00 1/9
00 2/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
creatinin, HBsAg, HCV, HIV, CT, BT
j. Pastikan bahwa pasien benar –benar siap untuk
dilakukan HD
2) Persiapan Mesin
a. Listrik
b. Air yang sudah di ubah dgn cara :
Filtrasi
Softening
deionisasi
c. Sistem sirkulasi dialisis
Sistem Proporsioning
Acetate / Bicarbonate
d. Sirkulasi Darah
Dializer/hollow fiber
Priming
3) Persiapan alat
a. Dialyzer
b. Transfusiset
c. Normalsaline0.9%
d. AVbloodline
e. AVfistula
f. Spuit
g. Heparin
h. Lidocain
i. Kassasteril
j. Duk
k. Sarungtangan
l. Mangkokkecil
m. Desinfektan(alkohol/betadin)
n. Klem
o. Matkan
p. Timbangan
q. Tensimeter
r. Termometer
00 3/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
s. Plastik
t. Perlak kecil
4) Langkah-Langkah
a. Setting dan priming
Mesin dihidupkan
Lakukan setting dengan cara : keluarkan dialyzer dan
AV blood line dari bungkusnya,juga selang
infus/tranfusi set dan NaCl (perhatikan sterilisasinya)
Sambungkan normal saline dengan set infus,set infus
dengan selang arteri, selang darah arteri dengan
dialyzer, dialyzer dengan selang darah venous
Masukan selang segmen ke dalam pompa dara,
putarlah pump dengan menekan tombol tanda V atau
Λ (pompa akan berputar otomatis sesuai arah jarum
jam )
Bukalah klem pada set infus, alirkan normal saline ke
selang darah arteri, tampungn cairan ke dalam gelas
ukur
Setelah selang arteri terisi normal salin, selang arteri
di klem
b. Lakukan priming dengan posisi dialyzer biru
(outlet) di atas merah (inlet) di bawah
Tekan tombol start pada pompa darah, tekan tombol V
atau Λ untuk menentukan angka yang diinginkan
(dalam posisi priming sebaiknya kecepatan aliran
darah 100 rpm)
Setelah selang darah terisi semua dengan normal
saline,habiskan cairan normal sebanyak 500 cc
Lanjutkan priming dengan normal saline sebanyak
1000 cc putarlah ob dan rpm
Sambungkan ujung selang darah arteri dan ujung
selang darah venous
Semua klem di buka kecuali klem heparin
Setelah priming mesin akan ke posisi dialysis,start
layar menunjukan “preparation” artinya : consentrat
DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI
RSU AVISENA SOP PELAYANAN PASIEN DIALISIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 4/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
dan RO telah tercampur dengan melihat petunjuk
conductivity telah mencapai (normali : 13,8 – 14,2).
Pada keadaan “preparation”, selang concentrate boleh
disambung ke dialyzer
Lakukan sirkulasi dalam. Caranya: sambung
ujung blood line arteri vena
Ganti cairan normal saline dengan yang baru
500 cc
Tekan tombol UFG 500 dan time life 10 menit
Putarlah kecepatan aliran darah (pump) 350
rpm
Hidupkan tombol UF ke posisi “on” mesin
akan otomatis melakukan ultrafiltrasi (cairan
normal saline akan berkurang sebanyak 500 cc
dalam waktu 10 menit
Setelah UV mencapai 500 cc, akan muncul
pada layar “UFG reached” artinya UFG sudah
tercapai
Pemberian heparin pada selang arteri, berikan
heparin sebanyak 1500 unit sampai 2000 unit
pada selang arteri,lakukan sirkulasi selama 5
menit agar heparin mengisi ke seluruh selang
darah dan dialyzer, berikan kecepatan 100 rpm
c. Dialyzer siap pakai ke pasien
Sambil menunggu pasien, matikan flow dialisat agar
concentrate tidak boros Catatan: jika dialyzer reuse, priming
500 cc dengan Qb 100 rpm sirkulasi untuk membuang
formalin (UFG: 500, time life 20 menit dengan Qb 350 rpm).
Bilaslah selang darah dan dialyzer dengan normal saline
sebanyak 2000 cc
B. PUNKSI AKSES VASKULER
1. Tentukan tempat punksi atau periksa tempat shunt
2. Alasi dengan perlak kecil dan atur posisi
3. Bawa alat-alat dekat dengan tempat tidur pasien (alat-alat
steril dimasukkan ke dalam bak steril)
4. Cuci tangan, bak steril dibuka, memakai handscoen
DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI
RSU AVISENA SOP PELAYANAN PASIEN DIALISIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 5/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
5. Beritahu pasien bila akan dilakukan punksi
6. Pasang duk steril, sebelumnya desinfeksi daerah yang
akan dipunksi dengan betadine dan alcohol
7. Ambil fistula dan puncti outlet terlebih dahulu. Bila
perlu lakukan anestesi lokal, kemudian desinfeksi
8. Punksi inlet dengan cara yang sama, kemudian
difiksasi
C. MEMULAI HEMODIALISA
Sebelum dilakukan punksi dan memulai hemodialisa, ukur tanda-
tanda vital dan berat badan pre hemodialisa
1. Setelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa
dimatikan, ujung AV blood line diklem
2. Lakukan reset data untuk menghapus program yang telah
dibuat, mesin otomatis menunjukkan angka nol (0) pada
UV, UFR, UFG dan time left
3. Tentukan program pasien dengan menghitung BB datang
– BB standar + jumlah makan saat hemodialisa
4. Tekan tombol UFG = target cairan yang akan ditarik
5. Tekan tombol time left = waktu yang akan diprogram
6. Atur concentrate sesuai kebutuhan pasien (jangan
merubah Base Na + karena teknisi sudah mengatur sesuai
dengan angka yang berada di gallon. Na = 140 mmol)
7. Tekan tombol temperatur (suhu mesin = 360C – 370C)
8. Buatlah profil yang sesuai dengan keadaan pasien
9. Berikan kecepatan aliran darah 100 rpm
10. Menyambung selang fistula inlet dengan selang darah
arteri
a. Matikan (klem) selang infus
b. Sambungkan selang arteri dengan fistula arteri (inlet)
c. Masing-masing kedua ujung selang darah arteri dan
fistula di-swab dengan kassa betadine sebagai
desinfektan
00 6/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
d. Ujung selang darah venous masukkan dalam gelas
ukur
e. Hidupkan pompa darah dan tekan tombol V atau Λ
100 rpm
Perhatikan aliran cimino apakah lancar, fixasi dengan
micropore. Jika aliran tidak lancar, rubahlah posisi
jarum fistula
f. Hidupkan pompa darah dan tekan tombol V atau Λ
100 rpm
g. Perhatikan aliran cimino apakah lancar, fixasi dengan
micropore. Jika aliran tidak lancar, rubahlah posisi
jarum fistula
h. Perhatikan darah, buble trap tidak boleh penuh
(kosong), sebaiknya terisi ¾ bagian
i. Cairan normal saline yang tersisa ditampung dalam
gelas ukur namanya cairan sisa priming
j. Setelah darah mengisi semua selang darah dan
dialyzer, matikan pompa darah
11. Menyambung selang darah venous dengan fistula outlet
a. Sambung selang darah venous ke ujung AV fistula
outlet (kedua ujungnya diberi kassa betadine sebagai
desinfektan). Masing-masing sambungan
dikencangkan)
b. Klem pada selang arteri dan venous dibuka,
sedangkan klem infus ditutup
c. Pastikan pada selang venous tidak ada udara, lalu
hidupkan pompa darah dari 100 rpm sampai dengan
yang diinginkan
d. Tekan tombol UF pada layar monitor terbaca
“dialysis”
e. Selama proses hemodialisa ada 7 lampu hijau yang
menyala (lampu monitor, on, dialysis start, pompa,
heparin, UF dan Flow)
DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI
RSU AVISENA SOP PELAYANAN PASIEN DIALISIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 7/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
D. PENATALAKSANAAN SELAMA HEMODIALISA
A. Memprogram dan memonitor mesin hemodialisa
1. Lamanya HD
2. QB (kecepatan aliran darah) 150 – 250 cc/menit
3. QD (kecepatan aliran dialisa) 500 cc/menit
4. Temperatur dialisat 370C
5. UFR dan TMP otomatis
6. Heparinisasi :
Dosis awal: 25 – 50 unit/kgBB
a. Diberikan pada waktu punksi
b. Sirkulasi extra corporeal 1500 unit
c. Dosis maintenance 500 – 2000 unit/jam diberikan
pada waktu HD berlangsung
Dosis maintenance 500 – 2000 u/jam Diberikan pada
waktu HD berlangsung, Cara pemberian dosis
maintenance:
a. Kontinyu: diberikan secara terus menerus
dengan bantuan pompa dari awal HD sampai
dengan 1 jam sebelum HD berakhir
b. Intermitten: diberikan 1 jam setelah HD
berlangsung dan pemberian selanjutnya
dimasukkan tiap selang waktu 1 jam, untuk 1
jam terakhir tidak berakhir
c. Minimal heparin: heparin dosis awal kurang
lebih 200 unit, selanjutnya diberikan kalau perlu
7. Pemeriksaan (laboratorium, ECG, dll)
8. Pemberian obat-obatan, transfusi, dll
9. Monitor tekanan :
a. Fistula pressure
b. Arterial pressure
c. Venous pressure
d. Dialisat pressure
e. Detektor (udara blood leak detektor)
00 8/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
10. Observasi pasien
a. Tanda-tanda vital O(T, N, S, R, kesadaran)
b. Fisik
c. Perdarahan
d. Sarana hubungan sirkulasi
e. Posisi dan aktivitas
f. Keluhan dan komplikasi hemosialisa
E. MERNGAKHIRI HEMODIALISA
1. Persiapan alat :
Piala ginjal
Kassa steril
Betadine solution
Sarung tangan tidak steril
Perban gulung
Band aid (pelekat)
Gunting
Nebacetin powder antibiotic
Thermometer
Micropore
2. Pelaksanaan
Perawat mencuci tangan
Perawat memakai sarung tangan
Mesin menggunakan UFG reached = UFG sudah
tercapai (angka UV = angka UF)
Jika proses hemodialisa sudah selesai, posisi
mesin akan terbaca “Reinfusion”
Sebelum 5 menit selesai, pasien diobservasi
tanda-tanda vital
Kecilkan kecepatan aliran darah (pompa darah)
sampai 100 rpm lalu matikan
Klem pada fistula arteri dan selang darah arteri
Cabutlah fistula outlet (venous), tekan bekas
tusukan dengan kassa betadine, tutuplah bekas
tusukan dengan kassa betadine
DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI
RSU AVISENA SOP PELAYANAN PASIEN DIALISIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 9/9
Jl. Melong No.170 Cimahi
Bilaslah fistula, selang darah dan dializer dengan
normal saline secukupnya sampai bersih dan
gunakan kecepatan aliran darah 100 rpm
Cabutlah fistula outlet (venous), tekan bekas
tusukan dengan kassa betadine
Jika tidak ada darah bekas tusukan, maka berilah
nebacetin powder dan tutuplah bekas tusukan
dengan Band Aid (K/p dibalut dengan perban
gulung)
Berilah fixasi dengan micropore pada perban
gulung
Observasi tanda-tanda vital pasien
Kembalikan alat-alat ke tempat semula
Perawat melepas sarung tangan
Perawat mencuci tangan