TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sistem Respiratori
2.1.1.1 Anatomi Sistem Respiratori
Sistem respiratorik terdiri dari saluran napas yang menuju paru-paru,
dan otot-otot pernapasan dada dan perut yang peranannya adalah
menghasilkan aliran udara melalui saluran napas masuk dan keluar paru.
(17)
Pada manusia sistem respiratorik dibagi menjadi dua yaitu sistem
respiratorik atas dan sistem respiratorik bawah. Sistem respiratorik atas
dimulai dari lubang hidung sampai dengan faring dan sistem respiratorik
bawah dimulai dari laring sampai alveolus. (18)
Saluran napas adalah tabung yang mengangkut udara antara atmosfer
dan kantong udara (alveolus), dimana alveolus ini merupakan tempat
pertukaran gas antara udara dan darah. Saluran napas terdiri dari saluran
hidung, faring, laring, trakea, dan paru. (17)
Pada saat bernapas udara pertama kali melewati hidung. Udara
memasuki hidung dan melewati permukaan konka nasal (nasal turbinates)
yang luas. Permukaan yang luas dan bergelombang ini berfungsi untuk
menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara yang masuk, sebelum
udara masuk ke faring. Faring berfungsi sebagai saluran bersama untuk
sistem pernapasan dan pencernaan, dalam keadaan normal udara masuk ke
faring melalui hidung, tetapi udara juga dapat masuk melalui mulut ketika
saluran hidung tersumbat. Udara dialirkan dari faring menuju laring
melalui celah di antara lipatan vocal. Epiglotis akan membantu melindungi
laring saat proses menelan dengan mengarahkan makanan ke arah
esofagus. Pada anak kartilago aritenoid yang membantu proses pembukaan
dan penutupan glotis kurang jelas terlihat dibandingkan orang dewasa.
Selanjutnya udara dialirkan menunju trakea. Trakea merupakan saluran
respiratorik yang memiliki beberapa kartilago (tulang rawan). Pada anak
usia kurang dari 3 tahun, cincin krikoid (cincin trakea pertama yang
berbentuk lingkaran utuh) merupakan bagian tersempit jalan napas. Udara
lalu melewati bronkus, yang merupakan lanjutan dari trakea, yang berada
di dalam paru. Bronkus akan berakhir dalam alveolus dan terjadi
pertukaran gas antara udara dan darah. Sebagian besar pertumbuhan
alveoli terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan dan selesai pada usia 8
tahun ketika volume paru bertambah sesuai pertumbuhan linear namun
alveoli baru biasanya tidak terbentuk. (18,19)
Tabel 3. Bagan tatalaksana penderita batuk atau kesukaran bernapas pada anak
umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan. (24)
Tanda/Gejala Klasifikasi Tindakan
- TTDK Beri oksigen maksimal 2-3 liter
Pneumonia
Atau berat per menit
- Saturasi oksigen <90 Beri dosis pertama antibiotik yang
sesuai
Rujuk segera ke RS
Obati wheezing bila ada
- Napas cepat Pneumonia Berikan amoksisilin oral dosis
tinggi 2 kali per hari untuk 3 hari
Beri pelega tenggorokan dan
pereda batuk yang aman
Apabila batuk > 14 hari rujuk
Apabila wheezing berulang rujuk
Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang dalam 3 hari
Obati wheezing bila ada
- Tidak ada tarikan Batuk bukan Beri pelega tenggorokan dan
dinding dada ke pneumonia pereda batuk yang aman
dalam Apabila batuk > 14 hari rujuk
- Tidak ada napas Apabila wheezing berulang rujuk
cepat Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang dalam 5 hari bila
tidak ada perbaikan
Obati wheezing bila ada
b. Tindakan untuk anak umur < 2 bulan
Pada anak usia < 2 bulan dengan batuk atau kesukaran bernapas,
sebelum menentukan klasifikasi lakukan penilaian tanda bahaya. Pada
bayi < 2 bulan dengan batuk atau kesukaran bernapas tetap harus
dilakukan hitung napas dan lihat Tarikan Dinding Dada bagian bawah
Ke dalam (TDDK) untuk mengetahui apakah ada tanda bahaya tersebut
sehingga dapat dilakukan tindakan rujukan segera agar tidak
memperberat penyakitnya sehingga menyebabkan kematian. (24)
Tabel 4. Bagan tatalaksana penderita batuk atau kesukaran bernapas pada anak
umur < 2 bulan. (24)
Tanda Bahaya Klasifikasi Tindakan
Ada salah satu tanda Penyakit Rujuk segera
berikut: sangat berat Tindakan pra rujukan:
- Napas cepat (≥ 60 Kirim segera ke rumah sakit
kali/menit) atau Beri 1 dosis antibiotik
- Napas lambat (≤ 30 Obat demam, jika ada
kali/menit), atau Obati wheezing, jika ada
TTDK, atau kurang Tetap beri ASI
mau minum
- Demam, kejang
- Kesadaran menurun
- Stridor
- Tangan dan kaki
teraba dingin
- Wheezing
- Tanda gizi buruk
2.1.3.4.3 Pencahayaan
Rumah sehat adalah rumah yang memiliki pencahayaan yang baik,
pencahayaan yang tidak baik mengakibatkan ketidaknyamanan pada
penghuninya untuk tinggal dan juga merupakan media yang baik untuk
tumbuh dan berkembangnya bakteri, virus dan parasit yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan terutama pernapasan dan apabila
cahaya yang masuk berlebihan dapat menimbulkan masalah
penglihatan. Pencahayaan yang alami efektif membunuh bakteri, virus,
parasit dan jamur yang ada di dalam rumah. (12)
Faktor Perilaku
- Hidup bersih dan
sehat
- Praktek penanganan
ISPA di keluarga
yang baik yang
dilakukan oleh ibu
ataupun anggota
keluarga lainnya