Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 2

KONSEP BIAYA DAN LINGKUP EKONOMI

A. PENDAHULUAN
Pokok bahasan pada materi “Konsep Biaya dan Lingkup Ekonomi” meliputi terminology
biaya, hubungan antara harga dan permintaan, hubungan titik impas (Break Even Point),
optimalisasi rancangan yang dikendalikan biaya.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu menjelaskan beberapa terminology dan
konsep dasar biaya, menggambarkan bagaimana konsep-konsep dan terminology tersebut
seharusnya digunakan dalam analisis ekonomi teknik dan pengambilan keputusan.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu menjelaskan,membedakan dan menghitung biaya tetap, biaya variabel,
biaya berulang, biaya tidak berulang, biaya langsung, biaya tak langsung, biaya standar.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara harga vs permintaan dan dapat
menghitung titik impas.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan optimalisasi rancangan yang dikendalikan biaya Kegiatan
perkuliahan dilaksanakan dengan skenario sebagai berikut:

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Penjelasan tentang peta konsep (tunjukkan di peta konsep dimana posisi materi yang akan
di bahas), pokok bahasan , dan kompetensi yang akan dicapai (TIU dan TIK).
2. Ringkasan materi disampaikan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Evaluasi pencapaian.

E. URAIAN MATERI
2.1 Pendahuluaan
Kata biaya (cost) mempunyai arti yang bervariasi dalam pemakaiannya. Konsep biaya (cost
concept) dan prinsip-prinsip ekonomi lainnya yang digunakan dalam studi ekonomi teknik
tergantung pada situasi dan keputusan yang dibuat. Isi materi yang dibahas pada bagian ini
mengintegrasikan konsep-konsep biaya dengan prinsip-prinsip ekonomi teknik, penting
dalam penerapan pada bagian bagian berikutnya dari studi ekonomi teknik.

2.2 Terminologi Biaya.


2.2.1. Biaya tetap dan Biaya variabel
Biaya-biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan per satuan waktu (bulan, tahun,dll),
yang tidak terpengaruh pada tingkat aktivitas. Misalnya: asuransi, gaji manajemen umum dan
administratif, biaya lisensi, biaya bunga terhadap modal yang dipinjam, dll. Tentu saja setiap
jenis biaya dapat berubah, tetapi biaya-biaya tetap cenderung bertahan konstan terhadap
batas-batas tertentu dari kondisi operasional. Jika terjadi perubahan besar pada penggunaan
sumber daya, atau jika terjadi perluasan atau penutupan pabrik, maka biaya tetap akan
terpengaruh.
Biaya-biaya variabel adalah biaya yang dihubungkan terhadap pengoperasian yang secara
total berubah-ubah sesuai dengan banyaknya keluaran (output) atau ukuranukuran tingkat
kegiatan yang lain. Sebagai contoh, biaya material dan biaya buruh yang digunakan dalam
suatu produk atau jasa, karena biaya biaya ini secara total berubahubah sesuai dengan
banyaknya unit-unit output – walaupun biaya per unit tetap sama.

Contoh 2-1
Sehubungan dengan pelapisan jalan baru, suatu kontraktor mempunyai pilihan atas dua lokasi
untuk mendirikan peralatan pencampur aspal. Kontraktor memperkirakan bahwa akan
diperlukan biaya $1,15 per yard kubik per mil (yd3-mil) untuk mengangkut material pelapis
aspal dari pabrik pencampur ke lokasi kerja. Faktor-faktor yang berhubungan terhadap kedua
lokasi alternatif adalah sebagai berikut (biaya produksi untuk masing-masing lokasi sama):

Faktor
Biaya Lokasi-A Lokasi-B
Pekerjaan ini memerlukan 50.000 yd3 material pelapis campuran aspal. Diperkirakan bahwa
pekerjaan memerlukan waktu selama empat bulan (17 minggu dari 5 hari kerja per minggu).
Bandingkan kedua lokasi dalam hal biaya-biaya tetap, variabel, dan totalnya. Lokasi manakah
yang terbaik?. Untuk lokasi yang terpilih, berapa yard kubik material pelapis harus dikirim
oleh kontraktor sebelum mulai menghasilkan laba, jika untuk tiap yard kubik pengangkutan
ke lokasi kerja dibayar $8,05?
Penyelesaian:
Biaya tetap dan biaya variabel untuk pekerjaan ini dinyatakan pada tabel dibawah ini.

Biaya
Tetap Variabel Lokasi-A Lokasi-B
Jadi lokasi B, dengan biaya tetap lebih besar, mempunyai biaya total lebih kecil untuk
pekerjaan ini. Kontraktor akan mulai mendaptkan laba pada titik tempat pendapatan total
sama dengan biaya total sebagi fungsi dari yd3 campuran pelapis aspal yang dikirimkan.
• Berdasarkan pada lokasi B, kita mendapatkan bahwa biaya variabel per yard3 material yang
dikirimkan = 4,3($1,15) = $4,95.
• Biaya total = Pendapatan total.
• Biaya tetap + variabel = Pendapatan total.
• $53,160 + $4,95*X = $8,05* X
• X = 17.149 yard3 yang dikirimkan.
Sehingga dengan menggunakan lokasi B, kontraktor ini akan mulai mendapatkan laba dalam
pekerjaan tersebut setelah mengirimkan 17.149 yd3 material.

2.2.2 Biaya berulang dan Biaya tidak berulang


Biaya berulang (recurring cost) adalah biaya-biaya yang bersifat repetitif dan terjadi ketika
organisasi menghasilkan barang atau jasa yang sama dengan dasar yang kontinu. Biaya
variabel adalah juga biaya berulang,karena biaya tersebut berulangterhadap tiap satuan
output. Akan tetapi biaya berulang tidak hanya terbatas pada biaya variable saja. Biaya tetap
yang dibayarkan dengan dasar berulang adalah biaya berulang. Sebagai contoh ,pada sebuah
organisasi yang menyediakan jasa arsitektur dan teknik ,sewa ruang kantor sebagai biaya
tetap adalah juga biaya berulang. Biaya tidak berulang adalah biaya biaya yang tidak bersifat
ulangan ,walaupun pengeluaran total dapat kumulatif terhadap periode waktu yang relatif
pendek. Secara tipikal ,biaya biaya tidak berulang meliputi pengembangan kemampuan atau
kapasitas kerja. Sebagai contoh ,biaya pembelian real estate dimana sebuah pabrik akan
dibangun merupakan biaya tidak berulang , yaitu sebagai biaya membangun pabrik itu
sendiri.

2.2.3 Biaya langsung, tidak langsung, dan Overhead


Biaya biaya langsung (direct cost) adalah bermacam-macam biaya yang dapat diukur dan
dialokasikan terhadap output atau aktivitas kerja tertentu. Biaya tenaga kerja dan bahan yang
dihubungkan secara langsung dengan produk ,jasa ,atau aktivitas konstruksi adalah biaya
langsung. Biaya biaya tidak langsung (indirect cost) adalah bermacam macam biaya yang
sulit
untuk dimasukkan atau dialokasikan terhadap output atau aktivitas kerja tertentu, contoh
,biaya peralatan umum, alat tulis kantor, dan perawatan peralatan dalam pabrik diperlakukan
sebagai biaya tidak langsung. Overhead terdiri dari biaya pengoperasian yang bukan
merupakan biaya tenaga kerja langsung ataupun material langsung. Contoh, biaya listrik,
perbaikan umum, pajak
kepemilikan, supervisi.

2.2.4 Biaya Standar


Biaya standar adalah biaya biaya representatif per satuan output yang ditetapkan sebelum
produksi atau penyampaian jasa sebenarnya. Biaya tersebut dikembangkan dari waktu tenaga
kerja langsung, bahan dan fungsi pendukung (dengan ongkos yang ditetapkan tiap satuan)
yang direncanakan untuk proses produksi dan penawaran harga. Sebagai contoh ,biaya
standar untuk memproduksi satu satuan dari bagian mobil ,misalnya starter sebagai berikut :

Biaya standar mempunyai peranan penting dalam pengaturan biaya sebagai berikut:
1. Perkiraan biaya manufaktur atau penyampaian jasa di masa depan.
2. Pengukuran kinerja operasional dengan membandingkan biaya aktual per unit terhadap
biaya standar per unit.
3. Persiapan penawaran produk atau jasa yang diminta pelanggan.
4. Penetapan nilai persediaan barang dalam proses (work in process) dan persediaan barang
jadi.

2.2.5 Biaya Hangus (Sunk Cost)


Biaya hangus adalah biaya yang terjadi di masa lalu dan tidak relevan untuk dipertimbangkan
dalam memperkirakan biaya dan pendapatan di masa depan. Biaya hangus lazim di setiap
alternatif, dan bukan bagian dari arus kas di masa depan sehingga dapat diabaikan dalam
analisis ekonomi teknik. Konsep biaya hangus dilukiskan dengan contoh sederhana berikut.
Misalkan si Robert mendapatkan speda motor yang disukainya kemudian ia membayar $40
sebagai uang
muka, yang akan diperhitungkan terhadap harga pembelian sebesar $1300, tetapi uang muka
ersebut akan hilang jika ia membatalkan rencana pembeliannya. Setelah satu minggu Robert
mendapatkan speda otor yang sama di tempat lain dengan harga pembeliaan $1230. Untuk
memutuskan kendaraan mana yang akan dibeli, maka $40 uang muka adalah biaya hangus,
akibatnya tidak masuk dalam pertimbangan keputusan. Keputusan yang harus diambil
kemudian adalah antara pembayran $1260 untuk speda motor pertama dibandingkan dengan
$1230 untuk speda motor kedua.

2.2.6 Biaya kesempatan (opportunity cost)


Biaya kesempatan terjadi akibat penggunaan sumber-sumber daya yang terbatas, seperti
hilangnya kesempatan untuk mempergunakan sumber-sumber daya itu dalam mendapatkan
keuntungan keuangan dengan cara lain. Jadi biaya ini adlah biaya kesempatan terbaik yang
ditolak (artinya hilang) dan seringkali tersembunyi atau tersirat. Misalkan seoarng mahasiswa
mampu menghasilkan $20000 dengan bekerja selama satu tahun akan tetapi ia memilih
melanjutkan sekolah selama satu tahun tersebut dan mengeluarkan biaya $5000 untuk
membiayai sekolah tersebut. Jadi biaya kesempatan melanjutkan sekolah pada tahun tersebut
adalah $25000. ($5000 berupa ung yang dibayarkan dan $20000 berupa peluang pendapatan
yang tidak diambil).

2.2.7 Biaya siklus hidup (life cycle cost)


Dalam praktek teknik istilah biaya siklus hidup ini sering ditemukan. Istilah ini merujuk pada
penjumlahan semua biaya-biaya, baik yang berulang maupun yang tidak berulang,
sehubungan dengan produk, struktur, sistem, atau jasa selama jangka waktu hidupnya. Siklus
hidup dapat dibagi menjadi dua periode waktu yang umum: fase akuisisi dan fase operasi.
Fase akuisisi dimulai dengan suatu analisis kebutuhan atau keinginan ekonomis, perancangan
dan perencanaan terinci untuk produksi atau konstruksi. Pada fase operasi, terjadi produksi,
distribusi, dan terminasi. Jadi salah satu kegunaan konsep siklus hidup adalah untuk
mengeksplisitkan efek-efek
biaya yang saling berhubungan sepanjang rentang hidup suatu produk. Elemen-elemen biaya
dari siklus hidup yang perlu dipertimbangkan akan berbeda-beda tergantung pada keadaan.
Beberapa kategori biaya siklus hidup dasar adalah: biaya reset dan pengembangan, biaya
produksi dan konstruksi, biaya operasi dan perawatan (operation and maintenance cost),
biaya penghentian dan pembuangan (disposal cost).

2.3 Titik Impas Produksi


Titik impas produksi merupakan titik temu antara pendapatan dari penjualan versus biaya
total. Untuk itu dalam analisis titik impas produksi biaya total merupakan biaya tetap dan
biaya variabel. Secara skematis, biaya produksi (biaya tetap dan biaya variabel) dan hasil
penjualan dapat digambarkan sebagai berikut:
Kasus -1 : Bila harga tidak tergantung permintaan.
Contoh 2-2
Suatu perusahaan konsultan teknik mengukur outputnya dalam unit jam jasa standar, yang
merupakan fungsi dari tingkat mutu personil staf profesional. Biaya variabel (cv) sebesar $62
per jam jasa standar. Tarif jasa keluar (harga jual) p = 1,38.(cv) = $85,56 per jam. Output
maksimum perusahaan adalah 160.000 jam per tahun, dan biaya tetapnya (CF) sebesar
$2.024.000 per tahun.
a. Berapakah titik impas dalam jam jasa standar dan dalam prosentase kapasitas total.?
b. Berapakah pengurangan prosentase dalam titik impas (sensitivitas) jika biaya tetap
berkurang 10%; jika biaya variabel per jam berkurang 10%; jika kedua biaya berkurang
10%; dan jika harga jual per unit bertambah 10%?.

Penyelesaian:
a. Pada titik impas pendapatan total = biaya total
pD = CF + cv.D
D = CF/(p-cv) -- D = 2.024.000 / (85,56 – 62) = 85.908 jam per tahun
D = 85.908/160.000 = 0,537, atau 53,7% dari kapasitas.

b. 10% pengurangan terhadap CF :


D = (0,9)(2.024.000) / (85,56 – 62) = 77.318 jam per tahun
D = (85.908-77.318) /85.908 = 0,10, atau pengurangan 10% terhadap D.
10% pengurangan terhadap cv :
D = 2.024.000 / (85,56 –(0,9)( 62)) = jam per tahun
D = (85.908-68.011) /85.908 = 0,208, atau pengurangan 20,8% thd D.
10% pengurangan terhadap CF dan cv :
D = (0,9)(2.024.000) / (85,56 – (0,9)(62)) = 61.210 jam per tahun
D = (85.908-61.210) /85.908 = 0,287, atau pengurangan 28,7% thd D.
10% peningkatan terhadap p :
D = (0,9)(2.024.000) / {1,1(85,56) – 62} = 63.021 jam per tahun
D = (85.908-= 63.021) /85.908 = 0,266, atau pengurangan 26,6% thd D.

Jadi titik impas lebih sensitif terhadap pengurangan biaya variabel per jam dibandingkan
terhadap pengurangan biayatetap dengan prosentasi yang sama. Lebih lanjut perhatikan
bahwa titik impas dalam contoh sangat sensitif terhadap harga jual per unit, p.
Kasus -2 : Bila harga tergantung permintaan.

Contoh 2-3
Suatu perusahaan menghasilkan produk saklar elektronik . Biaya tetap (CF) sebesar $73000
per bulan, dan biaya variabel (cV) adalah $83 per unit. Harga jual per unit adalah p = $180-
0,02(D).
a. Tentukan volume optimal untuk produk tersebut?.
b. Tentukan jangkauan volume yang menguntungkan? .

Penyelesaian:
a. D = (a-cv)/2b = (180-83)/2(0,02) = 2.435 unit per bulan
Apakah a-cv > 0?
Apakah pendapatan total – biaya total > 0 untuk D = 1.435 unit per bulan? Maka
permintaan D = 2.435 unit per bulan mengakibatkan keuntungan maksimum $44.612 per
bulan karena turunan keduanya negatif (0,04).

b. Pendapatan total = biaya total (pada titik impas)


p.D = CF + cv.D
(180-0,02D).D = 73000 + 83.D
-0,02 D2 + 97D – 73000 = 0
D1 = [-97 + {(97)2 – 4.(-0,02)(-73000)}0,5] / 2(0,02) =( -97 + 59,74)/-0,04 = 932 unit per
bulan.
D2 = [-97 - {(97)2 – 4.(-0,02)(-73000)}0,5] / 2(0,02) =( -97 - 59,74)/-0,04 = 3.918 unit per
bulan.
Jadi jangkauan permintaan yang mampu menghasilkan laba adalah 932 sampai 3.918 unit per
bulan.
2.4 Optimasi Rancangan Yang Digerakkan Biaya
Para engineer sewaktu merancang produk, proses, dan jasa harus mempertahankan sudut
pandang siklus hidup. (yaitu dari lahir sampai dikubur). Perspeftif yang lengkap seperti ini
memastikanbahwa engineer mempertimbangkan biaya-biaya investasi awal, pengeluaran
pengeluaran operasi dan perawatan, dan pengeluaran tahunan lainnya dalam tahun-tahun
berikutnya, dan konsekuensi lingkungan dan sosial selama waktu hidup rancangan tersebut.
Kenyataan, gerakan yang dinamakan rancangan demi lingkungan atau design for the
environment (DFE), atau “green engineering”, mempunyai cita-cita diantaranya mencegah
pembentukan sampah, meningkatkan pemilihan material, dan penggunaan kembali/daur
ulang sumber-sumber daya. Untuk maslah-masalah mengoptimalkan rancangan yang
digerakkan biaya dua tugas penting sebagai berikut:
1. Tentukan nilai optimal untuk variabel rancangan alternatif tertentu. Sebagai contoh, berapa
kecepatan pesawat terbang yang meminimalkan biaya tahunan totalnya.
2. Pilih alternatif terbaik, masing-masing dengan nilai uniknya sendiri untuk variable
perancangan. Sebagai contoh, berapa tebal isolasi terbaik untuk ruangan pendingin.

Secara umum, model-model biaya yang dikembangkan dalam masalah ini terdiri atas
tiga jenis biaya:
1. Biaya tetap.
2. Biaya yang bervariasi langsung terhadap variabel perancangan.
3. Biaya yang bervariasi secara tidak langsung terhadap variabel perancangan.

Contoh 2-4
Biaya operasi pesawat komersial jet bervariasi sebagai pangkat 3/2 dari kecepatannya;
Co=knv3/2,
• untuk n : jarak tempuh perjalanan dalam mil,
•k :konstanta,
•v : kecepatan dalam mil/jam.
Diketahui bahwa pada 400 mil/jam biaya rata-rata operasi sebesar $300 per mil. Pemilik
pesawat ingin meminimumkan biaya operasi, tetapi biaya itu haruslah seimbang terhadap
biaya waktu penumpang (Cc) yang telah ditentukan pada $300.000 per jam.
a. Pada kecepatan berapa seharusnya perjalanan direncanakan untuk meminimalkan biaya
total, yang merupakan penjumlahan biaya operasi pesawat terbang dan biaya waktu
penumpang?
b. Bagaiman anda yakin bahwa biaya tersebut sudah minimal?.

Penyelesaian:
Persamaan untuk biaya total (CT) adalah:
CT = Co + Cv = knv3/2 + ($300.000 per jam) (n/v)
Sekarang kita selesaikan persamaan diatas untuk mendapatkan k:
Co /n = kv3/2
$300/mil = k (400mil/jam)3/2
k = ($300/mil) /(400mil/jam)3/2
k = ($300/mil) /800(mil3/2/jam3/2)
k = $0.0375*(jam3/2/mil5/2)
Jadi,
CT = {$0.0375*(jam3/2/mil5/2)} (nmil){v. (mil/jam)3/2} +
($300.000 / jam) {n.mil/(v.mil/jam)}
CT = {$0.0375.n.v3/2} + {$300.000. (n/v)}

Selanjutnya, turunan pertama diambil


(d CT / dv ) = 3/2. ($0.0375).n.v3/2 - $300.000. /v2 = 0.
Sehingga ketemu: v = 490,68 mil per jam.

Akhirnya kita periksa turunan kedua untuk memastikan penyelesaian ini suatu biaya
minimum, dan ternyata turunan keduanya lebih besar dari 0. Perusahaan menyimpulkan
bahwa v = 490,68 mil per jam meminimalkan biaya total dari penerbangan pesawat terbang
tersebut.

A. EVALUASI
Latihan-1
Klasifikasikan biaya-biaya dibawah ini sebagai kelompok biaya tetap atau sebagai biaya
variabel:
Bahan baku; Tenaga kerja langsung; depresiasi; persediaan; utilitas; pajak properti; gaji
administratif; pajak penghasilan karyawan; asuransi bangunan dan peralatan; gaji pegawai
tetap; komisi penjualan; sewa; bunga pinjaman.

Latihan-2
Data produksi suatu perusahaan periode tahun lalu sebagai berikut:
• Pembelian bahan baku utama sebesar Rp 4 juta
• Bahan baku penolong Rp 2,9 juta
• Biaya over head Rp 3,5 juta
• Biaya tenaga kerja langsung Rp 7 juta
• Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 2,6 juta
• Jumlah produksi 1100 unit
• Upah tenaga kerja langsung dibayar berdasarkan hasil produksi, sedangkan upah tenaga
kerja tak langsung tidak terpengaruh pada jumlah produksi
• Biaya bahan baku penolong, biaya over-head tidak berpengaruh banyak terhadap jumlah
produksi

Diminta:
Berdasarkan data periode tahun lalu tersebut, susunlah tabel aliran kas biaya untuk 5
periode ke depan jika rencana produksi per tahun berturut-turut 1200, 1500, 2000, 2500,
dan 3000 unit.

Latihan-3
Dua mesin yang dimiliki saat ini diperuntukkan untuk memproduksi salah satu jenis onderdil.
Investasi modal untuk kedua mesin ini sama besarnya. Perbedaan yang penting antara mesin
adalah kapasitas produksinya (tingkat kerja produksi X jam produksi yang tersedia) dan
tingkat kegagalan (persentase hasil yang tidak bisa dijual).

Biaya material adalah $6 per unit yang diproduksi dan setiap unit produksi yang tidak
memiliki cacat dapat dijual $12 masing-masing. Untuk setiap mesin, biaya operator adalah
$15 per jam dan biaya overhead variabel untuk hal-hal yang masih dikategorikan sebagai
biaya adalah $5 per jam.
a. Misalnya permintaan harian untuk barang ini cukup besar sehingga semua barang bebas
cacat dapat terjual. Mesin manakah yang harus dipilih?
b. Berapakah persentase yang memungkinkan agar barang cacat di mesin B harus
semenguntungkan seperti pada mesin A?

Latihan-4
Jim seorang pemilik Motel, memperhatikan upaya promosi “Motel 36” yang terletak
berdekatan dengan Motel miliknya, dimana dengan tarif harga per kamar $36/malam, seluruh
kamar sebanyak 80 terisi setiap hari. Sedangkan motel miliknya dengan tidak melakukan
promosi harga bagi tarif kamarnya rata-rata terisi 68% dari 50 kamar yang tersedia dengan
tarif $54. Banyak juga motel lainnya didekatnya selain “motel 36”, dan tidak ada satupun
yang mempromosikan tarif sewa kamarnya (tarif sewa bervariasi antara $48 s/p $80 per
malam). Jim mengestimasikan actual incremental cost per malam untuk masing-masing
kamar rata-rata $12, dimana biaya ini diperuntukkan bagi pembersihan, cuci,pemeliharaan
peralatan, dsb. Jim yakin pada 8 alternatif pilihan antara mempromosikan dengan tidak
mempromosikan tarif kamar motelnya sbb:
Dengan promosi
tarif $36 akan terisi 100%
tarif $42 akan terisi 94%
tarif $48 akan terisi 80%
tarif $54 akan terisi 66%
Tanpa promosi
tarif $48 akan terisi 70%
tarif $54 akan terisi 68%
tarif $62 akan terisi 66%
tarif $68 akan terisi 56%
Mana yang harus dipilih Jim jika diharapkan keuntungan yang maksimal?.

Latihan-5
Sebuah perusahaan merencanakan membuat suatu produk baru; Departemen penjualan
mengestimasikan bahwa jumlah produk yang akan terjual sangat tergantung dari harga jual
per unit. Bila harga jual per unit naik maka jumlah yang terjual akan menurun. Secara
numerik diformulasikan sbb: P = 35000 - 20 Q. dimana P = harga jual per unit. Q = jumlah
produk terjual per tahun. Dilain pihak, manajemen mengestimasikan bahwa rata-rata biaya
pembuatan dari produk tersebut akan menurun sesuai dengan kenaikan jumlah unit terjual.
Mereka mengestimasikan : C = 4000 Q + 8 juta. dimana C = biaya produksi dari penjualan Q
per tahun. Manajemen Perusahaan mengharapkan hasil produksi dan penjualan produk
mencapai keuntungan yang maksimal. Berapa jumlah produk yang direncanakan untuk dijual
per tahun agar harapan tersebut tercapai?

B. REFERENSI
• Sullivan, Wicks, Luxhoj, “Engineering Economy”, 12th Edition, Pearson Education, Inc.,
2003, New Jersey, USA - Chapter 2
• Thuesen, G.J. & Fabrycky, W.J., ” Engineering Economy”, 9th Edition, Prentice Hall, Inc.,
2001, New Jersey, USA - Chapter 2
• DeGarmo, Sullivan, Bontadelli, Wicks, ” Ekonomi Teknik”, Edisi kesepuluh Bahasa
Indonesia, PT Prenhallindo, 1999, Jakarta Bab 2
• Grant, Ireson, Levenworth, ” Dasar-Dasar Ekonomi Teknik”, PT Rineka Cipta, 2001,
Jakarta
• Newnan, Donald G., “Engineering Economic Analysis”, Engineering Press,Inc., 1992,
California, USA Grant, Ireson, Leavenworth, “Principles of Engineering Economy”, John
Wiley&Sons, 1990, Singapore Chapter 4

Anda mungkin juga menyukai