MATA KULIAH
KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN MATEMATIKA
Oleh
SUWANTI
2016.01.01.022
2016.01.01.022
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan para pembaca/guru matematika dapat:
1. menjelaskan pengertian sudut dalam ruang dimensi tiga baik dalam gambar
ruang maupun dalam konteks permasalahan sehari-hari.
2. menentukan sudut dan besar sudut antara unsur-unsur ruang dimensi tiga.
B. Masalah
1. Sering kita berbicara demikian: ”Buka pintu itu lebar-lebar”. Apakah yang dimaksud “lebar?”
Sebuah pintu terbuka semakin lebar jika sudut antara daun pintu dengan kedudukannya
semula ketika tertutup semakin besar. Tetapi, bagai-mana mengukur sudutnya? Apakah sama
dengan sudut antara tepi bawah pintu dengan kedudukan tepi bawah pintu itu semula ketika
dibandingkan dengan bangunan yang ada di sebelahnya. Berapa besar sudut kemi-ringanya?
3. Jika sebuah tiang rumah tidak tegak (Gambar 2.2), maka dikatakan miring.
Biasanya tegak miringnya dikaitkan dengan lantai yang mendatar. Bagaimana
mengukur kemiringannya terhadap lantai?
Kedua hal pertama di atas terkait dengan “sudut” antara dua bidang. Yang ketiga
sudut antara garis yang mewakili tiang dan bidang yang mewakili lantai. Apakah
yang kedua juga masalah sudut antara garis dan bidang?
Untuk menentukan ukuran sudut antara berbagai bangun ruang tersebut berikut akan
dibahas dasar pengertiannya masing-masing.
E
Pada Gambar 2.3, a dan b
bersilangan. Besar sudut antara a Gambar 2.3
dan b = ∠EDF = α.
2. Sudut Antara Garis dan Bidang a.
Garis Tegaklurus Bidang
a5
a4
a3
a2
a1
H
Perhatikan Gambar 2.4 (ii). Garis-garis g ⊥ a1, g ⊥ a2, g ⊥ a3, …dengan a1,
a2, a3, … pada bidang H ⇒ g ⊥ H.
Jika Gambar 2.2 disederhanakan, dan gambar garisnya tidak terbatas sampai bidang
adalah h1, h2, h3, ..., hn, (n → ∞) maka besar sudut antara garis g dan garis-garis h1, h2,
h3, ..., hn berturut-turut α1, α2, α3,..., αn, dapat diukur. Bagai-manakah besar sudut-sudut
tersebut? (Coba lakukan beberapa di antaranya, misalnya untuk garis g dapat digunakan
pensil dan bidangnya adalah meja).
α3
α2
α1 α4
h3
T h4
h2
h1 H
Untuk memberikan nilai besar sudut (dan juga jarak) antara dua unsur ruang
dipilih ukuran terkecilnya. Dalam hal ini sudut yang dimaksud adalah sudut
terkecil antara garis g garis-garis hn (n = 1, 2, 3, ... , n).
k
a
a α′=α a′′
B B
a′ α k′=
α B′
B′ A
A
(ii)
(i) Gambar 2.6
Karena itu maka besar sudut antara garis a dan bidang H, dengan a tidak
tegaklurus H, ditentukan oleh besar sudut antara garis a dan a′ yang
merupakan proyeksi garis a pada bidang H.
Pada Gambar 2.6 (i), A dan B pada garis a. Proyeksi A pada H adalah A = A′, proyeksi
adalah garis AB' . Sudut antara garis a dan H = sudut antara a dan a′ yaitu α. Jika pada
bidang pemroyeksi dibuat garis kIa (Gambar 2.6 (ii)), maka k′ = a′. Untuk
menggambarkan besar sudut antara k dan a′, dalam hal titik tembusnya tidak tampak,
dapat digambar garis a′′Ia′ pada bidang pemroyeksi sehingga besar sudut antara garis k
c. Sifat Ketegaklurusan
Misalkan garis g ⊥ H dan g memotong H di titik P. Jika sebarang garis an (pada
Jika garis g ⊥ bidang H, maka g tegaklurus pada setiap garis pada bidang H.
↔ h
P
(3) Pada bidang W tarik garis TP ⊥ (V, W)
H
maka besar ∠(V, W) = ∠PTQ
Jika besar ∠(V, W) = 90o, dikatakan V ⊥ W
Contoh 2
T.ABCD adalah sebuah limas segi-4 beraturan
(Gambar 2.10): D
C
AB = 6 cm, tinggi limas = 6 cm. Tentukan P α
M Q
↔
A B
sin ∠(TC , ABCD) dan tan ∠(TBC, ABCD)
Jawab: M = proyeksi T pada bidang ABCD dan Gambar. 2.10
C = proyeksi C pada bidang ABCD
↔
Jadi proyeksi TC pada bidang ABCD adalah MC sehingga ∠(TC , ABCD) = ∠TCM;
MC = 1 AC = 1 × 6√2 cm = 3√2 cm.
2 2
TC = TM + MC
2 2 2
(
= 6 + 3 2 )2 = 36 + 18 = 54 = 3√6 (cm)
↔
T
sin ∠TCM = M = 6 =1 √6. Jadi sin ∠(TC , ABCD) = 1
√6
TC 3 6 3 3
↔ ↔ ↔ ↔↔
(TBC, ABCD) = BC ; Q pada BC , QT pada bidang TBC tegaklurus BC , QP pada
↔
bidang ABCD tegaklurus BC
Sudut tumpuan antara bidang TBC dan ABCD adalah ∠PQT,
TM 6
tan ∠PQT = = =2
MQ 3
Bahan Diskusi 1
tegaklurus H, ditentukan oleh besar sudut antara garis a dan a′ yang merupakan
proyeksi garis a pada bidang H.
Berikan penjelasan mengapa sudut terkecil yang dimaksud sebagai sudut antara
garis a dan bidang H adalah sudut antara garis a garis a′ yang merupakan proyeksi
garis a pada bidang H?
4. Berikan penjelasan mengapa sudut tumpuan antara dua bidang merupakan sudut
terkecil antara setiap garis pada salah satu bidang dengan sebarang garis pada bidang
kedua.
Latihan 1
Untuk no. 1-6, gunakan gambar kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.9
1. Nyatakan pasangan garis-garis berpotongan yang dapat digunakan untuk menyatakan
3. Garis-garis berpotongan manakah yang dapat digunakan untuk menyatakan besar sudut
4. Berapakah besar kosinus sudut antara garis dan bidang pada soal No. 3?
5. Garis-garis berpotongan manakah yang dapat digunakan untuk menyatakan besar
sudut antara bidang dan bidang berikut?
a. BDG dan EFGH b. AFH dan CFH
c. BDG dan ABCD d. BEG dan EFGH
e. AFH dan BDE f. BDE dan ABCD
6. Berapakah besar kosinus sudut antara dua bidang pada soal No. 5?
7. D.ABC adalah sebuah bidang empat beraturan. Berapakah kosinus sudut antara
Clemens, S.R., O’Daffer, P.G., and Cooney, T.J. Geometry with Applications and Problem
Solving. Menlo Park: Addison-Wesley Publishing Company
Depdiknas (2003), Pendekatan Kontekstual. (Contextual Teaching and Learning (CTL)).
Jakarta:
Direktorat PLP.
Krismanto, Al. (2004). Jarak dalam Ruang Dimensi Tiga. Paket Pembinaan
Penataran. Yogyakarta:
PPPG Matematika
Travers, K.J., Dalton, L.C., anda Layton, K.P. (1987). Geometry. River Forest, Illinois:
Laidlaw Brothers Publisher.