Anda di halaman 1dari 15

MODUL

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PEMERIKSAAN FISIK

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


AKBID HUSADA GEMILANG
2016

0
JUDUL MODUL
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM
MASA PERSALINAN
 60 menit

Kegiatan belajar
PEMERIKSAAN FISIK

Pendahuluan
Persalinan adalah peristiwa yang alamiah, akan tetapi berpotensi terjadi
komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi. Tingginya angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB) karena banyaknya kasus obstetrik yang tidak
tertangani dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi bidan untuk mengetahui
mekanisme persalinan normal, konsep asuhan persalinan kala dua, sehingga bidan
dapat melakukan deteksi dini kegawat daruratan obstetrik. Dengan terdeteksinya
kegawatdaruratan obstetrik secara dini maka ibu dan bayi akan mendapatkan
penanganan yang tepat.
Pendokumentasian merupakan hal terpenting bagi seorang tenaga kesehatan,
terutama bidan. Karena dengan pendokumentasian yang baik dan benar, bidan dapat
menjadikan dokumen-dokumen yang tersimpan sebagai barang bukti dan pelindung
jika terjadi sebuah konflik yang berhubungan dengan hukum. Salah satu bentuk
pendokumentasian yang sangat penting adalah format pengkajian pada ibu hamil dan
ibu bersalin. Jika hasil pengkajian, baik pada ibu hamil maupun pada ibu bersalin,
didokumentasikan dengan baik dan benar, maka dapat dijadikan sebagai sumber
ataupun acuan untuk asuhan selanjutnya.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan
pemeriksaan fisik pada persalinan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.

Uraian Materi
Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan bidan terhadap ibu
bersalin. Hanya saja pada ibu bersalin bidan harus melakukan pemeriksaan tambahan
yang harus dilakukan yaitu pemeriksaan dalam.

1
Tujuan
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan
bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi dari hasil pemeriksaan
fisik dan anamnesis diramu/diolah untuk membuat keputusan klinik, menegakkan
diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai
dengan kondisi ibu.

Jenis Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan Palpasi
Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera
penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari
bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien.
2. Pemeriksaan Palpasi
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan
dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi
dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan,
bentuk, kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ
tubuh. Dengan kata lain bahwa palpasi merupakan tindakan penegasan dari hasil
inspeksi, disamping untuk menemukan yang tidak terlihat.
3. Pemeriksaan Auskultasi
Aukultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi
adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal.

Persiapan Alat
1. Timbangan berat badan
Timbangan berat badan adalah alat ukur untuk menetukan berat badan dengan
satuan kilogram.
2. Pengukur tinggi badan
Pengukur tinggi badan adalah alat ukur untuk menentukan tinggi badan.

Gambar 1 timbangan dan pengukur tinggi badan

2
3. Tensi meter
1) Tensimeter
Sphygmomanometer (tensimeter) adalah alat yang di gunakan untuk
mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa
maupun mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive.
Adapun tekanan darah normal:
Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal : 90-120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi : 120-140/80-90 mmHg
Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg
Hipertensi Stadium 2 : Lebih dari 160/100 mmHg

Gambar 2 Tensi metetr

4. Stetoskop
Stetoskop adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam
tubuh yang dihasilkan oleh detak nadi, jantung, paru-paru dan usus.

Gambar 3 Stetoskop

5. Hansdscond steril
Tujuan memakai sarung tangan adalah untuk melindungi tangan dari kontak
dengan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, mukosa, kulit yang tidak utuh, dan
benda yang terkontaminasi.
Adapun prosedur penggunaan sarung tangan adalah sebagai berikut:
(1) Buka pembungkus bagian luar dari kemasan

3
(2) sarung tangan dengan memisahkan sisi – sisinya
(3) Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam pembungkus
(4) Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan pada
tangan yang dominan terlebih dahulu
(5) Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan pegang
tepi mancet sarung tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan.
(6) Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari-jari ke
dalam mancet sarung tangan kedua
(7) Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
(8) Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah bersarung tangan menyentuh
setiap bagian atau benda yang terbuka
(9) Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan jatuh ke
tangan setelah pemakaian sarung tangan
(10) Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu jari
adduksi ke belakang
(11) Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat-alat
steril

Gambar 4 Handscoon

6. Kassa steril
Kassa steril adalah kain pembalut yang biasa digunakan sebagai penutup
luka agar tidsk terkontaminasidengan kotoran lain, pengganti kapas ketika
operasi, dan sebagai perawatan luka.

4
Gambar 5 Kassa Steril

7. Kom berisi kapas basah


Kom berisi kapas basah/kapas sublimat ini berbentuk bulat dan ada
tutupnya. Kapas basah dalam kom tertutup dengan desinfektan untuk
membersihkan vulva hygiene dan membersihkan bagian lainnya.

Gambar 6 kom kapas

8. Bengkok
Bengkok adalah alat yang berbentuk bengkok tetapi bahannya seperti
waskom. Alat ini digunakan sebagai tempat alat-alat yang sudah terpakai saat
menolong persalinan/merawat luka atau aktifitas kebidanan lainnya.

Gambar 7 Bengkok

Prosedur Tindakan
Adapun hal-hal yang harus diperiksa oleh bidan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan umum, meliputi:
1) Kesadaran ibu
Macam tingkat kesadaran seseorang pasien yaitu:
(1) Compos Mentis adalah ketika seseorang masih tersadar penuh.
(2) Apatis adalah yaitu kurangnya respon terhadap keadaan sekeliling
ditandai dengan tidak adanya kontak mata atau mata terlihat
menerawang dan tidak fokus.
(3) Samnolen ( letargie ) adalah keadaan dimana seseorang sangat mudah
mengantuk dan tidur terus menerus tapi masih mudah di bangunkan.
(4) Sopor adalah kondisi tidak sadar atau tidur berkepanjangan tetapi masih
memberikan reaksi terhadap rangsangan.

5
(5) Koma adalah kondisi tidak sadar dan tidak ada reaksi terhadap
rangsangan tertentu.
(6) Delirium adalah penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan
siklus tidur bangun. pasien tampak gaduh, gelisah, kacau, disorientasi,
dan meronta-meronta.
(7) Semi Koma adalah penurunan kesadaran yang tidak memberikan
respon rangsangan verbal dan tidak dapat di bangunkan sama sekali
( kornea, pupil ) masih baik. respon nyeri tidak adekuat.
2) Berat badan sebelum hamil
Berat badan sebelum hamil dikaji untuk menentukan kenaikan berat
badan selama kehamilan.
3) Berat badan sekarang
Berat badan sekarang dikaji untuk mengetahui pertumbuhan berat
janin. Kenaikan berat badan pada trimester pertama berkisar antara 0,5-2 kg.
Setelah itu, berat badan kamu diperkirakan bertambah tiap minggunya pada
trimester kedua dan ketiga sekitar, 0,36 – 0,45 kg (untuk berat badan
normal).
4) Tinggi badan
Tinggi badan ibu hamil adalah perhatian awal seorang bidan tentang
bagaimana keadaan tulang panggul seorang ibu hamil tersebut. Seorang ibu
hamil yang tinggi badannya 145 cm atau kurang , akan mendapat catatan
khusus dari tenaga kesehatan karena kemungkinan mengalami panggul
sempit lebih besar. Ibu hamil yang pendek termasuk kelompok berisiko
tinggi, walaupun demikian semua kehamilan sebenarnya tetap mendapat
perhatian sama dan dianggap berisiko. Oleh karena itu ibu hamil yang tinggi
badannya 145 cm atau kurang, wajib memeriksakan diri kepada petugas
kesehatan baik bidan maupun dokter.
5) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan merupakan salah satu indikator status gisi seorang ibu
hamil. Bila lingkar lengan kiri atas seorang bu hamil kurang dari 23,5 cm,
maka perlu perhatian khusus tentang asupan gisi selama kehamilan. Ibu
hamil yang terlalu kurus juga kurang baik untuk kesehatan tubuhnya dan
kesehatan janin dalam kandungannya. Bila ibu hamil kurang gisi maka daya
tahan tubuh untuk melawan kuman akan melemah dan mudah sakit maupun
infeksi, keadaan ini tidak baik bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.

2. Tanda-tanda Vital (TTV), meliputi:

6
Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang
paling dasar yaitu:
1) Tekanan darah
Tekanan darah merupakan kekuatan pemompaan darah oleh jantung
untuk mendorong darah di dalam arteri (pembuluh darah) hingga ke seluruh
tubuh. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan alat
pengukur tekanan darah yang biasa disebut dengan tensimeter diukur
dengan alat pengukur tekanan darah yang disebut dengan Tensimeter dan
stetoskop. Tensi normal 120/80 mmhg
2) Nadi
Denyut nadi merupakan frekuensi pemompaan jantung pada arteri.
Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan menggunakan stetoskop atau
menggunakan jari yang ditekankan pada nadi penderita selama 60 detik.
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada arteri radialis (pergelangan
tangan), arteri brakialis (siku), arteri karotis (leher), arteri poplitea
(belakang lutut) atau arteri dorsalis pedis (kaki). Pengukuran ini juga
bermanfaat untuk menentukan irama dan kekuatan nadi. Denyut nadi
normal untuk orang dewasa adalah 60 – 100 kali per menit.
3) Pernapasan
Laju pernapasan merupakan frekuensi pernapasan. Pengukuran laju
pernapasan dilakukan dengan menghitung jumlah pengembangan dada
seseorang untuk menarik napasa dalam waktu satu menit. Pengukuran
dilakukan pada saat istirahat, dan pengukuran ini juga dapat menilai sulit
tidaknya seseorang bernapas. Respirasi normal atau pernafasan normal
untuk orang dewasa adalah 12-20 kali per menit.
4) Suhu
Suhu tubuh merupakan ukuran panas badan seseorang. Pengukuran
suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan alat ukur shu yang disebut
dengan Termometer. Tergantung jenis termometer yang digunakan
pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan melalui mulut, ketiak, dubur,
telinga, dan kulit dahi. Suhu tubuh normal untuk orang dewasa adalah 36,5
derajat Celcius – 37,5 derajat Celcius. Suhu tubuh dapat bervariasi,
tergantung aktivitas, makanan, konsumsi cairan, cuaca dan jenis kelamin
terutama wanita pada saat mengalami masa subur.

3. Pemeriksaan Fisik, meliputi :

7
1) Kepala
(1) Inspeksi
a) Rambut, lihat kebersihan kulit kepala dan rambut.
b) Telinga, lihat kesimetrisan, kelengkapan, dan kebersihan telinga,
c) Mata, lihat kesimetrisan, kelengkapan, conjungtiva pucat/tidak,
dan kebersihan mata,
d) Bibir, nilai keadaan bibir (stomatitis), kering/tidak,
e) Mulut, nilai kebersihan mulut, pucat/tidak.
f) Lidah, nilai kebersihan lidah,
g) Gigi, nilai kebersihan gigi, ada/tidak karies dentis.
h) Muka, nilai ada/tidaknya udem.
(2) Palpasi
a) Muka, nilai muka ada udem/tidak, tepatnya pada palpebra.
2) Leher
(1) Inspeksi, ada/tidak pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
(2) Palpasi, ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
3) Dada
(1) Inspeksi
a) Mamae, nilai kesimetrisannya, hiperpigmentasi pada papilla dan
areolla, nilai papilla menonjol/tidak,
b) Areolla, nilai hiperpigmentasinya.
c) Kelenjar Montgomery, ada/tidak.
(2) Palpasi
a) Benjolan, ada/tidaknya benjolan pada mamae
b) Apakah ada rasa nyeri saat dipalpasi, dan
c) Nilai pengeluaran colostrum, dengan memencet areolla.
4) Abdomen
(1) Inspeksi
a) Ada/tidaknya bekas jahitan/operasi,
b) Nilai kesesuaian antara pembesaran perut dengan usia kehamilan,
dan
c) Lihat ada/tidaknya striae dan linea.
(2) Palpasi
a) Leopold :
- Leopold I, untuk mengetahui bagian apa yang ada pada fundus
dan menilai tinggi fundus uteri.

8
- Leopold II, untuk mengetahui bagian janin terhadap dinding
perut ibu.
- Leopold III, untuk mengetahui apakah bagian terbawah jannin
(kepala/bokong) masih bisa digerakkan/tidak.
- Leopod IV, untuk mengetahui sejauh mana kepala janin telah
turun/masuk ke panggul.
b) Tinggi Fundus Uteri (TFU), untuk mengetahui apakah perbesaran
rahim sesuai/tidak dengan usia kehamilan atau ada kemungkinan
kehmilan kembar.
c) Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ), untuk mengetahui perkiraan
berat badan janin.
(3) Auskultasi
a) Detak Jantung Janin (DJJ) normal 120-160x/menit , untuk
memantau kesejahteraan janin.
b) Frekuensi
c) Irama
d) Intensitas
e) Punctum Maximum, untuk mengetahui posisi terjelas terdengarnya
DJJ.
5) Anogenitalia
Pemeriksaan anogenitalia bertujuan untuk mengetahui keadaan jalan
lahir ibu, apakah normal atau abnormal.
(1) Pemeriksaan Dalam
Periksa Dalam (PD) merupakan pemeriksaan rutin dalam ilmu
kebidanan dan kandungan selain inspeksi (pemeriksaan dari luar). PD
bertujuan untuk memantau atau menilai kemajuan persalinan, besarnya
pembukaan mulut rahim, sudah mencapai pembukaan berapa, atau
sejauh mana pembukaannya.
(2) Pembukaan Serviks
Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan diameter rata-
rata bukan serviks. Dilatasi serviks ditentukan dengan pemeriksaan VT
dan dinyatakan dengan diameter serviks.
(3) Portio
Konsistensi portio menjadi tipis dan lunak bahkan tidak teraba saat
pembukaan lengkap.

9
(4) Ketuban
Bila cairan ketuban pecahnya diragukan, masukkan speculum
dengan hati-hati ,dan cairan dicari di fornik posterior. Cairan diperiksa
untuk mengetahui adanya warna atau mekonium.
(5) Presentasi
Presentasi janin teraba kepala, bokong, bagian-bagian kecil atau
bagian lainnya.
(6) Penurunan
Bidang Hodge menentukan seberapa jauh bagian depan anak itu
turun ke dalam rongga panggul. Hodge menentukan beberapa bidang
khayalan dalam panggul. Adapun Penurunan pada bidang Hodge
adalah:
a) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium.
b) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
d) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis.
(7) Ukuran Panggul Dalam (UPD)
a) Promotorium: Bagian atas dari sacrum yang mengadakan
perhubungan ini menonjol ke depan.
b) Linea Innominata: Lajur pada os ilium yg menjadi pembatas antara
panggul besar dan panggul kecil
c) Os Sakrum: Tulang ini berbentuk segitiga, melebar di atas dan
meruncing ke bawah. Terletak di belakang antara kedua pangkal
paha dan terdiri dari 500 tulang yg senyawa. Permukaan depan yg
cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping.
d) Dinding samping panggul
e) Spina Ischiadica: Pinggir belakang berduri
f) Arcus Pubis: Membentuk ramus inferior kiri dan kanan

Keselamatan Kerja
Adapun keselamatan kerja pada pemeriksaan fisik adalah:
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Bertindak lembut dan berhati-hati pada saat melakukan
3. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas

10
Rangkuman
Adapun rangkuman pada Pemeriksaan fisik adalah:
1. Pemeriksaan fisik adalah Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari
kepala sampai kaki yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau
berurutan.
2. Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa.
Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin dilakukan melalui pemeriksaan pandang
(inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi).
3. Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui perkembangan proses persalinan
dari kala I hingga kala IV serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan
ke pemeriksaan berikutnya.

Latihan
1. Apa tujuan pemeriksaan fisik pada ibu bersalin?
2. Sebutkan secara garis besar prosedur tindakan pemeriksaan fisik pada ibu
bersalin?
3. Sebutkan apa saja yang harus dperiksa pada pemeriksaan dalam?

Kunci Jawaban
1. Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan
bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi dari hasil
pemeriksaan fisik dan anamnesis diramu/diolah untuk membuat keputusan
klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau
perawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu.
2. Prosedur tindakan pemeriksaan fisik pada ibu bersalin terdiri dari pemeriksaan
umum, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan fisik head to toe.
3. Pemeriksaaan dalam pada ibu bersalin utntuk mengetahui: pembukaan serviks,
portio, ketuban, presentasi, posisi, penurunan dan bagian terkemuka

Glosarium
Conjungtiva : Lapisan tipis yang berada di mata yang berguna
melindungi sclera (area putih dari mata)
Palpebra : Lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot dan jaringan
fibrosa melinduni struktur-struktur mata yang rentan.
Stomatitis : Radang lapisan mukosa dari struktur apa pun pada mulut;
seperti pipi, gusi,lidah, bibir, dan atap atau dasar mulut.

11
Karies Dentis : Proses kerusakan gigi yang diawali dengan adanya
penumpukan sisa makanan pada permukaan gigi yang
lama kelamaan akan menebal dan akhirnya mengeras
(karang gigi)
Kelenjar Limfe : Jaringan khusus khusus yang terletak di sepanjang jalur
sistem limfatik.
Kelenjar Tiroid : Kelenjar yang mengatur kecepatan tubuh membakar
energi,membuat protein, dsn mengatur sensitivitas tubuh
terhadap hormon lainnya.
Mamae : Kelenjar yang berada dibawah kulit, diatas otot dada.
Hiperpigmentasi : Pengggelapan kulit abnormal pasca peradangan, paparan
sinar mata hari atau cedera kulit apapun disebabkan oleh
melanin yang lebih banyakdi tempat tertentu.
Papilla : Bagian yang menonjol pada selaput berlendir dibagian
atas lidah
Areolla : Daerah kulit sekitar putting yang biasanya mempunyai
warna lebih gelap dari ebagian besar payudara.
Kelenjar Montgomery : Kelenjar lemak di daerah sekitar puting payudara.
Colostrum : Susu yang dihasilkan kelenjar susu dalam tahap akhir
kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi.
Striae : Tanda yang dapat di sebabkan karena berbagai sebab.
Linea : Rigi yang tidak meninggi berupa garis.

DAFTAR PUSTAKA
1. JNPK-KR/POGI, 2007,Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR/POGI.
2. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
3. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
4. Prawirohadjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.
5. Prawirohardjo, Sarwono. 1989. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP.
6. Pitchard, Macdonal. 1991. Obstetri Williams. Surabaya: Air Langga Press.
7. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.
8. Varney, H.dkk. 2007. Varney’s Midwifery Text Book Edisi 4. Jakarta: EGC
9. Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC

12
YAYASAN HUSADA GEMILANG
AKADEMI KEBIDANAN HUSADA GEMILANG TEMBILAHAN
Alamat : Jl. Bunga No. 54 Tembilahan Telp. (0768) 22764/21977 Kode Pos29212
10.

FORMAT PENGKAJIAN IBU BERSALIN

Tangal /Bulan/Tahun : Tempat :


Pukul : Oleh :

PemeriksaanFisik
1. Abdomen
1) Inspeksi
(1) Pembesaran :
(2) Linea :
(3) Striae :
(4) Bekas luka operasi :
2) Palpasi
(1) Leopold
a) Leopold I :

b) Leopold II :

c) Leopold III :

d) Leopold IV :

(2) TFU : cm
(3) TBBJ : gram
(4) Cekungan pd perut :
(5) Nyeri tekan :
(6) His : Frekuensi :
Lamanya :
Kekuatannya :
Relaksasi :

3) Auskultasi
(1) DJJ
a) Frekuensi :
b) Punctum Maximum :
c) Irama :
d) Tempat :
e) Intonasi :

2. Anogenital
1) Inspeksi
(1) Vulva dan Vagina :
(2) Perineum :
(3) Pengeluaran pervaginam :
2) Vaginal Toucher
(1) Vulva/vagina
a) Pistula :
b) Varices :
c) Dinding vagina :
d) Kelenjar bartolini :

13
e) Kelainan lain :
3) Pemeriksaan dalam
(1) Portio
a) Konsistensi :
b) Penipisan :
c) Arah sumbu :
(2) Pembukaan :
(3) Ketuban :
(4) Presentasi :
(5) Penurunan :
(6) Posisi :
4) Bagian lain yang teraba :
5) Ukuran Panggul Dalam
(1) Promontorium :
(2) Conjungta Vera :
(3) Linea Innominata :
(4) Spina Ishiadika :
(5) Sacrum :
(6) Os.Coccigys :
(7) Arkus Pubis :
(8) Kesan Panggul :

Pemeriksaan laboratorium
1. Darah
1) Hb : gr %
2. Urine
1) Glukosa :
2) Protein :

Tembilahan, 20…

(………………………..)
Pemeriksa

14

Anda mungkin juga menyukai