Anda di halaman 1dari 11

ARSITEKTUR BAROQUE

Asal kata ‘baroque’ diperkirakan berasal dari bahasa Spanyol ‘barrueco’ yang berarti permata
dengan bentuk tak beraturan. Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan
umumnya timbul karena perkembangan yang terjadi pada Gereja Katolik. Oleh karena itu,
baroque merupakan bagian akhir dari zaman renaisance dan merupakan awal gerakan
protestantisme yang terjadi di Jerman bagian utara dan Belanda.

Pada pertengahan abad ke-16 Gereja Katolik membuat gerakan untuk melawan
perkembangan Protestanisme dan gerakan untuk lebih menyebarluaskan propaganda tentang
Gereja Katolik. Salah satu cara untuk itu adalah dengan menekankan pentingnya bentukan
seni pada Gereja. Di dalam Gereja, arsitektur dan patung, lukisan dan musik digabungkan
dengan cara baru yang teatrikal untuk menekankan kepentingan ajaran Katolik sehingga
dapat membuat pesan-pesannya lebih atraktif/menarik.

Arsitektur ini dicirikan dengan eksplorasi baru pada intensitas yang dramatis, pencahayaan
dan bayangan, serta bentuk. Arsitektur Barok dan ornamen-ornamennya di satu sisi lebih
mudah menyentuh perasaan, dan di sisi lainnya merupakan suatu pernyataan yang tampak
atas kekayaan dan kekuasaan Gereja.

Penyebaran arsitektur Barok ke selatan Italia menghasilkan berbagai variasi regional seperti
arsitektur Barok Sisilia atau Napoli dan Lecce. Di bagian utaranya, arsitek Teatin Guarino
Guarini, Bernardo Vittone, dan Filippo Juvarra yang terlahir di Sisilia, berkontribusi pada
bangunan-bangunan Barok di KotaTorino dan Regione Piemonte.

Arsitektur Baroque, yang muncul pertama kali di Roma, adalah gaya bangunan pada gereja,
istana dan bangunan umum (yang dirancang dalam skala besar). Pada hal tertentu, arsitektur
Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissans. Keduanya
mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster, entablature dan komponen-komponen klasik
lainnya. Yang berbeda pada arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalam
menggabungkan komponen-komponen tersebut, dimana saat Renaisans kebebasan ini tidak
dapat diterima (ada aturan-aturan baku).
Menurut Barnes, corak seni baroque mengandung unsur tekanan yang kuat, kekuatan emosi,
dan sesuatu yang elegan (Barnes, 2005). Menurut Sullivan (2005), bahwa karateristik seni
Baroque terbentuk dari beberapa unsur, seperti sense of movement, energy dan tension. Salah
satu teknik visualisasi yang terkenal pada zaman baroque adalah teknik chiaroscuro yang
digunakan oleh seorang pelukis Belanda yang bernama Rembrandt Harmenszoon van Rijn.

Beberapa kota yang menganut aristektur Baroque memiliki fungsi sebagai tempat ibadah
(San Benedetto, Catania), sebagai pusat pemerintahan, tempat ziarah dan tempat pusat
interaksi kegiatan masyarakat baik formal maupun informal.

Ciri-ciri karya arsitektur baroque:


 Dinding bergelombang merupakan fitur yang menakjubkan dari gereja-gereja Baroque.
Order raksasa, biasanya setinggi dua lantai, dan dinding raksasa mendominasi eksterior.
 Tebing layar-nya bisa berbentuk lengkung kurva, ataupun lengkung yang mengarah ke
atas bertemu pada puncaknya.
 Jendela-jendela besar berbentuk persegi panjang, dan jendela yang lebih kecil, yang
mempunyai lebih banyak ornament, berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, atau oval
(bulat telur). Bentuk oval juga diterapkan pada bingkai pahatan dinding (frame wall
carving).
 Langit-langit yang dipenuhi fresco (wall painting) dalam skala besar.
 Denah lantai dasar biasanya juga oval, yang merupakan bentuk geometris paling
‘bergerak’ (fluid) dan yang menciptakan rasa pergerakan (movement).
 Pada interior terdapat altar kaya dengan dekorasi dan baldachin di atasnya. Baldachin
adalah semacam kanopi, umumnya berbentuk kubah, yang disangga oleh empat kolom
yang juga kaya dengan dekorasi ukiran. Balkon, bagian tak terpisahkan dari teater, juga
dapat ditemukan di gereja-gereja Baroque. Beberapa di antaranya dihiasi dekorasi ukiran-
ukiran logam.

Saat memasuki gereja kesan teater menjadi lebih kuat. Para perancang gereja Baroque
menginginkan orang yang datang untuk beribadah untuk merasakan bahwa mereka juga ikut
dalam acara, agar mereka dapat mendengar dan melihat si pendeta dengan baik. Karena itu
kebanyakan gereja Baroque tidak mempunyai kolom-kolom yang membagi gang samping
(aisle) dan lorong tengah (nave), namun digantikan dengan kapel-kapel di bagian samping
sepanjang dinding.
Cita rasa pergerakan yang menerus, yang terutama diciptakan oleh permainan dinding-
dinding cekung dan cembung, adalah fitur yang paling jelas pada bangunan Baroque. Kesan
pertama dalam melihat bangunan Baroque adalah seperti melihat sebuah teater. Ada drama,
ada pergerakan, ada efek pencahayaan yang jelas (striking) dan akustik yang baik.

Paduan usaha dari para arsitek, pelukis dan pemahat membuahkan hasil yang menawan.
Langit-langit didekorasi dengan lukisan. Dekorasi dinding menggunakan stucco, dimana
bahan ini adalah bahan yang fleksibel, sehingga membantu menciptakan garis-garis lengkung
sebagai karakteristik Baroque. Gereja-gereja Baroque mendapatkan cahaya dari sedikit
sumber, umumnya dari kubah, baik kubah pusat ataupun kubah-kubah kecil di sekelilingnya.
Efek dari pencahayaan, yang didapat dari jumlah cahaya yang tepat menyinari tempat yang
tepat, merupakan bagian yang penting dari arsitektur gereja Baroque.

Banyak karakteristik yang ditemukan di gereja Baroque dapat ditemukan di istana juga.
Termasuk di dalamnya adalah fasade bergelombang, garis-garis ‘hidup’ (fluid) baik dalam
konstruksi dan dekorasi, dan kaya akan dekorasi.
Tangga monumental adalah fitur penting pada istana dan villa Baroque. Tangga-tangga ini
mendominasi sirkulasi bangunan baik di ruang luar ataupun ruang dalam bangunan.
Ada beberapa tokoh dalam seni baroque yaitu:
 Michelangelo Merisi Dacaravagio
Beliau menggunakan karateristik seni design dengan menganalogikan ukiran dengan
simetris tubuh manusia.
 Francesso Borromini
Beliau mempunyai karakteristik seperti florid, bergaya ekspansive, designnya cenderung
lebih memperhatikan bentuk geometric daripada proporsi skala manusia dan
pencahayaan. Contoh hasil karyanya adalah katerdal San Carlo Alle Quatro Fontane,
Roma dan San Ivo della Sapienza, Roma.
 Giovanni Lorenzo bernini
Beliau menggunakan gabungan antara arsitektur, lukisan dan ukiran dengan bentuk yang
dinamis. Salah satu rancangannya adalah Piazza Navona di Roma, Italia dan Santo Andre
al Quirinale.
 Rembrandt Harmenszoon van Rijn
Beliau menggunakan teknik yang dikenal dengan sebutan chiaroscuro yang berasal dari
dua kata dalam bahasa Italia yaitu kata chiaro yang berarti terang, dan oscuro yang berarti
gelap.

Beberapa negara di dunia menganut seni Baroque untuk arsitektur bangunannya seperti
Perancis, Spanyol, Jerman dan Inggris. Contohnya:
1. Istana Versailles, Perancis.
Istana Versailles merupakan bangunan istana terbesar dalam sejarah seni Arsitektur
French Baroque. Di areal seluas 18 km persegi di barat daya Paris, kompleks istana ini
berdiri megah dengan luas 250 meter persegi. Istana ini dibangun oleh Louis XIV untuk
mengenang ayahnya Raja Louis XIII
2. St. Peter’s Vatican Rome
St. Peter’s Vatican Rome, merupakan Gereja terbesar di dunia. Bergaya arsitektur
Baroque, dibangun pada 1506 sampai 1626 dan dapat menampung hingga 60.000 orang
di dalamnya.
Gaya Asitektur Baroque

Gaya Baroque atau arsitektur Baroque mulai berkembang pada akhir abad ke 16.
Baroque muncul akibat berkembangnya gerakan Protestanisme. Gereja katolik pada saat
itu menginginkan agar arsitektur gereja dapat menjadi media pembawa pesan yan g ingin
disampaikan oleh gereja dengan cara yang lebih dramatis. Seni pada era Baroque harus
berkaitan dengan tema-tema yang religius dan penuh emosi.

. Contoh Arsitektur Baroque di Italia (Sumber: pinterest.com/etsy.com)

Arsitektur Baroque menunjukkan kemegahan dan kekuasaan, agar masyarakat pada saat
itu tunduk dan patuh kepada morarki dan gereja. Arsitekturnya identik dengan desain
yang berlebihan, dramatis dan lepas dari aturan. Bangunan yang dibangun pada masa
Baroque memiliki penekanan pada pilar, kubah, cahaya yang kontras, lukisan di langit-
langit bangunan, dan efek 3 dimensional yang dihasilkan dari pahatan.

Gaya yang paling membedakan dari gaya arsitektur Baroque adalah dynamism atau
pergerakan. Dinding-dinding cekung dan cembung menciptakan motion atau pergerakan
pada bangunan. Berbeda dengan arsitektur Renaissance yang menggunakan arsitektur
datar pada permukaan bangunan, arsitektur Baroque memberikan efek tiga dimensional
dengan banyaknya pahatan di permukaannya.

Gereja Saint Nicholas di Prague, Republik Ceko

(Sumber: www.avantgarde-prague.com)
Arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari arsitektur Renaissance. Gaya
arsitektur yang ada dari keduanya mempunyai kesamaan, seperti penggunaan kubah dan
pilar. Akan tetapi, pada masa Renaissance, para arsitek dan seniman tidak memiliki
kebebasan dalam menciptakan karyanya, karena pada masa itu terdapat aturan -aturan
baku yang membatasi pergerakan mereka, sedangkan seniman dan arsitek Baroque telah
memiliki lebih banyak kebebasan.

Era Baroque dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu early Baroque, high Baroque,
dan late Baroque. Baroque mulai berkembang di Italia sejak early Baroque
hingga high Baroque, dan diakhiri di Perancis mulai dari late Baroque hingga
kemunculan gaya Rococo.

Perpustakaan The Klementinum di Prague, Republik Ceko


(Sumber: www.architecturendesign.net)

Gaya Baroque terlihat lebih dinamis dengan sudut-sudut bangunan yang melengkung,
pilar-pilar berbentuk memutar, langit-langit dipenuhi fresco (wall painting), pahatan-
pahatan, dan penggunaan cahaya dramatis yang langsung menyorot karya-karya seni di
dalam gereja agar terlihat lebih teatrikal.
San Carlo Alle Quattro Fontane karya Francesco Borromini
(Sumber: pinterest.com/PaxRomana)

Dua nama yang paling terkenal dalam arsitektur Baroque adalah Bernini dan Borromini.
Salah satu yang paling terkenal adalah San Carlo Alle Quattro Fontane karya Francesco
Borromini yang terletak di Roma, Italia. San Carlo Alle Quattro Fontane yang dibangun
pada tahun 1638 merupakan sebuah gereja Katolik yang disebut juga sebagai The Church
of Saint Charles at the Four Fountains. Gereja ini menjadi salah satu contoh ikonik dari
gaya arsitektur Baroque karena memiliki desain yang sangat rumit.

The St. Peter’s Square karya Gian Lorenzo Bernini

(Sumber: theultralinx.com)
Karya Gian Lorenzo Bernini yang paling terkenal di dunia hingga saat ini adalah The St.
Peter’s Square di Vatikan. Tempat ini didesain oleh Bernini di bawah pengawasan Paus
Alexander VII dan dibuat dengan halaman depan yang luas dengan tujuan agar seluruh
orang dari berbagai penjuru dunia yang datang dapat melihat Paus mulai dari bagian
depan gereja hingga dari jendela istana Vatican (Norwich 1975, hal. 175). Di bagian
tengahnya berdiri sebuah obelisk dari zaman Mesir kuno yang dibangun pada 1586 oleh
Domenico Fontana.

Frauenkirche karya George Bӓhr (Sumber: www.getyourguide.com)

Frauenkirche dibangun oleh George Bӓhr pada tahun 1726 dan dikenal sebagai simbol
dari kota Dresden, Jerman dengan konstruksi gereja protestan. Frauenkirche merupakan
contoh gereja dengan arsitektur Baroque di Jerman. Hal ini terlihat dari penampilan
eksteriornya yang megah dan desain interior seperti penempatan mimbar di tengah
gereja, altar, organ, dan tempat pembaptisan. Gereja ini sempat hancur pada saat Perang
Dunia II dan kembali dibangun setelah penyatuan Jerman pada 1994 dan selesai pada
2005.

St. Paul’s Cathedral karya Christopher Wren (Sumber: flickr.com)


St. Paul’s Cathedral terkenal dengan kubahnya yang berukuran 111 meter dan
merupakan salah satu gereja dengan kubah tertinggi di dunia. Dibuat oleh Christopher
Wren pada tahun 1666, gereja ini menjadi salah satu gereja tujuan turis yang paling
terkenal di kota London. Arsitektur Baroque sangat kental terlihat pada eksteriornya
yang memiliki bagian façade luas dan diapit oleh dua Menara, juga interiornya dengan
mozaik dan makam orang-orang terkenal.

Bagian Dalam St Peter’s Basilica (Sumber: flickr.com)

St. Peter’s Basilica merupakan basilika terbesar di dunia. Gereja ini didesain oleh
Michelangelo, Donato Bramante, Carlo Maderno, dan Gian Lorenzo Bernini pada tahun
1506 dan selesai pada tahun 1626, memakan waktu 120 tahun. Gereja ini memiliki sif at
dari arsitektur Baroque dan Renaissance. Di dalamnya tepatnya di bawah altar utama,
terdapat kuburan dari Santo Petrus, yang diyakini sebagai salah satu rasul Yesus dan
dianggap sebagai Paus pertama. Beberapa paus lain juga dikuburkan di dalam dan di
bawah basilika ini.
Trevi Fountain karya Nicola Salvi (Sumber: pinterest.com)

Trevi Fountain terletak di wilayah Trevi di kota Roma, Italia. Air mancur ini didesain
oleh Nicola Salvi pada tahun 1762. Trevi Fountain merupakan air mancur dengan gaya
Baroque tertinggi yang terdapat di kota itu dan terkenal sebagai air mancur paling indah
di dunia. Desainnya didasari oleh tiga elemen arsitektur, yaitu façade, karang yang
dibuat dari travertine, dan patung yang terbuat dari marmer Carrara. Air mancur ini
menjadi salah satu tujuan turis utama di kota Roma dan sering sekali muncul di berbagai
film terkenal.

Source:

essential-humanities.net

newworldencyclopedia.org

academia.edu

list25.com

http://akucintanasi.blogspot.com/2010/11/arsitektur-baroque.html

Anda mungkin juga menyukai