Anda di halaman 1dari 8

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume X, Nomor 2 : 48 - 55, 1985. ISSN 0216-1877

"RED TIDE"

oleh

Quraisyin Adnan 1)

ABSTRACT

RED TIDE. Outbreaks of red tides and paralytic shellfish poisoning are common in
many areas and are unpredictable. Fish is very sensitive to toxin of red tides of
dinoflagellates. Shellfish is not sensitive but becomes extremely dangerous if it is
eaten by sensitive toxic animals or by human being. Trichodesmium bloom in the
sea is able to change the nutrient cycle. Mortality may accour in sheltered areas or
tide pools, caused by oxygen depletion or clogging of gills due to Trichodesmium
filaments. The understanding and process of red tides, how the impact to marine
animals, and what is being done to avoid it are described. Some cases of red tides
are also reported.

an yang dapat mengakibatkan keracunan


PENDAHULUAN (paralytic shellfish poisoning). Pada kasus
yang lebih berat dapat mengakibatkan ke-
"Red tide" adalah suatu keadaan laut lumpuhan dan akhirnya kematian (PRA-
yang sedang mengalami perubahan warna KASH et al. 1971). Kadang-kadang dapat
(discolouration). Tentu saja perubahan war- terjadi kasus kematian ikan-ikan dan hewan
na terjadi pada kondisi perairan tertentu. lainnya walaupun perairan tidak mem-
Perubahan warna air laut yang tampak perlihatkan perubahan warna. Hal ini dise-
coklat kemerahan disebabkan oleh ledakan babkan karena pada saat fitoplankton penye-
fitoplankton yang tiba-tiba (blooming) dari bab red tide mulai berkembang, pada waktu
salah satu jenis fitoplankton bersel tunggal yang sama dihasilkan juga toksin. Dengan
kelompok dinoflagellata (BEALESS dalam demikian penggunaan istilah red tide ter-
ESTUDILLO 1984; WHITE 1983). Warna utama ditekankan pada akibat fatal yang
air dapat menjadi merah, coklat, kuning, ditimbulkannya, sedangkan istilah
biru, oranye, dan sebagainya. Terjadinya "blooming" dipakai terbatas pada keadaan
perubahan warna itu tergantung pada melimpahnya organisme tanpa diikuti akibat-
pigmen-pigmen yang dikandung oleh fito- akibat fatal tersebut.
plankton tersebut. Jenis fitoplankton yang
berbeda akan mempunyai warna pigmen Istilah "red tide" telah lama dikenal. Di
yang berbeda pula. Jenis-jenis dinoflagellata dalam sejarahnya, red tide pertama kali
pembentuk red tide mempunyai sifat khas dilaporkan pada zaman Fir'aun. Pada suatu
yaitu di dalam tubuhnya mengandung saat Fir'aun beserta pengikutnya secara
klorofil yang dapat menghasilkan toksin kebetulan melihat air sungai berwarna merah
dalam proses fotosintesis. Toksin ini jika darah. Beberapa saat kemudian terlihat ba-
termakan oleh manusia lewat kerang-kerang- nyak ikan dan hewan air lainnya mati dan

1) Laboratorium Studi Lingkungan, Pusat Penelitian Ekologi Laut, Lembaga Oseanologi Nasional - LIPI, Jakarta.

48

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

menimbulkan bau busuk sehingga orang- dan juga pergerakan massa air ke bawah
orang Mesir pada saat itu tidak dapat minum (downwelling atau sinking) juga menunjang
air sungai tersebut (EXODUS 7 : 20-21 terjadinya red tide. Percampuan massa air
dalam WHITE 1983). Oleh karena itulah yang disebabkan oleh angin (confection)
nama Red Sea dipakai sampai sekarang. yaitu yang membawa massa air panas ke
tempat yang dingin juga dapat menyebab-
PROSES TERBENTUKNYA kan red tide.
"RED TIDE" Dengan mekanisme seperti tersebut di
Untuk memahami proses terjadinya red atas maka sejumlah besar organisme red
tide dapat dijelaskan melalui rantai makanan tide di area yang luas dapat dikumpulkan
di dalam air (WHITE 1983). Tanaman, baik ke dalam satu titik selama lebih dari satu
di darat maupun di laut yang memiliki atau dua minggu. Beberapa kasus red tide
klorofil dapat mengikat energi cahaya mata- pernah terjadi di perairan Asia Tenggara
hari pada proses fotosintesis. Di laut tum- yang disebabkan oleh hanya satu jenis di-
buhan ini dikenal sebagai algae. Secara mor- noflagellata yang bersifat toksik yaitu
fologis algae dibagi dalam dua kelompok, Pyrodinium bahamense var compressa (Ta-
yaitu tumbuhan makroskopis yang dikenal bel 1.). Lokasi-lokasi yang pernah terjadi
sebagai rumput laut dan tumbuhan mi- red tide dapat dilihat pada Gambar 1 (MA-
kroskopis yang dikenal sebagai fitoplankton. CLEAN 1984).
Fitoplankton adalah mikro-organisme yang
hidup melayang di lapisan-lapisan permuka- DINOFLAGELLATA DAN
an air sampai ke dalam perairan yang masih "PARALYTICSHELLFISH POISONING"
terkena sinar matahari. Fitoplankton dibagi (PSP)
kedalam dua kelas, yaitu kelas diatom yang
banyak dijumpai dan mendominasi per- Fitoplankton penyebab red tide umum-
airan dan kelas dinoflagellata yang umumnya nya dari kelas dinoflagellata kelompok
dijumpai sangat sedikit di perairan tetapi Pyrrophyta. Menurut STEIDINGER dalam
jenis-jenis tertentu pada saat-saat tertentu ESTUDILLO (1984) terdapat kira-kira 20
merupakan penyebab red tide. jenis dinoflagellata yang mengeluarkan
toksin. Beberapa jenis dinoflagellata penye-
Sifat khas fitoplankton yaitu dapat ber- bab red tide tercantum pada Gambar 2.
kembang secara berlipat ganda dalam jangka
Berdasarkan caranya membunuh mahluk
waktu yang relatif singkat, dengan tumbuh
rapat, melimpah, dan terhampar luas. Peris- lain, maka dinoflagellata dibagi dalam dua
tiwa ini disebut "blooming" yang tentu golongan :
saja ditunjang oleh faktor-faktor antara lain 1. Anoxic (harmful) species, yaitu jenis-
suhu, salinitas, intensitas cahaya, dan nutrisi jenis yang dapat menyebabkan perairan ke-
yang tersedia (PRAKASH et al. 1971; kurangan oksigen (oxygen depletion). Pada
WHITE 1983). Selanjutnya WHITE (1983) saat itu faktor-faktor pendukung terjadinya
menerangkan proses terbentuknya red tide red tide telah berubah, misalnya berubahnya
melalui kombinasi dari kondisi-kondisi bio- kondisi hidrologi akan mempengaruhi popu-
logi, hidrografi, dan meteorologi. Menurut lasi organisme red tide, sehingga organisme
dia fitoplankton penyebab red tide mem- tersebut akan mati secara serentak. Kejadian
punyai sifat fototaksis positif yaitu bergerak ini pernah terjadi di New Jersey tahun 1977,
ke arah datangnya cahaya. Dengan demikian yang menyebabkan perairan seluas 14.000
mereka dapat berenang secara aktif (mem- km2 kekurangan oksigen sehingga menye-
punyai ekor untuk bergerak) dan berkumpul babkan matinya hewan laut dalam jumlah
di permukaan air. Disamping itu pergerakan besar terutama jenis-jenis yang hidup di
massa air dari satu tempat ke tempat lain dasar perairan (tiram dan kerang). Hal yang

49

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 1. Beberapa laporan kejadian red tide di dunia

Negara Lokasi Tanggal Penyebab Laporan

Canada Tel. Fundy S. St. 1980 Gonyalux excavata/ Sumber perikanan ditutup
Lawrence tamarensis

Amerika Maret 1980 Gymnodinium sp. Kultur kerang biru hancur


Selatan
Florida Pantai barat Nopember 1952 Gymnodinium breve Banyak ikan mati
Australia Pel. Sydney Mei 1891 Gonyaulax spinifera Banyak ikan mati
Australia Port Philip Mei 1950 Gymnodinium sp. Ikan, kerang, dan udang mati. Warna air
Victoria coklat
Jepang Harima Nada 1972, 1977, Chatonella antiqua Ikan "Yellow tail" mati secara besar-
Utara 1978, 1979 besaran. Kemungkinan karena eutrofikasi
dan pengendapan zat seng di perairan
tersebut.
Jepang 1977- 1978 Dinophysis fortii Kematian sejumlah besar ikan
dan D. acuminata
Amerika New Jersey 1977 Gonyaulax excavata/ 14.000 km perairan kekurangan oksigen
Utara tamarensis mengakibatkan kematian ikan dan
hewan di dasar air
Thailand Pantai barat Mei 1983 Protogonyaulax sp. Kematian hewan di dasar air (tiram dan
kerang)
Thailand Teluk Thailand September 1983 Ceratium furca Hancurnya budidaya tiram. Air ber-
warna merah
Korea Teluk Jinhae September 1981 Gymnodinium type 65 Kerusakan hebat budidaya tiram dan
kerang hijau
Brunei Pantai barat Maret 1975 Pyrodinium bahamense Setelah makan kerang hijau, ikan selar dan
Kalimantan var compressa tembang, 5 orang dewasa sakit dan 4 anak
meninggal
Sabah 1972,1976,1977 " Tahun 1972, 7 orang meninggal, tahun
1976 , 9 o rang s akit dan 7 me ninggal
Filipina Teluk Maqueda Juni s/d Sept. " Setelah makan kerang hijau, 251 orang
1983 sakit dan 19 orang meninggal
Indonesia Selat Lewotobi, Nopember 1983 " Setelah makan ikan tembang dan ikan
Flores selar, 240 orang sakit, dan 4 orang
meninggal
Indonesia Teluk Kao, sepanjang tahun Ikan mati
Halmahera

50

Oseana, Volume X No. 2, 1985


Oseana, Volume X No. 2, 1985
51
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 1. Lokasi-lokasi yang terkena kasus red tide di perairan Asia Tenggara (MACLEAN 1984).
(….../…...= jumlah kematian/jumlah penderita).
Oseana, Volume X No. 2, 1985
52
Gambar 2. Beberapa jenis dinoflagellata yang toksik penyebab red tide, antara lain : 1. Prorocentrum minimum,
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

2. P. micans, 3. P. trestinum, 4. Dinophysis fortii, 5. D. acuminata, 6. Pyrodinium bahamense var.


compressa, 7. Gonyaulax excavata (tamarensisi), 8. Chattonella sp dan 9. Gonyaulax spinifera.
(PRAKASH et al. 1971 ).
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

sama pernah terjadi pula di Jepang pada tahun rekan dari LON-LIPI menyaksikan blooming
1972, 1977, 1978, dan 1979, yaitu kematian fitoplankton ini di Teluk Jakarta yang
sejumlah besar ikan "yelllow tail" di Harima semula diduga sebagai tumpahan minyak.
Nada, Jepang (OKAICHI et al 1981) yang Keesokan harinya terjadi pembusukan fito-
disebabkan oleh Chatonella antiqua. plankton ini yang kemudian diikuti kema-
2. Toxic species, yaitu jenis-jenis yang tian sejumlah ikan, cacing, dan hewan lain-
dapat memproduksi toksin yang dapat me- nya, dan hanya bintang laut saja yang masih
nyebabkan PSP. Pada saat terjadi red tide, bertahan hidup. Dua bulan kemudian
organisme tersebut mengeluarkan toksin. Lewat suhu perairan meningkat menjadi 40°C.
rantai makanan, toksin itu termakan oleh Pada saat itu semua jenis karang (Acropora,
zooplankton dan kerang-kerangan. Zooplankton Porites, dan Montipora) mati (W. KISWARA
akan termakan oleh ikan sehingga komunikasi pribadi). Demikian pula pada
menyebabkan ikan mati. Demikian pula tanggal 20 Agustus 1984 pada saat eskpedisi
halnya dengan kerang-kerangan yang termakan SNELLIUS II di Laut Arafura di laporkan
oleh hewan lain atau oleh manusia, maka hewan terjadi blooming fitoplankton ini. Pada saat
dan manusia itupun akan mati. itu air relatif tenang dan terlihat hamparan
luas berwarna kecoklatan seperti serbuk
Ikan sangat sensitif terhadap racun.
gergaji. Dari contoh gumpalan kecoklatan
Walaupun racun termakan dalam kadar yang
tersebut yang diambil oleh SUTOMO setelah
sangat rendah sekalipun, sudah dapat mema-
kami periksa ternyata adalah Trichodesmium
tikannya. Lain halnya kerang-kerangan yang
yang mencapai jumlah 51,6 x 103 filamen
sangat tahan terhadap toksin. Meskipun toksin
ml—1 atau merupakan 97,45 % dari seluruh
tersebut terakumulasi di dalam tubuhnya, tetapi
populasi fitoplankton di perairan itu. Diatom
tidak berbahaya baginya. Jika kerang tersebut
dan dinoflagellata yang dijumpai pada saat
termakan oleh manusia, maka dapat
itu masing-masing hanya 2,55 % dan 0,09 %
menyebabkan kematian dalam waktu 5-15 menit.
nya. Trichodesmium, adalah algae yang ter-
Tanda-tanda keracunan pada manusia sebagai
masuk ke dalam filum Cyanophyta. Tubuh-
berikut : Mula-mula terasa kaku dan kering di
nya berupa filamen yaitu lembaran seperti
sekitar bibir, lalu menyebar ke muka dan leher
benang, lurus, bersel banyak, tanpa perca-
disertai rasa nyeri pada ujung-ujung jari tangan
bangan dan tanpa selubung. Dalam satu
dan kaki, serta sakit kepala dan mabok.
fllamen dapat terdiri dari 15-60 sel yang
Kemudian sukar berbicara, tangan dan kaki
berbentuk persegi empat (ROUND 1970).
makin sukar digerakkan, badan terasa sangat
Nama yang sebelumnya diberikan bagi
lemah dan sukar bernafas. Pada akhirnya otot
Trichodesmium adalah Oscillatoria dan
kaku, tidak bisa bergerak serta lumpuh, dan
TAYLOR (komunikasi pribadi) menyaran-
akhirnya meninggal (PRAKASH 1972, ES-
kan nama yang lebih tepat adalah Oscilla-
TUDILLO 1984). Beberapa jenis kerang-
toria.
kerangan yang dapat mengakumulasi toksin
Menurut DEVASSY (1984) blooming
dinoflagellata penyebab red tide tercantum pada
Trichodesmium tidak membahayakan per-
Gambar 3.
airan, tetapi justru akan memperbaiki daur
nutria perairan. Akibat dari ledakan fito-
Trichodesmium sp. plankton ini perairan akan menjadi subur,
Di daerah tropis ledakan populasi Tri- tetapi bila terjadi di dekat pantai terutama
chodesmium sangat sering terjadi dan dapat di daerah karang maka akibat pembusukan
mencapai area yang luas (DEVASSY 1984). gumpalan fitoplankton ini akan mematikan
Pada tanggal 31 Oktober 1982 beberapa karang dengan berkurangnya oksigen. Menu-
rut DEVASSY (1984) ledakan organisme
ini di pantai barat India dapat mencapai luas

53

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

54

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

area 600 km yang didominasi oleh Tricho- yang seger yang akan menetralkan toksin
desmium erythraeum dan hanya sedikit secara cepat. Cara sederhana juga bisa di-
T. thiebautii. Sifat perairan pada saat itu lakukan dengan cara merendam kerang yang
adalah tenang, cuaca baik, intensitas cahaya terkena racun ke dalam air yang bebas racun.
tinggi, suhu air berkisar antara 27 — 32°C, Tetapi cara ini memakan waktu yang lama
selinitas 35 - 35,5 ‰, dan DO 3,8 - sehingga terlambat dipasarkan.
6,7 ml 1-1. Hasil perhitungan filamennya Blooming yang sering terjadi di beberapa
mencapai 38 x 103 ml-1. perairan Indonesia seperti di Teluk Jakarta
dan Laut Arafura yaitu blooming Noctiluca,
AKIBAT-AKIBAT RED TIDE DAN Trichodesmium, dan blooming dari beberapa
CARA-CARA PENANGGULANGANNYA jenis diatom.
Negara-negara yang pernah mengalami
kejadian ini ialah Canada, Amerika Utara, DAFTAR PUSTAKA
Amerika Selatan, Eropa, Australia dan Asia
(Tabel 1). Di beberapa negara tersebut ESTUDILLO, R.A. 1984. Dinoflagellata
telah dilakukan penelitian yang bertujuan blooms (red tide) in Maqueda Bay of
untuk melindungi sumber-sumber perikanan Western Samar. Technical paper series.
dan bahaya red tide demi keselamatan ma- Bureau of Fisheries and Aquatic Re-
nusia. search (VII) : 8 pp.
Langkah-langkah yang diambil untuk me- DEVASSY, V.P. 1984. Trichodesmium ery-
nanggulangi red tide adalah sebagai berikut: thraeum blooms (red tide) in Arabia sea.
1. Surveillance, yaitu melakukan penga- Nat Inst. Oceanogr. Dona Paula, Goa —
matan toksisitas langsung pada kerang- 403 004, India : 9 pp.
kerangan di lokasi yang pernah atau di-
MACLEAN, J.L. 1984. Indo-Pacific toxic
curigai mengalami red tide. Negara-negara
red tide occurences, 1972-1984. Toxic
yang pernah mengalami ledakan PSP disaran-
Red Tide and Shellfish Toxicity in
kan untuk membentuk "Shellfish Sur-
Southeast Asia. Proceeding of a con-
veillance Programs". Canada merupakan
sultative meeting held in Singapore 1984.
negara yang telah melaksanakan program
SEAFDEC-IDRC : 92-104.
dengan sukses sejak tahun 1943, yang ke-
mudian diikuti oleh negara-negara lain. OKAICHI, T., S. MONTANI & T. OCHI
Setiap minggu contoh-contoh tiram dan 1981. Marine environmental studies on
kerang di Teluk Fundy dan sungai St. the outbreaks of red tide due to Chato-
Lawrence diteliti toksisitasnya melalui per- nella antiqua (HADA) ONO in the
cobaan "bio-assay". Jika toksin tersebut Harima Nada. Fundamental study on the
telah menujukkan kadar yang membahaya- effect of Marine Encironmental on the
kan maka kultur kerang-kerangan dari outbreak of red tide. Japan 1980-1981 :
tempat tersebut tidak boleh dipanen. Jika 93-108.
kemudian dinyatakan aman, maka tempat- PRAKASH, A., J.C. MEDCOF and A.D.
tempat tersebut dibuka kembali. TENANT 1971. Paralytic shellfish poi-
2. Depuration, yaitu membebaskan ke- soning in Eastern Canada. Bull. Fish.
rang dari toksin agar dapat diperdagangkan Res. Board Canada 177 : 1-87
secepatnya. Akhir-akhir ini untuk mengu-
rangi jangka waktu pembebasan kerang dari ROUND, F.E. 1970. The biology of the
toksin telah sukses dilakukan program algae. Pitman Press.: 269 pp.
"Exposing Shellfish to Ozone", yaitu WHITE, A.W. 1983. Red tides. Underwater
dilakukan dengan penyediaan oksigen yang World. Communication Direc. Dept. of
cukup dengan ditambahkan harum-haruman Fish. & Oceans, Ottawa, Ontario : 6 pp.

55

Oseana, Volume X No. 2, 1985

Anda mungkin juga menyukai