Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Insinyur
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Insinyur
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Insinyur
NIM : H75215034
Prodi : Teknik Lingkungan
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Insinyur: Kasus Meluapnya Lumpur Lapindo
Dari kasus tersebut diketahui bahwa PT. Lapindo Brantas telah melanggar UU nomor 8
tentang pokok pokok kepegawaian dimana kode etik profesi tidak sesuai pedoman sikap, tingkah
laku dan pembuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. PT. Lapindo
Brantas telah juga melanggar syarat-syarat dalam suatu profesi dimana seharusnya kode etik
yang harusnya dilakukan adalah mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi, namun yang
dilakukan oleh PT. Lapindon Brantas malah sebaliknya. Selain itu, apa yang dilakukan PT.
Lapindo Brantas tidak sesuai dengan sapta darma yaitu insinyur Indonesia senantiasa
menguatamakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo
tidak mempedulikan keselamatan warga yang terkena lumpur yang meluap. Hingga kini, masih
banyak warga di sekitar daerah luapan lumpur yang belum mendapat ganti rugi dari PT. Lapindo
Brantas.
Kelalaian yang dilakukan PT. Lapindo Brantas merupakan penyabab utama meluapnya
lumpur panas di Sidoarjo, akan tetapi pihak Lapindo malah berdalih dan enggan untuk
bertanggung jawab. Jika dilihat dari sisi etika profesi apa yang dilakukan oleh PT. Lapindo
Brantas jelas telah melanggar etika profesi insinyur. Dimana PT. Lapindo Brantas telah
melakukan eksploitasi yang berlebihan dan melakukan kelalaian hingga menyebabkan terjadinya
bencana besar yang mengakibatkan kerusakan parah pada lingkungan dan sosial. Dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan pengeboran di Sidoarjo, kebanyakan ahli hanya berpikir kaku yang
hanya berorientasi pada kebutuhan industri tanpa pernah peduli implikasi dari teknologi yang
mereka gunakan di masyarakat. Mereka yang awalnya bertujuan untuk menyejahterakan
masyarakat malah sebaliknya menyusahkan masyarakat dan juga menyulitkan pemerintah karena
banyaknya dana yang harus ditanggung oleh pemerintah. Eksploitasi besar-besaran yang
dilakukan PT. Lapindo membuktikan bahwa PT. Lapindo rela menghalalkan segala cara untuk
memperoleh keuntungan. Dan keengganan PT. Lapindo untuk bertanggung jawab membuktikan
bahwa PT. Lapindo lebih memilih untuk melindungi aset-aset mereka daripada melakukan
penyelamatan dan perbaikan atas kerusakan lingkungan dan sosial yang mereka timbulkan. Hal
yang dilakukan oleh PT. Lapindo telah melanggar prinsip – prinsip etika yang ada,