MALFORMASI ANOREKTAL
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Case Analysis Metode (CAM)
disusun oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Anak. Kami
berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari
materi tentang Case Analyze Method Malfornasi Anorektal. Semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi kami sendiri sebagai penyusun.
Penyusun
i
Daftar isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malformasi anorektal merupakan kelainan kongenital tanpa anus
atau dengan anus tidak sempurna, sedangkan kloaka persisten diakibatkan
karena pemisahan antara traktus urinarius, traktus genitalia dan traktus
digestivirus tidak terjadi. Banyak anak-anak dengan malformasi ini
memiliki anus imperforata karena mera tidak memiliki lubang dimana
seharusnya anus ada. Walaupun istilah ini menjelaskan penampilan luar dari
anak, istilah ini lebih ditujukam pada kompleksitas sebenernya dari
malformasi. (Wong, 2009)
Insiden terjadinya malformasi anorektal berkisar dari 1500-5000
kelahiran hidup dengan sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki 20%-75%
bayi yang menderita malformasi anorektal juga menderita anomali lain.
Kejadian tersering pada laki-laki dan perempuan adalah anus imperforata
dengan fistula antara usus distal uretra pada laki-laki dan vestibulum vagina
pada perempuan. (Alpers, 2006)
Manajemen dari malformasi anorektal pada periode neonatal
sangatlah krusial karena akan menentukan masa depan dari sang anak.
Keputusan yang paling penting adalah apakah pasien memerlukan
kolostomi dan diversi urin untuk mencegah sepsis dan asidosis metabolik.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang anatominya, diagnosis yang
lebih cepat dari malformasi anorektal dan defek yang berkaitan dan
bertambahnya pengalaman dalam memanajemen, akan didapatkan dengan
hasil yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini akan diuraikan dalam bab
pembahasan berdasarkan latarbelakang yang telah dibuat.rumusan masalah
makalah ini terdiri dari:
1. Apa definisi dari MAR ?
2. Bagaimana etiologi MAR ?
1
2
PEMBAHASAN
3
4
Gambar 1.2 bayi perempuan berumur 0 hari dengan MAR tanpa Fistula
2. Kloaka
9
Kloaka adalah ARM yang paling rumit, dengan satu fitur serupa:
fistula rektal, vagina, dan uretra semua bergabung menjadi satu
kloaka, yang merupakan satu lubang pada perineum. Lesi ini
termasuk lesi tinggi. Pada kloaka tipe pertama, 3 struktur masuk
dengan orientasi yang tepat ke dalam kloaka, dengan fistula rektal
paling posterior dan uretra paling anterior. Dalam hal ini masih
mungkin untuk memiliki vagina yang lebih pendek, yang mungkin
bisa berbentuk tunggal atau septated. Pada kloaka tipe kedua, fistula
rektal menyatu di antara 2 hemivagina dan masuk secara lebih
anterior kedalam kloaka. Cacat ini juga dapat disertai uterus bifid
(uterus didelphys). Panjang saluran kloaka menentukan prognosis
yang signifikan terhadap kontinensia rektum dan kesulitan teknis
penatalaksanaan bedah. Pasien yang memiliki saluran kloaka lebih
pendek dari 3 cm memiliki prognosis yang baik, sedangkan pasien
dengan saluran kloaka lebih dari 3 cm memiliki cacat yang lebih
rumit dan prognosis yang jauh lebih buruk. Diagnosis kloaka
dilakukan pada pemeriksaan fisik melalui identifikasi orifisium
tunggal, dan konfirmasi lebih lanjut dibuat dengan ultrasonografi.
Penentuan ukuran dan lokasi fistula dapat dilakukan dengan
kolostogram (setelah pembentukannya) serta dengan sistoskopi dan
vaginoskopi. Genitogram yang dilakukan dengan injeksi
1) Tahap 1 : kolostomi
Pada tahap ini, kolon sigmoid dibagi utuh menjadi 2 bagian yaitu bagian
proksimal sebagai kolostomi dan bagian distal untuk mukosa fistula.
2) Tahap 2 : prosedur pull through
11
3. Komplikasi
a. Asidosis hiperkloremia
b. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan
c. Kerusakan uretra ( akibat prosedur bedah )12
d. Komplikasi jangka panjang :
e. Eversi mukosa anal
f. Stenosis (akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis)
g. Impaksi dan konstipasi (akibat dilatasinya sigmoid)
h. Masalah atau keterlambatan yg berhubungan dg toilet training
i. Inkontinensia (akibat stenosis anal atau impaksi)
j. Prolaps mukosa anorektal (menyebabkan inkontinensia dan rembesan
persisten)
k. Fistula kambuhan (karena tegangan diarea pembedahan dan infeksi )
16
4. Pathway
Menghambat pengeluaran
PSARP Kolostomi sigmoid mekonium di kolon
Resiko infeksi
Terpajan ujung
saraf
Stimulus menjadi
impuls
Melalui serabut
safaf A dan C
Masuk sistem
saraf pusat
Gigi kotor, lidah Deifisit perawatan
Persepsi nyeri kotor diri
Ansietas Keluarga
BAB III
ANALISA KASUS
Kasus
An.S, usia 20 bulan, laki-laki, klien dibawa oleh orangtua untuk pembuatan lubang
anus sesuai dengan instruksi dokter bedah sebelumnya. Kondisi saat ini BAB
lancar, flatus ada, mual ada muntah tidak ada, produksi stoma lancar, kembung
ada. Operasi PSARP telah dilakukan sehari sebelum pengkajian. Klien BAB
spontan sejak lahir namun tidak dari lubang anus melainkan dari lubang uretra.
Klien lalu dirujuk ke RSHS dan terdiagnosis Atresia ani fistel retrovestibuler.
Klien dilakukan kolostomi sigmoid pada usia 3 tahun. Klien lahir pada usia
kehamilan 38 minggu, spontan, ditolong oleh bidan, dengan BBL 2700 gr, PBL 48
cm, langsung menangis. Selama hamil ibu tidak mengalami masalah serius.
Terapi : Parasetamol 3x150 mg (k/p), Cefotaxime 2x500 mg, IVFD KaEN3B 1000
cc +KCl 25 meq, Ventolin : Bisolvon : NaCl = 1:1:1 (2x 1cc). Pemeriksaan
Penunjang : DPL: Hb: 9,8 gr/dl ; Ht 27,9 % ; LED 30 mm :
Pengkajian fisik : Abdomen sebelah kiri terdapat kolostomi dengan produksi feses
lancar, terdapat kemerahan pada area kulit stoma, Paska operasi tampak luka jahitan
di anus, pasien dilakukan perawatan luka. Rencana akan dilakukan businasi. BB
6,8 kg, TB 64 cm, klien tampak lemah, menolak ketika akan dilakukan tindakan.
Paska operasi anak menjadi rewel dan gelisah skala nyeri (FLACC Scale) 8. Makan
bubur/tim habis ¼ porsi. Kondisi gigi kotor, dan lidah kotor. Ibu mengatakan klien
tidak mau gosok gigi karena sakit. Paska operasi minum bertahap. Hari ini baru
minum 200 cc. Kesadaran compos mentis, suhu 37,70C, frekuensi nadi 115 x/mnt,
RR 40 x/mnt, tampak batuk, suara nafas ronchi. mukosa bibir agak kering, turgor
kulit elastis, bising usus normal, akral hangat, CRT <2 dtk, suara napas bersih. Ibu
mengarakan klien mudah sekali terbangun karena nyeri yang dirasakannya.
Keluraga mengeluh cemas dengan kondisi yang dialami oleh klien.
17
18
Pengkajian
A. BIODATA
1. Identitas Neonatus
1. Nama : An.S
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 2-10-19
3. Usia : 20 bulan
4. Jenis Kelamin : laki-laki
5. Tanggal Masuk : 5-10-2019
6. Tanggal Pengkajian : 6-10-2019
7. DiagnosaMedis : MAR j
8. Jaminan Kesehatan : BPJS Jam :
2. Identitas Orangtua
1. Nama Ayah: Tn. N
2. Usia : 28 thn
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Buruh
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Riung Karya
7. No. HP : 081221081891
B. RIWAYAT KESEHATAN
Genogram :
19
Riwayat Kehamilan :
Kesehatan ibu saat hamil : Hiperemis Gravidarum Perdarahan Pervagina
Anemia
Penyakit infeksi
Pre Eklamsi/ Eklamsi Gangguan Kesehatan
Periksa Kehamilan :
Diperiksa secara teratur Ya Tidak Tempat pemeriksaan Ya
Tidak
Diperiksa oleh : …………………………………… Imunisasi TT Ya Tidak
Riwayat Kelahiran :
Usia Kehamilan : 38mgg Berat Badan Lahir : 2700gram Masalah Post Natal yang
lain
Ya Tidak
Persalinan : Spontan SC Forcep Ekstraksi Vakum Sebutkan :
..............
menangis : Ya Tidak, Nilai APGAR : ………
jaundice : Ya Tidak, Dilakukan IMD : Ya Tidak
Pengobatan yang didapat : ……………………………………………………………………………………………
20
PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik
TD : ………….. mmHg BB : 6,8kg PB/TB: 64cm LILA: ….. cm
Nadi : 115x/menit RR : 40x/menit Suhu : LP (sesuai kondisi pasien) : ………..cm
37,7℃ Status Gizi……………………
a. Pernafasan b. Sirkulasi c.
Kardiovaskuler
Spontan : √ Ya Tidak Sianosis : Ya Bunyi jantung
C C
Alat bantu nafas : Kanul/ RB/ NRB √ Tidak SI SII
C c C
PENGKAJIAN PSIKOSPIRITUAL
Persepsi klien/ orang tua terhadap kesehatan neonatus saat ini:
Pasien tampak lemah dan menolak akan dilakukan businasi. Paske operasi anak menjadi rewel dan gelisah,
anak juga mudah terbangun saaat tidur karena nyeri yang dirasakannya. Keluarga mengeluh cemas dengan
kondisi yang dialami pasien.
PENGKAJIAN SOSIOKULTURAL
Status social
Tempat tinggal : √ Rumah Panti Tempat penitipan anak
C C
Yang merawat klien : √ Ibu Nenek Pengasuh Lain – lain Sebutkan …………………………..
C
C C
Kerabat terdekat yang dapat dihubungi : Nama :…………………………….
Hubungan:…………………..telepon:…………….
Suku : Jawa Batak Madura Betawi CLain – lain Sebutkan …………………………..
C C C C
Aturan dalam budaya yang mempengaruhi kesehatan dalam hal :
Sebutkan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Kebutuhan Edukasi
CDiagnosa Medis CTata laksana penyakit CObat- obatan
√ Manajemen nyeri CRehabilitasi CPenggunaan Alat Kesehatan
√ Perawatan Luka CDiet dan Nutrisi
• Kaki atau
kaki lemah atau
berat
4. +KCl 25 meq Untuk mengobati Efek samping yang muncul
atau mencegah biasanya mual, muntah,
jumlah kalium berkeringat, gatal-gatal,
yang rendah dalam gatal, kesulitan bernapas,
darah. Tingkat pembengkakan wajah,
normal kalium bibir, lidah, atau
dalam darah sangat tenggorokan, atau merasa
penting. Kalium seperti Anda akan pingsan
atau juga dikenal
sebagai potassium
membantu sel,
ginjal, jantung,
otot, dan saraf
Anda berfungsi
dengan baik.
5. Ventolin Untuk mengobati Efek samping yang umum
penyakit pada adalah palpitasi (denyut
saluran pernafasan jantung tidak teratur), nyeri
seperti asma dan dada, denyut jantung cepat,
penyakit paru tremor (gemetar) terutama
obstruktif kronik pada tangan, kram otot,
(PPOK). Ventolin sakit kepala dan gugup
Nebules 2.5 mg vasodilatasi (pelebaran
Ampul termasuk diameter pembuluh darah )
obat golongan perifer, takikardi (detak
agonis jantung di atas normal
adrenoreseptor dalam kondisi
beta2 selektif kerja beristirahat), aritmia
pendek (short (gangguan detak jantung
25
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2. Ht 27,9 % 29 – 40 % Rendah
3. LED 30 mm 0 – 20 mm Tinggi
C. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : PSARP Nyeri Akut
ibu klien
mengatakan Terpajan ujung saraf
26
klien
mudah
terbangun Stimulus serabut saraf A
dan C
karena
nyeri yang
Masuk sistem saraf pusat
dirasakan
Ibu klien
Persepsi nyeri
mengatakan
klien tidak
Nyeri akut
mau gosok
gigi karena
sakit
DO :
Skala nyeri
(FLACC
scale) 8
Pasca
operasi
anak
menjadi
rewel dan
gelisah
Tampak
luka jahitan
di anus
Nadi 115
x/menit
Klien
menolak
dilakukan
tindakan
27
Keadaan
tampak
lemah
TTV:
Nadi: 155x/menit
RR: 40x/menit
Suhu: 37,7◦C
DO :
Kondisi gigi
kotor
Kondisi
lidah kotor
Mukosa
bibir agak
kering
4. DS : Persepsi nyeri Ansietas
keluarga mengeluh
cemas dengan Lemah, gelisah, mudah
terbangun
kondisi yang
dialami klien
Menolak tindakan
DO :
1. Paska operasi
Ansietas
anak menjadi rewel
dan gelisah
2. Klien menolak
ketika akan
dilakukan tindakan
3.Anak tampak
lemah dan sering
terbangun karena
nyerinya
D. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Resiko infeksi b.d penurunan hemoglobin
3. Defisit perawatan diri b.d nyeri
4. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan
29
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
3. TTV dalam rentang 4. Berikan tindakan kenyamanan 3. Reaksi non verbal dapat
d. Kolaborasi dalam
pemberian antibiotik
misalnya cefotaxim
2x500 mg
3. Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan 1. Sediakan barang pribadi Agar klien tertarik dan mau
diri b.d nyeri keperawatan selama 2 x 24 jam yang diinginkan klien (sikat membersihkan diri dengan
defisit perawatan diri dapat gigi warnawarni dan tepat
teratasi dengan kriteria hasil: berkarakter) Agar klien dapat terbantu
1. Kondisi gigi bersih 2. Ajak keluarga untuk dalam melakukan
2. Kondisi lidah bersih berpartisipas dalam melakukan perawatan dirinya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malformasi Anorektal merupakan bentuk malformasi kongenital
yang sering ditemukan akibat perkembangan embrio yang abnormal dengan
insiden 1 dalam 2000 hingga 5000 kelahiran hidup. (wong, 2009)
Manajemen dari malformasi anorektal pada periode neonatal
sangatlah krusial karena akan menentukan masa depan dari sang anak.
Keputusan yang paling penting adalah apakah pasien memerlukan
kolostomi dan diversi urin untuk mencegah sepsis dan asidosis metabolik.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang anatominya, diagnosis yang
lebih cepat dari malformasi anorektal dan defek yang berkaitan dan
bertambahnya pengalaman dalam memanajemen, akan didapatkan dengan
hasil yang lebih baik.
B. Saran
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah keilmuan bagi yang membacanya. Akan tetapi, makalah yang
kami buat ini belum sempurna sepenuhnya sehingga kami dengan tangan
terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
agar dikemudian hari dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dari
sekarang.
33
Daftar pustaka
Berhman, dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed. 15, Vol.2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Herman, R. S. & Teitelbaum, D. H. 2012, 'Anorectal Malformations', Clinics in
Perinatology. Elsevier Inc, vol. 39, no. 2, pp. 403–422. doi:
10.1016/j.clp.2012.04.001.
Lokananta, Irene dan Rochadi. 2016. Malformasi Anorektal. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Ridha, H Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wong, D, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.