Dari hasil pengamatan dan wawancara mulai tanggal 26 Agustus 2019 - 28 Agustus
2019 didapatkan bahwa metode asuhan keperawatan profesional yang dilakukan di ruang
Gelatik saat ini adalah MAKP Tim. Di ruang Gelatik ini terdapat 4 TIM, dimana pada satu
sift terdapat 1-2 perawat pelaksana yang bertanggungjawab pada 1 kamar dengan 15-20 pasien
dimana total pasien maksimal 75 pasien. Jika hal ini dibandingkan dengan teori MAKP Tim
yang ada masih kurang efektif. Hal ini di karenakan jumlah tenaga perawat kurang memadai
untuk mengelola pasien di ruangan tersebut. Contoh jika menggunakan penghitunga rumus
douglas shift pagi : rumus jumlah pasien x 0,17 =....jawab 75 x 0,17 = 12,75. Jadi tiap pp
mengelola 13 pasien. Hal ini akan mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan yang diberikan
Namun katim diruangan belum melakukan supervisi dan evaluasi kepada perawat pelaksana.
Hal ini di karenakan tidak adanya format supervisi dan jadwal supervisi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2019 - 28 Agustus 2019
didapatkan bahwa penerimaan pasien baru di ruang Gelatik berjalan kurang optimal
dikarenakan pada saat perawat melakukan timbang terima tidak sesuai dengan prosedur.
Perawat yang mengantarkan pasien dari ruangan Wijaya Kusuma datang dengan
membawa lebih dari satu pasien dan rekam medisnya. Saat datang diruangan pasien
langsung dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pasien yang telah diterima
oleh petugas di ruang Gelatik kemudian di arahkan untuk mengganti baju seragam sesuai
dengan ketentuan ruangan, kemudian di arahkan ke kamar pasien. Setelah itu perawat
melakukan timbang terima pasien baru yang disampaikan adalah obat-obat yang diberikan,
Alur penerimaan pasien baru seharusnya saat pasien datang perawat ruangan
Gelang identitas pasien sudah dipasang di ruangan sebelumnya. Isi yang ada pada gelang
pasien yaitu Nama pasien, No Rekam Medis, Tanggal Lahir, dan, Usia. Setelah itu
melakukan pengkajian pasien baru dan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. Selain
b. Timbang Terima
Dari hasil pengkajian tanggal 26 Agustus 2019 - 28 Agustus 2019 didapatkan bahwa
observasi perawat di ruang Gelatik saat ini untuk pergantian shift telah dilaksanakan,
dengan menggunakan format timbang terima. Kegiatan timbang terima yang dilakukan di
ruang Gelatik menyampaikan kondisi pasien yang memerlukan perhatian khusus seperti
pasien yang berada diruang isolasi, pasien agresif, pasien yang menarik diri, dan pasien
Timbang terima diawali mengucapkan salam terlebih dahulu. Berdoa sudah dilakukan
tanpa ada lembaran kertas. Setelah itu baru menyampaikan timbang terima yang mengacu
pada SOAP sesuai CPPT rumah sakit Jiwa Menur. Setelah timbang terima dilakukan di
c. Sentralisasi Obat
Dari pengkajian yang kami dapatkan sentralisasi obat di ruang Gelatik obat injeksi dan
alkes disentralisasikan di ruang tindakan apabila ada pasien yang perlu diinjeksi maka
langsung diinjeksikan, sedangkan untuk obat oral di letakkan dan di racik di ruang
sentralisasi obat. Alur sentralisasi obat oral di ruang Gelatik yaitu dokter menuliskan obat
yang dibutuhkan pasien di lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi rawat inap
selama seminggu, kemudian farmasi mencatat dan merekapnya di RPO untuk kemudian
disiapkan. Selanjutnya farmasi menyiapkan obat sesuai jadwal pagi, sore atau malam
untuk kemudian diserahkan ke perawat dan diberikan ke pasien. Namun antara farmasi
dan perawat tidak melakukan validasi secara langsung obat-obatan yang siap diberikan ke
pasien. Seharusnya
Pemberian obat sudah dilakukan sesuai prinsip 7T. Pemberian obat dilakukan dengan cara
memanggil semua pasien, dan meminum obat langsung didepan perawat. Namun perawat
tidak membawa daftar obat seharusnya daftar obat sangat penting dibawa saat pemberian
d. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan hasil
sebagai berikut : supervise diruang Glatik belum dilakukan. Dan belum mempunyai
format/ checklist terkait supervisi kinerja karu kepada katim, dan katim kepada pelaksana.
e. Ronde Keperawatan
Dari hasil pengkajian tanggal 26 Agustus 2019 - 28 Agustus 2019 didapatkan ronde
keperawatan tidak dilakukan hal ini dikarenakan belum ada kasus yang kompleks sehingga
tidak dilakukan diskusi. Kasus yang digunakan dapat diambil jika ada pasien yang
memiliki tingkat agresif yang tidak kunjung teratasi maupun pasien yang telah di rawat
inap terlalu lama karena sering mengalami keagresifan yang tiba-tiba. Tidak hanya kondisi
agresif tetapi juga kondisi pasien yang mengalami isolasi social. Ronde keperawatan
dilakukan, namun dalam pelaksanaannya belum optimal tidak. Saat pasien KRS, keluarga
dijelaskan mengenai jadwal minum obat teratur dan jadwal control. Seharunya discharge
g. Dokumentasi Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan di ruang Glatik dokumentasi di ruang Gelatik
dengan menggunakan SOAP dan komunikasi efektif menggunakan SBAR dan TBaK.
Namun belum adanya stempel utnuk TBak setelah pelaporan ke dokter yang merawat.
Penggunaan computer di ruang Gelatik sebagai pencatatan pasien masuk dan keluar,
pemesanan alkes, obat, dan pemilahan pasien umum dan BPJS. Dokumentasi yang dilakukan
secara manual meliputi catatan keperawatan berisikan jawaban dari hasil visite dokter dan