Bismillahirrohmaanirrohim
Assalamu’alaikum ...
Alhamdulillahirobbil’alamin Puji serta Syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas karunia-Nya dan Rahmat-Nya kita di berikan kemudahan untuk
sampai di blok 16-Kardiovaskuler di semester 6 ini (sisa 8 blok lagi ya). PJ blok kita
di blok 16 ini adalah dr.Fitria Nurul, Sp.PD nih semoga di blok 16 kita semua
diberikan banyak kemudahan ya mengerjakan soal-soal mcq nya, gak di kasih
yang susah tapi di kasih sesuai kemampuan kita dan pokoknya di lancarkan sampai
akhir blok nanti, mcq nya, osce, responsi semuanya, Aamiin ya Rabbal’alamin.
Kami dari seluruh TIM MISC HIPPOCAMPUS juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada teman2 PD2012 yang selalu setia menanti terbitnya misc.
Mohon maaf karena baru minggu ke-3 ini baru terbit (di maafkan ya? :) ). Bagi
teman2 yang mempunyai saran dan komentar silahkan langsung di sampaikan
saja ke @hippocaMISC atau langsung hubungi tim misc nya langsung.
Cukup Sekian prakata dari kami semoga menjadi awal yang baik di blok 16 ini,
tidak lupa juga SEMANGAT BUAT PD2012 YANG SUDAH MULAI MENJADI
PEJUANG KTI dari sekarang, semoga cepet2 sidang ya :),, selamat belajar dan
sukses untuk kita semua. Aamiin....
Wassalamu’alaikum ...
Oksigenasi dan Pengaturan Pernapasan
Sistem respirasi terdiri dari cavum nasal (rongga hidung), pharynk, larynk, trakhea,
bronkhus, bronkhioli, bronkhioli terminalis, bronkhioli respiratorius, duktus alveoli dan
alveoli pada paru-paru.
Fungsi utama sistem respirasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen jaringan tubuh dan
membuang karbondioksida sebagai hasil metabolisme yang tidak dimanfaatkan lagi serta
berperan dalam menjaga keseimbangan asam dan basa.
Saat udara melewati jalan napas maka terjadi penghangatan oleh dinding mukosa yang
banyak mengandung kapiler, humidifikasi (pelembaban) dan filterisasi (penyaringan) oleh
bulu hidung, mukus dan silia.
Mikroorganisme patogen yang masuk bersama udara dan tidak tersaring pada jalan napas
akan berakhir pada alveoli dan dibasmi oleh makrofag alveoli.
VENTILASI
Fleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi. Fleksibilitas paru dijaga oleh
surfaktan. Surfaktan merupakan campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori
alveoli pada bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan
alveolus yang disebabkan karena daya tarik menarik molekul air & mencegah kolaps alveoli
dengan cara membentuk lapisan monomolekuler antara lapisan cairan dan udara.
Energi yang diperlukan untuk ventilasi adalah 2 – 3% energi total yang dibentuk oleh tubuh.
Kebutuhan energi ini akan meningkat saat olah raga berat, bisa mencapai 25 kali lipat.
Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi dalam pernapasan
normal.
IRV (volume cadangan inspirasi) adalah volume udara yang masih bisa dihirup paru-paru
setelah inspirasi normal.
ERV (volume cadangan ekspirasi) adalah volume udara yang masih bisa diekshalasi setelah
ekspirasi normal.
RV (volume sisa) adalah volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi
kuat.
Alveolus
Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang sangat tipis
dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron.
Di dalamnya terdapat jalinan kapiler yang sangat banyak dengan diameter 8 angstrom.
Paru2 di dalam sekitar 300 juta alveoli dan bila dibentangkan dindingnya maka luasnya
mencapai 270 m2 pada orang dewasa normal.
Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan.
Saat inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi
karbondioksida akan dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer.
Proses pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan
karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru.
Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit untuk setiap perbedaan
tekanan sebesar 1 mmHg disebut dengan kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam
keadaan istirahat sekitar 230 ml/menit.
Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi ini juga meningkat karena jumlah kapiler
aktif meningkat disertai dilatasi kapiler yang menyebabkan luas permukaan membran
difusi meningkat.
Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat adalah 400-450 ml/menit.
Saat bekerja meningkat menjadi 1200-1500 ml/menit.
Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang
membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme
ke kapiler paru.
Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan.Difusi gas pada sel/jaringan terjadi
karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam
sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih
tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme.
Pengaturan Oksigenasi
Sistem respirasi diatur oleh pusat pernapasan pada otak yaitu medula oblongata. Pusat napas
terdiri dari daerah berirama medulla (medulla rithmicity) dan pons. Daerah berirama medula terdiri
dari area inspirasi dan ekspirasi. Sedangkan pons terdiri dari pneumotaxic area dan apneustic area.
Pneumotaxic area menginhibisi sirkuit inspirasi dan meningkatkan irama respirasi. Sedangkan
apneustic area mengeksitasi sirkuit inspirasi.
Daerah berirama medula mempertahankan irama napas I : E = 2” : 3”. Stimulasi neuron inspirasi
menyebabkan osilasi pada sirkuit inspirasi selama 2” dan inhibisi pada neuron ekspirasi kemudian
terjadi kelelahan sehingga berhenti. Setelah inhibisi hilang kemudian sirkuit ekspirasi berosilasi
selama 3” dan terjadi inhibisi pada sirkuit inspirasi. Setelah itu terjadi kelelahan dan berhenti dan
terus menerus terjadi sehingga tercipta pernapasan yang ritmis.
Kemudian dari bronchiolus terminalis berlanjut menjadi bronchus respiratory, ductus alveolar,
saccus alveolar, alveolus. Bagian dari bronchialus terminalis sampai alveolus disebut acinus.
Airway resistance merupakan hasil pembagian perbedaan tekanan perjalanan aliran udara dengan
volumetric aliran udara. Untuk perbedaan tekanan perjalanan aliran udara sendiri merupakan hasil
pengurangan dari tekanan atmosfir dengan tekanan alveolar.
Nilai normal
Nilai normal airway resistance diukur dengan pletismograf tubuh
Airway resistance = 0.05-1.5 cm H20/L/detik (dewasa)
Airway resistance sangat penting untuk menentukan fungsi pernafasan seseorang seperti halnya
recoil dan compliance untuk menentukan fungsi paru.
1 = FVC
AwR
Dengan FVC (Forced Vital Capacity) merupakan kapasitas vital yang dipaksakan.
Penurunan resistensi ini juga terjadi ketika seseorang batuk. Karena reflex pertahanan
tubuh terhadap benda asing baik itu zat iritan (debu, asap rokok) atau mikroorganisme.
2. Regulasi Nervus
1. Impuls saraf simpatis menyebabkan relaksasi otot sirkuler sehingga napas menjadi lega
2. Impuls saraf parasimpatis menyebabkan penyembitan/konstriksi otot polos saluran napas
sehingga resistensi jalan nafas meningkat
“Menuntut ilmu memang tidak sebatas sekolah atau kuliah. Namun, apakah dengan tidak berangkat
kuliah dirumah engkau belajar???” (el-Che)
Paru-paru mempunya sedikit serabut saraf parasimpatis tetapi banyak terdapat serabut
saraf parasimpatis (nervus vagus)
Sekresi asetilkolin dari saraf parasimpatis di dalam resistensi airway distimulasi oleh :
Iritasi saluran pernafasan (infeksi, debu, rokok, gas)
mikroemboli (arteri pulmonari)
3. Faktor kimia
Beberapa obat dan bahan kimiia mempengaruhi oto polos bronchial oleh stimulasi ganglia otonom
tetapi beberapa memiliki efek langsung
Isopropylarterenol, epinefrin, norepinefrin merangsang lokasi reseptor serabut simpatis
postganglion bronkhodilatasi
Asetilkolin lokasi reseptor parasimpatis bronkhokonstriksi
Hormonal
Epinefrin (adrenalin)
β adrenergik reseptor
Dilatasi bronchiolus
Faktor kimia setempat
Alergi, iritasi, infeksi
Sel mast
Histamin, SRSA
Konstriksi bronchioles
Perjalanan Refleks :
1. Adanya rangsangan yang menstimulasi reseptor, menimbulkan potensial aksi (melebihi ambang)
akan akan berlanjut diteruskan oleh serabut saraf afferent.
2. Serabut afferent meneruskan impuls ke system saraf pusat (otak)
3. Otak akan memproses impuls yang datang. Apakah di teruskan apa tidak diteruskan. Jika diterukan
apakah bersifat sensorik atau motoric, atau keduanya.
4. Kemudian diteruskan melalui serabut saraf efektor
5. Efektor yang beraksi memberikan reflex yang cepat dan singkat.
“Dengan menulis, engkau kan hidup bertahun-tahun meskipun tanah telah menutup ragamu”
(el-Che)
Inilah table berbagai reseptor, lokasi reseptor tersebut berada dan saraf penghantarnya. Ada
yang cepat, lambat, bermyealin maupun tidak bermyelin. Silahkan bisa dilihat pada table
dibawah ini.
PUSAT BATUK
Pusat batuk berada di medulla oblongata (batang otak) yang dekat dengan pusat
respirasi. Pada pusat batuk inilah yang terkadang bisa menimbulkan muntah jika batuk
berlebihan karena letak pusat refleknya yang berdekatan.
Reseptor di Medulla Oblongata yaitu :
- Opioid reseptor
- 5-hydroxytryptamine reseptor (5HT1A)
- GABA reseptor
- NMDA antagonist (N-metyl D aspartate)
Ada beberapa zat yang sensitive bila dijadikan antitusif contohnya codein.
Gambar diatas merupakan trachea yang terjadi ketika batuk dan bernafas normal. Ada 3
perubahan trachea dan udara saat batuk yaitu :
1. Penyempitan lumen trachea yang normalnya 14 mm menjadi lebih kecil dari itu. Luas lumen trachea
juga menyempit menjadi 0,25 cm2, yang normlanya 1,5 cm2
2. Volume aliran udara menjadi naik dari 1 L/detik menjadi 7 L/detik
3. Kecepatan linear aliran udara menjadi 28.000 cm/detik dari normalnya 667 cm/detik. Kecepatan ini
ditingkatkan untuk mengeluarkan zat iritan maupun mirkoorganisme yang menggangu saluran
pernafasan.
Stimulus batuk
Mekanisme yang menstimulus terjadinya batuk adalah
- Sekresi abnormal pada saluran respiratori
- Edema atau ulserasi pada membrane mukosa respirasi
- Iritasi yang disebabkan oleh benda asing
- Tekanan dari luar saluran respirasi (tumor mediastinal, aortic aneurisma, dan Hodgkin
disease)
- Tekanan dari saraf laryngeal
- Iritasi pada permukaan pleura (efusi pleura)
Stimulasi akan merilis zat P (SP), kalsitonin gen related peptide (CGRP) dan neurokinin A (NKA),
dan serat-serat C- sensorik. Zat- zat ini menghasilkan peradangan neurogenic yang kemudian
berinteraksi dengan dinding pembuluh darah emnghasilkan dilatasi, ekstravasasi plasma, dan
peradangan steril.
Inflamasi neurogenic bisa melepaskan berbagai senyawa peradangan dan muncul proses di
bawah ini:
- Vasodilatasi
- Eksudasi plasma
- Edema kerusakan epitel
- Sekresi kelenjar submukosa
- Kontraksi otot polos
- Batuk
Nih, ada asbak baru untuk perokok. Asbak dengan bentuk paru-paru
dan trachea. Semakin banyak ANDA merokok maka semakin banyak
pula ANDA mengotori paru. Seperti terlihat di asbak tersebut.
REFERENSI:
1. A synopsis of otolaryngology. Simpson, J.F.,Robin, I.G.,
Ballantyne,J.C. & Grove, J.
2. Fundamentals of otolaryngology. A textbook of ear, nose
and throat disease. Boies,L.R., Hilger,J.A. and Priest,R.E.
3. Becker W., Naumann H.H., Pfaltz C.R. 1993. Ear, Nose,
and Throat Disease.
4. Baley’s Head & Neck Surgery. Otolaryngology. 2006; 2014
Bagian-bagian faring:
a. Posterior cavum nasi faring setinggi hidung( epifaring/ nasofaring) sampai palatum
molle.
b. Setinnggi cavum oris orofaring.
c. Setinggi laringlaringofaring. Kata dokter kalau faring di depan supaya tidak
mengganggu.estetika.
Seseorang yng sering menderita tonsillitis terjadi resistensi insulin sehingga tubuh
tidak dapat menggunakan insulin secara maksimal dapat timbul DM, jika di anak-anak;
hiperaktif, di saraf ada penurunan kognitif.
Jika tonsil membesar akibatnya ada mikroorganisme yang menumpuk dan yang
dikhawatirkan jika terdapat sterptococus beta hemolitikus yang berhubungan dengan
glomerulonephritis akut dapat sampe kronik dan akhirnya menimbulkan renal failure. Ada
pasien dokter yang tonsilnya membesar dengan infeksi kambuhan tapi tidak diangkat
akhirnya menjadi GNA.
Trauma yang paling sering terjadi di palatum mole biasanya anak-anak bermain pensil
dimulut menyebabkan robeknya palatum mole penanganan dengan dijahit tapi agak
rumit, dan yang tak kalah sering trauma karena trauma duri ikan biasanya terjadi pada
remaja.
3. Infeksi
Infeksi dapat dimulai dari torus tubarius, nasofaring, orofaring dan laringofaring, paling
sering dari cabut gigi mulut penuh kuman ludah membilas kuman dibawa ke tonsil di
Tonsil ada kripte-kripte kuman tersangkut di kripte infeksi, kalau di orofaring
(faringitis spesifik misalnyaTB dan non spesifik misalnya pneumococus dan stafilococus)).
4. Neoplasma
Neoplasma paling sering di daerah tenggorok di nasofaring di torus tubarius karena ada
perubahan epitel secara histologi. Kalau di hidung ada columna komple dan di nasofaring
jadi squamosa. Dari penelitian, daerah perubahan epitel dibentuk oleh mikrofilamen yang
sangat lemah, akibatnya epitel transisional mudah dimasuki oleh mikroorganisme dan yang
paling ganas adalah Epstein-Barr virus dan Human papilloma virus.
a. Epstein-Barr virus mempunyai protein yaitu capsid protein dan nuclear protein. Protein
dapat dideteksi dengan capsid esptein barr virus antigen, nuclear epstain barr antigen(
EBNA). EBNA1 dan EBNA2 merusak protein P53 yang berperan dalam apoptosis
(program kematian sel secara histologi), protein P53 dirusak sehingga apoptosis tidak
terjadi sel epitel tua tidak mati dan terus tumbuh epitel muda sehingga terjadi
pertumbuhan berlebih neoplasma
b. HNP memiliki protein: protein LATE 1 dan LATE 2 dan E 1-E8, protein E6 merusak P53
sehingga terjadi hiperpoliferasi berlebihan dan E7 merusak protein
retinoblastoma(pertama ditemukan di sel tumor retina). Didalam tubuh ada proses
apoptosis. Dan yang mengatur proses poliferasi adalah protein retinoblastoma maka
jika E7 merusak protein, proses pengendalian poliferasi tidak ada, munculah hiperpoli
ferasi. Di tumor nasofaring juga ditemukan HPV.
5. Kelainan lain adalah Kerusakan saraf daerah faring,
dipalatum molle dapat terjadi parese NIX dan N. X yang mengakibatkan tidak dapat
kontraksi, saat menelan palatum tertutup, jika ada parese sebagian naik ke atas dan
sebagian makanan dapat keluarakhirnya epiglottis juga mengalami parese faring tidak
bias menutup makanan masuk ke saluran nafas.
6. Korpus alienum
paling sering terjadi anak-anak maka dapat dilakukan endoskopi.
Kemarin yang di bahas ada pada bagian atas supaya kita lebih mudah mempelajari materi ini. Kata
dr Bambang yang lebih lengkap bisa di baca sendiri di bawah ini…
FISIOLOGI FARINGS
1. PROTEKSI oleh Ring Waldeyer. Ring Waldeyer merupakan jaringan limfosit, berupa
tonsila palatina, tonsila lingualis di pangkal lidah dan tonsila faringea, semuanya berisi
limfosit, yaitu limfosit T dan limfosit B di mana limfosit B befungsi untuk menghasilkan
antibodi.
Formasi limfosit
Formasi antibody
Reaksi imunitas
Lokalisasi infeksi rongga mulut & hidung, sebagai filter saluran nafas atas
Dibawah ini adalah beberapa kelainan akibat sekresi saliva yang berlebih dan berkurang:
- Xeros: kering
- Tomia: rongga mulut
- Sekresi kelenjar saliva berkurang.
- Lesi pada glandula salivarius.
- Lesi pusat saraf sekresi.
- Gangguan psikis, yaitu ketidakseimbangan serabut saraf kolinergik dan antikolinergik,
contohnya pada orang stress, itu yang terganggu adalah serabut saraf antikolinergiknya.
- Adenoid membesar,dia sulit bernafas lewat hidung karena pembesaran nasofaring
akibatnya dia bernafas dengan mulut.
- Obat tertentu misalnya antikolinergik bisa berupa antropin.
- Sindroma: Plummer-Vinson, Uremia, Diabetes Insipidus, Nefritis Kronik, Syogren
MENELAN
- Cairan dan padat setelah dikunyah (mastikasi)
Refleks menelan menghambat pernafasan. Jadi rangsang pada laring bukan merangsang
mekanik/osmotik, karena dapat mencegah masuknya saliva, cairan, sekresi saluran nafas,
cairan esofagus kedalam laring dan trakea.
Persarafanya: serat afferen. Laryngeal superior cabang N.X peka terhadap rangsangan air.
Menelan dapat juga karena perangsangan mekanik pada mukosa tonsilar pillar dan dinding
faring posterior. Pada waktu tidur, sekresi saliva, aktivitas mekanisme SSP untuk penelanan
turun, rangsangan perifer turun, menelan berkurang kurang lebih 50 kali.
LABIO/GNATO/PALATO SKISIS
- Herediter/kongenital
- Tunggal/merupakan sindrom
- Gangguan:
- Kosmetik
- Kesulitan mengisap/menetek
- Tuba auditoria tak dapat membuka, sehingga terjadi gangguan seperti dibawah.
Karena fungsi tuba auditoria ada 3 yaitu, ventilasi dilakukan oleh m.
Salpingopharingeus, drainase dilakukan oleh m. Sel epitel di tuba itu dan proteksi
dilakukan oleh sel goblet di mukosa tuba auditoria. Sel goblet punya kemampuan
memproduksi lisozim sehingga berperan sebagai protektor.
gangguan ventilasi/drainase
otitis media sekretorik
ketulian
-Terapi: operatif sedini mungkin
2. FARINGITIS
a. NON SPESIFIK
1. AKUT 2. KRONIK
b. SPESIFIK
- TB, Lues - jarang dijumpai
1. GEJALA KLINIK
Membran/pseudomembran warna keabu-abuan
Dilepas mudah berdarah
Pada tonsil, dinding farings, plika tonsilaris
2. TERAPI
- ADS (anti difteri serum)
1. ADENOIDITIS/TONSILITIS AKUT
1. ETIOLOGI
Sering: streptokokus Virus
hemolitikus
2. GEJALA KLINIK
Panas tinggi, mendadak, odinofagi
Pembesaran lnn leher
Nafas lewat mulut (adenoiditis)
Tonsil/adenoid membesar, hiperemi, udem
Pus/detritus pada kripte tonsil
2. TONSILITIS/ADENOIDITIS KRONIK
1. ETIOLOGI
Lanjutan proses akut
Terapi tak adekuat, resistensi kuman
Sering pada usia 4-15 tahun
2. GEJALA KLINIK
Odinofagi persisten Pembesaran lnn leher
Obstruksi hidung Tonsil/adenoid membesar
(adenoiditis) Kripte melebar, terisi pus
3. TERAPI
Operasi
Indikasi operasi:
Inflamasi akut harus dihilangkan terlebih dahulu, baru melakukan
tonsilektomi
Serangan akut 7 x/tahun merupakan pendapat lama tonsilektomi menurut
WHO, dan pada tahun 2004 dari WHO sudah tidak memakai yang 7 x lagi,
tetapi memakai yang 3 x
Infeksi fokal: dermatitis, artritis, nefritis, miokarditis
Obstruksi bisa berlanjut menjadi tenggorok, bisa juga terjadi obstruksi
sleep apneu, terjadi henti nafas.
Karier difteri
FARINGITIS AGRANULOSITOSIS
1. ETIOLOGI
Intoksikasi obat propil tiourasil
2. GEJALA KLINIK
Akut, demam tinggi, odinofagi, lemas, pucat
Farings hiperemi
3. LABORATORIUM
Agranulositopeni (lekosit <<), pan granulositopeni
4. TERAPI
- Transfusi darah
- Stop obat-obatan
PERITONSILER INFILTRAT
1. ETIOLOGI
Infeksi tonsil jaringan peritonsil
Tersering: supratonsilaris
Kadang infeksi tonsil telah sembuh
2. GEJALA KLINIK
Odinofagi berat, trismus, disfagi
Tonsil kadang normal
KONTRAINDIKASI TONSILEKTOMI
- Penyakit perdarahan - wabah/epidemi polio
KOMPLIKASI TONSILEKTOMI
- Perdarahan - Nasolalia temporer udem palatum
I. NEOPLASMA BENIGNA
ANGIOFIBROMA JUVENILE
Pada periosteum basis oksipitalis (atap nasofarings)
Tangkai lebar, jaringan vaskuler & fibrus
Kenyal, tak berbenjol, mudah berdarahPerluasan ke:
rongga hidung (anterior)
fosa pterigoidea (samping)
daerah sinus ethmoid (anterosuperior)
Sering pada pria/anak-dewasa (usia 18-20 tahun)
Rentang usia 8-50 tahun
GEJALA KLINIK
Sering epistaksis, pucat, anemis
Obstruksi nasi, nafas lewat mulut
Otitis media sekretorik (torus tubarius tertutup)
Nasolalia aklausa
DIAGNOSIS
Banding: polip Biopsi risiko
antrokoanal perdarahan
TERAPI
Operatif
I. NEOPLASMA MALIGNA
KARSINOMA (Ca) NASOFARINGS
- Terbanyak urutan ke 4 tumor ganas manusia
- Sering: cina, vietnam, thailand, indonesia
- Lokasi asal: fosa Rosenmulleri
2. LARINGEAL WEB
GEJALA KLINIK:
- asimtomatik
- serak, stridor inspirasi
- web: selaput antara plika vokalis kanan & kiri
TERAPI:
- trakeostomi
- insisi web
B. TRAUMA
ETIOLOGI GEJALA KLINIK
- pukulan, cekikan, kombustio - serak, sesak nafas, hemoptisis
- efek radioterapi, anestesi -nyeri,hemoragi
- korpus alienum
TERAPI
- tergantung kausa
- trakeostomi
- operatif/ endoskopi
C. INFLAMASI
1. LARINGITIS AKUT
ETIOLOGI
- virus (tersering), bakteri
- trauma: penggunaan berlebihan, operatif
- iritasi: asap, debu, gas
GEJALA KLINIK
- serak, batuk, sakit, demam, sesak nafas, stridor
TERAPI
- istirahat, analgesik, antiinflamasi
- disinfeksi (antibiotik)
- oksigenasi
- trakeostomi, jika [erlu
NEOPLASMA LARINGS
I. NEOPLASMA BENIGNA
A. TUMOR EPITELIAL
1. PAPILLOMA SOLITER LARINGS
- sering: dewasa, jarang pada anak
- komisura anterior, 1/3 anterior plika vokalis
- klinis: serak, sesak nafas
terapi: endoskopi, ekstirpasi
2. PAPILLOMA MULTIPEL LARINGS
- sering: infan & anak, jarang pada dewasa
- pada plika ventrikularis & vokalis
- klinik: serak, sesak nafas
- terapi:
- endoskopi, ekstirpasi/ laringofisur
- trakeostomi
B. TUMOR JARINGAN IKAT
1. FIBROMA PLIKA VOKALIS
2. KHONDROMA
3. ANGIOMA
4. LIPOMA
5. RHABDOMIOSARKOMA, LEIOMIOMA
ALHAMDULILLAH
Bismillahirrohmanirrohim
Sebelum masuk materi judul, kita bahas dulu sesak napas ya.
Terdapat tiga kemungkinan penyebab keluhan sesak nafas pada anak, yaitu Asthma, Bronkiolitis, dan
Pneumonia
Epidemiology
5 – 10 % populasi
Setengah kasus terjadi pada umur dibawah 10 tahun
Laki-laki lebih banyak dari wanita
Riwayat keluarga : asthma, penyakit atopic (sering urtikari, rhinitis alergi)
Angka kematian dapat meningkat oleh karena ketergantungan obat bronkodilator
Sign / symptoms
Oleh karena saluran nafas yang menyempit :
o Batuk
o Wheezing ekspiratoar : pada saat ekspirasi terdengar suara mengi (ngiiik ngiiik)
o Fase ekspirataroar lama : waktu yang diperlukan untuk ekspirasi lebih lama
o Pernafasan dangkal
o Tachycardi / tachypnea o Retraksi otot – otot
o Produksi sputum meningkat pernafasan
o Gangguan tidur dan o Diameter AP thorax
aktivitas meningkat , hiperinflasi
Diagnosis
- Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
- Spirometry
- Foto thorax
- Analisa gas darah ( respiratory alakalosis, metabolic asidosis )
- Kulture sputum : eosinophil, infeksi sekunder
- Skoring derajad asthma
- Menurut www.nhlbi.nih.gov, Diagnosis Asthma :
o Riwayat dan symptoms
o Fungsi paru : spirometri dan peak expirotary flow
o Airway
o Status Alergi untuk mengidentifikasi faktor risiko
o Pemeriksaan ekstra mungkin dilakukan untuk mendiagnosis asma pada anak 5
tahun dan balita, juga pada lanjut usia
Treatment
- Akut :
• Inhalasi short acting B agonist
• Anticholinergic ( iratropium bromide )
• Oral / iv corticosteroid
• Oksigen
- Prophylaksis :
• Long acting B agonist ( salmeterol )
• Inhalasi cromolyn / nedocromil (anti inflamasi non kortikosteroid)
• Oral leukotriene inhibitors
• Inhalasi corticosteroid
- Hindari faktor pencetus ( rokok , allergic rhinitis , otitis media , infesksi sinus , GERD )
- Vaksinasi influenza
- Sedikit /tidak ada cara yang baku untuk menghilangkan allergen
2.
- Oleh karena RSV ( respiratory synctial virus )
- Dari nasopharynx menyebar ke jalan nafas bagian bawah merusak sel bronkus
produksi mukus meningkat, jalan nafas tersumbat, atelektasis , hiperinflasi
- Bisa oleh karena pathogen lain : influenza, parainfluenza, adenovirus, rhinovirus,
chlamydia, mycoplasma pneumonia
Epidemiologi
- Pada bayi
- Pada musim dingin
- Pasien yang dirawat di RS : berumur 1 – 4 bulan
- Risiko menjadi berat oleh karena penyakit jantung kongenital, penyakit kronik jalan
nafas pada neonatus, premature dan imunodefisiensi
Sign/Symptom
- Batuk dan pilek - Panas (demam)
- Sesak nafas, nafas cuping hidung, terjadi retaraksi
- Perkusi hyperinflasi, ronchi
Differential Dx
- Asthma - Benda asing
- Bacterial / viral pneumonia - Cystic fibrosis
Diagnose
- Gambaran klinik
- Pulse oxymetry : Hemoglobin desaturasi
- Rontgen foto thorax : hyperinflasi, atelectasis, consolidasi
- Nasopharyngeal swab RSV, dengan :
o Imunoflourescent antibody testing
o ELISA testing
o Kultur
Treatment
- Oksigen lebih 92 %
- Infus cairan , keperluan peroral sementara di stop (meminimalisir risiko tersedak)
- Nebulizer albuterol ( bronkodilatasi ) tidak efektiv untuk semua pasien
- Corticosteroid dan neubulizied ipratropium juga tidak efektif
- Antiviral aerosol pada kasus dengan kelainan jantung / pulmo
- Ventilasi mekanik
3.
- Pneumonia adalah infeksi jalan nafas bagian bawah / parenchym paru, biasanya proses
patologis di alveolus berupa : inflamasi, eksudat alveolus, dan konsolidasi
- Pneumonia pada nenonatus , biasanya oleh karena bakteri ( group B streptococcus, E
coli, kleibsella, Staphylokokus aureus, Pseudomonas < Haemofilus influenza )
- Pneumonia pada bayi, biasanya disebabkan karena virus atau bakteri ( S. Pneumonia, S
aureus, H. influenza, Chlamydia )
- Pada usia sekolah / adolescent, disebabkan oleh : viral atau bakterial ( S. pneumonia ,
S. aureus , H. Influenza , group A streptococcus, Bordetella pertusis, Mycoplasma
pneumonia )
Epidemiology
- Faktor risiko :
Jalan nafas yang sempit
inflamasi kronik jalan nafas
kelainan fungsional / anatomis predisposisi untuk aspirasi
imunodefisiensi
penyakit sickle cell
alat : tracheostomi , endotracheal tube
- Pneumocystitis carini → dengan AIDS
- P. Aeroginosa → dengan cystic fibrosis
Differensial diagnosis
- Infeksi jalan nafas bagian atas - Anomali kongenital
- Keganasan - Asthma
- Banda asing - Bronchitis
- Trauma thorax
Diagnosis
- Riwayat penyakit dan pemeriksaan klinik
- Pulse oximetry : Hemoglobin desaturasi
- Rontgen foto thorax : konsolidasi infiltrat pada lobus (
bilateral / unilateral ), pleural effusi atau cavitasi
- Spurum / tracheal kultur , pengecatan gram
- Kultur darah ( S. Pneumonia )
- HIV test ( umur muda dengan pneumonia berulang )
Treatment
- Supportive therapy
- Antibiotik ( spesifik utk organisme penyebab )
- Anti viral ( pada immunocompromised pasien )
- Anti fungal : pada high risk pasien : neonatus, pasien transplantasi, AIDS, ICU pasien
- Oksigen , ventilasi , steroids , intubasi , cardiovaskular support ( pada pasien berat )
- Cek : resistensi test antimikrobial dan formularium obat di RS
Nah itu tadi penjelasan tentang sesak nafas. Alhamdulillah :” Jadi sesak nafas dapat disebabkan
karena asthma, bronkiolitis dan pneumonia. Sekarang kita bahas lebih dalam mengenai asthma ya
kawan, mari kita, bismillahirrohmanirrohim lagi
Untuk referensi asthma sendiri bisa diambil dari GINA (Global Initiative for Asthma) dan PPNA
(Pedoman Nasional Penanganan Asthma pada Anak). Bisa search sendiri, copy dari komputer
amphi atau buka di dropbox materi ya teman teman
• Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik sebagai
berikut: timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman,
setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau
keluarga (Pedoman Nasional Asma Anak, 2004).
- Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa (lebih dari 14 tahun)
dan 10% pada anak (usia 6-7 tahun))
- Prevalensi asma di Indonesia berdasarkan penelitian tahun 2002 pada anak usia 13-14
tahun adalah 6,7%.
- Jenis kelamin
Menurut laporan dari beberapa penelitian didapatkan bahwa prevalens asma pada
anak laki-laki sampai usia 10 tahun adalah 1,5 sampai 2 kali lipat anak perempuan.
- Usia
Semakin muda usia, kemungkinan terserang asma semakin besar karena ukuran
bronkus pada anak-anak dibanding dengan orang dewasa lebih kecil.
- Riwayat atopi
- Lingkungan
- Ras
- Paparan asap rokok
- Outdoor air pollution
- Infeksi respiratorik
- Infeksi RSV merupakan faktor risiko yang bermakna untuk terjadinya mengi pada usia
6 tahun.
Sampai sekarang teori yang masih digunakan adalah teori proses imunologis
Gambar diatas juga membandingkan bentuk jalan napas pada orang normal, orang dengan asma dan
saat serangan asma terjadi.
- Anamnesis
Dapat ditanyakan pertanyaan berikut:
• Apakah anak mengalami serangan mengi atau serangan mengi berulang?
• Apakah anak sering terganggu oleh batuk pada malam hari?
• Apakah anak mengalami mengi atau batuk setelah berolahraga?
• Apakah anak mengalami gejala mengi, dada terasa berat atau batuk setelah
terpajan alergen atau polutan.
• Apakah jika mengalami pilek, anak membutuhkan >10 hari untuk sembuh?
• Apakah gejala klinis membaik setelah pemberian obat anti asma?
- Pemeriksaan Fisis
• Kesadaran • Tanda gagal napas
• Suhu tubuh • Tanda infeksi
• Sesak napas penyerta/komplikasi
• Penilaian derajat serangan asma: ringan/sedang/berat/mengancam jiwa
• Pemeriksaan Fisik Throax diperhatikan :
a. Inspeksi
dilihat frekuensi nafas, adanya retraksi, sianosi, cek tanda pernafasan cuping
hidung
b. Palpasi
ada/tidak ada fremitus
c. Perkusi
suara redup/pekak/sonor
d. Auskultasi
adanya suara wheezing, ekspirasi memanjang, suara ronkhi, krepitasi,
peningkatan suara vesikuler
- Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Fungsi Paru • Analisis gas darah
• Pemeriksaan hiperreaktivitas • Darah lengkap dan serum
saluran napas elektrolit
• Penilaian status alergi (uji • Foto toraks
kulit atau pemeriksaan IgE
spesifik )
d. Kortikosteroid
• Kortikosteroid sostemik (oral), sediaan prednisone, prednisolone, tramsinolon dgn dosis 1-
2 mg/kgBB/hari diberikan 2-3 kali/hari selama 3-5 hari.
• Kortikosteroid IV, Metilprednisolon 1 mg/kgBB diberikan tiap 4-6 jam. Hidrokortison IV 4
mg/kgBB tiap 4-6 jam. Deksametasone bolus IV dosis 0,5-1 mg/kgBB tiap 6-8 jam.
2) Perubahan oksigenasi
1) Hipoventilasi
2) V/Q missmatch2 bronkokonstriksi,
COPD, pnemonia, edema pulmo
3) Gangguan difusi
2V/Q missmatch : Cacat yang terjadi di paru-paru dimana ventilasi (pertukaran udara antara paru-paru dan lingkungan)
dan perfusi (bagian dari darah melalui paru-paru) tidak seimbang, yang menemukan khas PPOK
Manajemen
1) Suplemen oksigen:
System low-flow:
o Nasal kanula <4l/mnt
o Masker simpel
o Masker dengan kantung (NRM)
System high-flow:
o Masker venturi (fio2 relatif
konstan)
o System humidified
o High flow humidified system
deliver 1.0 fio2
3 Hiperkapnia atau hypercapnea, juga dikenal sebagai hiperkarbia , adalah kondisi karbon dioksida abnormal ( CO2 )
tingkat dalam darah . Karbon dioksida adalah produk gas dari metabolisme tubuh dan biasanya dikeluarkan melalui paru-
paru .
4 Asteriksis ( juga disebut tremor mengepakkan , atau penutup hati ) adalah tremor tangan ketika pergelangan tangan
diperpanjang , kadang-kadang dikatakan menyerupai burung mengepakkan sayapnya . Gangguan Motor ini ditandai oleh
ketidakmampuan untuk secara aktif mempertahankan posisi , yang ditunjukkan dengan menyentak gerakan tangan
terulur saat membungkuk ke atas di pergelangan tangan . Gempa ini disebabkan oleh fungsi abnormal dari pusat motorik
diencephalic di otak , yang mengatur otot-otot yang terlibat dalam mempertahankan posisi . Asteriksis dikaitkan dengan
berbagai ensefalopati akibat terutama metabolisme rusak
Fixed performance
Indikasi Terapi Oksigen
Indikasi utama terapi O2 adalah
mengatasi segala bentuk hypoxemia dan
hipoksia selain histotoxic hipoksia,
dengan tujuan meningkatkan pao2 untuk
memudahkan O2 mencapai jaringan,
selain itu diindikasikan guna menurunkan
beban kerja kardiopulmoner. Indikasi
yang lain :
Menaikkan fio25, demand O2 Konsep Penatalaksanaan Jalan Nafas
meningkat:exercise,demam,tiroid 1. ANATOMI
Kegagalan ventilasi,shunting,sianosis Hubungan jalan napas dan dunia luar
yang bersifat akut didapatkan melalui dua jalan:
Kegagalan sirkulasi kardiopulmoner, Hidung menuju nasofaring
syok, hipoperfusi,AMI, hipertensi Mulut menuju orofaring
pulmonal
5Fraction of inspired oxygen ( FiO2 ) adalah fraksi atau persentase oksigen dalam ruang yang diukur . Pasien medis
mengalami kesulitan bernapas disediakan dengan oksigen yang diperkaya udara , yang berarti FiO2 lebih tinggi dari
atmosfer . Udara alami meliputi 20,9 % oksigen , yang setara dengan FiO2 sebesar 0,21 .
2) Mandibula di-
dorong ke depan
pada kedua
angulus mandibular Pipa Trakhea
3) Mulut dibuka
Cara Memilih Pipa Trakhea Untuk Bayi & Paska ekstubasi ada resiko aspirasi
Anak Kecil : Ekstubasi dikerjakan umumnya pada
Diameter dalam pipa trakhea (mm) keadaan anestesi sudah ringan dengan
= 4.0 + ¼ umur (tahun) catatan tidak akan terjadi spasme laring
Panjang pipa oro-trakheal (cm) Sebelum ekstubasi, bersihkan rongga
= 12 + ½ umur (tahun) mulut – laring – faring dari sekret dan
Panjang pipa naso-trakheal (cm) cairan lainnya
= 12 + ½ umur (tahun)
Epidemiologi
♫ Tuberkulin index ( mantoux test ) 1-6th :
23,6% ; 7-14 th : 42 % ; semua umur : 60%
♫ Prevalensi BTA (+) : 0,5-0,8% Diagnose Primer TBC
♫ Radiologi : 3,3% ڤ Klinis sulit diketahui,
♫ Angka penularan : 1-6th 1:8 ڤ panas nglemeng 1-2 mg,
♫ Bahaya penularan : 7-14th 1:10 ڤ anoreksia , BB turun,
ڤ keringat malam,kd batuk-pilek
Bakteri TBC ڤ Pembesaran kel limfe regional
௺ Mycobacterium tuberculosis dan bovis ڤ kontak tb (+),
௺ Dapat hidup dan tetap virulen bbrp ڤ Pemeriksaan fisik paru : normal (ronkhi)
minggu dalam keadaan kering ڤ BTA lambung bisa positif ( tertelan )
௺ Proteinnya menyebabkan nekrosis, ڤ Tidak infeksius ( sputum BTA - )
lemaknya tahan asam (tuberkel )
௺ Penularan : udara, minum susu, kontak Mantoux Test
kulit, kongenital Reaksi hipersensivitas terhadap
tuberkuloprotein (uji tuberkulin )
Primer TB (TBC Anak) 0,1 ml PPD 2 TU atau 5 TU intrakutan
₪ Mycobacterium tuberculosis dan bovis dilihat 48 –72 jam :
₪ Dapat : 0 – 4 mm : negatif
Sembuh sendiri ( resolusi, fibrosis 5 – 9 mm : meragukan /infeksi
kalsifikasi ) mikobakterium atipik
Jarang infeksius Lebih 10 mm : positif
Komplikasi menjadi tbc sub primer Negatif sementara pd : malnutrisi , tbc
(lihat time table wallgren) cacat berat, morbili,variela, Difteri, pertusis,
atau meninggal tifus , pemberian kortikosteroid yg lama
Reinfeksi ( tbc post primer / tbc
dewasa )
Etiologi Bakteri (5-40% kasus) Virus 90% kasus Rhinovirus, RSV, 95% disebabkan oleh invasi
Group A beta-hemolytic virus Influenza, virus Paraifluenza, Respiratory Syncytial Virus
streptococci (15% of all Adenovirus, virus Rubeola, (RSV).
pharyngitis) Paramyxovirus Orestein : Adenovirus,
Group C, G, and F Bakteri 10%, dapat merupakan Influenza virus,
streptococci (10%) infeksi sekunder. S. aureus, S. Parainfluenza virus,
Arcanobacterium pneumoniae, H. influenza, Bordatella Rhinovirus, dan
(Corynebacterium) pertusis, Corynebacterium diphteriae Mycoplasma.
haemolyticus (5%) Mycoplasma manifestasi tidak
M pneumoniae khas. Biasa pada anak usia > 5 tahun
C pneumoniae (5%) atau remaja
Neisseria gonorrhoeae is Polusi udara, alergi, aspirasi kronis,
rare refluks gastroesophageal.
Corynebacterium
diphtheriae is rare
Supportif
Kortikosteroid
mengurangi edema
saluran pernapasan
Kortikosteroid 15-20
mg/kgBB/hari atau
dexametason 0,5
mg/kgBB/hari dibagi dalam
3 dosis selama 2-3 hari.
Cairan dan elektrolit
dengan dextrose 5 5 dan
NaCl disesuaikan
berdasarkan umur dan
berat badan
Demam paracetamol
Komplikasi Pneumothoraks
Oke kawan, marilah sebelum membaca materi ini hilangkan semua persepsi ANDA tentang
histologi yang membosankan, mari kita coba untuk membuat diri kita nyaman dengan histologi.
Walaupun gambarnya abstrak, warnanya monoton, tapi itulah susunan tubuh kita. Dimana kita
harus mengetahui itulah gambaran terkecil tubuh kita secara mikroskopis. Dari sinilah kawan-
kawan bisa memahami keadaan normal dan abnormal sebuah sel. Oke, Are you agree?? Marilah
kita baca basmalah terlebih dahulu.
Bismillahirrahmaanirrahiim…
A. PENGANTAR
Sirkulasi berasal dari bahasa inggris yaitu circle yang berarti lingkaran, circulation yang
berarti peredaran. Dimana sistem sirkulasi adalah suatu ketetapan yang mengikat untuk terus
berputar/beredar seperti lingkaran. Manusia mempunyai sitem sirkulasi di dalam tubuh yaitu
peredaran darah tertutup karena darah tidak tersebar kemana-mana melainkan berada dalam
pembuluh darah. Nah, system ini terus berputar dan menjadi motor gerakan adalah jantung
yang terus memompa darah ke paru-paru maupun seluruh tubuh.
Seperti halnya “sirkumsisi” memotong preputium secara melingkar, atau “sirkus” yaitu
pertunjukan pada panggung lingkaran dengan hewan pertunjukan melompati lingkaran api.
Asal jangan “sir gobang gosir” nanti malah goyang melingkar.
Sistem sirkulasi manusia terdiri dari :
1. Sistem limfatik
2. Sistem kardiovaskuler
Hubungan timbal balik antara system kardiovaskuler dengan system limfatik adalah :
1. Sistem limfatik sistem kardio-vaskuler
Ductus thoracicus et ductus lymphaticus dexter bermuara dalam vena besar sebagai bagian
sistem pembuluh darah
2. Sistem kardiovaskuler sistem limfatik
Cairan limfe dengan limfosit dalam venula post-capiler dalam setiap nodus lymphaticus
sebagai bagian dari sistem pembuluh darah, masuk sistem limfatik, yang pada akhirnya
ditampung dalam kedua saluran limfe besar
B. SISTEM LIMFATICA
Sistem limfatica yaitu saluran berlapiskan endotel dengan diding tipis yang menampung
cairan dari ruang-ruang jaringan dan mengembalikan ke dalam darah. Ciran ini disebut limfe.
Limfe berbeda dengan darah, cairan limfe hanya mengalir dalam satu arah yaitu jantung. Cairan
limfe terdiri dari plasma dan limfosit. Sistem limfatikus berfungsi mengembalikan cairan dan
protein ke dalam pembuluh darah, mengangkut leukosit ke pembuluh darah, membawa emulsi
lemak dari usus ke pembuluh darah, menghancurkan mikroorganisme yang masuk dari jaringan
ke bagian lain dalam tubuh.
1. Kapiler limfe
Berasal dari berbagai jaringan sebagai pembuluh buntu dan halus yang terdiri atas selapis
endotel dan lamina basal yang tak utuh. Kapiler limfe dipertahankan agar tetap terbuka oleh
sejumlah besar mikrofibril dari system serabut elastin, yang juga mengikatnya secara erat
pada jaringan ikat sekitarnya.
2. Pembuluh limfe
Pembuluh limfe tipis secara berangsur-angsur bergabung menjadi dua pembuluh
yang lebih besar. Pembuluh limfe dibentuk oleh penyatuan kapiler limfe, tetapi dindingnya
sangat tipis. Pembuluh ini berdiameter > 0,2 mm dengan dilengkapi valvula.
3. Nodus limfaticus
Menampung kapiler limfa dan pembuluh darah pada
daerah cembung.
“Pemimpin besar tidak hanya bisa memimpin orang lain, tapi harus bisa memimpin diri sendiri”
(el-Che)
C. SISTEM VASKULER
Sistem dimana peredaran darah
berlangsung di dalam arteri dan vena.
Arteri semakin meninggalkan jantung
ukurannya semakin mengecil sedangkan
vena semakin mendekati jantung
ukurannya semakin membesar. Vena
dan arteri adalah dua sejoli yang tidak
dapat dipisahkan, dimana ada arteri
disitulah ada vena, sampai mereka
sepakat untuk saling menyatu
(beranastosmosis pada bagian yang
terkecil, seperti di alveoli).
2. tunica media :
Lapisan otot polos dapat mencapai 40 lapisan, diantara lapisan otot polos
terdapat lapisan elastis bercampur serat retikuler, otot polos tersusun
melingkar, terdapat juga membrane elastic externa.
3. Tunica adventitita :
Mungkin lebih tebal daripada tunica media, terdapat serat-serat elastis, kolagen
memanjang, fibroblast, dan adanya vasa vasorum
2. Vena
Ciri-ciri vena adalah :
1. mengangkut darah ke jantung
2. jumlah lebih besar daripada arteria
3. biasanya berada di dekat arterinya (TIDAK LDR)
4. ketebalan dinding lebih tipis dgn valvula (adanya valvula ciri khas vena)
5. biasanya pada sediaan dalam kondisi kolaps
6. terlihat lebih besar daripada arteri, lebih elastis dan lentur
a. Vena besar
Gambaran mikroskopis :
1. tunica intima (45 – 65
mikrometer)
Endotel, jaringan pengikat
sangat tipis
2. tunica media
Tidak berkembang dengan baik
Sering kali tidak ada
3. tunica adventitia
- Merupakan bagian utama dari
dinding sangat tebal (ciri khas vena)
- jaringan pengikat : serabut
elastis dan serabut kolagen
yang memanjang
- Terutama mengandung serabut otot polos memanjang
Contoh : vena cava superior, vena cava inferior, vena pota, v.lienalis
Gambaran penampang membujur vena sedang. Terlihat tunica adventitia (A) lebih tebal
dari pada tunica media (M).
“Bacalah dengan nama TuhanMu yang mengciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah
(jantung) (QS. Al- Alaq :1-2)”
Tunica media
Tunica adventitia
Arteri Vena
Gambaran Perbedaan arteri dan vena. Pada arteri tunica media tebal, sedangkan pada
vena tunica adventitia yang lebih tebal.
Gambaran venula dengan katup. Dimana venula 1 (V1), venula 2 (V2), venula 3 (V3), dan
venula 4 (v4) menonjolkan katupnya sehingga terlihat menyatu. Katup merupakan lipatan tipis
tunika intima yang menonjol ke dalam lumen yang bekerja utuk mencegah aliran balik darah.
Membrana elastic
interna
b. Kapiler
Panjang: 0,25 mm - 1 mm), kecuali : 50 mm
panjang total: 96 000 km
Tabung/saluran dengan dinding tipis dilapisi 1-2 sel
endotel
Ø melintang → cincin tipis
Fungsi: tempat pertukaran bahan makanan, air, gas-gas, garam-garam
struktur: (bervariasi)
lapisan sel endotel dengan membrana basalis
pada beberapa tempat: di luar endotel ada perisit
Tipe-tipe Kapiler
1. Kapiler kontinu (somatik) (tipe 1)
Sel endotel diperlekatkan oleh sejumlah taut
rigi (interdigitated junction).
Pada ssp : membentuk taut kedap ( tight
junction )
Sitoplasma banyak mengandung vesikel
pinositotik,
Fungsi : transpor bahan dalam sel.
Kapiler type i, dijumpai di otot, ssp dan kulit.
c. Anastomosis arteriovenosa
hubungan arteri dan vena tanpa kapiler
dinding tebal dan muskuler
fungsi:
o mengatur aliran darah
o jalan pintas antara arteri dan vena
o kontraksi otot akan mengecilkan lumen
o kalau mengecil, darah akan mengalir melalui anyaman kapiler didekatnya
D. JANTUNG / COR
Ruangan
o 2 buah Atrium (dextra dan sinistra)
o 2 buah Ventriculus (dextra dan sinistra)
o Atrium Ka & Ventrikel Ka dihubkan oleh : Katup
Trikuspidalis dan yg Ki oleh katup Bikuspidalis.
o Aliran darah dr Atr ke Ventr : hanya satu arah
(darah tdk bisa kembali ke atrium).
o Dinding Ventrikel lebih tebal dr Atrium.
2. Lapisan Myocardium
Lapisan paling tebal: otot-otot jantung
Sel kontraktil
Sel konduksi
Anyaman serabut elastis di antara sel-sel otot jantung
Dinding ventrikel lebih tebal daripada dinding atrium
Muskulus papilaris pada ventrikel
Otot jantung tersusun dalam lapisan-lapisan diantaranya jaringan ikat (Endomysium)
Dalam Endomysium dijumpai pembuluh darah dan saraf
3. Perikardium
Permukaannya dilapisi Mesotel
Lapisan Subepikardial → Jaringan ikat kendor
Mengandung: Pembuluh darah
Saraf
Lemak
Fungsi: Menghubungkan Epikard & Myokard
Pericardium
Pembungkus serosa berbentuk kantong
Permukaan bebas dilapisi oleh mesotel
Berisi cairan
2 lapisan:
Lamina parietalis
Lamina visceralis (epicardium)
Teman – teman di materi ini dr. Ikhlas jelasinnya nggak urut slidenya dari berbagai ppt, plus pakai
kaset juga, moga – moga nggak ada yang kelewatan ya. Selamat belajar.
A. Bunyi Jantung (Cardiac Sound)
Pemeriksaan bunyi jantung adalah pemeriksaan dasar yang sering dilakukan oleh dokter, untuk
itu kita perlu mengetahui tentang bagaimana cara yang benar melakukannya. Jantung itu kan
letaknya di rongga thorax. Pemeriksaan thorax itu ada inspeksi, palpasi, perkusi lalu auskultasi.
Misalnya pada perkusi kita dapatkan adanya kardiomegali, maka nanti bunyi katup mitral jadi
tidak pas di linea midclavicularis SIC 5.
Bunyi jantung itu ada S (sound) 1, S2, S3, S4 dan bunyi jantung tambahan, tapi yang paling
sering diingat dan ditemui biasanya adalah S1 dan S2. Kepentingan klinis mendengarkan dan
mengenali bunyi jantung adalah nantinya kita bisa mengetahui apakah bunyi jantung pasien
ini normal atau tidak, kalau tidak normal kira – kira kelainannya dimana.
Bunyi S1 dan S2 akan terdengar “lub dub”. Lub itu S1, dub itu S2.
S1 itu lebih lama/panjang daripada S2, tapi pitchnya lebih rendah (terdengar lebih pelan) dari
S2.
Gambar di atas adalah gambar katup AV. Bentuknya tampak seperti gorden. Aliran
darah berasal dari atas (atrium) menekan katup sehingga membuka dan menuju
ventrikel. Adanya chorda tendinea dan m. papillaris akan menghalangi darah agar tidak
kembali ke atrium yang menimbulkan suara S1.
Kontraksi dari otot ventrikel.
Ada 2 komponen S1, yaitu :
Mitral (M1) paling baik didengarkan di apeks jantung
Tricuspid (T1) paling baik didengarkan di SIC 5 kiri linea parasternalis
M1 akan muncul lebih dulu daripada T1, T1 biasanya akan terdengar lebih halus daripada M1.
M1 dan T1 secara normal akan terdengar terpisah dengan interval 0,02 – 0,03 detik dengan
interval normal maksimum 0,04 detik. Pecahnya S1 akan terdengar pada daerah tricuspid.
Gambar di atas adalah gambaran letak katup – katup jantung jika diproyeksikan ke dinding
dada. Biasanya sebelum auskultasi kita harus menentukan dulu SIC-nya ada dimana. Untuk
itu, kita bisa melihat di daerah sternum itu ada bagian yang lebih menonjol yaitu di corpus
manubrium sterni (pada gambar yang garis putus – putus di sternum). Nah tepat di bawah
penonjolan itu ada SIC 2, di bawahnya SIC 3, 4 dan seterusnya jadi kita bisa lebih mudah
menentukan letak SIC nya.
Pada kenyataannya, titik – titik yang menjadi proyeksi katup pada gambar di atas ini
bukanlah tempat kita akan meletakkan membran stetoskop untuk mendengarkan bunyi
jantung. Hal ini karena ada aliran darah yang akan menyalurkan suara katup yang lebih jelas.
Selain itu, letak proyeksi katup – katup ini ada di daerah sternum yang merupakan tulang
keras yang dapat menghalangi bunyi.
Gambar yang di bawah ini adalah tempat kita bisa mendengarkan suara katup – katup
tersebut dengan baik.
Sambil dilihat gambar panahnya ya. Jadi kalau kita mau mendengarkan bunyi katup mitral,
paling baik adalah di apeks. Kalau katup aorta paling baik di SIC2 linea parasternalis kanan,
Splitting fisiologis terjadi karena adanya pelebaran interval A2, P2 selama inspirasi dan
penyempitan saat ekspirasi.
Di bawah ini adalah grafik interval pemisahan suara S2.
Telinga akan mendengar perbedaan atau splitting bunyi itu jika beda interval A2 dan P2-nya
>0,02 detik. Derajat splitting fisiologis bervariasi tergantung usia. Pada anak normal, splitting
inspirasi sebesar 0,07 – 0,08 detik dengan gagalnya bunyi jantung kedua untuk menyatu pada
saat ekspirasi. Pada dewasa muda normal, umumnya bunyi jantung kedua pada saat inspirasi
terpisah 0,04 detik dengan satu bunyi tunggal yang biasanya terdengar pada ekspirasi yang
berarti splittingnya sebesar 0,02 detik atau kurang. Dengan bertambahnya umur, pecahnya
bunyi jantung kedua akan kurang terdengar jelas, sehingga hanya akan terdengar bunyi
tunggal.
Jika kita mendengar suara jantung di daerah aorta, maka biasanya kita akan mendengar suara
S1 dan S2 sebagai suara tunggal.
Di apeks jantung, S1 dan S2 juga akan terdengar sebagai bunyi tunggal.
Di tricuspid, suara S1 akan terdengar pecah. Sedangkan di pulmonal S2 akan terdengar pecah.
Kadang keempat bunyi jantung bisa terdengar semua dan disebut dengan bunyi quadriple.
1. Inflow
Fase pengisian cepat pertama bunyi jantung 3
Reduced filling phase (diastasis)
Fase pengisian cepat akhir (atrial systole) bunyi jantung 4
Volume akhir diastolic normalnya sekitar 120 ml.
2. Kontraksi isovolumetrik
3. Outflow
Rapid ejection
Reduced ejection
Ejeksi sama dengan stroke volume, yaitu volume darah yang dikeluarkan jantung saat oleh
masing – masing ventrikel kiri dan kanan tiap kali jantung berkontraksi. Ketika sudah
dikeluarkan, masih ada darah yang tersisa di ventrikel, ini disebut end-systolic volume atau
volume akhir sistolik. Persentase antara darah yang dikeluarkan jantung dengan yang
sebelumnya ada di dalam ventrikel disebut fraksi ejeksi.
Jumlah yang diejeksikan sekitar 70 ml. Sisanya 50 ml, sehingga fraksi ejeksinya adalah 70
dibagi 120 dikali 100%.
4. Relaksasi isovolumetrik
Protodiastol
Relaksasi isovolumetrik
Gambar di atas menunjukkan perbedaan antara stenosis dan regurgitasi antara katup AV dan
semilunaris.
Perhatikan gambar jantung yang barisan atas dulu. Gambar 1 – 4 itu adalah gambar atrium
dan ventrikel yang dipisahkan oleh katup AV. Tadi kan kita sudah tau bahwa ada fase siklus
kerja jantung dimana tekanan atrium lebih tinggi akan mengalirkan darah menuju ke
ventrikel melalui katup AV yang disebut fase diastolik. Jika normal, maka akan tampak
seperti gambar 1, aliran darah lancar karena katup membuka secara sempurna.
Jika katup tidak membuka secara maksimal alias “seret”, kan berarti aliran darah akan
terhambat nih masuk ke ventrikelnya, nah ini sama seperti gambar 2 yaitu terjadi stenosis
pada katup AV.
Terus lanjut ke yang nomer 3 dan 4. Fase sistolik tadi kan pada saat ventrikel kontraksi nih,
harusnya darah dipompa ke katup semilunar menuju ke aorta atau a. pulmonalis eh tapi
karena katup AV nya tidak menutup dengan sempurna, maka darah malah jadi balik lagi ke
atrium. Terjadilah regurgitasi atau insufisiensi.
Lanjut ke barisan yang bawah. Gambar 5 – 8 itu gambar aliran darah ke katup semilunar.
Sebenernya penjelasannya sama aja. Saat fase diastolic kan atrium harusnya mengalirkan
darah ke ventrikel, ventrikel berada dalam tekanan rendah sehingga bisa jadi darah akan
kembali lagi ke ventrikel. Tapi pada jantung normal, katup semilunar akan menutup sehingga
darah maju ke segmen arteri berikutnya. Tapi jika terjadi insufisiensi, maka darah justru akan
kembali lagi ke ventrikel seperti pada gambar 6.
Yang nomer 7 dan 8, itu kan pada fase sistolik, fase dimana darah dipompa keluar dari
jantung. Harusnya katup semilunar membuka secara sempurna, tapi jika terjadi stenosis
maka timbullah hambatan pada aliran darah.
Kesimpulannya, jika muncul bising antara S2 dan S1 atau pada fase diastolic, kelainannya
bisa stenosis katup AV atau insufiensi katup semilunar tinggal dicek dimana lokasinya.
4. Ejection click
Merupakan bunyi dengan frekuensi tinggi yang mengikuti M1 pada S1, yang terjadi pada awal
ejeksi ventrikel.
5. Mid-systolic click
Merupakan suara berfrekuensi tinggi yang terdengar di tengah atau di akhir sistolik. Suara
ini ditimbulkan oleh tekanan tiba – tiba dari chorda tendinae yang disebabkan oleh terjadinya
regurgitasi katup mitral.
Nyeri dada bisa jadi ditimbulkan oleh adanya nyeri alih atau referred pain. Untuk nyeri alih kan
udah dibahas di blok 15 kemarin ya, mekanismenya bisa dilihat di gambar di bawah ini.
Jika ada pasien dengan nyeri dada, harus rinci anamnesisnya untuk membedakan apakah itu
nyeri viscera atau nyeri somatik. Nyeri dada itu juga tidak harus selalu dari jantung sumbernya,
silakan dilihat daftar diagnosis banding nyeri dada di bawah ini.
Penyebab nyeri visceral itu bisa banyak, misalnya karena iskemia sehingga organ tidak
mendapatkan pasokan darah yang cukup; bisa kimiawi seperti asam lambung; bisa spasmus
misalnya pada spasme pembuluh darah, kram usus, diare, kolik renal; bisa juga over distention
atau sangat meregang.
Jika setelah kita anamnesis dan lakukan pemeriksaan memang benar penyakitnya itu di jantung,
nah yang paling sering terjadi adalah ischemic heart disease atau penyakit jantung koroner.
Mari kita bahas.
• Kata iskemik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ischo yang berarti tertahan dan haima yang
berarti darah.
Penyakit jantung koroner sangat dipengaruhi oleh keseimbangan demand and supply.
Bisa dilihat di grafik di atas kalau aliran darah koroner pada saat diastole itu yang paling tinggi
dibandingkan pada fase yang lain. Oleh karena itu, jika jantung berdetak terlalu cepat, maka
diastolik akan memendek. Makanya tachycardia bisa menjadi faktor predisposisi terjadinya
penyakit jantung koroner pada orang – orang yang mengalami sumbatan.
Pendahuluan
EKG ditemukan Willem (1860-1927) yang lahir di Semarang.
Berbicara EKG = bicara tentang jantung. Prinsipnya jantung
terdapat dalam rongga dada dan sangat tidak mungkin untuk
dilakukan observasi secara langsung tanpa pembedahan.
EKG (elektrokardiografi) adalah ilmu yang mempelajari
aktifitas elektrik jantung, sedang elektrokardiogram adalah suatu
grafik yang menggambarkan rekaman elektrik jantung yang
terekam melalui electrode-elektrode yang dipasang dalam tubuh.
Prinsip alat: listrik dapat
dihantarkan melalui
cairan tubuh.
Gambar di samping
kanan merupakan
distribusi nyeri yang biasa
terjadi pada myocardium
iskemik.
Gambar di samping
merupakan gambaran
potensial listrik oleh karena
influx (peningkatan ion Ca++
dan efflux (penurunan ion
K+ secara progresif). Sealain
itu terdapat peningkatan ion
NA+. meskipun jantung
memiliki system konduksi
sendiri (otonomik), namun
kerjnya dikendalikan oleh
saraf otonom yaitu saraf
simpatis dan para simpatis
Hormone Asetilkolin memiliki dua pengaruh utama pada jantung yaitu yang pertama;
menurunkan frekuensi irama nodus sinus dan kedua menurunkan eksitabilitas serabut-serabut
penghubung a-v yang terletak diantara otot-otot atrium dan nodus a-v, sehingga implus jantung ke
ventrikel terhambat. Perangsangan saraf vagus secara lemah hingga sedang dapat memperlambat
kecepatan pemompaan jantung dan sering sampai setengah dari normal.
Perangsangan saraf vagus kuat dapat menghentikan eksitasi ritmis dari nodus sinus atau
menghambat keseluruhan perjalanan impuls jantung dari atrium ke ventrikel melalui a-v node.
Pada kedua kasus tersebut maka membuat sinyal eksitasi ritmis tidak lagi dijalarkan ke ventrikel
dan ventrikel akan berhenti 5-20 detik.
Namun serabut purkinje yang berada pada septum ventrikel dari berkas a-v akan mencetuskan
iramanya sendiri sehingga menyebabkan kontraksi ventrikel dengan frequensi 15-40 denyut per
menit. Fenomena ini disebut dengan ventricular escape. Sedang saraf simpatis akan meningkatkan
kecepataqn impuls dari nodus sinus,meningkatkan kecepatan konduksi dan juga tingkat
eksitabilitas disemua bagian jantung serta meningkatkan kekuatan kontraksi semua otot jantung.
Tiga Lead tersebut membentuk segitiga yang digambarkan mengelilingi jantung disebut
segitiga Einthoven. Segitiga ini mengilustrasikan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri membentuk
puncak dari sebuah segitiga yang mengelilingi jantung. Kedua puncak di bagian atas segitiga
tersebut menunjukan titik-titik tempat kedua lengan berhubungan secara listrik dengan cairan
yang terdapat di sekeliling jantung. Puncak bawah merupakan titik tempat tungkai kiri
berhubungan dengan cairan.
Gambar di samping
ilustrasi 6 lead
pericardial. Gelombang
Q turun pertama kali
pada V4, V5, dan V6.
Gelombang R pertama
kali naik pada V1, V2, V3.
Sedang gelombang S
pertama kali turun
setelah gelombang R di
semua Lead.
Gambar di atas adalah jenis-jenis gelombang yang dihasilkan oleh bagin- bagian jantung,
gelombang tersebut akan menghasilkan gelombang EKG yang Nampak seperti pita di bagian
samping kanan. Gelombang EKG terdiri dari beberapa gelombang yaitu P, QRS dan T. Gelombang
P dihasilkan oleh karena depolarisasi di atrium, gelombang QRS menunjukan depolarisasi ventrikel
dan T repolarisasi ventrikel. Lebih jelas lihat di slide yang berwarna- warni..
Lihat gambar di
samping! Pada gambar
pojok kiri atas terdapat
kotak kecil-kecil. Kotak
tersebut merupakan
ilustrasi dari kertas EKG. 1
kotak bernilai 0,04 detik
dan 0,1 mv. Pada satu kotak
besar terdapat 5 kotak kecil
jadi 2 kotak besar bernilai
0,2 detik dan 0.5 mv.
Yang dimaksud interval
RR adalah jarak antara satu
R ke R normalnya bernilai 1
detik. Segmen ST
merupakan jarak antara gelombang S dan T normal isoelektrik / datar. Pada ilustrasi gelombang
diatas ST segmen sedikit elevasi.
Interval PR merupakan jarak awal gelombang P sampai awal komplek QRS, normalnya 0,12-0,2
setik. Kompleks QRS normalnya 0,06-0,1 detik. Interval QT dihitung dari awal kompleks awal QRS
sampai akhir gelombang T, normalnya ½ panjang interval RR. Gelombang U adalah gelombang
positif setelah gelombang T, jika gelombang ini muncul justru menandakan keabnormalan yaitu
menggambarkan adanya kelainan elektrolit seperti hypokalemia.
Interval QT yang
berkepanjangan
* * merupakan
indikasi kelainan
repolarisasi *
yang
meningkatkan
kerentanan
terhadap
berbagai aritmia
ventrikel.
Yang perlu diperhatihkan dalam menginterpretasikan EKG berikutnya adalah axis. Perhatihkan
gambar pada gambar 1 pertama-tama berawal dari segitiga Einthoven, lalu diambil titik tengah
kemudian masing-masing lead ditarik ke tengah sehingga menjadi gambar 2.
Slide sebelumnya membahas tentang perubahan khas yang terjadi pada anterior, inferior dan
infark lateral. Namun, daerah infark tidak selalu terbatas pada daerah-daerah tersebut dan infark
dapat meluas ke 2 region yang bersebrangan. Sebagai contoh, infark anterior yang juga di sisi
lateral jantung dikenal sebagai infark anterolateral.
• Peningkatan segmen ST di lead I dan aVL mewakili infark lateral
• Infark anteroseptal menunjukkan peningkatan segmen ST di lead V1 untuk V4.
• Peningkatan ST di V4 ke V6 khas pada infark anterolateral
• Peningkatan ST di II, III dan aVF khas pada infark inferior.
Mohon maaf jika materi yang diedit masih banyak sekali kekurangan. Terima kasih…
Pathology
cardiovaskular
dr. Indrayanti, Sp.PA
Sabtu, 31 Agustus 2015
(12.30-Selesai)
Materi yang ini dokternya memberikan 2 ppt nih, mengenai penyakit vaskular dan penyakit
pada jantung. Nah tapi berhubung waktunya gak cukup jd gak dijelaskan semua, mhon maaf kalau
ada yg kurang” ya. Selamat belajar :)
Bismillahirrohmaanirrohim
Pertama kita akan membahas mengenai penyakit pada vaskular.
1. PENYAKIT ARTERI
• Arteriosklerosis
• Hipertensi sistemik
• Vaskulitis (angitis)
• Aneurisma
• Penyakit arteri lain
Struktur Arteri Normal
Gbr1. A muscular artery from young child Gbr2. Renal vein from 72-year old
man
Pada orang tua, terjadi degenerasi pada bagian intimanya jadinya terlihat menebal (Gbr.4)
1.1 Artheriosklerosis
Istilah umum untuk tiga bentuk kelainan vaskular yang berupa penebalan (kekakuan) dinding
arteri menjadi tidak elastis lagi
Monckeberg sclerosis (kalsifikasi distrofik tunika media) tidak ada penyempitan lumen
Artheriolosklerosis (ada hubungan dengan hipertensi)
Atherosklerosis kelainan terutama pada intima penyempitan lumen
o Artheriosklerosis Monckeberg
- Nama lain: medial calcific sclerosis
- Melibatkan tunika media arteri berukuran sedang (khas pada arteri radialis & ulnaris)
- Umur >50th
- Kalsifikasi cincin pada tunika media, tidak menyumbat aliran
- Arteri jadi kaku, kalsifik pipestem arteries
- Bisa bersamaan dengan atherosklerosis tetapi berbeda dan tidak ada hubungan
o Artheriolosklerosis
- Ditandai dengan penebalan hialinisasi pada perubahan proliferatif pada arteri kecil dan
arteriolae (ginjal)
- Biasanya dihubungkan dengan hipertensi dan DM
- Muncul dalam 2 varian:
a) Artheriolosklerosis hialin
penebalan hialin pada dinding arteriolae benign nephrosclerosis yang di ginjal
dihubungkan dengan hipertensi
b) Artheriolosklerosis hiperplastik
penebalan “onion-skin” atau penampang bawang yang kadang disertai oleh
necrotizing arteriolitis timbunan fibrinoid intramural, nekrosis, dan radang
malignant nephrosclerosis hipertensi berat
o Atherosklerosis
- Paling sering menyebabkan penyakit vaskular
- Insiden tertinggi: Finlandia – Inggris – Eropa Utara lain – Amerika – Kanada.
Finlandia:Jepang = 10:1
Gbr. 5 awalnya terjadi trombosis kemudian plak ruptur dan akhirnya terjadi kalsifikasi.
Klinisnya atherosklerosis bisa terjadi infark myokard, infark cerebral atau stroke, gangren
pada ekstremitas dan aneurysma aorta abdominal.
Akibatplak :
1. Paling penting IHD dan MCI penyebab kematian paling sering di Amerika
2. Yang juga penting:
- Stroke iskemia serebral & infark
- Ischemic bowel disease
- Peripheral vascular occlusive disease
- Iskemia arterial ginjalhipertensi
3. Kelemahan dinding vaskularaneurisma
Faktor risiko :
• Umur
• Gender pria>wanita (insiden meningkat pada pos menopause)
• Hiperkolesterolemia
Kolesterol serum berasal dari: diet (eksogen), atau biosintesis (endogen)
# Kolesterol dan lemak diet berhubungan dengan molekul apolipoprotein lipoprotein
(sirkulasi)
Konsep Baru
Atherosclerosis: cell-level events
Malignant hypertension
2. Poliarteritis Nodosa
• Radang komplek imun arteri kecil-sedang
• Destruksi tunika media lamela elastika interna
• 30% berhubungan dengan infeksi HBV
• Klinis: demam, bb turun, maleise, nyeri abdominal, sakit kepala, mialgia, hipertensi
• Antibodi P-ANCAs perinuclear antineutrophil cytoplasmic antibodies
Manifesatasi organ
• Ginjal vaskulitis arteriolae dan glomeruli lesi ginjal dan hipertensi kematian
• A. koronaria IHD
• Muskuloskeletal mialgia, arthralgia, arthritis
• GI tract nausea, vomitus, nyeri abdomen
• CNS, syaraf perifer, mata, kulit
4.1 Aneurisma
Adalah dilatasi abnormal setempat dari vasa darah atau dinding jantung.
Seluruhdinding: Sebagiandinding:
- Aterosklerotik - Ruptursesudahinfarkmiokard
- Sifilitik - Dissecting aneurysm
- Aneurismavaskularkongenital
1. Aneurisma Aterosklerotik
Paling sering di aorta desenden (terutama aorta abdominalis)
2. Aneurisma karena cystic medial sclerosis
Aneurisma paling sering pada percabangan aorta
3. Aneurisma Berry
• Lesi kecil dan sakular, paling sering di arteri kecil otak terutama sirkulus Willisi
• Timbul sesudah lahir di daerah kelemahan tunika media arteri kongenital di bifurkatio
arteriae serebri
• Tidak berhubungan dengan aterosklerosis
• Sering berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik
• Etiologi paling sering dari hemoragi subarachnoid
4. Aneurisma Sifilitik/Luetik
• Sebagai manifestasi lues std. 3
• Sekarang jarang karena pengelolaan penyakit yang makin baik
• Etiologi: artitis luetika, sebagai endarteritis obliterans pada vasa-vasorum dan nekrosis
tunika media intima mengerut (keriput) tree-bark appearance
• Mengenai terutama aorta asenden (kebalikan aneurisma aterosklerotik) melebarkan
komisura aortae insufisiensi katup aorta
5. Dissecting Aneurysm/Hematom
• Sobekan intraluminal longitudinal pada dinding aorta biasanya asenden) lumen aretrial
sekunder dalam tunika media
• Nyeri (rasa teriris) dada hebat radiasi ke punggung, sering dikira sebagai AMI, tapi lab normal
(troponin I dan enzim miokardial) dan EKG juga normal
• X-ray: gambaran pelebaran bayangan aorta,
• Lab: normal
• Disebabkan karena ruptur aorta, paling sering ke
sakus prikardial hemoperikardium
tamponade fatal
• Tipikal berhubungan dengan hipertensi dan
nekrosis media sistik: perubahan degeneratif
pada t.media dengan destruksi jaringan elastik
dan otot Marfan S.
• Tidak ada hubungan dengan aterosklerosis
Aortic dissection (dissecting hematoma)
2. PENYAKIT VENOSA
Penyakit Vena terdiri dari :
• Tromboflebitis
• Flebotrombosis:
# Terutama terjadi pada vena profund tungkai bawah
# Predisposisi: stasis aliran venosa
# Venous return terhambat sebagian: kehamilan, gagal jantung, bedrest total, varises
# Dapat berakibat emboli paru
# Sering berhubungan dengan radang tromboflebitis
• Flebitiskronis
• Varikosis vena (Varises) :
# Dilatasi vena dan berkelok-kelok abnormal, pada umumnya pada vena superfisial di
tungkai bawah
# Predisposisi: peningkatan tekanan vena: kahamilan, obesitas, tromboflbitis, lama
berdiri
3. NEOPLASMA
Neoplasama pembuluh darah
• Jinak: hemangioma, glomangioma
• Ganas: hemangioendotelioma, angiosarkoma, hemangioperisitoma
Kaposi’s sarcoma
Red purple coalescent multiple Schematic representation of the progressive gross and
macules and plaques microscopic stages
Alhamdulillahirobbil’alamin, 1 ppt sudah selesai. Lanjut di materi berikutnya ya. Yuk bismillah lagi
a . Angina Pektoris
1.Stable angina
• Bentuk angina paling sering
• Rasa sakit yang dipicu kerja fisik, mereda dengan istirahat atau pemberian
vasodilator (nitrogliserin)
• Karena penyempitan koroner aterosklerotik suplai O2 tidak cukup untuk
peningkatan kebutuhan mendadak
2.Unstable angina
Rasa sakit dada lebih panjang atau berulang pada saat istirahat tanda kemungkinan
infark miokard iminen
3.Prinzmetal angina
Sakit dada intermiten waktu istirahat yang disebabkan karena vasospasme
b. Infark Miokard
• Penyebab utama morbiditas dan mortalitas IHD
• Khas: nekrosis koagulatif miokard karena oklusi koroner
• Ditandai serial pekembangan makros & mikros
• Sel yang terlibat dalam evolusi infark miokard: netrofil, makrofag, fibroblas
• Dua pola nekrosis iskemik miokardial:
Aterosklerosis a. coronariadenganinfarkmiokard
12-24 jam Sedikit pembengkakan & Sitoplasma lebih asidofil, garis otot
perubahan warna hilang. Nuklei hilang, sebukan netrofil
pada lesi
Pada jam ke 24 Infark pucat atau coklat Nekrosis koagulatif terbentuk lengkap ;
kemerahan dengan hiperemi di sebukan netrofil progresif
sekitarnya
Pada hari ke 3 Warna infark makin kuning Netrofil diganti makrofag ; fagositosis
dimulai
Sejak hari ke 7 Infark kuning tepi merah Fibroblas muda mulai tumbuh dan juga
kongestif vasa darah baru dalam lesi ;
penggantian netrofil oleh makrofag
melanjut disertai fagositosis debris
AMI, 5 – 7 hari
• Infark: daerahpucatkekuningan di regio
posterolateral ventrikelkiri
• Dibatasidaerahmerahgelap (inflamasi)
KarditisRematikaAkuta
MiokarditisRematikaKronis
Stenosis aortae
B. Libman-Sacks Endocarditis
• Timbul pada SLE
• Ditandai dengan adanya vegetasi kecil pada kedua permukaan daun katup
C. ENDOKARDITIS PADA SINDROMA KARSINOID
• Produksekresi tumor karsinoid (peptide vasoaktif dan amina, kususnya serotonin)
penebalan plak endokardial pada endokardium mural dan katup jantung
kanan
• Jarang di jantung kiri karena ditoksikasi di paru
B. Katup Aorta
Sering terkena bersama katup mitral pada RHD dan endokarditis infektif
Stenosis
• Sering timbul sebagai stenosis aortic kalsifikasi, karena:
• Umur> 60th degenerative calcific aortic stenosis
• RHD sikatrikfusi celah katup
Insufisiensi
• Non-dissecting aortic aneurism
• RHD
• Syphilitic (luetic) aortitis
C. KatupTrikuspid
• Jarang berdiri sendiri pada RHD, biasanya bersama katup mitral dan aorta.
• 5% dari seluruh kasus RHD
• Dapat terjadi pada sindrom akar sinoid
D. KatupPulmonar
• Paling banyak karena kelainan kongenital
• Timbul sendiri (tunggal) atau bersama defek lain misalnyaTetralogi Fallot
• Jarang karena RHD
• Dapat karena sindrom akar sinoid
V. PENYAKITJANTUNG BAWAAN
• Atrial Septal Defect
• Ventricular Septal Defect
• Tetralogy of Fallot
• Patent Ductus Arteriosus
• Coarctation of Aorta
• Transposition of the Great Vessels
• VSD
• Aorta di atas VSD
• Obstruksi aliran ventrikel kanan
• Hipertrofi ventrik. KananCyanotic
congenital heart disease
NEOPLASMA
• Tumor primer
1. Miksoma atrium kiri
Paling sering, umumnya pda orang dewasa
2. Rhabdo myoma
Paling sering pada bayi dan anak, dan
Tampak ada hubungan dengan tuberous
Sclerosis
• Tumor metastatik
Lebih sering dari pada tumor primer
Alhamdulillahirobbil’alamin
Selesai sudah materinya, semoga bermanfaat
2. All of the following term and phrases concerning the pathogenesis of atherosclerosis are
correcly matched EXCEPT :
A. Insudation hypothesis intimal lipid infiltration
B. Encrustation hypotesis repeated surface thrombosis.
C. Reaction to injury formulation endothelial damage and secondary platelet deposition
D. Monoclonal hypothesis atherogenic antibodies
3. the lesion shown in the ilustration below is associated with which of the
following disorder ?
A. Congenital vascular muscle weakness
B. Medial calcification
C. Cystic Medial necrosis
D. Syphilis
E. Hypercholesterolemia
5. An increased incidence of atherosclerosis has been correlated with all of the following
associations EXCEPT.....
A. Hypertension
B. Diabetes mellitus
C. Hyperuricemia
D. Increased serum HDL concentration
E. Use of oral contraseptives
key: ddedd