Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIS DAN PEMASARAN

MANAJEMEN MARKETING DETEKSI DINI JANTUNG


RS “X”

Dibuat oleh:
Kelompok I
Akhlia Ayu ( 1606857425 )
Desmiarti ( 1506787393 )
Dicky Karundeng ( 1606945711 )
Eline Suryo ( 1606857721 )
Lely Puspita Andri ( 1606857980 )
Putu Octavianty ( 1606858200 )

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
JAKARTA
APRIL 2017
BAB I
PENDAHULUAN

Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan, melakukan perkembangan terhadap perusahaan dan untuk pencapaian tujuan
perusahaan dalam memperoleh laba atau keberlangsungan suatu perusahaan.
Perubahan dalam lingkungan pelayanan kesehatan menjadi lebih kompleks dengan
adanya globalisasi perdagangan dan perekonomian. Hal ini berdampak terhap bergesernya
kekuatan pasar dari produsen kepada konsumen. Pelayanan bergeser terhadap costumer
oriented, yaitu konsumen yang memegang kendali bisnis melalui kebutuhan, keinginan dan
harapan, dengan adanya perubahan mengenai pemasaran yang merupakan faktor penting untuk
mencapai suskse bagi perusahaan. maka konsep pemasaran (marketing) mutlak harus di
pertimbangkan
Keberhasilan suatu bisnis juga tidak terlepas dari kondisi pasar yang berkembang
dengan kompetisi yang sangat dinamis dengan munculnya program-program unggulan dan
strategis yang dimunculkan untuk dapat bertahan. Dalam kegiatan tersebut antara produk, harga,
saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan
pelanggan.
Dalam rangka mempertahankan kesehatan yang tidak ternilai harganya, diperlukan suatu
upaya pencegahan penyakit. Tindakan mendeteksi penyakit yang mungkin timbul merupakan
hal yang amat penting, karena tidak semua penyakit datang dengan gejala yang jelas dan
seringkali ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan kesehatan. Menyadari hal
tersebut , maka RS menyediakan pelayanan Medical Check Up (MCU) untuk mendeteksi dini
berbagai penyakit sehingga mencegah komplikasi yang dapat di timbulkan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/men/1980 pasal 3 ayat (2)
mewajibkan perusahaan untuk memeriksakan kesehatan pegawainya dalam satu tahun dilakukan
pemeriksaan satu kali yang di sebut dengan pemeriksaan kesehatan berkala.
Medical check up merupakan suatu kegiatan yang positif dan patut diselenggarakan
secara berkesinambungan dalam mengupayakan SDM yang sehat dan produktif sebagai asset
perusahaan. Hal ini dikarenakan kesehatan pekerja mempengaruhi produktivitas perusahaan dan
tentu berkaitan dengan keuntungan / laba perusahaan. dan juga merupakan pilar pencapaian misi
yang sudah di tetapkan. Karyawan juga manusia. Tentunya agar karyawan mampu menjalankan
fungsinya dengan optimal harus didukkung dengan kondisi kesehatan yang baik pula.
Medical check up perlu di tingkatkan dan dikembangkan melalui perencanaan strategis
yang unggul agar jumlah peserta MCU semakin meningkat sehingga mampu meningkatkan
pendapatan. Dalam rangka melakukan perencanaan strategi, berbagai faktor perlu diketahui
meliputi analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal, peluang serta ancaman

Manfaat yang diperoleh jika melakukan medical check up:


1. Menghemat biaya perusahaan
2. Melaksanakan peraturan pemerintah
3. Kinerja perusahaan menjadi optimal
4. Mengetahui penyakit lebih dini
5. Karyawan lebih nyaman dan terjamin
6. Meningkatkan loyalitas dan kepuasan karyawan terhadap perusahaan
7. Sebagai reimbursement sistem atau premi asuransi

Ada 3 jenis Paket Medical Check Up


1. Pre employment Medical Check Up ( Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja )
Bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan calon karyawan sesuai dengan kriteria
perusahaan, tidak mempunyai penyakit menular dan sesuai dengan pekerjaan yang akan
diterimanya. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ini dilakukan sebelum tenaga kerja
diterima bekerja atau pada saat proses recreuitment

2. Annual Medical Check Up ( Pemeriksaan Kesehatan Berkala )


bertujuan untuk mempertahankan derajat kesehatan karyawan setelah bekerja dan untuk
mengetahui kemungkinan-kemungkinan pengaruh dari pekerjaan terhadap kesehatan tenaga
kerja

3. Screeening or Specified Medical Check Up ( Pemeriksaan Kesehatan Khusus )


Bertujuan untuk menilai adanya pengaruh pekerjaan tertentu terhadap kesehatan karyawan.
Pemeriksaan kesehatan khusus juga dilakukan terhadap:
1. Karyawan yang telah mengalami kecelakaan atau mengalami penyakit yang
memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu
2. Karyawan yang berusia ddi atas 40 tahun atau tenaga kerja wanita, tenaga kerja cacat
dan tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu
3. Karyawan yang terduga mengalami gangguan kesehatan
4. Terdapat keluhan dari karyawan
5. Mutasi atau promosi karyawan ke posisi tertentu
6. Karyawan yang akan melakukan perjalanan tertentu
7. Karyawan yang akan melakukan pekerjaan tertentu atau khusus
8. Melacak penggunaan obat-obat narkotika
9. Mengetahui prevalensi penyakit menular di tempat kerja seperti HepatitiS
BAB II
MANAJEMEN MARKETING

2.1. Definisi Marketing


Masyarakat awam pada umumnya seringkali menyamakan pemasaran dengan penjualan.
Pandangan ini terlalu sempit karena penjualan hanya satu daribeberapa aspek yang ada pada
pemasaran. Pemasaran berusaha mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen pasar
sasarannya serta bagaimana memuaskan mereka melalui proses pertukaran dengan tetap
memperhatikan semua pihak dan tujuan yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Pengertian pemasaran (marketing) oleh para ahli dikemukakan berbeda-beda dalam
penyajian dan penekanannya, tetapi semua itu sebenarnya mempunyai pengertian yang hampir
sama antara satu dengan yang lainnya :
1. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007: 6) pengertian pemasaran adalah sebagai
berikut: “Suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
2. Menurut Miller dan Layton dalam Tjiptono (200: 2) pengertian pemasaran adalah sebagai
berikut: “Sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu
memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.
3. Peter Drucker seorang ahli manajemen terkemuka, mengatakan bahwa orang dapat
mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan
untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui
dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan
pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya
menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan
selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu (Kotler, 2007: 7).

Dari defenisi-defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya
melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan pihak lain, yang
diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya

2.2. Bauran Pemasaran


Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan tergantung
dari susunan strategi pemasaran yang ada di perusahaan tersebut. Setiap perusahaan
menggunakan sejumlah alat untuk mendapat respon dari konsumen terhadap kegiatan pemasaran
yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu alat yang digunakan perusahaan dalam menyusun
strategi pemasaran adalah dengan menggunakan bauran pemasaran
Menurut Lamb, dkk yang diterjemahlan Octarevia (2001: 55) bauran pemasaran adalah :
“Paduan strategi produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju”
Dengan demikian, dapatlah dijelaskan bahwa bauran pemasaran merupakan kombinasi
dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni :
a. Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan.
b. Harga (Price) Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau
jasa.
c. Saluran Distribusi (Place) Saluran pemasaran/saluran distribusi terdiri dari seperangkat
lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan
produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.
d. Promosi (Promotion) Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal
sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut (Saladin, 2003: 123).
Keempat unsur atau variabel marketing mix ini saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sehingga tidak ada satu pun
dari variabel tersebut yang dianggap paling penting, tetapi setiap variabel sama pentingnya dan
saling melengkapi.

2.3. Level Marketing


Sejumlah buku dan artikel tentang marketing terkini, khususnya tentang marketing era
baru, yakni era 3.0, dijelaskan bagaimana sejarah marketing bergulir. Marketing 1.0 adalah
marketing yang berfokus pada produk atau dengan istilah lain disebut "Product-Centric Era".
Kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan produsen, konsumen sedikit diabaikan
dan yang penting adalah bagaimana produsen membuat produk yang bagus dan laku dipasaran.
Setelah berakhir era marketing 1.0, segera kita mengenal Marketing 2.0. Era marketing ini
adalah marketing yang berfokus pada pelanggan, dengan istilah lain disebut "Customer-Centric
Era". Lebih maju dari marketing 1.0, di sini kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan
kemauan pelanggan.
Selain produk yang bagus juga memperhatikan aspek keinginan pasar yang ada.
Perkembangan terkini adalah Marketing 3.0 yaitu marketing yang berfokus pada kemanusiaan,
dan disebut dengan "Human-Centric Era". Kegiatan marketing produk bukan yang utama lagi,
karena disini pelaku bisnis justru lebih menonjolkan aktifitas kemanusiaannya, dengan berbagai
kegiatan sosial maupun pelestarian lingkungan hidup.
Dalam marketing 3.0 ini, ada tiga kekuatan yang ada di dalamnya, yaitu : digitalization,
globalization and futurization. Digitalization, saat ini kita hidup dalam era teknologi digital yang
tak terbatas. Banyak hal saat ini yang dijalankan secara digital dan hanya dengan memencet satu
atau beberapa tombol tertentu. Satu tombol "klik" saja, kita bias jadi telah melakukan sebuah
perubahan yang signifikan. Munculnya fenomena "blog" juga, orang dengan bebas dan penuh
ekspresi menulis dan mengkomunikasikan apa saja yang menjadi isi kepalanya. Termasuk di
dalam dunia maya ini, sejumlah upaya transaksi dan jual beli bisa dilakukan. Faktanya, ada
sekitar 1.2 juta posting blog disetiap harinya atau 50 ribu blog terupdate tiap jamnya. Hal kedua
adalah globalization, kalau jaman dulu globalisasi identik dengan anggapan dunia yang kecil
"Smaller World" di mana kita bisa tahu apapun yang terjadi di belahan bumi lain dengan akses
informasi yang begitu terbuka. Maka saat ini globalisasi lebih diartikan sebagai "Flat World"
dengan anggapan bahwa setiap individu dengan satu PC, sehingga setiap orang memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi leader. Faktor yang jelas yang mempengaruhi globalisasi
model baru ini adalah "social culture" dan "political legal". Hal ketiga adalah futurization, saat
ini di samping menjadi "yang berbeda" juga diperlukan kreatifitas yang tinggi. Market, sebagai
sasaran dalam bisnis sudah begitu cerdas untuk bisa menilai produk yang kita buat.
Dalam konsep Marketing 3.0 menurut Hermawan Kertajaya, ada 10 kredo yang
seharusnya dilakukan marketer agar mereknya bisa berkelanjutan di era New Wave, era serba
transparan dan horisontal ini. Ke-10 kredo itu adalah :
1. Cintai pelanggan dan hormati pesaing
2. Tanggaplah pada perubahan dan siaplah untuk berubah
3. Jaga reputasi dan pastikan siapa diri anda sebenarnya
4. Pelanggan sangat beragam, sasarlah pelanggan yang mendapatkan manfaat paling banyak
5. Selalu tawarkan paket yang bagus dengan harga wajar
6. Pastikan bahwa anda selalu ada untuk pelanggan dan sebarkan berita baik
7. Raih pelanggan, pertahankan dan kembangkan mereka
8. Apapun bisnisnya, akan selalu menjadi bisnis pelayanan
9. Selalu sempurnakan kualitas, harga dan deliveri
10. Kumpulkan informasi yang relevan dan gunakan kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan

Keuntungan Lembaga Kemanusiaan Bagi lembaga kemanusiaan, atau organisasi sosial


kemanusiaan, perkembangan marketing seperti saat ini yang menjadi trend marketing 3.0, jelas
sangat teruntungkan. Dengan semakin kuatnya dorongan kepedulian perusahaan-perusahaan
serta korporasi jelas menambah terbukanya peluang kerjasama dengan mereka. Lembaga
kemanusiaan juga semakin berperan penting, mengingat core aktivitas perusahaan sendiri rata-
rata bukan di dunia social kemanusiaan. Perusahaan yang ada umumnya akan tetap focus pada
bisnis mereka masing-masing dan dalam implementasi social kemanusiaan perusahaan dengan
sendirinya akan menggandeng sejumlah lembaga yang memang core aktivitasnya di sana. Selain
itu, dengan pengalaman dan legal formal yang dimiliki, lembag kemanusiaan yang ada dengan
sendirinya akan lebih mudah dan tentu saja bisa focus dalam menangani sejumlah urusan social
yang menjadi bagian dari kepedulian perusahaan.
Kini secara umum permasalahan kepedulian perusahaan dituangkan dalam wujud CSR
(corporate social responsibility) yang tidak lain merupakan implementasi model marketing 3.0.
Dengan perkembangan ini, sinergi corporate dengan lembaga kemanusiaan dipastikan akan
semakin meningkat dan tentu saja secara kapasitas masyarakat yang dibantu-pun dengan
sendirinya bertambah jumlah maupun kualitasnya. Tinggal bagaimana selanjutnya sinergi ini
mampu melahirkan program-program yang semakin tajam dan berkualitas dalam mendorong
usaha-usaha perbaikan kualitas hidup masyarakat, terutama mereka yang secara ekonomi berada
dibawah garis kemiskinan. Program-program yang digulirkan juga sebaiknya selain mengandung
unsure pemberdayaan, saat yang sama pula harus memiliki konsep sustainability. Artinya
program-program sinergi yang ada bukan justru lebih banyak untuk charity, melainkan bersifat
empowerment
BAB III
MARKETING MEDICAL CHECK UP RS “X”
(DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG)

3.1 Level Marketing Produk


Berdasarkan analisa situasi rumah sakit saat ini , bahwa RS X pada posisi growth
sehingga perlu adanya peningkatan layanan unggulan . Salah satu produk layanan unggulan yang
diharapkan mampu ditangkap pelanggan RS X adalah Medical Check Up Jantung (deteksi dini
Jantung). Dengan membidik pangsa pasar middle class sebagai sasaran. Karena selama ini
pengguna layanan ini ada high class consumen. Dalam mencapai harapan tersebut RS X harus
menerapkan sistim marketing yang baik. Sistim marketing yang bisa digunakan RS X meliputi
level 1.0, level 2.0 dan level 3.0

3.1.1 Marketing 1.0

Marketing 1.0 mengandalkan rational intelligence. Produk bagus, harga terjangkau.


Konsumen memilih produk berdasarkan tinggi rendahnya harga yang ditawarkan produsen.
Level pemasaran bersifat intelektual dengan menggunakan perangkat ampuh seperti marketing
mix, branding, positioning, dan sebagainya sehingga konsumen sangat mudah untuk berpindah.

Marketing 1.0

Marketing1.0
Product-centric marketing
Objektif Perusahaan Menjual produk
Pemicu Arus Pergerakan Industrial Revolution
Bagaimana Perusahaan Melihat Mass buyers dengan kebutuhan fisik
Konsumen
Kunci Konsep Pemasaran Pengembangan produk
Panduan Pemasaran Perusahaan Spesifikasi produk
Nilai yang Dijual perusahaan Fungsional
Interaksi dengan Konsumen Transaksional yang bersifat top-down (One to
Many)
Paket Medical Check Up Deteksi Dini Jantung yang di tawarkan RS “X”

1. Segi Obyektivitas Perusahaan


Berdasarkan paket yang ditawarkan RS “X” menjabarkan kemampuannya untuk
melakukan medical check up dengan rincian pemeriksaan yang lengkap di tambah dengan
kemampuannya untuk melakukan USG Carotis L & R, Echo jantung dan pemeriksaan
laboratorium lengkap. Rumah sakit mengharapkan dengan menawarkan layanan paket yang
lengkap mampu memberikan nilai jual yang tinggi untuk menarik konsumen melakukan
pemeriksaan kesehatan deteksi dini jantung di RS “X”. Hal ini sesusai dengan konsep
marketing 1.0 yang menekan pada rational intelegencia dengan layanan pemeriksaan
lengkap akan menghasilkan pemeriksaan yang lebih akurat.

2. Segi Pemicu Arus Pergerakan


RS “X” berevolusi menjadi rumah sakit yang tidak sekedar menyediakan layanan pengobatan
(kuratif) tetapi juga fokus terhadap layanan pencegahan (preventif). Harapan RS terhadap
layanan paket deteksi dini ini mampu menjangkau daya beli masyarakat level menengah
(middle class), dengan demikian pemeriksaan deteksi dini yang dilakukan di luar negeri
dapat dilakukan cukup di dalam negeri. Salah satunya melalui layanan deteksi dini yang di
sediakan di RS “X”

3. Persepsi RS terhadap daya beli masyarakat


Dengan lengkapnya layanan yang ditawarkan ditunjang dengan tarif yang sesuai, RS “X”
berkeinginan untuk menarik konsumen middle class yang sangat memperhatikan kesehatan
terutama kesehatan jantung, yang dianggap crucial untuk dijaga kondisinya. Sehingga
dengan tarif yang ditawarkan konsumen akan berkeinginan untuk membeli layanan deteksi
dini jantung yang ditawarkan.

4. Kunci konsep Pemasaran


RS “X” melalui website-nya memasukkan layanan paket deteksi dini jantung sebagai layanan
unggulan dengan tujuan pengembangan produk rumah sakit secara global untuk
meningkatkan pendapatan rumah sakit. Sasaranya adalah meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang pentingnya deteksi dini jantung sehingga manfaat layanan ini
berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup konsumen.

5. Panduan Pemasaran Perusahaan


RS “X” dengan jelas menampilkan kelengkapan paket deteksi dini jantung secara spesifik
sehingga konsumen memahami layanan yang ditawarkan dan tertarik untuk membeli produk.

6. Nilai yang di jual Rumah Sakit


RS “X“ menekankan dengan melakukan deteksi dini jantung dapat menurunkan angka
kejadian penyakit jantung terutama serangan jantung

7. Interaksi dengan Konsumen


Rumah sakit “X” menerapkan produk lengkap dan harga terjangkau, hal ini bersesuaian
dengan prinsip transaksional top down (one to many). Dalam ini rumah sakit “X”
berpedoman pada prinsip bahwa konsumen memilih produk berdasarkan tinggi rendahnya
harga yang ditawarkan serta kualitas produk yang ada. Pada level ini konsumen sangat
berisiko untuk berpindah

3.1.2. Marketing 2.0

Marketing 2.0 ditandai oleh emotional marketing yang mengandalkan emotional


intelligence. Sentuhlah hati customer. Produk yang ditawarkan lebih mahal dibanding yang lain,
tetapi produk tetap dipilih konsumen karena banyak konsumen sudah memiliki ikatan emosional
dengan produk yang ditawarkan. Marketing 2.0 sudah berkembang luas dan menjadi buzzword
marketing yang populer, seperti: customer relationship management, experiental marketing,
emotional marketing, dan sebagainya.

Marketing 2.0
Objectives : Satisfy and Retain the Consumers
Enabling Forces : Information Technologies
How companies sees the product : smarter consumers with mind and heart
Key Marketing Concept : Differentiation
Company Marketing Guidelines : Corporate and Product Positioning
Value propositions : Functional, emotional
Interaction with consumers : One to one relationship

Marketing 2.0 dapat dilaksanakan dengan memperhatikan Pola Konsumen masa kini yaitu:
Aware, Appeal, Ask, Act, and Advocate (Kartajaya, 2015)

1. Aware
Pada tahap ini pelanggan bersifat pasif, dimana pelanggan baru melihat dan mendengar
keberadaan suatu merk.

2. Appeal
Merupakan tahapan dimana kelebihan/keunggulan produk ditonjolkan sehingga para
pelanggan seringkali secara tidak sadar menyusun suatu daftar berisi merk-merk yang
membuat mereka penasaran dan menggugah mereka untuk informasi lebih lanjut. Oleh
karena itu penting untuk menarik minat pelanggan lebih jauh dengan memperhatikan
Positioning-Differentiation-Brand

3. Ask
Tahapan dimana pelanggan sudah menggugah sikap dari pasif menjadi aktif yaitu dengan
menanyakan produk yang menarik minat mereka. Pertanyaan ini harus ditanggapi dengan
antusias karena menjadi tahap penting karena keputusan pembelian ditentukan dari jawaban
yang didapatkan.

4. Act
Yaitu tahap pertemuan antara pelanggan dan merk terjadi. Tahap ini dari semua tahap adalah
tahapan yang terpentin karena pengalaman yang didapat oleh pelanggan akan menentukan
tindakannya di masa mendatang. Apabila produk tidak sesuai dengan harapan pelanggan
maka akan terjadi komplain. Penanganan akan komplain juga akan menimbulkan kesan pada
pelanggan. Penanganan komplain yang baik akan menimbulkan interaksi lebih lanjut dengan
pelanggan sehingga dapat menimbulkan kesan yang baik maupun buruk.

5. Advocate
Bila puas dengan suatu produk, maka akan memberikan dampak positif pada suatu merk,
yang akan menimbulkan loyalitas pelanggan, sehingga pelanggan dapat membeli produk
tersebut kembali, dan merekomendasikannya kepada orang lain (advokasi) dan bahkan
loyalitas tertinggi yaitu bila pelanggan bersedia membela produk apabila mendapatkan
serangan dari pihak lain.

Medical Check Up Kesehatan Jantung (Marketing 2.0)


Marketing 2.0 dilaksanakan dengan memperhatikan Pola Konsumen masa kini yaitu:
Aware  Appeal Ask Act Advocate

Aware
Company Marketing Guidelines: Corporate and Product Positioning
a. Corporate/Brand Positioning
 Rumah Sakit merupakan rumah sakit swasta tipe B dengan kapasitas tempat tidur yang
cukup banyak dan letak strategis. Rumah Sakit terletak di Jakarta Barat dengan kapasitas
perekonomian yang masih cukup baik untuk menjaring pasien dengan pembiayaan
pribadi
 Rumah Sakit telah bekerjasama dengan banyak asuransi kesehatan swasta dan BPJS
Ketenagakerjaan
 Rumah Sakit telah menjalin jejaring dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat untuk
penanganan Penyakit Jantung Koroner dan akan segera menjadi Provider BPJS
Kesehatan.
 Fasilitas untuk penanganan Kegawatdaruratan Penyakit Jantung cukup baik, sesuai
dengan tipe B, dan dengan ketersediaan ICCU dan laboratorium kateterisasi
 Sumber Daya Manusia tersedia yaitu dokter spesialis Jantung Intervensi dan Bedah
Torako Kardio Vaskular serta tenaga perawat terlatih pada ICCU dan Laboratorium
Kateterisasi

b. Product Positioning
 Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular
(63% dari seluruh kematian) dan lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh
Penyakit Tidak Menular terjadi sebelum usia 60 tahun. Secara global penyebab kematian
nomor 1 untuk Penyakit Tidak Menular adalah Penyakit Kardiovaskular (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014)
 Karena tingkat kematian yang disebabkan oleh Penyakit Kardiovaskular, maka rumah
sakit membuat Medical Check Up Kesehatan Jantung karena penting untuk dilakukan
pengenalan sejak dini gejala penyakit jantung sehingga risiko terserang penyakit
berbahaya ini dapat ditekan
 Layanan Kardiovaskular merupakan layanan unggulan dikarenakan tersedianya fasilitas
penunjang, perawatan intensif dan SDM.
 Awareness masyarakat yang tinggi akan penyakit jantung sebagai penyebab kematian
yang tertinggi menyebabkan animo masyarakat untuk memeriksakan kesehatan jantung.
How companies sees the product: Smarter Consumers with Mind and Heart
Awareness:
 Masyarakat di Jakarta Barat dapat dengan mudah mendapatkan informasi karena tinggal
di ibukota, sehingga awareness akan pentingnya deteksi dini penyakit jantung cukup baik
 Untuk lebih meningkatkan awareness masyarakat akan pelayanan rumah sakit: dilakukan
kegiatan health talk/penyuluhan tentang penyakit kardiovaskular di media seperti TV,
radio, dan kegiatan-kegiatan di komunitas sekitar rumah sakit
 Pengenalan Medical Check Up melalui Website Rumah Sakit, Media Sosial (Facebook,
dan media sosial lainnya)

Enabling Forces: Information Technologies


Awareness:
 Pengenalan Medical Check Up melalui Website Rumah Sakit, Media Sosial (Facebook,
dan media sosial lainnya)
 Mengumpulkan data dari sistem informasi rumah sakit untuk mendapat target segmen
pasien berusia diatas 40 tahun yang pernah berobat di rumah sakit dengan mengirimkan
email blast mengenai produk medical check up.

Appeal:
 Menampilkan keunggulan produk dari segi harga dan fasilitas medical check up lounge
melalui website dan media sosial, maupun saat konfirmasi appointment melalui
whatsapp.

Ask:
 Pelayanan informasi dari calon konsumen yang bertanya mengenai produk lewat
Whatsapp maupun online chat untuk memudahkan akses selain lewat telepon.

Key Marketing Concept: Differentiation


Appeal:
 Menampilkan beberapa jenis paket dengan harga dan jenis pemeriksaan yang berbeda-
beda untuk medical check up kesehatan jantung
 Menampilkan medical check up pemeriksaan penunjang saja seperti Laboratorium yang
dapat diambil di rumah dan pemeriksaan penunjang CT Cardiac saja dengan
mendapatkan 1 kali konsultasi gratis untuk pemeriksaan CT Cardiac.

Diferensiasi paket MCU A


1. EKG
2. Pemeriksaan Dokter Umum
3. Rontgen Thorax
4. Lab: Darah Lengkap, GDS, Ureum/Creatinin

Diferensiasi paket MCU B:


1. EKG
2. Echocardiografi
3. Pemeriksaan Dokter Spesialis Jantung
4. Pemeriksaan Rontgen Thorax

Diferensiasi paket MCU CT Cardiac


 Pemeriksaan CT Cardiac
Gratis 1 kali konsultasi ke dokter SpJP

Objectives: Satisfy and Retain the Consumers


Interaction with consumers: One to One Relationship
Act: yaitu pada saat konsumen datang dan memutuskan untuk melakukan Medical Check Up
Kesehatan Jantung di rumah sakit.

Pelayanan kepada pasien yang telah datang untuk Medical Check Up dilakukan dengan:
a. Curb Service Policies
Artinya apabila memungkinkan maka kita perlu menyesuaikan pelayanan dengan kondisi
yang dihadapi pelanggan dan jangan terpaku hanya pada kebijakan perusahaan

b. Add Extra Miles


Berupaya untuk selalu berusaha lebih baik agar dapat meninggalkan kesan yang baik
pada pelanggan yang bisa dilakukan dengan cara: menyampaikan pelayanan dengan lebih
baik lagi dan dengan berinteraksi lebih baik dan mendalam dengan pelanggan

c. Recognise Individual Preferences


Berupaya untuk mengenali preferensi yang dimiliki masing-masing pelanggan yaitu
dengan berupaya untuk memahami kondisi yang dihadapi pelanggan

d. Empower Customer
Yaitu dengan mengajak keterlibatan pelanggan dalam proses pelayanan yang bertujuan
agar kita dapat lebih dalam memahami kondisi pelanggan pada titik-titik krusial dalam
pelayanan sekaligus membuat pelanggan merasa dekat dengan Marketeers dalam proses
pelayanan ini, yaitu:
o Dilakukan konsultasi mengenai Medical Check Up yang akan diambil oleh dokter
medical check up untuk memutuskan apakah paket yang akan diambil sudah tepat
dengan kondisi kesehatan
o Melakukan Service dengan mengutamakan preferensi individual, dengan
melakukan service sebaik-baiknya dengan mengurangi waktu tunggu dan
mempersingkat proses pendaftaran yang tidak diperlukan.
o Hasil Medical Check Up yang dapat ditunggu (diselesaikan pada hari yang sama)
o Pemeriksaan dilakukan sesuai preferensi pasien, misalnya memungkinkan untuk
pemeriksaan tertentu ditunda di lain hari.

Pengalaman Medical Check Up yang menimbulkan kesan pada customer akan membuat
customer merekomendasikan Medical Check Up tersebut ke orang lain (Advocate)
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kompasiana.com/nsudiana/marketing-3-0-dan-lembaga
kemanusiaan_55008e43a33311be0b50fb8d
2. Kartajaya, H, 2015. Marketing in Challenging Times. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
3. Kotler, P., Kartajaya, H. and Setiawan, I., 2010. Marketing 3.0: From products to
customers to the human spirit. John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai