Bahan Ajar Struktur Aljabar 1
Bahan Ajar Struktur Aljabar 1
STRUKTUR ALJABAR 1
Disusun oleh :
Isah Aisah, Dra., MSi
NIP 196612021999012001
1. Kata Pengantar i
2. Daftar Isi ii
4. Modul 1 : Himpunan
Kegiatan Belajar 1 : Himpunan 1
Kegiatan Belajar 2 : Prinsip Inklusi dan Eksklusi 15
Latihan 17
Daftar Pustaka 21
7. Modul 4 : Subgrup
Kegiatan Belajar 1 : Subgrup 59
Kegiatan Belajar 2 : Pusat Grup 67
Latihan 71
Daftar Pustaka 72
ii
9. Modul 6 : Koset, Teorema Lagrange
Kegiatan Belajar 1 : Koset 96
Kegiatan Belajar 2 : Teorema Lagrange 101
Latihan 104
Daftar Pustaka 105
iii
DESKRIPSI MATA KULIAH
STRUKTUR ALJABAR I
Mata kuliah Struktur Aljabar I merupakan salah satu mata kuliah untuk mencapai
kompetensi dasar penguasaan konsep-konsep utama meliputi : himpunan, sifat – sifat
bilangan bulat, ralasi, pemetaan, sifat – sifat pemetaan, permutasi, Grup, Subgrup, Grup
Siklis, Koset, Subgrup Normal, Grup Faktor, Homomorfisma grup dan Isomorfisma grup.
Mata Kuliah Struktur Aljabar 1 mempunyai bobot 3 sks dan disajikan dalam 9
modul untuk 14 kali pertemuan. Setiap modul memuat penjelasan materi, contoh serta
soal-soal latihan.
Materi tersebut dirinci sebagai berikut :
Modul 1 Himpunan
Modul 2 Relasi, Pemetaan, Sistem Matematika
Modul 3 Grup
Modul 4 Subgrup
Modul 5 Grup Siklis, Grup Permutasi
Modul 6 Koset, Teorema Lagrange
Modul 7 Subgrup Normal, Grup Faktor
Modul 8 Homomorfisma Grup
MOdul 9 Isomorfisma Grup
Di akhir setiap modul diberikan latihan dan daftar pustaka, sehingga pembaca
dapat mencari dan menggunakan referensi tersebut untuk pemahaman lebih lanjut.
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu membedakan(A) sebuah
grup berdasarkan operasi biner, mengkonstruksi isomorfisma dari 2 buah grup (C), dan
dengan bantuan software GAP dapat menyelidiki sebuah himpunan menjadi Grup (P).
iv
v
KATA PENGANTAR
Isah Aisah
i
MODUL 1
HIMPUNAN
Materi ini merupakan materi prasyarat yang diperlukan untuk memahami materi-
materi yang ada dalam struktur Aljabar. Materi ini berisi pengertian Himpunan, sifat-
sifat Aljabar dari Himpunan
objek di S, dikatakan x adalah anggota dari S, dan dinotasikan oleh x S, dalam kasus
1. Enumerasi
Contoh 1.
2. Keanggotaan
x A : x merupakan anggota himpunan A;
x A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
1
Contoh 2.
Misalkan: A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
maka
3A
5B
{a, b, c} R
cR
{}K
{}R
Contoh 3. Bila P1 = {a, b}, P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}},
maka a P1
a P2
P1P2
P1P3
P2P3
3. Simbol-simbol Baku
Contoh 4.
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5
atau
A = { x | x P, x < 5 }
5. Diagram Venn
Contoh 5.
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:
U A B 7
1 2 8
3 5 6 4
1.3 Kardinalitas
Contoh 6.
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 },
atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka B = 8
(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T = 5
(iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
Himpunan Kosong
Contoh 7.
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
2
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x + 1 = 0 }, n(A) = 0
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap elemen A merupakan elemen dari B.
Notasi: A B
Diagram Venn:
U
B
A
Contoh 8.
(i) { 1, 2, 3} {1, 2, 3, 4, 5}
TEOREMA 1.1.
Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A).
(c) Jika A B dan B C, maka A C
A B berbeda dengan A B
(i) A B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.
A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya
setiap elemen B merupakan elemen A.
A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A.
Jika tidak demikian, maka A B.
Notasi : A = B A B dan B A
Contoh 9.
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A B
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak
memiliki elemen yang sama.
Notasi : A // B
Diagram Venn:
U
A B
Contoh 11.
Jika A = { x | x P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan
A sendiri.
A
Notasi : P(A) atau 2
m
Jika A = m, maka P(A) = 2 .
Contoh 12.
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
Contoh 13.
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, dan himpunan kuasa dari
himpunan {} adalah P({}) = {, {}}.
1.9 Operasi Himpunan
a. Irisan (intersection)
Notasi : A B = { x x A dan x B }
Contoh 14.
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
maka A B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B =
. Artinya: A // B
b. Gabungan (union)
Notasi : A B = { x x A atau x B }
Contoh 15.
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A=A
c. Komplemen (complement)
Notasi : A = { x x U, x A }
Contoh 16.
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
Notasi : A – B = { x x A dan x B } = A B
Contoh 18.
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 }
dan B – A =
(ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas
80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua
ujian di bawah 80.
(i) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P Q
(ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P Q
(iii) “Ssemua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P Q)
A2 ... An Ai
n
A
1
i 1
A2 ... An
n
A1 Ai
i 1
n
A
1 A2 ... An Ai
i 1
n
A1 A2 ... An Ai
i 1
AB=BA A(BC)=(AB)C
Contoh 21 ;
Buktikan A B = B A
Penyelesaian :
Prinsip dualitas: dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap
memberikan jawaban yang benar.
(Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan
(identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti , , dan
komplemen. Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti , ,
U, U , sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan
S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.
AB =A B A =A B
B
= U U=
Jadi (A B) (A B ) = A.
Himpunan yang unsurnya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut multi set
(himpunan ganda).
Contoh:
A = {1, 1, 1, 2, 2, 3},
B = {2, 2, 2},
C = {2, 3, 4},
D= {}.
Multiplisitas dari suatu unsur pada multi set adalah jumlah kemunculan unsur
tersebut
pada multi set tersebut.
Contoh:
M={1,1,1,2,2,2,3,3,1},
multiplisitas 1 adalah 4 dan multiplisitas 2 adalah 3, sementara itu multiplisitas 3
adalah 2.
Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini
multiplisitas dari setiap unsurnya adalah 0 atau 1. Himpunan yang multiplisitas dari
unsurnya 0 adalah himpunan kosong.
Misalkan P dan Q adalah multiset, operasi yang berlaku pada dua buah multi set
tersebut adalah sebagai berikut :
a. P ∪ Q merupakan suatu multiset yang multiplisitas unsurnya sama dengan multiplisitas maksimum unsur tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh :
P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
Maka P ∪ Q = { a, a, a, b, c, c, d, d }
P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c, c, d, d, f }
maka P – Q = { a, e }
d. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda,
adalah suatu multiset yang multiplisitas unsurnya sama dengan penjumlahan
dari multiplisitas unsur tersebut pada P dan Q.Contoh:
P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
maka P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
Contoh 23 :
Tentukan banyaknya bilangan bulat 1 –200, yang habis dibagi 2, 5, atau 7.
Tentukan banyaknya bilangan bulat 1-200 yang habis dibagi 2,5 tetapi tidak habis
dibagi 7.
Jawab :
Misalkan P = himpunan bilangan bulat 1- 200 yang habis dibagi 2
Q = himpunan bilangan bulat 1- 200 yang habis dibagi 5
R = himpunan bilangan bulat 1- 200 yang habis dibagi 7.
Maka
|P Q | |P|+|Q|+|R|- |P Q|- |P R|-|R Q| + |P Q |
= 100+40 +28- 20–14–5+2=131
Jadi banyaknya bilangan bulat 1 -200 yang habis dibagi 2, 5 atau 7 adalah 141
bilangan.
Contoh 24 :
Penyelesaian :
Misalakan M = himpunan mahasiswa yang mempelajari Matematika
F = himpunan mahasiswa yang mempelajari Fisika
B = himpunan mahasiswa yang mempelajari Biologi
Jadi | M | = 32, | F | = 20, | B | = 45, | ,| ,|
a.
b.
c. }
d. }
e. {a, b} {a, b, c, {a,b,c}}
f. {a, b} {a, b, c, {a,b,c}}
g. {a,b} { a,b,{a,b}}
h. {a,b} { a,b,{a,b}}
i. {a, } {a, {a, }}
2. Tentukan himpunan-himpunan berikut
a. }
b. }
c. } { a, }}
d. } { a, }}
e. { a, }}
f. { a, }}
3. Jika A = {a, b, {a,c}, }, tentukan himpunan-himpunan berikut:
a. A- {a}
b. A-
c. A – {
d. A – {a, b}
e. A – {a,c}
f. A- {{a,b}}
g. A- {a,c}
h. {a} – A
i. {a,c} – A
j. {a} – {A}
4. Tentukan Power Set untuk himpunan berikut:
a. {a}
b. {{a}}
c. {
5. Misalkan A= { . Periksa apakah pernyataan berikut ini Benar atau Salah
a. A)
b. A)
c. A)
d. { A
e. A)
f. { A
g. A)
h. A)
i. A)
6. Buktikan sifat-sifat Aljabar himpunan berikut:
a. AB=BA
b. A(BC)=(AB)C
c. A(BC)=(AB)(AC)
d. AB = AB
7. Tentukan Dual dari sifat berikut ;
a. AA=U
b. AA=U
c. A(AB)=A
d. A(BC)=(AB)C
e. AB=AB
8. (a) jika A sub himpunan dari B dan B subhimpunan dari C , buktikan bahwa A
subhimpunan dari C.
(b) Jika B A, buktikan bahwa A B = A
9. Diantara bilangan-bilangan bulat 1- 300, berapa banyaknya bilangan yang tidak
habis dibagi 3, 5 maupun 7?
10. Berapa banyaknya bilangan yang habis dibagi 3 tetapi tidak habis dibagi 5
maupun 7?
11. Sebuah survey diadakan terhadap 1000 orang. Ternyata 595 anggota partai
demokrat, 595 memakai kaca mata, dan 550 menyukai es krim, 395 diantara
mereka adalah anggota partai demokrat yang memakai kaca mata, 350 anggota
partai demokrat yang menyukai es krim, dan 400 orang memakai kaca mata
dan menyukai es krim, 250 diantara mereka adalah anggota partai demokrat
yang memakai kaca mata dan menyukai es krim.
a. Berapa banyak diantara mereka bukan anggota partai demokrat , tidak
memakai kaca mata dan tidak menyukai es krim?
b. Berapa banyak diantara mereka yang anggota partai demokrat namun tidak
memakai kaca mata dan tidak menyukai es krim?
12. Diketahui bahwa di sebuah Universitas, 60 % diantara para dosennya bermain
tenis, 50% bermain bridge, 70% melakukan jogging, 20% main tenis dan
bridge, 30% main tenis dan melakukan jogging, dan 40% main bridge dan
jogging. Jika seseorang meng atakan bahwa 20% diantara para dosen
melakukan jogging, dan main bridge dan tenis, percayakah anda pada apa yang
dikatakan itu? Mengapa?
13. Diantara 130 mahasiswa , 60 memakai topi di dalam kelas, 51 memakai syal di
leher, dan 30 memakai topi dan syal. Diantara 54 mahasiswa yang memakai
sweater, 26 memakai topi, 21 memakai syal dan 12 memakai topi dan syal.
Mereka yang tidak memakai topi ataupun syal memakai sarung tangan.
a. Berapa banyak mahasiswa yang memakai sarung tangan?
b. Berapa banyak mahasiswa yang tidak memakai sweater memakai topi
namun tidak memakai syal?
c. Berapa banyak mahasiswa yang tidak memakai sweater tidak memakai topi
ataupun syal?
14. Diantara 50 mahasiswa disebuah kelas, 26 memperoleh nilai A dari ujian
pertama, dan 21 memperoleh A pada ujian kedua. Jika 17 mahasiswa
tidakmemperoleh A dari ujian pertama maupun ujian kedua, berapa banyak
mahasiswa yang memperoleh dua kali nilai A dari kedua ujian itu?
15. ( dari soal no 15) Jika banyaknya mahasiswa yang memperoleh A dari ujian
pertama sama dengan banyaknya mahasiswa yang memperoleh A dari ujian
kedua, jika banyaknya mahasiswa yang memperoleh nilai A dari kedua ujian
itu adalah 40, dan jika 4 mahasiswa tidak memperoleh satu pun nilai A dari dari
kedua ujian itu, tentukan banyaknya mahasiswa yang memperoleh A hanya dari
ujian pertama saja, yang memperoleh A hanya dari ujian kedua saja dan yang
memperoleh A dari ujian pertama maupun dari ujian kedua?
16. Diketahui Himpunan ganda berikut P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e }
dan Q = { a, a, b, b, b, c, c, d, d, f } . Tentukan :
a.P
b.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
Definisi 2.2
Sebuah Relasi dari A ke B adalah subhimpunan dari A x B.
Contoh 1
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A B = himpunan semua titik di bidang datar
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: A B = A . B.
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A B B A dengan syarat A atau B tidak
kosong.
4. Jika A = atau B = , maka A B = B A =
22
Representasi Relasi
A B Q A A
P
IF221 2 2 2
Amir 2
IF251 4 3 3
Budi
3
8 4 4
IF342
Cecep
4 9 8 8
IF323
15 9 9
b1 b2 bn
a m
1 m11 12 m1n
M=
a m m m
2 21 22 2n
m
a m m2 m
m m1 mn
23
yang dalam hal ini
m 1, (ai , bj ) R
ij
, bj )
R
0, (a i
Definisi 2.3
Misalkan S himpunan tak kosong. Relasi pada S dikatakan bersifat :
Refleksif, apabila a a untuk setiap a S,
Contoh 2
Relasi keterbagian pada bilangan bulat ( disimbolkan dengan | ) dengan definisi untuk
a|b jika dan hanya jika b = ac untuk suatu , mempunyai sifat refleksif
dan transitif tetapi tidak bersifat simetris.
Bukti:
24
Definisi 2.4
Suatu Relasi pada S disebut Relasi Ekivalen, apabila memenuhi sifat refleksif, simetris
dan transitif.
Contoh 3
Misalakan
Penyelesaian :
(i) Akan diselidiki untuk sifat relasi yang refleksif.
Akan dibuktikan
…….(1)
.......(2)
Dari (i)
Akan dibuktikan :
artinya ……(1)
artinya …….(2)
25
artinya .
Jadi, “ ” bersifat transitif.
Definisi 2.5
Misalkan S himpunan tak kosong. Partisi dari himpunan S adalah dekomposisi S ke dalam Ai
Contoh 4
A1 = {1,3}, A2 = {4} , A3= {2,5} merupakan partisi dari S = ( 1,2,3,4,5}.
Definisi 2.6
Misalkan a dan b bil bulat dan n bil bulat positif, dikatakan a kongruen b modulo n (a b( mod
n) jika hanya jika a – b = kn, untuk suatu k .
Sifat
Relasi “ “ merupakan relasi ekivalen
Bukti : diberikan sebagai latihan
Teorema 2.7
Misalkan S himpunan tak kosong dan merupakan relasi ekivalen pada S. Maka
Mengakibatkan terbentuknya partisi dan sel ( kelas ekivalen) yang memuat a
adalah .
26
Contoh 5
=
=
Dengan demikian terbentuk n buah kelas ekivalen yang berbeda yang merupakan partisi dari
Z yaitu
Berikut diberikan beberapa contoh penggunaan sifat Relasi .
Contoh 6.
Selidiki relasi untuk suatu .
Penyelesaian :
(i) Akan diselidiki untuk sifat relasi yang refleksif
Akan dibuktikan :
Ambil sebarang.
maka
Jadi, relasi “ ” bersifat refleksif.
(ii) Akan diselidiki untuk sifat relasi yang
simetri Akan dibuktikan :
27
Jadi relasi “ ” tidak bersifat simetri.
(iii) Akan diselidiki untuk sifat relasi yang
transitif Akan dibuktikan :
Ambil sebarang.
Contoh 7.
(Benar)
Jadi, “ ” bersifat refleksif.
(ii) Akan diselidiki untuk sifat relasi yang
simetri. Akan dibuktikan :
Pilih dan .
Sehingga didapat tapi .
28
Jadi, “ ” tidak bersifat simetri.
(iii) Akan diselidiki untuk sifat relasi yang transitif.
Akan dibuktikan :
Jadi,
Contoh 8
(Sifat komutatif ).
Sehingga
29
Akan dibuktikan :
Artinya akan dibuktikan :
Terdapat dua kemungkinan nilai yaitu :
(1) Dari dan
Untuk maka dan
Karena dan maka (Sifat urutan ).
Jadi, .
(2) Dari dan
Untuk maka dan
Contoh 9
Periksa apakah relasi di adalah relasi ekivalen apabila .
Penyelesaian :
(i) Akan diperiksa untuk sifat relasi yang
Akan dibuktikan :
artinya sama dengan
Jadi, .
30
(iii) Akan diperiksa untuk sifat relasi yang transitif.
Diketahui :
Akan dibuktikan :
artinya .......(1)
Karena maka .
Conoh 10
simetri. Diketahui :
Akan dibuktikan :
artinya
atau (Hipotesis)
31
Jadi, .
Jadi, bersifat simetri.
Diketahui : ,
Akan dibuktikan :
artinya......(1)
artinya......(2)
Dari (2),
(dari (1))
Jadi,
Definisi 1.9
Misalkan S , T himpunan tak kosong. Sebuah pemetaan dari S ke T adalah suatu aturan yang
menghubungkan setiap anggota himpunan S ke tepat satu anggota himpunan T.
Contoh 11
Misalka J adalah himpunan bilangan bulat dan S = J x J. Definisikan , dengan
32
Contoh 12
Misalkan S himpunan yang terdiri dari x1, x2, x3 , definisikan dengan
, dan
Jenis-Jenis Pemetaan
Definisi1.10
Pemetaan dari A ke B disebut pemetaan satu-satu(injektif) jika
.
Pernyataan di atas setara dengan : Jika maka .
A B
a 1
b 2
c 3
d 4
5
Contoh 13.
2
Misalkan f : Z Z. Tentukan apakah f(x) = x + 1 dan f(x) = x – 1 merupakan fungsi satu-satu?
Penyelesaian:
2
(i) f(x) = x + 1 bukan fungsi satu-ke-satu, karena untuk dua x yang bernilai mutlak sama tetapi
tandanya berbeda nilai fungsinya sama, misalnya f(2) = f(-2) = 5 padahal –2 2.
(ii) f(x) = x – 1 adalah fungsi satu-ke-satu karena untuk a b,
a – 1 b – 1.
Misalnya untuk x = 2, f(2) = 1 dan untuk x = -2, f(-2) = -3.
Definisi 1.11
Pemetaan dari A ke B disebut pemetaan pada(surjektif) jika untuk setiap terdapat
, sehingga berlaku . .
33
A B
a 1
b 2
c 3
d
Contoh 14.
2
Misalkan f : Z Z. Tentukan apakah f(x) = x + 1 dan f(x) = x – 1 merupakan fungsi pada?
Penyelesaian:
2
(i) f(x) = x + 1 bukan fungsi pada, karena tidak semua nilai bilangan bulat merupakan jelajah
dari f.
(ii) f(x) = x – 1 adalah fungsi pada karena untuk setiap bilangan bulat y, selalu ada nilai x yang
memenuhi, yaitu y = x – 1 akan dipenuhi untuk x = y + 1.
Definisi 1,12
Pemetaan bijektif yaitu pemetaan yang bersifat satu-satu dan pada.
Contoh 15.
Fungsi f(x) = x – 1 merupakan fungsi yang berkoresponden satu-satu, karena f adalah fungsi
satu-satu maupun fungsi pada.
34
Bukan fungsi satu-satu Bukan fungsi satu-satu
maupun pada tapi pada
A B A B
a 1 a 1
2
b b 2
c 3 c 3
dc 4 dc 4
Contoh 16.
Contoh 17.
2
Tentukan balikan fungsi f(x) = x + 1.
Penyelesaian:
2
kita sudah menyimpulkan bahwa f(x) = x + 1.
bukan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, sehingga fungsi balikannya tidak ada. Jadi, f(x)
2
= x + 1 adalah funsgi yang not invertible.
35
Misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, dan f adalah fungsi dari himpunan B
ke himpunan C. Komposisi f dan g, dinotasikan dengan f g, adalah fungsi dari A ke C yang
didefinisikan oleh
(f g)(a) = f(g(a))
Contoh 18.
Diberikan fungsi
g = {(1, u), (2, u), (3, v)}
yang memetakan A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}, dan fungsi
f = {(u, y), (v, x), (w, z)}
yang memetakan B = {u, v, w} ke C = {x, y, z}. Fungsi komposisi dari A ke C
adalah f g = {(1, y), (2, y), (3, x) }
Definisi 1.13
Misalkan S himpunan tak kosong.
Operasi biner pada S adalah pemetaan dari S xS ke dalam S
,
Himpunan S yang dilengkapi dengan satu operasi biner disebut Sistem Matematika.
Contoh : Operasi “ + “ pada system bilangan real merupakan operasi biner.
Operasi “ : “ pada system bilangan bulat bukan merupakan operasi biner.
Contoh 19
Selidiki apakah operasi “ ” pada merupakan operasi biner
Penyelesaian :
36
Ambil sembarang.
Maka
Karena dan perkalian dua bilangan bulat positif menghasilkan bilangan bulat
positif maka
Jadi
Jadi “ ” operasi biner di .
Contoh 20
Periksa apakah operasi biner “ * “pada merupakan operasi biner.
Penyelesaian :
Ambil sembarang.
Maka
(perkalian dua bilangan bulat positif menghasilkan bilangan bulat positif) .....
(1), dan
(perkalian dua bilangan bulat positif menghasilkan bilangan bulat positif) .....
(2) karena (1), (2) dan penjumlahan dua bilangan bulat positif menghasilkan
bilangan bulat positif, maka
Jadi,
Jadi, “ ” operasi biner di .
Contoh 21
Periksa apakah operasi * pada merupakan operasi biner
Penyelesaian :
37
Pilih . Tapi .
Jadi, “ ” bukan operasi biner di .
Contoh 22
Periksa apakah operasi * pada merupakan operasi biner
Penyelesaian :
Pilih . Tapi .
Jadi, “ ” bukan operasi biner di .
Contoh 23
Ambil sembarang.
Maka
Karena (1), (2) dan penjumlahan dua bilangan real menghasilkan bilangan real,
maka .
Karena tapi akar pangkat dua dari bilangan real akan menghasilkan bilangan
real positif saja.
Jadi, atau .
Jadi, “ ” bukan operasi biner di .
Contoh 24
Contoh 25
Misalkan berlaku .
Ambil sembarang.
Maka . Karena dan penjumlahan bilangan real menghasilkan
bilangan real, maka .
Jadi,
. Jadi, operasi biner.
b. Apakah bersifat
komutatif? Penyelesaian :
Akan dibuktikan :
Ambil sembarang.
maka .
Jadi,
Jadi, bersifat komutatif.
39
Ambil sembarang.
Jadi,
e. Apakah memiliki
invers? Penyelesaian :
Akan dibuktikan :
mbil sembarang.
Pilih
Jadi, .
Jadi, memiliki invers.
Contoh 26
40
Ambil sembarang.
Maka .
.
Jadi,
41
Latihan
Untuk soal-soal berikut, selidiki sifat relasi yang bersesuaian.
1. Relasi ( lebih dari atau sama dengan) pada R\{0}
2. Misalkan R relasi pada Himpunan Bilangan Bulat Positif sedemikian sehingga
.
3. Misalkan a dan b bil bulat dan n bil bulat positif, dikatakan a kongruen b modulo n (a
b( mod n) jika hanya jika a – b = kn, untuk suatu k .
4. Buktikan Relasi “ “ merupakan relasi ekivalen
5. Misalkan R relasi pada Himpunan Bilangan Bulat Positif sedemikian sehingga
10. Selidiki apakah operasi “ di bawah ini merupakan operasi biner untuk himpunan yang
bersesuaian.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
MODUL 3
GRUP
Contoh-contoh :
komutatif.
8. Himpunan
oleh adalah
suatu grup.
Contoh 2.
Karena grupnya merupakan grup hingga, maka untuk memeriksa grup atau bukabn akan
digunakan table Cayley.
45
(iv) Dari tabel diperoleh :
Contoh 3
(Zn, +) merupakan Grup, dengan operasi penjumlahan yang didefinisikan sebagai
Contoh 4
Penyelesaian :
Jadi, .
46
(iv) Pilih
Karena maka tidak ada
Jadi, tidak mempunyai unsur invers.
Jadi, dari (i)-(iv) maka bukan grup.
Contoh 5
Penyelesaian :
Jadi, .
(iv) Dari tabel diperoleh :
47
Jadi,
Contoh 6.
Periksa apakah
Penyelesaian :
(i) Dari tabel terlihat bahwa tidak tertutup terhadap perkalian karena
terdapat
48
Contoh 10.
Contoh 11 :
Un adalah himpunan bilangan bulat modulo n yang unsur-unsurnya relative prima dengan n.
Penyelesaian :
Contoh 12 :
Penyelesaian :
49
i. Dari tabel terlihat bahwa tertutup terhadap perkalian.
ii. Dari tabel terlihat bahwa asosiatif.
iii. Dari tabel diperoleh bahwa unsur identitas di adalah
iv. Dari tabel diperoleh :
Contoh 13.
Penyelesaian :
50
Jadi merupakan sutu grup.
Contoh 14 :
Teorema 3.2:
Diketahui (G,*) grup dan
Bukti:
Definisi 3.3
Sebuah Grup G disebut Grup Abelian atau Komutatif jika berlaku a*b = b*a a, b G
Contoh 3
51
Himpunan bilangan Bulat terhadap operasi penjumlahan, Himpunan bilangan Realtanpa
nol, Himpunan (Zn ,+) merupakan grup komutatif,.
Definisi 3.4
Sebuah grup disebut grup hingga jika banyaknya unsur dari grup tersebut hingga,
sedangkan jika banyaknya unsure dari grup tersebut tak hingga maka grupnya merupakan
grup tak hingga.
Contoh 11.
(Zn, + ) merupakan grup hingga, sedangkan (Z, +), (R\{0} , x) merupakan grup tak hingga.
Contoh 12
Penyelesaian :
Akan ditunjukkan
Karena maka
Jadi,
Jadi, tertutup.
52
Ambil sembarang dengan
dan .
Akan ditunjukkan
Akan ditunjukkan
Jadi,
dan
sehingga .
Sehingga,
53
Jadi,
Jadi, mempunyai unsur invers.
Jadi, dari (i)-(iv) grup.
Bukti :
1. Misalkan e dan e’ identitas di G , maka a G berlaku
a* e = a = e*a dan a* e’ = a = e’*a
Jadi e= e’
Contoh 13
Misalkan G grup , jika setiap unsur di G mempunyai invers dirinya sendiri, tunjukkan bahwa
G merupakan Grup abelian.
Jawab:
G grup, maka untuk setiap unsur mempunyai invers dirinya sendiri maka a, b G
-1 -1
berlaku a = a , b =b. Adt G abelian yaitu ab = ba
-1 -1 -1
ab = (ab) = b a = ba. Karena ab = ba maka perdefinisi bahwa G grup abelian.
Contoh 14
Penyelesaian :
abelian artinya
(Karena abelian )
Contoh 15
Akan ditunjukkan
55
Karena maka berdasarkan sifat ketertutupan , .
Sehingga
Jadi, tertutup.
Akan ditunjukkan
Jadi, asosiatif.
(iii) Pilih
Karena maka .
Ambil sembarang
.
Akan ditunjukkan
56
Jadi,
Pilih
Karena , maka
Akan ditunjukkan
Jadi,
Jadi, mempunyai unsur invers.
Jadi, dari (i)-(iv), grup.
57
LATIHAN
i i i
1. Misalkan G grup dan untuk 3 bilangan bulat berturut-turu berlaku (ab) = a b .
Buktikan bahwa G grup abelian
58
DAFTAR PUSTAKA
59
MODUL 4
SUBGRUP
Contoh 1:
a. Bila suatu grup, maka = { } trivial subgrup dari . Sedangkan subgrup dari yang selain dan sendiri dinamakan subgrup sejati
(proper subgrup).
b. Masing-masing ℤ, ℚ dan dengan operasi biner tambah adalah subgrup dari grup himpunan bilangan kompleks .
dari grup .
grup .
59
g. Himpunan dengan operasi perkalian merupakan subgrup dari grup
Sifat Subgrup
Lemma 4.1:
Lemma 4.2 :
Misalkan H dan H G, H disebut subgrup dari G, jika dan hanya jika untuk
-1
setiap a,b H berlaku ab H.
Bukti :
( Misalkan , didapat bila maka . Karena di berlaku juga
berakibat
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa di berlaku suatu operasi biner yaitu untuk
semua . Misalkan
60
Lemma 4.3 :
dari G.
Contoh 2:
Misalkan ,
grup, dan
Buktikan .
Penyelesaian :
Ambil sembarang
Akan ditunjukkan
Akan ditunjukkan
. Sehingga
61
(iv) Akan ditunjukkan
dan . Sehingga .
Sehingga,
Jadi,
Sifat-sifat Subgrup.
dari .
Bukti :
Artinya dan
Artinya
maka untuk setiap hal ini berakibat untuk setiap . Maka dari
63
Contoh 3 :
. Misalkan .
Penyelesaian :
Pilih
Jadi,
(ii) Akan ditunjukkan
Ambil sembarang dengan .
Karena maka .
maka .
Maka (
tertutup) Jadi,
(iii) Akan ditunjukkan tertutup
Ambil sembarang.
Akan ditunjukkan
Jadi, tertutup.
64
(iv) Akan ditunjukkan mempunyai invers.
Ambil
sembarang. Pilih
artinya .
Jadi, .
Contoh 4 :
Penyelesaian :
Jelas
(perdefinisi) Jadi
c) Akan ditunjukkan tertutup
Maka
Jadi,
Jadi, tertutup.
d) Akan ditunjukkan memiliki unsur invers.
Ambil sembarang dengan .
Akan ditunjukkan
Jadi,
Jadi, memiliki unsur invers.
Jadi, dari (a)-(d), maka .
66
Kegiatan Belajar 2 : PUSAT GRUP
Definisi 4.4:
Contoh 5:
Misalkan G = (Z, +) maka Pusat grup atau Z(Z) merupakan dirinya sendiri.
Misalkan G = (Z4,+ ) maka Pusat grup nya dirinya sendiri, sedangkan jika
Misalkan Z(G) =
Akan ditunjukkan
1) Akan ditunjukkan
Pilih
Jadi,
67
artinya dengan
Karena dan grup maka berlaku sifat ketertutupan sehingga
Ambil
sembarang. Pilih
Karena maka dengan
Karena dan grup maka
atau
Contoh 6 :
68
Penyelesaian :
Pilih
Ambil
sembarang. Pilih
Karena maka dengan
Karena maka
69
atau
Karena dengan , maka
Akan ditunjukkan
Karena dan tertutup, maka
70
LATIHAN
.
Buktikan .
3. Misalkan G adalah grup dari semua bil kompleks tak nol terhadap operasi perkalian.
Misalkan H =
Buktikan H subgroup dari G.
71
DAFTAR PUSTAKA
72
MODUL 5
GRUP SIKLIS, GRUP PERMUTASI
Didefinisikan :
1
a =a
2
a =a.a
3
a =a.a.a
k+1 k
a =a.a .
Definisi 5.2
0
Perjanjian bahwa a = e dan untuk sebarang integer positif n berlaku
-n -1 n -1 -1 -1
a = ( a ) = ( a )( a ) …( a )
sebanyak n faktor.
an am = am+n
m n mn
(a ) = a .
n n n
Jika ab = ba maka ( ab ) = a b .
73
Catatan :
n n n n n n
Biasanya ( ab ) a b . Jika a b = b a maka ( ab ) = a b
Definisi 5. 3
1. a = a
2. a = a + a
3. a = a + 2 . a
(k+1).a=a+k.a.
Lebih jauh,
0 . a = 0 ( elemen identitas )
- n . a = n . ( -a ) = ( -a ) + (-a ) +…+ ( -a )
sebanyak n suku.
Teorema 5.4
Misalkan < G , X> grup dan misalkan a sebarang anggota tertentu dari G.
k
Jika < a > = { a | k Z }
Definisi 5.5
Sebuah grup ( G, x) disebut grup siklis jika terdapat a G sehingga setiap unsur di G dapat
dinyatakan sebagai perpangkatan dari a. Dalam hal ini a disebut pembangun (generator) grup siklis G. Notasi G = < > = ∈ Z }.
Sebuah Grup ( G, +) disebut grup siklik jika terdapat a G sehingga setiap unsur dari G dapat dinyatakan sebagai kelipatan dari a. Notasi G = < > = ∈ Z }.
74
Contoh 1
Apakah (ℤ4, +) merupakan grup Siklik?
Untuk menjawabnya, maka harus dicari pembangun dari (ℤ4, +
ℤ4 = 0,1,2,3
1) Untuk = 0
i. 0 bukan generator dari ℤ4, karena kelipatannya tidak menghasilkan semua elemen di ℤ4.
2) Untuk = 1
i. 1=1
ii. 2=1+1
iii. 3=1+1+1
iv. 0=1+1+1+1
v. Karena kelipatan dari = 1 menghasilkan semua elemen ℤ4, maka 1 merupakan generator dari ℤ4.
3) Untuk = 2
i. 2=2
ii. 2+2=0
iii. 2+2+2=2
iv. 2+2+2+2=0
v.
4) Untuk
75
Dengan demikian merupakan grup Siklik.
Contoh 2
meruakan Grup siklik karena generatornya semua unsur kecuali unsur identitas
dari himpunan .
Misalkan suatu grup dan . Order dari dinotasikan dengan yang menyatakan
bilangan bulat positif terkecil sehingga memenuhi dengan adalah elemen netral.
Teorema 5.6
Bukti
dimana . Jadi
. Berikutnya misalkan ,
76
maka didapat , oleh karena itu merupakan kelipatan dari . Jadi
Karena dan prima relatif, maka merupakan kelipatan dari . Berdasarkan teorema
tidak maka ada dan dengan , misalkan dalam hal ini sehingga
bertentangan dengan .
Contoh 3
• Z mempunyai orde tak hingga karena Z mempunyai tak berhingga banyak anggota.
Teorema 5.7
Grup berhingga G yang berorde n siklik jika dan hanya jika G mengandung suatu
anggota dengan orde n.
77
Teorema 5.8
Bukti:
a G.
k
Misalkan G = {a | k Z }
m n
x=a dan y = a
am an = a m+n
dan
n m n+m m+n m n
yx = a a = a =a = a a = xy.
Teorema 5.9
Bukti
78
keterurutan dari bilangan bulat , maka mempunyai elemen terkecil . Jadi .
Bilangan , sebab bila tidak, maka ada bilangan yang lebih kecil dari , yaitu
. Terlihat bahwa .
Sehingga didapat .
Teorema 5.10
Misalkan a sebarang anggota Zn. Jika d merupakan pembagi persekutuan terbesar dari a dan
n maka order dari a sama dengan n/d.
Contoh 4 :
Untuk menentukan orde dari 36 dalam Z135, pertama-tama ditentukan terlebih dulu
pembagi persekutuan terbesar dari 36 dan 135.
2 2 3 2
(36, 135) = (2 . 3 ,3 .5 ) = 3 = 9.
Dengan menggunakan teorema di atas orde dari 36 sama dengan n/d = 135/9 = 15.
Contoh 5 :
1 Sifat 4.11
79
Misalkan adalah grup siklik dan , maka dengan
Bukti
Misalkan , karena (berhingga), maka untuk beberapa dengan
dengan .
Didapat . Jadi .
Catatan : Dari hasil sifat ini, terlihat bahwa elemen pembangun yaitu mempunyai sifat
atau order dari elemen adalah yang ditulis (sebab bilangan bulat positif
Contoh 6:
Dalam bila
dan , maka
80
dan
81
LATIHAN
k
1. Buktikan bahwa (a) = { a | k Z } merupakan grup bagian dari grup G.
2. Buktikan bahwa setiap grup bagian dari suatu grup abelian merupakan grup abelian.
2
6. Jika G merupakan suatu grup sehingga x = e untuk semua x dalam
82
Kegiatan Belajar 2 : GRUP PERMUTASI
Grup permutasi merupakan salah satu contoh grup tidak komutatif dan merupakan kajian
yang menarik dalam pengkajian teori grup berhingga.
Definisi 5.12
Contoh 7
Teorema 4.13
Bukti :
83
Diperoleh dan .
Karena injektif dan maka .
Ambil sebarang .
Karena surjektif maka terdapat sehingga .
Karena dan surjektif maka terdapat sehingga .
Akibatnya .
Jadi untuk setiap terdapat sehingga .
Dengan demikian surjektif.
Jadi .
(ii) Komposisi fungsi bersifat asosiatif.
(iii)Misalkan dengan untuk setiap .
Jelas .
Ambil sembarang .
Diperoleh dan
untuk setiap .
Jadi .
84
Berdasarkan (i) s/d (iv) dapat disimpulkan bahwa merupakan grup terhadap komposisi
fungsi.
Definisi 5.14
Jika maka grup yang memuat semua permutasi dari dinamakan grup
simetri pada unsur dan disimbolkan dengan .
Grup simetri memuat elemen sebanyak . Terdapat
hubungan yang menarik antara dengan transformasi rotasi dan refleksi (pencerminan)
pada segi- beraturan. Perhatikan gambar berikut.
Misalkan : (i) adalah rotasi dengan pusat O dan besar sudut masing-masing
dan
Hasil operasi keenam permutasi tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut :
85
Tabel 2
Kedua jenis permutasi tersebut (jenis rotasi dan jenis refleksi) membentuk grup
dihedral ketiga yang disimbolkan dengan . Rotasi dan refleksi pada segi- beraturan
membentuk grup dihedral ke- dan disimbolkan dengan .
Definisi 5.15
Contoh 8
Misalkan di .
(i)
Definisi 5.16
Suatu permutasi dinamakan cycle apabila paling banyak mempunyai orbit yang
memuat elemen lebih dari satu. Panjang cycle didefinisikan sebagai banyaknya elemen dalam
orbit terbesar.
86
Berdasarkan Definisi, suatu permutasi dinamakan cycle apabila :
(i) tidak mempunyai orbit yang memuat lebih dari satu elemen, atau
(ii) hanya mempunyai satu orbit yang memuat lebih dari satu elemen.
Contoh 9
karena terdapat dua orbit yang memuat lebih dari satu elemen yaitu dan
.
atau . Cycle dalam suatu permutasi terbentuk dari orbit yang dihasilkan dari
permutasi tersebut. Karena di dalam cycle, urutan diperhatikan sedangkan pada orbit urutan
tidak diperhatikan, maka pada contoh diatas bagian (ii) orbit dan
seterusnya, tetapi cycle yang terbentuk dari permutasi tersebut adalah . Cycle
mempunyai arti yang sama dengan dan tetapi tidak dapat disimbolkan dengan
. Dua buah cycle dinamakan saling asing apabila berasal dari dua orbit yang saling
asing.
Teorema 5.16
87
Setiap permutasi dari himpunan berhingga dapat dinyatakan sebagai hasil kali cycle yang
saling asing.
Bukti :
Jelas apabila .
Ditunjukkan .
Ambil sebarang .
Diperoleh
Jadi .
Pada umumnya, pergandaan (perkalian) permutasi tidak bersifat komutatif. Tetapi khusus
cycle-cycle yang saling asing hasil perkaliannya bersifat komutatif. Dengan demikian, urutan
Definisi 5.17
Contoh 10
88
Sikel merupakan transposisi. Dalam
.
Setiap cycle dapat dinyatakan sebagai hasil kali transposisi-transposisi dengan aturan
Misalkan dan transposisi di . Maka banyak orbit dari dan banyaknya orbit dari
berbeda 1.
Bukti :
Misalkan .
Maka .
Karena perkalian cycle saling asing bersifat komutatif maka dapat dimisalkan
Dengan demikian
Diperoleh
89
Jadi banyaknya orbit dari dengan banyaknya orbit dari berbeda satu.
Maka .
Diperoleh .
Jadi banyaknya orbit dari dengan banyaknya orbit dari berbeda satu.
Berdasarkan kasus 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa banyaknya orbit dari dan banyaknya
orbit dari berbeda 1.
Berdasarkan teorema di atas dapat ditunjukkan bahwa setiap permutasi hanya dapat
dinyatakan sebagai hasil kali sejumlah ganjil saja atau sejumlah genap saja transposisi.
Selengkapnya mengenai hal tersebut dituangkan dalam teorema berikut.
90
Teorema 5.19
Tidak ada permutasi di yang dapat diekspresikan sebagai hasil kali sejumlah ganjil
sekaligus sejumlah genap transposisi.
Bukti :
Misalkan terdapat yang dapat diekspresikan sebagai hasil kali dari sejumlah ganjil
sekaligus sejumlah genap transposisi.
Karena setiap permutasi mempunyai invers maka dari (i) dan (ii) diperoleh :
(a)
(b)
Hal ini menunjukkan bahwa dapat diekspresikan sebagai sejumlah ganjil transposisi.
Berdasarkan teorema di atas, banyaknya orbit dari dengan banyaknya orbit dari berbeda
satu, sehingga mempunyai orbit sejumlah genap sekaligus sejumlah ganjil. Kontradiksi
dengan banyaknya orbit dari adalah yang sudah dapat ditentukan ganjil atau genap.
91
Definisi 5.20
(i) Permutasi genap apabila dapat diekspresikan sebagai hasil kali sejumlah genap
transposisi.
(ii) Permutasi ganjil apabila dapat diekspresikan sebagai hasil kali sejumlah ganjil
transposisi.
Contoh 11
Teorema 5.21
Bukti :
Misalkan dan .
Ambil
92
(ii) Ambil sebarang .
Berdasarkan Teorema 2.4.3, .
Diperoleh .
Jadi surjektif.
Berdasarkan (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa bijektif sehingga terbukti dan
mempunyai anggota yang sama banyak.
Karena hasil kali dua permutasi genap merupakan permutasi genap dan invers dari
permutasi genap juga merupakan permutasi genap maka membentuk subgrup. Selanjutnya
dinamakan grup alternating pada simbol.
93
Latihan
Untuk soal nomor 1 sampai dengan 5, tentukan semua orbit dari permutasi yang diberikan :
1. .
2. .
a.
b.
94
DAFTAR PUSTAKA
95
MODUL 6
KOSET , TEOREMA LAGRANGE
Perhatikan ~ merupakan kelas ekivalen, berarti akan terbentuk partisi dan kelas ekivalen di G. Sebut kelas ekivalen yang memuat a adalah aH.
aH = { x G|x~a}
-1
= {x G|a x H}
-1
= {x G | a x = h untuk suatu h H}
={x G | x = ah untuk suatu h H}
= { ah | h H}
Dengan cara yang sama ~ menghasilkan kelas ekivalen yang memuat a adalah Ha = { ha | h H}. Kedua himpunan tersebut
dinamakan Koset.
Definisi 6.2 :
Misalkan H subgrup dari G, a ∈ G sebarang, maka Ha = { ha | h H } disebut koset
kanan dari H di G dan aH = { ah | h H } disebut Koset Kiri dari H di G. Contoh 1 :
Diberikan G = ( Z, +) dan H = ( 2Z,+ ), maka koset kanan H di
G Ambil 0 G, H + 0 = { …, -2,0,2,4,…}
Ambil 1 G, H + 1 = { …, -1,1,3,4,… }
Ambil 2 G, H + 2 = { …, 0, 2, 4, … } = H + 0
96
Ambil -1 G, H +(-1) = { …, -3,-1,1, … } = H + 1
Dst.
Maka terdapat 2 koset kanan dari H di G.Begitu juga kalau kita mencari koset
kirinya, maka akan terdapat 2 koset kiri dari H di G dan koset kanan nya
sama dengan koset kirinya.
Contoh 2 :
merupakan subgrup di .
Misalkan= dengan= 1 2 3
1 1 3
1 3 2
={ 0, 1} ={ 0, 1}
1 ={1,3} 1 ={ 1, 2}
2 ={2,2} 2 ={ 2, 3}
Grup permutasi bukan grup komutatif sehingga terdapat koset kanan yang tidak
Akibat 6.3 :
1. Jika e unsur identitas di G maka He = { he | h H}={h |h∈H}=H
97
−1
(ii) = jika dan hanya jika ∈
(iii) aH = H jika hanya jika a ∈ H
-1
(iv) a Hb jika hanya jika ab H
Bukti :
(i) Misalkan .
Karena dan maka
Misalkan .
Dibentuk .
Ambil sembarang .
Karena maka
Jadi
Karena maka
Diperoleh
Jadi,
98
(ii), (iii), (iv) dibuktikan sebagai latihan
contoh 3 :
Misalkan , . Selidiki
a. jika maka ?
Penyelesaian :
Pernyataan tidak terbukti.
b. Jika maka
Penyelesaian :
Ambil sembarang.
Contoh 4 :
Diketahui :
Akan ditunjukkan :
Bukti :
Anggap
Maka
Karena ,
Karena
Maka
99
Jadi,
Contoh 5 :
Selidiki apakah jika maka ?
Penyelesaian :
Pernyataan tidak terbukti.
Definisi 6.5 :
H subgrup G, indeks dari H di G adalah banyaknya koset kanan/kiri yang berbeda dari
H di G.
Notasi [G : H]
Teorema 6.6:
Jika subgrup dari maka setiap koset kiri dan koset kanan dari mempunyai
Bukti :
Ditunjukkan bijektif.
Maka
100
Berdasarkan hukum kanselasi kiri diperoleh
Pilih
Diperoleh .
Berdasarkan (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa bijektif sehingga dan
mempunyai elemen yang sama banyak. Dengan cara yang serupa dapat
untuk setiap .
Perhatikan contoh 6.1 dan 6.2 di atas Setiap koset dari mempunyai elemen
Teorema 6.7 :
Jika G grup hingga dan misalkan H subgrup dari G, [G]= [G:H] x
[H] Atau
Jika G grup hingga dan misalkan H subgrup dari G maka order (H) membagi order G
Bukti:
Misal dan .
101
Berdasarkan Teorema di atas
(sebanyak )
Jadi, .
Contoh 6 :
Misalkan G = (S3, x) dan H = { (1), ( 1 2 3 ), ( 1 2 3)}, order H membagi order
G, yaitu 3|6
maka banyaknya koset kanan dari H di G atau [G:H] = 6/3 = 2.
Terdapatnya kaitan antara order dari suatu grup dengan order dari subgrupnya
sebagaimana dinyatakan dalam Teorema Lagrange, memunculkan sifat-sifat
berikut :
Teorema 6.8 :
Bukti :
Dibentuk .
Karena maka
Misal
102
Berdasarkan Teorema Lagrange diperoleh
Definisi 6.9 :
Misalkan G grup dan a G maka order dari a adalah suatu bilangan bulat
m
positif terkecil m sedemikian sehingga a = e, dengan e unsur identitas dari G.
Contoh 7 :
Diberikan G = (Z4, +) tentukan order dari setiap unsur nya!
Jawab: ,
Catatan :
1. Jika a sebarang unsur dari grup G yang mempunyai identitas e
n
dan n bilangan bulat positif sedemikian sehingga a = e, maka
m
2. Jika ada bilangan bulat positif m < n yang memenuhi a = e maka
Akibat 6.10 :
Jika G hingga dan a G maka
Akibat 6.11 :
103
LATIHAN
2. Syarat apa yang harus dipenuhi supaya koset kanan sama dengan koset kiri
Buktikan
104
(catatan : klas-klas ekivalensi yang terbnetuk dinamakan koset ganda
(double cosets))
DAFTAR PUSTAKA
105
MODUL 7
SUBGRUP NORMAL , GRUP FAKTOR
koset kanan yang saling asing, suatu pertanyaan adalah bilamana himpunan [ : ] membentuk suatu grup? Untuk menjawab pertanyaan ini pertama didefinisikan suatu
operasi biner. Suatu pilihan yang wajar adalah = . Lalu apa syarat dari subgrup
supaya persamaan terpenuhi? Untuk menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu diberikan suatu
pengertian dari ≝ { ∈ , ∈ } dimana ⊂ dan ⊂ , sehingga didapat: = {(ℎ )(ℎ ) ℎ ∈ }
= {ℎ ℎ ℎ ∈ } , (bila ℎ = ℎ , ∀ ℎ ∈ )
= {ℎ ℎ ℎ∈ }
= {(ℎℎ)( ) ℎ ∈ }
= {ℎℎ∈}
= {ℎℎ∈}
=
Perhatikan bahwa ℎ = ℎ , ∀ ℎ ∈ berarti bahwa = , ∀ ∈ , yaitu koset kiri dan koset kanan dari di sama, dalam hal ini dinamakan subgrup normal dari dinotasikan dengan
⊲.
Kesimpulan :
Misalkan suatu grup dan < , maka peryataan berikut ekivalen :
1. ⊲ .
Definisi 7.1 :
Misalkan G grup dan N G. N disebut subgrup normal dari G jika untuk setiap
-1 -1
g ∈G,n N berlaku gng N. Notasi N G. N G gNg
N, g G
106
Lemma 7.2 :
-1
N G gNg N , g G
Sketsa Bukti :
- Buktikan berlaku kedua arah
- Bukti kiri jelas dari definisi
- Bukti ke kanan gunakan sifat saling subset
Lemma 7.3 :
Misalkan N G, N G Ng = gN , g G
Bukti :
-1
( ) Diketahui N G maka gNg = N atau gN = Ng ∀g G
-1
(⟸) Diketahui gN = Ng adt N G . Karena gN = Ng jelas bahwa gNg N g ∈ G, terbukti bahwa N normal di G.
Lemma 7.4 :
N G produk dari dua koset kanan dari N di G sama dengan koset kanan dari N di G.
Bukti:
Contoh 1 :
Misalkan subgroup dari sedemikian sehingga untuk setiap dan
. Tunjukkan bahwa setiap koset kiri sama dengan koset kanan dari H di G. .
Penyelesaian :
Misalkan .
107
Tunjukkan asrtinya harus ditunjukkan dan
Ambil sembarang.
(i) Akan ditunjukkan
Ambil sembarang
Akan ditunjukkan
(diketahui)
(Kalikan kedua ruas dengan karena dan grup)
(Sifat asosiatif grup)
Jadi,
(ii) Akan ditunjukkan
Ambil sembarang.
Akan ditunjukkan
Misalkan . Misalkan
Maka
Jadi,
Dari (i) dan (ii) maka
Contoh 2 :
Buktikan irisan dari dua subgrup normal merupakan subgrup normal.
Penyelesaian :
grup. Misalkan
Akan ditunjukkan
108
Pilih dan
Artinya
Jadi,
b) Akan ditunjukkan
Karena
Maka Jadi,
Jadi, tertutup.
d) Akan ditunjukkan mempunyai invers.
Ambil sembarang.
Maka dan
Akan ditunjukkan
Karena maka
Karena maka
Jadi
109
artinya dan
Karena maka
Karena maka
artinya
Jadi,
Contoh 3 :
atau
Sehingga
Jadi, .
Jadi, dari (i) dan (ii) maka .
Contoh 4 :
Misalkan himpunan bilangan real dan untuk , misalkan .
Misalkan grup terhadap operasi komposisi fungsi. . Buktikan
.
Penyelesaian :
(i) Akan ditunjukkan
a) Akan ditunjukkan
110
Pilih dengan dan
Maka
Jadi,
b) Akan ditunjukkan
Ambil sembarang dengan . Akan ditunjukkan
Jelas
(perdefinisi) Jadi
c) Akan ditunjukkan tertutup
Maka
Jadi,
Jadi, tertutup.
d) Akan ditunjukkan memiliki unsur invers.
Ambil sembarang dengan .
Akan ditunjukkan
Jadi,
Jadi, memiliki unsur invers.
Jadi, dari (a)-(d), maka .
111
(ii) Akan ditunjukkan
Artinya harus ditunjukkan
Ambil sembarang dengan dan .
Ambil
Misalkan, maka
Jadi,
Latihan
-1
3. Jika H subgrup dari G. Misalkan N(H) = { g G | gHg = H}. Buktikan:
a. N(H) subgrup di G
b. H normal di N(H)
112
Kegiatan Belajar 2 : GRUP FAKTOR ( GRUP KUOSIEN)
Teorema 7.6:
Bukti :
1. Adt G/N .
/
Kesimpulan: dari 1-5 maka G /N adalah grup terhadap operasi perkalian Koset.
113
Contoh 5 :
1. G = (Z,+), N = (3Z,+), maka G/N = { N + 0, N+1, N + 2}
G/N tertutup, asosiatif, N + 0 merupakan unsur identitas
-1
(N+0) =N+0
-1
(N+1) =N+2
-1
(N+2) =N+1
Bukti :
Misalkan G grup siklis maka G = <a>
Karena G siklis maka G Abelian. Setiap subgrup dari grup abelian selalu Normal sebut
N sehingga G/N merupakan grup faktor. Akan ditunjukkan G/N = <Na>
Ambil Nb G/N sebarang dengan b G. Karena G siklis yang dibangun oleh a maka b
m
= a , untuk suatu m bil bulat.
m m
Nb = N(a ) = N = = (Na) .
Jadi G/N = <Na> perdefinisi G/N grup siklis.
Selidiki apakah jika G/N siklis apakah G siklis?
114
Na Nb = Nab ( karena perkalian koset)
= Nba( G abelian)
= Nb Na
Na Nb = Nb Na
Jadi G/N merupakan grup abelian.
Selidiki apakah berlaku sebaliknya?
Contoh 6 :
Miisalkan dan
Buktikan :
(i)
(ii) abelian
Akan ditunjukkan
a) Akan ditunjukkan
Pilih dengan
Jadi
Jadi,
b) Akan ditunjukkan
Ambil sembarang.
Akan ditunjukkan
Jadi,
c) Akan ditunjukkan tertutup.
Ambil sembarang
Akan ditunjukkan
115
Misalkan
Maka
Jadi,
Jadi,
Jadi tertutup.
d) Akan ditunjukkan mempunyai unsur invers.
Ambil sembarang.
Pilih
Misalkan , maka
Akan ditunjukkan
Jadi,
Akan ditunjukkan
Ambil
Pilih
Maka
dengan
116
Jadi,
Jadi, dari (a) dan (b) maka .
Misal maka
Jadi, abelian.
Contoh 7 :
Misalkan . Tentukan :
a)
b)
Karena
Contoh 8 :
117
Misalkan grup. merupakan pusat grup.
a) Buktikan
Pilih
Jadi,
artinya dengan
artinya dengan
Ambil
sembarang. Pilih
118
Karena maka dengan
atau
Karena dengan maka
Contoh 9 :
Cari order dari grup faktor berikut.
Penyelesaian :
Sehingga
119
Dengan teorema lagrange,
Sehingga
Jadi,
LATIHAN
1. Misalkan terhadap operasi . Tunjukkan setiap koset kiri dari memuat tepat
satu elemen sehingga .
2. Misalkan . Jika . Buktikan bahwa .
3. Cari order dari grup faktor berikut.
a) di
b) di
120
121
DAFTAR PUSTAKA
122
MODUL 8
HOMORFISMA GRUP
Contoh 1:
Diberikan grup permutasi 3 dan grup bilangan rasional tanpa nol ℚ+. Didefinisikan suatu pemetaan ∶ 3 → ℚ+ oleh
1, bila genap
= , untuk setiap ∈
3
Bila , kedunya genap atau keduanya ganjil,maka genap oleh karena itu
=1=1.1= . ( ) atau
3 3
123
+ −1
ker( ) ⊲ 3 dan im = {1, −1} adalah subgrup dari ℚ . Sedangkan (−1) =
3 untuk setiap permutasi ganjil ∈ . 3
Contoh 2:
Contoh 3:
124
Diberikan himpunan bilangan kompleks , himpunan dan himpunan
.
Didefinisikan suatu pemetaan oleh
Contoh 4 :
oleh
C0ontoh 5 :
a. Diketahui G = G’ = (Z , + )
125
Ambil x. y G sebarang
(x + y) = 2(x+ y) = 2(x + y) = 2x + 2y.
Jadi merupakan homomophisma
+
b. Diberikan G = (R , x ) dan G’ = (R , +)
:G G’ dengan
(x) =
homorfisma.
126
Definisi 8.2:
Misalkan : G G’ homorphisma grup :
(i). dinamakan monomer phisma jika injektif ( pemetaan yang bersifat satu-satu)
(ii). dinamakan epimorphisma jika surjektif ( pemetaan yang bersfat pada )
(iii). dinamakan isomorphisma jika bijektif ( pemetaan yang bersifat satu-satu
dan pada)
(iv). dinamakan endomorphisma jika G=G’dan surjektif
(v). dinamakan automorphisma jika G=G’ dan bijektif
Dalam teori grup automorfisma dapat digunakan untuk menghubungkan subgrup dari
suatu grup G dengan subgrup yang lain dalam upaya menganalisis struktur dari grup
G. Salah satu bentuk automorfisma yang penting adalah sebagai berikut: untuk setiap
-
b dalam G terdapat suatu automorfisma fb yang membawa x ke konjugatnya yaitu b
1 -1 -1
xb. Peta dari sebarang subgrup S dibawah automorfisma fb adalah b Sb = { b s b | s
dalam S }.
Dalam hal ini merupakan subgrup dari G yang isomorfis dengan S. Berbagai subgrup
-1
b Sb dinamakan konjugat dari S.
Contoh 6:
Misalkan G grup bilangan real tanpa nol di bawah operasi perkalian pada bilangan –
bilangan real, dan G’ grup bilangan real dengan operasi penjumlahan pada bilangan -
bilangan real.
Untuk menunjukkan bahwa f suatu homomorfisma, maka kita harus periksa bahwa
untuk setiap a,b ϵ G. berlaku f (ab)= f(a) f(b), maka
127
f (ab)= ln ab= ln a + ln b = f (a) f (b)
Jika f(x) = f(y) akibatnya ln x =ln y sehingga x=y. ini menunjukkan f adalah fungsi
satu-satu.
Teorema 8.3 :
Lemma 8.4 :
128
Kegiatan Belajar 2 : SIFAT-SIFAT HOMOMORPHISMA
Lemma 8.5:
e ‘ = (e)
Definis 8.6 :
Contoh 7 :
a. Diketahui G = G’ = (Z , + )
129
Definisikan G G’ dengan (x ) = 2x.
merupakan Homomorphisma
Ker( ;
Ker(
b. Diketahui G = (R\{0}, x) dan G’ = ({-1,1},x)
:G G’ dengan
(x) =
Karena merupakan Homomorphisma, maka
Ker( =
Teorema 8.7
Bukti:
1). Adt Ker( ) subgroup dari G
- adt Ker( )
Karena G grup maka terdapat e di G
Karena homomorphisma ,maka (e) = e’, jadi e Ker( )
Jadi Ker( )
-adt Ker( ) G
Jelas dari definisi Ker( )
-adt Ker( ) tertutup
Ambil x, y Ker( ) sebarang, maka (x) = e’ dan (y) = e’, adt xy Ker( )
(xy) = (x) (y) = e’e’ = e’, akibatnya xy Ker( )
Jadi Ker( ) tertutup
-adt Ker( mempunyai invers
Ambil x Ker( ) sebarang , maka (x) = e’, adt x-1 Ker( )
130
Ker( ) merupakan subgroup dari G.
2). Ambil sebarang, akan ditunjukkan
= e’
Akibat 8.8:
G G’ monomorphisma jika dan hanya jika Ker( ) = {e }
Bukti :
( ) Diketahui G G’ monomorphisma. Adt Ker( ) = {e }
Ambil x Ker( ) sebarang, maka Di sisi lain . Akibatnya
131
Definisi 8.9 :
f : G H didefinisikan sebagai
Peta dari homomorfisma f sama dengan H jika f surjektif atau f pada (onto)
H Teorema 8.10
Bukti
Ambil sebarang f(a), f(b) dalam f(G). Karena f homomorfisma maka f(ab) = f(a) f(b).
Karena f(b) dalam Im(f) maka f(e) f(b) = f(eb) = f(b) = e f(b).
-1
f(x ) merupakan invers dari f(x) karena
-1 -1
f(x) f(x ) = f(xx ) = f(e) = e.
132
-1 -1 -1
f(x ) f(x) = e dan f(x ) invers (yang tunggal) dari f(x) dengan f(x ) dalam
Contoh 8:
Untuk menunjukkan bahwa f suatu homomorfisma, maka kita harus periksa bahwa
untuk setiap a,b ϵ Z n berlaku f (ab)= f(a) f(b), maka
Teorema 8.10 :
Jika G abelian maka f(G)
abelian. Teorema 8.11
133
Jika f injektif maka G isomorfis dengan f(G).
Contoh 9:
Didefinisikan pemetaan f : Z Z dengan aturan f(x) = 3x.
Karena f(x+y) = 3(x+y) = 3x+3y = f(x) + f(y) maka f homomorfisma.
Penyelesaian persamaan 3x = 0 adalah x = 0 sehingga Ker(f) = { 0 } atau f injektif.
Dengan menggunakan teorema maka Z isomorfis dengan
■
yang merupakan grup bagian sejati dari Z.
Contoh 10 :
Misalkan diketahui R himpunan bilangan real dan R* = R – {0}.
2
Didefinisikan f : R* R* dengan f(x) = x Buktikan f homomorfisma tetapi f tidak
injektif.
Jawab :
Karena R* grup terhadap operasi perkalian maka f homomorfisma tetapi
2
Ker(f) = { x R* | f(x) = x = 1 }
= {1,-1}≠{1}
134
Latihan
a. Definisikan : G G’ dengan
135
a. β : Sn Z2 dengan β( ) =
DAFTAR PUSTAKA
136
MODUL 9
ISOMORFISMA GRUP
Definisi 9.1:
Dua Grup G dan G’disebut isomorfik,jika terdapat pemetaan : G G’ yang bersifat 1-1, pada dan memenuhi (ab) = (a) (b),
a,b G.
Contoh:
(0)=1
(1) = i
(2) = -1
(3) = -i
m n m+n
dan (m + n) = i + i = i = (m) + (n)
maka Z4 dan <i> isomorfik.
1 1
3 5
5 7
7 11
137
Merupakan pemetaan 1-1, pada dan homorfisma.
3. Walaupun 3 dan ℤ6 mempunyai banyak elemen yang sama, tetapi 3 ≇ ℤ6. Untuk menunjukan hal ini sebagai berikut. Telah
diketahui bahwa 3 tidak komutatif sedangkan ℤ6 komutatif. Misalkan , ∈ 3 dengan ≠ dan andaikan bahwa pemetaan ∶ ℤ6 → 3
adalah suatu isomorpisma. Oleh karena itu ada dan di ℤ6 sehingga = , ( ) = . Didapat
=()()=(+)=(+)=()()=
Hal ini bertentangan dengan kenyataan bahwa≠ . Jadi 3 ≇ ℤ6.
+
4. Grup (ℝ , +) adalah isomorpik dengan grup (ℝ , . ). Sebab ada pemetaan
∶ ℝ → ℝ+ dengan = ,∀ ,ℝ
Maka −
1= 2⇒ 1 2=1⇒ 1− 2=0⇒ 1= 2
adalah isomorpisma.
138
Teorema 9.2:
Misalkan pemetaan
−1
∶ → adalah suatu isomorpisma grup, maka
1. ∶ → adalah suatu isomorpisma.
2. | |=| |.
= () dan= ( ). Didapat = =
⇒ −1
= =
,∀,∈.
Jadipemetaan →
adalah suatu
−1−1 −1
:
−1 −1
homomorpisma grup. Karena bijektif, maka juga bijektif. Jadi adalah suatu isomorpisma grup.
3. Diketahui bahwa abelian. Misalkan , ∈ , karena pada maka ada , ∈ sehingga = = ( ). Didapat
= = = =()()=
Terlihat bahwa unutk setiap , ∈ berlaku = , jadi abelian.
4. Misalkan = = { ∈ ℤ} dan = 0 untuk suatu 0 ∈ . Ambil sebarang ∈ , maka ada 0 ∈ ℤ sehingga = ( 0 ), dimana
139
… , 0 ≥0
=0
= −1
() … −1 =
−
0
, <0
0 0
bahwa
Teorema 9.5 :
permutasi Bukti
140
Bila komposisi fungsi di didefinisikan sebagai berikut ,
maka bisa ditunjukkan bahwa dengan operai biner ini merupakan suatu grup.
Teorema Isomorfisma I
Misalkan Homomorfisma pada dengan Ker( = K maka G/K G’.
Bukti :
G/K
Konstruksi pemetaan :
Kg (g)
141
4. Bersifat pada
Ambil Kg1, Kg2 G/K dengan Kg1 = Kg2. Adt (Kg1) = (Kg2)
Kg1 = Kg2
-1
g1g2 K
-1
g1g2 ) = e’
-1
(g1) (g2 ) = e’
-1
(g1) (g2) = e’
(g1) = (g2)
(Kg1) = (Kg2), hal ini menunjukkan bahwa pemetaan terdefinisi dengan baik.
Perdefinisi Homomorfisma
Ambil Kg1, Kg2 G/K dengan (Kg1) = (Kg2) adt Kg1 = Kg2
(Kg1) = (Kg2)
(g1) = (g2)
-1
(g1) (g2) = e’
142
-1
(g1) (g2 ) = e’
-1
g1g2 ) = e’
-1
g1g2 K ( karena ker )=K)
Kg1 = Kg2
catatan :
Teorema Isomorfisma II
Bukti:
143
Untuk membuktikan teorema Isomorfisma II menggunakan Teorema Isomorfisma I,
Jadi .
terdefinisi dengan baik
Ambil
Jadi
merupakan homomorfisma
Akan ditunjukkan bersifat pada
Ambil NM/M sebarang , dengan , maka , jadi
jadi terdapat yang memenuhi
bersifat pada
(iv). Akan ditunjukkan ker( ) = N M
144
NM/M N/N M dengan
dengan .
Bukti :
145
mengakibatkan , maka terdefinisi dengan
baik.
(ii). Akan ditunjukkan bersifat homorfisma.
Ambil ,
=
Jadi ,
bersifat homorfisma.
=
=
=N
146
Contoh 5 :
Penyelesaian :
o Akan ditunjukkan
(i) Akan ditunjukkan
a) Akan ditunjukkan
Pilih dengan dan
Maka
Jadi,
b) Akan ditunjukkan
Ambil sembarang dengan . Akan ditunjukkan
Jelas (perdefinisi)
Jadi
147
Maka
Jadi,
Jadi, tertutup.
d) Akan ditunjukkan memiliki unsur invers.
Ambil sembarang dengan .
Akan ditunjukkan
Jadi,
Ambil
Misalkan, maka
148
Jadi,
o Akan ditunjukkan
Penyelesaian :
Dengan teorema isomorfisma 1, konstruksi pengaitan :
Akan ditunjukkan
Jadi, berlaku
Perdefinisi, homomorfisma.
c) Akan ditunjukkan pada
Ambil sembarang. Akan ditunjukkan
Pilih
149
Maka
Jadi,
Perdefinisi, pada
d) Akan ditunjukkan
Jadi,
Akan ditunjukkan
Dengan teorema isomorfisma 1, konstruksi pengaitan :
(Karena dan )
150
Jadi, dengan berlaku .
Perdefinisi, well defined.
Jadi, berlaku
Perdefinisi, homomorfisma.
c) Akanditunjukkan pada.
Sehingga
Maka
Jadi,
Perdefinisi, pada.
d) Akan ditunjukkan
151
Jadi,
Contoh 8 :
Akan ditunjukkan
(Karena )
152
Jadi, dengan berlaku .
c) Akan ditunjukkan pada.
Ambil sembarang.
Akan ditunjukkan
Pilih
Perdefinisi, pada.
Akan ditunjukkan
Jadi, berlaku
Perdefinisi, homomorfisma.
Jadi, dari (a)-(d) terbukti
153
LATIHAN
154
DAFTAR PUSTAKA
155
156