Mekanisme Kerja Dan Efek Samping Obat Anestesi
Mekanisme Kerja Dan Efek Samping Obat Anestesi
Pendahuluan
Anestesi dibagi 2 : Anestesi umum dan Anestesi regional
Anestesi umum dapat tercapai dengan member obat-obat yang menyebabkan terjadi TRIAS
ANESTESI, yaitu :
- Hypnotik
- Analgetik
- Relaxasi
Untuk mencapai TRIAS ANASTESI tersebut, dapat dilakukan dengan cara :
1. Obat disuntikan secara intravena
2. Obat diberikan secara inhalasi
3. Obat diberikan dengan kombinasi yaitu secara intravena dan inhalasi
-Efek lain
Antiemesis, memperpanjang efek blok tubocurarin , berpotensiasi
terhadap narkotik analgesi, menurunkan kortisol plasma.
-Efek pharmacologic
Mendepresi respirasi dan menyebabkan hipotensi, tekanan
darah dapat turun 20-35 %, penurunan tekanan darah ini
berhubungan bila pasien mempunyai sakit jantung, central
barorefleks dari hart rate dapat hilang sesudah pemberian
benzodiazepine.
-Fungsi respirasi
Benzodiazepine mendepresi fungsi respirasi. Pemberian
benzodiazepine dapat menurunkan oksigenisasi pada titik yang
menyebabkan Cardiorespiratory arrest , sehingga pemberian
benzodiazepine selalu harus diberikan oksigen.
Benzodiazepine berpotensiasi dengan obat narkotik, sehingga
dapat menyebabkan respiratory arrest. Respiratory failure dapat
meningkat bila pemberian benzodiazepine secara intravenous,
pada pasien yang mengalami trauma neurologis.
-Intoksikasi
Sangat minimal, yang sering adalah memperpanjang masa dari
somnolen yang diderita.
-Antagonisme
Overdosis atau sedasi yang berlebihan yang terjadi pada pemberian
benzodiazepine dapat diatasi dengan pemberian obat phizosstigmin dan
aminophilin.
-Spesifik antagonis
flumazenil ( Romazicon).
Oksigen
1977, joseph priestly, mengisolasi oksigen ,
Sifatnya tidak ada rasa , tidak berwarna , tidak berbau.
Nitrous Oxide
Ditemukan pertama oleh Priestley 1772, diteliti oleh Humphrey Davy, mempunyai
sifat menghilangkan nyeri. Oleh Horace Wells pada tahun 1844 digunakan untuk cabut gigi di
amerika.
Proses pembuatan N2O dari pemanasan amoniun sitrat NH4NO3 N2O+2H2O
(heat 245-270 C).
Sifat fisik, tidak mudah terbakar, tidak berwarna , tidak merangsang, berbau manis.
Farmakologi, untuk induksi mudah dan menyenangkan, analgesi yang sangat baik.
Ekskresi tidak dikeluarkan melalui paru paru.
-Efek terhadap:
+Sistem respirasi : tidak merangsang, tidak menyebabkan sekresi dan bronkospasme
+Kardiovaskular sistem : N2O menyebabkan miokardial depresi
+Tonus otot : Normal
+Otot polos termasuk otot uterus tidak dipengaruhi.
+Fungsi hepar dan hidung tidak banyak dipengaruhi.
Diethylether
-sifat fisik : Tidak berwarna, cairan tidak mudah menguap, bau yang karakteristik.
-farmakologi :
Eter mengiritasi saluran nafas, sehingga konsentrasi inspirasi perlahan lahan
meningkat, akibatnya efek induksi eter akan memanjang dan pemulihannya lambat. pada
pemakaian eter pasien berkembang menjadi asidosis respiratorik, jika ventilasi didepresi.
Eter merangsang ekspirasi sehingga minute volum meningkat, dan dalamnya anestesi tercapai
dengan lambat sehingga operasi dapat berjalan, bila konsentrasi yang tinggi diberikan dengan
cepat pasien akan batuk, sekresi kelenjar liur akan meningkat sehingga perlu premedikasi
dengan sulfas atropine atau hyoscine. Eter juga mendilatasi bronchus dan bronkhiolus.
Terhadap sistem kardiovaskular, eter langsung mendepresi miokardial, pada umumnya
tidak ada penurunan cardiac output sampai kedalaman anastesi tercapai.
Aritmia dapat terlihat pada pemakaian eter, eter aman digunakan pada pasien yang mendapat
adrenalin yang dicampur dengan anastetik local.
Terhadap otot skeletal, eter merelaksasi otot dengan 2 mekanisme,
- Mendepresi reflex spinal
- Efek anti depolarizing pada motor endplate
Eter berpotensiasi dengan muscle relaxant non depolarizing.
Terhadap GI trac, eter mendepresi otot polos usus halus, eter juga mengakibatkan
muntah dengan mekanisme dua cara:
- Merangsang pusat muntah.
- Sekresi air liur yang banyak yang ditelan, menyebabkan
iritasi lambung.
-Metabolisme : eter merangsang glukoneogenesis ( glikogen diubah menjadi glukosa)
sehingga menyebabkan hiperglisemia, lebih kurang 4 % eter dimetabolisme di hepar
menjadi acetaldehida dan etanol, 85-90% eter dibuang melalui paru paru.
Halotane
Dengan berkembangnya penggunaan diatermi dan aparat elektrikal di ok, diperlukan
suatu zat inhalasi yang save, poten ,tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak.
-Sifat fisik :
Tidak berwarna, berbau enak, induksi anestesi lebih cepat dan recovery juga cepat.
-Metabolisme :
lebih kurang 20% halotan dimetabolisir di hepar dan produksi metabolismenya
dibuang melalui urin.
-Efek :
Terhadap sistem respirasi, halotane tidak mengiritasi saluran nafas sehingga aman
selama induksi anastesi, reflex pharyngeal dan laryngeal cepat hilang pada waktu induksi
menyebabkan terhambatnya sekresi ludah dan bronkus, 5- 10 menit sesudah induksi ,ada
peningkatan respiratory rate dan penurunan tidal volume yang disebabkan penurunan minute
volume, paCO2 tidak meningkat pada penurunan minute volume, ini disebabkan penurunan
metabolic rate dan produksi CO2. Tachypnea terjadi pada pemberian halothane. Halothane
digunakan untuk menghilangkan bronkospasme akibat tindakan anestesi.
Terhadap sistem kardiovaskular, efek dapat berupa perifer atau sentral, miokardial
depresi sering terjadi, ada penurunan kebutuhan oksigen pada miokard sehingga terjadi
penurunan kontraksi miokard. Halothane sangat menguntungkan pada pasien yang menderita
penyakit arteri koroner oleh karena penurunan kebutuhan oksigen akan mengakibatkan
bradikardi dan penurunan kontraksi jantung. Pada pemakaian halothane dapat terjadi vagal
reflex yang menyebabkan bradikardi, juga aritmia terutama ventrikuler aritmia. Kejadian ini
akan meningkat bila ada hiperkapnia atau hipoksia, selama infiltrasi local anastesi ditambah
adrenalin, pemakaian halothane dapat menyebabkan multivokal ekstrasistol dan sinus
takikardi dan yang lebih fatal lagi terjadinya cardiac aresst. Pemakaian halothane harus hati-
hati pada pasien yang menggunakan obat beta bloker, karena akan lebih mendepresi miokard.
Pada penggunaan halothane tekanan darah menurun, ini disebabkan karena terjadi depresi
miokard dan bradikardia.
Terhadap GI trac, kejadian mual muntah sangat kecil, halothane mendepresi peristaltic
dari gastrointestinal.
Terhadap uterus, halothane merelaksasi otot uterus secara langsung sehingga hati hati
penggunaannya pada operasi seksio caesaria.
Terhadap otot skeletal, merelaksasi otot, berpotensiasi dengan muscle relaxan non
depolarizing, kadang kadang shivering terjadi pada periode post operatif dan pengobatan
shivering ini dengan pemberian metil phenidate.
Terhadap hepar, halothane sendiri tidak hepato toksik.
Enfluran
Digunakan di USA sejak 1971
Sifat fisik : Tidak berwarna
Berbau enak
Farmakologi :
- Induksi cepat
- MAC 2x halotan
Metabolisme :
Di hepar dan diekskresi melalui urin. Hasil metabolisme juga berupa fluoride ion H
dapat menyebabkan nefrotoxic
Efek :
Sistem respirasi
- Tidak mengiritasi
- Tidak meningkatkan sekresi ludah dan trakea bronkhial
- Reflek laringeal menurun tapi tidak sebesar seperti dengan halothan
- Depresi pernapasan lebih besar dari halothan
- Baik digunakan pada pasien penderita obstruksi lung disease ( COPD )
Sistem Kardiovaskular
- langsung mendepresi miokard lebih besar dari halothan
- mendepresi kontraktilitas miokard dan kardiovaskular lebih besar dari halothan
- hipotensi terjadi lebih besar dari sistem vaskular resistance
- arithmia tidak umum
- enflurance digunakan pada pasien yang level katekolamin yang banyak beredar
Uterus
Merelaksasi otot
SSP
Depresi tergantung konsentrasi atau dosis
Kematian tinggi > 3 % menyebabkan epilepsi tipe paroksismal spike activity
Ini dicetuskan lagi bila terjadi hipokapnoe
Twiching di muka dan tangan seperti dapat terlihat
Muscle Relaxan
Enfluran mendepresi transmissi neuro muscular
Berpotensi terhadap muscle relaxan non depolar
Keuntungan enflurance
- cepat sadar
- induksi nyaman
- resiko kecil gangguan fungsi hepar
- inhalasi untuk pasien dengan gangguan level katekolamin didarah
Isoflurance