Kepmenkokesra 54 TH2013 PDF
Kepmenkokesra 54 TH2013 PDF
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2011 – 2025
Mengingat: …
-2-
8. Undang-Undang …
-3-
MEMUTUSKAN:
KEDUA: …
-4-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 September 2013
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AGUNG LAKSONO
ttd.
Sugihartatmo
DAFTAR ISI
LAMPIRAN RENCANA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2011 - 2025
BAB HALAMAN
I. PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN 3
C. RUANG LINGKUP DAN BATASAN 3
D. KERANGKA PIKIR 4
6
II. PERKEMBANGAN DAN MASALAH
A. KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN 6
B. PERKEMBANGAN DAN MASALAH PEMBANGUNAN 7
KESEHATAN
C. PERKEMBANGAN DAN MASALAH 11
PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN
D. ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN TENAGA 22
KESEHATAN
25
III. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI
A. VISI 25
B. MISI 25
C. TUJUAN 26
D. SASARAN STRATEGIS 26
E. STRATEGI 27
31
IV. RENCANA KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN
A. KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN 31
BERDASARKAN RASIO TENAGA KESEHATAN
TERHADAP PERKEMBANGAN JUMLAH
PENDUDUK
B. KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN 32
BERDASARKAN STANDAR TENAGA KESEHATAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. PERMINTAAN TENAGA KESEHATAN DARI LUAR 42
NEGERI
D. KETERKAITAN ANTARA PERHITUNGAN 43
KEBUTUHAN DAN PENGADAAN/PENDIDIKAN
TENAGA KESEHATAN JANGKA PANJANG
V. RENCANA …
-2-
48
V. RENCANA PENGADAAN/PENDIDIKAN TENAGA
KESEHATAN
A. PENYESUAIAN KAPASITAS PENDIDIKAN TENAGA 48
KESEHATAN
B. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TENAGA 50
KESEHATAN
52
VI. PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN
A. PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI 52
DALAM NEGERI
B. PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI LUAR 60
NEGERI
61
VII. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MUTU TENAGA
KESEHATAN
A. PEMBINAAN TENAGA KESEHATAN 61
B. PENGAWASAN MUTU TENAGA KESEHATAN 62
64
VIII. PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN TENAGA
KESEHATAN
A. PROSES PENYELENGGARAAN RENCANA 64
PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN
B. PENYELENGGARAAN RENCANA PENGEMBANGAN 67
TENAGA KESEHATAN
C. KERJASAMA INTERNASIONAL 70
D. SUMBER DAYA PENGEMBANGAN TENAGA 71
KESEHATAN
72
IX. KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
A. PEMBIAYAAN UNTUK PENDAYAGUNAAN TENAGA 72
KESEHATAN
B. PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN/PENDIDIKAN 74
TENAGA KESEHATAN
C. BIAYA MANAJEMEN/PENGELOLAAN 77
PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN
78
X. PENUTUP
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN
2011 - 2025
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
diselenggarakan …
-2-
Di era …
-3-
D. KERANGKA …
-4-
D. KERANGKA PIKIR
Dalam pelaksanaan RPTK ini perlu pula dilakukan pemantauan dan penilaian
secara periodik, yang hasilnya dapat dipergunakan untuk perbaikan
pelaksanaannya, maupun dalam melakukan tinjauan kembali terhadap
rencana termaksud (“re-planning”). Tinjauan terhadap rencana yang ada
dipandang perlu,mengingat RPTK ini merupakan rencana yang berjangka
panjang sampai tahun 2025.
Secara …
-5-
Iklim
Indonesia memiliki 2 (dua) iklim yaitu iklim kemarau dan penghujan. Hujan
terjadi dibulan Oktober sampai Februari dan kemarau terjadi dibulan Maret
sampai September. Kondisi iklim di Indonesia sejak tahun 1991 mulai terjadi
penyimpangan. Hal ini disebabkan pemanasan global. Berbagai prediksi cuaca
yang sebelumnya dapat dilakukan saat ini sering gagal. Anomali cuaca dan
iklim hampir selalu dikaitkan dengan terjadinya bencana alam banjir dan
kekeringan panjang sering terjadi di wilayah Indonesia. Cuaca dan iklim yang
ditambah dengan kondisi geografi dan demografi di Indonesia mempengaruhi
akses antar pulau.
Politik
Indonesia adalah negara republik dipimpin oleh presiden dan wakil presiden
yang dipilih langsung oleh rakyat setiap lima tahun sekali. Demikian pula
untuk …
-7-
Perkembangan Ekonomi
Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998. Tetapi sejak tahun
2004, ekonomi nasional telah membaik dan mengalami pertumbuhan yang
cukup cepat. Dewasa ini, ekonomi makro di Indonesia cukup stabil, dan
produk domestik bruto (PDB/GDP) per kapita telah menunjukkan peningkatan
dimana pada tahun 2004 sebesar Rp 10.610.060,9 menjadi Rp 24.261.805,2
pada tahun 2009.
1. Status Kesehatan
Dalam pencapaian target MDG’s diperkirakan Indonesia dapat
mencapainya bahkan melampauinya. Namun masih ada beberapa target
MDG’s yang kemungkinan besar tidak dapat dicapai, yaitu upaya
penurunan angka kematian maternal dan angka kesakitan HIV/AIDS.
mengalami ...
-8-
mengalami penurunan dari 318 per 100.0000 kelahiran hidup pada tahun
1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Sejalan
dengan penurunan angka kematian bayi, umur harapan hidup (UHH)
meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada
tahun 2007. Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi kekurangan
gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar
18,4% pada tahun 2007 menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007
(Riskesdas 2007), dan 17,9% pada tahun 2010 (Riskesdas 2010).
Tabel 2.1. …
-9-
Table 2.1.
Penyebab Utama Kesakitan Dan Kematian di Indonesia Tahun 2010
2. Pelayanan Kesehatan
Pada …
- 10 -
Pada tahun 2010, terdapat sebanyak 1.765 (Kemenkes, 2010), baik milik
Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, TNI dan Polri, serta milik
swasta/BUMN.
Dalam rangka mencapai Jaminan Kesehatan Nasional yang akan dimulai
pada 1 Januari 2014, maka jumlah fasilitas pelayanan kesehatan beserta
sumber dayanya perlu ditingkatkan agar pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berkeadilan dapat diakses oleh masyarakat dimanapun
berada di seluruh Indonesia.
3. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan berasal dari beberapa sumber baik dari pemerintah
maupun masyarakat termasuk swasta. Biaya kesehatan per kapita di
Indonesia pada tahun 2005 sebesar USD 78, pada tahun 2006 sebesar USD
87 dan meningkat pada tahun 2009 menjadi USD 99. Sejak tahun 2005,
Indonesia menetapkan Asuransi Kesehatan bagi masyarakat miskin
(Askeskin) yang kemudian menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) pada tahun 2008 dengan jumlah sasaran penduduk miskin
sebanyak 76,4 juta jiwa. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun
2010 sekitar 59,07% penduduk Indonesia sudah dilindungi oleh asuransi
kesehatan. Dari penduduk yang telah terlindungi asuransi tersebut terdiri
dari 57,8% Jamkesmas, 20,8% Jamkesda, 12,4% Askes PNS/TNI/POLRI,
3,3% Jamsostek, dan 5,6% asuransi swasta dan lainnya (WHO, Kemenkes
RI, 2011).
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN disebutkan
bahwa tantangan pembangunan bidang kesehatan jangka panjang yang
dihadapi antara lain adalah mengurangi kesenjangan status kesehatan
masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah,
tingkat sosial ekonomi, dan gender; meningkatkan jumlah dan penyebaran
tenaga kesehatan yang kurang memadai; meningkatkan akses terhadap
fasilitas kesehatan; dan mengurangi beban ganda penyakit yaitu pola
penyakit yang diderita oleh sebagian besar masyarakat adalah penyakit
infeksi menular, namun pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan
penyakit tidak menular serta meningkatnya penyalahgunaan narkotik dan
obat-obat terlarang.
Dalam ...
- 11 -
Tabel 2.2.
Ketersediaan dan Kekurangan Tenaga Kesehatan di RS Milik Kemenkes dan
Pemda pada tahun 2010
Sumber: Diolah dari data Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes tahun 2011.
- 13 -
Tabel 2.3.
Ketersediaan dan Kekurangan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Tahun 2010
Sumber: Diolah dari data Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes tahun 2011.
Sedangkan …
- 14 -
Tabel 2.4.
Ketersediaan dan Kekurangan Tenaga Kesehatan di Puskesmas di DTPK
Tahun 2010
perpaduan …
- 15 -
Grafik 2.1
Perkembangan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Berdasarkan Jenjang Pendidikan`Tahun 2004 – 2008
2500
2000
1500
1000 Sp-2
Sp-1
500
S3
0
2004 2005 2006 2007 2008 S2
Sp-2 0 0 0 0 1 Profesi
Sp-1 172 178 185 198 204 S1
S3 19 19 19 22 23 D4
S2 60 67 72 86 94
D3
Profesi 46 46 50 51 96
D1
S1 359 412 467 551 609
D4 12 19 29 34 50
D3 420 545 684 822 955
D1 1 0 0 0 0
Berdasarkan …
- 16 -
Tabel 2.5.
Gambaran Bidang dan Jenjang Pendidikan
Tenaga Kesehatan Tahun 2010
Jenjang Pendidikan
No Bidang D3
/D S1 S2 S3 Profesi Spesialis
4
1 Kedokteran - 71 22 11 35 212
Kedokteran
2 8 25 6 2 12 10
gigi
3 Keperawatan 288 308 3 1 0 1
4 Kebidanan 748 2 1 0 0 0
5 Kefarmasian 52 51 8 2 22 0
6 Kegizian 3 24 1 3 0 0
Kesehatan
7 0 143 24 2 1 0
Masyarakat
Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada saat ini masih belum
memenuhi standar kualitas pendidikan. Berdasarkan data yang ada, 67%
institusi pendidikan tenaga kesehatan belum terakreditasi. Bahkan
institusi pendidikan untuk perawat mencapai 82% institusi yang belum
terakreditasi. Pendirian institusi pendidikan tenaga kesehatan yang belum
terencana sesuai dengan standar mutu dapat berdampak terhadap tidak
terpenuhinya kompetensi tenaga kesehatan. Pada Tabel 2.6 di bawah ini
dapat dilihat jumlah institusi pendidikan (program studi) tenaga kesehatan
yang sudah terakreditasi.
Tabel 2.6.
- 17 -
Tabel 2.6.
Jumlah Institusi Pendidikan (Program Studi)
Tenaga Kesehatan Yang Telah Terakreditasi Tahun 2009
Jumlah %
Institusi Institusi
Instutitusi Jumlah Pendi- Pendi-
No Pendidikan Institusi Akredi Akredi Akredi dikan dikan
(Prodi) (Prodi) tasi A tasi B tasi C (Prodi) (Prodi)
Terakre- Terakre
ditasi -ditasi
1 Dokter 71 16 19 11 46 64,8
2 Dokter Gigi 25 6 6 2 14 56
3 Apoteker*) 61 13 13 22 48 21,3
Perawat
4 288 0 11 39 50 17,4
D3
5 Bidan D3 617 28 133 53 214 34,7
Farmasi
6 62 0 1 3 4 6,5
D3
7 Gizi D3 6 1 0 2 3 50
JUMLAH 1.069 51 180 120 351 32,8
masa …
- 18 -
masa itu semua tenaga kesehatan, utamanya dokter, dokter gigi, perawat,
bidan, sanitarian, dan ahli gizi diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil Pusat
(PNS Pusat) dan ditempatkan untuk jangka waktu tertentu (antara 2
sampai 5 tahun sesuai dengan tingkat kesulitan daerah penempatan) ke
daerah yang memerlukan sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 1974.
Berikut …
- 19 -
Grafik 2.2.
Pengangkatan PNS Pusat untuk pengisian
Kebutuhan Tenaga Kesehatan Milik Kementerian Kesehatan
Tahun 2005 – 2009
3500
3000
Non Kesehatan
2500
Tenaga Keteknisian Medis
Tenaga Keterapian Fisik
2000
Tenaga Gizi
1500 Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Kefarmasian
1000
Tenaga Keperawatan
Tenaga Medis
500
0
2005 2006 2007 2008 2009
Grafik 2.3. …
- 20 -
Grafik 2.3.
Pengangkatan Tenaga Kesehatan Melalui PTT Pusat
Tahun 2005 – 2010
16.000
14.000
12.000
10.000
Dokter
8.000
Dokter Gigi
6.000
Bidan
4.000
2.000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Grafik 2.4.
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan di DTPK
Tahun 2006 – 2010
800
Tenaga Kesehatan Lain
700
600 Sanitarian
500
400 Analis
300
200 Gizi
100
Perawat
0
2006 2007 2008 2009 2010
Penugasan …
- 21 -
Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga dokter dan dokter gigi telah
diatur dalam Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. Sebagai implementasi dari Undang-Undang tersebut, pada
tahun 2005 telah dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia. Konsil Kedokteran
Indonesia telah melaksanakan registrasi tenaga dokter dan dokter gigi,
dengan menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR). STR dapat diterbitkan
setelah dokter dan dokter gigi mengikuti dan dinyatakan lulus dalam uji
kompetensi yang dilaksanakan oleh kolegium kedokteran dan kedokteran
gigi. Berdasarkan STR, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
menerbitkan Surat Izin Praktik (SIP). Untuk menjamin mutu pelayanan
kedokteran/kedokteran gigi, seorang dokter/dokter gigi, hanya
diperbolehkan praktik maksimal di 3 (tiga) tempat.
Untuk tenaga kesehatan lainnya, pada tahun 2011 telah dibentuk Majelis
Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), yang melaksanakan registrasi bagi
tenaga kesehatan non dokter/dokter gigi. Guna kelancaran tugas MTKI,
seluruh provinsi sudah mempunyai Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi
(MTKP). Surat Ijin Praktik (SIP) dan Surat Izin Kerja (SIK), dapat diterbitkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setelah tenaga kesehatan
mempunyai STR.
(KFN) …
- 22 -
Dalam beberapa tahun terakhir ini, beberapa rumah sakit swasta telah
mempekerjakan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA). Sesuai
peraturan dan ketentuan yang berlaku, penggunaan TK-WNA
diperbolehkan sebagai pemberi pelayanan dan pemberi pelatihan dalam
rangka alih teknologi dan ilmu pengetahuan. TK-WNA hanya dapat bekerja
di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu atas permintaan pengguna TK-
WNA dan dilarang berpraktik secara mandiri, termasuk dalam rangka kerja
sosial.
6. Pembinaan …
- 24 -
A. VISI
B. MISI
C. TUJUAN …
- 26 -
C. TUJUAN
D. SASARAN STRATEGIS
2. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 2005 menjadi 15,5 per kelahiran hidup pada tahun 2025.
4. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 26% pada tahun 2005
menjadi 9,5% pada tahun 2025.
Guna …
- 27 -
E. STRATEGI
2. Peningkatan …
- 28 -
Peningkatan …
- 29 -
pelatihan …
- 30 -
Rencana kebutuhan tenaga kesehatan dibatasi hanya pada 13 (tiga belas) jenis
tenaga kesehatan, yaitu dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat,
bidan, perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, sanitarian, tenaga gizi, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga keterapian fisik, dan tenaga keteknisian medis.
Gambaran kebutuhan tenaga kesehatan secara nasional dihitung dengan
menggunakan metode rasio tenaga kesehatan terhadap nilai tertentu, yaitu
sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk.
Dalam Tabel 4.1 dapat dilihat target kebutuhan tenaga kesehatan secara
nasional yang dihitung berdasarkan rasio terhadap perkembangan jumlah
penduduk dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan tenaga kesehatan
saat ini dan kapasitas produksi tenaga kesehatan:
Tabel 4.1.
- 32 -
Tabel 4.1.
Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Target Rasio Tenaga
Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk di Indonesia
Tahun 2014, 2019, dan 2025
Tahun 2014
Tahun 2019 Tahun 2025
(per
No Jenis Tenaga (per 100.000 (per 100.000
100.000
penduduk) penduduk)
penduduk)
1 Dokter Spesialis 10 11 12
2 Dokter Umum 40 45 50
3 Dokter Gigi 12 13 14
4 Perawat 158 180 200
5 Bidan 100 120 130
6 Perawat Gigi 15 18 21
7 Apoteker 9 12 15
Tenaga Teknis
8 18 24 30
Kefarmasian
9 SKM 13 15 18
10 Sanitarian 15 18 20
11 Gizi 10 14 18
12 Keterapian Fisik 4 5 6
13 Keteknisian Medis 14 16 18
Kebutuhan …
- 33 -
Tabel 4.2.
Perkiraan Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Kepemilikan
Tahun 2014 dan 2019*)
Dari …
- 34 -
Tabel 4.3
Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum Menurut Kepemilikan
Tahun 2014
Tabel 4.4. …
- 35 -
Tabel 4.4
Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum Menurut Kepemilikan
Tahun 2019
KEMEN-
NO JENIS TENAGA PEMDA TNI POLRI BUMN SWASTA
KES
1 Dokter Spesialis 1,201 17,611 1,522 595 447 2,706
2 Dokter Umum 237 5,602 774 317 270 1,372
Dokter Gigi
3 83 770 104 39 33 188
Spesialis
4 Dokter Gigi 54 1,325 183 76 63 324
5 Perawat 4,987 53,893 7,712 3,104 2,232 13,342
6 Bidan 880 9,511 1,361 548 394 2,355
7 Apoteker 98 1,516 213 87 68 373
Asisten
8 490 7,580 1,065 435 340 1,865
Apoteker
9 SKM 44 1,310 179 75 63 319
10 Sanitarian 98 1,516 213 87 68 373
11 Gizi 98 1,516 213 87 68 373
Keterapian
12 123 3,396 475 200 161 833
Fisik
Keteknisian
13 367 11,450 1,672 725 528 2,842
Medis
Tabel 4.5.
Perkiraan Perkembangan Rumah Sakit Khusus Menurut Kepemilikan
Tahun 2014 dan 2019
2014 2019
NO PEMILIK RS
A B C D A B C D
1 KEMENKES 23 8 1 0 24 10 0 0
2 PEMDA 18 20 8 2 18 20 8 2
3 BUMN 2 1 0 0 2 1 0 0
4 SWASTA 1 4 27 11 1 4 27 11
Catatan: *) Data tidak termasuk RSK yang masih dalam status Non Kelas
(NK)
Sumber data: Ditjen BUK, Kemenkes RI
Dari…
- 36 -
Tabel 4.6
Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Khusus Menurut
Kepemilikan Tahun 2014
NO JENIS TENAGA KEMENKES PEMDA BUMN SWASTA
1 Dokter Spesialis 1,920 2,386 176 504
2 Dokter Umum 173 218 16 136
3 Dokter Gigi 118 152 11 92
4 Perawat 11,192 11,620 1,020 3,269
5 Bidan 1,975 2,051 180 577
6 Apoteker 218 244 20 100
7 Asisten Apoteker 1,090 1,220 100 500
8 SKM 95 134 9 91
9 Sanitarian 218 244 20 100
10 Gizi 218 244 20 100
11 Keterapian Fisik 268 352 25 227
12 Keteknisian Medis 803 1,014 74 670
Tabel 4.7
Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Khusus Menurut
Kepemilikan Tahun 2019
NO JENIS TENAGA KEMENKES PEMDA BUMN SWASTA
1 Dokter Spesialis 2,048 2,386 176 504
2 Dokter Umum 184 218 16 136
3 Dokter Gigi 126 152 11 92
4 Perawat 11,900 11,620 1,020 3,269
5 Bidan 2,100 2,051 180 577
6 Apoteker 232 244 20 100
7 Asisten Apoteker 1,160 1,220 100 500
8 SKM 102 134 9 91
9 Sanitarian 232 244 20 100
10 Gizi 232 244 20 100
11 Keterapian Fisik 286 352 25 227
12 Keteknisian Medis 852 1,014 74 670
c. Puskesmas
- 37 -
c. Puskesmas
Tabel 4.8
Perkiraan Perkembangan Jumlah Puskesmas
Tahun 2014 dan 2019
Tabel 4.9. …
- 38 -
Tabel 4.9
Kebutuhan Tenaga Kesehatan Puskesmas
Tahun 2014 dan 2019
PUSKESMAS PUSKESMAS
2014 2019
NO JENIS NAKES
NON NON
PERA- PERA -
PERA- PERA-
WATAN WATAN
WATAN WATAN
1 Dokter Umum 6,302 6,617 6,302 6,789
2 Dokter Gigi 3,151 6,617 3,151 6,789
3 Apoteker 3,151 - 3,151 -
4 Tenaga Kesmas
3,151 6,617 3,151 6,789
(S1)
5 Perawat (S1-Ners) 3,151 - 3,151 -
6 Tenaga Promkes
3,151 6,617 3,151 6,789
(D IV)
7 Epidemilogis (D
3,151 6,617 3,151 6,789
IV)
8 Bidan (D III) 18,906 26,468 18,906 27,156
9 Perawat (D III) 31,510 39,702 31,510 40,734
10 Sanitarian (D III) 3,151 6,617 3,151 6,789
11 Nutrisionis (Ahli
3,151 6,617 3,151 6,789
Gizi/D III)
12 Perawat gigi (D III) 3,151 6,617 3,151 6,789
13 Asisten Apoteker 3,151 6,617 3,151 6,789
14 Analis Kesehatan
3,151 6,617 3,151 6,789
(D III)
15 Tenaga
Pendukung/ Juru 3,151 6,617 3,151 6,789
(SMK Kes)*)
2. Kantor …
- 39 -
Tabel 4.10
Perkembangan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Tahun 2014 dan 2019
Tabel 4.11. …
- 40 -
Tabel 4.11
Kebutuhan Tenaga Kesehatan di KKP
Tahun 2014 dan 2019
2014 2019
TO- TO-
KKP KKP KKP KKP
KOMPETENSI KKP TAL KKP TAL
NO KE- KE- WIL- KE - KE- WIL-
PENDIDIKAN KE- KEBU- KE - KEBU
LAS LAS KER LAS LAS KER
LAS I TUH- LAS I TUH-
II III II III
AN AN
1 S2 Kese- 70 125 34 - 229 80 145 24 - 249
hatan
Masya-rakat
2 Dokter 84 175 85 347 691 96 203 60 347 706
3 S1 Kese- 63 150 68 694 975 72 174 48 694 988
hatan
Masya-rakat
4 D3 Kese- 133 350 170 347 1000 152 406 120 347 1025
hatan Ling-
kungan
5 D3 Kepe- 133 350 170 347 1000 152 406 120 347 1025
rawatan
6 S1 Apoteker 21 50 17 - 88 24 58 12 - 94
7 D3 Farmasi 7 25 - - 32 8 29 - - 37
8 D3 Analis 14 25 17 - 56 16 29 12 - 57
Kesehatan
9 D3 Radiologi 7 25 - - 32 8 29 - - 37
Perkiraan …
- 41 -
Perkiraan perkembangan untuk kelas BTKL dapat dilihat pada Tabel 4.12
berikut ini:
Tabel 4.12
Perkembangan Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
Tahun 2014 dan 2019
Tabel 4.13
Kebutuhan Tenaga Kesehatan di BB/BTKL
Tahun 2014 dan 2019
2014 2019
ABK ABK ABK ABK
ABK ABK TOTAL
KOMPETENSI BTKL BTKL TOTAL BTKL BTKL
NO BB BB KEBU-
PENDIDIKAN PPM PPM KEBU- PPM PPM
TKL TKL TUH
KELAS KELAS TUHAN KELAS KELA
PPM PPM AN
I II I S II
S2 Kesehatan
1 12 10 1 23 18 8 - 26
Masyarakat
S1 Kesehatan
2 32 25 3 60 48 20 - 68
Lingkungan
D3 Kesehatan
3 24 20 1 45 36 16 - 52
Lingkungan
S1 Kesehatan
4 24 10 2 36 36 8 - 44
Masyarakat
S1 Teknik
5 Ling-kungan/ 140 110 10 260 210 88 - 298
MIPA
6 D3 Analisis 92 75 7 174 138 60 - 198
Jumlah 324 250 24 598 486 200 - 686
Dalam …
- 42 -
dan …
- 43 -
dan teknologi. Dalam kaitan tersebut serta untuk perlindungan optimal bagi
tenaga kesehatan Indonesia, maka Pemerintah Indonesia diharapkan lebih
mendorong untuk menerapkan mekanisme penempatan secara Government to
Government.
Tabel 4.14.
Perkiraan Kebutuhan, Ketersediaan, Lulusan
dan Kekurangan/Kelebihan Tenaga Kesehatan
Tahun 2014
ATRISI
KEKU-
KEBU- KETER- LULUSAN 2,5%/
JENIS RANGAN (-)/
NO TUHAN SEDIAAN (2011- TAHUN
TENAGA KELEBIHAN
2014 2010 2014) (2011-
(+)
2014)
1 Dokter
25.212 1.464 -4.783
Spesialis 21.073 2.107
2 Dokter
100.850 70.242 27.756 -9.876
Umum 7.024
3
Dokter Gigi 30.255 25.755 6.700 -375
2.576
4
Perawat 398.357 369.940 115.340 + 49.929
36.994
5
Bidan 252.124 175.605 74.180 -19.900
17.561
6 Perawat
37.819 37.462 4.340 + 237
Gigi 3.746
7
Apoteker 22.691 21.073 15.784 + 12.058
2.107
8 Asisten
45.382 42.145 19.456 + 12.004
Apoteker 4.215
9
SKM 32.776 18.731 24.696 + 8.778
1.873
10
Sanitarian 37.819 23.414 6.740 -10.006
2.341
11
Gizi 25.212 42.145 7.248 + 19.966
4.215
12 Keterapian
10.085 9.366 2.920 + 1.264
Fisik 937
13 Keteknisan
35.297 14.048 16.428 -6.226
Medis 1.405
Catatan: - Sumber data lulusan dari Ditjen Dikti Kemendiknas untuk dokter
spesialis dan dokter gigi (tahun 2008). dokter umum (tahun 2010).
- Sumber data lulusan apoteker dari Asosiasi Pendidikan Tinggi
Farmasi Indonesia tahun 2009.
- Sumber data lulusan tenaga kesehatan lainnya dari BPPSDM
Kesehatan Kemenkes tahun 2011.
- Angka dalam tanda kurung () pada kolom Kekurangan/Kelebihan
berarti terdapat kelebihan tenaga kesehatan.
Tabel 4.15.
- 45 -
Tabel 4.15.
Perkiraan Kebutuhan, Ketersediaan, Lulusan dan Kekurangan/Kelebihan
Tenaga Kesehatan
Tahun 2019
ATRISI
KEKURANG
KEBU- KETER- LULUSAN 2.5%/
AN (-)/
NO JENIS TENAGA TUHAN SEDIAAN (2015- TAHUN
KELE-
2019 2014 2019) (2015-
BIHAN (+)
2019)
1 Dokter Spesialis 29.862 1.830 -10.156
20.430 2.554
122.16
2 Dokter Umum 34.695 -7.867
4 90.974 11.372
3 Dokter Gigi 35.292 8.375 -772
29.880 3.735
488.65
4 Perawat 144.175 +47.769
7 448.286 56.036
325.77
5 Bidan 92.725 -29.850
1 232.225 29.028
6 Perawat Gigi 48.866 5.425 -10.142
38.056 4.757
7 Apoteker 32.577 19.730 + 17.559
34.750 4.344
8 Asisten Apoteker 65.154 24.320 + 9.379
57.387 7.173
9 SKM 40.721 30.870 + 26.508
41.554 5.194
10 Sanitarian 48.866 8.425 -16.105
27.813 3.477
11 Gizi 38.007 9.060 + 10.585
45.179 5.647
12 Keterapian Fisik 13.574 3.650 +7
11.349 1.419
Keteknisan
13 43.436 20.535 + 2.536
Medis 29.071 3.634
Tabel 4.16. …
- 46 -
Tabel 4.16.
Perkiraan Kebutuhan, Ketersediaan, Lulusan dan Kekurangan/Kelebihan
Tenaga Kesehatan
Tahun 2025
KEKU-
ATRISI
RANGAN
KEBU- KETER- LULUSAN 2.5%/
(-) /
NO JENIS TENAGA TUHAN SEDIAAN (2020- TAHUN
KELE-
2025 2019 2025) (2020-
BIHAN
2025)
(+)
Tabel 4.14. …
- 47 -
Tabel 4.14., Tabel 4.15. dan Tabel 4.16. menunjukkan bahwa jenis tenaga
kesehatan yang kemungkinan masih akan mengalami kekurangan berdasarkan
perkiraan kapasitas produksi yang ada sampai dengan tahun 2025 adalah dokter
spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan dan sanitarian. Sedangkan tenaga
keteknisian medik akan mengalami kekurangan hanya sampai tahun 2014 yang
diharapkan dapat terpenuhi dengan lulusan pada tahun berikutnya. Untuk
tenaga perawat gigi, tenaga gizi dan keterapian fisik diperkirakan akan mengalami
kekurangan pada tahun 2025.
Dalam rangka mencapai target rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk dalam rangka meningkatkan cakupan peserta Jaminan Kesehatan
Nasional yaitu seluruh penduduk Indonesia, maka perlu perbaikan pendataan
tenaga kesehatan serta peningkatan kapasitas produksi pada jenis tenaga
kesehatan tertentu.
- 48 -
Dari kebutuhan tenaga kesehatan yang perlu disediakan pada tahun 2014.
2019 dan 2025 dan berdasarkan ketersediaan tenaga kesehatan pada tahun
2010 serta mempertimbangkan jumlah lulusan tenaga kesehatan dan atrisi
setiap tahunnya, maka diperoleh kekurangan/ kelebihan tenaga kesehatan
seperti telah dikemukakan pada Tabel 14.14, 14.15 dan 14.16 dalam Bab IV.
Untuk memenuhi target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 dan tahun
2019, dengan memperhatikan kemampuan penambahan kapasitas
pendidikan, diperkirakan masih akan terjadi kekurangan tenaga dokter
spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan, sanitarian dan keteknisian medik.
Oleh …
- 49 -
TAHUN 2014
Tabel 5.2.
Rencana Peningkatan Kapasitas Pengadaan/Pendidikan
Tenaga Kesehatan Tahun 2019
TAHUN 2019
KEMAMPUAN
TAMBAHAN
NO JENIS TENAGA KAPASITAS KEKURANGAN
KEKURANGAN
PENDIDIKAN KAPASITAS
TAHUN 2015-
2019
1 Dokter Spesialis -10.156 2.736 -7.420
2 Dokter Umum -7.867 7.867 0
3 Dokter Gigi -772 300 -472
4 Bidan -29.850 9.820 -20.030
5 Perawat Gigi -10.142 4.060 -6.082
6 Sanitarian -16.105 4.060 -12.045
Tabel 5.3. …
- 50 -
Tabel 5.3.
Rencana Peningkatan Kapasitas Pengadaan/Pendidikan
Tenaga Kesehatan Tahun 2025
TAHUN 2025
KEMAMPUAN
TAMBAHAN
NO JENIS TENAGA KEKU-
KEKU- KAPASITAS
RANGAN
RANGAN PENDIDIKAN
KAPASITAS
TAHUN 2020-
2025
1 Dokter Spesialis -16.161 3.843 -12.318
2 Dokter Umum -6.690 6.690 0
3 Dokter Gigi -1.279 360 -919
4 Bidan -15.467 2.984 -12.483
5 Perawat Gigi -21.907 3.192 -18.715
6 Sanitarian -20.558 2.712 -17.846
7 Gizi -11 11 0
8 Keterapian Fisik -1.537 1537 0
2. Standar …
- 51 -
Pendayagunaan …
- 53 -
Tabel 6.1.
Kebutuhan dan Kekurangan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Milik Kementerian Kesehatan. Pemerintah Daerah. TNI dan POLRI serta
Rumah Sakit Khusus Pemerintah Tahun 2014 dan 2019
Tabel 6.2. …
- 54 -
Tabel 6.2.
Kebutuhan dan Kekurangan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Tahun 2014 dan 2019
2014 2019
NO JENIS TENAGA KEBU- KEKU- KEBU- KEKU-
TUHAN RANGAN TUHAN RANGAN
1 Dokter Umum 12.919 - 13.091 1.787
2 Dokter Gigi 9.768 4.242 9.940 1.393
3 Perawat 74.363 3.970 75.395 10.327
4 Perawat Gigi 9.768 2.852 9.940 1.393
5 Bidan 45.374 - 46.062 6.360
6 Asisten Apoteker 9.768 4.401 9.940 1.393
7 Apoteker 3.151 1.920 3.151 394
8 Tenaga Kesmas 29.304 23.547 29.820 4.179
9 Tenaga Kesling 9.768 1.988 9.940 1.393
10 Tenaga Gizi 9.768 2.960 9.940 1.393
11 Analis Kesehatan 9.768 7.428 9.940 1.393
Catatan: Kebutuhan merupakan perhitungan dengan menggunakan
standar ketenagaan pada fasilitas kesehatan.
Tabel 6.3.
Kebutuhan dan Kekurangan Tenaga Kesehatan
di Kantor Kesehatan Pelabuhan Tahun 2014 dan 2019
2014 2019
KOMPETENSI
NO KEBU- KEKU- KEBU- KEKU-
PENDIDIKAN
TUHAN RANGAN TUHAN RANGAN
S2 Kesehatan
1 229 136 249 20
Masyarakat
2 Dokter 691 492 706 15
S1 Kesehatan
3 975 693 988 13
Masyarakat
D3 Kesehatan
4 1.000 635 1.025 25
Lingkungan
5 D3 Keperawatan 1.000 669 1.025 25
6 S1 Apoteker 88 78 94 6
7 D3 Farmasi 32 - 37 5
8 D3 Analis Kesehatan 56 14 57 1
9 D3 Radiologi 32 26 37 5
Tabel 6.4. …
- 55 -
Tabel 6.4.
Kebutuhan dan Kekurangan Tenaga Kesehatan
di Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Tahun 2014 dan 2019
2014 2019
KOMPETENSI
NO PENDIDIKAN KEBU- KEKU- KEBU- KEKU-
TUHAN RANGAN TUHAN RANGAN
1 S2 Kesehatan
Masyarakat 23 - 26 3
2 S1 Kesehatan
Lingkungan 60 36 68 8
3 D3 Kesehatan
Lingkungan 45 - 52 7
4 S1 Kesehatan
Masyarakat 36 - 44 8
5 S1 Teknik
Lingkungan/ MIPA 260 253 298 38
6 D3 Analisis 174 128 198 24
Jumlah 598 289 686 88
1) Pengangkatan PNS. Prajurit TNI. PNS Kemhan dan Pegawai Negeri pada
POLRI.
diangkat …
- 56 -
diangkat sebagai PNS dan ditempatkan di DTPK dalam waktu yang telah
ditetapkan.
3) Penugasan khusus.
4) Inovasi …
- 57 -
1) Pemberian insentif
c. Pendayagunaan TK-WNA
a. Pengembangan Karir
terbuka …
- 59 -
terbuka dan lintas institusi melalui jenjang jabatan struktural dan jabatan
fungsional. Pemerintah/ Pemerintah Daerah bersama organisasi profesi dan
swasta mengupayakan penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam
rangka peningkatan karir dan profesionalisme tenaga kesehatan.
b. Pendidikan berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan merupakan suatu upaya sistematis untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan. Upaya sistematis tersebut
mencakup peningkatan kompetensi yang mengarah pada spesialisasi
profesi tertentu; pendidikan dan pelatihan teknis terkait jabatan fungsional;
serta pendidikan dan pelatihan penjenjangan.
c. In-service training
In-service training merupakan pelatihan jangka pendek bagi pegawai yang
sudah bekerja. Pelatihan ini bertujuan untuk mempertahankan serta
meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan sehingga berdampak pada
kinerja individu yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.
In-service training sendiri lebih difokuskan kepada kompetensi khusus dari
tenaga kesehatan tersebut.
Dalam rangka mencapai Jaminan Kesehatan Nasional. maka tenaga
kesehatan juga perlu dilatih agar mampu tidak hanya dalam hal teknis
pelayanan kesehatan namun juga dalam pengelolaan jaminan kesehatan.
B. PENDAYAGUNAAN …
- 60 -
Pembinaan …
- 62 -
Hasil dari pembinaan untuk selanjutnya dipakai sebagai bahan analisis guna
penyusunan kebijakan baik untuk memperbaiki kebijakan yang sudah ada
atau menyusun kebijakan baru sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi.
Untuk …
- 63 -
Untuk pengawasan keprofesian tenaga dokter dan dokter gigi. dilakukan oleh
institusi independen yang disebut Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI) yang berada di bawah Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
MKDKI berwenang menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan
dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi serta menetapkan sanksi disiplin.
RPTK telah disusun berdasarkan keadaan dan masalah yang dihadapi dewasa
ini. dan perkiraan keadaan kedepan sampai tahun 2025. Namun demikian bila
terjadi perubahan lingkungan strategis yang memang bertambah kompleks.
cepat berubah dan sering tidak terduga. maka rencana ini perlu disesuaikan
sesuai keperluannya.
1. Sosialisasi RPTK
a. Monitoring …
- 65 -
a. Monitoring
b. Evaluasi
c. Indikator Kinerja
1) Indikator …
- 66 -
f) Sumber …
- 67 -
c. Kementerian …
- 68 -
5. Pembinaan …
- 70 -
C. KERJASAMA INTERNASIONAL
Kerjasama …
- 71 -
3. Biaya …
- 73 -
3. Biaya insentif yang dihitung untuk 30% dari total kebutuhan tenaga
kesehatan di DTPK sebesar:
a. Dokter Spesialis sebesar Rp.7.500.000.- per bulan;
b. Dokter dan tenaga kesehatan setara S1 lainnya sebesar Rp.
5.000.000.- per bulan;
c. Tenaga kesehatan setara D3 sebesar Rp. 2.500.000.- per bulan.
4. Biaya orientasi tenaga kesehatan yang baru direkrut sebanyak 1 (satu) kali
per orang.
a. Setara golongan III :Rp. 6.000.000.-
b. Setara golongan II : Rp. 5.000.000.-
Tabel 9.1.
Estimasi Biaya Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Tahun 2012
(dalam jutaan Rupiah)
NO PENEM-
INSTANSI INSENTIF PATAN ORIENTASI GAJI JUMLAH
1 RS
Pemerintah.
1.651.813 94.012 80.757 3.889.853 5.716.435
TNI. POLRI
2 Puskesmas
3.394.866 133.331 127.161 6.999.489 10.654.847
3 KKP dan
BTKL - 6.008 5.323 73.698 85.029
4 Jumlah
5.046.679 227.343 207.918 10.889.342 16.371.281
Tabel 9.2. …
- 74 -
Tabel 9.2.
Estimasi Biaya Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Tahun 2013
(dalam jutaan Rupiah)
PENEM-
NO INSTANSI INSENTIF ORIENTASI GAJI JUMLAH
PATAN
RS
1 Pemerintah. 1.973.891 94.012 80.757 4.763.796 6.912.456
TNI. POLRI
KKP dan
3 - 6.008 5.323 109.476 120.807
BTKL
Tabel 9.3.
Estimasi Biaya Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Tahun 2014
(dalam jutaan Rupiah)
NO PENEM-
INSTANSI INSENTIF PATAN ORIENTASI GAJI JUMLAH
1 RS
Pemerintah.
2.159.211 94.012 80.757 5.625.413 7.959.393
TNI. POLRI
2 Puskesmas
5.093.809 133.331 122.288 9.840.253 15.189.682
3 KKP dan
BTKL - 6.008 5.323 144.502 155.833
4 Jumlah
7.253.021 233.351 208.369 15.610.168 23.304.908
Estimasi …
- 75 -
Pada Tabel 9.4 di bawah ini dapat dilihat estimasi pembiayaan pendidikan
tenaga kesehatan berdasarkan data jumlah kekurangan tenaga kesehatan
sampai dengan tahun 2014:
- 76 -
Tabel 9.4.
Estimasi Pembiayaan Pendidikan Tenaga Kesehatan dan Peningkatan
Kapasitas Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2014
(Dalam Jutaan Rupiah)
PENINGKATAN KAPASITAS
PENDIDIKAN NAKES
DIKNAKES
JENIS TENAGA JML
NO KEMAMPUAN
KESEHATAN LULUSAN
BIAYA KAPASITAS BIAYA
TAHUN
TAMBAHAN
2011-2014
Dokter
1 1.464 1.336
Spesialis 915.000 835.000
4 Perawat 115.340 0
5.190.300 -
11 Gizi 7.248 0
326.160 -
C. BIAYA …
- 77 -
X. PENUTUP
Keberhasilan …
- 79 -
Keberhasilan dari RPTK ini sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan komitment
dari masing-masing pemangku kepentingan. karena hal ini merupakan suatu
mata rantai sistem dimana apabila salah satu komponen pemangku kepentingan
tidak melaksanakan tugas dan fungsinya akan berpengaruh terhadap sistem
secara keseluruhan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT.
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
AGUNG LAKSONO
ttd.
Sugihartatmo