Anda di halaman 1dari 10

REKAPTULASI HASIL DISKUSI

AUDITING
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah” Akuntansi
Pemeriksaan 2 (Auditing 2)”yang diampu oleh :
Roza Mulyadi, SE. Ak., M.Akt., CIBA., CSRS., ACPA

Disusun Oleh :
4A D3 AKUNTANSI
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6

DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
 Kelompok 1 ( Pemeriksaan Aset Tak Berwujud)
Nama Anggota Kelompok:
1. Ratu Syifa Fauziah (5501170005)
2. Nida Amalia (5501170008)
3. Indah Rahayu (5501170016)
4. Fasa Annisaa (5501170020)
5. Rika Mila Oktaviani (5501170032)
 Pertanyaan 1
Muslimatus Sifti Ani (kelompok 6)
Pertanyaan :
Apakah prosedur yang ditempuh oleh auditor ketika umur aktiva tidak
berwujud yang dicantumkan di neraca saldo?
Jawaban:
Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca. Membutikan kewajaran penyajian dan
pengungkapan aktivita tidak berwujud di neraca. Dalam prosedur audit
awal, auditor membuktikan keandalan saldo aktivita tidak berwujud
dengan cara membuktikan apakah aktivita tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca didukung dengan cacatan akuntansi yang
diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang dapat dipercaya.
Untuk itu auditor mengusut saldo aktivita tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca ke dalam akun aktiva tidak berwujud yang
diselenggaraan di dalam buku besar, memebuktikan ketelitian perhitungan
saldo akun aktiva tidak berwujud di dlam buku besar, mengusust saldo
awal akun aktivita tidak berwujud dan akumulasi amortisasi ke kertas
kerja tahun lalu.
 Pertanyaan 2
Siti Agustina Rahayu (kelompok 6)
Pertanyaan:
Permasalah apa saja yang terjadi saat pemeriksaan aset tak berwujud?
Jawaban:
Jika terjadi masalah di dalam kontraknya, perusahaan yang bersangkutan
harus menghitung ulang asetnya dan mengurus liabilitasnya ke kemendag
dan ham. Didalam lapang masalah yang sering terjadi ialah Goodwill dan
biaya organisasi. Biaya organisasi maksudnya pada saat awal mendirikan
perusahaan seperti mengurus angket, mengurus SITU, SIUP, NPWP.
Goodwill maksudnya bagian aset dalam neraca keuangan perusahaan,
diklasifikasikan kedalam aset tidak berwujud yang muncul pada saat
terjadi akuisisi suatu perusahaan terhadap perusahaan yang lain.

 Kelompok 2 (Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek &


Panjang)
Nama Anggota Kelompok:
FARIS NURUL YAQIN (5501170029)
FERDIYANSYAH (5501170070)
RANI ANGGRAENI (5501170029)
LAYLATUL MUNAWAROH (5501170041)
ADI ACHMAD S (5501170041)
IYUS RUSMAWARDI (5501170028)

PERTANYAAN & JAWABAN

 Pertanyaan 1
Penanya : Eza Asmafur
Pertanyaan: Mengapa liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo,
dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan di klasifikasikan
sebagai liabilitas jangka pendek ?
Jawab :
Liabilitas jangka panjang adalah liabilitas yang jatuh tempo lebih dari 12
bulan atau lebih dari 1 periode akuntansi. Liabilitas jangka panjang dapat
di klasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek apabila jatuh tempo
liabilitas tersebut kurang dari 12 bulan atau 1 periode akuntansi. Sebagai
contohnya, Liabilitas bulan januari yg jatuh tempo 18 bulan.
Pada tahun pertama liabilitas tersebut diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka panjang karena jatuh tempo masih 18 bulan. Tetapi pada tahun
kedua, liabilitas tersebut diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek
karena jatuh tempo tersisa 6 bulan.
 Pertanyaan 2
Penanya: Romy Agustiana
Apa saja yang di perhatikan ketika memeriksa liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang ?
Jawab :
Untuk liabilitas jangka pendek :
1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas liabilitas
jangka pendek.
2. Memeriksa apakah liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan
posisi keuangan (neraca) didukung oleh bukti – bukti yang lengkap
dan berasal dari transaksi yang betul – betul terjadi.
3. Memeriksa apakah semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah
tercatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
4. Memeriksa apakah accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk
akal/wajar) atau tidak, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil.
5. Memeriksa apakah kewajiban Sewa (leasing) jika ada, sudah dicatat
sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha ( PSAK No. 30
Revisi 2007 tentang sewa).
6. Memeriksa apakah seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata
uang asing per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sudah
dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia per tanggal nereca dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
7. Memeriksa apakah biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas
jangka pendek telah dicatat per tanggal neraca.
8. Memeriksa apakah biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat
pada tanggal neraca betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan
merupakan beban perusahaan.
9. Memeriksa apakah semua persyaratkan dalam perjanjian kredit telah
diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “bank default”.
10. Memeriksa apakah perjanjian liabilitas jangka pendek di dalam laporan
posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di indonesia ETAP/SAK/IFRS.

Untuk jangka panjang :

1. Menentukan apakah terdapat internal control yang baik ats liablitas


jangka panjang.
2. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban
perusahaan sudah dicatat seluruhnya per tanggal neraca dan diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
3. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang tercantum di
laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul merupakan kewajiban
perusahaan.
4. Untuk menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang berasal dari
legal claim atau aset yang dijaminkan sudah diidentifikasi.
5. Untuk menentukan apakah liabilitas jangka panjang dalam valuta asing
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sudah dikonversikan
kedalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
6. Menentukan apakah biaya bunga dan bunga yang terutang dari
liabilitas jangka panjang serta amortisasi dari premium/discount
obligasi telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
dalam jumlah yang akurat.
7. Menentukan apakah biaya bunga liabilitas jangka panjang yag tercatat
pada tanggal laporan posisi keunagan (neraca) betul telah terjadi,
dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
8. Menetukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah
diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “bank default”.
9. Menentukan apakah bagian dari liablilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai
kewajban lancar.
10. Menentukan apakah liabilitas jangan panjang berikut discount,
premium, dan bunga yang timbul sudah dicatat dengan akurat dan
diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan keungan, termasuk
catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

 Kelompok 3 ( Pemeriksaan Ekuitas )

Nama Anggota Kelompok :

1. Nia pupitasari (5501170012)


2. Felia setiawati (5501170022)
3. Anisa nursyawalia (5501170043)
4. Suci dayang mentari (5501170040)
5. Eza asmafur (5501170049)
6. Brigitta avelya (5501170003)

 Pertanyaan 1 ( Romy Agustiana )

Pada laporan posisi keuangan terdapat 4 macam, dan kalau mengaudit itu
lebih fokus kemana nya?

Jawab : Audit sendiri merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan


secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen dan terdapat pada
semuanya pada laporan posisi keuangan karena saling berkaitan.

 Pertanyaan 2 ( Yudhistira muhamad darmawan )


Permasalahan apa saja yang terdapat pada ekuitas ?

Jawab : Pada ekuitas pemegang saham mewakili klaim bahwa pemgeang


saham perusahaan memiliki aset bersih perusahaan. Sebagai auditor
harus memperhitungkan aset bersih jadi kalau tidak menjalankan ekuitas
pemegang saham itu akan menjadi masalah.

 Kelompok 4 (Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi)


Nama Anggota Kelompok :
Agi Islamay Fadhillah (5501170001)
Romy Agustiana (5501170009)
Muhammad Difa Taufikqurahman (5501170013)
Maya Utari Suseno (5501170018)
Yudhistira Muhammad Darmawan (5501170024)
Ega Aprilia (5501170025)
 Tidak ada pertanyaan atau tidak ada yang bertanya saat diskusi
berlangsung.

 Kelompok 5 (Subsequent Event dan Penyelesaian


Pemeriksaan)
Nama Anggota Kelompok
Alia Katingal Mahardika (5501170071)
Danya Rahma Nur A (5501170048)
Lorenza Salindri (5501170045)
Lulu Al-Zaytun (5501170053)
Mia Wijayanti (5501170059)
Raida Khalida (5501170063)
 Pertanyaan 1
Masalah apa yang sering terjadi di dalam subsequent event pada saat
mengaudit? (Nia Puspitasari)
Jawaban :
a. Subsequent Collection, penagihan sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati selesainya pekerjaan lapangan/audit field work, dan
dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang, dan barang dalam
perjalanan.
b. Subsequent Payment, pembayaran sesudah tanggal neraca sampai
mendekati selesainya field work, dan dilaksanakan pada saat
pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus dibayar.
 Pertanyaan 2
Tindakan apa yang dilakukan ketika terjadi subsequent event? (Ega
Aprilia)
Jawaban :
Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien
tidak terbatas pada pemeriksaan transaksi yang terjadi sampai tanggal
neraca. Jadi, jika terjadi subsequent event auditor harus memeriksa dan
menyesuaikan lagi apakah neraca sebelum terjadi subsequent event
berbeda dengan setelah terjadi subsequent event.

 Pertanyaan 3
Risiko apa yang terjadi jika prosedur tidak dilakukan dengan baik,dan
bagaimana penyelesaiannya? (Sita Puteri R.)
Jawaban :
Melihat dari pengertian tentang prosedur itu sendiri, Prosedur merupakan
langkah-langkah dalam mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan hasil
yang baik. Jadi, jika prosedur tidak dilaksanakan atau dilakukan dengan
baik, maka hasilnya pun tidak akan baik pula. Untuk penyelesaiannya,
sebisa mungkin untuk mengerjakan sesuatu dengan mengikuti prosedur
yang telah ditetapkan.

 Kelompok 6 (Surat Pernyataan Langganan)


Nama Anggota kelompok:
Sita puteri ramadianti (5501170036)
Siti agustina rahayu (5501170038)
Muslimatus sifti ani (5501170057)
Refi novraini amalia (5501170065)
Wahyu Anhar wicaksono (5501170030)
Tria agustini (5501170055)
 Pertanyaan 1
Penanya: Danya Rahma
Pertanyaan: Kalau tidak ada CRL, apakah auditor bisa membuat opini?
Dijawab oleh: Refi novraini amalia
Jawaban: Auditor tetap bisa membuat opini terlepas dari ada tidaknya
Client Representation Letter, hanya saja opini yang dikeluarkan
sebaiknya berupa opini wajar tanpa pengecualian. Sebab, tidak adanya
CRL tentu dapat membahayakan auditor itu sendiri dalam menjalankan
tugasnya.
 Pertanyaan 2
Penanya: Felia Setiawati
Pertanyaan: Kecurangan apa yang terjadi pada CRL?
Dijawab oleh: Siti agustina rahayu
Jawaban: Kecurangan yang sering terjadi pada Client Representation
Letter salah satunya adalah:
a. Klien memberikan data keuangan palsu sehingga memberikan
laporan keuangan yang dapat merugikan para penggunanya. Karena
merasa dirugikan, para pengguna laporan keuangan ini mengajukan
tuntutan kepada akuntan publik sebagai pihak yang independen.
b. jika ternyata klien tidak mencatat transaksi perusahaan secara
keseluruhan atau ada bukti-bukti yang disembunyikan/tidak
diperlihatkan kepada kantor akuntan, sehingga ada pihak-pihak yang
menggunakan laporan keuangan klien dan merasa dirugikan lalu
mengajukan tuntutan kepada akuntan public di pengadilan. Dalam
hal ini akuntan public dapat menunjukkan surat pernyataan
langganan tersebut sebagai bukti di pengadilan, sehingga tidak bisa
disalahkan.
 Pertanyaan 3
Penanya: Indah rahayu

pertanyaan: apa pengaruhnya jika klien tidak memberikan CRL kepada


auditor?

Dijawab oleh:

jawaban: Jika akuntan publik tidak memiliki surat pernyataan langganan,


maka ia bisa disalahkaan di pengadilan dan harus membayar ganti rugi
atau dicabut izin prakteknya oleh Menteri Keuangan jika terbukti lalai
dalam melakukan pemeriksaannya sehingga merugikan pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai