Anda di halaman 1dari 3

B.

BAHAYA, KERENTANAN & RESIKO

Bahaya

Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam
bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan
komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi
daratan. Salah satu bencana alam yang menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa
bumi. Selama 5 abad terakhir, gempa bumi telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20
kali lebih banyak daripada korban gunung meletus. Dalam hitungan detik dan menit, sejumlah
korbanluka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan
medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, atau runtuh karena gempa.
Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas
manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu
oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan

Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam, bahkan sejak awal peradabannya.
Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen darurat menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan, struktural dan korban jiwa . Kerugian yang dihasilkan tergantung pada
kemampuan manusia untuk mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya.[15]
Menurut Bankoff (2003): "bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan".[15] Artinya
adalah aktivitas alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia
tidak memiliki daya tahan yang kuat.

Resiko

Resiko bencana merupakan kemungkinan terjadinya sebuah bencana. Risiko bencana


juga sering disebut sebagai tingkat kerawanan bencana. Semakin tinggi tingkat kerawanan
bencana suatu wilayah semakin besar kemungkinan mengalami bencana. Semakin rendah tingkat
kerawanan bencana suatu wilayah semakin kecil kemungkinan mengalami bencana.

Risiko bencana ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut:

Resiko bencana = ancaman × (kerentanan/kapasitas)

Ancaman
Ancaman adalah setiap usaha, kegiatan, atau fenomena yang membahayakan. Ancaman
merupakan faktor yang berasal dari penyebab dari bencana alam. Ancaman terhadap bencana
dapat dianalisis dengan melakukan pengamatan kondisi fisik wilayah yang mungkin terjadi
bencana. Pengamatan fisik ini dapat diwujudkan dalam bentuk peta zonasi wilayah rawan
bencana dengan melibatkan faktor-faktor fisik yang mendukung ataupun menghambat terjadinya
bencana.

Sebagai contoh untuk bencana banjir dapat dimati dari kondisi curah hujan, daya serap
tanah, tutupan lahan, luasan vegetasi, dan sebagainya. Untuk bencana longsor dapat diamati dari
kondisi tanah, kemiringan lereng, curah hujan, tutupan vegetasi, dan sebagainya. Sedangkan
untuk bencana letusan gunung berapi dapat diamati dari kondisi kemiringan lereng, jarak dari
puncak, kondisi lembah dan punggungan/igir, dan sebagainya.

Secara umum, ancaman lebih sulit untuk diubah karena menunjukkan kondisi
alamiahnya. Namun ada kemungkinan kondisi alam dimodifikasi agar bencana tidak
menimbulkan kerugian yang besar. Modifikasi dapat dibuat secara tradisional maupun dengan
bantuan teknologi.

Kerentanan

Kerentanan adalah keadaan atau sifat masyarakat, sistem, atau aset sehingga mudah
terpengaruh oleh dampak merusak dari bahaya atau ancaman. Kerentanan merupakan faktor
dalam risiko bencana yang berpotensi menjadi korban atau pihak yang mengalami kerugian.

Analisis kerentanan dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain kepadatan penduduk; rasio
jenis kelamin; tingkat kemiskinan; jumlah difabel; rasio kelompok umur; luas lahan produktif;
bangunan fasilitas umum, dan fasilitas darurat yang ada; kepadatan bangunan, dan sebagainya.

Hal ini dapat dipahami semisal semakin padat penduduk suatu wilayah maka jika terjadi
bencana akan semakin banyak kerugian atau korban jiwa. Demikian pula pada faktor rasio jenis
kelamin, semakin banyak penduduk berjenis kelamin perempuan makan kemungkinan untuk
mengalami kerugian korban jiwa tinggi, karena perempuan diasumsikan lebih lemah secara fisik
dibandingkan laki-laki. Begitu pula untuk faktor-faktor lainnya
C. PENYEBAB BENCANA

Seperti yang sudah disebutkan pada pengertian bencana alam di atas, penyebab terjadinya
bencana alam disebabkan oleh alam dan juga manusia. Berikut penjelasannya:

1. Bencana yang Diakibatkan Alam

Peristiwa bencana alam umumnya terjadi karena alam itu sendiri. Pada saat alam
mengalami perubahan yang ekstrim, maka terjadilah bencana alam tersebut, misalnya gempa
bumi, tsunami, letusan gunung berapil dan lain-lain.

2. Bencana Akibat Perbuatan Manusia

Selain karena perubahan alam, bencana juga terjadi karena ulah manusia itu sendiri.
Banyak manusia yang melakukan perbuatan tidak bertanggungjawab yang akhirnya
mengakibatkan bencana alam.

Beberapa bencana alam yang dipicu oleh ulah manusia adalah:

 Banjir karena membuang sampah sembarangan


 Tanah longsor akibat penebangan hutan secara liar
 Kebakaran hutan karena membuka lahan baru dengan cara membakar pohon
 Kekeringan akibat pengambilan dan penggunaan air secara berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai