Definisi
Suatu proses peningkatan mutu yang mencoba memperbaiki pelayanan pasien dan hasilnya melalui
aktifitas tinjauan pelayanan sistimatis dibandingkan dengan kriteria yang jelas dan penerapan
perubahan. (Principles for Best Practice in Clinical Audit, NICE 2002)
Laporan Insiden
Cerita – cerita pasien secara individu atau umpan balik dari kelompok tertentu
Percakapan Langsung
Contoh:
Hasil survey kepuasan pelanggan: pasien rawat inap banyak mengeluhkan bahwa dokter jarang visit.
b. Memilih Topik
Apakah topik berkaitan dengan biaya, volume, atau risiko yang tinggi bagi staf atau pasien?
Apakah terdapat bukti adanya masalah mutu yang serius, misalnya keluhan pasien atau angka
komplikasi yang tinggi?
Apakah terdapat standar untuk topik tersebut (misal: panduan pelayanan klinis)?
Contoh:
Dari hasil survey kepuasan pelanggan, topik yang dipilih adalah visit dokter spesialis ke pasien rawat
inap.
c. Menentukan Tujuan
Untuk Memperbaiki…
Untuk Meningkatkan…
Untuk Memastikan…
Untuk Merubah…
Contoh:
Tujuan: Untuk Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui visit dokter yang sesuai dengan standar.
d. Membentuk Struktur
Program audit terstruktur (struktur organisasi, uraian tugas, program kerja, dll)
Kemampuan klinis
Kemampuan manajerial
Metode Audit
Analisa Data
Dll.
f. Mendorong dan Mendukung Partisipasi Staf dalam Audit
Tidak adanya komitmen dan keterlibatan staf akan mempengaruhi keberhasilan audit
a. Menetapkan Kriteria
Struktur (Apa yang Anda Butuhkan): fasilitas fisik, peralatan, jumlah staf, keterampilan staf,
struktur organisasi, dll.
Proses (Apa yang Anda Lakukan): komunikasi, asesmen, terapi, pembedahan, dokumentasi, dll.
Hasil (Apa yang Anda harapkan): kesembuhan, kepuasan pasien, efektifitas biaya, dll.
Berdasarkan Bukti
Dapat Diukur
Contoh Kriteria:
Dokter mengases ulang pasien setidaknya setiap hari termasuk selama akhir pekan selama tahap
perawatan dan pengobatan yang akut.
Kriteria ini memenuhi syarat karena: berdasarkan bukti (standar akreditasi), penting untuk pelayanan,
dan dapat diukur.
Tingkat Kinerja (Standar) adalah kriteria ditambah target yang harus dicapai. Standar yang baik
adalah yang berdasarkan pada praktek yang berbasis bukti.
Contoh Standar:
100% Asesmen ulang dilakukan setiap hari termasuk akhir pekan selama tahap perawatan dan
pengobatan yang akut.
Langkah 3: Mengukur Tingkat Kinerja
Agar data yang dikumpulkan tepat dan hanya yang diperlukan, diperlukan beberapa detail berikut ini:
Periode waktu
Contoh:
Untuk melakukan audit asesmen ulang pasien rawat inap, diperlukan data catatan medis seluruh pasien
yang masuk rawat inap dalam jangka waktu empat bulan terakhir.
Contoh:
Penentuan besar sampel cara JCI:
Jika jumlah pasien / kasus yang diaudit per bulan ≤ 58, maka seluruhnya dipakai.
Jika jumlah pasien / kasus yang diaudit per bulan ≥ 59, maka jumlah sampelnya adalah 58.
Cara mengambil sampel: menggunakan systematic random sampling. Contoh: jumlah pasien
sebulan ada 180. Maka, sampel diambil dengan cara 180/58=3. Jadi, satu sampel diambil setiap
kelipatan 3 sampai didapatkan 58 sampel.
c. Penanganan Data
Pengolahan Data
Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa, dengan membandingkan antara data yang
berhasil dikumpulkan dibandingkan dengan standar yang telah dibuat.
Contoh:
Dari hasil analisa data, didapatkan informasi bahwa 30% pasien tidak dilakukan asesmen ulang setiap
hari.
Takut
Budaya
b. Menerapkan Perbaikan
Pendekatan sistimatis
b. Re-audit