Rumah Tangga Rosulullah PDF
Rumah Tangga Rosulullah PDF
Tirmidzi)
Bersama Anak
Sebagai seorang ayah Beliau memberikan contoh terbaik
dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Dengan pergaulan
yang baik ini, dalam catatan sirah nabawiah, Beliau sukses
mendidik anak-anaknya. Terbukti, semua anak-anaknya masuk
Islam. Berkaitan dengan hal ini, Ibnu Ishaq menuturkan, "Adapun
anak-anak perempuan Beliau mendapati Islam, masuk Islam
dan ikut hijrah bersama nabi " (Yusuf Shalihi, Subulu al-Huda wa al-
Rasydd, 108). Di sini yang disebut hanya anak perempuan karena,
anak-anak laki-lakinya meninggal sejak kecil.
Sebagai orang tua, Beliauselalu mengarahkan anaknya.
satu bentuk pengarahan Rasulullah * pada anak-anaknya
sebelum diutus menjadi Nabi ialah menanamkan akhlak mulia dan
kepedulian sosial. Pasca diangkat menjadi Rasul, dengan segera
beliau mengajak anak-anaknya. masuk Islam. Pada waktu itu
Zainab berusia 10 tahun; Ruqayya berusia 7 tahun; Ummi Kaltsum
berusia 6 tahun, sedangkan Fathimah masih sangat belia. Meski
masih relatif muda, mereka bisa menerima dengan baik.
Anak-anak Nabi dibesarkan dalam rumah tangga yang
berorientasi akhirat. Sebagai contoh: Zainab bisa mengajak
suaminya yang Musyrik menjadi Muslim, Ruqayya (putri beliau)
bersama suaminya (Utsman bin 'Allan) ikut serta hijrah ke
Habasyah demi kepentingan dakwah. Demikian juga Ummi
Kaltsum, yang juga ikut berjuang di jalan dakwah bersama Utsman
bin 'Affan sampai wafat di Madinah. Fathimah pun juga ikut ambil
bagian. Sebelum hijrah, di saat orang-orang kafir menyakiti nabi
dengan melempar kotoran dan jeroan unta pada waktu sedang
shalat, Fathimah dengan sigap menyingkirkannya. Intinya, semua
anak-anaknya bisa diarahkan pada pendidikan berorientasi
akhirat.
Bersama Cucu
Suatu hari Rasulullahmencium Hasan bin Ali. Pada waktu
itu di samping Beliauada Aqra' bin Ha’bis. Ia berkomentar,
"Aku mempunyai sepuluh anak, tapi tak ada satu pun yang pernah
kucium." Kemudian Rasulullah berkata padanya, "Barangsiapa yang
tidak sayang, maka tidak akan disayang." (HR. Bukhari, Muslim,
Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad). Jadi, mencium anak adalah salah
satu bentuk kasih sayang.
Di lain waktu, saat shalat berjama'ah di masjid, beliau pernah
menggendong cucu beliau, Umamah (anak Zainab). Ketika sujud
Beliau letakkan di bawah, kemudian saat berdiri beliau gendong
lagi (HR. Bukhari, Muslim). Peristiwa ini menggambarkan betapa
sayangnya Beliau kepada cucunya.
Kejadian yang sama juga pernah dilakukan. Saat Beliau bersujud
sangat lama dalam shalat berjama'ah karena dinaiki Hasan dan
Husain, ada sahabat yang bertanya, `Mengapa melakukan
demikian?' Rasulullah menjawab, "Aku tak suka membuatnya
tergesah-gesah, sampai dia memenuhi hajatnya" (HR. Nasai,
Ahmad, dan Hakim).
Jika ada waktu senggang, Beliau meluangkannya untuk
bermain dengan cucu dan mendoakan kebaikan padanya. Usamah
bin Zaid meriwayatkan, suatu saat Rasulullah mengangkatku di
pahanya, kemudian meletakkan Hasan bin Ali di paha
sebelahnya, lantas beliau berdoa, "Ya Allah sayangilah keduanya,
sesungguhnya aku menyeyangi keduanya." (HR. Bukhari, Ahmad, dan
Nasa 'i).
Abdullah bin Ja 'far bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa saat nabi
pulang dari safar beliau menyempatkan diri bertemu cucu-
cucunya lalu memboncengnya bersama beliau dalam satu
kendaraan (HR. Muslim, Baihaqi, dan Nasai).
Dengan hasil interaksi yang sangat bagus ini, akhirnya atas izin
Allah, Beliau bisa mendidik cucu yang baik. Hasan dan Husain,
kelak akan menjadi pemimpin pemuda ahli surga sebagaimana
hadits riwayat, Tirmidzi dan Ibnu Majah.