Anda di halaman 1dari 7

CIRI TEKS AKADEMIK (RELASIONAL

IDENTIFIKATIF DAN ATRIBUTIF)


MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
NUR BUDIAJI
NIM 1826043

MAHASISWA SEMESTER 2 PRODI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum,wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tak lupa pula
shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi kita Muhammad Saw. Semoga kita tetap
menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin. Laporan ini kami buat serapi mungkin
dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai penjabaran salah satu ciri
teks akademik yakni “Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional
Atributif”. Harapa
n kami setelah pembuatan laporan ini, generasi penerus kami dapat menjadikan laporan ini
sebagai referensi. Yakni sebagai acuan dalam pembuatan laporan sehingga penyusun materi
akan terhidar dari berbagai kesalahan yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Pasir Pengaraian maret 2019

Penyusun

NUR BUDIAJI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teks akademik adalah teks yang berwujud dalam berbagai jenis. Seperti jenis buku, ulasan buku,
proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut
merupakan genre makro yang masing-masing didalamnya terkandung campuran dari beberapa
genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro
adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre
mikro adalah sub genre yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre
makro. Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri
tertentu. Untuk membedakan keduanya, kita harus menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan
memahami ciri-ciri teks akademik, kita akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang
penting bagi kehidupan akademik kita. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik,
kita harus membaca dan mencipta teks akademik.
Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara memadai dengan
mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini
adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis
(Lihat misalnya Sudaryanto, 1996, Moeliono, tanpa tahun; Moeliono, 2004). Akan tetapi, selama
ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang
memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis itu (Wiratno,
2012). Akibatnya, ciri-ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada
data atau teori tertentu. Kita, sebagai insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itu secara
akademik berdasarkan argumen yang kuat. Sebagai kata-kata sehari-hari, sederhana, padat,
objektif, dan logis memang mudah dipahami. Seperti terdaftar di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, secara denotatif, sederhana berarti “bersahaja, tidak berlebih-lebihan, atau tidak banyak
seluk beluknya (kesulitan dsb)”; padat berarti “sangat penuh hingga tidak berongga, padu atau
mampat”; objektif berarti “mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi”; dan logis berarti “sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, atau masuk
akal” (Pusat Bahasa, 3rd Ed., 2001:793, 809, 1008).
Namun demikian, tahukah Anda bahwa pada konteks teks akademik, kata-kata tersebut tidak lagi
merupakan kata-kata sehari-hari, tetapi telah menjadi istilah teknis yang perlu dijelaskan secara
akademik berdasarkan teori yang dapat dipertanggungjawabkan? (Wiratno, 2012). Dengan
penjelasan yang memadai secara linguistik, orang tidak lagi menduga-duga atau mendasarkan diri
pada naluri yang tidak dapat diukur. Selain ciri-ciri di atas, masih terdapat sejumlah ciri teks
akademik yang juga perlu dijelaskan secara memadai.

B . Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran diatas, didapatlah sebuah rumusan masalah yakni :
Apa saja ciri teks akademik yang dapat membedakannya dengan teks non akademik?
Jabarkan salah satu ciri teks tersebut.

B. Tujuan
Mengetahui cirri teks akademik.
Dapat menjabarkan ciri teks akademik.
BAB II
PEMBAHASAN

Penguraian Ciri Teks Akademik Ciri-ciri teks akademik diantaranya adalah :Bersifat
Sederhana dalam Struktur Kalimat,Padat Informasi,Padat Kata Leksikal,Banyak
MemanfaatkanNominalisasi,Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui Ungkapan
Inkongruen,Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis,Bersifat Taksonomik dan Abstrak,Banyak
Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora,Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan
Proses Relasional Atributif, dan sebagainya.Teks Akademik Bersifat Monologis dengan
Banyak Mendayagunakan Kalimat Indikatif-Deklaratif,Teks Akademik Memanfaatkan
Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok Persoalan, bukan Pelaku; dan Akibatnya,Teks
Akademik Menjadi Objektif, bukan Subjektif,Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung
Kalimat MinorTeks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal,Teks
Akademik Tergolong ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional.

Penjabaran Salah Satu Ciri Teks Akademik


Disini point yang akan kami jabarkan adalah point ke sembilan (i) dengan tema
“Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif”. Berikut
Penjabarannya :
Dari beberapa ciri teks tersebut. Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional
identifikatif dan proses relasional atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat yang
baik untuk membuat definisi atau identifikasi terhadap sesuatu, sedangkan Proses relasional
atributif merupakan alat yang baik untuk membuat deskripsi dengan menampilkan sifat,ciri,
atau keadaan benda yang dideskripsikan. Wignell, Martin dan Eggins (1993:149-152)
menyatakan bahwa biasanya definisi dibuat terhadap istilah teknis. Namun demikian, tidak
semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks akademik, terutama istilah teknis yang belum
umum, didefinisikan atau diidentifikasikan. Padahal melalui proses relasional identifikatif,
definisi semacam itu dapat dibuat dengan baik.
Selain itu, melalui proses relasional identifikatif itu, definisi juga berfungsi untuk mentransfer
pengetahuan umum ke dalam pengetahuan yang lebih khusus (Martin, 1993b:209-210).
Kenyataan tentang sedikitnya istilah teknis yang didefinisikan pada teks-teks akademik itu
menyebabkan teks-teks tersebut, secara ideasional cenderung sulit dicerna. Di pihak lain,
mengenai pentingnya proses relasional atributif untuk membuat deskripsi pada teks akademik,
dapat dinyatakan bahwa menampilkan sifat, ciri, atau keadaan pokok persoalan yang
diketengahkan berarti membuat deskripsi tentang pokok persoalan. Untuk mempermudah
pemahaman mengenai proses relasional identifikatif dan atributif, mari kita simak kedua
contoh berikut yang dapat digunakan untuk membedakan antara relasional identifikatif dan
atributif.
Kalimat Identifikatif
Usia adalah bagian dari eksistensi yang dihitung dari awal kelahiran sampai titik waktu
tertentu.
Kalimat Atributif
Usia merupakan salah satu faktor demografi yang mempengaruhi diferensiasi tenaga kerja
dalam sikap dan perilaku.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perbedaan dari proses relasional Identifikatif dan Atributif dapat dilihat dari pendefinisian
sebuah kalimat. Relasional Identifikatif lebih berfokus definisi dari subjek maupun objeknya,
sedangkan Atributif lebih berfokus pada pendeskripsiannya.
melalui proses relasional identifikatif, definisi dapat mentransfer pengetahuan umum ke
dalam pengetahuan yang lebih khusus.
Pada proses relasional Atributif, untuk membuat deskripsi pada teks akademik, dapat
dinyatakan dengan menampilkan sifat, ciri, atau keadaan pokok persoalan yang
diketengahkan artinya membuat deskripsi tentang pokok persoalan.

Saran
Sebaiknya pembentukan kelompok pada presentasi tidak telalu banyak sehingga anggota
kelompoknya bisa ideal. Selain itu, kelompok yang terlalu banyak juga membutuhkan waktu
yang panjang untuk melakukan pemaparan (presentasi). Ini menyebabkan mahasiswa yang
tergabung dikelompok akhir cenderung enggan untuk mendiskusikan lebih awal. Menurut
kami, kelompok yang terlalu banyak tidak efektif.

Anda mungkin juga menyukai