Anda di halaman 1dari 3

Memaknai Repeat Order

Sebagai pebisnis start up / pemula, terkadang kita berfokus pada penjualan pertama atas
barang yang kita tawarkan. Hal itu wajar, karena kita memang harus berusaha kerasa agar
dagangan kita laku di awal, atau dengan bahasa yang lain : agar kita bisa memiliki cashflow
untuk tetap survive. Atau lebih jauh dari hal itu, kita membutuhkan dana untuk modal
kerja berikutnya.
Diantara kita, jarang ada yang menyadari bagaimana suasana batin pembeli saat membeli
untuk pertama kali.

Waktu mereka membeli untuk pertama kali, berarti dia sedang mencoba untuk merasakan
produk kita. Dengan kata lain, pembeli masih mengukur, apakah uang yang dia keluarkan
sebanding dengan dia dapatkan? Apakah produk yang dia beli sesuai harapan yang ia
bayangkan? Apakah yang Anda janjikan seuai dengan kenyataan?

Jika ternyata produk yang kita jual ternyata tidak sesuai yang pembeli harapan, maka
pembeli tidak akan melakukan pembelian ulang atau repeat purchase. Kita sering
membahasakannya dengan bahasa repeat order.

Ketidak puasan terhadap produk juga dapat mendorong pembeli untuk melakukan
negative campaign terhadap produk kita. Ini lebih mengerikan lagi, kita mengubah
pembeli menjadi tim kampanye negatif yang akan terus menyudutkan produk kita.

Berbeda jika pembeli merasa puas dengan produk kita, pembeli akan sangat berbahagia
untuk melakukan pembelian berulang atas produk kita. Pembeli kemudian akan terus
melakukan pembelian sehingga ia berubah menjadi pelanggan. Dan disanalah harapan dari
sebuah bisnis : sebuah kontinuitas dari cashflow. Sebuah keberterusan dari pemasukan.

Dan lebih jauh dari itu, pembeli akan berubah menjadi pembela produk kita. Dari sekedar
market, seorang pembeli lalu berubah menjadi marketer.

*****

Maka, cobalah maknai pembelian ulang yang terjadi pada bisnis kita. Pembelian ulang
bermakna bahwa:

1. Pembeli merasa puas atas produk yang kita jual.

2. Pembeli bersepakat bahwa harga yang Anda tetapkan adalah sebanding dengan
apa yang ia dapatkan.

3. Pembeli merasa nyaman atas servis yang Anda tawarkan.

.
4. Pembeli memiliki kebutuhan yang kontinu atas barang yang Anda jual.

5. Bisnis Anda telah melewati tahap validasi value, atau dengan kata lain, nilai dari
produk Anda telah diakui oleh pasar. Buktinya mereka membeli terus menerus. Itu
bukti valid jikaproduk Anda benar.

*****

Dari pemaknaan diatas, Saya ingin mengajak Anda GELISAH, jika Anda tidak mengalami
pembelian ulang.

Saya ingin mengajak Anda GELISAH, jika Anda harus selalu mencari pelanggan baru terus
menerus.

Walau produk yang Anda jual relatif tidak untuk dibeli ulang – misalkan buku ensiklopedia
anak – , tetap Saja Anda harus berhati-hati pada negative campaign yang ada. Anda harus
pastikan orang puas pada produk Anda.

Mari kita cek produk kita hari ini, apakah pembelian ulang terjadi?

Selamat ber muhasabah…

Salam,

Rendy Saputra

Anda mungkin juga menyukai