Anda di halaman 1dari 12

PERAN MASYARAKAT DAN

KELEMBAGAAN
KOTA BUKITTINGGI
8. PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA
BUKITTINGGI

8.1. PERAN MASYARAKAT

Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan, antara lain, melalui:

a. partisipasi dalam perencanaan tata ruang.


b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang.
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran


masyarakat. Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk:

a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
b. Mengetahui secara terbuka rencana tata ruang wilayah, rencana tata ruang
kawasan, melalui lokakarya dan saresehan.
c. Menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari
penataan ruang.
d. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi merugikan yang dialaminya
sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana
tata ruang.
e. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya.
f. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang.

PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI 8-1


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

g. Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin


apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
menimbulkan kerugian.

Sementara itu, kewajiban masyarakat dalam penataan ruang adalah:

a. Menjaga, memelihara dan meningkatkan kualitas ruang lebih ditekankan pada


keikutsertaan masyarakat untuk lebih mematuhi dan mentaati segala ketentuan
normatif yang ditetapkan dalam rencana tata ruang, dan mendorong
terwujudnya kualitas ruang yang lebih baik.
b. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya pada proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

8.1.1. P ERAN M ASYARAKAT DALAM P ERENCANAAN T ATA R UANG K OTA


B UKITTINGGI

Dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bukittnggi, peran
masyarakat harus terlibat dalam seluruh proses dimulai dari tahap persiapan sampai
pada tahap pengesahan. Untuk itu, Pemerintah harus selalu mengundang representasi
masyarakat (misal: anggota DPRD, LSM, Forum Kota, tokoh masyarakat, perguruan
tinggi, ikatan profesi) untuk ikut terlibat dalam setiap tahapan penyusunan RTRW.

A. Bentuk Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang

Peran masyarakat dalam penyusunan RTRW Kota dapat berbentuk:

a. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan.


b. Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan.
c. Pemberian masukan dalam perumusan konsepsi rencana tata ruang Kota
Bukittinggi.
d. Pemberian masukan dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang
e. Pemberian informasi atau pendapat dalam pernyusunan strategi penataan ruang.
f. Penetapan rencana tata ruang Kota Bukittinggi.
g. Pengajuan keberatan atau sanggahan terhadap rancangan RTRW Provinsi dan
RTRW Kota Bukittinggi
h. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan.
i. Bantuan tenaga ahli.

Peran masyarakat dalam penyusunan RTRW Kota Bukittinggi dapat berbentuk:

8-2 PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

a. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah yang akan


dicapai dilihat dari segi ekonomi, sosial, budaya, daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta fungsi pertahanan keamanan.
b. Pengidentifikasian berbagai berbagai potensi dan masalah pembangunan,
termasuk bantuan untuk memperjelas hak atas ruang di wilayah, dan termasuk
pula perencanaan tata ruang kawasan.
c. Pemberian masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang wilayah Kota
Bukittinggi.
d. Pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau pendapat dalam penyusunan
strategi dan rencana struktur ruang wilayah Kota Bukittinggi.
e. Pengajuan keberatan terhadap Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bukittinggi.
f. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan.
g. Bantuan tenaga ahli.

B. Tata Cara Peran Masyarakat dalam Persiapan Penyusunana Rencana tata


Ruang Kota Bukittinggi

Dalam melibatkan Peran Masyarakat, pemerintah Kota Bukittinggi berkewajiban untuk


mengumumkan kegiatan penyusunan RTRW Kota Bukittinggi melalui:

 Media cetak.
 Media elektronik.
 Forum pertemuan.
 Dan Lain-lain.

Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Kota Bukittinggi
diuraikan dalam langkah-langkah kegiatan proses perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Langkah penentuan arah pengembangan dan langkah pengidentifikasian berbagai


potensi dan masalah pembangunan dalam suatu wilayah perencanaan:

 Kepala Daerah mengumumkan bahwa rencana tata ruang akan disusun.


 Masyarakat menyampaikan saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan,
keberatan dan masukan.
 Diadakan forum pertemuan.

b. Langkah perumusan rencana tata ruang:

 Kepala Daerah mengumumkan rancangan rencana tata ruang.

PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI 8-3


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

 Masyarakat menyampaikan saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan,


keberatan dan masukan.
 Diadakan forum pertemuan.

c. Langkah penetapan rencana:

 pengajuan keberatan/tanggapan terhadap rancangan rencana tata ruang.

8.1.2. P ERAN M ASYARAKAT DALAM P EMANFAATAN R UANG K OTA


B UKITTINGGI

A. Bentuk Peran Masyarakat dalam Pemanfaatan Ruang

Peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat berbentuk:

a. Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan;
b. Pemyampaian masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
c. Bantuan teknik, keahlian, dan/atau dana dalam pengelolaan pemanfaatan ruang;
d. Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatanruang darat,
ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan
kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Kerjasama pengelolaan ruang dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
dan pihak lainnya secara bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan penataan
ruang;
f. Menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan dan SDA;
g. Usaha investasi dan/atau jasa keahlian; dan
h. Mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah atau pihak lain apabila
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan merugikan.

B. Tata Cara Masyarakat dalam Pemanfaatan Ruang

Prosedur Peran Masyarakat untuk merealisasikan langkah-langkah pemanfaatan ruang


dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Melakukan pemantauan untuk mengamati, mengawasi, dan memeriksa dengan


cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang.
b. Peran Masyarakat pada tingkat Kabupaten dapat berupa penyampaian data atau
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, disampaikan kepada Walikota

8-4 PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah disosialisasikan dan


diadaptasikan.
c. Pemberian masukan tersebut dapat dilakukan secara tertulis, dan tembusannya
disampaikan kepada Ketua DPRD atau secara lisan yang dicatat dan dituangkan
dalam berita acara yang dibuat oleh Bappeda Kabupaten.
d. Pemberian masukan tersebut dapat dilakukan melalui seluruh media komunikasi
yang tersedia.
e. Untuk menerima saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, keberatan atau
masukan dari masyarakat, informasi tentang penentuan arah pengembangan,
dibahas dalam forum pertemuan yang lebih luas dengan melibatkan para pakar
dan tokoh masyarakat bersama Walikota yang dibantu oleh Tim Koordinasi
Penataan Ruang Daerah dan instansi terkait.
f. Program pemanfaatan ruang yang disusun tidak boleh bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, agama maupun adat dan budaya
setempat.
g. Apabila dengan mekanisme tersebut masih terjadi konflik antar stakeholder
dalam memanfaatkan ruang, maka diupayakan cara-cara musyawarah, untuk
tujuan akhir kemaslahatan warga yang terkena dampak, tetapi dengan tidak
meninggalkan manfaat yang lebih luas.

8.1.3. P ERAN M ASYARAKAT DALAM P ENGENDALIAN P EMANFAATAN R UANG


K OTA B UKITTINGGI

A. Bentuk Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat berbentuk:

a. Memberikan masukan mengenai arahan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan


disinsentif serta pengenaan sanksi;
b. Turut serta memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemanfaatan
ruang, rencana tata ruang yang telah ditetapkan, dan pemenuhan standar
pelayanan minimal di bidang penataan ruang;
c. Melaporkan kepada instansi/pejabat yang berwenang dalam hal menemukan
kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah
ditetapkan dan adanya indikasi kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan,
tidak memenuhi standar pelayanan minimal dan/atau masalah yang terjadi di
masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang;

PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI 8-5


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

d. Mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat publik yang dipandang tidak


sesuai dengan rencana tata ruang; dan
e. Mengajukan gugatan pembatalan izin dan/atau penghentian pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada instansi/pejabat yang
berwenang.

B. Tata Cara Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Prosedur Peran Masyarakat untuk merealisasikan langkah-langkah pengendalian


pemanfaatan ruang dapat dilakukan melalui kegiatan pengaduan.

Pengaduan merupakan salah satu alat pengendalian pemanfaatan ruang, dengan adanya
pengaduan masyarakat menunjukkan adanya kepedulian masyarakat dalam pemanfaatan
ruang.

Pengaduan masyarakat bidang penataan ruang ditujukan untuk:

a. Penyelesaian permasalahan terhadap pemanfaatan ruang.

b. Umpan balik (feed back) dari masyarakat atas Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bukittinggi.

Pengaduan masyarakat bidang penataan ruang harus ditangani oleh suatu lembaga yang
berwenang menangani sesuai dengan materi yang diadukan, diantaranya:

a. Komisi Perencanaan yang anggota-anggotanya terdiri dari beberapa ahli, tokoh


masyarakat, aktivis lingkungan, pemerhati tata ruang dan LSM.
b. Dinas/Lembaga yang menangani Penataan Ruang.
c. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kota Bukittinggi.

Pengaduan masyarakat yang wajib ditindaklanjuti oleh lembaga yang ditunjuk untuk
penyelesaian pengaduan meliputi:

a. Penyimpangan terhadap pemanfaatan dan fungsi ruang.


b. Penyimpangan terhadap pengelolaan pemanfaatan ruang.
c. Kerugian masyarakat yang diakibatkan oleh adanya konflik pemanfaatan/fungsi
ruang dalam skala besar.

8.2. BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) meruapkan badan


bersifat adhoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang di Kota Bukittinggi dan mempunyai fungsi membantu

8-6 PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

pelaksanaan tugas Walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah. BKPRD Kota
Bukittinggi dimasudkan untuk memantapkan koordinasi dan pengelolaan kegiatan dalam
penataan ruang daerah yang hasilnya akan berguna sebagai pedoman dalam :

1. Perumusan kebijaksanaan pemanfaatan ruang di wilayahnya,


2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah dan daerah serta keserasian antar sektor,
3. Pemanfaatan segenap sumber daya yang tersedia secara optimal untuk mencapai
hasil pembangunan secata maksimal,
4. Mengarahan dan mengantisipasi pemanfaatan ruang untuk pelaksanaan
pembangunan yang bersifat dinamis,
5. Mengendalikan fungsi pelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa.

Adapun tujuan pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruan Daerah (BKPRD) ini
adalah untuk membantu walikota dalam merumuskan kebijaksanaan penataan ruang di
Kota Bukittinggi.

8.2.1. T UGAS DAN T ANGGUNGJAWAB BKPRD

Tugas dan tanggung jawab Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) dilakukan
oleh Walikota Bukittinggi yang kemudian membentuk dan menugaskan BKPRD untuk
melaksanakan tugas koordinasi Penataan Ruang Daerah.

1. Tugas BKPRD Kota Bukittinggi

a. Merumuskan dan mengkoordinasikan berbagai kebijakan penataan ruang


Kota Bukittinggi dengan memperhatikan kebijakan penataan ruang nasional
dan propinsi

b. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota


Bukittinggi,

c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang dan Rencanan


Tata Ruang Kawasan sebagai jabaran lebih lanjut Rencanan Tata Ruang
Wilayah Kota Bukittinggi,

d. Mengintegrasikan dan memaduserasikan penyusunan Rencana Tata Ruang


Wilayah kota Bukittinggi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi,
Rencanan Tata ruang Kawasan yang telah ditetapkan Propinsi, dan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Agam.

PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI 8-7


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

e. Memaduserasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Tahunan


yang dilakukan Pemerintah Kota Bukittinggi, masyarakat dan Dunia Usaha
dengan Rencana Tata Ruang,

f. Mengoptimalkan penyelenggaraan penertibanm pengawasan (pemantauan,


evaluasi dan pelaporan) dan perizinan pemanfaatan ruang,

g. Melaksanakan kegiatan pengawasan yang meliputi pelaporan, evaluasi dan


pemantauan penyelenggaraan pemanfaatan ruang,

h. Memberikan rekomendasi penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang


tidak sesuai dengan rencana tata ruang,

i. Memberikan rekomendasi perizinan tata ruang Kota Bukittinggi,

j. Mengoptimalkan Peran Masyarakat dalam perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang,

k. Mengembangkan data dan informasi penataan ruang Kota Bukittinggi untuk


kepentingan pengguna ruang di jajaran pemerintah, masyarakat dan
swasta,

l. Mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi penataanm ruang kota


Bukittinggi,

m. Mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul


dalam penyelenggaraan penataan ruang Kota Bukittinggi, dan memberikan
pengarahan serta saran pemecahannya,

n. Melaksanakan fasilitasi, supervisi kepada Dinas/Instansi, masyarakat dan


dunia usaha berkaitan dengan penataan ruang,

o. Menterpaduan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan


pengendalian pemanfaatan ruang Kota Bukittinggi dengan Kabupaten Agam

p. Melakukan evaluasi tahunan atas kinerja penataan ruang Kota Bukittinggi,

q. Menjabarkan petunjuk Walikota Bukittinggi berkenaan dengan pelaksanaan


fungsi dan kewajiban koordinasi penyelenggaraan penataan ruang Kota
Bukittinggi,

r. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Kota Bukitinggi secara


berkala kepada Walikota Bukittinggi.

8-8 PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

2. Susunan Keanggotaan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kota


Bukittinggi

a. Penanggung Jawab : Walikota Bukittinggi

b. Ketua : Wakil Walikota Bukittinggi

c. Ketua Harian : Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi

d. Sekretaris : Kepala bappeda

e. Wakil Sekretaris : Kepala Dinas Pekerjaan Umum

f. Anggota : Disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan potensi


daerah

BKPRD Kota Bukittinggi kemudian membentuk sekretaris, kelompok kerja Perencanaan


Tata Ruang dan Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan tugas dan
susunan keanggotaan sebagai berikut :

1. Sekretaris, dengan tugas :

a. Menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Kota Bukittinggi,

b. Memfasilitasi terselenggaranya jadwal kerja kegiatan BKPRD Kota Bukittinggi,

c. Menyiapkan dan mengambangkan informasi tata ruang Kota Bukittinggi,

d. Menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya


pelanggaran dalam penyelenggaraan penataan ruang.

2. Kelompok kerja perencanaan tata ruang

a. Tugas kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang

1) Memberikan masukan kepda BKPRD Kota dalam rangka perumusan


kebijaksanaan perencanaan tata ruang Kota Bukittinggi,
2) Mengkoordinasikan penyusunan Rencanan Tata ruang sesuai dengan
lingkup, wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kota Bukittinggi,
3) Melakukan evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Kota Bukittinggi,
4) Menginventarisasi dan mengkaji masalah-masalah (konflik) yang timbul
dalam perencanaan serta memeberikan alternatif pemecahannya,
5) Melaporkan kegiatan kepada BKPRD Kota Bukittinggi serta
menyampaikan usulan pemecahan kebijaksanaan untuk dibahas dalam
sidang pleno BKPRD Kota Bukittinggi.

b. Susunan keanggotaan Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang

PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI 8-9


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

1) Ketua : Kepala Bidang Fisik dan Prasarana bappeda Kota Bukittinggi


2) Wakil Ketua : Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota
Bukittinggi
3) Sekretaris : Kepala Sub. Bidang Tata Ruang dan Tata Guna Tanah
Bappeda Kota Bukittinggi
4) Anggota : Disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan yang terkait dengan
fungsi penyusunana Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata
Ruang, dan Rencanan Tektik Ruang.

3. Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang

a. Tugas kelompok kerja pengendalian pemanfaatan ruang :

1) Memberikan masukan kepda BKPRD Kota Bukittinggi dalam rangka


perumusan kebijaksanaan pemanfaatan dan pengendalian ruag kota
Bukittinggi,
2) Mengkoordinasikan pengawasan (pemantauan, evaluasi, dan pelaporan)
terhadap rencana tata ruang,
3) Mengkoordinasikan penertiban dan perizinanan pemanfaatan ruang Kota
Bukittinggi,
4) Menginventasrisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam
pemanfaatan dan pengandailan ruang serta memberikan alternatif
pemecahannya,
5) Melaporkan kegiatan kepada BKPRD Kota Bukittinggi serta
menyampaikan usulan pemecahan/kebijaksanaan untuk dibahas dalam
sidang pleno BKPRD Kota Bukittinggi.

b. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1) Ketua : Kabag. Pemerintahan Sekretaris Daerah


2) Wakil Ketua : Kasubdin Tata Kota Dinasi Pekerjaan Umum
3) Sekretaris : Kasi Tata Ruang Subdin Tata Kota DPU
4) Anggota : Disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan yang
terkait dengan fungsi pengawasan, penertiban dan
perizinan pemanfaatan ruang

8.2.2. D ASAR H UKUM

Dasar Hukum pembentukan Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kota Bukittinggi
adalah :

8-10 PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang,

2. Undang-undang nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara


pemerintah pusat dan pemerintah daerah

3. Undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

4. Peraturan Pemerintah no. 69 tahun 1996 tentang pelaksanaan hak dan


kewajiban serta bentuk dan tata cara Peran Masyarakat dalam penataan ruang,

5. Peraturan pemerintah no. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional,

6. Peraturan pemerintah no 25 tahun 2000 tentang keweangan pemerintah dan


kewenangan propinsi sebagai daerah otonom,

7. Keputusan presiden no. 62 tahun 2000 tentang pedoman koordinasi penataan


ruang nasional

8. Jeputusabn presiden no 102 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi,


kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja departemen,

9. Keputusan menteri kimpraswil no. 327/KPTS/M/2002 tentang pedoman


penyusunan rencana tata ruang kawasan perkotaan,

10. Keputusan menteri dalam negeri no 130 Tahun 2003 tentang organisasi dan tata
kerja departemen dalam negeri

11. Keputusan menteri dalam negeri no. 147 tahun 2004 tentang pedoman
koordinasi penataan ruang daerah

12. Peraturan daerah no. 8 tahun 1997 tentang rencana umum tata ruang Kota
Bukittinggi tahun 1992-2003

13. Peraturan daerah no.9 tahun 1997 tentang tentang rencana teknik ruang kota
bukittinggi tahun 1993-2003,

14. Peraturan daerah kota bukittinggi nomor 01 tahun 2001 tentang susunan
organisasi perangkat daerah kota bukittinggi,

PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI 8-11


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KOTA BUKITTINGGI 2010 – 2030

15. Peraturan daerah kota bukittinggi nomor 17 tahun 2004 tentang pengelolaan
keuangan daerah

16. Peraturan walikota bukittinggi nomor 19 tahun 2006 tentang rencana


pemabangunan jangka menengah (RPJMD) Kota Bukittinggi tahun 2007 – 2010

17. Peraturan daerah kota bukittinggi nomor 01 tahun 2007 tentang anggaran
pendapatan dan belanja daerah APBD Kota Bukittinggi tahun anggaran 2007

8-12 PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN KOTA BUKITTINGGI

Anda mungkin juga menyukai