Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE


DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUP SANGLAH DENPASAR

OLEH

YUDIANUS MBAY HUPU AMAH


NIM. 1502116009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN B


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
ANTE NATAL CARE

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi atas 3 trimester yaitu trimester pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester ke-2 dari bulan keempat sampai 6
bulan, dan triwulan ke-3 dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Padila, 2014).

2. Proses Terjadinya Kehamilan


Fisiologi kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri:
(Manuaba, 2013)
a. Ovulasi pelepasan ovum
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Ovum akan lepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbrae dan
dibawa ke tuba uterine.
b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum. Setelah koitus selesai, sperma
akan masuk ke saluran reproduksi wanita (vagina, uterus, tuba uterine) sehingga
sperma akan bertemu dengan ovum.
c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zygot
Pertemuan inti ovum dan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zygot.
d. Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma membangkitkan kembali
pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan
dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga pronukleus-
nya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling
mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan
pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pembelahan meiosis kedua oosit selesai dan nukleus ovum menjadi pronukleus
ovum. Replikasi sel mitosis yang disebut pembelahan, dimulai saat zigot berjalan
di sepanjang tuba uterin menuju uterus. Perjalanan ini membutuhkan waktu tiga
sampai empat hari. Karena telur yang difertilisasi membelah dengan cepat,
sedangkan ukurannya tidak bertambah, terbentuk sel kecil-kecil, yang disebut
blastomer, terbentuk pada setiap pembelahan. Morula masih dikelilingi oleh
lapisan pelindung zona pelusida. Perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu
morula mengapung bebas di dalam uterus. Cairan masuk ke dalam zona pelusida
dan menyusup ke dalam ruang interseluler di antara blastomer. Selanjutnya,
terbentuk ruangan di dalam massa sel karena ruang-ruang interseluler itu menyatu
dan terbentuklah struktur yang disebut blastosis. Pembentukan blastosis menandai
diferensiasi utama pertama embrio. Massa padat sel bagian dalam berkembang
menjadi embrio dan membrane embrio, yang disebut amnion. Lapisan sel luar
yang mengelilingi rongga, disebut trofoblas, akan berkembang menjadi membrane
embrio lain, yaitu korion, bagian embrionik plasenta.
Zona pelusida berdegenerasi dan trofoblas melekatkan dirinya pada endometrium
rahim, biasanya pada daerah fundus anterior atau posterior. Antara tujuh sampai
sepuluh hari setelah konsepsi, trofoblas menyekresi enzim yang membantunya
membenamkan diri dalam endometrium sampai seluruh bagian blastosis tertutup.
Proses ini dikenal sebagai implantasi. Pembuluh darah endometrium pecah dan
sebagian wanita akan mengalami pendarahan ringan akibat implantasi (bercak
darah atu pendarahan ringan pada saat seharusnya terjadi menstruasi berikutnya).
Vili korion, yang berbentuk seperti jari, terbentuk di luar trofoblas dan menyusup
masuk ke dalam daerah yang mengandung darah pada endometrium.Vili ini adalah
tonjolan yang mengandung banyak pembuluh darah dan mendapat oksigen dan
gizi dari aliran darh ibu serta membuang karbondioksida dan produk sisa ke dalam
darah ibu. Setelah implantasi, endometrium disebut desidua. Bagian yang
langsung berada di bawah blastosis, tempat vili korion mengetuk pembuluh darah,
disebut desidua basalis. Bagian yang menutup blastosis ialah desidua kapsularis
dan bagian yang melapisi sisa uterus ialah desidua vera.
e. Pembentukan placenta
Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi placenta menjadi sekitar 15
sampai 20 kotiledon maternal. Sedangkan dari sudut fetus, maka plasenta akan
dibagi menjadi sekitar 200 kotiledon fetus. Setiap kotiledon fetus terus bercabang
dan mengambang di tengah aliran darah untuk menjalankan fungsinya
memberikan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.
Darah ibu dan janin tidak berhubungan langsung dan dipisahkan oleh lapisan
trofoblas, dinding pembuluh darah janin. Fungsinya dilakukan berdasarkan sistem
osmotik dan enzimatis serta pinositosis. Situasi placenta demikian disebut sistem
placenta hemokorial.

3. Tanda dan Gejala Kehamilan


a. Tanda Presumptif (Dugaan) Hamil (Padila, 2014)
1) Amenorea (Tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TP) yang
dihitung dengan menggunakan rumus Naegle: dari HPHT (Hari + 7), (Bulan -
3), dan (Tahun +1), sedangkan pada awal tahun dapat dihitung dengan cara TP
= (Hari + 7) dan (Bulan HPHT + 9).
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness. Bila
mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama
4) Tidak tahan suatu bau-bauan
5) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.

6) Anoreksia (tidak ada selera makan)


Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan
timbul kembali
7) Lelah (fatigue)
8) Payudara membesar, tegang, sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
Montgomery terlihat lebih membesar.
9) Sering miksi, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
triwulan, gejala ini akan kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.
10) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh
hormon steroid
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai
di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut
(Linea nigra=grisea)
12) Epulis (hipertrofi papil gusi)
13) Quickening
Wanita hamil mulai menyadari gerakan berdenyut ringan di perutnya dan
intensitas gerakan akan meningkat secara bertahap. Biasanya tanda ini mulai
dirasakan pada usia kehamilan mencapai 16-20 minggu
14) Pemekaran vena-vena (Varises) dapat terjadi pada betis, kaki, vulva
biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

b. Tanda kemungkinan hamil (Padila, 2014)


1) Perut membesar
2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi
dari rahim.
3) Tanda Hegar (segmen bawah rahim melunak)
4) Tanda Chadwick (kebiruan pada vulva dan vagina)
5) Tanda Piscaseck (pembesaran dan perlunakan uterus secara
unilateral/satu jurusan pada tempat implantasi)
6) Kontraksi Braxton-Hicks (kontraksi kecil uterus bila dirangsang)
7) Teraba ballottement (adanya pantulan janin dan cairan amnion akibat
penekanan mendadak pada uterus)
8) Test kehamilan positif

c. Tanda pasti (Padila, 2014)


1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba juga bagian-
bagian janin. Primigravida pada usia kehamilan 18 minggu dan pada
multigravida pada usia kehamilan 16 minggu
2) Denyut jantung janin (DJJ) :
a) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec.
b) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d) Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
4. Diagnosis Kehamilan dan Diagnosis Banding Kehamilan
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari
dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Kehamilan kurang dari 20 minggu dengan berat janin 1000 gr bila
berakhir disebut keguguran.
b. Kehamilan 20 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut
prematuritas
c. Kehamilan berumur 37 sampai 40 minggu disebut aterm
d. Kehamilan melebihi 40 minggu disebut kehamilan lewat waktu
(serotinus)

Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang
dalam pemeriksaan meragukan:
a. Hamil palsu (pseudocyesis)
Gejala dapat sama dengan kehamilan seperti amenorea, perut membesar, mual,
munyah, air susu keluar dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun
pada pemeriksaan uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan rekasi
kehamilan negatif.
b. Mioma uteri
Perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala
berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda
kehamilan lainnya.

c. Kista ovarii
Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada pemeriksaan dalam,
rahim teraba seperti biasa. Reaksi kehamilan negatif.
d. Kandung kemih penuh & terjadi retensi urine
e. Hematometra (uterus membesar karena terisi darah akibat hymen
imperforate, stenosis vagina atau serviks).
(Padila, 2014)

5. Adaptasi Fisiologis dalam Kehamilan


Pada proses kehamilan juga dapat terjadi perubahan-perubahan, baik fisiologi
maupun psikologi, yaitu: (Bartini, 2012)
a. Berat Badan
Pada wanita yang hamil terjadi penambahan berat badan sebagai berikut:
1) Dalam triwulan pertama penambahan beratnya ± 1 kg
2) Dalam triwulan kedua penambahan beratnya ± 5 kg
3) Dalam triwulan ketiga penambahan beratnya ± 5,5 kg
Penimbangan berat badan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, kenaikan
berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang berlebihan dan
merupakan gejalanya dini dari toksemia gravidarum. Sebalikmya, kurang naiknya
berat badan dapat menandakan gangguan pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan
dalam darah kadar zat lemak naik, kecenderungan ada pada ketosis. Kebutuhan
akan kalsium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin
begitu pula akan ferrum untuk pembentukan Hb janin.
Perhitungan Taksiran Berat Janin:
1) TFU – (12 belum masuk PAP) X 155
2) TFU – (11 sudah masuk PAP) X 155
b. Kulit
Hiperpigmentasi pada areola mammae, papilla mamae dan linea alba (garis
berwarna putih) dan linea nigra (garis berwarna gelap/hitam).
Pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah).
Pada dinding perut ditemukan:
 Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih keabuan , terjadi akibat
peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga terdapat di payudara,
paha, abdomen dan pantat.
 Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya membiru dan
sering terjadi pada primigravida.
 Striae Albicans
Yaitu garis-garis serupa namun berwarna putih.
 Striae Gravidarum yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena
multigravida.
c. Payudara
1) Pembesaran payudara
2) Puting susu-susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
mengeluarkan cairan kuning yang disebut “kolostrum”.
d. Pernapasan
1) Bekerja lebih berat (kebutuhan O2 meningkat 15-20%) dan 50%
digunakan untuk uterus/janin
2) Progresteron mempengaruhi ventilasi paru sehingga mengurangi
resistensi pulmonar
3) Diafragma terdesak ke atas namun terdapat kompensasi yang
melebarkan rongga thorak sehingga kapasitas paru tidak berubah. Namun,
karena pendesakan diafragma maka wanita hamil sering merasa sesak
(meningkat 2x/menit).
e. Jantung
1) Bekerja lebih berat (karena meningkatnya volume darah, aliran ke ibu
dan janin. Biasanya meningkat pada minggu ke-5).
2) Volume darah meningkat 40% pada usia kehamilan mencapai 20-24
minggu
3) Posisi jantung sedikit berubah secara fisiologis karena pembesaran
janin dalam rahim.
4) Posis tidur telentang dapat mengurangi O 2 dan menyebabkan
penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat menyebabkan resiko
hipotensi supinasi.
f.Pencernaan
Berkurangnya gerakan lambung dan sekresi asam garam (HCL) bergejala mual,
muntah
g. Ginjal
 Terjadi perubahan fungsi ginjal dan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Timbulnya keinginan untuk miksi karena adanya penekanan pada
kandung kemih (posisi antefleksi)
 Terjadi retensi urine akibat penekanan pada uretra (posisi retrofleksi)
 Peningkatan GFR
h. Muskuloskeletal
 Peningkatan relaksin, ligamentum otot, dan persendian relaksasi
 Nyeri punggung
 Penurunan kalsium
 Perubahan pusat gravitasi
 Tidak terjadi pengurangan kepadatan tulang
i. Darah
 Volume darah bertambah (baik plasma maupun eritrosit)
 Hb menurun karena penambahan plasma yang drastis
- Hb : 10 gr %
- Eritrosit : 3,5 juta per mm3
- Leukosit : 8.000 – 10.000 per mm3
 Leukosit naik secara fisiologis namun > 12.000 per mm 3 menandakan
adanya infeksi. Leukosit masih fisiologis sampai dengan 15.000 per mm3.
j. Uterus
 Uterus bertambah besar dengan panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran
muka belakang 22 cm (Uterie Enlargement)
 Uterus bertambah berat, dengan berat awal 30 gr menjadi 1000 gr.
 Uterus bertambah besar, maka peredaran darah ke rahim bertambah.
 “Hegar’s sign” merupakan keadaan melunaknya bagian uterus(segmen
bawah rahim/SBR). Tanda ini ada pada umur kehamilan sekitar 2-3 bulan.
 “Uterine Enlargement” terjadi selama masa bertambahnya umur
kehamilan.
 Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri (UK bulan
keempat) yang sifatnya irregular disebut kontraksi Braxton hicks.
k. Serviks
 Melunaknya cerviks dan berwarna ungu kebiruan.
 “Godell’s sign” adalah keadaan cerviks yang lunak dan akibat dari
peningkatan vaskulariasi daerah itu.
 “Chadwik’s sign” adalah keadaan kebiruan pada daerah cerviks, vagina,
juga akibat peningkatan vaskularisasi.
l. Vagina
 Vagina berwarna kebiruan : “Chadwik’s”
 Elastisitas vagina bertambah
 Sekresi berwarna putih dan bersifat sangat asam : “Leukorrhea”
m. Ovarium
Ovulasi terhenti dan pada trimester pertama ditemukan corpus luteum graviditas.
Pada bulan keempat corpus tersebut mengkisut.
n. Endokrin
1) Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Sejauh ini, fungsinya yang terpenting adalah mencegah involusi korpus luteum
pada akhir siklus seksual bulanan wanita. Hormon ini menyebabkan korpus
luteum menyekresi lebih banyak lagi hormon-hormon kelamin progesterone
dan estrogen untuk beberapa bulan berikutnya. Hormon-hormon kelamin ini
mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium terus tumbuh dan
menyimpan nutrisi dalam jumlah yang besar dan tidak dibuang menjadi darah
menstruasi (Guyton, 2012).

2) Sekresi Estrogen oleh Plasenta


Plasenta, seperti korpus luteum, menyekresikan estrogen dan progesterone.
Menjelang akhir usia kehamilan, pembentukan esterogen plasenta setiap hari
meningkat menjadi 30 kali kadar produksi ibu yang normal. Tetapi, sekresi
esterogen oleh plasenta cukup berbeda dari sekresi esterogen oleh ovarium.
Fungsi esterogen dalam kehamilan antara lain: pembesaran uterus, pembesaran
payudara dan pertumbuhan struktur duktus payudara ibu, pembesaran genetalia
eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasikan ligamentum pelvis, sehingga
persendian sakroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis.
Perubahan ini akan mempermudah pasase fetus melalui jalan lahir (Guyton,
2012).

3) Sekresi Progesterone oleh Plasenta


Progesterone juga penting untuk berhasilnya suatu kehamilan. Progesterone
juga nantinya akan disekresikan oleh plasenta kira-kira 10x lipat selama
kehamilan. Pengaruh-pengaruh khusus progesterone yang penting untuk
kemajuan kehamilan yang normal adalah:

a) Progesterone menyebabkan sel-sel desidua tumbuh di


endometrium uterus, dan sel-sel ini memainkan peranan penting dalam
nutrisi embrio awal.
b) Progesterone menurunkan kontraktilitas uterus gravid untuk
mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan
c) Progesterone membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan
sebelum implantasi, karena progesterone secara khusus meningkatkan
sekresi tuba fallopi dan uterus ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang
sesuai untuk perkembangan morula dan blastokista
d) Progesterone membantu esterogen mempersiapkan payudara ibu
untuk laktasi (Guyton, 2012).
4) Human Chorionic Somatomammotropin
Sekresi hormone ini meningkat secara progresif sepanjang sisa masa kehamilan
berbanding langsung dengan berat plasenta. Hormon ini disekresikan dalam
jumlah besar daripada gabungan semua hormone kelamin yang lain dan
memiliki beberapa fungsi penting antara lain:

a) Mempunyai fungsi yang sama dengan prolaktin tapi usaha meningkatkan


laktasi manusia dengan hormon ini tidak berhasil
b) Hormon ini memiliki kerja yang lemah yang serupa dengan hormone
pertumbuhan yang menyebabkan protein dengan cara yang sama seperti
hormon pertumbuhan, tetapi dibutuhkan 100x lebih banyak daripada
hormon pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan.
c) Hormone ini menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan
menurunkan penggunaan glukosa pada ibu. Sehingga jumlah glukosa yang
tersedia untuk fetus akan lebih besar. Hormone ini meningkatkan pelepasan
asam lemak bebas dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber
energi pengganti untuk metabolism ibu selama kehamilan (Guyton, 2012).
6. Adaptasi Psikologis selama Kehamilan
Sikap/penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnyasangat mempengaruhi juga
kesehatan/keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya. Umumnya
kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan
pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan
baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”, yaitu keinginan terhadap
hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi
mungkin juga hal-hal lain). Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan
akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak
mau memeriksakan diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan
usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.

B. KONSEP ANTENATAL CARE


1. Pengertian
Antenatal care atau ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan (Saifuddin & Rachimhadhi, 2012).

2. Tujuan Antenatal Care


Antenatal care dilakukan dengan tujuan untuk :
a. Pengawasan wanita hamil dalam menyiapkan fisik dan mental sehingga
wanita hamil tetap sehat hingga akhir kehamilannya
b. Mendeteksi dan mengobati secara dini adanya kelainan fisik atau
psikologi pada ibu selama kehamilannya
c. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
d. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat dan
kondisi ibu dan bayi tanpa atau dengan trauma seminimal mungkin
e. Ibu hamil dapat melahirkan tanpa kesulitan dan bayi dapat dilahirkan
secara sehat baik fisik maupun mental
f.Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan lancar dan pemberian ASI eksklusif
g. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kehadiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal
(Prapti, dkk, 2010; Padila, 2014)

3. Jadwal Kunjungan ANC


a. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, yaitu:
 1 kali pada trimester I
 1 kali pada trimester II
 2 kali pada trimester III
b. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
c. Pemeriksaan khusus jika ada keluhan-keluhan tertentu
d. Kunjungan yang ideal adalah :
 Setiap bulan sampai usia kehamilan 28 minggu
 Setiap 2 minggu samapi umur kehamilan 32 minggu
 Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 32 minggu sampai terjadi
persalinan (Prapti, dkk, 2010)

4. Pelayanan Asuhan Standar Minimal pada ANC


a. Timbang berat badan
b. Ukur Tekanan darah
c. Ukur Tinggi fundus
d. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
e. Pemberian Tablet zat besi (90 tablet selama kehamilan)
f.Tes terhadap penyakit menular seksual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
(Prapti, dkk, 2010; Padila, 2014)

5. Pemeriksaan Kehamilan pada ANC


a. Riwayat
 Ditanyakan tentang riwayat haid : menarche, HPHT, siklus dan lama
haid untuk menentukan taksiran partus
Taksiran partus: HPHT + (+7 -3 +1)
 Tentang graviditas yang merujuk pada kehamilan seluruhnya temasuk
yang sekarang dan paritas menunjukkan hasil kehamilan
G : gravida
A : Aterm
P : Prematur
A : Abortus
H : Hidup
b. Penampilan kehamilan
 Adanya tanda dan gejala kehamilan
 Respon ibu terhadap kehamilan
c. Riwayat obstetri
 Jumlah kejadian aborsi, stillbirth
 Riwayat pengelolaan kehamilan dan kelahiran (primi) berbeda dengan
kehamilan lanjut
 Adanya komplikasi atau intervensi pada kehamilan, persalinan,
puerpurium terdahulu dan apakah dengan penyebab yang disadari

d. Riwayat penyakit yang lalu


 Riwayat sakit kronis, alergi, riwayat transfuse, operasi, fraktur, struktur
panggul, riwayat pengobatan
 Penyakit yang diderita keluarga: misalnya diabetes, hipertensi

e. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan Umum
1) Tanda-tanda vital dan keadaan umum
2) Refleks
Terutama refleks lutut, refleks negatif menandakan adanya kekurangan
vitamin B1 dan penyakit urat sedangkan refleks positif yang berlebihan
menandakan adanya preeklampsia
3) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap kali
ibu memeriksakan diri. BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih
dari 1 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan yang lebih dari
batas-batas tersebut di atas disebabkan karena penimbunan (retensi) air dan
disebut “praxoedema”.

 Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)


1) Inspeksi
 Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah),
selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
 Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
 Payudara
Payudara membesar, areola mammae mengalami hiperpigmentasi, papilla
mammae menonjol, adakah colostrum.
 Abdomen
Pengkajian kulit pada abdomen harus memperhatikan warna, ruam, lesi,
jaringan parut, striae, dilatasi vena, turgor, tekstur, dan distribusi rambut.
Kontur, kesimetrisan, dan adanya hernia juga harus dicatat.
 Vagina
Vagina membesar, dan struktur penyokong menjadi lebih rileks dengan
semakin tuanya kehamilan.
 Ekstremitas bawah
Cari varises, oedema, luka

2) Palpasi
 Abdomen
Untuk menentukan:
 Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan
(UK)
 Menentukan letaknya anak dalam rahim
 Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
LEOPOLD I
Tujuan untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat di
bagian fundus.

Gambar 1 : Pemeriksaan Leopold I

Caranya:
Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke arah
muka penderita
Rahim di bawa ke tengah
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan
mengikuti bentuk uterus
Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin
Tentukan tinggi fundus uteri
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
 Bila kepala teraba bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen).
 Bila bokong teraba lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar dan
lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan serta fundus terasa
penuh.
 Bila letak lintang, palpasi di daerah fundus akan terasa kosong.

Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :


 Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar
 Akhir bulan III (12 mg): tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas
symphisis
 Akhir bulan IV (16 mg): tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis
 Akhir bulan V (20 mg): tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat
 Akhir bulan VI (24 mg): tinggi fundus uteri setinggi pusat
 Akhir bulan VII (28 mg): tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
 Akhir bulan VIII (32 mg): tinggi fundus uteri pertengahan
prosesus xipoideus dan pusat
 Akhir bulan IX (36 mg): tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
 Akhir bulan X (40 mg): tinggi fundus uteri pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat

Pusat

Symphisis

Gambar 2
Tinggi fundus menurut usia kehamilan normal dengan satu janin

Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti


pertumbuhan rahim maka ukuran rahim ditentukan dalam cm, yang
diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilical
(lingkaran perut setinggi pusat). Adapun rumusnya dengan
menggunakan aturan McDonald ialah:

Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
Tinggi fundus (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu

LEOPOLD II
Tujuan: untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana
letaknya bagian-bagian kecil
Gambar 3 : Pemeriksaan Leopold II
Caranya :
Kedua tangan pindah ke samping
Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah bagian-
bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
rintangan yang terbesar.
Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.

LEOPOLD III
Tujuan: untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.

Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III


Caranya:
Digunakan satu tangan saja
Bagian bawah ditentukan antar ibu jari dan jari lainnya
Cobalah apakah tangan bawah masih bisa digoyangkan
Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala sudah
“enganged”

LEOPOLD IV
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat
di bagian fundus.

Gambar 5 : Pemeriksaan Leopold IV

Caranya:
Pemeriksa menghadap ke arah kaki klien
Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan ke arah pintu atas panggul
Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
 Kedua tangan konvergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke
dalam rongga
 Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke
rongga panggul
 Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala
sudah melewati pintu atas panggul (PAP).

3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a) Dari anak
Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan
stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau bunyi
jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit atau tidak teratur,
maka anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan bunyi
jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4. Misalnya :

Waktu (5 detik) Hasil


Dijumlahka Dikalikan
I III V Perhitunga Interpretasi
n 4
n
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur, bayi
normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur,
asfiksia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
asfiksia

Bising tali pusat


Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang karena
posisi atau sering mengubah sikap ibu.
Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b) Dari ibu
Sirkulasi
Tekanan darah pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik
atau 90 diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolik di atas
tekanan darah sebelum hamil menandakan toksonemia gravidarum.
Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus ibu.

f.Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.
2) Pemeriksaan USG
Untuk menentukan :
a) Jenis kelamin
b) Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
c) Jumlah cairan amnion
3) Pemeriksaan laboratorium
a) Darah (Hb, golongan darah darah, glukosa, VDRL)
b) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah
(midstream). Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih
dan zat yang ada dalam urin yang menandakan masalah.
c) Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya kontaminasi
sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
d) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dalam jumlah
besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
e) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah melakukan aktivitas berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
f) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.

6. Kemungkinan Komplikasi Kehamilan


Yang sering ditemukan pada antenatal care :
a. Anemia
b. Penyakit jantung
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak janin
f. Toxemia gravidarum (preeklamsia, eklamsia)
g. Diabetes gestasional
h.
7. Informasi Periode Antenatal
a. Gizi
Peningkatan konsumsi sampai 300 kalori/hari dengan makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
b. Kegiatan harian
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal ) yang akan terjadi
Peningkatan berat badan
Breast change
Penurunan tenaga
Mual dan muntah serta nyeri punggung kiri di trimester I
Rasa panas
Varises
Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya,
seperti:
Perdarahan pervaginam
Sakit kepala luar biasa
Gangguan penglihatan
Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
Nyeri abdomen
Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANC


1. Pengkajian
Pengkajian dasar pada klien:
a. Aktifitas dan istirahat
1) Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama.
Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan akhir
2) Denyut nadi meningkat 10-15 x/menit
3) Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan
volume darah
4) Varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
5) Episode sinkope
b. Integritas Ego
1) Menunjukkan perubahan persepsi diri
2) Body image rendah
c. Eliminasi
1) Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi
2) Peningkatan frekuensi berkemih
3) Peningkatan berat jenis urin
4) Timbulnya hemoroid
d. Makanan dan Cairan
1) Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri ulu hati sering terjadi
2) Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada
trimester II & III
3) Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi
perdarahan
4) Hb dan Ht rendah, mungkin ditemui anemia fisiologis
5) Glukosa dan edema
e. Nyeri dan Ketidaknyamanan
1) Kram kaki
2) Nyeri tekan dan bengkak pada payudara
3) Kontraksi Braxton hicks setelah 28 minggu
4) Nyeri punggung
f.Pernafasan
1) Mukosa nampak lebih merah dari biasanya
2) Frekuensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran/tinggi
uterus
3) Pernafasan torakal
g. Keamanan
1) Suhu tubuh 36 – 37ºC
2) DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 –20 minggu
3) Gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu
4) Quickening pada usia kehamilan 16 – 20 minggu
5) Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5
h. Sexualitas
1) Berhentinya menstruasi
2) Perubahan respon/aktifitas seksual
3) Leukhorea
4) Peningkatan secara progresif ukuran uterus
5) Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola
6) Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmareritema, spindernevi,
striae gravidarum
7) Tanda-tanda hegar, chadwick positif
i. Interaksi sosial
1) Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi
2) Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
3) Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional
j. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, dan
keadaan ekonomi
k. Pemeriksaan Diagnostik
1) Darah : Hb, golongan darah, skreening HIV, hepatitis
2) Skreening untuk TBC paru, Rubela
3) Tes serum HSG

D.
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Resiko gangguan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC: High Risk Pregnancy Care
hubungan Ibu – janin selama ... x 24 jam diharapkan tidak 1. Kaji faktor medis yang berhubungan yang dapat menyebabkan
berhubungan dengan terjadi gangguan ibu dan janin, dengan komplikasi kehamilan
penyulit kehamilan kriteria hasil: 2. Kaji riwayat obstetric yang berhubungan dengan kehamilan resiko
NOC : Fetal Status Antepartum tinggi
3. Kaji pengetahuan klien untuk mengidentifikasi faktor resiko
 HR janin dalam batas normal (120- 4. Memberikan informasi mengenai faktor resiko, pengawasan dan
160x/menit) prosedur yang akan dilakukan
 Frekuensi pergerakan janin normal. 5. Ajarkan klien untuk memonitor keadaan sendiri (TTV, monitor
 Pola pergerakan janin normal. aktivitas uterin)
6. Berikan informasi terkait tanda dan gejala yang memerlukan
NOC : Maternal status Antepartum
penanganan medis segera (ex : perdarahan pervagina, keluarnya cairan
 Tanda-tanda vital dalam batas ketuban, edema, dll)
normal. 7. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
 Klien dapat mengidentifikasi koping 8. Kaji ekspresi, perasaan dan ketakutan tentang proses kehamilan dan
adaptif dari ketidaknyamanan selama keadaan klien
kehamilan.
 Klien tidak melaporkan adanya nyeri
kepala,nyeri perut.
 Proteinuria (-)
 Oedema (-).

2. Kesiapan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC: Prenatal Care


Meningkatkan Proses selama ... x 24 jam diharapkan tidak 1. Intruksikan pasien pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan
Kehamilan-Melahirkan terjadi peningkatan proses kehamilan secara teratur
melahirkan, dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan suami atau orang terdekat untuk berpartisipasi dalam
NOC: Perilaku Kesehatan Antepartum perawatan kehamilan
3. Anjurkan ibu untuk mengikuti kelas prenatal
 Melakukan pemeriksaan prenatal
4. Intruksikan pasien mengkonsumsi nutrisi selama kehamilan
 Mempertahankan pola peningkatan 5. Monitor status nutrisi
BB 6. Monitir penambahan BB selama kehamilan
 Mengikuti kelas edukasi persiapan 7. Rujuk program suplemen makanan tambahan yang sesuai
persalinan 8. Instruksikan pasien melakukan latihan fisik yang sesuai dan istirahat
selama kehamilan
 Mempertahankan intake nutrisi
9. Instruksikan pasien untuk meningkatkan BB berdasarkan BB sebelum
yang adekuat selama kehamilan
hamil
 Berkonsultasi dengan tenaga 10. Monitor penyesuaian psikososial pada pasien dan keluarga
kesehatan professional ttg obat yang 11. Monitor Tekanan darah
tidak boleh dikonsumsi 12. Monitor glukosa dan protein urin
13. Monitor kadar Hb
14. Monitor udem pada kaki, tangan dan wajah
15. Monitor reflek
16. Intruksikan pasien tanda bahaya yang harus dilaporkan segera
17. Ukur tunggi fundus dan bandingkan dengan umur kehamilan
18. Tentukan perasaan ibu pada kehamilan yang tidak diinginkan
19. Tentukan apakah kehamilan tidak diinginkan disetujui oleh keluarga
20. Bimbing untuk mengambil keputusan apakah janin dipertahankan atau
tidak
21. Konseling pasien ttg perubahan seksual dalam kehamilan
22. Tentukan system dukungan social
23. Bimbing pasien untuk mengembangkan dan menggunakan system
dukungn social
24. Konseling pasien untuk menyesuaikan antara pekerjaan dan
kebutuhan fisik selama hamil
25. Berikan bimbingan tentang perubahan fisik dan psikologis selama
kehamilan
26. Bimbing pasien untuk mengelola perubahan terkait kehamilan
27. Diskusikan perubahan gambaran diri dengan pasien
28. Bimbing pasien pertumbuhan dan perkembangan janin
29. Monitor DJJ
30. Intruksikan pasien untuk memonitor gerak janin
31. Intruksikan pasien untuk mengatasi sendiri ketidaknymanan selama
kehamilan
32. Intruksikan pasien untuk menghindari lingkungan teratogen selama
kehamilan
33. Berikan kesempatan orang tua untuk mendengarkan bunyi jantung
janin sesegera mungkin
34. Berikan kesempatan orang tua untuk melihat janin melalui USG
35. Pastikan sebelum bayi lahir apakah orang tua mempunyai nama untuk
bayi laki-laki atau perempuan
36. Rujuk pasien ke kelas persiapan persalinan
37. Rujuk pasien ke perawatan anak atau kelas parenting

3. Resiko Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC: High Risk Pregnancy Care
Ketidakefektifan Proses selama ... x 24 jam diharapkan terjadinya 1. Kaji faktor medis yang berhubungan yang dapat menyebabkan
Kehamilan-Melahirkan keefektifan proses kehamilan-melahirkan, komplikasi kehamilan
dengan kriteria hasil: 2. Kaji riwayat obstetric yang berhubungan dengan kehamilan resiko
NOC: Fetal Status Antepartum tinggi
3. Kaji pengetahuan klien untuk mengidentifikasi faktor resiko
 HR janin dalam batas normal (120- 4. Memberikan informasi mengenai faktor resiko, pengawasan dan
160x/menit) prosedur yang akan dilakukan
 Frekuensi pergerakan janin normal. 5. Ajarkan klien untuk memonitor keadaan sendiri (TTV, monitor
 Pola pergerakan janin normal. aktivitas uterin)
6. Berikan informasi terkait tanda dan gejala yang memerlukan
NOC: Maternal Status Antepartum
penanganan medis segera (ex : perdarahan pervagina, keluarnya
 Tanda-tanda vital dalam batas cairan ketuban, edema, dll)
normal. 7. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
 Klien dapat mengidentifikasi koping 8. Kaji ekspresi, perasaan dan ketakutan tentang proses kehamilan dan
adaptif dari ketidaknyamanan selama keadaan klien
kehamilan.
 Klien tidak melaporkan adanya nyeri
kepala,nyeri perut.
 Klien tidak melaporkan adanya
perdarahan pervaginal.
DAFTAR PUSTAKA

Bartini, I. (2012). ANC: Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal (ASKEB I).
Yogyakarta: Nuha Medika

Bulecheck,G. N & Doctherman, J. M. (2008). Nursing Intervensions Classification


(NIC), Fifth Edition. St. Louis : Mosby – Year Book

Guyton, A. C. & Hall, J. E,. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC

Herdman, T. H. (2011). Diagnosa Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2012 – 2014


(NANDA). Jakarta : EGC ( terjemahan Sumarwati, dkk, 2011)

Manuaba, dkk., 2013., Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta; EGC.

Moorhead S. & Johnson, M. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth


Edition. St. Louis : Mosby Year – Book

Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

Prapti, N. K. G., Runiari, N., Suratiah, & Astuti, I. W. (2010). Skill Lab Guide
Departement Keperawatan Maternitas. Denpasar: PSIK-FK Unud

Saifuddin, A.B. dan Rachimhadhi, T. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai