Kata kunci: prolapsus organ panggul, pesarium, Kualitas hidup, Bedah urogenital
Pendahuluan
Pessarium telah digunakan untuk mengobati wanita dengan prolapsus organ
panggul sejak awal sejarah yang tercatat. Hippocrates menggambarkan
pengurangan prolapsus vagina dengan memasang setengah irisan buah delima yang
sudah direndam dalam anggur ke dalam vagina (Gambar 1) [1].
Berbagai perangkat telah digambarkan seiring berjalannya waktu [2]. Saat ini,
sebagian pessarium terbuat dari silikon dan cincin jenis pessarium dengan atau
tanpa penyokong Tengah, pessarium Gellhorn dan donat pessarium (Gambar 2)
[3]. Pessarium digunakan dalam praktek sehari-hari oleh lebih dari 86% ginekolog
dan 98% urogynaecologists [4, 5]. Cincin dengan penyokong pusat dan Gellhorn
pessarium yang paling sering digunakan dan terlihat sama efektif dalam
mengurangi gejala prolapsus genital dan disfungsi pengosongan kencing [6].
Namun tidak jelas pasien mana yang terutama mendapat manfaat besar dari terapi
dengan pessarium, apakah ada efek samping dan apakah efek terapeutik cukup
tinggi untuk membenarkan kemungkinan efek sampingnya. Paling penting adalah
apakah terapi pessarium mengurangi gejala urogenital yang mengganggu dan
dampaknya pada kesehatan yang terkait kualitas hidup [7]. Pada akhirnya, itu
bukan dokter yang menentukan tetapi pendapat pasien tentang pengobatan yang
paling penting.Kesehatan yang berhubungan kualitas kehidupan adalah salah satu
ukuran kesembuhan pasien (POM) diukur dan dihitung dengan kuesioner yang
divalidasi urogynaecological. Penggunaan kuesioner tervalidasi ini untuk menilai
kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup dalam pembedahan prolapsus
organ panggul (POP) sudah ditetapkan. Walaupun terapi pessarium secara luas
digunakan untuk prolapsus organ panggul, sistematik review atas kualitas hidup
setelah terapi pessarium belum dipublikasikan.
Review ini bertujuan untuk menilai efek terapi pessarium pada penyakit-spesifik
yang berhubungan dengan kualitas hidup pada wanita dengan POP.
HAL 2
kesesuaiannya penderita
Pasien mana yang dianggap paling cocok untuk terapai pessarium masih belum
jelas menurut literatur. Pasien sendiri mungkin memiliki prasangka, dan keyakinan
serta sikap tentang penyebab dan keberhasilan terapi pessarium yang dapat
mempengaruhi pilihan mereka terhadap terapi[3, 22, 31, 33].
Sebagian besar artikel melaporkan bahwa beberapa kelompok pasien tertentu yang
drop out. Ada pasien yang awalnya tidak nyaman mempertahankan pessarium
(terutama pada kunjungan pertama mereka). Ada kelompok tambahan pasien yang
meninggalkan terapi pessarium setelah beberapa minggu karena ketidaknyamanan
atau pengusiran berulang [30]. Tidak ada kesepakatan dalam literatur tentang
suksesnya pemasangan pessarium. Beberapa penulis menganggap pemasangan
pessarium berhasil jika pessarium dianggap nyaman oleh pasien ketika ditahan
selama Valsava dan kencing, pada kunjungan asien awal, sementara yang lain
menganggap pemasangan pessarium berhasil jika pasien terus menggunakan
pessarium sampai pengangkatan oleh dokter[40]. Oleh karena itu, tingkat kegagal
pemasangan dan tingkat dropout memiliki rentang yang lebar. Tabel 2 menyajikan
gambaran keberhasilan pemasangan dan angka dropout yang dimasukan dalam
review ini. Dalam review ini, kita menganggap pemasangan pessarium berhasil
jika pasien nyaman mempertahankan pessarium pada kunjungan pertama mereka.
Seorang pasien dianggap dropout jika mereka meninggalkan penggunaan
pessarium pada kunjungan berikutnya
POP menyebabkan gejala yang berdampak pada kegiatan sehari-hari para pasien
dan kualitas hidup. Wanita dengan POP tampaknya memiliki citra tubuh yang
negatif dibandingkan dengan wanita tanpa POP [44]. Wanita yang minta nasihat
medik menganggap gejala ini cukup mengganggu untuk memilih pengobatan dan
berusaha untuk meningkatkan kualitas mereka dianggap hidup [44].