PENDAHULUAN
Tumor adalah jaringan baru yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh
berbagai faktor penyebab tumor. Tumor dapat dibagi menjadi tumor
odontogenik dan non odontogenik. Tumor odontogenik, dibagi lagi menjadi
tumor yang berasal dari ektodermal, mesiodermal, dan campuran mesio-
ektodermal. Sedangkan tumor non-odontogenik dibagi menjadi tumor
osteogenik, non-osteogenik, tumor jaringan vaskuler, dan tumor jaringan
syaraf.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2. Anamnesa
2.2.1. Keluhan Utama : Benjolan pada gusi kiri
2.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Gigi RSUD Kota Mataram, pasien
datang sendiri. Pasien mengeluh ada benjolan pada gusi bawah kiri
yang sudah timbul sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengatakan
benjolan tidak terasa nyeri, tidak mengeluarkan darah saat disentuh,
dan terus membesar. Pasien mengatakan bahwa benjolan ini timbul
setelah pemakaian kawat gigi selama 2 bulan yang lalu. Pasien juga
mengatakan bahwa benjolan hanya terdapat di gusi kiri bawah.
2.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku tidak pernah memiliki gejala-gejala yang
sama seperti saat ini sebelumnya, pasien mengaku tidak memeliki
gejala-gejala penyakit kencing manis, darah tinggi, pasien juga
mengaku tidak memiliki gejala-gejala sering sesak nafas karena
2
alergi, dan juga tidak ada alergi terhadap makanan juga obat
tertentu.
3
Gambar 2.1. Inspeksi Pada Pasien Ny. X
4
Gambar 2.3. Eksisi Epulis
2.7. Terapi
2.7.1. Non Medikamentosa
Kurangi aktifitas berbicara
Tidak boleh kumur-kumur setelah tindakan
Tidak boleh minum yang hangat-hangat tapi diperbolehkan
konsumsi yang dingin seperti, air dingin, dan ice cream.
Monitoring perdarahan
KIE pasien untuk datang kontrol 3 hari lagi
2.7.2. Medikamentosa
5
Pemberian anti nyeri seperti, asam mefenamat, atau natrium
diklofenac, dan golongan yang lebih kuat jika nyeri sekali.
Pemberian antibiotik spectrum luas.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Epulis
3.1.1. Definisi
1. Epulis Gravidarum
2. Epulis Congenitalis
3. Epulis Fibromatosa
4. Epulis Granulomatosa
5. Epulis Fissuratum
6. Epulis Angiomatosa
7. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)
3.2. Epulis fibromatosa
Epulis jenis ini lebih sering dujumpai dibandingkan jenis lainnya dan sering
mengalami rekuren (kambuh) bila operasi pengangkatannya tidak sempurna.
7
Umumnya dijumpai pada orang dewasa. Terutama pada bagian gingiva, bibir dan
mukosa bagian bukal
Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga
sering terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak
klinis yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat,
konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini pula tidak mudah
berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.
8
3.2.1. Mikroskopis
Epulis granulomatosa dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling
banyak didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama
terjadi pada wanita.
Gambar 3.3. Epulis granulomatosa pada daerah palatal gigi insisif atas
9
3.3.1. Gejala
10
Gambar 3.4. Mikroskopis epulis granulomatosa
3.3.2. Perawatan
3.4. Penatalaksanaan
Ko morbiditas berat
Karsinoma gingiva
FNA
11
komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan
permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi.
(Informed consent).
b. Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan
kelengkapan operasi.
c. Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.
d. Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin
kombinasi dengan Garamycin, dosis menyesuaikan
untuk profilaksis.
2. Tahapan operasi
Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam
narkose umum dengan intubasi nasotrakheal
kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa
orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta
fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan
operasi bisa bebas. Posisi penderita telentang sedikit
“head-up”(20-250), ekstensi (perubahan posisi kepala
setelah didesinfeksi).
Desinfeksi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang
tampon steril di orofaring.
Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-
alkohol 70% 1:1000.
Posisikan penderita tengadah dengan
mengganjal bantal pundaknya.
Dengan menggunakan mouth spreader mulut
dibuka sehingga lapangan operasi lebih
jelas. Insisi dilakukan diluar tepi lesi pada jaringan
yang sehat dengan menggunakan couter-coagulation,
lakukan rawat perdarahan, lakukan pembersihan lebih
lanjut dengan jalan mencabut gigi yang terlibat serta
lakukan kerokan pada sisa sekitar tumor.
12
Surat pengantar PA diberi keterangan klinis yang jelas.
3. Komplikasi operasi
Perdarahan
Infeksi
Residif
4. Mortalitas
Sangat rendah
5. Perawatan Pascabedah
Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan
perbandingan 1 : 4 (sehari). Antibiotik profilaksis
diteruskan 1 hari.
Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit,
setelah 6 jam tidak mual bisa diberi makan.
Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon
steril pada saat operasi untuk menghentikan perdarahan
pada bekas akar gigi, bisa dilepas setelah 1 jam
dari operasi atau ancaman perdarahan sudah berhenti.
Kumur-kumur/Oral hygiene penderita di teruskan
terutama sebelum dan sesudah minum/makan.
Penderita boleh pulang sehari kemudian.
6. Follow-Up
Tiap minggu sampai luka operasi sembuh
13
DAFTAR PUSTAKA
Dwiretno, Tantin. 2010. Epulis fibrosa dan granuloma piogenikum pada regio gigi
dengan hambatan oklusal.
http://staff.ui.ac.id/internal/130536742/publikasi/epulisfibrosa.pdf di
akses pada 11 Juni 2015
14