Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NURLAILA HANIFAH LUBIS

NIM : 160706042

Matkul : Bibliografi sejarah Indonesia

Judul Buku : Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia

Penyunting : Pieter Creutzberg dan J.T.M. Van Laanen

Diterbitkan : Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Review buku sejarah statistik ekonomi Indonesia yang terdiri dari 10 Bab.

masyarakat Indonesia di bidang sosial Hanya ada sedikit statistik yang memberi tahu informasi-
mengenai kehidupan dan tingkat kesejahteraan rakyat pribumi sehingga pulu lebih tidak ada data
statistik yang menggambar antara perubahan jumlah dan komposisi populasi dengan perubahan
pertumbuhan dan pola produksi dengan sektoral serta pola distribusi. Antara tahun 1936 dan 1939
Kantor Pusat Statistik diterbitkan sembilan jilid buku statistik. Dari data yang membahas perkembangan
variabel ekonomi tertentu yang menyelesaikan masa lebih kurang 120 tahun.

bagian statistik ini tidak lengkap, dan konsepnya tidak baik menyelesaikannya. Saat ini diterbitkan
penelitian Mans-velt tidak dapat diteruskan mengingat usaha ini tidak dapat membahas lagi, apakah
karena evaluasi Mansvelt waktu itu dianggap tidak cukup penting untuk melibatkan banyak tenaga, atau
karena pertahanan perang telah berhasil mengubah prioritas di kalangann Kantor Pusat Statistik. Lebih
lanjut, proyek tersebut tidak pernah diselesaikan, dan lambat laun dilupakan sama sekali. Kemudian
pada waktu P. Creutzberg, bekerja di Kantor Pusat Statistik mulai tahun 1930-1935, ia mempelajari
perlunya kebijajian ekonomi dan penelitian statistik Hindia-Belanda dan menginsafi nilai kerja yang
diminta oleh Mans. Kemudian Creutzberg mulai mengembangkan pencarian yang negosiasius. la tidak
hanya ingin menerbitkan kembali bahan-bahan dari Kantor Pusat Statistik, tetapi juga mengganti cara
pendekat- an Mansvelt, yang berhaluan Eropa dengan meminta yang lebih bercorak Hindia-Belanda.

Pemeriksa Hindia-Belanda harus memiliki satuan statistik yang efektif. Namun baru pada tahun 1920
dilakukan reorganisasi yang mendasar. Dalam tahun ini antara ditentukan sebelumnya semua statistik
umum, yang sampai sekarang diambil dari berbagai jumlah, selanjutnya ditempatkan di bawah Kantor
Statistik yang baru. Kantor ini berada di bawah Departemen Pertanian, Industri dan Perdagangan.
Statistik pertanian yang penting saat ini ada di satu gedung. Ia menjadi inti, ditanyakan oleh statistik
ekonomi yang lain. Cara ini ternyata berhasil. Pemusatan yang permanen ini terjadi pada tahun 1925
kompilasi Kantor Pusat Statistik didirikan. Kantor ini berada di bawah Departemen Pereko, nama lain
dari Departemen Pertanian, Industri dan Peragangan. Tugas kantor Pusat Statistik Meskipun tidak
pernah diatur oleh undang-undang, antara lain dengan dasar ilmu pengetahuan dan dengan staf yang
mengumpulkan, mengumpulkan berbagai statistik yang memiliki arti ekonomi umum dan sosial yang
dapat digunakan untuk kepentingan pemerintah. Berbagai statistik yang telah diperbaiki atau
direorganisasi. Misalnya, statistik pertanian dalam waktu singkat pengembangan dari sarananya sebagai
pembantuan pada waktu penagihan pajak tanah, kemudian menjadi fasilitas ikhtisar pertanian dengan
catatan bulanan mengenai luas daerah dan pro-produksi pertanian rakyat di Jawa, Bali dan Lombok, dan
di daerah pertanian di seluruh wilayah Hindia- Belanda. Kelesuan ekonomi pada tahun 1930-an, seperti
melibatkan di negara lain, memperkokoh peran pemerintah dalam kehidupan ekonomi. Mendukung,
daerah yang harus dicakup oleh Kantor Pusat Statistik meluas. Tidak diragukan lagi bahwa Kantor Pusat
Statistik sangat produktif. Dalam waktu kurang dari lima tahun sampai pecah Perang Dunia II, diterbitkan
hampir 200 statistik monograf, di revisi angka statistik sejarah dari Mansvelt. Setiap tahun diterbitkan
hampir 400 tabel tentang masalah ekonomi dalam tinjauan Statistik Hindia-Belanda.

Menurut banyak orang hingga abad ke XX, penghargaan terhadap bahan statistik tentang Hindia-Belanda
tidak baik, semata-mata karena ditolak oleh pihak yang kurang lengkap. Pendapat ini sulit dibantah,
diberikan dalam nada yang demikian. Hindia-Belanda dalam hal ini pasti tidak kalah dengan ekonomi
Barat yang paling maju. Juga dalam hal ini waktu lama untuk mengembangkan biro-biro statistik dengan
staf yang terlatih. Brandes melancarkan kritik yang pedas terhadap Kolonial. Menurut Brandes, angka
yang digunakan tidak didasarkan pada penelitian ilmiah, tetapi hanya berdasarkan per- kiraan 'pribumi'.
Lagi pula, angka yang disusun merupakan data yang mendukung kepentingan dan pandangan
penyusunannya. Brandes juga mengkhawatirkan jarak yang terlalu jauh yang harus dilewati pamong
desa dalam usahanya- mengumpulkan angka-angka tetapi. Dan disetujui oleh para pengawas, residen,
petugas, Algemeene Secretarie atau akhirnya oleh Departemen urusan Jajahan jika angka tersebut
akhirnya menunjukkan perbedaan yang tidak dapat diakses dengan angka tahun lalu terjadi kesalahan.
Dan kesalahan ini segera diperbaiki Keluhan kedua yang dimuat dalam laporan Komisi Kemakmuran.

Kira-kira pada abad XIX misalnya, dari data statistik terlihat pada tingkat kemak-muran rakyat bergerak ke
Arah yang semakin buruk. Sungguh- pun demikian, data statistik tidak menjelaskan sama sekali pengaya
Tanam Paksa (Cultuurstelsel) yang semakin memburukkan keadaan. Menurut pendapat Komisi, peran
statistiktik dalam masyarakat yang masih berada di dalam perbedaan antara seperti Jawa, masih
terbatas. Berulang kali menyangkut statistik yang ditunjuk- kan yang diberi tahu salah dan menjurus ke
arah tertentu. Selama abad XIX perhitungan luas tanah terlalu rendah, rata-rata 25-30 persen menurut
Van Niel. Sebabnya jelas, pembebanan pajak tanah berdasarkan rasio luas dan daya produksi tanah itu
sendiri. Dengan demi-kian para pejabat harus meminta untuk dibiayai, mungkin pembeba nan pajak
tanah. Masih ada lagi yang mengkaji salah, lebih luas yang dicatat oleh para penulis zaman sekarang:
perhatian besar yang sering tidak seimbang terhadap perdagangan ekspor ke Barat, usaha tani yang
besar dan bank-bank dagang, yang mengutamakan sektor perdagangan. Banyak data yang berkaitan
dengan hal yang terakhir ini hanya dikumpulkan jika ada pihak Barat. Dengan demikian Keterangan
tentang produksi dan luas daerah, berguna untuk menentukan persetujuan pajak. Statistik upas sesuai
dengan ekonomi harus menunjukkan keuntungan yang sangat meningkat, sedang pada kesempatan lain
harus mengangkatkan investasi yang baik atas peng- hasilan rakyat berupa uang. Para kritisi akhirnya
sering menyalah- kan keterbatasan variabel konjungtur ekonomi dari ekonomi 'petani' seperti
persetujuan di Hindia-Belanda.

gangan untuk perhitungan dan pengukuran Dalam transisi ekonomi ini, tantangan pendek menentukan
prioritas untuk kesejahteraan rakyat. Dalam masa peralihan ekonomi rakyat Hindia-Belanda hanya
sebagian 'dibuka bagi pasaran dunia; ekonomi tukar- menukar belum sepenuhnya lenyap dan antar-
daerah masih bisa membedakan antara ekonomi pasar dan cara pertukaran-menukar. Demikianlah
sebagian besar kritik yang pasti dapat dibenarkan. Dari statistik di abad ke XIX, tidak memiliki ketelitian
dan sikap yang tidak sesuai. Demikian juga data statistik tersebut tidak dapat digunakan lagi. Misalnya
saja pencatatan yang rendah tentang areal yang ditanami padi, pertimbangkan penaksiran yang lebih
rendah dari jumlah panen (padi), dan semua ini diperlukan untuk mendapatkan keuntungan pajak. Pada
abad XX, di Jawa telah dilakukan berbagai pengukuran baru sebagai persiapan untuk mengubah
peraturan pajak tanah. Hampir antara tahun 1907 dan 1920, hampir semua tanah di- ukur kembali, oleh
ahli ukur tanah. Sesudah tahun 1920, statistik-tik luas daerah telah dibuka yang sebenarnya. Dengan
statistik- tik yang baru ini, angka-angka lamanya pada prinsipnya dapat di-perbaiki karena memerlukan
banyak penghitungan ulang.

Di zaman kolonial jarang sekali tersedia kumpulan statistiktik yang mencermin kan kemajuan masyarakat
Indonesia di bidang sosial Hanya ada sedikit statistik yang memberi tahu informasi mengenai kehidupan
dan tingkat kesejahteraan rakyat pribumi sehingga pulu lebih tidak ada data statistik yang menggambar
antara perubahan jumlah dan komposisi populasi dengan perubahan pertumbuhan. Perkembangan
ekonomi dan kehidupan sosial dewasa ini tidak dapat dilepaskan begitu saja dari perkembangan sejarah
ekonomi di masa lali. Sejarah keuangan di jaman Hindia-Belanda perlu mendapat perhatian dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini.

Anda mungkin juga menyukai