini
i. Setelah direfinement
j. Hasil refinement
Setelah refinement
Hasil refinement
hkl List
b. Data Ba0,97Sr0,03TiO3
Sebelum refinement
Setelah refinement
Hasil refinement
hkl List
4. Hasil Dielektrisitas
a. Massa sebelum disintering = 1,2202 gram
b. Massa sesudah disintering = 0,9979 gram
c. Kapasitansi (C) = 3,5 nF
d. Diameter (D) = 15 mm
e. Jari – jari (r) = 7,5 mm
f. Tebal (d) = 3,5 mm
g. Konstanta dielektrik (κ)
o A
Co
C
8,85 1012 r 2
d
Co
Co
o
3,5 10 15 103
d A
9
2,98 107
1,76 104
8,85 1012
5,25 1011
33672,3
1,76 104
2,98 107 F/m
Setelah melalui analisis dielektrisitas bahan Ba0,97Sr0,03TiO3, maka
didapatkan konstanta dielektrik bahan yakni sebesar 33672,3 .
Pemberian doping berarti proses penambahan atom baru pada kristal
yang sudah tersusun oleh atom – atom penyusun kristal sebelumnya.
Berdasar referensi dari jurnal – jurnal material Sr2+ termasuk ion soft
doping yang berarti ion ini dapat menghasilkan material ferroelektrik
lebih soften yaitu koefisien elastik lebih tinggi, sifat medan koersif yang
lebih rendah, faktor kualitas mekanik yang lebih rendah dan kualitas
listrik yang lebih rendah. Terbukti untuk faktor kualitas listrik yang lebih
rendah, berikut merupakan perbandingan kapasitansi bahan yang
dieksperimenkan dengan data bahan eksperimen tanpa doping karena
konstanta dielektrik bahan sebanding dengan kapasitansi bahan
(
C
) yakni
Co
Ba0,97Sr0,03TiO3 = 3,5 nF
BaTiO3 = 22 pF
Semakin besar kapasitansi bahan maka muatan listrik yang dihasilkan
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil eksperimen di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut
A. Pengaruh pendopingan pada BaTiO3 mempengaruhi perubahan parameter
kisi dan besar dielektrisitas bahan
B. Struktur bahan sebelum didoping BaTiO3 dan setelah didoping yakni
Ba0,97Sr0,03TiO3 memiliki perbedaan struktur kristalnya. BaTiO3 memiliki
struktur kristal tetragonal dan Ba0,97Sr0,03TiO3 struktur kristalnya kubik
C. Struktur kristal BaTiO3 dan Ba0,97Sr0,03TiO3 terbukti berkisi sama yakni
primitif
D. Kandungan bahan setelah disintering baik pada model pembanding atau
bahan sebelum didoping yakni BaTiO3 dan setelah didoping Ba0,97Sr0,03TiO3
masih mengandung impuritas dengan kandungan yang cukup tinggi
E. Terbukti bahwa Barium Stronsium Titanat (BST) bersifat ferroelektrik
karena memiliki konstanta dielektrik yang tinggi yakni 3,5 nF dan termasuk
soft doping
F. Saran
1. Perlunya dalam mensterilkan alat dengan alkohol berkadar lebih tinggi
2. Ruangan tertutup dengan suhu kamar normal (tidak lembab)
3. Referensi data pembanding baik database (ICSD) atau data model
VI. DAFTAR PUSTAKA
Arit, G & Sasko, P. Domain Configuration and Equilibrium of Domains in
BaTiO3 Ceramics. Jurnal Appl. Phys 51(9). Germany : Institut Für
Wekstoffe der Electrotechnick
C. Sinclair, Derek. dkk. 1999. Structure and Electrical Properties of Oxygen-
Deficient Hexagonal BaTiO 3. Journal of Materials Chemistry 9,
1327-1331. Australia : University of Wollongong
Diantoro, Markus. 2013. Petunjuk Eksperimen Fisika, Sintesis Senyawa
Perovskit Ba 1-xSr xTiO3 (x = 0,0; 0,03) Melalui Sintering dan
Karakterisasi Struktur dan Dielektrisitas. Malang : Universitas
Negeri Malang
Hahn, Th. 2005. International Tables For Chrystallography Volume A : Space
Group Symmetry. Springer
Irzaman, A. Arif, H. Safutra, dan M. Romzie. 2009. Studi Konduktivitas Listrik,
Kurva I-V, dan Celah Energi Fotodioda Berbasis Film Tipis
Semikonduktor (BST) yang Didadah Galium (BSGT) Menggunakan
Metode Chemical Solution Deposition (CSD). Jurnal Aplikasi Fisika
Volume 5 Nomor 1. Bogor : Departemen Fisika FMIPA IPB
Mitchell, Dr. Sharon & Remirez, Prof. Javier Perez. Presentation of Surface
Science and Methods in Catalysis. Switzerland : Institute for
Chemical and Bioengineering
Noor jawad ridha,dkk.Effect of Substitution on Structure and Thermal
Diffusivity of Ba1-xSrxTiO3 Ceramic. American J. of Engineering
and Applied Sciences 2 (4): 661-664, 2009
Parno. 2006. Modul Pendamping I Mata Kuliah Fisika Zat Padat Bab I
Struktur Kristal. Malang : Universitas Negeri Malang
Parno. 2000. Diktat Kristalografi. Malang : Universitas Negeri Malang Tim.
2012. International Centre for Diffraction Data . Malang :
Universitas Negeri Malang
Wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Barium_titanate
Wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Ferroelectric