Anda di halaman 1dari 102

Disusun oleh:

Tim Dosen Mata Kuliah

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019-2020


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1/ JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
DAFTAR ISI

HANDOUT KULIAH KINETIKA DAN KATALISIS (121 023 3)


BAGIAN-2

 Pendahuluan dan Review Termodinamika

 Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia

 Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia

 Teori Kinetika Reaksi Kimia

 Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch

 Analisis dan Interpretasi Data Kinetika Sistem Reaktor Batch

Contoh Soal dan Penyelesaian (Problem 3-11, Missen, 1999)

Contoh Soal dan Penyelesaian (Problem 4-7, Smith, 1981)

 Pengantar Sistem Reaksi Heterogen


Tim Dosen Mata Kuliah
 Dasar-dasar Katalis dan Katalisis
KINETIKA DAN KATALISIS (121 023 3)
 Kinetika Reaksi Berkatalis Padat
Semester Gasal Tahun Akademik 2019-2020:
1. Siti Diyar Kholisoh (Koordinator)
2. Endang Sulistyawati
3. Aditya Kurniawan
4. Indriana Lestari
5. Heni Anggorowati
8/29/2019

SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Weekly Class Schedule
KINETIKA DAN KATALISIS Kelas Dosen
Jumlah
Mahasiswa
Jadwal Mingguan

121 023 3 (Orang) Hari Jam (WIB) Ruang Kelas


Bu Diyar
A (+ Indriana) 26 Senin 09:20 – 11:50 TK II-3 A
Dosen Pengampu:
Siti Diyar Kholisoh, Endang Sulistyawati B
Bu Endang
40 Jum’at 09:20 – 11:50 TK II-2
(+ Aditya Kurniawan, Indriana Lestari, (+ Aditya)
dan Heni Anggorowati) Bu Diyar
C (+ Heni) 40 Jum’at 09:20 – 11:50 TK III-1

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1 – JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
Agustus 2019

KALENDER AKADEMIK (1)


(2) (9)
(10)
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019-2020 (11)
(12)
(3) (13)
(4)
(5)
(6)
(14)
(UAS)

(7)
Jadwal Ujian Kinetika dan Katalisis:
(UTS)
UTS: Selasa, 8 Oktober 2019/ Pukul 07:30 – 09:30 WIB
UAS: Selasa, 10 Desember 2019/ Pukul 07:30 – 09:30 WIB (8)

Pendahuluan & Review Termodinamika 1


8/29/2019

Setiap Mengikuti Kuliah:


 Duduk dimulai dari barisan paling depan KONTRAK
 Tidak terlambat lebih dari 15 menit PERKULIAHAN
 Pakaian rapi dan sopan (1)
 [Tidak ada bau atau bekas asap rokok di dalam kelas]
 Dimulai dan diakhiri dengan berdoa
 Tenang, fokus, serius, komunikasi dua-arah
 Membawa catatan kuliah dan alat tulis
 Mempersiapkan diri dengan baik (membawa dan mempelajari materi/
handout)
 Sangat disarankan: MEMBAWA PUSTAKA (UTAMA); boleh membawa
laptop untuk membaca e-book pustaka
 Membawa kalkulator
 HP dimatikan, atau: di-silent
 Tidak meninggalkan ruang kelas tanpa izin
 Peraturan tentang mem-foto/ merekam (dengan peralatan elektronik)
 Peraturan tentang ketidakhadiran kuliah
 Tidak ada ‘TA’ [titip absen]
 Peraturan tentang ketidakhadiran dalam ujian
 Ketua Kelas (akan ditunjuk atau dipilih)

KONTRAK PERKULIAHAN (2)


Peraturan Rektor UPNVY No. 07 Tahun 2018 tentang Pokok-pokok
Peraturan Akademik UPNVY/ Tanggal: 6 April 2018
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah Kinetika dan Katalisis merupakan mata kuliah wajib di
Komponen Penilaian: [Penilaian: Pasal 31, 32] dalam Kurikulum Pendidikan Program Studi Teknik Kimia Strata 1 FTI
UTS: ± 30% UAS: ± 45% UPN “Veteran” Yogyakarta pada Semester V, tergabung dalam
Keaktifan di Kelas, Tes Tertulis, PR, Presensi, Diskusi Rumpun Keilmuan Teknik Reaksi Kimia dan Biokimia (RK-TRKB) yang
Kelompok, Presentasi, dsb. (20 – 25%) menyinergikan kemampuan mahasiswa dalam aspek kognitif, afektif,
Standar Nilai A: minimal  75 dan psikomotorik. Mata kuliah ini mempelajari tentang kinetika reaksi
Persyaratan Mengikuti UAS: [Pasal 31, Ayat 7] kimia dan katalisis serta aspek-aspek yang terkait dengannya,
(mengikuti peraturan: presensi minimal 75%) termasuk dalam kelompok mata kuliah Teknik Reaksi Kimia (TRK) atau
Ujian Susulan: mengikuti Peraturan Akademik UPNVY chemical reaction engineering (CRE), yang merupakan kajian atau
[Pasal 31, Ayat 11,13] telaah jantungnya industri proses kimia, bersama dengan
Perancangan Reaktor. Kinetika dan Katalisis memberikan bekal yang
Lain-lain (silakan jika ada pertanyaan) signifikan dalam bidang keilmuan Teknik Kimia, khususnya dalam
 UPNVY sebagai kampus bela negara menganalisis sistem proses kimia di dalam industri, dan juga sangat
 Sifat ujian (UTS dan UAS): closed book membantu dalam penyusunan tugas akhir mahasiswa.

Pendahuluan & Review Termodinamika 2


8/29/2019

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CP-MK)


Setelah mengikuti mata kuliah ini (pada akhir
semester), mahasiswa mampu memahami dasar-
dasar kinetika reaksi kimia dan katalisis, serta
menyusun dan menentukan persamaan kecepatan/
laju atau kinetika reaksi-reaksi homogen dan

(Akan sedikit berubah pada


heterogen, katalitik dan non-katalitik, terutama dalam
sistem partaian (batch), berdasarkan data hasil
percobaan, mekanisme reaksi, dan pendekatan
persamaan empirik (teori).

tahun 2020)
Mata Kuliah Prasyarat:
Kimia Fisika  Termodinamika  MK ini

Pustaka atau Referensi


1. Levenspiel, O, 1999, “Chemical Reaction Engineering”, 3rd ed, New
York: John Wiley & Sons,Inc.
2. Fogler, H. S., 2004, “Elements of Chemical Reaction Engineering”, 3rd
edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
[Fogler, H. S., 2016, “Elements of Chemical Reaction
Engineering”, 5th edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.]
3. Missen, R. W., C. A. Mims, and B. A. Saville, 1999, “Introduction to
Chemical Reaction Engineering and Kinetics”, New York: John Wiley
& Sons, Inc.
4. Hill, Charles G., 2014, “Introduction to Chemical Engineering Kinetics
and Reactor Design”, 2nd ed., New York: John Wiley & Sons, Inc.
5. Smith, J. M., 1981, “Chemical Engineering Kinetics”, 3rd ed., New
York: McGraw-Hill, Inc.
6. Walas, S.M., 1959, “Reaction Kinetics for Chemical Engineers”, (668 halaman) (967 halaman) (957 halaman)
Kogakusha: McGraw-Hill, Inc.
7. dll.

Pendahuluan & Review Termodinamika 3


8/29/2019

Materi Kuliah (1 Semester)


[14x Tatap Muka Perkuliahan]
1. Pendahuluan
2. Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia
3. Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia
4. Teori Kinetika Reaksi Kimia
5. Kinetika Reaksi Homogen: Sistem Batch
6. Analisis dan Interpretasi Data Percobaan
Kinetika Reaksi: Sistem Batch
7. Pengantar Sistem Reaksi Heterogen
(672 halaman) (557 halaman) (676 halaman)
8. Dasar-dasar Katalis dan Katalisis
9. Kinetika Reaksi Berkatalis Padat

Outline:
• Teknik Kimia dan Cabang Ilmu Kinetika (Beserta
Kedudukannya)
• Hubungan dengan Mata Kuliah Lain
• Cakupan Studi Kinetika Kimia

PENDAHULUAN • Aspek Reaksi Kimia: (1) Termodinamika, (2) Kinetika


• Hubungan antara Termodinamika dan Kinetika Reaksi
Kimia
• Review Termodinamika Reaksi: (1) Kespontanan
Reaksi, (2), Konversi Maksimum Reaksi (Equilibrium
Conversion), (3) Panas Reaksi
• Penyelesaian Matematika (Review)

Pendahuluan & Review Termodinamika 4


8/29/2019

Teknik Kimia: …? The Onion Model of Process Design


= chemical engineering (= process engineering)

Bahan PROSES2 PROSES PROSES2


Produk
Baku FISIKA KIMIA FISIKA
Daur ulang
(recycle)

Tahap Persiapan Tahap Reaksi Tahap Pemurnian


Bahan Baku Kimia Produk / Hasil Reaksi

REAKTOR  Onion model

Salah satu “chemical engineering tools”: RATE PROCESSES


(selain mass balance, energy balance, equilibrium, dsb) Sumber: Smith, R., 2005, “Chemical Process Design”

Konsep Fundamental Teknik Kimia:


1. Neraca massa
2. Neraca energi
3. Kesetimbangan:
a. fisis: kesetimbangan fasa
b. kimiawi
4. Proses-proses kecepatan:
a. fisis (transport phenomena)
i. transfer momentum
ii. transfer panas
iii. transfer massa
b. kimiawi (kinetika kimia)
4. Ekonomi
5. Humanitas

Pendahuluan & Review Termodinamika 5


8/29/2019

HUBUNGAN ANTARA TERMODINAMIKA


DAN KINETIKA REAKSI KIMIA
Klasifikasi Laju Reaksi Pada dasarnya, secara termodinamika semua reaksi kimia
merupakan reaksi bolak-balik (reversible).

Reaksi reversible
Berdasarkan reversibilitas
Reaksi irreversible
Karenanya:
diperlukan telaah kesetimbangan reaksi kimia
Faktor yang mempengaruhi yield kesetimbangan reaksi:
1. Suhu
Sumber: Wright, 2004, p. 17 2. Excess reactants Silakan
Anda
3. Tekanan total sistem
jabarkan Ingat kembali:
4. Penambahan gas inert
Hill, 2014: sendiri! Asas Lee Chatelier
Chapter 2 5. Keberadaan katalis

Pendahuluan & Review Termodinamika 6


8/29/2019

BEBERAPA PERBANDINGAN ANTARA KINETIKA &


TERMODINAMIKA REAKSI KIMIA

Aspek Kinetika Termodinamika


Telaah kajian Kecepatan/ laju reaksi Kesetimbangan reaksi
Time-dependent (waktu
Pengaruh waktu merupakan variabel Time-independent
yang ditinjau)
Tidak memperhatikan
Alur atau meka- Memperhatikan alur reaksi (hanya me-
nisme reaksi alur reaksi ninjau keadaan awal
dan akhir reaksi)
k (konstanta kecepatan Go, K (konstanta
Beberapa besaran reaksi), X (konversi kesetimbangan
yang terkait reaksi setiap waktu), reaksi), Xe (konversi
energi aktivasi reaksi maksimum reaksi)

Konversi vs Waktu Reaksi REVIEW TERMODINAMIKA REAKSI KIMIA


(pada Sistem Batch) Cakupan yang dipelajari:
1. Menaksir kelayakan termodinamika suatu reaksi kimia
2. Menentukan konversi maksimum reaksi (Xe) pada
kondisi tertentu
3. Menentukan panas yang menyertai reaksi kimia (panas
reaksi)
Berdasarkan nilai Go…!!!
Go (kJ/mol) Tingkat Kelayakan
Go < -40 Sangat layak
-40 < Go < 0 Layak
Bisa layak, tetapi sangat bergantung
0 < Go < 40
kepada kondisi operasi
Go > 40 Pada umumnya tidak layak

Pendahuluan & Review Termodinamika 7


8/29/2019

Pendahuluan & Review Termodinamika 8


8/29/2019

CONTOH SOAL
[Review Termodinamika]
Reaksi fasa gas: C2H6 (g)  C2H4 (g) + H2 (g)
berlangsung pada tekanan 1 atm dan suhu 1000 K. Mula-
mula hanya terdapat C2H6 (murni). Reaktan dan produk reaksi
dianggap berkelakuan sebagai gas ideal.
Hitunglah:
a) konstanta kesetimbangan reaksi (K),
b) konversi maksimum reaksi (Xe) yang dapat
dicapai pada kondisi tersebut,
c) perubahan energi bebas Gibbs reaksi dan cobalah
cek kespontanan reaksi pada kondisi ini, serta
d) komposisi kesetimbangan reaksi.

Pendahuluan & Review Termodinamika 9


8/29/2019

Data Gf,298o, Hf,298o, dan persamaan Cp sebagai fungsi Review Matematika


T disajikan dalam tabel berikut:
Gf,298o Hf,298o Kalkulus Penyelesaian
Komponen Cp (kJ/mol.K) (Matematika)
(kJ/mol) (kJ/mol)
C2H6 (g) -32,886 -84,667 0,0096 + 8,37.10-5 T
C2H4 (g) 68,124 52,3 0,0117 + 12,55.10-5 T Diferensial Integral Analitik Numerik

H2 (g) 0 0 0,0289 + 1,67.10-5 T


+ eksponen-dan-logaritma
+ linierisasi
+ regresi (curve-fitting)

(Sedikit Motivasi Belajar)


Luruskan niat

Fokus Optimalkan
potensi
Beberapa Kunci dan
Strategi Belajar

Step-by-step

Repetisi (diulang-ulang)
Sampai bisa (Pantang
Menyerah) Audio Visual

Mandiri
Kinestetik

Pendahuluan & Review Termodinamika 10


8/29/2019

KINETIKA DAN KATALISIS [1210233] OUTLINE (1)


SEMESTER GASAL 2019-2020 • Penggolongan Reaksi (dan Contoh2)
• Definisi Kecepatan (Laju) Reaksi
DASAR-DASAR KINETIKA • Stoikiometri Laju Reaksi
REAKSI KIMIA • Stoikiometri Reaksi (Limiting Reactant, Tabel
Stoikiometri Sistem Batch, Sistem Constant-
Siti Diyar Kholisoh, Endang Sulistyawati Density vs Variable-Density, Pernyataan
(+ Aditya Kurniawan, Indriana Lestari, Konsentrasi)
& Heni Anggorowati)
• Pendekatan Keadaan Ideal untuk Gas (Tekanan
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1/ JURUSAN TEKNIK KIMIA
Total vs Tekanan Parsial)
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
• Konversi, Yield, Selektivitas; Pengenalan Molar
Agustus – September 2019 Extent of Reaction, Stoikiometri Multiple Reactions

PENGGOLONGAN REAKSI-1
OUTLINE (2)
1. Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat dalam sistem reaksi
• Persamaan Kinetika (Laju) Reaksi (Rate Law); Reaksi homogen, reaksi heterogen
Persamaan Hukum Pangkat (Power Law) vs Non- 2. Berdasarkan keberadaan atau penggunaan katalis
Hukum Pangkat Reaksi katalitik, reaksi non-katalitik
• Kemolekulan Reaksi 3. Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya
Reaksi sederhana (reaksi tunggal searah atau ireversibel)
• Orde(r) Reaksi Reaksi kompleks (reaksi bolak-balik atau reversibel,
• Reaksi Elementer vs Non-Elementer reaksi seri atau konsekutif atau berurutan, reaksi paralel,
reaksi seri-paralel, reaksi rantai, reaksi polimerisasi)
• Konstanta Laju Reaksi (Laju Reaksi Spesifik) 4. Berdasarkan kemolekulan reaksinya
• Faktor2 Penentu Laju Reaksi Reaksi unimolekuler, reaksi bimolekuler, reaksi
trimolekuler atau termolekuler
• Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi (Kualitatif 5. Berdasarkan orde reaksinya
dan Kuantitatif); Persamaan Arrhenius, Energi Reaksi berorde bilangan bulat, reaksi berorde bilangan
Aktivasi Reaksi pecahan

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 1


8/29/2019

PENGGOLONGAN REAKSI-2
6. Berdasarkan arah reaksinya Contoh-contoh Reaksi
Reaksi reversibel (bolak-balik)
Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak-balik; dalam Berorde 1:
hal ini terjadi kesetimbangan. Dekomposisi N2O5: N2O5  2 NO2 + ½ O2
Reaksi ireversibel (searah) Berorde 2:
Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu arah; tidak ada
keadaan setimbang, meskipun sesungguhnya tidak ada Pembentukan HI: H2 + I2  2 HI
reaksi kimia yang betul-betul tidak dapat balik. Banyak Berorde 3:
kasus kesetimbangan berada sangat jauh di kanan
sedemikian sehingga dianggap ireversibel. 2 NO + O2  2 NO2
7. Berdasarkan jenis pengoperasian reaktornya Berorde pecahan:
Sistem reaktor batch, sistem reaktor alir atau
kontinyu Pembentukan phosgene dari CO dan Cl2 (r = k (Cl2)3/2 CO)
8. Berdasarkan prosesnya (kondisi prosesnya) Heterogen nonkatalitik:
Reaksi isotermal (pada volume tetap, pada tekanan
tetap), reaksi adiabatik, reaksi non-isotermal non- C (s) + O2 (g)  CO2 (g)
adiabatik

DEFINISI KECEPATAN (= LAJU) REAKSI


Contoh-contoh Reaksi
Laju reaksi ekstensif:
Reaksi reversibel (bolak-balik): Laju reaksi intensif:
(sistem reaksi
Isomerisasi butana: homogen)
Hidrolisis metil asetat:
Reaksi ireversibel paralel: (sistem
Dehidrasi dan dehidrogenasi etanol: reaksi
heterogen)
Reaksi ireversibel seri:
Dekomposisi aseton 4
(seri terhadap ketena):
Dalam sistem reaksi homogen: V = Vr

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 2


8/29/2019

STOIKIOMETRI
Contoh: KECEPATAN (= LAJU) REAKSI KIMIA
Untuk sebuah reaksi tunggal, hubungan stoikiometrik antar
molekul-molekul dalam sistem reaksi dapat disajikan dalam
Kecepatan sebuah reaksi fasa gas: A  P yang bentuk tabel stoikiometri reaksi.
menggunakan katalis padat adalah sebesar 72 Untuk reaksi homogen tunggal:
r
mmol A/(gram katalis.menit). Jika katalis padat aA+bB cC+dD
tersebut mempunyai luas permukaan spesifik hubungan stoikiometri kecepatan reaksinya dapat dituliskan:
sebesar 90 m2/gram, berapakah kecepatan atau, secara umum:
reaksinya jika dinyatakan dalam satuan mmol ri menyatakan kecepatan reaksi homogen pembentukan komponen i
A/(m2 katalis.detik)? dan i menyatakan koefisien stoikiometri reaksi komponen i.

Jangan lupa bahwa:


positif (+) untuk produk atau hasil reaksi
Harga i negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi

Problem: Problem:
Tuliskan hubungan stoikiometrik antara laju Reaksi fasa gas:
reaksi berkurangnya reaktan dan laju reaksi 4 NH3 + 3 O2  2 N2 + 6 H2O
terbentuknya produk, untuk reaksi-reaksi sbb.:
berlangsung secara batch.
a. 2 NOCl  2 NO + Cl2
Jika pada suatu saat (t = t) gas N2
b. H2O2 + H2  2 H2O terbentuk dengan laju 175 mmol liter-1
c. N2 + 3 H2  2 NH3 detik-1, berapakah laju terbentuknya
d. N2O5  2 NO2 + ½ O2 komponen reaksi lainnya?

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 3


8/29/2019

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA Konversi Reaktan


Konversi sebuah reaktan A (XA):
Keberlangsungan reaksi dapat diindikasikan
melalui:
 Konversi
 Molar extent of reaction
 Yield (batch)
 Selektivitas
Klasifikasi reaksi: (alir)
 Single reaction (irreversible – reversible)
 Multiple reactions (parallel, series,
series-parallel) (densitas tetap)

Perolehan (Yield) Produk Reaksi Selektivitas (Fractional Yield) Produk Reaksi


Perolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A): Selektivitas overall sebuah produk P terhadap reaktan A (SP/A):

(batch) (batch)

(alir) (alir)

(densitas tetap)
(densitas tetap)

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 4


8/29/2019

Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas: Single Reaction STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH-1
Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B cC+dD
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
Instantaneous fractional yield sebuah produk P terhadap (sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut:
reaktan A (sP/A): Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa (akhir)
A nA0
B nB0

Pada sebuah sistem C nC0

reaksi paralel: D nD0


Inert (I) nI0 0
Jumlah nt0

dengan: Tabel stoik  dalam MOL!!!


jika A sebagai basis perhitungan

Konsentrasi STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA


Molar!!! SISTEM BATCH-2
Konsentrasi setiap komponen yang dinyatakan dalam konversi:
Coba Anda ulangi (penyusunan tabel
stoikiometri tersebut), jika konversi reaksi
dinyatakan terhadap B (XB)! atau:

atau:
Basis perhitungan
dilakukan terhadap
atau:
limiting reactant
dengan:
(i menyatakan komponen-komponen sistem reaksi selain A)

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 5


8/29/2019

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA


SISTEM BATCH-3 SISTEM BATCH-4
Sistem batch dengan volume reaksi tetap Pada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap:
V sistem setiap saat (t = t) sama dengan V sistem mula-mula,
Kondisi sistem volume reaksi konstan (tetap) dapat dicapai jika: atau: V = V0
 Selama reaksi berlangsung, V tetap atau ρ tetap Dengan demikian:
 Dalam sistem batch fasa gas, reaktor dilengkapi dengan
instrumen pengatur suhu dan tekanan, sedemikian sehingga
V tetap.
 Jumlah mol produk reaksi = jumlah mol reaktan
Contoh: Reaksi gas CO dengan air pada proses gasifikasi
batubara: CO + H O CO2 + H2 Dengan cara yang sama,
2 diperoleh:
2 mol 2 mol
(jika z-factor dianggap tetap)
 Reaksi fasa cair; ρ tetap sedemikian sehingga V tetap (Sistem batch dengan volume reaksi berubah (tidak tetap)
akan dipelajari dalam materi yang lain)

Tinjauan Pendekatan Sistem Reaksi


paling kecil
Volume tetap (= Volume berubah (= densitas
densitas tetap)  berubah)  variable/ (dengan: i  reaktan)
constant-density system varying-density system Pahami konsep-konsep berikut ini
dengan baik:
(Sistem operasi  Sistem reaksi dengan operasi secara batch
batch) V = V0 V  V0  Limiting reactant vs excess reactant
 Reactant mixture: stoichiometric, equimolar,
dapat dijabarkan dengan memanfaatkan: perbandingan mol tertentu
 Tabel stoikiometri reaksi  Pendekatan keadaan gas ideal
 Pendekatan keadaan ideal (reaksi fasa gas)
 Tekanan parsial vs tekanan total
Konsentrasi
zat i:  Focus on: homogeneous reactions [liquids, gases]

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 6


8/29/2019

Pendekatan Keadaan Gas Ideal Hubungan antara Konversi dan Tingkat


Total: Reaksi (Molar Extent of Reaction)
Parsial (komponen i):
Untuk reaksi tunggal pada sistem batch:
Pada kondisi awal/ mula-mula (t = 0):
Total: (extent of reaction)
Parsial (komponen i):
Maka, konsentrasi dapat dinyatakan sebagai:
Xi (konversi reaksi)
Total: Ct Parsial (komponen i): Ci (konversi reaktan i)

Ct0 Ci0 Tanpa melihat komponen reaktan tertentu


sebagai limiting reactant,
(Jangan lupa: Fraksi mol komponen i, yi = ni/nt) extent of reaction, , dapat selalu digunakan.

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA Example 4-1 & 4-2


SISTEM BATCH (dalam Extent of Reaction) (Fogler, 2016, 5th edition):
Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B cC+dD Reaksi saponifikasi fasa-cair antara soda kaustik dan gliseril
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya stearat:
(sesudah tercapai tingkat reaksi sebesar ) sbb: 3 NaOH + [C17H35COO]3C3H5  3 C17H35COONa +
C3H5(OH)3
Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa atau: 3 A + B  3 C + D
A nA0 -a nA = nA0 - a  dilangsungkan dalam reaktor secara batch.
B nB0 -b nB = nB0 - b  (a) Susun tabel stoikiometri reaksi ini dengan mengambil NaOH
(A) sebagai basis perhitungan!
C nC0 +c nC = nC0 + c  (b) Jika mula-mula: CA0 = 10 mol/dm3; CB0 = 2 mol/dm3; CC0 =
D nD0 +d nD = nD0 + d  CD0 =0, berapakah konsentrasi gliserin (D) dan gliseril
Inert (I) nI0 0 nI = nI0 stearat (B) pada saat:
Jumlah nt0 (c+d-a-b)  nt (i) XA = 20%, dan
(ii) XA = 90% Berikan komentar Anda…!!!

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 7


8/29/2019

Contoh Soal:
Untuk reaksi homogen fasa gas:
A+2B 3R+S Lanjutan (Contoh Soal Sebelumnya):
yang berlangsung isotermal dalam sebuah reaktor sistem Ulangi, dengan menjabarkan persamaan yang
batch bervolume tetap, jabarkanlah hubungan antara menghubungkan antara:
tekanan parsial A (pA), B (pB), R (pR), dan S (pS) sebagai
fungsi tekanan totalnya (P) setiap saat.
(a) tekanan total (P) gas,
(b) tekanan parsial tiap komponen (pi), dan
Campuran awal reaksi terdiri atas: A – 25%-mol, B – 40%-
mol, R – 5%-mol, dan sisanya berupa gas inert. (c) konsentrasi tiap komponen (Ci)
sebagai fungsi konversi.
Gas-gas diasumsikan berkelakuan ideal
Hubungan antara Tekanan Parsial dan Tekanan Total pada Sistem Reaksi

Problem: Reaksi fasa gas: Contoh Soal:


C2H4 + ½ O2  CH2(O)CH2
Set up a stoichiometric table for the following Mula-mula: terdapat campuran stoikiometrik antara
reaction and express the concentration of each reaktan2-nya (O2 direaksikan dalam bentuk udara
species in the reaction as function of conversion kering); P0 = 6 atm; T0 = 260oC
evaluating all constants. (a) Manakah limiting reactant?
(b) Susun tabel stoikiometri reaksi ini.
C2H4 + ½ O2  CH2(O)CH2 (c) Jika reaksi berlangsung pada P dan T tetap, apakah
The initial mixture: at 6 atm and 260oC, and is a sistem reaksi ini dapat digolongkan constant-
stoichiometric mixture of air and ethylene. (Fogler, density system?
1992) (d) Fraksi mol etilena mula-mula = …?
(e) Konsentrasi etilena mula-mula = …?

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 8


8/29/2019

Multiple Reactions
Contoh Soal:
Extent of Reaction (Lanjutan)
Kecepatan reaksi-reaksi fasa gas sering kali
ditentukan dengan cara mengukur perubahan Untuk reaksi kompleks atau multiple reactions (dengan
tekanan sistem reaksi sebagai fungsi waktu. N komponen dan terdapat R persamaan reaksi):
Pada reaksi manakah cara ini tidak dapat
digunakan (diterapkan)?
A. 2 NO (g) + H2 (g)  N2O (g) + H2O (g)
B. CH3COCH3 (g)  C2H6 (g) + CO (g) dengan:
C. H2 (g) + I2 (g)  2 HI (g)  ij  koefisien stoikiometri komponen i pada
D. 2 N2O5 (g)  4 NO2 (g) + O2 (g) (persamaan) reaksi ke-j

Tabel Stoikiometri - Batch


Stoikiometri Multiple Reactions (dalam Molar Extent of Reaction)
Misal, ada 2 reaksi secara simultan: Komponen Mula-mula Terbentuk Akhir (Sisa)

aA+bBcC+dD … (1) A nA0 nA


gA+fCeE … (2) B nB0 nB
dalam reaktor sistem batch. C nC0 nC
D nD0 nD
Coba susunlah tabel stoikiometri dalam:
E nE0 nE
A. Molar extent of reaction (1) dan (2)
 1 dan 2 Inert (I) nI0 0 nI
B. Konversi reaksi Jumlah nt0 nt

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 9


8/29/2019

Tabel Stoikiometri - Batch Tabel Stoikiometri - Batch


(dalam Konversi Reaksi) (dalam Konversi Reaksi) (Lanjutan 1)

Cara ini dapat diterapkan untuk kasus multiple- Recall sistem multiple-reaction sebelumnya!
reaction di mana sebuah reaktan yang ditinjau Jika reaktan A dipilih sebagai basis perhitungan,
sebagai basis-perhitungan muncul (sebagai reaktan) maka reaksi dapat dituliskan sbb:
dalam semua tahap reaksinya. A + b/a B  c/a C + d/a D … (1)
Jika tidak, maka penyusunan tabel stoikiometri dalam A + f/g C  e/g E … (2)
molar extent of reaction-lah yang bersifat lebih Definisikan:
general dan recommended.
NB: Artinya, setiap cara mempunyai keunggulan/
kelebihan dan keterbatasannya masing-masing.
(Fogler, 1992)

Tabel Stoikiometri - Batch


(dalam Konversi Reaksi) (Lanjutan 2) Contoh Kasus:
(diadaptasi dari: Problem 5-11, Missen, 1999)
Komp. Mula2 Terbentuk Akhir
nA0 nA Reaksi fasa cair berlangsung batch isotermal:
A - nA0 XA1 – nA0 XA2
2AB+C … (1)
B nB0 - b/a nA0 XA1 nB A+B2D … (2)
+ c/a nA0 XA1 – f/g nA0 Mula-mula hanya terdapat A, dengan: CA0 = 2,5 mol/liter.
C nC0 nC Setelah waktu tertentu, diukur: CA = 0,45 mol/liter; CC =
XA2
0,75 mol/liter.
D nD0 + d/a nA0 XA1 nD Berapakah:
E nE0 + e/g nA0 XA2 nE Artinya: (a) Konversi A
Inert nI0 0 nI
XA1 + XA2 (b) Tingkat reaksi (1) dan (2), CB, CD
= XA (c) XA1 dan XA2
(c+d-a-b)/a nA0 XA1 + (d) Selektivitas C/A dan D/A
Jumlah nt0 nt
(e-f-g)/g nA0 XA2 (e) Yield C/A dan D/A

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 10


8/29/2019

Test Yourself! Yield & Selectivity in a


Dehydrogenation Reactor
Consider the following pair of reactions:
Reaksi fasa-gas:
A 2B (desired)
C2H6  C2H4 + H2 (1)
A C (undesired)
Suppose 100 mol of A is fed to a batch reactor and
C2H6 + H2  2 CH4 (2)
the final product contains 20 mol of A, 140 mol of B, Kondisi awal: 85%-mol etana and sisanya
and 10 mol of C. Calculate: inert (I).
(a) The fractional conversion of A Fractional conversion etana = 50%.
(b) The extents of the first and second reactions Yield (perolehan) etilena = 47,5%.
(c) The percentage selectivity of B & C relative to A Calculate the molar composition of the
(d) The percentage yield of B & C relative to A product gas.

PERSAMAAN KINETIKA (= KECEPATAN

1 P
Contoh Soal = LAJU) REAKSI
Persamaan kinetika atau laju reaksi:
Sistem reaksi paralel: A 2 hubungan matematika yang menggambarkan besarnya
Q + R perubahan jumlah mol sebuah komponen reaksi i seiring
berlangsung dalam sebuah reaktor bervolume tetap yang dengan perubahan waktu, sesuai dengan definisi laju reaksi di
beroperasi secara batch. Jika: bagian sebelumnya.
# mula-mula hanya terdapat A dan Q dengan konsentrasi Data dan persamaan-persamaan laju
Bagaimana reaksi yang tersedia dari literatur
masing-masing sebesar: CA0 = 0,5 mol/L dan CQ0 = 0,01 mol/L, persamaan kinetika
# selektivitas (overall fractional yield) terhadap pembentukan P sebuah reaksi dapat Metode-metode untuk memperoleh
sebesar 80%, diperoleh? data laju reaksi dari percobaan di
r = ...? laboratorium, menganalisisnya, dan
# banyaknya A yang telah bereaksi pada suatu saat sebesar 35%, menginterpretasikannya.
maka berapa:
a) konsentrasi A, P, Q, dan R pada saat tersebut? Postulasi mekanisme reaksi untuk
memprediksi persamaan laju reaksi
b) yield (atau perolehan) produk P pada saat tersebut? (termasuk pendekatan teori)

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 11


8/29/2019

Persamaan KinetiKa atau Laju

Contoh persamaan laju reaksi


reaKsi (rate law)
Bentuk umum: (1) Power law (hukum pangkat)
(2) Non hukum pangkat

non-hukum-pangkat:
Bentuk Hukum Pangkat:
Untuk reaksi homogen: a A + b B r
cC+dD
persamaan laju reaksinya dapat dituliskan: r = k CA CB
dengan: CA, CB  konsentrasi reaktan A, B
,   orde reaksi terhadap A, B
k  konstanta atau tetapan laju reaksi
[Hal ini berlaku untuk setiap arah reaksi. Silakan diterapkan
jika reaksi di atas dituliskan secara reversible.] (Hill, 1977)

KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA LAJU REAKSI-1 Pada reaksi fasa gas, dan reaksi berlangsung pada volume tetap
Untuk model persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi (V = V0) secara isotermal (T = T0), laju reaksi kadang-kadang
yang berbentuk hukum pangkat, persamaan laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan tekanan per satuan waktu.
homogen dapat dituliskan sebagai fungsi konsentrasi
reaktan-reaktannya, atau: Recall laju reaksi intensif (untuk reaksi homogen):
r = f (Ci) atau: r = f (k, Ci)
Pendekatan keadaan gas ideal:
Persamaan ini lazim dituliskan sebagai: r = k CA CB CC ....
Untuk reaksi: a A + b B r cC+dD Parsial (komponen i):
persamaan laju reaksinya dapat dituliskan: r = k CA CB atau:
dengan: CA, CB  konsentrasi reaktan A, B
,   orde reaksi terhadap A, B
k  konstanta atau tetapan laju reaksi maka: NB:
Harus bisa membedakan antara
Istilah orde reaksi muncul dalam persamaan tekanan parsial (pi) dengan
kinetika berbentuk hukum pangkat. tekanan total (P)

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 12


8/29/2019

KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA LAJU REAKSI-3


KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA LAJU REAKSI-2
Orde Reaksi (Reaction Order):
Kemolekulan (Molecularity) Reaksi: merupakan jumlah pangkat faktor konsentrasi reaktan-
reaktan di dalam persamaan laju (atau kinetika) reaksi.
banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam sebuah Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan interpretasi
persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. data hasil percobaan di laboratorium.
Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, pecahan, atau nol.
Contoh:  Reaksi: a A + b B  c C + d D Jika persamaan laju reaksi: a A + b B r cC+dD
Kemolekulan reaksinya = a + b 
adalah: r = k CA CB 
 Reaksi: 2 A + B  3 C + 2 D maka:   orde reaksi terhadap A
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3   orde reaksi terhadap B
Reaksi dengan kemolekulan 1 (satu): reaksi unimolekuler.  +   orde reaksi keseluruhan (atau disebut orde reaksi saja).
Reaksi dengan kemolekulan 2 (dua): reaksi bimolekuler. Untuk reaksi elementer : orde reaksi = kemolekulan reaksi
Reaksi dengan kemolekulan 3 (tiga): reaksi trimolekuler Untuk reaksi non-elementer : orde reaksi  kemolekulan reaksi
atau termolekuler NB: Elementer  “elementary as written”

KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA LAJU REAKSI-4


KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA LAJU REAKSI-5
Konstanta Laju Reaksi (Rate Constant) - 1
Konstanta Laju Reaksi (Rate Constant) - 2
Disebut juga laju reaksi spesifik (specific rate) Berdasarkan satuan yang sangat spesifik untuk setiap orde reaksi
Jika sebuah reaksi dengan reaktan tunggal A mempunyai laju yang berlainan, harga k sebuah reaksi kimia secara tidak
reaksi yang berorde n sebesar: langsung dapat mengindikasikan besarnya orde reaksi tersebut.
atau:
maka reaksi tsb. mempunyai harga konstanta laju reaksi sebesar: (Coba jabarkanlah satuan-satuan konstanta
laju reaksi yang berorde 0, 1, 2, 3, dan ½ )
atau:
Harga k sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada reaksi fasa gas,
Karena dalam hal ini CA biasa dinyatakan dalam satuan mol A per harga k juga dipengaruhi oleh katalis, tekanan total sistem,
satuan volume reaksi dan r dalam satuan mol A per satuan dsb. Pada reaksi fasa cair, harga k juga dipengaruhi oleh
volume reaksi per satuan waktu, maka secara umum harga k tekanan total sistem, kekuatan ion, pemilihan pelarut, dsb.
dapat dinyatakan dalam satuan: Namun demikian, pengaruh faktor-faktor ini biasanya
sangat kecil sehingga dapat diabaikan terhadap pengaruh
atau: suhu.

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 13


8/29/2019

Konstanta Laju Reaksi (Rate Constant) - 3


Note: Pada sejumlah literatur (pustaka), konstanta laju reaksi
dapat dinyatakan terhadap komponen reaksinya masing-masing. Contoh Soal:
Misal, jika reaksi homogen: 2 A + B  3 C Jika diketahui bahwa reaksi: A + 2 B  AB2
mempunyai persamaan laju sebesar: r = k CA CB merupakan reaksi elementer, maka persamaan laju
di mana dalam hal ini secara stoikiometri: reaksinya dapat dituliskan sebagai ....
A. r = (-rA) = 2 (-rB) = k CA CB2
maka: B. r = (- rA) = (- rB) = k CA CB2
–rA = 2 r = 2 k CA CB = kA CA CB C. r = 2 (- rA) = (- rB) = k CA CB2
–rB = r = k CA CB = kB CA CB D. r = ½ (- rA) = (- rB) = k CA CB2
rC = 3 r = 3 k CA CB = kC CA CB Contoh: E. Bukan salah satu jawaban di atas
Missen, 1999

ORDE SEMU (PSEUDO ORDER)

Orde Semu = Orde Tidak-Sebenarnya


Jika persamaan laju reaksi: a A + b B r c C + d D
adalah: r = k CA CB
maka:  +   orde reaksi (sebenarnya).
Konsep orde semu:
jika (secara eksperimen) salah satu reaktan dibuat atau
dikondisikan sangat berlebih (misal: CA0 >>> CB0 atau
CB0 >>> CA0). Reaksi berorde  semu atau
berorde  semu.

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 14


8/29/2019

Problem: Problem:
Laju reaksi homogen: A + B  C + D adalah: Sebuah reaksi homogen fasa gas pada 300oC
r = k CA½ CB½ mempunyai nilai konstanta laju reaksi
a. Berapakah orde reaksi ini? sebesar 5 x 10-4 atm-1 s-1.
a. Berorde berapakah reaksi ini?
b. Tuliskan salah satu contoh satuan konstanta laju
reaksinya. b. Berapakah nilai konstanta laju reaksinya
jika dinyatakan dalam kombinasi satuan:
c. Jika CA dinaikkan menjadi 4 kali lipat, menjadi molar (untuk konsentrasi) dan menit
berapa kali lipatkah laju reaksinya? (untuk waktu)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI


Beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
Contoh Soal: 1. Suhu (T)
2. Komposisi campuran reaksi (C)
Reaksi homogen: A + 2 B  2 P mempunyai 3. Tekanan (P)
persamaan laju reaksi: r = k CA CB2 4. Keberadaan katalis atau inhibitor
5. Parameter-parameter yang berhubungan dengan proses
a) Orde terhadap A = …? transfer secara fisik (misalnya: kondisi aliran, tingkat
b) Orde terhadap B = …? pencampuran, parameter-parameter perpindahan massa
antarfasa, kesetimbangan fasa, luas bidang kontak antarfasa,
c) Orde reaksi keseluruhan = …? parameter-parameter perpindahan panas, dsb.
d) Jika persamaan reaksi dituliskan dalam bentuk: Pada reaksi homogen non-katalitik, hanya faktor (1), (2), dan
(3) yang mempengaruhi laju reaksi.
½A+BP Pada reaksi katalitik, faktor (4) atau faktor katalis juga berperan
apakah: r = k’ CA½ CB …? mempengaruhi laju reaksi.
Pada sistem reaksi heterogen (di mana problem yang dihadapi
Jelaskan dengan singkat. menjadi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan sistem
reaksi homogen), faktor (5) juga mempengaruhi laju reaksi.

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 15


8/29/2019

Dua faktor utama yang dianggap paling dominan: PENGARUH SUHU TERHADAP KONSTANTA LAJU REAKSI
1. Suhu (T) Secara sederhana, pengaruh suhu terhadap sebagian besar
2. Komposisi campuran atau konsentrasi zat i (Ci) reaksi kimia dapat didekati melalui korelasi yang disampaikan
oleh Arrhenius, yakni:
Secara umum, jika persamaan laju sebuah reaksi: Jika T makin besar, maka
k juga makin besar
r = f (k, Ci) dengan:
di mana: k  f (T) k  konstanta laju reaksi
maka: r = f (T, Ci) A  faktor frekuensi tumbukan reaksi (atau disebut juga
faktor pre-eksponensial)
Ea  energi atau tenaga aktivasi (= pengaktifan) reaksi
Temperature dependent term R  konstanta gas universal (R = 8,314 J/mol.K = 1,987
kal/mol.K = 82,06 cm3.atm/mol.K)
Concentration T  suhu absolut
dependent term exp(-Ea/R/T)  faktor eksponensial

Penentuan Energi Aktivasi Reaksi berdasarkan Percobaan


Gambaran Energi Aktivasi (Ea) dan Panas
Ea sebuah reaksi dapat diketahui melalui percobaan kinetika
Reaksi (H) untuk Kasus Reaksi Sederhana reaksi pada berbagai suhu T yang berbeda-beda.
T T1 T2 T3 T4 T5 …

k k1 k2 k3 k4 k5 …

Pengaruh suhu terhadap laju


reaksi yang digambarkan
tersebut di atas tidak berlaku
untuk kasus reaksi-reaksi
(Kasus reaksi endotermik) (Kasus reaksi eksotermik) biokimia (enzimatik) dan reaksi
peledakan.

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 16


8/29/2019

T1 T2
Jika hanya tersedia 2 data:
k1 k2
maka:
Contoh Soal:
Reaksi dekomposisi:
2HI(g)  H2(g) + I2(g)
memiliki tetapan laju sebesar 9,51 x 10-9
sehingga: L/mol/s pada 500 K dan 1,10 x 10-5 L/mol/s
pada 600 K.
Note: Silakan me-review matematika pada materi Hitunglah energi pengaktifan reaksi ini!
linierisasi. Nilai-nilai konstanta/ parameter a0 dan a1 dari
model persamaan linier: y = a0 + a1 x dapat ditentukan
secara grafik maupun dengan teknik least-squares

Contoh Soal: Problem P3-5B (Fogler, Problem:


“Elements of Chemical Reaction Engineering”,
3rd Edition) Harga k yang teramati untuk reaksi fasa gas:
2 HI  H2 + I2
pada 356 C dan 443oC masing-masing adalah 3,02 x
o
10-5 dan 2,53 x 10-3 mol-1 dm3 s-1.
Jika perubahan entalpi reaksinya (dianggap tetap
pada rentang suhu yang ditinjau) adalah H = 16,32
kJ/mol, berapakah besarnya energi aktivasi reaksi ini
dalam arah maju (forward) maupun kebalikannya
(reverse)?

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 17


8/29/2019

Problem: Problem:
Sebuah reaksi homogen mempunyai energi Ada dua reaksi homogen berorde dua
pengaktifan sebesar 65 kJ mol-1. Pada suhu 100oC dengan konstanta laju sebesar k1 dan k2 serta
reaksi ini mempunyai laju sebesar 7,8 x 10-2 mol Ea1 > Ea2. Jika suhu reaksi dinaikkan dari T1
liter-1 detik-1. ke T2, maka:
a. Pada suhu berapakah lajunya menjadi 1/10 kali
laju pada 100oC? ?
b. Berapakah laju reaksi pada 20oC, jika data yang
lain tetap?

Latihan Soal (Hill, 1977):


Eksperimen pengukuran tetapan laju reaksi pada
berbagai suhu untuk reaksi fasa gas:
N2O5  N2O4 + ½ O2
menghasilkan data sbb:
T (oC) k x 105 (detik-1) a) Berapakah orde reaksi
15 1,04 ini? Jelaskan. Selamat Belajar!
25 3,38 b) Tentukan nilai parameter
40 24,7 Arrhenius dari data
50 75,9 tersebut (tuliskan
65 487 beserta satuannya)

Dasar-dasar Kinetika Reaksi Kimia 18


8/29/2019

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019-2020 Sub Pokok Bahasan


KINETIKA DAN KATALISIS (121 023 3) (Outlines)
 Concentration-Dependent Term dalam Persamaan
Kinetika
INTERPRETASI MOLEKULER
 Mekanisme Reaksi
KINETIKA REAKSI KIMIA  Jenis Intermediet (Zat Antara) dan Jenis Mekanisme
Reaksi
Siti Diyar Kholisoh  Penjabaran Persamaan Kinetika berdasarkan/ dari
Endang Sulistyawati Mekanisme Reaksi
 quasi steady-state approximation, pseudo
equibrium approximation
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1/ JURUSAN TEKNIK KIMIA  rate determining step
FTI – UPN “VETERAN” YOGYAKARTA  sifat elementer tahap reaksi
September 2019
 konsistensi/ kesesuaian dengan hasil eksperimen

PERSAMAAN KINETIKA ATAU LAJU REAKSI


REFERENSI: Bagaimana persamaan
kinetika sebuah reaksi
dapat diperoleh? Data dan persamaan-persamaan
• Smith (1981): subbab 2-2, 2-3, 2-4 kinetika reaksi yang tersedia dari
literatur
• Levenspiel (1999): subbab 2.1, 2.3
Metode-metode untuk memperoleh
• Hill (2014): Chapter 4 r = ...? data laju reaksi dari percobaan di
laboratorium, menganalisisnya, dan
• Missen (1999): Chapter 7 menginterpretasikannya.

Postulasi mekanisme reaksi untuk


memprediksi persamaan laju reaksi
(termasuk pendekatan teori)

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 1


8/29/2019

TERM dalam Concentration-Dependent Term


dalam Persamaan Kinetika-1
PERSAMAAN KINETIKA
Reaksi Tunggal vs Reaksi Ganda
Dua faktor dominan yang mempengaruhi kecepatan
reaksi: 1. Suhu Reaksi Tunggal (Single-Reaction):
2. Konsentrasi reaktan Jika ada satu persamaan stoikiometri tunggal dan satu
persamaan kecepatan tunggal untuk mempresentasikan
berlangsungnya reaksi.
Reaksi Jamak atau Ganda (Multiple Reactions):
Jika ada lebih dari satu persamaan stoikiometri yang
Arrhenius dipilih untuk mempresentasikan perubahan yang
Temperature dependent term  k T. tumbukan teramati, sehingga lebih dari satu persamaan kinetika
T. kompleks aktif diperlukan untuk menyatakan perubahan komposisi
Concentration dependent term  Ci semua komponen yang terlibat dalam reaksi.

Concentration-Dependent Term Bagaimanakah Reaksi-reaksi Non-Elementer


dalam Persamaan Kinetika-2 dapat Dijelaskan?
Reaksi Elementer vs Reaksi Non-Elementer KONSEP DASAR
Reaksi Elementer: Sebuah reaksi (atau transformasi) kimia
Jika persamaan laju reaksinya berkaitan langsung tunggal yang teramati dalam laboratorium
dengan persamaan stoikiometrinya. sebenarnya merupakan hasil atau akibat
keseluruhan dari sejumlah atau
Reaksi Non-Elementer: serangkaian tahap atau proses molekuler.
Jika tidak ada keterkaitan langsung antara persamaan
stoikiometri dengan persamaan laju reaksinya.
Contoh: Reaksi: H2 + Br2  2 HBr Serangkaian tahap proses inilah yang disebut
Persamaan kinetikanya: sebagai mekanisme reaksi.
(berdasarkan penelitian) Mekanisme reaksi terdiri dari sejumlah tahap
reaksi elementer (elementary reactions).

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 2


8/29/2019

MEKANISME REAKSI-1
Mekanisme reaksi merupakan uraian secara rinci
mengenai tahap-tahap reaksi kimia yang
menjelaskan perubahan dari reaktan awal (yang
teramati) menjadi produk reaksi (yang teramati)
secara keseluruhan, ditinjau dari aspek molekuler.
Contoh: Sebuah reaksi (observed): A2 + B2 2 AB
Mekanisme reaksi yang merupakan tahap-tahap reaksi ele-
menter yang mungkin (atau yang diperkirakan)
berlangsung:
A2 2 A* (tahap 1)
A* + B2 AB + B* (tahap 2)
A* + B* AB (tahap 3) non-chain
(Hill, 1977) A2 + B2 2 AB mechanism

MEKANISME REAKSI-2
Contoh Lain: Mekanisme reaksi terdiri dari sejumlah tahap reaksi
elementer (elementary reactions).
Reaksi fasa gas pembentukan HBr:
H2 + Br2  2 HBr Mekanisme reaksi bersifat dugaan (postulat),
yang merupakan hasil pemikiran secara induktif.
Postulasi mekanisme reaksinya:
Untuk menguji kebenaran mekanisme reaksi
Inisiasi : Br2  2 Br [k1] tersebut, serangkaian eksperimen di
Propagasi : Br + H2  HBr + H [k2] laboratorium harus dilakukan; sedangkan
Propagasi : H + Br2  HBr + Br [k3] validitasnya ditentukan oleh:
 pengalaman (experience),
Propagasi : H + HBr  H2 + Br [k4]  intuisi,
Terminasi : 2 Br  Br2 [k5]  keberuntungan (luck),
 pengetahuan (knowledge), dan
chain mechanism  guess-work.

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 3


8/29/2019

Pengetahuan (Knowledge) untuk MEKANISME REAKSI-3


Mempostulasikan Mekanisme Reaksi • Mekanisme reaksi melibatkan spesies-spesies lain
2
Contoh :  dari Ilmu2 Kimia dalam sistem reaksi (yang bukan reaktan maupun
 Ikatan kimia: ion, kovalen, energi ikatan, produk reaksi) yang tidak muncul pada persamaan
elektronegativitas, afinitas elektron, kestabilan stoikiometri reaksi keseluruhan. Spesies-spesies ini
biasa disebut sebagai intermediet (zat antara).
 Pemecahan ikatan  menghasilkan zat antara
• Beberapa spesies intermediet merupakan molekul-
 Elektron tak berpasangan, kekurangan elektron, molekul stabil yang dapat dideteksi keberadaannya
kelebihan elektron dan dapat diisolasi di laboratorium; ada pula
 Jenis zat antara: radikal bebas, ion karbonium, ion intermediet yang sangat aktif yang hanya dapat diamati
karbanion, kompleks transisi, dsb. dengan peralatan yang sangat canggih.
 Zat elektrofilik – nukleofilik • Intermediet mempunyai life-time yang sangat singkat
 Jenis reaksi: substitusi, adisi, eliminasi, penataan dan jumlahnya sangat sedikit, sedemikian sehingga
ulang dianggap tidak teramati (unmeasured & unobserved).

Pengujian kesesuaian / konsistensi yang dilakukan pada


persamaan kinetika model (yang diperkirakan dari usulan  Jenis Zat Antara
mekanisme reaksi) terhadap data percobaan *)
 Jenis Mekanisme Reaksi
Reaksi kimia
 Contoh2 Mekanisme Reaksi
Usulan (postulasi) Percobaan kinetika
mekanisme reaksi di laboratorium  Contoh Penjabaran Persamaan Kinetika
Reaksi dari Mekanisme (Persamaan Kinetika
Persamaan kinetika model Data percobaan
(perkiraan) Michaelis-Menten)  kinetika reaksi
dengan perubahan/ penggeseran orde
Tidak sesuai
Pengujian kesesuaian Silakan dibaca dan
/ konsistensi *) dipelajari sendiri dalam
Sesuai Mekanisme handout kuliah
reaksi berkatalis (halaman 3-6)
Persamaan kinetika reaksi homogen

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 4


8/29/2019

Penjabaran (Penurunan) Persamaan Laju Reaksi Contoh Soal:


berdasarkan Mekanisme
(handout kuliah, halaman 6-7) Reaksi fasa gas: 2 NO + Cl2  2 NOCl
telah diketahui (melalui eksperimen) merupakan
 Beberapa penyederhanaan (asumsi, reaksi berorde tiga.
pendekatan) yang diambil Berdasarkan mekanisme reaksi sbb.:
 Kriteria konsistensi (kesesuaian) sebuah 2 NO N2O2 (cepat)
mekanisme reaksi N2O2 + Cl2 2 NOCl (lambat)
 Persoalan dalam pengujian model kinetika jabarkanlah menjadi persamaan kinetikanya,
 Contoh-contoh penjabaran untuk menguji kebenaran pernyataan tersebut di
atas.

Contoh Soal:
Berdasarkan eksperimen, reaksi fasa gas pembentukan
phosgene (COCl2) dari CO dan Cl2: CO + Cl2  COCl2 diketahui
Contoh Soal: merupakan reaksi berorde 5/2, atau:
rCOCl2 = k [CO] [Cl2]3/2
CONTOH SOAL NOMOR 1 Mekanisme yang dipostulasikan untuk reaksi ini:
(handout kuliah, halaman 6-7)

Jika tahap reaksi (iii) merupakan rate determining step,


buktikan bahwa postulasi mekanisme tersebut dapat
dianggap sesuai (benar).

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 5


8/29/2019

Latihan Soal: Contoh Soal


Mekanisme yang diperkirakan berlangsung untuk reaksi Reaksi homogen fase gas: 2 A + 2 B  P + 2 Q ...(*)
pirolisis etil nitrat (C2H5ONO2, A) menjadi formaldehida diyakini berlangsung dengan mekanisme sebagai berikut:
(HCHO, B) dan metil nitrit (CH3NO2, D), atau: A  B + D
adalah sbb.:

(a) Menurut pendapat Anda, manakah intermediet reaksi


ini? Jelaskan secara singkat.
(b) Turunkan atau jabarkanlah persamaan kecepatan reaksi
(a) Jabarkan persamaan laju reaksi pembentukan B, dari pembentukan P (rP) berdasarkan mekanisme tersebut di
atas!
mekanisme tersebut di atas. (c) Berdasarkan butir (b), berapakah orde reaksi ini?
(b) Berorde berapakah reaksi ini? Apakah reaksi (*) elementer?

Contoh Soal: Penggunaan pendekatan keadaan tunak (steady-


Contoh Soal: state) dan pendekatan kesetimbangan-semu (pseudo-equilibrium)
Reaksi homogen fase gas: 2 NO2 + F2  2 NO2F Reaksi dekomposisi termal nitrogen pentaoksida:
terdiri atas 2 tahap reaksi elementer berikut ini: 2 N2O5 k O2 + 4 NO2
NO2 + F2  NO2F + F (lambat) merupakan reaksi fase gas berorde-satu.
NO2 + F  NO2F (cepat) Reaksi ini diyakini mempunyai mekanisme reaksi sbb.:
Orde reaksi ini adalah .... (i) N2O5
k1
NO2 + NO3
k2
A. 0 (ii) NO3 + NO2 k3
NO + O2 + NO2 (lambat)
B. 1 (iii) NO + NO3
k4
2 NO2
C. 1½
Turunkan persamaan kecepatan reaksi berdasarkan
D. 2 mekanisme tersebut di atas! (Keterangan: tahap reaksi (ii)
E. 3 berlangsung jauh lebih lambat dibandingkan tahap reaksi (i),
sehingga: k3 <<< k2)

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 6


8/29/2019

Contoh Soal: Latihan Soal:


Reaksi fase gas penguraian etana (C2H6) Reaksi homogen fase gas: A + 2 B  C + 2 D …(*)
diketahui menghasilkan produk-produk reaksi diyakini mempunyai mekanisme 2 tahap sbb:
berupa: CH4, C2H4, H2, dan C4H10.
Jika mekanisme reaksi yang diperkirakan bisa
menjelaskan hal tersebut adalah sbb.:
(1) C2H6  2 CH3
(2) CH3 + C2H6  CH4 + C2H5
(3) C2H5  C2H4 + H (a) Dari data di atas, berorde berapakah reaksi ini?
(b) Apakah reaksi (*) elementer? Jelaskan.
(4) H + C2H6  H2 + C2H5 (c) Tuliskan persamaan laju reaksi yang ditinjau
(5) 2 C2H5  C4H10 terhadap setiap komponen (rA, rB, rC, dan rD) sebagai
berapakah orde reaksi ini? fungsi dari k, CA, dan CB.

Contoh Soal (Problem 2-14,


nd
Smith, J.M., “Chemical Sejumlah Keywords (tentang Materi Ini:
Engineering Kinetics”, 2 Edition)
Deriving Reaction Mechanism)
• Logis (logical sequences)
• Postulasi  bisa beberapa kemungkinan; perlu
divalidasi
• Elementary steps
• Zat antara (intermediates)
• Rate determining step assumption
• Pseudo-equilibrium approximation vs quasi
steady-state approximation
• Catalyst balance  untuk mekanisme reaksi
berkatalis

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 7


8/29/2019

Silakan intens-berlatih mengerjakan


soal-soal dari sejumlah literatur
(pustaka) yang terkait dan arsip soal
yang ada! Selamat Belajar dengan Baik!

Interpretasi Molekuler Kinetika Reaksi Kimia 8


8/29/2019

KINETIKA DAN KATALISIS (1210233) REFERENSI


SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019-2020
• Missen, 1999, Chapter 6: Fundamentals of
Reaction Rates
TEORI KINETIKA REAKSI • Smith, 1981, Chapter 2: Kinetics of
Homogeneous Reactions
Siti Diyar Kholisoh
Endang Sulistyawati
• Hill, 2014, Chapter 4: Basic Concepts in
Chemical Kinetics
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1 – JTK – FTI
• Fogler, 2014, Chapter 3: Rate Laws
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
September 2019

TEORI TUMBUKAN-1
OUTLINE Dasar:
Reaksi hanya dapat berlangsung jika molekul-
TEORI KINETIKA REAKSI molekul reaktan saling bertumbukan.
Namun demikian, tidak setiap tumbukan akan
1) Teori tumbukan (collision theory) menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang
2) Teori kompleks aktif (activated berhasil atau efektif saja yang akan
complex) atau keadaan transisi menghasilkan reaksi.
(transition state) Tumbukan yang berhasil (efektif):
 Perbandingan dengan teori Arrhenius Jika tersedia jumlah energi yang cukup dan
orientasi (atau posisi) yang tepat untuk
 Energi aktivasi (pengaktifan) reaksi memutuskan atau memecahkan ikatan dan
membentuk ikatan kimia yang baru.

Teori Kinetika Reaksi Kimia 1


8/29/2019

Pengaruh Konsentrasi terhadap TEORI TUMBUKAN-2


Tumbukan Tinjaulah sebuah reaksi homogen:
A + B  produk reaksi
(tinjauan reaksi bimolekuler)

Karena: r = P . z . f
maka:

Teori Kinetika Reaksi Kimia 2


8/29/2019

TEORI TUMBUKAN-3 TEORI KOMPLEKS AKTIF-1


Teori tumbukan cocok diterapkan untuk kasus: Reaksi diawali dengan tumbukan antara molekul-molekul
# reaksi fasa gas bimolekuler reaktan. Sebelum membentuk produk reaksi, molekul-
# reaksi dalam larutan yang melibatkan ion-ion sederhana molekul yang bereaksi membentuk kompleks teraktifkan
yang berada dalam keadaan kesetimbangan termodinamika
Kegagalan-kegagalan teori tumbukan dalam menjelaskan dengan molekul reaktan.
laju reaksi: Tinjau reaksi homogen: A + B  produk reaksi
– Molekul-molekul yang bereaksi mempunyai orientasi
tertentu sebelum bereaksi. Jika reaksi tersebut mempunyai mekanisme 2 tahap:
– Reaksi dapat berlangsung dalam beberapa tahap. (i) Tahap pembentukan kompleks aktif AB*:
– Energi aktivasi tidak saja terlokalisasi dalam ikatan A+B AB* (K*)
yang akan diputuskan dalam reaksi, namun juga dalam (ii) Tahap dekomposisi AB* menjadi produk reaksi:
beberapa ikatan lainnya. AB*  produk reaksi(lambat)
– Teori tumbukan tidak dapat digunakan untuk reaksi Laju reaksi overall ditentukan dari laju dekomposisi AB*,
yang terjadi pada permukaan katalitik. karena merupakan rate limiting step.

TEORI KOMPLEKS AKTIF-2 PERBANDINGAN TEORI – Pengaruh T


Beberapa pendekatan:
# Tahap (ii) lambat  rate determining step
# Tahap (i) cepat dan mencapai kesetimbangan
(dalam term aktivitas a)
# Pendekatan termodinamika pada keadaan
kesetimbangan:
# Dari definisi termodinamika (pada kondisi
isotermal atau T tetap):
Laju reaksi (melalui penjabaran yang serupa dengan
materi kuliah sebelumnya):
Harga k secara umum: [0  m  1]
dengan: = A = faktor frekuensi tumbukan (faktor
pre-eksponensial)

Teori Kinetika Reaksi Kimia 3


8/29/2019

ENERGI AKTIVASI REAKSI (Ea)


 Energi minimum yang harus dimiliki oleh molekul- Reaksi fasa gas bimolekuler: Contoh Soal:
molekul reaktan agar menghasilkan reaksi jika NO + Cl2  NOCl + Cl
saling bertumbukan. Hanya molekul-molekul yang berlangsung pada 350 K dan 1 atm, serta
memiliki energi yang sama dengan atau lebih besar dari mempunyai bentuk kinetika berorde-dua. Jika
energi aktivasi Ea yang dapat menghasilkan reaksi. reaksi ini mempunyai energi pengaktifan sebesar
Beberapa hal penting: Ea = 85 kJ/mol:
# Ea merupakan energi untuk jumlah reaksi secara a. Berapa persen “efektif”-kah tumbukan antara
keseluruhan, bukan masing-masing tahap reaksi. molekul-molekul reaktannya?
# Ea selalu berharga positif. b. Berapakah nilai konstanta laju reaksi ini
# Sesuai dengan distribusi Maxwell-Boltzmann tentang
energi molekular, jika suhu dinaikkan, maka laju (melalui pendekatan teori tumbukan)?
reaksi bertambah. Hal ini disebabkan oleh semakin Jangan lupa, tuliskan juga satuannya.
banyaknya tumbukan yang mempunyai energi lebih Diketahui: d NO = 0,14 nm; d Cl2 = 0,24 nm
besar dari Ea.

Contoh Soal:
Reaksi fasa gas bimolekuler pembentukan HI:
H2 + I2  2 HI
Lanjutan Contoh Soal:
berlangsung pada 427 oC dan 1 atm (= 101,3 kPa).
Jika reaksi ini mempunyai energi aktivasi sebesar: Berdasarkan contoh soal (kasus) sebelumnya,
Ea = 170 kJ/mol, dan dengan menggunakan lakukan perbandingan untuk mengamati
pendekatan teori tumbukan: pengaruh suhu terhadap:
a. Berapa nilai konstanta laju reaksi ini? faktor pre-eksponensial, dan
b. Berapa persen “efektif” tumbukan antara
molekul-molekul reaktannya? faktor eksponensial
c. Berapa nilai faktor frekuensi tumbukannya? Selanjutnya, berikan komentar atau analisis
Jangan lupa, tuliskan juga satuannya.
Data: diameter molekul H2 dan I2 masing-masing Anda.
sebesar 0,273 dan 0,5 nm.

Teori Kinetika Reaksi Kimia 4


8/29/2019

Catatan Tambahan:
Problem P3-9B
(Fogler, 2016, p.101) Berdasarkan prediksi laju reaksi dengan teori
tumbukan, perlu diketahui data: (1) ukuran
molekul dan (2) nilai energi aktivasi.
Ukuran molekul dapat diestimasi (melalui
bond-length).
Energi aktivasi dapat diestimasi melalui
sejumlah cara. Misal: dari bond-energy, dari
entalpi reaksi (Polanyi-Semenov
correlation), ataupun korelasi empirik.

Estimasi Nilai Energi Aktivasi dari Info singkat:


Polanyi-Semenov Correlation (Hill, 2014) http://kinetics.nist.gov
(untuk memperoleh kompilasi
data kinetika dari sejumlah
reaksi pada fasa gas)

Selamat Belajar!

Teori Kinetika Reaksi Kimia 5


8/29/2019

Kinetika dan Katalisis (121 023 3) MATERI KULIAH


Semester Gasal Tahun Akademik 2019-2020 • Pengantar
• Sistem Batch – Bervolume Tetap (Constant Density)
* Reaksi sederhana (r. ireversibel unimolekuler
berorde-satu, r. ireversibel bimolekuler
berorde-dua, r. ireversibel trimolekuler
KINETIKA REAKSI HOMOGEN berorde-tiga, r. ireversibel berorde-nol, r.
PADA SISTEM BATCH ireversibel berorde-n, waktu paruh reaksi)
* Reaksi kompleks (r. reversibel unimolekuler
berorde-satu, r. reversibel bimolekuler
berorde-dua, r. ireversibel paralel, r. ireversibel
seri, r. katalitik homogen, r. autokatalitik, r.
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1 – JURUSAN TEKNIK KIMIA
FTI – UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
dengan perubahan atau penggeseran orde )
September – Oktober 2019 • Sistem Batch – Bervolume Berubah (Variable Density)

Kompetensi Materi Kuliah Ini-1 Kompetensi Materi Kuliah Ini-2


4. Memahami konsep2 dan mampu menjabarkan
1. Memahami gambaran sistem reaksi homogen yang persamaan2 kinetika reaksi homogen pada sistem
berlangsung secara batch. batch (dan constant–density) untuk reaksi-reaksi
2. Memahami konsep2 dan mampu menjabarkan kompleks, seperti reaksi bolak-balik (atau
reversible), reaksi paralel, reaksi seri (konsekutif),
persamaan2 kinetika reaksi homogen pada sistem kombinasi reversible-seri-paralel, dsb.
batch (dan constant–density atau constant volume)
untuk reaksi-reaksi searah (atau irreversible) 5. Memahami perbedaan antara reaksi yang
berorde 1, 2, 0, dan n (untuk satu reaktan atau berlangsung secara batch pada sistem variable
lebih). (varying) density dan constant density.
6. Mampu menjabarkan persamaan2 kinetika reaksi
3. Memahami konsep orde semu, waktu fraksi homogen pada sistem batch & variable-density
(fractional life), dan waktu paruh (half-life). untuk kasus reaksi-reaksi sederhana.

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 1


8/29/2019

Batch (partaian) PENGANTAR


Sistem reaktor
REFERENSI Alir (kontinyu = sinambung)
Gambaran sistem reaksi homogen dalam reaktor batch:
 Hill (2014), Chapter 3, Chapter 5 Neraca massa (dalam mol, misal terhadap
 Levenspiel (1999), Chapter 2, Chapter 3 komponen reaktan A, per satuan waktu):
 Smith (1981), Chapter 2: Kinetics of Homogeneous Sistem
Reactions Isotermal
 Fogler (2016), Chapter 7, Chapter 8 (sama dengan definisi laju
reaksi intensif, pada materi
 Missen (1999), Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5 kuliah sebelumnya)
Reaksi: A  produk
(jika: V tetap)

Dua versi neraca massa (dalam mol/waktu):


Sistem Batch dengan Volume Reaksi Tetap
(Constant Density)
Pada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap:
atau: V sistem setiap saat (t = t) sama dengan
V sistem mula-mula (t = 0)
Silakan memilih dan menggunakan salah satu atau: V = V0
versi saja (NB: jangan sampai tercampur aduk)
sehingga, konsentrasi reaktan A setiap saat dapat di-
Mole balance ini dinyatakan terhadap salah satu nyatakan sebagai:
(atau masing-masing) komponen reaksi, bisa
reaktan maupun produk.
Sebagai latihan, coba jabarkanlah persamaan mole balance
terhadap masing-masing komponen dalam reaksi: (Silakan Anda review pada materi sebelumnya:
A  2 P + Q dan: a A + b B  c C + d D “DASAR-DASAR KINETIKA REAKSI KIMIA”)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 2


8/29/2019

Hal-hal Pokok yang Perlu Ditinjau/ Diperhatikan dalam Reaksi Ireversibel Unimolekuler Berorde-Satu
Penyelesaian Kasus2 Kinetika Reaksi (Kondisi Isotermal): Kecepatan reaksi berorde-satu:
1. Neraca massa (khususnya: neraca mol, yang Pada sistem batch bervolume-tetap:
ditinjau terhadap salah satu komponen reaksi).
Kondisi batas: t = 0: CA = CA0 atau XA = 0
2. Stoikiometri reaksi t = t: CA = CA atau XA = XA
3. Persamaan kinetika (laju) reaksi XA vs t
4. Persamaan2 pendukung, seperti: persamaan gas (pers. (10))

ideal, persamaan Arrhenius, persamaan Pers. (5)


kesetimbangan, dsb atau (9) CA vs t
(pers. (6))
5. Penyelesaian matematika  diferensial, integral,
persamaan diferensial [secara analitik maupun t

numerik] Bagaimana profil grafik (-rA) vs CA dan (-rA) vs XA?

Reaksi Ireversibel Berorde-Dua Reaksi Ireversibel Berorde n


Beberapa Kasus:
(1) A + B  produk Untuk reaksi: A  produk reaksi
-rA = k CA CB secara umum: -rA = k CAn
(penyelesaian dengan integral pecahan fraksional) Penyelesaian secara analitik (dengan
(2) A  produk batas: CA = CA0 pada t = 0 dan CA = CA
-rA = k CA2 pada t = t) adalah:
(3) Secara umum: a A + b B  produk
-rA = k CA CB (dengan:  +  = 2) [n  1]
(jika  dan  berupa pecahan, maka penyelesaian
akan lebih mudah dilakukan secara numerik) Coba Anda cek untuk reaksi-reaksi
Pelajari persamaan dan grafik2 yang bersesuaian…! berorde 0, 2, ½, dan 1 ½ !

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 3


8/29/2019

Contoh-contoh Reaksi
Berorde 1: Contoh Soal:
Cracking butana, dekomposisi N2O5, peluruhan radioaktif Kinetika Reaksi Searah Berorde 1
Berorde 2:
Class I: Dekomposisi HI ( 2 HI  H2 + I2), dimerisasi Suatu reaksi homogen fasa-cair orde-pertama
siklopentadiena (2 C5H6  C10H12), dekomposisi termal dilangsungkan dalam reaktor batch. Konversi
NO2 fase gas (2 NO2  2 NO + O2) (X) 60% reaksi itu dicapai dalam 35 menit.
Class II: Hidrolisis ester organik dalam media non-
aqueous, pembentukan HI (H2 + I2  2 HI) (a) Berapa waktu yang diperlukan untuk
Berorde 3: mencapai konversi 83%?
2 NO + Cl2  2 NOCl, 2 NO + O2  2 NO2 (b) Berapa nilai konstanta laju reaksinya?
Berorde pecahan:
Pirolisis asetaldehida (orde 3/2), pembentukan phosgene
dari CO dan Cl2 [r = k (Cl2)3/2 CO]

Contoh Soal: Contoh Soal:


Kinetika Reaksi Searah Berorde 1 Kinetika Reaksi Searah Berorde 1
Reaksi homogen orde-pertama: A  2 P
Sebuah reaksi homogen orde pertama: A  2 P berlangsung secara batch dalam reaktor bervolume
berlangsung dalam reaktor batch bervolume tetap. tetap. Mula-mula hanya terdapat A dan P (CA0 = 10
Mula-mula hanya terdapat A dan P dengan konsentrasi mmol/liter, CP0 = 2 mmol/liter). Setelah 22 menit:
masing-masing sebesar 15 dan 1 mmol/liter. Yield P komposisi molar P dalam campuran = 35%.
sebesar 40% dicapai dalam 25 menit. Berapakah laju spesifik reaksi ini?
Berapakah laju spesifik reaksi ini?
Ulangi penyelesaian terhadap soal ini, jika
reaksi berorde-dua dan orde 1,5!

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 4


8/29/2019

Hill, 1977, p. 68, ch. 3 Problem Contoh Soal:


Kinetika Reaksi Searah Berorde 2
Cairan A terdekomposisi melalui kinetika
reaksi berorde-kedua. Dalam sebuah
reaktor batch bervolume-tetap, 40% A
terkonversi dalam waktu 10 menit.
(a) Berapakah waktu reaksi agar konversi
mencapai 75%?
(b) Berapakah nilai laju reaksi spesifiknya?

Latihan Soal Reaksi Berorde Semu


[dari: Problem 12-1, Missen, 1999]
Orde semu = orde “tidak sebenarnya”
Pada suhu tinggi, NO2(g) terurai menjadi NO(g) Ilustrasi (melalui hasil eksperimen):
dan O2(g). Sampel gas yang hanya Reaksi hidrolisis ester pada fasa cair:
mengandung NO2 direaksikan secara batch CH3COOC2H5 + H2O  CH3COOH + C2H5OH
isotermal pada sistem constant-density. [T0 = T Orde 1 terhadap CH3COOC2H5
= 400 oC]. Mula-mula: P0 = 50 kPa. Setelah t = Orde 1 terhadap H2O
25 detik: P = 10 kPa. Jika reaksi ini berorde- Orde reaksinya: …?
dua terhadap NO2, berapakah nilai tetapan Bagaimana jika konsentrasi awal H2O dibuat sangat
laju reaksinya? Tuliskan beserta satuannya. berlebih terhadap CH3COOC2H5: …?

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 5


8/29/2019

Waktu Paruh (Half-Life) Reaksi Waktu Fraksi (Fractional-Life) Reaksi


Waktu paruh (half-life) reaksi (t½) merupakan waktu yang Waktu paruh (t½) merupakan istilah (atau kasus) yang
diperlukan oleh reaksi tersebut agar konsentrasi reaktannya spesifik dari fractional life (tF), dengan besarnya F:
menjadi setengah dari konsentrasi reaktan mula-mula.

atau: limiting reactant


Secara umum, besarnya F:
Hubungan antara waktu Pers. berada pada rentang: 0 < F < 1
paruh reaksi terhadap (45)
Hubungan antara tF dengan CA0:
konsentrasi reaktan A
mula-mula: [n  1]

Persamaan ini dijabarkan dari dan hanya berlaku untuk reaksi


[n  1] homogen pada sistem batch bervolume tetap (dengan satu
reaktan saja) dengan kinetika berbentuk hukum pangkat.

Waktu Paruh (Half-Life) Reaksi - 2 Contoh Soal


[Pendekatan Orde Semu & Orde Sebenarnya]
Banyaknya reaktan A yang tersisa setelah Reaksi fasa-cair: 2 A + B  C + D + 2 E
reaksi berlangsung selama m x waktu paruh berlangsung secara batch pada suhu tetap.
Mula-mula: [A]0 = 400 mmol/liter
Fraksi reaktan A [B]0 = 5 mmol/liter
yang terkonversi Waktu seperempat (t1/4) reaksi ini adalah 100 ks
(kilo-detik).
Jika reaksi ini berorde-satu terhadap masing-
Analog untuk kasus: waktu fraksi masing reaktannya, berapakah nilai tetapan laju
reaksinya?

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 6


8/29/2019

Contoh Soal Problem Ch.3 (Hill, 1977)


[Pendekatan Orde Semu & Orde Sebenarnya]

Reaksi fasa-cair: 2 A + B  C + D + 2 E
berlangsung secara batch pada suhu tetap.
Mula-mula: [A]0 = 800 mmol/liter
[B]0 = 4 mmol/liter
Pada t = 90 ks (kilo-detik): B yang tersisa (=
[B]/[B]0) = 0,35
Jika reaksi ini berorde-satu terhadap masing-
masing reaktannya, berapakah nilai tetapan laju
reaksinya? Berorde berapakah reaksi ini?
Berapakah nilai k-nya pada 1030 K?

Contoh Soal Contoh Soal:


Waktu Paruh Reaksi
Reaksi fasa-gas penguraian CH3OCH3 (A):
Laju hidrasi etilen oksida (A) menjadi etilen glikol
A  produk, berlangsung pada 777 K. Data
(C2H4O + H2O  C2H6O2) dalam larutan encer
fractional life (t0,69) yang diperoleh pada variasi CA0: sebanding dengan konsentrasi A, dengan
103 CA0 (mol/dm3) 8,13 3,10 konstanta laju reaksi sebesar k = 4,11 x 10-5 detik-1
t0,69 (detik) 590 900 pada 20oC untuk konsentrasi katalis (HClO4)
tertentu (tetap). Tentukan besarnya waktu paruh
(a) Berapakah orde reaksi ini? (half-life, t1/2) oksida A (dalam satuan detik), jika
(b) Berapakah nilai k pada suhu ini? reaksi dilangsungkan dalam sebuah reaktor batch.

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 7


8/29/2019

Contoh Soal:
Waktu Paruh Reaksi Contoh Soal:
Reaksi homogen: A  B + C, merupakan reaksi Reaksi fasa-cair: A + B  produk berlangsung secara
orde-satu dengan waktu paruh sebesar 27 menit. batch dalam reaktor isotermal. Persamaan kinetika
Banyaknya A yang telah terurai dalam waktu 81 reaksi ini mempunyai bentuk: -rA = k CA2 CB.
menit adalah....
Mula-mula: CA0 = CB0 = 10 mmol/liter.
A. 12,5 %
B. 25 % Setelah 15 menit: XB = 60%.
C. 50 % Tentukan nilai k pada kondisi ini!
D. 75 % Tuliskan satuannya.
E. 87,5 %

Contoh Soal: Contoh Soal:


Kinetika Reaksi Searah Berorde 2 (Non Bimolekuler) Perhitungan Tekanan Parsial dalam Sistem Reaksi
Reaksi antara etilen bromida dan kalium iodida dalam 99%
metanol (sebagai inert) diketahui merupakan reaksi yang Untuk reaksi fasa-gas ireversibel 2 A  D yang
berorde-satu terhadap masing-masing reaktan (atau, mempunyai dipelajari dalam reaktor bervolume-tetap (rigid)
orde keseluruhan = 2). Reaksi tersebut dapat dituliskan sbb: pada temperatur (tetap) T, tekanan total (P) yang
C2H4Br2 + 3 KI  C2H4 + 2 KBr + KI3 terukur adalah 180 kPa setelah reaksi berlangsung
atau: A + 3 B  produk selama 20 menit dan 100 kPa setelah waktu yang
(a) Jabarkanlah persamaan yang dapat digunakan untuk lama (reaksi berlangsung sempurna). Jika mula-
menentukan konstanta laju reaksi tersebut.
mula hanya ada A, berapakah tekanan parsial D (pD)
(b) Dalam sebuah eksperimen pada 59,7oC, dengan CA0 = 0,0266
dan CB0 = 0,2237 mol/L, bromida (A) telah 59,1% bereaksi setelah setelah reaksi berlangsung selama 20 menit?
reaksi berlangsung selama 15,25 jam. Tentukan besarnya harga k Tuliskan asumsi-asumsi yang digunakan.
tersebut, beserta satuannya.

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 8


8/29/2019

[Nauman, 2002, p. 71] Problem Contoh Soal:


Reaksi fasa-gas penguraian A: A  B + 5 C
berlangsung secara batch pada sistem bervolume-tetap
dan suhu 287oC. Mula-mula: tekanan sistem reaksi = P0
= 3 atm, serta terdapat campuran gas A dan inert dengan
rasio molar = 4 : 1. Reaksi ini berorde-dua terhadap
reaktannya. A terkonversi 40% dalam waktu 75 detik.
a) Berapakah nilai konstanta laju reaksinya? Tuliskan
satuannya.
b) Jabarkan persamaan yang menghubungkan antara
tekanan total setiap saat (P) sebagai fungsi waktu
reaksi (t) dan P0.
Ulangi, jika reaksi berorde-satu!

Contoh Soal dari: Missen,1999 REAKSI KOMPLEKS - Contoh Reaksi


For the gas-phase reaction: Reaksi reversibel (bolak-balik):
C2H4 + C4H6  C6H10 or A+BC Isomerisasi butana:
carried out isothermally in a constant-volume batch
reactor, what should the temperature (T/K) be to Reaksi ireversibel paralel:
achieve 57,6% conversion of reactants, initially present Dehidrasi dan dehidrogenasi etanol:
in an equimolar ratio, in 4 min? The initial total
pressure is 0,8 bar (only A and B present initially). The
rate law is: Reaksi ireversibel seri:
Dekomposisi aseton (seri terhadap ketena):
4
with the Arrhenius parameters, A and EA, in L mol-1 s-1
and J mol-1, respectively.

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 9


8/29/2019

Reaksi Reversibel Berorde Satu Reaksi Reversibel Berorde Dua


Tinjau reaksi reversibel unimolekuler berorde satu: Tinjaulah beberapa
skema reaksi
reversibel bimole-
kuler berorde dua Persamaan kinetikanya: …?
Persamaan kinetikanya:
sebagai berikut: Nilai awal (pada t = 0): …?

Dapat diselesaikan…!
[NB: Memerlukan telaah tentang
kesetimbangan reaksi].

Think about this! Contoh Soal:


Is the approach of the concentration of a reagent A to Kinetika Reaksi Bolak-balik Berorde 1
equilibrium always monotonically decreasing if
? ? Reaksi elementer: A  P, dengan CA0 = 175
mmol/liter dan CP0 = 0, berlangsung di dalam
Thermodynamics tells nothing about kinetics.
Thus, while [A] must go to its equilibrium value sebuah reaktor batch bervolume-tetap.
eventually, it may not go there directly. For example, Reaktan A telah terkonversi 25% setelah 12
the following is possible: menit, sedangkan kesetimbangan reaksi
tercapai pada konversi A sebesar 85%.
Tentukan nilai konstanta laju reaksi ini (ke arah
kanan/ forward dan juga kiri/ reverse)!

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 10


8/29/2019

Reaksi Ireversibel Paralel


Contoh Soal
Isomerisasi cis-trans dimetilsiklopropana: Reaksi ireversibel paralel elementer:
Persamaan kinetikanya:

merupakan reaksi reversible elementer. Reaksi k1 > k 2


dilangsungkan secara batch (dalam sistem bervolume R: desired
tetap) pada 453 oC. Mula-mula: hanya terdapat A. product

Kesetimbangan reaksi ini tercapai pada konversi 70%.


Jika: CA = 37,2% CA0 pada t = 675 detik, tentukan nilai
K, k1, dan k2! Tuliskan juga satuannya. Pada t = 0: CA = CA0
CR = CR0 = 0
CS = CS0 = 0

Contoh Soal: Contoh Soal


Kinetika Reaksi Searah Paralel
Reaksi homogen fasa-cair paralel:
Tinjaulah sebuah reaksi fasa-cair dekomposisi A yang AP+3Q rQ = 3 k1 CA2 … (1)
berlangsung menurut skema kinetika dengan 2
persamaan laju reaksi sbb.: A  B + E r B = k1 CA 2AR rR = k2 CA … (2)
AD+E r D = k2 CA berlangsung secara batch dan isotermal. Mula-mula hanya
terdapat 60%-mol A (dengan: CA0 = 12 mM) dan sisanya
Reaksi dilangsungkan secara isotermal dalam sebuah
reaktor batch, dengan mula-mula hanya ada A dengan inert. Setelah reaksi berlangsung 1,5 jam: A telah
CA0 = 4 mol/L dalam pelarut inert. Pada t = 1200 detik, terkonversi 80%, dan fraksi mol Q dalam campuran = 25%.
CA = 1,20 mol/L dan CB = 0,84 mol/L. Hitunglah: (a) Susunlah tabel stoikiometri reaksi ini sebagai fungsi
(a) harga k1 dan k2 (beserta satuannya) molar extent of reaction (1) dan (2)!
(b) harga CD dan CE pada t = 1200 detik. (b) Tentukan nilai k1 dan k2! Tuliskan juga satuannya.

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 11


8/29/2019

Reaksi Ireversibel Seri-1 Reaksi Ireversibel Seri-2


Reaksi ireversibel seri elementer: Kapan dan berapa CR maksimum?
Persamaan kinetikanya:

Secara umum:
Pada t = 0: CA = CA0 Untuk sejumlah reaksi yang berlangsung seri/ konsekutif/
CR = CR0 = 0 berurutan: tahap reaksi yang paling lambat yang akan
CS = CS0 = 0 Sumber: Levenspiel, 1999
menjadi penentu laju reaksi secara keseluruhan

Contoh Soal:
Latihan Soal: Kinetika Reaksi Searah Seri-Paralel
Kinetika Reaksi Searah Seri k1 k3 D
Reaksi homogen: A B
Reaksi seri elementer: k2 C
berlangsung dalam sebuah reaktor sistem batch berlangsung dalam sebuah reaktor sistem batch
bervolume tetap. Mula-mula hanya terdapat A bervolume tetap. Mula-mula hanya ada A.
dengan CA0 = 120 mmol/m3. (a) Jabarkan persamaan CA terhadap t. Jika k1 = 0,001
detik-1, berapakah rasio CA/CA0 setelah 1,5 menit?
Jika CA = 85 mmol/m3 setelah reaksi berlangsung (b) Jabarkan persamaan CB terhadap t. Jika k2 = 0,003
selama 12 menit, dan CR maksimum yang dicapai detik-1, k3 = 0,002 detik-1, dan CA0 = 0,2 gmol/dm3,
oleh reaksi ini adalah 60 mmol/m3, tentukan: berapakah CB setelah 2 menit?
(a) besarnya k1 dan k2 (c) Berapakah konsentrasi C setelah 1 menit? 2 menit?
(b) waktu untuk mencapai CR maksimum (d) Gambarkan profil SDC terhadap t. Kapankah CB
mencapai maksimum? (Sumber: Fogler, 1992)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 12


8/29/2019

Nauman, 2002, p. 71 Problem Analog untuk penjabaran kinetika


reaksi2 kompleks (multiple) yang lain!
• Reaksi reversible
• Reaksi paralel
• Reaksi seri
• Reaksi seri-paralel
• Reaksi katalitik homogen
• Reaksi autokatalitik
• Reaksi dengan penggeseran orde
• dll
Baca, cermati, dan pelajari materi ini
berdasarkan handout kuliah!

SISTEM REAKTOR BATCH – VOLUME BERUBAH


(VARIABLE VOLUME/ VARIABLE DENSITY) Penentuan A
Beberapa asumsi untuk Besarnya A ditentukan oleh:
pendekatan:
 Reaksi berlangsung dalam (1) persamaan stoikiometri reaksi
kondisi P tetap dan T tetap (2) komposisi reaktan awal (termasuk inert)
 Berlangsungnya reaksi diamati
melalui perubahan volume Tinjau reaksi: a A + …  p P + …
sistem reaksi
 Reaksi berlangsung hanya melalui satu persamaan
stoikiometri tunggal. (Levenspiel; Hill)
Volume sistem reaksi pada saat t (atau pada XA tertentu):
A atau:

Secara umum: (Fogler)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 13


8/29/2019

Recall materi
kuliah sebelumnya: Tinjauan Pendekatan Sistem Reaksi Ilustrasi:
(1) Reaksi homogen fase-gas: 3 A  R
Volume tetap (= Volume berubah (= densitas
densitas tetap)  berubah)  variable/ dalam sistem variable-volume batch reactor
constant-density system varying-density system  Jika mula-mula hanya ada reaktan A, maka: …
 Jika mula-mula campuran reaktan mempunyai
(Sistem operasi komposisi: A sebanyak 50%-mol dan sisanya
batch) V = V0 V  V0 berupa inert, maka: …
(2) Campuran gas dengan nA0 = 200, nB0 = 150, dan
dapat dijabarkan dengan memanfaatkan:
 Tabel stoikiometri reaksi nI0 = 150, direaksikan dalam sebuah reaktor
 Pendekatan keadaan ideal (reaksi fasa gas) batch (variable-density), melalui reaksi:
A+3B5R
Konsentrasi maka: …
zat i:

Pernyataan Laju Reaksi


Konsentrasi A setiap saat (t = t):
Contoh Soal:
Problem 3.30
[Levenspiel, 3rd, 1999, p. 82]
Laju reaksi homogen berkurangnya A: Tentukan nilai konstanta laju reaksi fasa-gas
berorde satu: A  1,6 R, jika volume campuran
reaksi meningkat 50% dalam 4 menit. Mula-
(sistem batch, V tetap)
mula hanya terdapat gas A murni. Tekanan
total dan suhu reaksi sistem dijaga konstan
pada 1,2 atm dan 25oC.
atau:
(sistem batch, V berubah)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 14


8/29/2019

Hill, 1977, p. 71, Ch. 3 Problem


LATIHAN SOAL
[diadaptasi dari: Problem 12.3/ Missen, 1999]
Reaksi fasa gas: C2H4 + C4H6  C6H10, atau:
A + B  C dilangsungkan secara batch pada suhu dan
tekanan total yang dijaga tetap (660 oC, 0,8 bar). Mula-
mula hanya terdapat A dan B yang ekuimolar. Reaksi
berorde satu terhadap masing-masing reaktan dengan:

dan: A [=] liter.mol-1.s-1; Ea [=] J.mol-1


Berapakah waktu yang diperlukan untuk mencapai
konversi etana sebesar 57,6%?

Hill, 1977,
p. 75, Ch. 3

ULANGI, jika
komposisi Selamat Belajar!
awal:
A = 0,40
B = 0,32
C=0
Inert =
sisanya

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Batch 15


8/29/2019

Kinetika dan Katalisis (1210233) REFERENSI:


Semester Gasal Tahun Akademik 2019-2020
• Fogler, 2016, Chapter 7: Collection and Analysis
of Rate Data
ANALISIS & INTERPRETASI • Hill, 2014, Chapter 3: Basic Concepts in
DATA KINETIKA PADA Chemical Kinetics – Determination of the
SISTEM REAKTOR BATCH
Reaction Rate Expression
• Levenspiel, 1999, Chapter 3: Interpretation of
Batch Reactor Data
• Missen, 1999, Chapter 3, 4, & 5
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1 • Smith, 1981, Chapter 2: Kinetics of
JURUSAN TEKNIK KIMIA – FTI Homogeneous Reactions
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

OUTLINE: PERSAMAAN KINETIKA ATAU LAJU REAKSI


Bagaimana persamaan
• Pengantar kinetika sebuah reaksi
• Percobaan (Eksperimen) Kinetika Reaksi; dapat diperoleh? Data dan persamaan-persamaan
Metode untuk Rate Data Collecting kinetika reaksi yang tersedia dari
literatur
• Metode Analisis dan Interpretasi Data Kinetika
(Sistem Batch) Metode-metode untuk memperoleh
• Metode Integral r = ...? data laju reaksi dari percobaan di
laboratorium, menganalisisnya, dan
• Metode Diferensial menginterpretasikannya.
• Metode-metode Lain: Isolasi, Initial Rate Postulasi mekanisme reaksi untuk
• Contoh-contoh Kasus memprediksi persamaan laju reaksi
(termasuk pendekatan teori)

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 1


8/29/2019

PERCOBAAN KINETIKA REAKSI


Pendekatan Umum:
ANALISIS & INTERPRETASI DATA KINETIKA 1. Pemilihan spesies (reaktan atau produk) untuk memantau atau
mengamati keberlangsungan reaksi
2. Pemilihan jenis reaktor dan mode pengoperasiannya
3. Pemilihan metode untuk mengamati keberlangsungan reaksi
Penentuan kecepatan/ laju/ kinetika terhadap waktu
reaksi secara kuantitatif 4. Pemilihan strategi percobaan, yakni bagaimana cara mela-
kukan percobaan kinetika, termasuk jumlah dan jenis
percobaan yang diperlukan; bagaimana mengantisipasi
adanya kemungkinan reaksi-reaksi samping; bagaimana
Perancangan reaktor kimia kondisi operasinya; bagaimana menjamin supaya data-data
dalam skala komersial yang dihasilkan mempunyai reproducibility tinggi; dsb.
5. Pemilihan metode untuk menentukan harga-harga para-
meter kecepatan reaksi secara kuantitatif/numerik.

Sistem Reaktor (dalam


Prosedur Penentuan Persamaan Percobaan Kinetika):
Laju/ Kinetika Reaksi:
• Reaktor batch (umumnya untuk studi
• Pengaruh konsentrasi kinetika reaksi homogen)
(concentration-dependence) pada • Reaktor alir/ kontinyu (umumnya untuk
suhu (T) tetap studi kinetika reaksi heterogen)
• Pengaruh suhu (temperature-
dependence)  untuk memperoleh:
k = f (T) • Umumnya dipilih sistem batch
• Peralatan lebih sederhana dan dapat dalam skala kecil
• Kondisi isotermal

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 2


8/29/2019

Pengukuran Tidak Langsung: Metode Fisika


Pengaruh Konsentrasi • Perubahan P total sistem reaksi (sistem RB V-tetap)
(Concentration-Dependence) • Perubahan V sistem reaksi (sistem RB P-tetap)
• Perubahan sudut putaran optik  polarimeter 
1. Pengukuran Langsung; Metode Kimia mengukur sudut putaran cahaya yang terpolarisasi
– Contoh: titrasi asam dengan basa, titrasi karena melewati sistem.
basa dengan asam, presipitasi ion dalam • Perubahan hantaran listrik (sistem reaksi yang
melibatkan zat-zat yang terionisasi)  sel hantaran.
suatu senyawa insoluble. • Perubahan indeks bias  refraktometer (sistem fasa
– Metode kimia ini sering digunakan untuk cair), interferometer (sistem fasa gas)
reaksi-reaksi yang berlangsung relatif • Perubahan warna/ kekeruhan/ serapan cahaya
lambat. (absorbansi)  spektrofotometer.
Prosedur kalibrasi
2. Pengukuran Tidak Langsung; Metode Fisika Kurva kalibrasi atau kurva/ grafik standar

Beberapa Besaran Lain yang Data Kinetika – Sistem Batch


Perlu Diukur: A + B  produk reaksi
• Suhu, T (pada umumnya T perlu dikendalikan) CA vs t; nA vs t
• Tekanan, P XA vs t; 1-XA vs t
• Besaran2 geometrik (misal: panjang, L,
dilatometer (untuk sistem reaktor bervolume- pA vs t
berubah), luas permukaan katalis, A, dan P vs t
volume bejana reaksi, V) V vs t (sistem volume berubah)
• Waktu, t dan lain-lain.
• Laju alir fluida masuk dan keluar reaktor, q
(dalam sistem reaktor alir) Perlu memahami hubungan antar
besaran tersebut di atas…!!!

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 3


8/29/2019

Dari Neraca Massa (Mol) A di Reaktor


PROSEDUR ANALISIS DAN
INTERPRETASI DATA KINETIKA
1. Metode Integral
2. Metode Diferensial
Tools matematika yang perlu di-review (dan
diperhatikan):
[1]. Regresi linier (tunggal, multiple)
[2]. Teknik linierisasi
[3]. Metode grafik
[4]. Regresi tak-linier

Coefficient of Determination [Statistika]:


METODE INTEGRAL
Nilai R2 1. Metode grafik (atau grafik
pembanding)
(trial and 2. Metode perhitungan harga k
error) * long-interval (k averaging
* short interval procedure)
* least-squares
dengan:
3. Metode fractional life
SSE = error sum of squares (metode ini hanya bisa diterap-
SSTO = total sum of squares kan untuk model kinetika
hukum pangkat)

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 4


8/29/2019

Prosedur Metode Grafik Pembanding


Umum
Metode Kelengkungan
positif: orde reaksi
Integral yang ditebak (atau
diasumsikan) lebih
besar daripada orde
reaksi sebenarnya.
Kelengkungan
negatif: orde reaksi
yang ditebak (atau
diasumsikan) lebih
kecil daripada orde
reaksi sebenarnya.

Metode Perata-rataan Harga k


(k Averaging Procedure) Metode Fractional Life
Hubungan antara
fractional life suatu reaksi
(tF) dengan konsentrasi
awal reaktan (CA0):

(n  1)
Grafik (a): harga-harga k tidak konsisten (karena adanya
variasi yang cukup lebar antara harga-harga k yang atau (jika dilinierisasi):
dihitung pada pasangan data yang berbeda).
Grafik (b): harga-harga k relatif konsisten (karena harga-
harga k yang dihitung pada pasangan data yang berbeda
tidak terlalu bervariasi).

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 5


8/29/2019

Prosedur Umum
METODE DIFERENSIAL Metode
Diferensial
1. Dengan teknik (prosedur) linierisasi
2. Secara trial and error

Metode diferensial yang lain:


1. Metode isolasi
2. Metode initial rate
[Silakan dibaca dari handout kuliah]

Metode Diferensial (de- Metode Diferensial


ngan Teknik Linierisasi) (secara Trial and Error)
Bentuk persamaan kecepatan:
dengan f(CA) ditebak atau diasumsikan.

Bentuk persamaan
kecepatan reaksi
tebakan tersebut
dianggap sesuai
jika plot tersebut
menghasilkan
bentuk yang linier.

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 6


8/29/2019

Smooth-Curve atau Freehand-Curve Metode Diferensial


(b) Penentuan nilai derivatif/ diferensial
(sebagai fungsi waktu t):
1. Metode Grafik
Metode garis singgung
Metode diferensiasi (sederhana;
(a) equal area)
Contoh smooth-curve atau freehand-curve ditunjukkan 2. Metode Numerik
pada kurva (a). Smooth-curve harus dibuat secara hati- Metode finite-divided difference
hati, dengan pandangan mata. Pada umumnya kurva ini Metode curve-fitting
tidak akan melewati semua titik data, tetapi mampu me-
nunjukkan kecenderungan (trendline) data. Bandingkan-
lah dengan kurva (b), yang melewati semua titik data, dsb.
tetapi justru tidak menunjukkan kecenderungan data.

General Tools (untuk Contoh Soal 1#:


Penyelesaian Soal) Di dalam sebuah reaktor batch bervolume-tetap,
reaktan A terdekomposisi menurut persamaan reaksi
1) Neraca Mol (terhadap salah satu komponen homogen berikut: A  produk
reaksi) Komposisi A dalam reaktor (CA) yang diukur pada berba-
2) Persamaan Laju Reaksi gai variasi waktu t disajikan sebagai berikut:
3) Stoikiometri t (detik) 0 20 40 60 120 180 300
4) Persamaan2 Pendukung CA (mol/liter) 10 8 6 5 3 2 1
5) Penyelesaian Persamaan Matematika  Tentukan persamaan kinetika reaksi yang merepresen-
SECARA ANALITIK (untuk Metode Integral) tasikan data-data kinetika tersebut di atas, dengan
menggunakan metode integral dan metode diferensial.
6) Analisis dan Interpretasi Data: Metode Persamaan laju reaksi dianggap mengikuti model
Grafik, Metode Kuadrat Terkecil (Least hukum pangkat:
Squares), dsb. Sumber: Levenspiel, 1999

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 7


8/29/2019

Metode Grafik Pembanding


Jika orde yang
ditebak: n = 0
Penyelesaian/ Hasil dengan
Metode Integral

Analisis Anda…?

Metode Grafik Pembanding Metode Grafik Pembanding


Jika orde yang Jika orde yang
ditebak: n = 1 ditebak: n = 2

Analisis Anda…? Analisis Anda…?

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 8


8/29/2019

Metode Grafik Pembanding Metode Perata-rataan Harga k


Cek:
Nilai k =
Jika n = 1,4 slope grafik
linier yang
diperoleh

Analisis Anda…?
Analisis Anda…?

Metode Perata-rataan Harga k Metode Fractional


Cek: Life (F = ½)
n = 1,4

0,00512 (liter/mol)
Jadi: krata-rata = …………………..
0,4.detik-1

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 9


8/29/2019

Penentuan n dan k:

Dengan demiki-
an, n dan k
dapat ditentukan Penyelesaian/ Hasil dengan
berdasarkan Metode Diferensial
nilai-nilai slope
dan intercept.

Jangan lupa:
Satuan k: …..?

Metode
Garis
Singgung
CA (mol/L)

Nilai n dan k
dapat
Tangents ditentukan
(garis-garis
singgung)
pada titik-titik
data yang Jangan lupa
bersesuaian t (detik) satuannya!

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 10


8/29/2019

Metode Diferensiasi Sederhana (dengan Lanjutan:


Teknik Linierisasi)

Jadi: Orde reaksi (n) = slope grafik = 1,47


Konstanta laju reaksi (k) = 10^(intercept) =
10^(-2,349) = 0,00448

Contoh Soal #2: Contoh Soal:


Data berikut ini diperoleh melalui eksperimen reaksi Dimerisasi butadiena (A): 2 A  R dilangsungkan
dekomposisi reaktan A pada 0oC dalam sebuah reaktor secara batch (sistem bervolume konstan) pada
batch bervolume-tetap menggunakan gas murni
(reaktan) A: 60oC, dengan reaktan awal berupa A murni.
Keberlangsungan reaksi diamati melalui
Waktu (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 
pengukuran tekanan total sebagai fungsi waktu sbb:
Tekanan parsial A
760 600 475 390 320 275 240 215 150
(mm Hg) t (menit) 0 5 10 20 35 50 80
Pt (torr) 630 611 592 559 523 497 463
Jika stoikiometri reaksinya dituliskan sebagai: A  2,5 R
tentukan persamaan laju reaksi yang merepresentasikan Jika persamaan kinetika mengikuti model
semua data di atas! umum: -rA = k CAn, tentukan harga-harga n
(orde reaksi) dan k.

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 11


8/29/2019

Fogler, 2004
Contoh Soal:
Reaksi fasa-cair antara ethylene bromide (A) dan
potassium iodide (B) pada suhu 59,72 oC secara batch:
C2H4Br2 + 3 KI  C2H4 + 2 KBr + KI3
Mula-mula: CA0 = 0,02864 kmol/m3
CB0 = 0,1531 kmol/m3
Data eksperimen:
t (ksec) 29,7 40,5 47,7 55,8 62,1
Fraksi dibromide 28,63 36,30 40,99 45,72 48,90
reacted (%)
Jika persamaan kinetika reaksi diyakini berbentuk:
r = k CA CB
tentukan nilai konstanta laju reaksi pada kondisi ini!

Hill, Hill,
1977 1977

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 12


8/29/2019

Ujian KinKat Gasal 2012-2013


(Lanjutan:) Kamis, 1 November 2012
Tinjau reaksi homogen ireversibel bimolekuler
elementer: A + B  Produk reaksi, berlangsung
pada volume tetap. Tentukan konstanta laju
reaksi kA, bila diketahui CB0 = 2 CA0 dan
hubungan konsentrasi A pada berbagai waktu
reaksi sebagai berikut:
t (menit) 0 20 40 60 120 180
CA (mmol/liter) 200 140 100 75 45 30

Hill, (Lanjutan:)
1977

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 13


8/29/2019

Hill, (Lanjutan:)
1977

Hill, (Lanjutan:)
1977

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 14


8/29/2019

Smith, 1981, Problem 4-10 Hill, 1977


Production of propionic acid:
C2H5COONa + HCl  C2H5COOH + NaCl
The reaction rate may be represented by a second-
order reversible equation. Laboratory data on the
rate of reaction are obtained by taking 10 cm3
samples of the reaction solution at varying times and
neutralizing the unreacted HCl with 0.515-normal
NaOH. The initial moles of HCl and C2H5COONa are
the same. The data at reaction temperature of 50oC
are as follows:
t, min 0 10 20 30 50 
NaOH required, cm3 52,5 32,1 23,5 18,9 14,4 10,5

Problem 3-11 (Missen, 1999) Contoh Soal:


Reaksi peruraian diazobenzene chloride: Sucrose is readily hydrolysed to glucose and
C6H5N2Cl  C6H5Cl + N2 fructose in acidic solution. The hydrolysis can be
Satu liter larutan yang mengandung 150 gram monitored by measuring the angle of rotation of
diazobenzenaklorida direaksikan pada 70oC. plane-polarized light passing through the
Volume kumulatif N2 (g) yang dikumpulkan pada 1 solution. From the angle of rotation the
bar dan 70oC sebagai fungsi waktu disajikan sbb.: concentration of sucrose can be determined. An
experiment on the hydrolysis of sucrose in 0,50 M
t (min) 0 1 2 3 4 5 6 7 HCl (aq) produced the following data:
Volume N2 (liter,
0 1,66 3,15 4,49 5,71 6,81 7,82 8,74 t/min 0 14 39 60 80 110
pada 1 bar, 70oC)
Sucrose/M 0,316 0,30 0,274 0,256 0,238 0,211
Tentukan order reaksi dan laju reaksi spesifiknya!

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 15


8/29/2019

Wright, 2004 Wright, 2004

Catatan tentang Penyelesaian


Integral Pecahan Fungsi Rasional

Selamat Belajar, Memahami


Materi, dan Berlatih Soal
dengan Baik!

Analisis & Interpretasi Data Kinetika: Batch 16


CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN Karena: m C6H5N2Cl mula-mula = 150 g
KINETIKA DAN KATALISIS dan: BM C6H5N2Cl = [6x12 + 5x1 + 2x14 + 1x35,5] g/mol = 140,5 g/mol
Analisis dan Interpretasi Data Kinetika: Sistem Reaktor Batch 150 g
Maka: n C 6 H 5 N 2 Cl   1,0676 mol
0 140,5 g / mol

Diambilkan dari: Problem 3-11 Volume sistem reaksi mula-mula: V0 = 1 liter


Missen, 1999, Introduction to Chemical Reaction Engineering and Kinetics Untuk diperhatikan: Dalam hal ini, peninjauan sistem reaksi didasarkan pada sistem fasa larutan,
Kunci Jawaban (Selected Problem): Orde = 2; k = 0,055 liter/mol/menit sehingga volume sistem reaksi setiap saat dapat dianggap tidak terlalu
berubah, atau: V  V0 … (vi)
Diazobenzenaklorida terdekomposisi dalam larutan menjadi klorobenzena dan nitrogen: n C 6 H 5 N 2 Cl n C 6 H 5 N 2 Cl
C6H5N2Cl  C6H5Cl + N2 (g) Konsentrasi C6H5N2Cl tersisa: C C 6 H 5 N 2 Cl   … (vii)
Satu liter larutan yang mengandung 150 gram diazobenzenaklorida direaksikan pada 70oC. Volume V 1 liter
kumulatif N2 (g) yang dikumpulkan pada 1 bar dan 70oC sebagai fungsi waktu disajikan sbb: Dengan demikian, data eksperimen VN2 versus waktu dapat dikonversi sebagai berikut:
t (menit) 0 1 2 3 4 5 6 7 nN2 (mol) nC6H5N2Cl (mol) CC6H5N2Cl [= CA] (mol/liter)
t VN2
Volume N2 (liter) 0 1,66 3,15 4,49 5,71 6,81 7,82 8,74 (dihitung dengan (dihitung dengan (dihitung dengan
(menit) (liter)
(a) Orde reaksi berapakah yang sesuai dengan data-data tersebut di atas. persamaan (iv) persamaan (v) persamaan (vii)
(b) Berapakah harga konstanta kecepatan reaksi (beserta satuannya) tersebut, berdasarkan orde 0 0 0 1,0676 1,0676
reaksi yang diperoleh pada butir (a). 1 1,66 0,0582 1,0094 1,0094
2 3,15 0,1105 0,9572 0,9572
Penyelesaian: 3 4,49 0,1574 0,9102 0,9102
Persamaan reaksi: C6H5N2Cl  C6H5Cl + N2 (g) 4 5,71 0,2002 0,8674 0,8674
atau: A  B + C 5 6,81 0,2388 0,8288 0,8288
6 7,82 0,2742 0,7934 0,7934
Persamaan laju reaksi (dalam hukum pangkat):  rA  k C A n … (i)
7 8,74 0,3065 0,7611 0,7611
Persamaan neraca massa (dalam mole balance terhadap A):
R in  R out  R generation  R accumulation
dnA 1 d n A d CA  Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode integral
 rA V  atau: rA   … (ii)  dengan metode grafik pembanding
dt V dt dt
d CA Misal, dicoba-coba orde reaksi (n) dengan n = 0, n = 1, dan n = 2.
Penggabungan persamaan (i) dan (ii):   k CA n … (iii) CA t
dt dC A
Jika n = 0, maka:  k atau:  dCA  k dt atau:   dC A  k  dt
Mengubah banyaknya produk atau hasil reaksi yang terbentuk dengan banyaknya reaktan yang dt C A0 0
berkurang (terkait dengan stoikiometri reaksi):
sehingga: C A0  C A  k t
Tabel stoikiometri reaksi (dalam mol):
t, menit 0 1 2 3 4 5 6 7
Komponen Mula-mula Terbentuk oleh reaksi Akhir (Sisa)
CA, mol/liter 1,0676 1,0094 0,9572 0,9102 0,8674 0,8288 0,7934 0,7611
C6H5N2Cl (A) nA0 - nC nA = nA0 - nC
CA0 – CA, mol/liter 0 0,0582 0,1105 0,1574 0,2002 0,2388 0,2742 0,3065
C6H5Cl (B) nB0 + nC nB
N2 (C) nC0 = 0 + nC nC
Jumlah: nt0 + nC nt 0.4
Hubungan antara volume kumulatif gas N2 yang terbentuk dengan kuantita molnya dianggap 0.3
mengikuti korelasi persamaan gas ideal: P VN  n N R T

CA0 - CA (mol/liter)
2 2 0.3
[karena pengukuran volume gas N2 selalu dilakukan pada tekanan dan suhu tetap, yaitu
P = 1 bar dan T = 70 oC (= 343 K)] 0.2
Gunakan: R = 0,08314 liter.bar/(mol.K) 0.2
P
Maka, mol N2 kumulatif yang terbentuk dapat dihitung dengan cara: n N 2  VN 2 … (iv) 0.1
RT
sehingga mol C6H5N2Cl yang tersisa dapat dihitung dengan: 0.1
n C 6 H 5 N 2 Cl  n C 6 H 5 N 2 Cl  n N 2 … (v) 0.0
0
m C 6 H 5 N 2 Cl 0 1 2 3 4 5 6 7
Mol C6H5N2Cl mula-mula dapat dihitung dengan: n C 6 H 5 N 2 Cl  0 t (menit)
0 BM C 6 H 5 N 2 Cl

Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 1 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 2
dC A dC A CA
dC A t Analisis: Dari ketiga grafik pembanding tersebut di atas, terlihat bahwa:
Jika n = 1, maka:   k CA atau:   k dt atau:    k  dt  Grafik pembanding pada tebakan orde 0 dan orde 1 menunjukkan kelengkungan negatif,
dt CA C A0 C A 0
yang berarti bahwa orde sebenarnya lebih besar daripada orde 0 dan orde 1.
C  Grafik pembanding pada tebakan orde 2 menunjukkan trendline garis lurus, di mana
sehingga: ln A 0  k t
CA trendline garis yang terbentuk melewati semua titik data (dengan sangat tepat), yang berarti
t, menit 0 1 2 3 4 5 6 7 bahwa reaksi ini dapat dianggap mengikuti orde 2.
CA, mol/liter 1,0676 1,0094 0,9572 0,9102 0,8674 0,8288 0,7934 0,7611 Jadi: Reaksi ini berorde 2, dengan nilai k = 0,054 liter mol-1 menit-1.
C
ln A 0 0 0,0561 0,1092 0,1596 0,2077 0,2532 0,2969 0,3384
CA
 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode integral
0.40  dengan metode perhitungan dan perata-rataan harga k
0.35 Analog dengan cara sebelumnya. Misal, dicoba-coba orde reaksi (n) dengan n = 0, n = 1, dan n = 2.
0.30 C A0  C A
Jika n = 0, maka: CA0  CA  k t atau: k 0 
0.25 t
ln[CA0/CA]

t, menit 0 1 2 3 4 5 6 7
0.20 CA, mol/liter 1,0676 1,0094 0,9572 0,9102 0,8674 0,8288 0,7934 0,7611
0.15 CA0 – CA, mol/liter 0 0,0582 0,1105 0,1574 0,2002 0,2388 0,2742 0,3065
C A0  C A
0.10 k0  - 0,0582 0,0552 0,0525 0,0501 0,0478 0,0457 0,0438
t
0.05 Analisis: Harga-harga k pada tebakan orde 0 menunjukkan kecenderungan selalu berkurang
0.00 (monoton turun) seiring dengan waktu reaksi, yang berarti bahwa tebakan orde 0 tidak sesuai.
0 1 2 3 4 5 6 7 C
ln A 0
t (menit) C CA
Jika n = 1, maka: ln A 0  k t atau: k1 
dCA dCA CA
dC A t CA t
Jika n = 2, maka:   k CA 2 atau:   k dt atau:    k  dt t, menit 0 1 2 3 4 5 6 7
dt CA 2 C A0 CA 2 0 CA, mol/liter 1,0676 1,0094 0,9572 0,9102 0,8674 0,8288 0,7934 0,7611
1 1 ln(CA0/CA) 0 0,0561 0,1092 0,1596 0,2077 0,2532 0,2969 0,3384
sehingga:  kt C A0
C A C A0 ln
CA - 0,0561 0,0546 0,0532 0,0519 0,0506 0,0495 0,0483
k1 
t, menit 0 1 2 3 4 5 6 7 t
CA, mol/liter 1,0676 1,0094 0,9572 0,9102 0,8674 0,8288 0,7934 0,7611 Analisis: Harga-harga k pada tebakan orde 1 menunjukkan kecenderungan selalu berkurang
1 1 (monoton turun) seiring dengan waktu reaksi, yang berarti bahwa tebakan orde 1 juga belum sesuai.
 , liter/mol 0 0,0540 0,1081 0,1620 0,2162 0,2699 0,3237 0,3772
C A CA0
1  1
0.40 1 1 C C A0
Jika n = 2, maka:  kt atau: k 2  A
1/CA - 1/CA0 = 0,054 t C A C A0 t
0.35
R² = 1 t, menit 0 1 2 3 4 5 6 7
1/CA-1/CA0 (liter/mol)

0.30 CA, mol/liter 1,0676 1,0094 0,9572 0,9102 0,8674 0,8288 0,7934 0,7611
[1/CA-1/CA0],
0.25 0 0,0540 0,1081 0,1620 0,2162 0,2699 0,3237 0,3772
liter/mol
0.20 1  1
C C A0 - 0,0540 0,0540 0,0540 0,0541 0,0540 0,0540 0,0539
0.15 k2  A
t
0.10 Analisis: Berbeda dengan tebakan orde sebelumnya, harga-harga k pada tebakan orde 2
0.05 menunjukkan kecenderungan yang relatif konstan/ tetap (fluktuatif) seiring dengan waktu reaksi,
yang berarti bahwa tebakan orde 2 dapat dianggap sesuai.
0.00
Jadi: Reaksi ini berorde 2, dengan nilai k rerata sebesar:
0 1 2 3 4 5 6 7
(0,054  0,054  0,054  0,0541  0,0540  0,0540  0,0539) liter
t (menit) =  0,054
5 mol. menit
Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 3 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 4
Maka:
 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode integral 3 a0 + -0,0574 a1 = 0,9812
 dengan metode waktu fraksi (fractional-life, tF) -0,0574 a0 + 0,00580 a1 = -0,02371
Pasangan data CA versus t diplotkan ke dalam grafik, kemudian ditarik sebuah smooth-curve yang Sehingga, dengan metode substitusi, diperoleh: a0 = 0,3070 dan a1 = -1,05
mewakili kecenderungan data tersebut. Selanjutnya, ambil 3 nilai CA0 sembarang, untuk kemudian Dengan demikian: a1 = 1 – n = -1,05  n = 1 + 1,05 = 2,05  2
dibaca nilai tF-nya masing-masing, sebagai berikut:  0,901 n  1  0,901 n  1
a 0  log    0,3070   10^ (0,3070)  2,0277
1  n  1 k  (n  1) k
 
0,901 2  1
0.95 atau: k   0,055 liter mol-1 menit-1
(2  1) (2,0277 )
1 Jadi: Reaksi ini memenuhi kinetika berorde 2, dengan k = 0,055 liter mol-1 menit-1
0.9
CA/CA0

0.85  Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode diferensial


2  dengan metode diferensiasi sederhana
0.8
Dengan cara ini, suku (-dCA/dt) dapat diwakili sebagai (-DCA/Dt) dan suku CA dapat diwakili
sebagai nilai CA_rerata di antara 2 data yang berdekatan.
0.75 d CA D CA
3 Jadi, persamaan (iii):   k CA n dapat didekati menjadi bentuk:   k CA n
dt Dt
0.7
 DC A 
0 1 2 3 4 5 6 7 yang selanjutnya dapat dilinierisasikan menjadi (misal): log     log k  n log C A
 Dt 
t (menit)
 identik dengan persamaan linier: Y = a0 + a1 X
Dalam hal ini, metode waktu paruh (t ½) kurang tepat untuk diterapkan, karena data kinetika yang t CA DC A  DC A 
teramati tidak mencapai konversi hingga XA = 50%. Untuk itu, dipilih fraksi yang lain, yaitu: F = (menit) (mol/liter)
CA  X  log C A Y  log   
Dt  Dt 
90%, sehingga waktu yang dibutuhkan oleh reaksi supaya CA = 0,90 CA0 disebut sebagai waktu
0 1,0676
90% (atau: t0,90), yang rekapitulasinya disajikan pada tabulasi di bawah ini: 1,0385 0,0582 0,0164 -1,2350
Pembacaan Titik Koordinat CA0 CA = 0,90 CA0 1 1,0094
t0,90 (menit)
Data Ke- Acuan (t,CA/CA0) (mol/liter) (mol/liter) 0,9833 0,0522 -0,0073 -1,2819
Awal (0; 1) 2 0,9572
1 CA0 0,90 CA0 1,9 – 0 = 1,9
Akhir (1,9; 0,9) 0,9337 0,0470 -0,0298 -1,3280
Awal (1,9; 0,9) 0,90 x 0,9 CA0 = 3 0,9102
2 0,9 CA0 4 – 1,9 = 2,1
Akhir (4; 0,81) 0,81 CA0 0,8888 0,0428 -0,0512 -1,3687
Awal (4,3; 0,8) 0,90 x 0,8 CA0 = 4 0,8674
3 0,8 CA0 6,7 – 4,3 = 2,4
Akhir (6,7; 0,72) 0,72 CA0 0,8481 0,0386 -0,0716 -1,4137
5 0,8288
0,8111 0,0354 -0,0909 -1,4508
Dari aluran data t0,90 sebagai fungsi CA0 (dalam tabel tersebut di atas), terlihat bahwa nilai t0,90 6 0,7934
semakin kecil dengan meningkatnya nilai CA0. Besarnya orde reaksi dan konstanta kecepatan 0,7773 0,0323 -0,1094 -1,4913
F1 n  1 7 0,7611
reaksi memenuhi hubungan: t F  C 1 n yang dapat dilinierisasi menjadi:
n  1 k A 0 -1.10
-0.15 -0.10 -0.05-1.150.00 0.05
 F1 n  1 
log t F  log    1  n  log C A 0  identik dengan persamaan linier: Y = a0 + a1 X -1.20
 n  1 k  -1.25
 

Y [log(-DCA/Dt)]
-1.30
yang dalam hal ini: F = 90%
-1.35
Nilai a0 dan a1 coba ditentukan dengan metode kuadrat terkecil, melalui tabulasi berikut ini:
-1.40
CA0 (mol/liter) t0,90 (menit) X = log CA0 Y = log t0,90 X2 XY
CA0 1,0676 1,9 0,0284 0,2788 0,00081 0,00792 -1.45
0,9 CA0 0,9609 2,1 -0,0173 0,3222 0,00030 -0,00559 -1.50
0,8 CA0 0,8541 2,4 -0,0685 0,3802 0,00469 -0,02604 -1.55
X = -0,0574 Y = 0,9812 X2 = 0,00580 XY = -0,02371 -1.60
X [log CA_rerata]

Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 5 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 6
Dari plot linier (pada grafik di atas), terlihat bahwa: Linierisasi terhadap persamaan (iii) menghasilkan (misal):
Grafik memotong sumbu Y pada angka  (-1,27), maka intercept-nya sebesar: a0 = -1,27  dC A 
ln     ln k  n ln C A
 k = 10^(-1,27) = 0,054 liter mol-1 menit-1  dt 
 identik dengan persamaan linier: Y = a0 + a1 X
Slope garis lurus dapat diwakili oleh tangent arah area segitiga siku-siku (diarsir), yaitu:
maka:
DY  1,31  (1,49) 0,18 CA -dCA/dt
a1    2  n=2 X = ln CA Y = ln(-dCA/dt) X2 XY
DX  0,02  (0,11) 0,09 (mol/liter) (mol/liter/menit)
1 0,0554 0 -2,8932 0 0
Jadi: Reaksi ini berorde 2, dengan nilai k sebesar 0,054 liter mol-1 menit-1 0,885 0,0429 -0,1222 -3,1489 0,0149 0,384692
0,81 0,0357 -0,2107 -3,3326 0,0444 0,70225
X = -0,3329 Y = -9,3747 X2 = 0,0593 XY = 1,0869
 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode diferensial Maka:
 dengan metode garis singgung 3 a0 + -0,3329 a1 = -9,3747
-0,3329 a0 + 0,0593 a1 = 1,0869
Pasangan data CA versus t diplotkan ke dalam grafik, kemudian ditarik sebuah smooth-curve yang sehingga, misalnya dengan metode substitusi, diperoleh: a0 = -2,8935 dan a1 = 2,09
mewakili kecenderungan data tersebut. Selanjutnya, ambil 3 titik data sembarang, untuk kemudian Dengan demikian:
ditarik garis singgungnya masing-masing dan slope/gradien/kemiringan masing-masing garis
singgung tersebut dibaca secara visual (dari grafik), sebagai berikut: a1 = n = 2,09  n2

1.10 a0 = ln k = -2,8935  k = exp(-2,8935) = 0,055 liter mol-1 menit-1


Jadi: Reaksi ini memenuhi kinetika berorde 2, dengan k = 0,055 liter mol-1 menit-1
1.05

1.00
Kesimpulan:
CA (mol/liter)

0.95
Penyelesaian soal dengan berbagai macam metode (seperti yang telah diuraikan di
0.90 atas) memberikan hasil dan kesimpulan yang sama, yaitu: data eksperimen reaksi
ini mengikuti kinetika orde 2, dengan nilai konstanta kecepatan reaksi (k) sebesar
0.85 0,054 – 0,055 liter mol-1 menit-1

0.80 1
2
0.75 3

0.70
0 1 2 3 4 5 6 7
t (menit)

Pembacaan Koordinat Titik Singgung Slope Garis Singgung dC A


CA 
Data ke- (t, CA) (dibaca dari grafik di atas) dt
1,065  0,91
1 (1,2; 1)  0,0554 1 0,0554
2,8  0
0,94  0,82
2 (3,6; 0,885)  0,0429 0,885 0,0429
5,1  2,3
0,86  0,76
3 (5,5; 0,81)  0,0357 0,81 0,0357
6,9  4,1

Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 7 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 3-11 Missen (1999)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 8
CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN Waktu tak berhingga ()
KINETIKA DAN KATALISIS merupakan waktu reaksi
t, detik 0 390 777 1195 3155  yang sangat panjang. Misal,
Analisis dan Interpretasi Data Kinetika: Sistem Reaktor Batch diwakili dengan t = 12000
detik
P,
Diambilkan dari: Problem 4-7 312 408 488 562 779 931
mmHg
Smith, 1981, Chemical Engineering Kinetics, Page 206
pA, Dihitung dengan persamaan
312 264 224 (v)
187 78,5 2,5
Dekomposisi termal dimetil eter: CH3OCH3  CH4 + H2 + CO mmHg
dalam fasa gas dipelajari oleh Hinshelwood dan Askey (1977) dengan mengukur kenaikan tekanan Karena:
pA, atm 0,4105 0,3474 0,2947 0,2461 0,1033 0,0033 1 atm = 760 mmHg
dalam bejana reaksi pada sistem bervolume tetap. Pada suhu 504 oC dan tekanan awal 312 mmHg,
diperoleh data sebagai berikut: Dihitung dengan persamaan
CA, (vi), dengan: R = 0,08205
t, detik 390 777 1195 3155  0,00644 0,00545 0,00462 0,00386 0,00162 0,00005 liter.atm/(mol.K), dan T =
mol/liter
P, mmHg 408 488 562 779 931 504 oC = 777 K
Dengan mengasumsikan bahwa mula-mula hanya terdapat eter, tentukan persamaan laju (orde
reaksi) reaksi dekomposisi ini! Berapakah nilai laju reaksi spesifik (k) pada suhu 504 oC?
 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode integral
Penyelesaian:  dengan metode grafik pembanding
Persamaan reaksi: CH3OCH3  CH4 + H2 + CO Misal, dicoba-coba orde reaksi (n) dengan n = 0, n = 1, dan n = 2.
atau: A  B + C + D dC A CA t
Persamaan laju reaksi (dalam hukum pangkat):  rA  k C A n … (i) Jika n = 0, maka:  k atau:  dC A  k dt atau:   dC A  k  dt
dt CA0 0
Persamaan neraca massa (dalam mole balance terhadap A):
R in  R out  R generation  R accumulation sehingga: C A0  C A  k t
t, detik 0 390 777 1195 3155 
d nA 1 d n A d CA
 rA V  atau: rA   … (ii) CA, mol/liter 0,00644 0,00545 0,00462 0,00386 0,00162 0,00005
dt V dt dt CA0 – CA, mol/liter 0 0,00099 0,00182 0,00258 0,00482 0,00639
d CA n
Penggabungan persamaan (i) dan (ii):   k CA … (iii) 0.007
dt
0.006
Menghubungkan antara tekanan total sistem reaksi dengan konsentrasi:
Tabel stoikiometri reaksi (dalam mol): 0.005

CA0 - CA (mol/liter)
Komponen Mula-mula Terbentuk oleh reaksi Akhir (Sisa)
A nA0 -nA0 XA nA 0.004
B nB0 = 0 +nA0 XA nB 0.003
C nC0 = 0 +nA0 XA nC
D nD0 = 0 +nA0 XA nD 0.002
Jumlah: nt0 + 2 nA0 XA nt
0.001
Dari tabel stoikiometri tersebut di atas:
nt0 = nA0 0
nt = nt0 + 2 nA0 XA atau: nA0 XA = ½ (nt – nt0) 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
nA = nA0 – nA0 XA maka: nA = nt0 – ½ (nt – nt0) t (detik)
atau: nA = 3/2 nt0 – ½ nt = ½ (3 nt0 – nt) … (iv)
Jika masing-masing ruas dalam persamaan (iv) dikalikan dengan [RT/V], serta karena: V = V0 dC A CA
dC A t
dC A
(sistem bervolume tetap) dan T = T0 (sistem isotermal), maka: Jika n = 1, maka:   k CA atau:   k dt atau:    k  dt
pA = ½ (3 P0 – P) … (v) dt CA CA0 CA 0
Karena: pA = nA RT/V; P0 = nt0 RT/V; P = nt RT/V C
Hubungan antara pA dengan CA: sehingga: ln A 0  k t
CA
n p
CA  A  A … (vi) t, detik 0 390 777 1195 3155 
V RT CA, mol/liter 0,00644 0,00545 0,00462 0,00386 0,00162 0,00005
Dengan demikian, data kinetika berupa pasangan data tekanan total (P) versus waktu (t) dapat C
diubah menjadi data konsentrasi reaktan A tersisa (CA) versus waktu (t) sebagai berikut: ln A 0 0 0,16705 0,33136 0,51189 1,37990 4,82671
CA

Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 1 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 2
5
 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode integral
4.5
 dengan metode perhitungan dan perata-rataan harga k
4
3.5 Analog dengan cara sebelumnya.

ln (CA0/CA)
3 Misal, dicoba-coba orde reaksi (n) dengan n = 0, n = 1, dan n = 2.
2.5
C  CA
2 Jika n = 0, maka: CA0  CA  k t atau: k 0  A 0
t
1.5
t, detik 0 390 777
3155 1195
1 ln(CA0/CA) = 0,000405 t CA, mol/liter 0,00644 0,00545 0,00462 0,00386
0,00162 0,00005
0.5 CA0 – CA, mol/liter 0 0,00099 0,00182 0,00258
0,00482 0,00639
0 CA0  CA
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 k0  - 2,54E-06 2,34E-06 2,16E-06 1,53E-06 5,32E-07
t
t (detik)
C A0
ln
CA t C CA
dC
Jika n = 2, maka:  A  k C A 2 atau: 
dC A
 k dt atau:  
dC A
 k  dt Jika n = 1, maka: ln A 0  k t atau: k1 
CA t
dt CA 2 C A0 CA 2 0
t, detik 0 390 777 1195 3155 
1 1
sehingga:  kt CA, mol/liter 0,00644 0,00545 0,00462 0,00386 0,00162 0,00005
C A C A0 C
ln A0 0 0,16705 0,33136 0,51189 1,37990 4,82671
t, detik 0 390 777 1195 3155  CA
CA, mol/liter 0,00644 0,00545 0,00462 0,00386 0,00162 0,00005 C A0
ln
1 1 CA - 0,000428 0,000426 0,000428 0,000437 0,000402
 , liter/mol 0 28,236 61,009 103,807 461,930 19225,571 k1 
C A C A0 t
1  1
1 1 C C A0
20000 Jika n = 2, maka:  kt atau: k 2  A
18000 C A C A0 t
16000 t, detik 0 390 777 1195 3155 
1/CA - 1/CA0 (liter/mol)

14000 CA, mol/liter 0,00644 0,00545 0,00462 0,00386 0,00162 0,00005


12000 1 1
 , liter/mol 0 28,236 61,009 103,807 461,930 19225,571
10000 C A C A0
8000 1  1
CA C A0 - 0,0724 0,0785 0,0869 0,1464 1,6021
6000 k2 
t
4000
2000
Analisis: Dari ketiga tabulasi perhitungan harga k tersebut di atas, terlihat bahwa:
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
 Harga-harga k pada tebakan orde 0 menunjukkan kecenderungan selalu berkurang (monoton
turun) seiring dengan waktu reaksi, yang berarti bahwa tebakan orde 0 tidak sesuai.
t (detik)
 Harga-harga k pada tebakan orde 2 menunjukkan kecenderungan selalu meningkat
(monoton naik) seiring dengan waktu reaksi, yang berarti bahwa tebakan orde 2 juga tidak
Analisis: Dari ketiga grafik pembanding tersebut di atas, terlihat bahwa: sesuai.
 Grafik pembanding pada tebakan orde 0 menunjukkan kelengkungan negatif, yang berarti  Di sisi lain, harga-harga k pada tebakan orde 1 menunjukkan kecenderungan yang relatif
bahwa orde sebenarnya lebih besar daripada orde 0. konstan/ tetap (fluktuatif) seiring dengan waktu reaksi, yang berarti bahwa tebakan orde 1
 Grafik pembanding pada tebakan orde 2 menunjukkan kelengkungan positif, yang berarti dapat dianggap sesuai.
bahwa orde sebenarnya lebih kecil daripada orde 2.
 Grafik pembanding pada tebakan orde 1 menunjukkan trendline garis lurus, yang berarti Jadi: Reaksi ini berorde 1, dengan nilai k rerata sebesar:
bahwa reaksi ini dapat diasumsikan sesuai dengan atau mengikuti orde 1. (4,28  4,26  4,28  4,37  4,02) x 10 4 21,23 x 10 4
=   4,25 x 10 4 detik-1.
Jadi: Reaksi ini berorde 1, dengan nilai k = 4,05 x 10 detik . -4 -1 5 5

Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 3 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 4
Sebagai bukti:
 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode integral Dari hasil integrasi untuk reaksi orde 1 (seperti sudah dijabarkan di atas):
 dengan metode waktu paruh (half-life) C C
ln A 0  k t  Pada t = t ½ , nilai: CA = ½ CA0  maka: ln A 0  k t 1
Pasangan data CA versus t diplotkan ke dalam grafik, kemudian ditarik sebuah smooth-curve yang CA 1C 2
2A
mewakili kecenderungan data tersebut. Selanjutnya, ambil 5 nilai CA0 sembarang, untuk kemudian
ln 2 ln 2
dibaca nilai t ½ -nya masing-masing, sebagai berikut: sehingga: k    4,33 x 10  4 detik-1
t1 1600 det ik
2

 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode diferensial


 dengan metode garis singgung
Pasangan data CA versus t diplotkan ke dalam grafik, kemudian ditarik sebuah smooth-curve yang
mewakili kecenderungan data tersebut. Selanjutnya, ambil 5 titik data sembarang, untuk kemudian
ditarik garis singgungnya masing-masing dan slope/gradien/kemiringan masing-masing garis
singgung tersebut dibaca secara visual (dari grafik), sebagai berikut:

Pembacaan Titik Koordinat CA0 CA = ½ CA0


t½ (detik)
Data Ke- Acuan (t,CA) (mol/liter) (mol/liter)
Awal (100; 0,006)
1 0,006 0,003 1700 – 100 = 1600
Akhir (1700; 0,003)
Awal (600; 0,005)
2 0,005 0,0025 2200 – 600 = 1600
Akhir (2200; 0025)
Awal (1100; 0,004)
3 0,004 0,002 2700 – 1100 = 1600
Akhir (2700; 0,002)
Awal (1700; 0,003)
4 0,003 0,0015 3300 – 1700 = 1600
Akhir (3300; 0,0015)
Awal (2700; 0,002) Pembacaan Koordinat Titik Singgung Slope Garis Singgung dC A
5 0,002 0,001 4300 – 2700 = 1600 CA 
Akhir (4300; 0,001) Data ke- (t, CA) (dibaca dari grafik di atas) dt
0,0064  0
1 (0; 0,0064)  2,98 x 10  6 0,0064 2,98 x 10-6
Dari aluran data t ½ sebagai fungsi CA0 (dalam tabel tersebut di atas), terlihat bahwa t ½ bernilai 2150  0
tetap pada variasi nilai CA0. Dengan kata lain, nilai t ½ tidak dipengaruhi oleh CA0. Ini 0,006  0
merupakan karakteristik dari reaksi berorde 1. 2 (900; 0,0046)  1,88 x 10  6 0,0046 1,88 x 10-6
3200  0
1650 0,0055  0
4.0 3 (1200; 0,0038)  1,38 x 10  6 0,0038 1,38 x 10-6
t1/2 (detik)

3.5 4000  0
1600
3.0
0,0038  0
2.5 4 (3200; 0,0016)  7,04 x 10  7 0,0016 7,04 x 10-7
log t1/2

1550
2.0 5400  0
1500 1.5 0,003  0
1.0 5 (4200; 0,001)  4,69 x 10  7 0,001 4,69 x 10-7
0 0.005 0.01 6400  0
-3.0 -2.5 -2.0 -1.5
CA0 (mol/liter) log CA0

Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 5 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 6
Linierisasi terhadap persamaan (iii) menghasilkan (misal): t CA DC A  DC A 
CA  X  log C A Y  log   
 dC  (detik) (mol/liter) Dt 
ln   A   ln k  n ln C A Dt 
 dt  0 0,00644
 identik dengan persamaan linier: Y = a0 + a1 X 0,00594 2,540E-06 -2,226 -5,595
maka: 390 0,00545
CA (mol/liter) -dCA/dt (mol/liter/detik) X = ln CA Y = ln(-dCA/dt) 0,00504 2,133E-06 -2,298 -5,671
0,0064 2,98 x 10-6 -5,05 -12,72 777 0,00462
0,0046 1,88 x 10-6 -5,38 -13,18 0,00424 1,827E-06 -2,373 -5,738
0,0038 1,38 x 10-6 -5,57 -13,49 1195 0,00386
0,0016 7,04 x 10-7 -6,44 -14,17 0,00274 1,143E-06 -2,562 -5,942
0,001 4,69 x 10-7 -6,91 -14,57 3155 0,00162
0,00084 1,773E-07 -3,078 -6,751
 0,00005
0
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
-2
-1
-4
-3.5 -3.0 -2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5
Y [ln(-dCA/dt)]

-6 -2

-8

Y [log(-DCA/Dt)]
-3
-10
-4
-12

-14 -5

-16 -6
X [ln CA]
-7
Dari plot linier (pada grafik di atas), terlihat bahwa: X [log CA_rerata]
Grafik memotong sumbu Y pada angka  (-8), maka intercept-nya sebesar: a0 = -8 Dari plot linier (pada grafik di atas), terlihat bahwa:
 k = exp(-8) = 3,4 x 10-4 detik-1
Grafik memotong sumbu Y pada angka  (-8), maka intercept-nya sebesar: a0 = -3,3
Slope garis lurus dapat diwakili oleh tangent arah area segitiga siku-siku (diarsir), yaitu:
 k = 10^(-3,3) = 5 x 10-4 detik-1
DY  8  (12) 4
a1    1  n=1 Slope garis lurus dapat diwakili oleh tangent arah area segitiga siku-siku (diarsir), yaitu:
DX 0  ( 4) 4
DY  3,4  (5,6) 2,2
Jadi: Reaksi ini berorde 1, dengan nilai k sebesar 3,4 x 10-4 detik-1 a1     1,1  1  n=1
DX  0,1  (2,1) 2
Jadi: Reaksi ini berorde 1, dengan nilai k sebesar 5 x 10-4 detik-1
 Jika persamaan (iii) diselesaikan dengan metode diferensial
 dengan metode diferensiasi sederhana
Dengan cara ini, suku (-dCA/dt) dapat diwakili sebagai (-DCA/Dt) dan suku CA dapat diwakili Kesimpulan:
sebagai nilai CA_rerata di antara 2 data yang berdekatan. Penyelesaian soal dengan berbagai macam metode (seperti yang telah diuraikan di atas)
d CA memberikan hasil dan kesimpulan yang sama, yaitu: data eksperimen reaksi ini mengikuti kinetika
Jadi, persamaan (iii):   k CA n
dt orde 1, dengan nilai laju reaksi spesifik (k) pada 504oC berkisar pada 3,4 – 5 x 10-4 detik-1.
D CA Secara umum, penggunaan metode-metode grafik (visual) memberikan hasil yang relatif kurang
dapat didekati menjadi bentuk:   k CA n
Dt presisi. Namun demikian, metode ini cukup efisien dan mudah diterapkan. Selain metode grafik,
 DC A  penentuan konstanta-konstanta dalam persamaan linier yang dihasilkan juga dapat dilakukan
yang selanjutnya dapat dilinierisasikan menjadi (misal): log    log k  n log C A dengan metode kuadrat terkecil (least-squares).
 Dt 
 identik dengan persamaan linier: Y = a0 + a1 X

Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 7 Contoh Soal dan Penyelesaian/ Problem 4-7 Smith (1981)/ by: diyar_kholisoh/ Halaman 8
8/29/2019

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019-2020


November 2019
REFERENSI
PENGANTAR • Levenspiel, 1999, Chapter 17:
SISTEM REAKSI Heterogeneous Reactions – Introduction
HETEROGEN • Smith, 1981, Chapter 7: Heterogeneous
Reactors
• Missen, 1999, Chapter 9: Multiphase
Kinetika dan Katalisis (1210233) Reacting Systems
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1
JURUSAN TEKNIK KIMIA – FTI
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Pengantar Sistem Reaksi Heterogen 1


8/29/2019

Dua Proses/ Peristiwa


dalam Sistem Reaksi Heterogen
Pada umumnya, sistem reaksi heterogen
melibatkan 2 proses, yakni:
1. Proses perpindahan atau transfer massa
(difusi), yang merupakan proses atau
peristiwa fisika, dan
2. Proses reaksi kimia, yang merupakan proses
atau peristiwa kimia
Oleh karena itu, kecepatan atau laju proses secara
keseluruhan pada umumnya dinyatakan sebagai
global (atau overall) rates, yang merupakan hasil
kontribusi dari kedua proses tersebut.

Kasus: Sistem Reaksi Heterogen Fluida-


Padatan, atau Sistem Reaksi Fase Fluida Gambaran tentang Overall (Global) Rate
(A  P) yang Berkatalis Padat
Tinjaulah sebuah sistem reaksi heterogen sbb.:
Tahap proses: Reaksi fasa gas ireversibel: A (g)  P (g)
1, 2
3 Membutuhkan katalis padat (C).
4 Kondisi isotermal (suhu tetap).
5 Reaksi berlangsung dengan melewatkan
6, 7 gas melalui unggun (bed) katalis C.
Peristiwa kimia yang Katalis padat bersifat nonporous
diharapkan menjadi tahap Laju reaksi katalitik (global rate) dapat dinyatakan
penentu/ pengendali laju per satuan luas permukaan (surface, S) katalis:
reaksi secara keseluruhan
Keterangan: 1,2,6,7 = peristiwa fisika (transfer massa)
3,4,5 = peristiwa kimia

Pengantar Sistem Reaksi Heterogen 2


8/29/2019

Tinjauan laju proses: Pada steady-state:


(1) Laju difusi (fluks) A dari
fasa gas bulk ke
permukaan katalis,
melalui lapisan film gas:

Dengan cara yang sama, jika laju reaksi di permukaan


katalis diasumsikan berorde-2 terhadap A, maka diperoleh
(2) Laju reaksi di permukaan katalis (jika diasumsikan global rate (overall rate) sebesar:
berorde-1 terhadap A):

Kedua tahap tersebut berlangsung secara seri atau berurutan.

Levenspiel, 1999:
Pembakaran Partikel Karbon dalam Udara
Contoh-contoh Kasus
Reaksi dan Reaktor
Heterogen (= Multifasa)

Pengantar Sistem Reaksi Heterogen 3


8/29/2019

Levenspiel, 1999: Levenspiel, 1999:


Fermentasi secara Aerobik Reaksi non-katalitik gas-cair:
A (g  l) + b B (l)  produk

Levenspiel, 1999: Levenspiel, 1999:


Reaksi non-katalitik gas-padat Reaksi non-katalitik gas-padat

Pengantar Sistem Reaksi Heterogen 4


8/29/2019

Beberapa Reaktor Katalitik:


Beberapa Reaktor Katalitik Packed Bed Reactor

Packed-bed reactor Multi-tubular Multi-bed

Beberapa Reaktor Katalitik


Beberapa Reaktor Katalitik

Fluidized-bed
reactor

Pengantar Sistem Reaksi Heterogen 5


8/29/2019

Latihan Soal:
• Berikan sejumlah contoh kasus reaksi
heterogen di alam (semesta) maupun
penerapannya di industri kimia.
• Tuliskan persamaan reaksi beserta
fasanya masing-masing.
• Berikan deskripsi proses singkat mengenai
Selamat Belajar.
terjadinya reaksi, ditinjau dari peristiwa
transfer massa dan peristiwa reaksi
(beserta gambar skematiknya).

Pengantar Sistem Reaksi Heterogen 6


8/29/2019

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1


JURUSAN TEKNIK KIMIA – FTI
UPN “VETERAN’ YOGYAKARTA
REFERENSI
Kinetika dan Katalisis (1210233) • Hill, 2014, Chapter 6 (Elements of
Heterogeneous Catalysis)
DASAR-DASAR • Fogler, 2016, Chapter 10 (10.1: Catalysts)
KATALIS DAN KATALISIS • Missen, 1999, Chapter 8 (Catalysis and
Catalytic Reactions)
• Smith, 1981, Chapter 8 (Heterogeneous
Catalysis)
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019-2020

Materi Kuliah (untuk Dipelajari): Katalis (Katalisator): Pengertian


(Silakan membaca dan mencermati handout) Substansi/ bahan/ zat dalam reaksi yang
bukan reaktan
bukan produk, dan
 Katalis: pengertian, fungsi, dsb bukan inert
 Beberapa gambaran tentang katalis tetapi dapat dan bahkan sangat mempengaruhi laju
 Seberapa besar katalis dapat mempercepat reaksi? reaksinya.
 Bagaimana katalis dapat mempercepat reaksi?  Mempercepat reaksi
Katalis yang baik/
 Penggolongan katalis diharapkan:  Mengarahkan reaksi
 Kinetika reaksi berkatalis homogen # Aktif  Bereaksi, tetapi tidak terkonsumsi
 (Komponen katalis) # Selektif
 Deaktivasi dan regenerasi katalis # (Stabil)
 (Pengembangan katalis) Katalis – Katalisis – Katalitis (atau Katalitik)

Dasar-dasar Katalis dan Katalisis 1


8/29/2019

HTS & LTS Catalyst


HTS = high temperature shift
LTS = low temperature shift

Contoh Katalis Padat

Fe-Cr based Cu-Mg based

Silver Gauze Catalyst Secondary Reforming Catalyst


NiO-MgAl2O4

Contoh penerapan: reaksi oksidasi etanol


menjadi asetaldehida

Dasar-dasar Katalis dan Katalisis 2


8/29/2019

Reaksi Katalitik

Contoh kasus reaksi:


How does enzyme work? Ilustrasi lain:
sukrosa  glukosa + fruktosa
(dengan katalis berupa enzim
sukrase)

Active site
Katalis ikut bereaksi!!!

Dasar-dasar Katalis dan Katalisis 3


8/29/2019

Mekanisme reaksinya:
Contoh Reaksi Berkatalis Padat
(Hidrogenasi etana menjadi etilena
dengan katalis padat Pt atau Ni)

Contoh Kasus tentang Sifat Contoh Kasus tentang Sifat


Selektivitas Katalis: Selektivitas Katalis:

Cumene terdekomposisi menghasilkan Etanol terdekomposisi menghasilkan


produk reaksi yang berbeda jika produk reaksi yang berbeda jika
menggunakan 2 katalis yang berbeda: menggunakan 2 katalis yang berbeda:
cumena  benzena + CH2CHCH3 (katalis Si-Al) C2H5OH  C2H4 + H2O (dehidrasi, katalis asam)
cumena  metil stirena + H2 (katalis Pt) C2H5OH  C2H4O + H2 (dehidrogenasi, katalis logam)

Dasar-dasar Katalis dan Katalisis 4


8/29/2019

Contoh Soal: Case: Peran Katalis untuk Mempercepat


Reaksi dengan Menurunkan Energi Aktivasi
(a) Jelaskan bagaimana katalis bekerja sehingga Nilai Ea reaksi dekomposisi H2O2 (membentuk O2)
dapat mempercepat reaksi! pada 298 K:
(b) Sifat kinetik apa (dari reaksi) yang sangat 18 kkal/mol  tanpa katalis
dipengaruhi oleh katalis? 13,5 kkal/mol  dengan katalis I-
(c) Jelaskan pengaruh katalis terhadap 2 kkal/mol  dengan katalis enzim katalase
kesetimbangan reaksi! (a) Manakah katalis yang lebih efektif (katalis I-
(d) Jelaskan dengan ringkas apa yang dimaksud atau enzim katalase)? Jelaskan dengan singkat.
dengan proses deaktivasi katalis, dan jelaskan (b) Berapakah perbandingan laju reaksi yang
apa yang menyebabkan proses ini bisa terjadi. dihasilkan dengan 2 katalis tsb?

Untuk melangsungkan suatu reaksi paralel:


AB (1) Contoh
AC (2) Kasus:
harus dipilih satu katalis dari 5 katalis (K1, K2,
K3, K4, dan K5) yang kinerjanya sbb.: Silakan memperkaya contoh kasus-kasus
yang lain dari sejumlah literatur atau
K1 K2 K3 K4 K5
referensi terkait.
Ea1, kkal/mol 21 20 10 11 12
Ea2, kkal/mol 15 12 10 16 20
Nilai faktor frekuensi (pre-eksponensial) yang dihasilkan
oleh kelima katalis diasumsikan hampir sama.
Pilihlah katalis yang terbaik jika B merupakan produk
yang diinginkan. Jelaskan secara singkat alasan
pemilihan tersebut, berdasarkan telaah:
(i) aktivitas katalis, dan Selamat Belajar.
(ii) selektivitas katalis.

Dasar-dasar Katalis dan Katalisis 5


8/29/2019

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1


JURUSAN TEKNIK KIMIA – FTI REFERENSI:
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

• Introduction to Chemical Engineering Kinetics


Kinetika dan Katalisis (1210233) and Reactor Design/ Hill/ 2014  Chapter 6:
Elements of Heterogeneous Catalysis
KINETIKA
REAKSI BERKATALIS PADAT • Introduction to Chemical Reaction Engineering
and Kinetics/ Missen, Mims, & Saville/ 1999 
Chapter 8: Catalysis & Catalytic Reaction
Penekanan Materi: Surface Kinetics
(Penjabaran Persamaan Laju Reaksi • Elements of Reaction Engineering/ Fogler/
Berdasarkan Surface Mechanism) 2016  Chapter 10: Catalysis and Catalytic
Reactors
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019-2020

Spektrum Rejim Kinetika


Sistem reaksi berkatalis padat:
katalis padat
A Produk reaksi
Secara keseluruhan (atau global), kecepatan reaksi sistem
Schematic Representation of
ini ditentukan oleh: Heterogeneous Catalytic Reaction
1 - Kinetika permukaan (surface kinetics)
2 - Tahanan difusi melalui pori katalis padat isotermal on A Porous Catalyst
3 - Tahanan difusi melalui film batas antar-fase
4 - T partikel katalis padat, yakni gradien suhu di dalam
partikel katalis yang disebabkan oleh terjadinya
pelepasan panas yang besar selama reaksi.
5 - T film batas antar-fase, yakni gradien suhu antara
permukaan luar katalis padat dengan aliran bulk.

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 1


8/29/2019

Kasus: Sistem Reaksi Heterogen Fluida-Padatan,


atau Sistem Reaksi Fase Fluida (A  P) yang Sumber: Hill, 1977
Berkatalis Padat
Tahap proses:
1, 2
3
4
5
6, 7
Peristiwa kimia yang
diharapkan menjadi tahap
penentu/ pengendali laju
reaksi secara keseluruhan
Keterangan: 1,2,6,7 = peristiwa fisika (transfer massa)
3,4,5 = peristiwa kimia

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 2


8/29/2019

Kinetika Permukaan
Dasar:
Laju reaksi diturunkan atau dijabarkan dengan mengambil
asumsi bahwa reaksi berkatalis padat berlangsung pada sisi-
sisi aktif (active sites) atau pusat aktif (active centers) yang
terdapat pada permukaan katalis.
Tiga tahap yang berlangsung di permukaan:
1 - adsorpsi reaktan A ke permukaan, molekul reaktan
berikatan secara kimiawi dengan sebuah sisi aktif
katalis,
2 - reaksi di permukaan (dapat berupa mekanisme single-site
maupun mekanisme dual-sites), dan
3 - desorpsi produk dari permukaan aktif katalis
Fenomena adsorpsi dan desorpsi kimia (chemisorption)
didekati dengan menggunakan isoterm adsorpsi.

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 3


8/29/2019

Isoterm Adsorpsi Langmuir


Asumsi-asumsi:
1 - Setiap titik pada permukaan aktif katalis (actives sites)
mempunyai keaktifan yang sama dalam mengadsorpsi
adsorbat. Setiap active site hanya mengakomodasi satu
spesies tunggal teradsorp.
2 - Tidak ada interaksi antar molekul-molekul teradsorp.
3 - Padatan atau permukaan hanya dapat mengadsorpsi dengan
satu lapisan saja (monolayer, bukan multilayer).
4 - Jenis molekul adsorbat tertentu mempunyai mekanisme
adsorpsi dan bentuk teradsorp yang tertentu.
5 - Adsorpsi baru akan berlangsung jika molekul adsorbat
Perbandingan antara adsorpsi kimia bertumbukan dengan active site di permukaan katalis yang
kosong atau tidak ditempati oleh molekul adsorbat tertentu.
dan adsorpsi fisika (Tabel 6.2 –
subbab 6.1, Hill (2014), pp. 153-156) 6 - Kecepatan atau laju desorpsi bergantung kepada konsentrasi
adsorbat yang teradsorp di permukaan katalis padat.

Visualisasi Penjabaran Isoterm Adsorpsi


katalis padat Secara umum, yang harus ditentukan/dijabarkan:
A Produk reaksi Beberapa term:  Laju adsorpsi: …?
Adsorpsi  Laju desorpsi: …?
A A Absorpsi
A A A  Pada kesetimbangan: …?
A A A Adsorbat  Neraca permukaan aktif (atau active sites pada
A Adsorben permukaan) katalis: …?
Molekul
teradsorp Selanjutnya… Proses aljabar/ matematika
Active site/ Beberapa kasus yang ditinjau:
active centers 1 - Adsorpsi untuk zat tunggal A (tanpa disosiasi)
Vacant sites
Occupied sites
2 - Adsorpsi untuk dua zat (A dan B) yang saling
berkompetisi
NB: Peristiwa chemisorption ditinjau 3 - Adsorpsi untuk zat tunggal yang disertai
sebagai reaksi kimia pada umumnya. V i dengan disosiasi
Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 4
8/29/2019

Secara Umum Penjabaran Kinetika Permukaan


Bentuk isoterm adsorpsi Langmuir untuk sejumlah n Dalam penjabaran persamaan kinetika permukaan (surface
zat atau komponen ditentukan oleh: kinetics), beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
dicermati adalah:
1 - banyaknya zat yang teradsorp di permukaan aktif 1 - mekanisme reaksi permukaan yang diperkirakan
katalis, berlangsung,
2 - kondisi adsorpsinya (apakah disertai dengan 2 - reversibilitas masing-masing tahap reaksinya (di dalam
disosiasi atau tidak, teradsorpsi di permukaan mekanisme),
secara kuat atau lemah), serta 3 - tahap reaksi mana yang berperan menjadi tahap pe-
nentu atau pengendali laju reaksi (= rate
3 - keberadaan zat-zat yang bersifat inert. Jika ada determining step, rds) secara keseluruhan,
zat inert yang terlibat dalam sistem reaksi, 4 - tahap-tahap reaksi mana yang berlangsung reversibel
maka peristiwa adsorpsi zat inert tersebut (mencapai keadaan quasi equilibrium), dan
harus diperhitungkan pula dalam penjabaran 5 - hubungan isoterm adsorpsi Langmuir untuk kasus
isoterm adsorpsi. sistem reaksi yang ditinjau.

Hal-hal yang perlu dicermati dan menjadi


Analog dengan materi penjabaran persamaan pendekatan pada penjabaran:
laju reaksi dari mekanisme reaksi (“Interpretasi surface kinetics model
Molekuler Kinetika Reaksi Kimia”) 1. Tahapan proses:
 adsorpsi reaktan ke permukaan katalis,
• Logis (logical sequences)  reaksi di permukaan, dan
Sejumlah  desorpsi produk
• Postulasi  bisa beberapa kemungkinan; 2. Salah satu tahap: menjadi RATE DETERMINING STEP 
Keywords perlu divalidasi tahap yang lambat (reversible/ irreversible)
(tentang: • Elementary steps 3. Tahap-tahap proses yang lain: berlangsung cepat
Deriving • Zat antara (intermediates) dan mencapai kesetimbangan (reversible)
Reaction •• Rate determining step assumption
Pseudo-equilibrium approximation vs quasi
 adsorptive equilibrium
 surface reaction equilibrium
Mechanism) steady-state approximation
• Catalyst balance  untuk mekanisme Setiap tahap
reaksi berkatalis diasumsikan sebagai
REAKSI ELEMENTER

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 5


8/29/2019

Surface kinetics model


1. Mekanisme Hougen-Watson, H-W (atau: Langmuir-
Hinshelwood, L-H): semua reaktan dan produk reaksi
teradsorp di permukaan katalis
2. Mekanisme Eley-Rideal (E-R): tidak semua
reaktan dan produk teradsorp

KATEGORI I: KATEGORI II:


Tahap reaksi permukaan Tahap adsorpsi reaktan atau Kasus I (Hill,
sebagai penentu laju reaksi desorpsi produk sebagai 1977):
penentu laju reaksi
Penjabaran isoterm Penjabaran isoterm adsorpsi:
adsorpsi: dari dari surface reaction
adsorptive equilibrium equilibrium (dan:
adsorptive equilibrium)

Kasus I (Hill, 1977): (Lanjutan)

Kasus II
(Hill, 1977):

Keterangan:
E = Ea = energi aktivasi reaksi di permukaan
∆H = perubahan entalpi proses chemosorption

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 6


8/29/2019

Secara Umum: Secara Umum:


Untuk reaksi: A  R dengan mekanisme Langmuir-
Hinshelwood sbb:
Adsorpsi A : A + S  AS … (1)
Surface reaction : AS  RS … (2)
Desorpsi R : RS  R + S … (3)
Jika: A dan R teradsorp  maka: A + R + V = 1
The exponent n on the adsorption term is equal to
the number of surface sites participating in the Yang menjadi rds A R
reaction, whether they hold adsorbed reactants or Dari kesetimbang- Dari kesetimbang-
Surface reaction (2) an tahap (1) an tahap (3)
participate as vacant sites.
Adsorpsi reaktan A Dari kesetimbang- Dari kesetimbang-
 single-site mechanism (1) an tahap (2) an tahap (3)
 dual-sites mechanism Desorpsi produk R Dari kesetimbang- Dari kesetimbang-
(3) an tahap (1) an tahap (2)

Contoh Soal (Fogler):


Reaksi fasa-gas berkatalis padat: hidrometilasi
toluena (T) menjadi metana (M) dan benzena (B).
Contoh-contoh soal yang lain T dan B teradsorpsi di permukaan katalis,
 silakan membaca dan sedangkan H2 dan M tidak teradsorpsi. Reaksi-
mencermati handout kuliah… permukaan menjadi tahap penentu kecepatan
reaksi (rds).
Jabarkanlah persamaan surface-kinetics untuk
kasus ini!

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 7


8/29/2019

Overall reaction:
Toluena (T) + H2  metana (M) + benzena (B)
C6H5CH3 + H2  CH4 + C6H6
Mekanisme reaksi yang dipostulasikan:
(1) Adsorpsi reaktan ke permukaan katalis:
T + S  TS
(2) Reaksi permukaan: Ilustrasi
(Hill, 1977)
TS + H2  M + BS
(3) Desorpsi produk dari permukaan katalis:
BS  B + S
Tahap penentu laju
reaksi: BISA pada tahap
reaksi yang mana pun Mekanisme single-site

Example: CO Oxidation Reaction


lanjutan
On precious metal surfaces (e.g. Pt) the CO oxidation
reaction is generally believed to by a Langmuir-
Hinshelwood mechanism of the following type:
CO (g)  CO (ads)
O2 (g)  2 O (ads)
CO (ads) + O (ads)  CO2 (ads) (rds)
CO2 (ads)  CO2 (g) (fast)
As CO2 is comparatively weakly-bound to the surface,
the desorption of this product molecule is relatively fast
and in many circumstances it is the surface reaction
between the two adsorbed species that is the rate
determining step.

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 8


8/29/2019

The Observed Phenomena: Soal Latihan:


Reaksi fasa-gas berkatalis padat: A  B.
The kinetics are half-order with respect to the gas Hanya A yang teradsorpsi di permukaan katalis.
phase pressure of molecular oxygen, but negative Tahap penentu kecepatan reaksi (rds) dianggap
order with respect to the CO partial pressure, i.e. berlangsung searah.
CO acts as a poison (despite being a reactant) and
increasing its pressure slows down the reaction. Berdasarkan data:
This is because the CO is so strongly bound to the a. manakah yang menjadi rds
surface that it blocks oxygen adsorbing, and
without sufficient oxygen atoms on the surface the (adsorpsi A ke permukaan
rate of reaction is reduced. atau reaksi permukaan)?
b. tentukan nilai parameter
 CO is much more strongly bound to the surface kinetikanya!

Soal Latihan:
Reaksi fasa-gas berkatalis padat: A2 menjadi B.
Mula-mula hanya ada gas A2. Reaksi-
permukaan merupakan tahap penentu
kecepatan reaksi (rds).

Berdasarkan data initial rate Selamat Belajar dan


(r0) vs tekanan gas total sistem Mempersiapkan Diri dengan Baik
reaksi di samping, ujilah untuk UAS Anda!
apakah adsorpsi gas A2 disertai
disosiasi atau tidak?

Kinetika Reaksi Berkatalis Padat 9

Anda mungkin juga menyukai