Anda di halaman 1dari 2

Siti Mualim Wahyuni

B0218059
Sastra Indonesia / SMT 2 / Kelas A

HIKAYAT POCUT MUHAMMAD

Hikayat ini semula berasal dari sebuah naskah koleksi Museum Banda Aceh yang
kemudian disunting oleh Drs. Ramli Harun dan diterbitkan oleh Proyek
Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1981.

Hikayat ini mengisahkan keadaan Negeri Aceh pada masa pemerintahan


Raja Muda. Raja Muda mempunyai adik tiga orang, yaitu Pocut Keling, Pocut
Sandang dan Pocut Muhammad. Pada masa pemerintahan Raja Muda, keadaan
negeri sangat kacau, Keadaan negeri yang kacau balau itu disebabkan ulah
seorang keturunan Arab bernama Jamaloialam yang berkuasa di Gampong Jawa.
Karena melihat raja muda yang tetap diam dengan perilaku kejam jamaloialam,
akhirnya pocut Muhammad turun tangan untuk mengusir jamaloialam. Dalam
upaya mewujudkan cita-citanya itu, Pocut Muhammad mencari dukungan
Pangulee Peunaroe alias Bentara Keumangan (seseorang yang dulunya
diselamatkan nyawanya oleh jamaloialam saat perang namun dalam kisah ini
bersedia membantu pocut Muhammad untuk melawan jamaloialam untuk
kebaikan rakyat aceh serta melawan kezaliman) serta Awe Geutah, Langsa dan
Pasi Puteh dari daerah timur. Mengetahui daerah kekuasaannya akan diserang,
Jamaloialam meminta bantuan dari Kuala Meulaboh, Sinagan, Bubon dan Ranto
Seumayam. Bahkan Jamaloialam meminta bantuan dari negeri Batak. Setelah
kedua belah pihak mempersiapkan pasukannya, perang pecah dengan dahsyatnya.
Setelah berperang dengan perjuangan penuh darah akhirnya peperangan pun
dimenangkan oleh Pasukan pocut Muhammad.

Tokoh
A. Antagonis B. Protagonis
 Jamaloialam  Raja Muda
 Kuala Meulaboh  Pocut Keling
 Sinagan  Pocut Sandang
 Bubon  Pocut Muhammad
 Ranto Seumayam  Awe Geutah
 Langsa
 Pasi Puteh.
 Bentara Keumanga
Amanat
Amanat yang terdapat dalam hikayat ini adalah untuk berperang melawan
kekafiran. Amanat ini merupakan amanat yang disampaikan secara eksplisit
(tersurat) oleh pengrang Hikayat pocut muhammad. Kepemimpinan jamaloialam
disaat itu bukan hanya sekedar merampas hasil alam tetapi masyarakat Aceh
menganggapnya juga sebagai bentuk penjajahan atas agama. Untuk itu Pocut
Muhammad dengan segenap tenaga berusaha mengusir jamaloialam meskipun
dulunya sudah diperingatkan oleh ayahnya untuk tidak mengganggu jamaloialam,
namun pocut Muhammad beranggapan bahwa melawan kekafiran serta
menyelamatkan nasib warga aceh lebih penting dari keinginan pribadi
keluarganya. Disisi lain ada tokoh yang bernama bentara keumangan yang tetap
memerangi kekafiran jamaloialam meskipun dulunya pernah diselamatkan oleh
jamaloialam. Keberanian tokoh bentara keumangan harus di apresiasi tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai