Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Disusun oleh:
1. Lu’lu’ah Megawati C (121170109)
2. Aesha Farahmadhania S (121170111)
3. Rahma Aqrarina W (121170112)

PABRIK YANG DIKUNJUNGI


PT KRAKATAU TIRTA INDUSTRI
Dosen Pembimbing: Dr. Avido Yuliestyan, S.T., M.Sc.

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN S1 TEKNIK KIMIA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH LAPANGAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Disusun oleh:
1. Lu’lu’ah Megawati C (121170109)
2. Aesha Farahmadhania S (121170111)
3. Rahma Aqrarina W (121170112)

PABRIK YANG DIKUNJUNGI


PT KRAKATAU TIRTA INDUSTRI
Dosen Pembimbing: Dr. Avido Yuliestyan, S.T., M.Sc.

Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing

Dr. Avido Yuliestyan, S.T., M.Sc.

ii
DAFTAR ISI

COVER i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
INTISARI v
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN 3
BAB III PEMBAHASAN 10
BAB IV PENUTUP 12
BAB V DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi 4
Tabel 2. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi 5
Tabel 3. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi 5

iv
INTISARI

Air merupakan zat yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di bumi selain matahari.
Sehingga dalam menetapkan standar air bersih, tergantung pada banyak faktor tertentu yang
menyangkut kegunaan air dan sumber air. Pada pengolahan air baku menjadi air bersih
dilakukan di dalam Water Treatment Plant yang meliputi tahap koagulasi, flokulasi,
sedimentasi dan tahap lanjutan. Koagulasi merupakan penambahan zat koagulan agar
terbentuk partikel kecil. Sementara flokulasi atau proses pengadukan lambat dimaksudkan
agar partikel menjadi lebih besar dan bisa diendapkan. Sementara sedimentasi adalah proses
mengendapan flok-flok yang telah terbenduk pada tahap sebelumnya. Tahap lajutan
dimaksudkan agar air bersih menjadi lebih layak pakai. Air bersih yang telah diolah akan
disimpan di reservoir.
Pengolahan air di PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) menggunakan air baku berupa
air sungai. Proses penjernihannya berupa Koagulasi dengan koagulan berupa Aluminium
Sulfat sehingga terbentuk partikel kecil namun masih sukar untuk mengendap sehingga
dilakukan pengadukan lambat (flokulasi) agar terbenuk partikel lebih besar. Kemudian
partikel tersebut diendapkan pada proses sedimentasi. Air bersih hasil sedimentasi masih
harus diproses lebih lanjut agar lebih layak digunakan. Prose lanjutan tersebut berupa aerasi,
filtrasi, netralisasi dan desinfektan kemudian penyimpanan (reservoir).
Sumber air yang digunakan PT KTI meliputi Sungai Cidanau, Sungai Cipasaruan dan
Waduk Nadra Krenceng. Setiap pengambilan pasokan air untuk produksi dari sumber air
selalu akan dilebihkan dari kapasistas produksi, yang mana air sisa tersebut akan disalurkan
ke waduk. Sehingga pada saat sungai mengalami kekeringan, air yang disuplai untuk diolah
diambil dari waduk. Air bersih yang telah diolah di Water Treatment Plant akan disimpan di
reservoir. PT Krakatau Tirta Industri sendiri mempunyai 4 buah reservoir. Sementara limbah
yang ditinggalkan dalam proses penjernihan air ini yang berupa padatan atau lumpur akan
terkumpul menjadi satu dan ditampung di sludge field. Setelah tertampung akan disalurkan ke
badan pengolahan limbah.

v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kuliah lapangan adalah bagian dari kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh
setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studi di Teknik Kimia Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Kuliah lapangan bertujuan untuk
memperkenalkan dunia kerja secara langsung kepada mahasiswa. Dengan adanya
kuliah lapangan mahasiswa diharapkan mendapatkan pengetahuan dari industri yang
dikunjungi dengan tidak hanya terpaku pada teori saja. Hal ini juga membantu
mahasiswa untuk mendapat gambaran mengenai bagaimana penerapan bidang ilmu
teknik kimia di dunia kerja yang sebenarnya. Kuliah lapangan ini dilaksanakan dengan
tour keliling pabrik dan melihat alat-alat yang digunakan di industri, sehingga mampu
mendorong mahasiswa agar berfikir secara logis dan termotivasi untuk belajar lebih
giat. Kuliah lapangan dilaksanakan sebagai proses pembelajaran outdor yang
membantu untuk memberikan suasana baru dalam dunia perkuliahan.

I.2 Tujuan Kunjungan


1. Memberikan gambaran kepada mahasiswa secara langsung tentang industri.
2. Mempelajari keterkaitan suatu proses pembuatan produk di dalam industri
dengan ilmu teknik kimia.
3. Mengetahui proses pembuatan produk dan alat-alat yang ada di PT KTI.

I.3 Sejarah Pabrik


PT Krakatau Tirta Industri merupakan salah satu perusahaan di bidang industri
air bersih di Kawasan Cilegon yang mendistribusikan air untuk kebutuhan industri di
wilayah Cilegon, Banten dan sebagian untuk kebutuhan penduduk Kota Cilegon. PT
Krakatau Tirta Industri saat ini beroperasi di Tirta Graha Building, Jl. Ir. Sutami,
Kebonsari, Citangkil, Kota Cilegon, Banten. Perusahaan yang didirikan pada tanggal
28 Februari 1996, merupakan anak perusahaan yang sahamnya 99,99% dimiliki oleh

1
PT Krakatau Steel (Persero) dan 0,01% dimiliki oleh PT Krakatau Industrial Estate
Cilegon (PT KIEC).
Perusahaan ini sebelumnya merupakan unit penunjang kegiatan operasional PT
Krakatau Steel (Persero) dalam bidang penyediaan air bersih yang mulai beroperasi
sejak 1978. PT Krakatau Steel didirikan pada 45 tahun tepat pada era pergerakan Budi
Utomo, atas izin dan prakarsa presiden pertama RI (Ir.Soekarno), dilakukan peletakan
batu pertama pendirian Pabrik Baja Trikora yaitu pada tanggal 26 Mei tahun 1962,
yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PT Krakatau Steel. Pabrik baja trikora
merupakan industri yang dapat menjadikan bangsa indonesia menjadi mandiri dan
merupakan proyek strategis juga merupakan Pabrik terbesar se-Asean yang dibangun
di Indonesia.
Melalui Peraturan Pemerintah No 35/31 Agustus 1970, Pabrik Baja Trikora
menjadi Pabrik Baja Modern yaitu “PT. Krakatau Steel (Persero)”, Sejak saat itulah
silih bergantinya berbagai pabrik dibangun di area Kompleks PT Krakatau Steel.
Pada tahun 1977, Presiden Republik Indonesia kedua (Bapak Soeharto) mula-mula
meresmikan Pabrik Besi Beton, Pelabuhan Cigading pada bulan Juli tahun 1997 (PT
KBS), disusul dengan Pabrik Billet Baja (BSP), Wire Rod, Pipa Baja (KHI),
Pembangkit Listrik (KDL) 400 MW dan Pusat Penjernihan Air berkapasitas 800 lt/dtk
pada Oktober 1979 (Pengadaan Air), yang sekarang lebih dikenal dengan PT Krakatau
Tirta Industri (1996) sampai dengan sekarang ini.

2
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

II.1 Pembekalan
II.1.1 Waktu dan tempat pembekalan
Hari : Senin, 15 Juli 2019
Waktu : 08.00 - selesai
Tempat : Kampus UPN ”Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condong Catur, Yogyakarta 55283

II.1.2 Narasumber
1. Ir. Tunjung Wahyu Widayati, M.T.
2. Ir. Bambang Sugiarto, M.T.
3. DR. Avido Yuliestyan, S.T., M.Sc.

II.1.3 Manfaat Pembekalan


1. Memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana pelaksanaan Kuliah
Lapangan.
2. Memiliki pengetahuan sekilas tentang PT Archroma Indonesia, PT Lotte
Chemical Titan Nusantara, PT Krakatau Tirta Industri.
3. Agar bisa mempersiapkan diri ketika ada hal yang ingin didiskusikan di
industri.

II.2 Tinjauan Pustaka


Air merupakan suatu senyawa kimia H2O, yang dalam kandungannya terdiri
dari senyawa Hidrogen (H2), dan senyawa Oksigen (O2). Kedua senyawa yang
membentuk air ini merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi
kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi selain matahari yang merupakan sumber
energi (I Ketut Irioanto, 2015).

3
Menurut Tjutju Susana (2003), kualitas air yang diperlukan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia tergantung pada kriteria penggunaan air tersebut.
Penggunaan air pada umumnya adalah diperuntukkan sebagai:
1. Air minum
2. Keperluan rumah tangga
3. Industri
4. Pengairan
5. Pertanian, perikanan, dan lain-lain.
Untuk menetapkan standar air bersih tergantung pada banyak faktor tertentu
yang menyangkut kegunaan air dan sumber air. Pada tahun 1988, Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah mengeluarkan peraturan mengenai kriteria baku
mutu air untuk berbagai keperluan, demikian juga Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup dan Menteri Kesehatan RI telah mengeluarkan
peraturan yang sama sehubungan dengan penggunaan air.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017, Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air untuk keperluan higiene sanitasi meliputi
parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter wajib dan parameter
tambahan. Air untuk keperluan higiene sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan
kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan
pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi
dapat digunakan sebagai air baku air minum.

Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

4
Tabel 2. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Tabel 3. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

5
Sistem pengelolaan air dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa
tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa dikatakan layak
untuk dipakai. Namun, tidak semua tahap ini bisa diterapkan, tergantung dari
kualitas sumber airnya.
Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:
1. Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini berfungsi sebagai tempat penampungan air dari sumber airnya. Unit
ini dilengkapi dengan Bar Srceen yang berfungsi sebagai penyaring awal
dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu
dan benda-benda lainnya.
2. Unit Pengolahan (Water Treatment)
Air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
a. Tahap Koagulasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimia Tawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam
besi (Salts Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat
(Rapid Mixing). Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan
partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk
partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk mengendap dengan
sendirinya.
b. Tahap Flokulasi (Floculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel
flok).

c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)


Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di
dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air.

6
d. Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan
untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.
Untuk meningkatkan kualitas air kadang diperlukan proses tambahan,
seperti:
– Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar
anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau
sedimentasi.
– Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap atau menghilangkan zar
pencemar organik, senyawa penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya
dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam air tersebut.
– Proses Disinfeksi (Disinfection)
Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorine yang bertujuan untuk
membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang terkandung di
dalam air tersebut.
3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.

II.3 Pelaksanaan KL Cilegon


1. Pelaksanaan KL Cilegon 18 Juli 2019 di PT Archroma Indonesia dan PT
Lotte Chemical Titan Nusantara.
2. Pelaksanaan KL Cilegon 19 Juli 2019 di PT Krakatau Tirta Industri.
II.4 Uraian Proses
Bahan baku pada PT Krakatau Tirta Industri yang berupa air baku didapat dari
3 sumber diantaranya Sungai Cidanau, Sungai Cipasaruan dan Waduk Nadra

7
Krenceng. Bahan baku utama adalah air dari Sungai Cidanau yang diambil lebih dari
kapasitas untuk dialirkan sebagian menuju Waduk Nadra Krenceng. Air baku dari
Sungai Cidanau dialirkan dengan menggunakan pipa sepanjang kurang lebih 27 km
dengan kecepatan 2000 lps menuju PT Krakatau Tirta Industri dan di tampung dalam
chamber untuk dilakukan proses koagulasi. Proses koagulasi dilakukan dengan cara
penambahan koagulan yang berupa Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3). Proses koagulasi
merupakan suatu proses de-stabilisasi muatan listrik dari koloid sehingga
memungkinkan untuk bergabung satu sama lain.
Selanjutnya air baku yang telah bercampur dengan koagulan disalurkan menuju
accelerator. PT KTI mempunyai 3 buah accelerator yang dilengkapi dengan pengaduk
yang berputar secara sangat lambat. Pada accelerator terjadi proses flokulasi dan
sedimentasi. Flokulasi adalah berkumpulnya partikel kecil sehingga menjadi partikel
yang lebih besar, yang disebut juga dengan flok. Setelah terbentuk flok-flok, tahap
selanjutnya adalah sedimentasi. Proses sedimentasi adalah proses pengendapan yang
disebabkan karena grafitasi. Dengan proses sedimentasi flok-flok yang terbentuk akan
mengendap karena gaya grafitasi. Sehingga air akan terpisah dari padatan dan berada
dibagian atas. Fungsi pengadukan pada accelerator adalah untuk mengumpulkan
padatan menjadi satu dan akan dikumpulkan menuju sludge field.
Proses selanjutnya adalah aerasi. Proses aerasi dilakukan dengan cara
mengontakkan air dengan oksigen sehingga logam berat yang terkandung dalam air
akan mengendap. Kemudian, air difiltrasi dengan menggunakan pasir kwarsa sebagai
medium filter. Filtrasi bertujuan untuk memisahkan padatan kecil yang masih
tertinggal dalam air pada saat proses sedimentasi.
Setelah proses sedimentasi selanjutnya dilakukan proses netralisasi. Proses
netralisasi bertujuan untuk menetralkan air yang mulanya bersifat asam yang
disebabkan karena penambahan koagulan agar menjadi netral dengan pH sekitar 6,5-
8,5. Netralisasi dilakukan dengan cara pembubuhan batu kapur.
Kemudian proses terakhir adalah desinfeksi. Desinfeksi yaitu proses untuk
menghilangkan mikroorganisme agar air yang dihasilkan dapat mencapai spesifikasi

8
yang diinginkan. Proses desinfeksi dilakukan dengan cara penambahan desinfektan
yang berupa gas khlorin yang telah diencerkan dengan menggunakan air. Setelah
melalui proses desinfeksi air akan ditampung pada reservoir. PT Krakatau Tirta
Industri memiliki 4 tempat penampungan air bersih yang siap untuk didistribusikan
yang terdiri dari tiga reservoir dan satu tower reservoir. Ketiga reservoir ini berbeda-
beda sistem pendistribusiannya. Reservoir 1 digunakan untuk mendistribusikan air ke
wilayah industri Krakatau Steel, reservoir 2 digunakan untuk mendistribusikan air ke
PDAM Cilegon, reservoir 3 merupakan reservoir baru yang sedang dalam tahap
penyelesaian yang rencananya akan digunakan untuk didistribusikan ke wilayah baru
proyek PT Krakatau Steel. Sedangkan untuk tower reservoir digunakan untuk
didistribusikan kepada konsumen.
Sedangkan untuk penanganan limbah, semua limbah yang dihasilkan dari
proses produksi pad PT Krakatau Tirta Industri akan dikumpulkan menjadi satu
didalam sebuah tempat yang disebut sludge field. Limbah yang tertampung pada sludge
field akan disalurkan ke Badan Pengolahan Limbah.

9
BAB III
PEMBAHASAN

Air yang diolah oleh PT Krakatau Tirta Industri berasal dari air baku yang
berasal dari Sungai Cidanau dan Sungai Cipasaruan. Sumber air tersebut yang diolah
oleh PT Krakatau Tirta Industri menjadi air yang dapat dikonsumsi untuk keperluan
domestik maupun industri. Untuk mengantisipasi ketika terjadi kekeringan yang akan
mengakibatkan berkurangnya pasokan air maka pada tahun 1977 PT Krakatau Tirta
Industri membuat tempat penampungan air buatan yang disebut dengan Waduk Nadra
Krenceng. Lokasinya berada di Desa Masigit, Ciwadan, Kota Cilegon, Banten. Setiap
pengambilan pasokan air untuk produksi dari sumber air selalu akan dilebihkan dari
kapasistas produksi, yang mana air sisa tersebut akan disalurkan ke waduk. Sehingga
air yang berada di dalam waduk tidak habis. Kapasitas dari waduk ini yaitu sebesar 5
juta l/s.
Air bersih yang telah diolah di Water Treatment Plant akan disimpan di
reservoir. PT Krakatau Tirta Industri sendiri mempunyai 4 buah reservoir. Reservoir di
PT Krakatau Tirta Industri ada yang terletak di bawah tanah dan ada yang berupa tower,
sehingga air akan terhindar dari hujan sehingga air akan tetap bersih. Reservoir 1
digunakan untuk mendistribusikan air ke wilayah industri Krakatau Steel, reservoir 3
digunakan untuk mendistribusikan air ke PDAM Cilegon, reservoir 3 merupakan
reservoir yang sedang dalam tahap penyelesaian dan rencananya akan digunakan untuk
mendistribusikan ke wilayah baru proyek PT Krakatau Steel, sedangkan untuk tower
reservoir digunakan untuk mendistribusikan air bersih kepada konsumen.
Selain menyediakan air bersih untuk industri dan masyarakat, PT Krakatau
Tirta Industri juga melayani kebutuhan air demin industri berkualitas tinggi. Dengan
menggunakan berbagai proses dan teknologi terbaik, air demin yang diproduksi dapat
disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelanggan. PT Krakatau Tirta Industri melayani
pengolahan air limbah untuk industri dan perusahaan. Layanan ini memungkinkan
terpenuhinya baku mutu lingkungan dan pemanfaatan kembali hasil olahan air limbah.

10
Dalam proses pengolahan air baku menjadi air besih, tentunya akan dihasilkan
limbah yang berasal dari berbagai unit proses. Limbah pada proses ini berupa padatan
atau lumpur. Semua limbah yang terbentuk akan terkumpul menjadi satu dan
ditampung di sludge field. Setelah tertampung akan disalurkan ke badan pengolahan
limbah.

11
BAB V
PENUTUP

PT Krakatau Tirta Industri merupakan industri pengolahan air yang


mendapatkan air baku dari Sungai Cidanau, Sungai Cipasaruan, dan Waduk Nadra
Krenceng. PT KTI berdiri pada 1996 dan saham terbesar dimiliki oleh PT Krakatau
Steel yang memang pada awalnya hanya menyediakan air bersih untuk industri baja
milik PT Krakatau Steel, namun dengan berkembangnya industry disekitar Krakatau
Steel maka lahir PT Krakatau Tirta Industri.
Air yang diolah oleh PT Krakatau Tirta Industri di Water Treatment Plant ini
terjadi proses penjernihan dari air baku menjadi air bersih. Proses penjernihan ini terdiri
dari proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, netralisasi, desinfeksi, dan
reservoir. Sementara limbah yang dihasilkan berupa padatan atau lumpur akan
terkumpul menjadi satu dan ditampung di sludge field. Setelah tertampung akan
disalurkan ke badan pengolahan limbah.
Proses koagulasi ditujukan untuk menghilangkan koloid yang membuat air
berwarna keruh sehingga partikel membesar namun belum cukup besar untuk
diendpkan sehingga dilakukan proses flokulasi atau pembentukan flok-flok dengan
pengadukan lambat setelah itu padatan dalam air dapat diendapkan dalam proses
sedimentasi. Proses selanjutnya adalah filtrasi dengan pasir kwarsa agar partikel yang
masih terkandung dalam air tersaring. Setelahnya air bersih diberi kalsit untuk
mengubah pH air dari asam menjadi netral (sekitar 6,5-8,5). Setelah air bersih bersifat
netral kemudian ditambahkan klorin untuk menghilangkan mikroba-mikroba dalam air.
Setelahnya air dimasukan dalam tempat penyimpanan berupa reservoir agar air bersih
tidak terkontaminasi kontaminan dari lingkungan.

12
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor: 23 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Jakarta.

Susana, Tjutju, 2003, Air Sebagai Sumber Kehidupan, Jakarta: Oseanografi Lipi.

13
LAMPIRAN

Tower Recervior

Anda mungkin juga menyukai