Anda di halaman 1dari 41

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Jendela Utama Program Aplikasi Geometry Epressions ............ 18


Gambar 2. 2 Drawing Shapes Program Aplikasi Geometry Expressions ........ 19
Gambar 2. 3 Constrain (input) Program Aplikasi Geometry Expressions....... 19
Gambar 2. 4 Construct Program Aplikasi Geometry Expressions .................. 20
Gambar 2. 5 Calculate (Output) Program Aplikasi Geometry Expressions..... 21
Gambar 2. 6 Variabel Program Aplikasi Geometry Expressions .................... 22
Gambar 2. 7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ..... 24
Gambar 2. 8 Bagan Kerangka Pemikiran ....................................................... 37
Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Persentase Respon Mahasiswa ................... 65
Gambar 4. 2 Diagram Lingkaran Perentase Respon Item Nomer 1 ................ 67
Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Persentase Hasil Belajar Tes Akhir (Post-test)
Kelas Eksperimen ..................................................................... 71
Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Persentase Hasil Tes Akhir (Post-test) Kelas
Kontrol ..................................................................................... 74
Gambar 4. 5 Tampilan Geometry Expresions ................................................ 79
Gambar 4. 6 Tool Bar pada Geometry Expressions........................................ 80
Gambar 4. 7 Constrain (Input)....................................................................... 81
Gambar 4. 8 Hasil Translasi Titik (Cara 1) pada Geometry Expressions ........ 81
Gambar 4. 9 Hasil Translasi Titik (Cara 2) pada Geometry Expressions ........ 82
Gambar 4. 10 Hasil Refleksi pada Geometry Expressions ............................... 82
Gambar 4. 11 Hasil Rotasi pada Titik Pusat (0,0) ............................................ 83
Gambar 4. 12 Hasil Rotasi terhadap Titik (a,b)................................................ 84
Gambar 4. 13 Hasil Dilatasi terhadap Titik Pusat (0,0) .................................... 85
Gambar 4. 14 Hasil Dilatasi terhadap Titik Pusat (a,b) .................................... 85
Gambar 4. 15 Chart Perbedaan Rata-rata Gain Eksperimen dan Kontrol ......... 86

ix
x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Halaman
Lampiran A.1 Hand Out Power Point .............................................................. 93

LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Peserta Uji Coba Instrumen....................................................... 98
Lampiran B.2 Peserta Penelitian ...................................................................... 99
Lampiran B.3 Silabus Mata Kuliah Geometri Transformasi........................... 101
Lampiran B.4 Kisi-kisi Evaluasi Media oleh Ahli Materi dan Ahli Media ..... 108
Lampiran B.5 Lembar Evaluasi Media .......................................................... 111
Lampiran B.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Mahasiswa. .................................. 113
Lampiran B.7 Instrumen Angket Respon ....................................................... 115
Lampiran B.8 Lembar Telaah Angket Respon Mahasiswa ............................. 118
Lampiran B.9 Kisi-kisi Uji Coba Insrumen Tes Geometri Transformasi ........ 124
Lampiran B.10 Soal Uji Coba Instrumen Tes Geometri Transformasi ............. 130
Lampiran B.11 Pedoman Penilaian Soal Uji Coba ........................................... 136
Lampiran B.12 Lembar Validasi Instrumen Tes .............................................. 137
Lampiran B.13 Kisi-kisi Soal Pretest dan Postest ............................................ 139
Lampiran B.14 Soal Pretest dan Postest........................................................... 145
Lampiran B.15 Jawaban Soal Pre-Test Dan Post-Test ..................................... 149

LAMPIRAN C
Lampiran C.1 Hasil Evaluasi Media oleh Ahli Materi dan Ahli Media .......... 150
Lampiran C.2 Hasil Uji Coba Instrumen........................................................ 153
Lampiran C.3 Hasil Uji Valitidas Item .......................................................... 156
Lampiran C.4 Kelompok Atas dan Kelompok Bawah.................................... 165
Lampiran C.5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 167
Lampiran C.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Uji Daya Pembeda .............. 169
Lampiran C.7 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen ................................... 170

x
xi

LAMPIRAN D
Lampiran D.1 Hasil Angket Respon Mahasiswa ............................................ 172
Lampiran D.2 Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen......................... 175
Lampiran D.3 Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ............................... 176
Lampiran D.4 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar .......................................... 177
Lampiran D.5 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ....................................... 182
Lampiran D.6 Hasil Uji t Dua Sampel Independen ........................................ 183

LAMPIRAN E
Lampiran E.1 Nilai-nilai r Product Moment .................................................. 184
Lampiran E.2 Nilai Coefisien Shapiro-Wilk................................................... 185
Lampiran E.3 Nilai ρ-value Sahiro-Wilk ....................................................... 187
Lampiran E.4 Nilai-nilai Chi Kuadrat 2 ...................................................... 188
Lampiran E.5 Nilai-nilai dalam Distribusi t ................................................... 189

LAMPIRAN F
Lampiran F Persuratan ............................................................................... 190

xi
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan ditinjau dari segi proses penyelenggaraan maupun
pembelajaran, adalah komunikasi. Komunikasi dalam pendidikan terjadi karena
adanya rencana dan tujuan yang diinginkan, sedangkan peristiwa atau proses
interaksi antara elemen pendidik dengan peserta didik dalam pendidikan
merupakan suatu proses teknis yang disebut proses pembelajaran. Menurut
Muhammad Ali (2002, 4) proses pembelajaran atau proses belajar mengajar yang
merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi
interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yaitu 1) guru atau dosen, 2) isi atau
materi pelajaran, dan 3) siswa atau mahasiswa. Interaksi antara ketiga komponen
utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan penataan
lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang
memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Kurikulum 2013 memiliki prinsip pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif (mencakup
banyak hal). Selain itu, kurikulum 2013 memiliki karakteristik dimana sumber
belajarnya bukan hanya guru/dosen, tetapi juga dari sumber-sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Hal ini menunjukkan peralihan rujukan
dalam dunia pendidikan dari rujukan tabula rasa menuju konstruktivisme. Jika
dalam rujukan tabula rasa siswa diibaratkan sebagai kertas putih atau wadah
yang kosong yang dapat diisi apapun dan menerima apa yang disampaikan dosen,
walaupun dalam prakteknya dosen berperan sebagai komunikator (penyampai
pesan komunikasi) dan peserta didik sebagai komunikan (penerima pesan).
Dengan kata lain, dalam gaya belajar klasik peran dosen sangat dominan dan
proses pengajaran bersifat pasif, yakni siswa diberi pelajaran. (M. Ali 2002, 59).
Lain halnya dengan rujukan konstruktivisme yang beranggapan bahwa setiap

1
2

orang yang belajar sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri dan lebih


ditekankan pada proses anak belajar sedangkan dosen hanya sebagai fasilitator
(Uno 2008, 127). Artinya siswa cenderung aktif dan terus meningkatkan diri
dalam kondisi tertentu. Selain dosen berperan sebagai komunikator juga sebagai
komunikan, begitupun dengan peran mahasiswa sebagai komunikan juga sebagai
komunikator. Dengan demikian keterlibatan siswa dalam belajar lebih meningkat.
Guru atau dosen di dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 (Perundang-undangan
2009, 6) tentang "Guru dan Dosen" merupakan salah satu komponen yang
mempengaruhi proses pembelajaran. Guru dan dosen yang berkualitas adalah
guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Dalam hal kompetensi pedagogik, dosen dituntut
memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan terhadap media
pembelajaran.
Seorang dosen diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran
matematika yang menyenangkan, akrab dan bukan membuat mahasiswa menjadi
takut pada pelajaran matematika. Banyak dari para mahasiswa menanggap
matematika itu, sulit, rumit, dan memberikan beban yang besar untuk dipelajari.
Hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Zoltan P. Dienes : “terdapat
anak-anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka
berkenalan dengan matematika yang sederhana. Makin tinggi sekolahnya dan
makin sukar matematika yang dipelajarinya makin kurang pula minatnya terhadap
matematika.” (Ruseffendi 1991, 156).
Padahal mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak
tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi, namun demikian kegunaan
matematika bukan hanya memberikan kemampuan dalam perhitungan-
perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berpikir, terutama
dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan
evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Ciri utama matematika
adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan
3

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan


antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Pemahaman konsep matematika dapat diberikan secara bertahap, sebab
ilmu ini berkenaan dengan konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis.
Sebagai contoh, seorang siswa tidak mungkin dapat memahami proses perkalian
jika ia belum menguasai konsep penjumlahan. Tentunya masih banyak lagi
contoh lain yang menggambarkan betapa pentingnya pembelajaran matematika
ini harus diberikan menurut kaidah yang tepat berdasarkan pemahaman konsep
matematika.
Begitupun Matematika di jenjang Perguruan Tinggi (PT) memiliki
perbedaan dengan matematika pada jenjang lainnya, meskipun perbedaannya itu
hanyalah terletak pada pengkategeorian atau pengkhususan. Menurut Ruseffendi
(1991, 260), ”Matematika di Perguruan Tinggi mencakup empat wawasan yang
luas yakni aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis”. Geometri merupakan
bagian dari matematika yang mengambil permasalahan mengenai ukuran,
bentuk, kedudukan relatif dan sifat ruang. Perkembangan ilmu geometri ini
kemudian melahirkan cabang geometri transformasi. Geometri transformasi
adalah bagian dari geometri yang memberikan pembahasan tentang geometri
dengan pendekatan transformasi.
Pendekatan transformasional mengembangkan geometri dalam suatu alur
pemahaman matematika dari aritmatika melalui aljabar menuju kalkulus. Di
perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Jurusan Pendidikan Matematika, geometri transformasi dikaji sebagai mata kuliah
wajib yang diberikan di perkuliahan.
Terkait dengan pentingnya penguasaan dan pemahaman konsep di atas,
pihak jurusan tadris matematika sendiri telah berupaya menyusun Kurikulum
Jurusan Pendidikan Matematika agar mampu menghasilkan kompetensi lulusan
yang memiliki keterampilan berfikir logis, ilmiah dan kreatif serta memiliki
keterampilan memecahkan masalah secara efektif sesuai dengan visi dan misi
Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hal ini diupayakan
dengan memprioritaskan mata kuliah yang lebih menuntut kemampuan
4

mahasiswa dalam bernalar sebagai mata kuliah wajib.


Pada kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan
dalam penguasaan konsep. Hal tersebut didasarkan pada pengalaman penulis
sendiri serta terbukti dari hasil belajar yang diperoleh mahasiswa. Adapun nilai
hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah geometri transformasi dari dua tahun
terakhir yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. 1
Nilai Hasil Belajar pada Mata Kuliah Geometri Transformasi
TAHUN NILAI NILAI
RATA-RATA
AJARAN TERBESAR TERKECIL
2011/2012 3.75 1.18 2.96
2012/2013 3.76 2.45 3.09

Berdasarkan penjelasan di atas pemahaman konsep itu perlu ditanamkan


kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk dibangku
sekolah dasar maupun mahasiswa perguruan tinggi terkait bahwa pemahaman
konsep juga sangat diperlukan. Di sana mereka dituntut mengerti tentang definisi,
pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian matematika secara
benar, karena akan menjadi bekal dalam mempelajari matematika pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep sangatlah diperlukan
dalam mata pelajaran matematika karena orang yang memiliki kemampuan
pemahaman konsep yang baik akan mampu memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan konsep yang dipelajari yang nantinya akan berpengaruh pada
hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang
dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Pemilihan media yang tepat juga sangat memberikan peranan dalam
pembelajaran, sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat menarik
perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar matematika tanpa mengurangi
fungsi media pembelajaran secara umum.
5

Seorang dosen dapat mengembangkan kreativitas dirinya dalam


mengembangkan strategi dan media pembelajaran yang digunakan sehingga
membantu mereka dalam proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan
efisien. Oleh sebab itu kecakapan dosen dalam mempengaruhi anggapan para
mahasiswa pada pelajaran matematika akan amat berpengaruh pada hasil belajar
yang diraihnya.
Dengan demikian, dosen dalam proses pembelajaran berposisi sebagai
peran pengingat. Artinya dosen tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber
belajar tetapi ia pun harus mampu merencanakan dan menciptakan sumber-
sumber belajar lain. Sumber-sumber belajar selain dosen inilah yang disebut
penyalur dan penghubung pesan ajar yang diadakan dan diciptakan secara
terencana oleh pendidik yang dikenal sebagai media pembelajaran (Munadhi
2008, 5).
Hal itu pulalah yang menginspirasi dan mendasari peneliti untuk
mengangkat tema ini dalam penelitian kali ini. Dengan harapan akan semakin
memberikan gambaran dan keyakinan pada diri peneliti sendiri maupun teman-
teman guru matematika lain untuk memberikan yang terbaik bagi anak didiknya
di sekolah.
Melalui program Geometry Expression diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam memahami materi Geometri Transformasi. Dengan program
ini, mahasiswa dapat mengekplorasi, mengamati dan menganalisis bagaimana
menemukan konsep-konsep seperti translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi.
Atas dasar kenyataan dan pernyataan tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berhubungan dengan Pengaruh Pembelajaran
Matematika Berbantuan Program Aplikasi Geometry Expression terhadap Hasil
Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Geometri Transformasi di Semester IV
Jurusan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
6

1.2 Perumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Wilayah penelitian
Wilayah penelitian dalam skripsi ini adalah media pembelajaran.
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan eksperimental.
3. Jenis masalah
Jenis masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji penggunaan Program
Geometry Expression terhadap Hasil Belajar Matematika pada pokok
bahasan Geometri Transfoermasi di Semester IV Jurusan Matematika
IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Untuk lebih memperjelas arah permasalahan yang diteliti, maka penulis
membatasi masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada
Mahasiswa Semester IV Jurusan Matematika dengan mengambil objek
penelitian kelas matematika-C sebagai kelas eksperimen dan kelas
Matematika-A sebagai kelas kontrol .
2. Variabel bebas sebagai variabel X yaitu respon mahasiswa terhadap
penggunaan Program Geometry Expression.
3. Variabel terikat sebagai variabel Y yaitu hasil belajar matematika
mahasiswa pada pokok bahasan Geometri Transformasi (Translasi,
Refleksi, Rotasi dan Dilatasi) yang merupakan aspek kognitif dalam
bentuk nilai numerikal.
1.2.3 Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana respon mahasiswa terhadap penggunaan Program Geometry
Expression pada pokok bahasan Geometri Transformasi di Semester IV
Matematika-C IAIN Syekh Nurjati Cirebon?
7

2. Bagaimana hasil belajar mahasiswa pada pokok bahasan Geometri


Transformasi di Semester IV Matematika-C IAIN Syekh Nurjati
Cirebon.?
3. Adakah perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang menggunaan
Program Geometri Expressions dengan mahasiswa yang tidak
menggunakan program Geometri Expressions?
4. Adakah pengaruh penggunaan program aplikasi Geometry Expressions
terhadap hasil belajar pada pokok bahasan Geometri Transformasi di
Semester IV Jurusan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap penggunaan Program
Geometry Expression terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan Geometri Transformasi di Semester IV Jurusan Matematika IAIN
Syekh Nurjati Cirebon.
2. Untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa pada pokok bahasan Geometri
Transformasi di Semester IV Jurusan Matematika IAIN Syekh Nurjati
Cirebon.
3. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang
menggunaan program Geometri Expression dengan mahasiswa yang tidak
menggunakan program Geometri Expression.
4. Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan program aplikasi
Geometry Expressions terhadap hasil belajar pada pokok bahasan
Geometri Transformasi di Semester IV Jurusan Matematika IAIN Syekh
Nurjati Cirebon.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Dosen Mata Kuliah
a. Memperoleh tambahan alternatif pembelajaran dengan media yang
digunakan.
8

b. Memberikan kontribusi tentang adanya pengoptimalan penggunaan


media pembelajaran.
2. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran yang lebih
menarik dan menyenangkan.
b. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang media yang sesuai dengan
materi yang disampaikan untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi Peneliti
a. Sebagai calon guru dapat menambah pengalaman dalam dunia
pendidikan sebelum terjun ke lapangan.
b. Sebagai calon guru dapat mempertimbangkan pemanfaatan media
dalam pembelajaran.
c. Sebagai motivasi untuk melakukan inovasi dalam melaksanakan
pembelajaran.
d. Dapat memberikan pengetahuan tentang perbedaan antara
menggunakan media pembelajaran yang digunakan atau dengan cara
manual.
e. Memberikan gambaran kepada peneliti tentang pengaruh penggunaan
Program Geometry Expression terhadap prestasi belajar matematika
mahasiswa.
9

BAB II
ACUAN TEORITIK

2.1 Teori Variabel Program Aplikasi Geometry Expressions

2.1.1 Media Pembelajaran

2.1.1.1 Pengertian Media Pembelajaran


Media pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu media dan
pembelajaran, sebelum memahami media pembelajaran tersebut seyogyanya
kita pahami terlebih dahulu pengertian dari media itu sendiri dan pengertian
dari pembelajaran.
Menurut Basyiruddin, (2002, 11) Kata media berasal dari bahasa
latin yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan menurut
AECT (Association of Education and Communication Teachnology), media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan
atau informasi (Uno 2010, 121).

Menurut Education Association (NEA) dalam (Basyiruddin 2002,


11) mendefinisikan media sebagai benda yang dimanipulasikan,
dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang
digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat
mempengaruhi efektifitas program instructional.

Definisi media yang diutarakan oleh (NEA) tersebut Asnawir dan


Basyirudin Usman (Basyiruddin 2002, 11) menyimpulkan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya,
penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk
belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai tujuan
yang ingin dicapai. Sedang pengertian Pembelajaran adalah proses

9
10

komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Dapat dikatakan


bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana
untuk menyampaikan pesan.
Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2010, 4) mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer. Dalam pengertian yang lebih luas media
pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam
rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan
pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.
Peranan media pembelajaran menurut Kemp, dkk. Dalam Uno,
(2011, 116) adalah:
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar
2. Pembelajaran lebih jelas dan ,menarik
3. Proses pembelajaran lebih interaksi
4. Efisiensi waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar
6. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja
7. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi
belajar
8. Meningkatkan peran guru kearah yang lebih positif dan produktif
11

2.1.1.2 Fungsi Media Pembelajaran


Berdasarkan analisis media, media pembelajaran memiliki tiga fungsi,
yaitu:
1. Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar
Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi
utama media pembelajaran. Sebagai sumber belajar, media pembelajaran
berperan sebagai penyalur, penyampai atau penghubung antara siswa
dengan guru. Sehingga dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah
“bahasanya guru” (Arsyad 2003, 56). Mudhoffir dalam Munadhi (2008, 37)
menegaskan bahwa sumber belajar dipahami sebagai segala macam sumber
yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar.
2. Media pembelajaran berfungsi sebagai semantik
Fungsi semantik adalah kemampuan media pembelajaran dalam
menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau
maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik) (Munadhi
2008, 39).
3. Media pembelajaran berfungsi sebagai manipulatif
Fungsi manifulatif yakni kemampuan media pembelajaran dalam
mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi
(Munadhi 2008, 41)
Terkait dengan fungsi semantik dan manipulatif penggunaan media
pembelajaran Program Geometry Expressions dalam pokok bahasan
Geometri Transformasi sangatlah penting untuk menyampaikan pesan
pembelajaran tersebut lewat bahasa gambar dan simbol-simbol matematika
yang memungkinkan peserta didik memahami materi tersebut dengan
mudah.
12

2.1.1.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasi berdasarkan


pada indera yang terlibat. Pengklasifikasian ini menurut Amirudin Rasyad
dalam Munadhi (2008, 54) disebabkan adanya pemahaman bahwa panca
indera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan. Berikut klasifikasi
media pembelajaran berdasarkan indera yang terlibat :
Tabel 2. 1
Klasifikasi Media Pembelajaran Berdasarkan Indera yang terlibat
Indera yang Nama Peralatan
Sifat Pesan Program (sofware) Penyalur (Hardware)
terlibat Media proyeksi
Pendengaran Program radio : siaran
Radio
langsun, siaran tunda
Rekam : Alat-alat rekam:
Sajian bahan diskusi Phonograph
Audio verbal Entertaintment (musik) Audio tape
Media
dan non Narasi CD
audio
verbal Dongeng
Drama
Pengembangan kosakata
Belajar konsep
Model (meniru suara dll)
Penglihatan Buku, majalah, koran,
Tulisan verbal Opaque
dll
Visual verbal Sketsa lukisan, foto, Transparansi OHP
grafik, diagram, bagan, Digital
Media Komputer
peta. projektor
visual
Maket(miniatur)
Visual non
Moct up (alat tiruan)
verbal tiga Model (meniru suara dll)
Specime(barang contoh)
dimensi
Diorema
Pendengaran Film
Verbal dan Program audio visual : Fil 8mm, 16mm, 35mm
dan Media projector
non verbal,
penglihatan audio Video : pita magnetik,
terdengar dan Digital
visual Film dokumenter video disc, chip
terlihat projector
memory
13

Film drama, dll Televisi


Multimedia Komputer
Pengalaman berbuat : lingkungan nyata dan karya
Pengalaman
Multimedia wisata
langsung
Pengalaman terlibat : permainan dan simulasi,
bermain peran dan forum teater.

Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dapat


dikelompokkan pada empat kelompok besar, yaitu 1. Media audio, 2. Media
visual, 3. Media audio visual dan 4. Multimedia.
Program Program Geometry Expressions yang menjadi pokok
pembahasan pada penelitian ini termasuk ke dalam jenis media multimedia.
Pada proses pembelajaran, multimedia melibatkan berbagai indra dan
memberikan pengalaman-pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat
secara langsung melalui penggunaan komputer.
14

2.1.1.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Telah dikemukakan di muka bahwa, media pembelajaran adalah
bagian dari sistem instruksional (Munadhi 2008, 187). Berdasarkan
komponen-komponen dari sistem instruksional inilah kriteria pemilihan
media dibentuk sesuai dengan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran,
sifat bahan ajar, pengadaan media, dan sifat pemanfaatan media. Di bawah
ini penjelasan dari lima hal tersebut.
1. Karakteristik siswa
Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan
kemampuan yang ada pada diri siswa sebagai hasil dari pembawaan
dan pengalamannya. Karakteristik siswa dapat dilihat dari
kemampuan awal (prerequite skils) yakni kemampuan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan karakteristik
yang berhubungan dengan latar belakang, lingkungan hidup dan status
social.
2. Tujuan pembelajaran
Dasar pertimbangan dalam pemilihan media lainnya adalah tujuan
pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
3. Sifat bahan ajar
Isi bahan ajar memiliki keragaman dan menuntut adanya aktivitas dari
para siswa. Dengan demikian akan mempengaruhi pemilihan media
serta pemanfaatannya. Menurut B. Diedrich dalam Munadhi (2008,
190) aktifvitas siswa dalam belajar di sekolah terdapat 177 jenis.
Kemudian dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu Visual
activities, Oral activities, Listening activities, Writing activities,
Drawing activities, Motor activities, Mental activities, dan Emotional
activities.
15

4. Pengadaan media
Menurut Sadiman (1996, 83), media dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu media jadi (by utilization) dan media rancangan (by design).
Media jadi yaitu media yang sudah menjadi komoditi perdagangan,
sedangkan media rancangan yaitu media yang dirancang khusus untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
5. Sifat pemanfaatan media
Dilihat dari sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terbagi atas
media primer dan media skunder. Media primer yaitu media yang
diperlukan atau harus digunakan guru untuk membantu siswa dalam
proses belajar mengajar. Sedangkan media skunder yakni media yang
dapat dijadikan sumber belajar dimana para siswa dapat belajar secara
mandiri atau kelompok.
Menurut Walker dan Hess dalam (Kustandi dan Sutjipto 2011, 145)
memberikan kriteria dalam me-review media pembelajaran yang
berdasarkan kualitas, yaitu:
1. Kualitas isi dan tujuan
a. Ketepatan
b. Kepentingan
c. Kelengkapan
d. Keseimbangan
e. Minat atau perhatian
f. Keadilan
g. Kesesuaian dengan situasi

2. Kualitas pembelajaran
a. Memberikan kesempatan belajar
b. Memberikan bantuan untuk belajar
c. Kualitas memotivasi
d. Fleksibilitas pembelajarannya
e. Hubungan dengan program pembelajarannya
f. Kualitas sosial interaksi pembelajarannya
g. Kualitas tes dan penilaiannya
h. Dapat memberi dampak bagi siswa
i. Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya
16

3. Kualitas teknis
a. Keterbacaan
b. Mudah digunakan
c. Kualitas tampilan atau tayangan
d. Kualitas penangnan jawaban
e. Kualitas pengelolaan programnya
f. Kualitas pendokumentasiannya

2.1.2 Multimedia Berbasis Komputer


Ariani dan Haryanto (2010, 1) menyatakan secara etimologi multimedia
berasal dari kata “multi” yang berarti banyak atau bermacam-macam, dan
“medium” berarti sesuatu yang diipakai untuk menyampaikan atau membawa
sesuatu. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara
terintegrasi. (Ariani dan Haryanto 2010, 25)
Daryanto (2011, 53) mengemukakan bahwa karakteristik multimedia
pembelajaran adalah: (1) memiliki lebih dari satu media yang konvergen,
misalnya menggabungkan unsur audio dan visual; (20 bersifat interaktif, dalam
pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respons pengguna; dan
(3) bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang
lain. Kustandi dan Sutjipto (2011, 78) kelebihan multimedia yaitu memberikan
kemudahan kepada siswa belajar secara individual maupun kelompok,
memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi, dan
meningkatkan motivasi belajar.
Akhir-akhir ini pembelajaran dengan komputer memunculkan pembaharuan
dalam pembelajaran matematika dimana komputer digunakan sebagai alat bantu
atau mindtools. Sebagai mindtools komputer bukan hanya jadi guru yang
memaparkan suatu materi tetapi juga sebagai “partner” intelektual, membantu
siswa mengkonstruksi pengetahuan, mendukung kemampuan eksplorasi siswa
pada suatu topik tertentu, dan membantu siswa memahami keterkaitan antar
konsep.
17

Dengan menggunakan komputer siswa dimungkinkan merepresentasikan


gagasannya dalam berbagai cara, baik tulisan, gambar maupun verbal. Visualisasi
dan animasi konsep matematika dengan mudah dapat dilakukan dengan
memanfaatkan komputer. Dengan visualisasi dan animasi akan membantu siswa
memahami konsep matematika yang abstrak dari hal-hal yang lebih kongkrit.

2.1.2.1 Format Multimedia Berbasis Komputer


Menurut Daryanto (2011, 56), format multimedia dapat dikategorikan
ke dalam lima kelompok sebagai berikut :
1. Tutorial
Format sajian ini merupakan multimedia yang dalam penyampaian
materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang
dilakukan oleh guru atau instruktur.
2. Drill dan Practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki
kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu
konsep.
3. Simulasi
Multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis
yang terjadi di dunia nyata.
4. Eksperimen atau Percobaan
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada
kegiatan – kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di
laboraturium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian
peralatan dan bahan, kemudian pengguna bias melakukan percobaan atau
eksperimen sesuai petunjuk kemudian mengembangkan eksperimen –
eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut.
5. Game atau Permainan
Bentuk permainan yang disajikan tetap mengacu pada proses
pembelajaran dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan
terjadi aktifitas belajar sambil bermain.
18

2.1.3 Pengenalan Program Geometry Expression


Geometry Expressions diciptakan oleh Software Saltire. Didirikan pada
tahun 1989, Saltire mengkhususkan diri dalam pengembangan perangkat lunak
dengan kandungan matematika yang tinggi. Dibantu oleh serangkaian Nasional
Yayasan Sains hibah kami telah mengembangkan teknologi inti dalam geometri
kendala-based dan simbolis. Geometry Expressions adalah aplikasi pertama di
dunia yang memungkinkan untuk memvisualisasikan geometri dan merumuskan
ekspresi simbolik dengan membangun sketsa. (Tigard 2010)
Di bawah ini adalah gambar layar kerja Geometry Ekspressions :

Gambar 2. 1
Jendela Utama Program Aplikasi Geometry Epressions

Ada beberapa fasilitas dalam program aplikasi Geometry


Expressions, diantaranya yaitu:
1. Drawing Shapes (menggambar bentuk)
2. Constraints (kendala)
3. Constructions (kontruksi)
4. Calculations (perhitungan)
5. Variables (variabel)
19

Berikut penjelasan fitur – fitur dalam Geometry Ekspressions :


1. Drawing Shapes (menggambar bentuk)

Gambar 2. 2
Tampilan Tool Panel Drawing Shapes Program Aplikasi Geometry
Expressions
* Poin
* Jalur Segmen
* Garis Tak Terbatas
* Vektor
* Poligon
* Lingkaran
* Conics:
o Ellipse
o Parabola
o Hiperbola
* Arcs (pada lingkaran dan conics)
* Curve pendekatan
* Fungsi, Alat Draw juga menyisipkan teks, gambar, dan ekspresi
2. Constraints (Kendala)
Anda dapat membuat kendala berikut dengan menggunakan ikon pada
panel alat Membatasi (Input)

Gambar 2. 3
Tampilan Tool Panel Constrain (input) Program Aplikasi Geometry
Expressions
20

* Panjang / Jarak
* Radius
* Perpendicular
* Angle
* Arah
* Slope
* Koordinat
* Koefisien
* Tangent
* Insiden
* Kongruen
* Paralel
* Implisit Persamaan
* Proporsional sepanjang kurva Titik
3. Contruction (Konstruksi)
Anda dapat membuat berbagai benda di Expressions Geometri.
Konstruksi berbeda dari kendala karena mereka membuat objek lebih
sementara kendala mengubah posisi obyek yang sudah ada. Konstruksi
berikut tersedia dari panel alat Bina:

Gambar 2. 4
Tampilan Tool Panel Construct Program Aplikasi Geometry Expressions

* Midpoint
* Persimpangan
* Perpendicular
* Angle bisektris
21

* Paralel
* Perpendicular
* Tangent
* Polygon (ini sangat berguna karena dapat mencakup busur)
* Transformasi:
o Refleksi (pencerminan)
o Translasi (pergeseran)
o Rotasi (perputaran)
o Dilatasi
* Pelebaran (skala)
* Locus
* Trace (lokus, kurva, dll bersama titik proporsional)
4. Calculations (Perhitungan)
Anda dapat membuat banyak perhitungan yang sama seperti kendala,
dengan penambahan hal-hal seperti area dan parimeter. Perhitungan dapat
dibuat dalam notasi baik simbolis dan nyata sehingga ketika Anda
menggunakan variabel perhitungan Anda bisa dalam hal variabel atau
desimal angka yang diwakili oleh variabel. Bila tidak menggunakan
variabel, perhitungan simbolik memberikan output yang tepat dan
perhitungan riil memberikan output perkiraan. Berikut adalah daftar
lengkap dari perhitungan yang tersedia:

Gambar 2. 5
Tampilan Tool Panel Calculate (Output) Program Aplikasi Geometry
Expressions
22

* Panjang / Jarak
* Radius
* Angle <sudut>
* Arah
* Koordinat
* Koefisien
* Area
* Parameter
* Parametrik Persamaan
* Implisit Persamaan
5. Variabels (Variabel)
Ketika kendala dibuat secara simbolis, Expressions Geometri dapat
menarik atau bahkan menghidupkan variabel yang tergabung dalam
kendala. Fungsi juga dapat menjadi masukan secara simbolis di kendala,
dan kemudian berubah dari panel alat variabel.

Gambar 2. 6
Tampilan Tool Panel Variabel Program Aplikasi Geometry Expressonsi
23

2.2 Teori Variabel Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Menurut Slameto (2010, 2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Sedangkan belajar menurut Nurhayati (2010, 19) belajar adalah
suatu proses usaha aktif yang dilakukan oleh mahasiswa secara sengaja,
berlangsung secara berkesinambungan, bertujuan untuk memperoleh perubahan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dn relatif menetap sebagai
pegalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan (di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan), di mana individu itu berada..
Snellbecker dalam Nurhayati (2010, 23) menyebutkan bahwa suatu kegiatan
dikatakan belajar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terbentuk perilaku baru berupa kemampuan aktual maupun potensial.
2. Kemempuan itu berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3. Kemampuan baru itu diperoleh melalui usaha.
Syah (2004, 132) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan /kondisi jasmani
dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisiologis dan
psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan dan instrumental.
Munadi (2008, 35) menyajikan faktor-faktor tersebut dalam bentuk skema sebagai
berikut :
24

Kondisi fisiologis
umum

Faktor
fisiolog Kondisi panca
i

Faktor intelegsi
internal

perhatian

Faktor
psikologi Minat dan
s bakat

Faktor-faktor yang Motif dan


mempengaruhi motivasi
belajar

Kognitif
dan daya
nalar
Faktor
alam
lingkunga
n
sosial
Faktor
ekstern
al kurikulum

Faktor Sarana dan


instrumental fasilitas

Guru

Gambar 2. 7
Bagan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

2.2.2 Teori Belajar


Bruner dalam Suyono (2011, 28) Teori belajar adalah deskriptif,
dikatakan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses
belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel yang
menentukan hasil belajar.
25

Menurut Akbar (2013, 45) ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis
mengenai teori-teori belajar, yaitu:
1. Teori belajar Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori
ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap
arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin
kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Belajar kognitivistik
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai
protes terhadap teori perilaku yang telah berkembang sebelumnya. Model
kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi
dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitivisme ini adalah Ausubel,
Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan
(organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja
pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivistik
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan
dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan
hidup yang berbudaya modern.
26

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran


konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori
konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari
idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka
terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham
dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selain itu siswa terlibat
secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

2.2.3 Motivasi Belajar


Secara morfologi, Kamus Besar Bahasa Indonesi memberikan pengertian
motif dan motivasi sebagai berikut: Motif adalah kata benda yang artinya
pendorong, sedangkan motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong.
Menurut Syaodih dalam Riduwan (2008, 200) membedakan pengertian motif
dan motivasi yaitu Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong atau
menggerakkan individu untuk bertindak mencapai tujuan dan motivasi merupakan
suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan sehingga membangkitkan atau
memperbesar motif pada seseorang. Sedangkan menurut McDonald dalam
Hamalik (2009, 173) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi
di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi
untuk mencapai tujuan.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motif dapat diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu sedangkan
motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri individu untuk melakukan
sesuatu dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Sementara untuk pengertian motivasi belajar, menurut W. S Winkel dalam
Riduwan (2008, 200) mengemukakanbahwa motivasi belajar adalah
“Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan
27

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang
dikehendaki siswa tercapai.
Motivasi dipandang berperan dalam belajar karena motivasi mengandung
nilai-nilai sebagai berikut:
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan siswa. Belajar
tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.
2. Pembelajaran yang memotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri
mahasiswa. (Riduwan 2008, 201)

2.2.4 Hasil Belajar Matematika


Hamalik (2009, 155) menyatakan bahwa hasil belajar adalah terjadinya
perubahan perilaku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap
kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
Secara umum hasil belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu hasil belajar
kognitif (berkenaan dengan hasil intelektual), hasil belajar apektif (bekenaan
dengan sikap dan nilai atau tingkah laku) dan hasil belajar psikomotorik
(berkenaan dengan keterampilan atau skill). Benyamin S. Bloom menamakan hal
tersebut dengan “The Taxonomy of educational objectives” atau taksonomi
tujuan pendidikan. (M. Ali 2002, 42)
Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif
yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan pemahaman intelektual atau
kemampuan berfikir siswa. Adapun tipe hasil belajar kognitif menurut Bloom
dibagi dalam enam tipe yaitu :
1. Hapalan (knowledge)
Pengetahuan hapalan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta
responden (siswa) untuk mengenal dan mengetahui adanya fakta, konsep
atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau menggunakannya., tipe
hapalan merupakan kemampuan mendasar dalam hasil belajar kognitif.
28

2. Pemahaman atau komprehensi


Pemahaman merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan responden
(siswa) mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang
diketahuinya.
3. Aplikasi atau penerapan
Aplikasi merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan responden
(siswa) Mampu menerapkan atau menggunakan apa yang telah
diketahuinya dalam situasi yang baru.
4. Analisis
Dalam tingkat analisis, responden (siswa) diharapkan mampu menganalisis
atau menguraikan suatu integritas atau situasi tertentu ke dalam komponen-
komponen atau unsur-unsur pembentukannya.
5. Sintesis
Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
yang menyeluruh.
6. Evaluasi
Kemampuan evaluasi merupakan tingkatan tertinggi dalam aspek kognitif.
Dengan kemampuan evaluasi, responden (siswa) diminta untuk membuat
suatu penilaian tentang suatu pertanyaan, konsep, situasi, dan sebagainya.
Mengenai konsep matematika Russel dalam Uno (2009, 42) menjelaskan
bahwa:
Matematika sebagai studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang
sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal itu
tersusun baik (konstruktif), secara bertahap menuju arah rumit (kompleks)
dari bilangan bulat ke bilangan pecahan, biangan riil ke bilangan kompleks,
dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, dan menuju
matematika yang lebih tinggi.

Selaras dengan pernyataan di atas bahwa matematika sebagai bahan


pelajaran yang objeknya berupa fakta, konsep, operasi, dan prinsip yang
kesemuanya adalah abstrak. Sehingga, hasil belajar matematika siswa sebagian
besar dinilai oleh guru pada ranah kognitifnya. Penilaiannya dilakukan dengan tes
hasil belajar matematika.
29

Jadi hasil belajar matematika merupakan perolehan dari aktivitas belajar


siswa dalam memahami materi dengan melalui tes atau soal terlebih dahulu yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan motorik yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang sesuai yaitu dalam belajar matematika.

2.3 Tinjauan Materi Geometri Transformasi


Mempelajari geometri dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
cara analitik, sintetik, vektor, kalkulus dan lain sebagainya. Pada geometri
transformasi disajikan dalam geometri analitik atau geometri koordinat. Tokoh
yang sangat berjasa dalam geometri analitik adalah Rene Descartes (1596-1650).
(Astuti 2009, 95)
Lingkup perkuliahan geometri transformasi ini menurut Rawuh (1993, 1)
meliputi: pendahuluan, transformasi, pencerminan, isometri, hasil kali
transformasi, transformasi balikan, setengah putaran, grup (hanya konsep-konsep
sederhana), ruas garis berarah, geseran, putaran, pencerminan geser, lanjutan
isometri, transformasi kesebangunan, dan afinitas. Di IAIN Syekh Nurjati, materi
perkuliahan geometri transformasi mengacu pada buku karangan Rawuh dan
buku-buku lainnya sehingga lingkup perkuliahan pun mengacu pada buku
tersebut.
Karena terlalu luasnya cakupan materi tersebut dan terbatasnya waktu
penelitian, maka ruang lingkup materi yang dikaji dalam penelitian ini meliputi
materi-materi berikut seperti, translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan), rotasi
(perputaran), dilatasi (perkalian) dan Komposisi Transformasi. Tiga transformasi
yang pertama merupakan suatu transformasi isometri. Transformasi isometri
adalah suatu transformasi yang tidak mengubah jarak. Dilatasi merupakan
transformasi yang mengubah jarak, sehingga tidak termasuk transformasi
isometri.
1. Translasi atau pergeseran
Translai adalah suatu transformasi yang memindahkan tiap titik pada bidang
dengan jarak dan arah tertentu. Jarak dan arah tersebut dapat ditunjukkan oleh
30

vektor translasi. Vektor translasi dapat ditunjukkan oleh pasangan bilangan

terurut yang ditulis dalam bentuk matriks kolom .

Suatu translasi T dengan vektor translasi mentransformasikan titik ke

’, secara pemetaan dapat dituliskan :

= : ( , ) → ′( + , + )

Jika ’( ’, ’) secara aljabar dapat dituliskan hubungan :


ˈ = + ˈ = +

titik Pˈ disebut bayangan titik P oleh translasi T = .

2. Refleksi atau pencerminan


Refleksi adalah transformasi yang memindahkan titik-titik menggunakan
sifat bayangan oleh suatu cermin. Pencerminan dilambangkan dengan dimana
adalah sumbu cermin. (Zaelani 2012, 530)
Sifat-sifat pencerminan adalah :
a. Jarak dari titik asal ke cermin sama dengan jarak cermin ke titik bayangan.
b. Garis yang menghubungkan titik asal dengan titik bayangan tegak lurus
terhadap cermin

Tabel 2. 2
Pencerminan atau Refleksi dan Bayangannya
Matriks
Refleksi Bayangan (x, y)
Refleksi
1. Terhadap sumbu x (Mx) ( ,− ) 1 0
(− , ) 0 −1
2. Terhadap sumbu y (My) −1 0
3. Terhadap sisi asal (M0) (− , − ) 0 1
−1 0
4. Terhadap garis y = x (My=x) ( , ) 0 −1
0 1
5. Terhadap garis y = -x (My=-x) 1 0
(− , − ) 0 −1
6. Terhadap garis x = h (Mx=h) −1 0
7. Terhadap garis y = k (My=k) (2ℎ − , ) _

8. Terhadap titik (a,b) (M(a,b)) ( ,2 − ) _


(2 − , 2 − )
_
(Astuti 2009, 96)
31

3. Rotasi atau perputaran


Rotasi adalah transformasi yang memindahkan titik-titik dengan cara
memutar titik-titik tersebut sejauh θ terhadap suatu titik pusat rotasi .
Perputaran atau rotasi pada bidang datar ditentukan oleh :
a. Titik pusat rotasi
b. Besar sudut rotasi
c. Arah sudut rotasi
Jika θ (sudut rotasi) positif, arah putaran (rotasi) berlawanan dengan arah
putaran jam. Sebaliknya jika θ negatif, arah putaran searah dengan arah putaran
jam. Suatu rotasi dengan pusat P dan sudut rotasi θ dinotasikan dengan ( , ).
a. Rotasi Terhadap Titik Pusat (0,0)
Jika ( , ) : ( , ) → ˈ( ˈ, ˈ) terdapat hubungan :
xˈ = x cos θ – y sin θ
yˈ = x sin θ + y cos θ
dengan persamaan matriks, pemetaan di atas ditulis :
x′ cos θ − sin θ x
= y
y′ sin θ cos θ
berikut ini adalah bayangan dan matriks yang bersesuaian dengan rotasi
P(x, y) → Pˈ(xˈ, yˈ)
Tabel 2. 3
Rotasi dan Bayangannya

Rotasi Bayangan Matriks


R (O, +90˚) (−y, x) 0 −1
1 0
R (O, −90˚) (y, −x) 0 1
−1 0
R (O, 180˚) (−x, −y) −1 0
0 −1
R (O, 270˚) (y, −x)
0 −1
−1 0
R (O, −270˚) (−y, x)
0 −1
1 0
(Zaelani 2012, 535)
32

a. Rotasi Terhadap Titik Pusat ( , )


Jika R (O, θ) : P(x, y) → Pˈ(xˈ, yˈ) dengan A (a, b) terdapat hubungan:
xˈ = (x – a) cos θ – (y – b) sin θ + a
yˈ = (x – a) sin θ + (y – b) cos θ + b
dengan persamaan matriks, pemetaan di atas ditulis :
′ cos − sin −
= − +
′ sin cos
4. Dilatasi atau perkalian
Dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah jarak titik-titik dengan
faktor pengali tertentu terhadap suatu titik tertentu. Faktor pengali tertentu disebut
faktor dilatasi atau faktor skala dan titik tertentu itu dinamakan pusat dilatasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu dilatasi ditentukan oleh :
a. Faktor skala (k)
b. Pusat dilatasi
Jika yang didilatasikan suatu bangun, maka dilatasi akan mengubah ukuran
tanpa mengubah bentuk bangun tersebut. Dilatasi yang berpusat di P dengan
faktor skala k dinotasikan dengan [ , ].
Berdasarkan nilai dari faktor skala k, bangun bayangan yang diperoleh
dapat ditetapkan sebagai berikut :
a. Jika > 1, bangun bayangan diperbesar dan terletak sepihak terhadap
pusat dilatasi dan bangun semula.
b. Jika 0 < < 1, bangun bayangan diperkecil dan terletak sepihak
terhadap pusat dilatasi dan bangun semula.
c. Jika −1 < < 0, bangun bayangan diperkecil dan terletak tidak sepihak
terhadap pusat dilatasi dan bangun semula
d. Jika < −1, bangun bayangan diperbesar dan terletak tidak sepihak
terhadap pusat dilatasi dan bangun semula.
1) Dilatasi Terhadap Titik Pusat (0,0)
Jika titik ( , ) didilatasikan terhadap titik pusat (0,0) dengan faktor
skala k, maka bayangannya adalah ˈ( ˈ, ˈ) dengan
ˈ = dan ˈ =
33

secara pemetaan dapat ditulis :


[O, k] : P(x, y) → Pˈ(kx, ky)
Dengan persamaan matriks, pemetaan di atas dapat ditulis :
′ 0
=
′ 0
2) Dilatasi Terhadap Titik Pusat ( , )
Jika titik ( , ) didilatasikan terhadap titik pusat ( , ) dengan faktor
skala k, maka bayangannya adalah ˈ( ˈ, ˈ) dengan
ˈ − = ( – ) dan ˈ − = ( – )
dengan persamaan matriks, hubungan di atas dapat ditulis :
′ 0 −
= − +
′ 0

2.4 Program Aplikasi Geometry Expressions dalam Pembelajaran


Matematika
Program aplikasi Geometry Expressions adalah aplikasi pertama di dunia
yang memungkinkan untuk memvisualisasikan geometri dan merumuskan
ekspresi simbolik dengan membangun sketsa. Kegiatan pembelajaran pada pokok
bahasan ini adalah tentang Geometri Transformasi melalui penggunaan program
aplikasi Geometry Expressions. Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
berdasarkan silabus adalah mahasiswa mampu :
Mahasiswa menguasai dan memahami materi Geometri Transformasi
(translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi).
Mahasiswa mampu memecahkan masalah Geometri Transformasi dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Translasi
Pada materi Translasi dengan menggunakan Geometry Expression, langkah
– langkahnya sebagai berikut :
a. Buat titik ( , )
b. Pilih translasi pada construct, klik titik asalnya kemudian tariklah
sembarang, maka akan muncul sebuah translasi seperti vector.
34

c. Klik tanda panah atau bentuk translasinya, kemudian pilih coefficient


(yang bertandakan vector) dari constrain, ubahlah angka pada vector
tersebut dengan vector yang kita inginkan, enter. Sehingga munculah
bayangan titiknya.
2. Refleksi
Anda dapat mencerminkan bagian dari diagram Anda tentang garis dengan
langkah-langkah:
a. Pilih benda geometri satu atau lebih untuk mencerminkan.
b. Klik tool Refleksi di toolbox Membangun, atau pilih Refleksi dari
menu Bina.
c. Entah mengklik kursor untuk menempatkan garis refleksi pada layar,
menyesuaikan sudut dan klik lagi, atau pilih jalur yang ada sebagai
refleksi garis. Salinan geometri yang dipilih akan muncul di sisi lain
dari refleksi garis.
3. Rotasi
Anda dapat memutar setiap bagian dari diagram Anda tentang titik. Berikut
adalah langkah-langkah:
a. Pilih geometri untuk diputar.
b. Klik tool Rotasi di toolbox Membangun, atau pilih Rotasi dari menu.
c. Klik layar untuk menempatkan titik rotasi.
d. Dalam kotak entri data yang disajikan, masukkan sudut rotasi. Rotasi
geometri yang dipilih muncul. Perhatikan semua titik pada geometri
diputar ditulis sebagai "prime", yaitu A menjadi 'A. Jika Anda memutar
geometri ini lagi, 'A menjadi A ".
4. Dilatasi
Anda dapat melebarkan setiap bagian dari diagram Anda dari titik. Berikut
adalah langkah-langkah:
a. Pilih geometri untuk dilebarkan.
b. Klik tool Pelebaran di toolbox Membangun, atau pilih Pelebaran dari
menu Bina.
c. Klik kursor pada titik pelebaran Anda.
35

d. Dalam kotak entri data yang disajikan, masukkan faktor dilatasi.


Geometri melebar muncul. Perhatikan semua titik pada geometri
membesar ditulis sebagai "prime", yaitu A menjadi 'A. Jika Anda
melebarkan geometri ini lagi, 'A menjadi A ".
Kelebihan penggunaan Program Aplikasi Geometry Expression sebagai
program untuk mempermudah memahami materi geometri khususnya
Geometri Transformasi. Adapun kekurangan dalam pembelajaran
menggunakan program Geometry Expression ini adalah perlunya siswa
memiliki kemampuan dasar mengoprasikan komputer serta membutuhkan
waktu belajar tambahan untuk mempelajari Program Aplikasi Geometry
Expression secara khusus.

2.5 Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan


Setelah melihat dan mencari berbagai skripsi yang ada, peneliti menemukan
beberapa skripsi yang memiliki wilayah kajian dan kesamaan variabelnya,
diantaranya:
 Evi Purnama Sari (2010) “Pengaruh Penggunaan Program Wingeom
terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Pythagoras di Kelas VIII
SMP/Mts”. Skripsi jurusan matematika IAIN Cirebon. Dari hasil penelitian
diperoleh penggunaan program wingeom dapat meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap matematika yakni dengan hasil hipotesis interpretasi
yang menyatakan Fhitung = 43, 86 dan Ftabel = 4,13. Dengan demikian
Fhitung > Ftabel maka tolak H0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara penggunaan Program Wingeom dengan hasil belajar matematika
siswa pada pokok bahasan Teorema Pythagoras. (Purnama, 2010:
kesimpulan)
 Pengaruh Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Peningkatan
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa (Studi Kasus di SMA
Negeri 6 Cirebon Pada Sub Bahasan Persamaan Kuadrat) oleh Dwi
Fijayanti Herisstia Novianti Jurusan Tarbiyah Matematika di IAIN Syekh
Nurjati Cirebon pada tahun 2006. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa
36

Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pendekatan pembelajaran


matematika kelas X di SMA Negeri 6 Cirebon menunjukkan kategori
sedang dengan rata-rata angketsebesar 48, 54 dan kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa kelas X di SMA Negeri 6 Cirebon termasuk
kedalam kategori sedang dengan rata-rata sebesar 21,00. Pada uji hipotesis,
diperoleh thitung = 7, 86 dan ttabel = 1, 99 harga tersebut menunjukkan bahwa
thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya,terdapat pengaruh
yang signifikan antara CTL terhadap peningkatan kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa kelas X di SMA Negeri 6 Cirebon.
 Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis Web terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang di kelas XI SMK Pariwisata Kota
cirebon (Amirudin) IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2011. Dari hasil
penelitian didapat bahwa pengaruh pembelajaran menggunakan web dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi penggunaan pembelajaran ini
hanya cocok untuk kelompok siswa kelas tengah, hal ini dapat
dibuktikan dengan uji giant diperoleh thitung sebesar 4,69. Karena thitung >
ttabel , maka Ha diterima.

2.6 Kerangka Pemikiran


Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan peserta didik
yang dikenal dengan interaksi edukatif atau interaksi belajar. Interaksi edukatif
tidak akan terjadi dengan baik apabila salah satu dari komponennya tidak ada.
Komponen-komponen tersebut adalah pendidik, peserta didik dan pesan. Interaksi
tersebut dapat dijembatani oleh media atau saluran. Media dalam interaksi belajar
mengajar dikenal dengan istilah media pembelajaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka teknologi pendidikan
semakin maju, termasuk media pembelajaran dengan basis komputer. Multimedia
berbasis komputer ataupun media pembelajaran secara umum memiliki peranan
sebagai berikut:
1. Memotivasi belajar peserta didik
2. Memperjelas informasi atau pesan pengajaran
37

3. Memberi tekanan pada bagian-bagian penting


4. Memberi variasi pengajaran
5. Memperjelas struktur pengajaran (Sadiman 1996, 8)
Dengan menggunakan Program Geometry Ekspression diharapkan
mampu meningkatkan keterlibatan mahasiswa sehingga materi pembelajaran
mudah dipahami. Untuk mempermudah kerangka pemikiran tersebut, maka perlu
adanya bagan kerangka pemikiran sebaga

Proses pembelajaran

Interaksi edukatif dalam


proses pembelajaran

Media dalam proses


pembelajaran

Tidak menggunakan media Menggunakan media sebagai


sebagai alat bantu alat bantu pembelajaran
pembelajaran

Media pembelajaran berbasis


Hasil belajar komputer dengan aplikasi
(achievement) Program Geometry Expression

Gambar 2. 8
Bagan Kerangka Pemikiran
38

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesisnya


bahwa, “Jika penggunaan Program Geometry Expressions diterapkan dengan
baik, maka hasil belajar matematika mahasiswa dapat meningkat.
Hipotesis ini kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesa kerja yaitu:
”Ada pengaruh penggunaan program aplikasi Geometry Expresions terhadap hasil
belajar matematika pada pokok bahasan geometri transformasi”

Anda mungkin juga menyukai