Muslim - Or.id-Kebangkrutan Besar Akibat Buruknya Lisan Di Sosial Media PDF
Muslim - Or.id-Kebangkrutan Besar Akibat Buruknya Lisan Di Sosial Media PDF
muslim.or.id /29950-kebangkrutan-besar-akibat-buruknya-lisan-di-sosial-media.html
Sebagai seorang mukmin, tentu sangat tidak layak berbicara kasar, mencela dan melaknat kapanpun dam di mana
pun, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
“Sesungguhnya orang mukmin itu orang yang tidak suka melaknat, mencela, berkata keji/jorok, dan kotor” (HR.
Ahmad 1/416; shahih).
ا ﻟ ﻜ ﺘﺎ ﺑ ﺔ ﺗ ﻨ ﺰ ل ﻣ ﻨ ﺰ ﻟ ﺔ ا ﻟ ﻘ ﻮ ل
Ketika lisan suka mencaci, mencela, melaknat, ghibah dan berkata-kata kotor kepada orang lain, ini sama saja kita
akan “bagi-bagi pahala gratis” kepada mereka kemudian kita akan bangkrut. Mengapa demikian? Karena dengan
lisan dan tulisan kita, mereka yang kita cela dan caci-maki adalah pihak yang kita dzalimi. Jika kita tidak meminta
maaf di dunia, maka urusan akan berlanjut di akhirat.
Di akhirat kita tidak bisa meminta maaf begitu saja, akan tetapi ada kompensasinya. Kompenasi tersebur bukan
uang ataupun harta. Karena ini sudah tidak bermanfaat di hari kiamat.
Allah berfirman,
ﱠ ّ
َﯾْﻮَم َﻻ َﯾْﻨَﻔُﻊ َﻣﺎٌل َوَﻻ َﺑُﻨﻮَن ِإَﻻ َﻣْﻦ َأَﺗﻰ اَﷲ ِﺑَﻘﻠٍْﺐ َﺳِﻠﯿٍﻢ
“Pada hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan
hati yang selamat” (Asy-Syu’araa`: 88-89).
1. Jika punya pahala kebaikan seperti pahala shalat dan puasa, maka akan dibagi-bagikan kepada
mereka yang didzalimi di dunia dan belum selesai perkaranya artinya belum ada maaf dan
memaafkan
1/3
2. Jika yang mendzalimi (mencela dan memaki) sudah habis pahalanya, maka dosa orang yang didzalimi akan
ditimpakan dam diberikan kepada orang yang mendzalimi
Inilah yang disebut dengan orang yang bangkrut atau “muflis” di hari kiamat berdasarkan hadits berikut,
َ َﺗْﺪُروَن َﻣِﻦ اﻟُْﻤْﻔِﻠُﺲ َﻗﺎُﻟﻮا اﻟُْﻤْﻔِﻠُﺲ ِﻓﯿَﻨﺎ َﻣْﻦ َﻻ ِدْرَﻫَﻢ َﻟُﻪ َوَﻻ َﻣَﺘﺎَع َﻓَﻘﺎَل ِإ َّن اﻟُْﻤْﻔِﻠَﺲ ِﻣْﻦ ُأ َﱢﻣﺘﻲ َﻣْﻦ َﯾﺄِْﺗﻲ َﯾْﻮَم اﻟِْﻘَﯿﺎَﻣِﺔ ِﺑَﺼَﻼٍة َوِﺻَﯿﺎٍم َوَزَﻛﺎٍة َوَﯾﺄِْﺗﻲ َﻗْﺪ َﺷَﺘَﻢ َﻫَﺬا َوَﻗَﺬَف َﻫَﺬا َوَأَﻛَﻞ
َﻣﺎَل َﻫَﺬا َوَﺳَﻔَﻚ َدَم َﻫَﺬا َوَﺿَﺮَب َﻫَﺬا َﻓُﯿْﻌَﻄﻰ َﻫَﺬا ِﻣْﻦ َﺣَﺴَﻨﺎِﺗِﻪ َوَﻫَﺬا ِﻣْﻦ َﺣَﺴَﻨﺎِﺗِﻪ َﻓِﺈْن َﻓِﻨَﯿْﺖ َﺣَﺴَﻨﺎُﺗُﻪ َﻗْﺒَﻞ َأْن ُﯾْﻘَﻀﻰ َﻣﺎ َﻋَﻠْﯿِﻪ ُأِﺧَﺬ ِﻣْﻦ َﺧَﻄﺎَﯾﺎُﻫْﻢ َﻓُﻄِﺮَﺣْﺖ َﻋَﻠْﯿِﻪ ُﺛَّﻢ ُﻃِﺮَح ِﻓﻲ
اﻟَﻨﱢﺎر
Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang
pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan
(salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-
orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa
mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).
Allah berfirman,
ﱢ
َواَﻟﺬﯾَﻦ ُﯾْﺆُذوَن اﻟُْﻤْﺆِﻣِﻨﯿَﻦ َواﻟُْﻤْﺆِﻣَﻨﺎِت ِﺑَﻐْﯿِﺮ َﻣﺎ اْﻛَﺘَﺴُﺒﻮا َﻓَﻘِﺪ اْﺣَﺘَﻤُﻠﻮا ُﺑْﻬَﺘﺎًﻧﺎ َوِإْﺛًﻤﺎ ُﱢﻣﺒﯿًﻨﺎ
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Al-Ahzab: 58).
Karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamin surga mereka yang bisa menjaga lisannya. Beliau
bersabda,
“Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua
kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga” (HR. Bukhari).
Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya
2/3
Bumi Datar Dalam Al Quran , Tata Cara Mandi Wajib, Tawakal, Bentuk Bumi Menurut Islam , Arti Masya Allah, Rukun
Puasa, Flat Earth Menurut Islam , Keutamaan Sholat Subuh, Puasa, Hukum Musik Dalam Islam , Penyakit Ain , Sholat Sunat
Rawatib, Madzi, Bumi Bulat Atau Datar , Kisah Nyata Alam Kubur Orang Kristen , Sujud Syahwi, Muslim, Manhaj Salaf,
Hukum Memakai Cadar, Pengertian Itsar
Kembali ke atas
3/3