Anda di halaman 1dari 6

Anggota Kelompok:

- Syarifah Elza Ramadhania (17523027)


- Annisa Zahra (17523075)
- Indri Dwi Febriani (17523111)
- Dinastutyasakti Bening Kinasih (17523136)
- Adelia Sukma Ardana (17523161)

Mengatur Pola Makan Agar Bayi Tidak Lahir Kerdil (Stunting)


Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan
gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada
anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi
tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua
orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk
mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan
yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial,
ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan
masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga
ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan
hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga
terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan
dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Permasalahan stunting (tubuh pendek), hingga saat ini masih belum menjadi
permasalahan yang diperhatikan masyarakat. Padahal, menurut Menkes, masalah ini
merupakan ancaman bagi anak-anak Indonesia, terutama masa depan mereka agar mampu
bersaing di mata dunia.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di
Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Penelitian
Ricardo dalam Bhutta tahun 2013 menyebutkan balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta
(15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup
sehat setiap tahun.
Tingginya angka stunting di Indonesia, yakni dari 34 provinsi hanya ada dua provinsi
yang jumlahnya di bawah 20% (batas angka stunting dari WHO). Untuk mengatasinya,
pemerintah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui beberapa kebijakan
kesehatan.

Mengapa terjadi Stunting?


Stunting dapat disebabkan karena kelainan endokrin dan kelainan non endokrin.
Penyebab terbanyak dari stunting adalah kelainan non endokrin yaitu penyakit infeksi kronis,
gangguan nutrisi, kelainan gastrointestinal, penyakit jantung bawaan, pola asuh ibu, faktor
sosial ekonomi keluarga dan lain-lain (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009).
Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan
remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. Selain
itu, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih
menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Gambaran Umum Sistem


Aplikasi yang kami buat bernama “NSP-Care” atau Nutrition for Stunting Prevention.
“NSP-Care” berfungsi untuk memberikan rekomendasi menu makan bagi ibu yang sedang
mengandung hingga menyusui berdasarkan kalori dan kondisi kesehatan ibu agar bayi tidak
kerdil (stunting) dan juga rekomendasi makanan pendamping asi bagi bayi usia 6-24 bulan
berdasarkan status gizinya.
NSP-Care dapat diakses oleh siapa saja. Dengan memasukkan data input berupa:
- Ibu hamil: usia, berat badan, tinggi badan, fase kandungan, aktivitas, dan
kondisi kesehatan.
- Ibu menyusui: usia, berat badan, tinggi badan, frekuensi menyusui, aktivitas,
dan kondisi kesehatan.
- Bayi: usia, berat badan, panjang/tinggi badan.
Kemudian, hasil dari input akan mengeluarkan jumlah kalori (untuk ibu), status gizi (untuk
bayi), serta rekomendasi menu makanan.
Aktivitas dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
- Ringan: Ibu rumah tangga yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan
bantuan mekanik, menyapu dengan ayunan perlahan, memasak, mencuci piring,
menata meja, para pekerja kantor profesional (pengacara, dokter, guru, arsitek,
akuntan, dll).
- Sedang: Pekerja pada industri ringan (memperbaiki jam, menggambar, dan
melukis), ibu rumah tangga tanpa alat bantu mekanik (membersihkan jendela,
mengepel lantai, membelah kayu untuk memasak, berbelanja), dan penjaga toko
di pasar swalayan.
- Berat: Menyikat lantai, memukul karpet, kerja di pertanian, penari dan atlet.
- Sangat berat: pekerja konstruksi (bangunan).

Fase kandungan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:


- Trimester 1 (1-3 bulan)
- Trimester 2 (4-6 bulan)
- Trimester 3 (7-9 bulan)
-
Frekuensi menyusui dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
- Kurang dari 6 kali sehari
- Lebih dari 6 kali sehari

Kondisi kesehatan dipilih jika ibu menderita salah satu atau kedua penyakit yang tertera, yaitu:
1. Hipertensi
2. Anemia
Untuk anemia pengguna harus memilih satu atau lebih penyebabnya, yaitu kekurangan
zat besi, asam folat, protein, dan vitamin B12.

Status gizi bayi terdiri dari 3 himpunan yang didalamnya memiliki beberapa kategori, yakni:
- Berat berdasarkan usia: gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih

- Panjang berdasarkan umur: sangat pendek, pendek, normal, tinggi

- Berat berdasarkan panjang: sangat kurus, kurus, normal, gemuk

a. Hak akses/Pengguna
Aplikasi ini dapat diakses oleh siapa saja, bukan hanya ibu hamil saja yang memiliki
hak akses.
b. Keputusan yang didukung oleh sistem
1. Kalori nutrisi sesuai data yang di input.
2. Status gizi bayi sesuai data yang di input.
3. Rekomendasi menu makanan berdasarkan jumlah kalori, kondisi kesehatan
untuk ibu, dan berdasarkan status gizi untuk bayi.
c. Workflow system
1. Pengguna membuka aplikasi.
2. Pada halaman awal, akan tersedia tiga pilihan yang harus dipilih yaitu:
a. Ibu Hamil
b. Ibu Menyusui
c. Bayi 6 - 24 Bulan
3. Pengguna memasukkan data sesuai pilihan :
a. Ibu Hamil (data ibu) :
- Usia
- Aktivitas
- Berat badan
- Tinggi badan
- Fase kandungan
- Kondisi kesehatan
b. Ibu Menyusui (data ibu):
- Usia
- Aktivitas
- Berat badan
- Tinggi badan
- Kondisi kesehatan
- Frekuensi menyusui
c. Bayi 6 - 24 Bulan (data bayi):
- Usia
- Berat badan
- Panjang badan/Tinggi
4. Untuk ibu, aplikasi mengeluarkan jumlah kalori yang dibutuhkan dan tombol
rekomendasi menu makanan yang perlu dikonsumsi.
5. Untuk bayi, output keluarannya berupa status gizi dan tombol rekomendasi
menu makanan yang perlu dikonsumsi.
6. Pengguna menekan tombol rekomendasi menu makanan.
7. Aplikasi mengeluarkan pilihan daftar menu makanan beserta kalori per
porsinya.
8. Pengguna menekan salah satu resep makanan.
9. Aplikasi menampilkan detail resep makanan tersebut yang berisi bahan-bahan
yang dibutuhkan serta kalori per bahan dan langkah membuatnya.

d. Data/informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh sistem


1. Usia Ibu hamil
2. Fase kandungan
3. Aktivitas Ibu hamil
4. Berat badan Ibu hamil
5. Tinggi badan Ibu hamil
6. Kondisi Kesehatan Ibu hamil
7. Usia Ibu menyusui
8. Frekuensi menyusui
9. Aktivitas Ibu menyusui
10. Berat badan Ibu menyusui
11. Tinggi badan Ibu menyusui
12. Kondisi kesehatan Ibu menyusui
13. Usia bayi
14. Berat badan bayi
15. Panjang badan/Tinggi bayi

Pembagian tugas:
Dikerjakan & didiskusikan bersama-sama:
1. Mockup aplikasi
2. Dokumen
3. Model SPK
4. Penggolongan menu makanan
5. Desain database

 Syarifah Elza R. (17523027)


- Coding layout & proses input / output (kalori & status gizi)
- Integrasi database
 Annisa Zahra (17523075)
- Coding layout & proses rekomendasi menu makanan
- CRUD
 Indri Dwi Febriani (17523111)
- Coding layout & proses input output (kalori & status gizi)
- Integrasi database
 Dinastutyasakti Bening K. (17523136)
- Coding layout & proses rekomendasi menu makanan
- CRUD
 Adelia Sukma Ardana (17523161)
- Coding layout beranda
- Coding layout riwayat penggunaan (hasil input dan output)

Jurnal Referensi:
https://media.neliti.com/media/publications/200664-pola-asuh-pemberian-makan-pada-bayi-
stun.pdf

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320395-S-Nurul%20Azmi.pdf

http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/07/buku-sk-antropometri-2010.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/GIZI-DALAM-
DAUR-KEHIDUPAN-FINAL-SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai