Anda di halaman 1dari 72

SPESIFIKASI TEKNIS

DAN RENCANA SYARAT-SYARAT KERJA

PASAL 1 PERSYARATAN UMUM

1.1 IDENTIFIKASI KEGIATAN

PEMILIK : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kolaka


yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Kabupaten
KEGIATAN : Kolaka.
Pembangunan Gedung Kantor Workshop
LOKASI : Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka
VOLUME : 60 m2
THN ANGARAN : 2019

Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut pemborong hendaknya


menyediakan :
a) Tenaga kerja, tenaga ahli yang memadai sepadan dengan
jenis dan lingkup pekerjaan, meliputi Tenaga Ahli dengan
kualifikasi keahlian :
i. 1 (satu) orang Project Manager, S-1 Teknik Sipil, ber SKA,
pengalaman profesional minimal 5 tahun.
ii. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Teknik Bangunan Gedung, S-1
Teknik Sipil/Arsitek, ber SKA, pengalaman profesional
minimal 3 tahun.
iii. 1 (satu) orang Tenaga Ahli K3, S-1 Teknik Sipil atau Arsitek,
pengalaman profesional minimal 3 tahun.

b) Tenaga Teknis. Untuk Tenaga Teknis/Terampil dengan kualifikasi


kemampuan:
i. 1 (satu) orang Pelaksana Lapangan, minimal D3,
pengalaman profesional 4 tahun dan bersertifikat (SKT);
ii. 1 (satu) orang Surveyor, minimal D3, pengalaman
profesional minimal 3 tahun dan bersertifikat (SKT).
iii. 1 (satu) orang Logistik, minimal SMK Teknik Bangunan
pengalaman profesional minimal 5 tahun.
iv. 1 (satu) orang Administrasi Proyek / Lapangan, minimal
SMA/SMK pengalaman minimal 5 tahun.

1.2 RENCANA KERJA


1. Sebelum memulai pelaksanaan dilapangan, pemborong
harus terlebih dahulu menyusun rencana kerja (time schedule)
yang kemudian dimintakan pengesahan kepada direksi.
2. Rencana Kerja harus sudah diajukan kepada direksi
selambat-lambatnya satu minggu setelah Surat Perintah Kerja
pemborong ditandatangani.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop

1
3. Setelah rencana kerja disetujui, pemborong menyerahkan 3
(tiga) copy untuk Pemimpin kegiatan dan Konsultan Pengawas
serta 1 (satu) copy ditempatkan diruang direksi.
4. Dalam rencana kerja harus sudah tercantum garis
prestasi dan garis termin rencana.

1.3 BESTEK DAN GAMBAR


1. Apabila pemilik proyek menganggap perlu untuk
mendapatkan perubahan dalam
gambar dan Spesifikasi Teknis, maka kontraktor wajib
melaksanakannya dan apabila menyebabkan perubahan
volume pekerjaan maka akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah kurang.
2. Gambar perubahan yang dimaksud dalam hal ini adalah
gambar soft drawing diserahkan dalam rangkap 3 (tiga)
kepada direksi atas biaya kontraktor.
3. Kontraktor tidak boleh melaksanakan variasi pekerjaan tanpa
perintah tertulis dari direksi dan Pimpinan Satuan
Kerja/Pejabat pembuat komitmen.
4. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dengan
gambar maka yang berlaku menurut urutan prioritas dibawah
ini:
a. Pertimbangan dan Keputusan oleh Direksi, Pimpinan
Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen serta
Konsultan Perencana. b. Spesifikasi
Teknis
c. Gambar dan Skala besar
atau mendetail
5. Gambar dan Spesifikasi Teknis tidak boleh diberikan
kepada pihak lain atau orang lain yang tidak ada
hubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini atau dengan
tujuan akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
6. Gambar-gambar detail yang masih diperlukan untuk
penyelenggaraan atau melaksanakan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab pelaksana/ pemborong. Gambar-gambar
detail serta gambar tambahan atau gambar perubahan yang
dimaksud, baru dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan Direksi dan Pejabat Pembuat Komitmen.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop

2
7. Bila gambar rencana kurang jelas atau kurang dimengerti
oleh pelaksana/kontraktor, kontraktor tidak boleh melaksanakan
sesuai penafsirannya sendiri sebelum dikonsultasikan dan
mendapat persetujuan Arsitek perencana.

1.4 PEMATOKAN DAN KETINGGIAN PERMUKAAN


1. Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran pematokan
dilapangan yang
disetujui secara tertulis oleh
Direksi.
2. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan semua
peralatan perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan
sehubungan dengan pematokan tersebut.
3. Jika sewaktu-waktu selama berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan timbul kesalahan-kesalahan pada letak, ukuran, dan
ketinggian permukaan suatu bagian pekerjaan maka Kontraktor
dengan biaya sendiri harus memperbaiki kesalahan sesuai
dengan Dokumen Kontrak. Kecuali apabila kesalahan tersebut
disebabkan oleh data yang diberikan secara tertulis oleh Direksi,
maka pembiayaan untuk memperbaiki kesalahan tersebut
menjadi tanggung jawab Pengelola Kegiatan.
4. Pemeriksaan Pematokan dilapangan oleh petugas pengawas,
bagaimanapun juga tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung
jawab atas ketepatan dari pematokan tersebut dan Kontraktor
harus melindungi dan menjaga dengan hati-hati semua patok
tetap, bouwplank, patok sementara dan benda – benda yang lain
digunakan dalam Pematokan.

1.5 PENJAGAAN DAN PENERANGAN


Dalam hubungan dengan pekerjaan Kontraktor dengan
biaya sendiri harus
menyediakan lampu penerangan, lampu tanda, lampu penjagaan
dan pagar, serta penjagaan dan pemeliharaannya, pada saat
dan tempat yang menurut pendapat Direksi diperlukan untuk
perlindungan Pekerjaan atau untuk keselamatan umum.

1.6 PENGAMANAN PEKERJAAN


Selama jangka waktu pelaksanaan dan jangka waktu
pemeliharaan pekerjaan
Kontraktor bertanggung jawab atas pengamanan pekerjaan
permanen dan pekerjaan sementara dan dalam hal terjadi
kerusakan atau kerugian atas pekerjaan permanen dan pekerjaan
sementara maka kontraktor harus memperbaiki dan memulihkan
kembali seperti semula sesuai dengan syarat-syarat dalam
Dokumen Kontrak dan Perintah Direksi kecuali akibat keadaan
memaksa (Force Majeure).

1.7 PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LAPANGAN


1. Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan lapangan
pekerjaan selama jangka
waktu pelaksanaan pemeliharaan. Pada saat penyelesaian
pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan dan
menyingkirkan dari lapangan semua peralatan kontruksi,
sisa bahan, sampah dan segala macam pekerjaan sementara
dan Kontraktor harus meninggalkan seluruh Lapangan dan
Pekerjaan dalam keadaan bersih dan rapih sehingga dapat
diterima oleh Direksi.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 3
2. Bangunan Kantor Direksi dilapangan, setelah pekerjaan harus
diserahkan pada
Pemilik, terkecuali ditetapkan lain dalam
Dokumen Kontrak.

1.8 LALU LINTAS LUAR BIASA


1. Kontraktor harus mengusahakan dan mencegah agar lalu
lintas kontraktor tidak
sampai merusak jalan yang menghubungkan atau yang
terentang pada jalan yang menuju ke lapangan dan tidak
merugikan lalu lintas umum.
2. Kontraktor harus memilih jalan, memilih dan mengunakan
kendaraan dan membatasi serta membagi beban atau
muatan sedemikian rupa sehingga lalu lintas luar biasa yang
timbul sebagai akibat dari lalu lintas alat-alat serta bahan-
bahan dari atau kelapangan dapat dibatasi sejauh mungkin
sehingga kerusakan- kerusakan atau kerugian-kerugian yang
disebabkan olehnya terhadap jalan-jalan dan jembatan-jembatan
menjadi sekecil mungkin.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 4


3. Kontraktor harus mengusahakan dan mencegah agar lalu lintas
berkaitan dengan keluar masuknya kendaraan proyek tidak
terhambat.

1.9 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Atas persetujuan Direksi sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang
berlaku:
a Kontraktor wajib mempersiapkan pengamanan yang
diperlukan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
para pekerja di lapangan.
b Kontraktor wajib menyediakan tempat tinggal sementara
yang memenuhi syarat kesehatan bagi para pekerja yang
menginap dilapangan dan menyediakan sarana pengobatan
serta pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai ketentuan
yang berlaku
c Jika sifat pekerjaan dapat mengakibatkan bahaya,
kontraktor wajib menyediakan pengamanan yang
diperlukan untuk melindungi pekerja terhadap bahaya
tersebut dan mempersiapkan pertolongan pertama untuk
penyelamatan.
2. Kontraktor harus membebaskan Pemilik dari tanggung
jawab atas kerugian akibat suara ribut, kebisingan dan
gangguan-gangguan lain yang timbul selama jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dan dari tuntutan ganti rugi yang
disebabkan atau yang berhubungan dengan tanggung jawab
tersebut.
3. Kontraktor harus mematuhi ketentuan – ketentuan Astek
berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri
Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
30/KPTS/1984 dan Nomor : 07/Men/1984
4. Kontraktor harus mematuhi ketentuan – ketentuan
keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat Kegiatan
kontruksi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri
Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : Kep.
174/Men/86 dan Nomor: 104/KPTS/1986.
5. Apabila kontraktor tidak memenuhi kewajiban seperti tersebut
diatas pada ayat (1), (2), (3), dan (4) pasal ini maka Pimpinan
satuan kerja dapat menunda angsuran Pembayaran Prestasi
Pekerjaan kepada Kontraktor sampai kewajiban tersebut
dipenuhi.

1.10 PEMERIKSAAN PEKERJAAN SEBELUM DITUTUP


1. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak
terlihat sebelum
mendapat persetujuan Direksi, dan Kontraktor harus memberi
kesempatan sepenuhnya kepada Direksi untuk memeriksa dan
mengukur pekerjaan yang akan ditutup atau tidak terlihat.
2. Bila pekerjaan ditutup tanpa persetujuan Direksi, maka apabila
direksi meminta untuk dibuka kembali untuk diperiksa, biaya
membuka dan menutup kembali menjadi beban Kontraktor.
3. Kontraktor akan menginformasikan kepada Direksi waktu
setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap.
Direksi tidak boleh menunda waktu pemeriksaan dan harus
datang guna memeriksa dan mengukur pekerjaan tersebut,
kecuali Direksi berhalangan maka wajib memberikan petunjuk
tertulis pada Kontraktor mengenai apa yang harus dilakukan.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 5
4. Sewaktu-waktu Direksi dapat meminta Kontraktor membuka
bagian maupun atau bagian-bagian dari pekerjaan/membuat
lubang untuk maksud pemeriksaan dan setelah pemeriksaan
selesai bagian pekerjaan dan lubang tersebut ditutup kembali
sebagai semula sesuai petunjuk Direksi.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 6


1.11 MENGELUARKAN BAHAN BONGKARAN PEKERJAAN DAN
BAGIAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT
1. Selama pekerjaan berlangsung, Direksi mempunyai
wewenang untuk
memerintahkan Kontraktor secara tertulis:
a Mengeluarkan dari Lapangan semua bahan yang menurut
pendapat Direksi tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak,
dalam jangka waktu yang ditentukan dalam perintah
tersebut menganti dengan bahan yang memenuhi
persyaratan.
b Mengeluarkan dan melaksanakan kembali pekerjaan
tersebut sebagaimana seharusnya dilakukan, meskipun
telah diuji sebelumnya atau telah dibayar, yang menurut
pendapat Pengelola Kegiatan bahan atau cara
pelaksanaan dan hasil pekerjaan tersebut tidak sesuai
dengan Dokumen Kontrak.
2. Dalam hal Kontraktor lalai melaksanakan perintah tersebut
ayat (1) pasal ini Pimpinan Satuan Kerja/Pejabat pembuat
Komitmen berhak meminta Pihak Ketiga untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut dan semua biaya yang diperlukan
dibebankan kepada Kontraktor.

1.12 LINGKUP
PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan
Konstruksi/Pembelian Gedung
Kantor Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil : Pembangunan Gedung Kantor Dan Garase dengan
rincian sebagai berikut:
A. Bangunan Gedung Kantor
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pasir dan Tanah
III. Pekerjaan Pondasi dan Dinding
IV. Pekerjaan Beton
V. Pekerjaan Lantai
VI. Pekerjaan Plafont dan
Atap VII. Pekerjaan Pintu dan
Jendela VIII. Pekerjaan Cat
dan Penggantung
IX. Pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal (M&E) X. Pekerjaan
Plumbing
XI. Pekerjaan Style Bali
B. Tempat Parkir
I. Pekerjaan Lantai
II. Pekerjaan Atap
C. Tempat Parkir
I. Pekerjaan Tanah
II. Pekerjaan Pondasi dan Dinding
III. Pekerjaan Beton
D. GARASE
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pasir dan Tanah
III. Pekerjaan
Pondasi IV.
Pekerjaan Beton V.
Pekerjaan Lantai
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 7
VI. Pekerjaan Plafont dan Atap
VII. Pekerjaan Cat dan Penggantung
VIII. Pekerjaan Elektrikal
IX. Pekerjaan Style Bali

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 8


1.13 PEKERJAAN
PERSIAPAN
1. Pekerjaan
Pembongkaran
a. Pembongkaran yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah
pembongkaran bangunan lama sesuai bestek atau petunjuk
direksi,
b. Pembongkaran yang dilakukan tidak merusak bagian–
bagian lain disekitarnya.
c. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati – hati karena
ada bangunan disampingnya.
d. Hasil pembongkaran ditempatkan pada tempat yang tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
e. Kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan
ini tetap menjadi tanggungan kontraktor untuk memperbaiki
seperti semula.
f. Hasil bongkaran yang tidak diperlukan/dimamfaatkan
menjadi tanggung jawab pelaksana/pemborong untuk
membersihkan/mengeluarkan dari lapangan.
2. Kantor Direksi Lapangan
a. Pemborong wajib membuat/menyediakan Kantor Direksi
Lapangan dengan Konstruksi kayu sebagai kantor sementara
di lapangan untuk pengawasan pekerjaan dengan ketentuan
minimal :
Luas : 9
m2
Perlengkap
an:
o 1 meja tulis dengan
laci
o 1 kursi kantor tanpa
lengan
o 4 kursi duduk tamu dari
bambu
o Satu set siku-siku besar no. 12
dari mika
o Satu papan tulis dicat hitam atau White Board ukuran
80 x 160 cm
lengkap dengan
peralatannya.
3. Bangsal Pemborong dan tempat Bahan.
a. Bangsal untuk kantor pemborong dan gudang bahan
dibuat sendiri yang besarnya sesuai dengan kebutuhan
pemborong, pekerjaan ini tidak ditawar.
b. Pemborong wajib minta persetujuan terlebih dahulu
kepada Direksi untuk penempatan bahan-bahan.
4. Pengadaan ulilitas Sementara.
a. Kontraktor wajib menyiapkan air bersih untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan. Air harus selalu bersih, bebas dari
lumpur, minyak dan bahan- bahan lainnya yang merusak
kesehatan dan mengurangi kekuatan kontruksi.
b. Kontraktor harus mengadakan fasilitas listrik dengan daya
yang berasal dari
PLN atau Generator, lengkap dengan lampu-lampu
penerangan.
c. Pemborong wajib membuat toilet dan fasilitasnya yang
bersifat sementara untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 9
d. Semua biaya pengadaan utilitas sementara dan lain-lainnya
menjadi tanggungan Pemborong sepenuhnya.
5. Pagar pengaman
Pagar pengaman untuk keamanan pelaksanaan pekerjaan
tidak ditawarkan tetapi merupakan tanggung jawab
Pemborong seandainya pagar itu diperlukan.
6. Papan nama Proyek
a. Pemborong harus membuat papan nama Kegiatan dengan
ukuran 80 cm x
120 cm dengan tinggi pemasangan 200 cm, yang dipasang
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas, pada patok-patok kayu
yang kuat dan ditanam dalam tanah.
b. Pembuatan papan nama Kegiatan tidak dimasukkan dalam
penawaran, dan merupakan kewajiban dari Rekanan untuk
membuatnya.
7. Alat/Perlengkapan pekerjaan dan tenaga lapangan
a. Selama waktu pelaksanaan kontraktor dan sub kontraktor
diharuskan menetapkan minimal seorang
pelaksana/pengawas pekerjaan tetap

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 10


(uitvoeder) yang cakap dan mampu dan bertanggung jawab
atas jalannya pelaksanaan pekerjaan. Pelaksana yang
ditetapkan harus dilaporkan dan mendapat persetujuan
Direksi.
b. Direksi berhak menolak pelaksanaan/pengawas
tersebut dengan pertimbangan tidak memenuhi
persyaratan pendidikan, pengalaman dan kecakapan serta
bukti tidak memenuhi skill.
c. Kontraktor, sub kontraktor dan bagian–bagian lainnya
yang mengerjakan pekerjaan – pekerjaan pelaksanaan
didalam proyek ini harus menyediakan alat – alat dan
perlengkapan–perlengkapan pekerjaan (selalu siap
dilapangan) sesuai dengan bidangnya masing–masing
seperti:
• Alat-alat ukur
(theodolit,waterpass)
• Alat-alat pemotong,
penduga, penarik
• Alat-alat
bantu
• Alat-alat pengetesan yang
diperlukan
• Dan peralatan – peralatan lain yang diperlukan
Disamping itu harus menyediakan juga :
• Buku–buku laporan (harian,
mingguan)
• Buku–buku petunjuk alat–alat yang
akan dipakai
• Rencana kerja dan menempatkan tenaga
lapangan yang bertanggungjawab penuh untuk
memutuskan segala sesuatu dilapangan dan bertindak
atas nama kontraktor dan sub kontraktor yang
bersangkutan.
8. Uitzet dan
Pengukuran
a. Ukuran titik duga patok untuk titik nol akan ditentukan
kemudian oleh Direksi bersama-sama pemborong.
Selanjutnya titik harus ditetapkan dengan patok beton
sedemikian rupa sampai tidak bisa digerak-gerakan lalu
diberi tanda jelas dan dipelihara baik-baik selama waktu
pembangunan titik nol tersebut harus menjadi dasar bagi
setiap pengukuran naik turunnya yang dimaksud.
b. Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan
antara gambar dan kenyataan harus segera dilaporkan
kepada Direksi.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya
pelaksanaan pekerjaan menurut peil – peil dan ukuran –
ukuran dalam gambar – gambar dan uraian/syarat –
syarat pelaksanaan ini.
d. Pengukuran sudut siku–siku dilakukan dengan alat teropong,
waterpas, theodolite atau Prisma penyiku.
e. Pengukuran sudut siku – siku dengan benang secara
segitiga Phitagoras hanya dibenarkan untuk bagian–bagian
kecil saja bila disetujui oleh Direksi.

PASAL 2 PERSYARATAN TEKNIS


2.1 PEKERJAAN PASIR DAN TANAH
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 11
1. Sebelum penggantian/pengurugan/timbunan tanah, humus
dan kotoran–kotoran
harus disingkirkan dari lokasi bangunan.
2. Galian tanah untuk pekerjaan ini disesuaikan dengan gambar
rencana atau kebutuhan dilapangan adalah galian pondasi
menerus dan galian septictank.
3. Bagian-bagian yang perlu pengurugan tanah
pelaksanaanya harus dilakukan lapis demi lapis dan masing-
masing lapis tebalnya 20 cm dengan dipadatkan dengan mesin
pemadat (stamper) sampai padat sehingga mencapai
permukaan yang diinginkan, dan bahan urugan ini harus bebas
dari kotoran–kotoran / humus.
4. Jika dalam galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran
dan bagian-bagian tidak padat, maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi diisi
dengan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, disiram dengan
air setiap kali sampai padat sehingga mencapai permukaan
yang diinginkan.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 12


5. Galian tanah untuk pondasi harus digali sampai peil yang
ditentukan. sesuai petunjuk Direksi.
6. Pembuangan tanah bekas galian harus dibuang ketempat
yang telah disetujui
Direks
i.
7. Urugan pasir dibawah lantai dibuat sesuai gambar
detail /Bestek.
8. Urugan pasir dibawah pasangan batu kosong dibuat setebal 5
cm.
9. Semua urugan pasir harus disiram dengan air hingga jenuh dan
padat.

2.2 PEKERJAAN PONDASI


1. Pondasi menerus (Pondasi Batu Kali).
a. Bahan : Batu kali, PC (portland cement),
Pasir dan Air b. Pelaksanaan :
1). Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan
yang lemah dan harus memiliki satu daya tahan.
2). Batu – batu tersebut harus berbentuk datar, baji maupun
oval dan dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin
saling mengikat.
3). Campuran yang digunakan untuk campuran pasangan
batu 1 PC : 5 Psr.
4). Pasangan batu kali dilaksanakan pada pekerjaan
pondasi menerus pada bangunan gedung, kamar
mandi/WC, Pagar dan Garase.
5). Bentuk dan Ukuran Sesuai gambar atau
petunjuk direksi.

2.3 KONSTRUKSI BETON


1. Uraian
a Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding antara
semen, air dan
agregat baru dan campuran beton akan mengendap dan
mengeras menurut bentuk yang diminta/disyaratkan dan
membentuk satu bahan padat keras dari tahan lama
(awet) yang memiliki karakteristik tertentu.
b Agregat meliputi baik yang kasar maupun yang halus,
bergradasi, tetapi jumlah agregat halus yang dipertahankan
sampai jumlah minimum yang diperlukan apa dan
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi
rongga– rongga antara agregat kasar serta memberikan
suatu permukaan akhir yang baru.
c Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang
optimum volume dimasukkan kedalam campuran
dipertahankan sampai dalam minimum yang diperlukan
untuk memudahkan pegerjaan selam pencampuran.
d Bahan tambahan kepada campuran beton seperti bahan
memasukkan udara atau bahan kimia untuk memperlambat
atau mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan
kecuali diminta demikian di dalam persyaratan kontrak
khusus.
2. Peraturan (Code) Beton
Persyaratan – persyaratan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia PBI tahun 1991

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 13


atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan
kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara
lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan
spesifikasi khusus yang tidak disebutkan dalam PBI
199
1.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 14


3.
Kelas – kelas beton
Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang
diberikan pada tabel
2.3.1.
TABEL 2.3.1. KELAS – KELAS BETON
KELA RUANGA JENIS URAIA
S N N
SUH
I 0 Non Untuk alas beton kurus dan
Struktual peranan
pondasi
K 125
Struktual Beton masa tanpa tulangan
II K 175 Struktual untuk dasar
Beton pondsi, penutup
dengan penulangan
ringan
digunakan untuk pondasi padat,
dinding – dinding, bawah kereb
K 225 Struktual dan jalan jalan setapak.
Kontuksi beton bertulang
termasuk gelegar
– gelegar, kolom – kolom,
lantai pelat, lantai dinding,
III K 275 – Struktual Beton bertulang mutu tinggi
K untuk lantai
350 jembatan dan bagian – bagian
konstruksi utama lainya.
K 400 Struktual Bagian – bagian
konstruksi beton
prakktekan dan tiang –
tiang beton pencetak

4. Penyerahan
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh – contoh semua
bahan – bahan yang
digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan
data – data pengujian yang menunjukan kecocokan
dengan persyaratan mutu spesifikasi.
b. Apabila diisyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, kontraktor
harus menyerahkan gambar – gambar rincian semua
pekerjaan acuan uang di gunakan pada pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Kontraktor akan melapor kepada Direksi Teknik paling
sedikit 24 jam sebelum pencampuran atau pengecoran
beton.
5. Penyimpanan Bahan – bahan
a. Agregat harus disimpan secara terpisah sesuai dengan
ukuran – ukuran
untuk mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus
disimpan secara metodologi dan rapi mengikuti waktu
penyerahannya, sehingga pemakaianya dapat diatur dan
semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu
kedaluarsa penyimpanan semen yang sudah beton
konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah
mengeras tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan
konstruksi.
b. Selama pengankutan semen sampai kegudang atau
kelapangan kerja harus dijaga sehingga bahan tidak lembab
atau kantong rusak.Keadaan penyimpanan untuk bahan –
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 15
bahan yang harus dipakai di lapangan harus memenuhi
persyaratan disebutkan dalam pasal – pasal
mengenai karakteristik bahan – bahan dan spesifikasi
penyimpanan bahan – bahan (PBI 1971).

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 16


6. Kondisi
Cuaca
Pada umumnya pencampuran pengangkutan dan
pengecoran beton harus
dilakukan pada keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca
tidak menentu. Kontraktor harus mengambil pencegahan yang
diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan
dan lireksi teknik harus menentukan apakah pencampuran dan
pengecoran beton akan dilanjutkan atau di tunda sampai
membaiknya keadaan cuaca. Kontraktor tidak boleh /
dapat menuntut pergantian terhadap kerusakan beton dan
ditolak karena hujan.
7. Perbaikan – perbaikan Pekerjaan Beton Yang Tidak
Memuaskan.
a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi mengenai
toleransi (kelonggaran) bahan campuran beton atau
penyelesaian akhir permukaan harus diperbaiki menurut
pemerintah Direksi Teknik dan dapat meliputi :
 Perubahan dalam perbandingan
campuran.
 Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian
perkerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh
Direksi Teknik.
 Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-
pengujian betonnya ternyata tidak memuaskan
b. Dalam hal terjadi perselisihan antara kontraktor dan
Direksi Teknik mengenai mutu pekerjaan beton.Direksi
Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian
lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang adil (benar).
8. Bahan – Bahan
a.
Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi beton ini
Type I yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam NI.8
tahun 1972
Terkecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen
yang digunakan pada pekerjaan harus diperoleh dari satu
sumber pabrik.
b.
Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan
beton harus bersih dan bebas dari bahan – bahan yang
berbahaya seperti olie, garam asam, alkali atau bahan
yang menyebabkan korosi, merusak beton atau baja
tulangan Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk
mengganti atau mencari air yang berasal dari suatu sumber
yang bisa dipertimbangkan dengan melakukan 9 rujukan
pengujian AASHTO T. 26
c.
Agregat
1). Persyaratan
Umum
 Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari
agregat kasar dan halus. Berisi batu pecahan yang
berisi keras dan awet atau kerikil sungai alam atau

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 17


kerikil dan pasir dari sumber yang di saring semua
agregat alam harus dicuci.
 Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan
gradasi yang diberikan pada table 7.1.2. dan dengan
keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada table 7.1.3.
 Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih
besar dari-dari tiga perempat ruang bebas
minimum diantara batang-batang tulangan atau
antara batang tulang dan cetakan (acuan).
 Agregat halus bergradasi/ baik dari kasar sampai
halus dengan hampir seluruh partikel lolos Saringan
4,75 mm.
 Semua agregat halis bebas dari sejumlah cacat kotoran
organik, dan jikan dimintakan demikian oleh Direksi
Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik
 AASHTO .T.21. Setiap agregat yang gagal pada test
warna, harus ditolak.
 Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton
konstruksi.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 18


2). Gradasi Agregat.
Gradasi agregat kasar dan agregat halus memenuhi
persyarat tabel 2.3.2. berikut ini, kecuali bila bahan-
bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak
perlu ditolak. Apabila Kontraktor dapat menunjukan
dengan campuran percobaan dan pengujian bahwan
beton yang memenuhi persyratan sifat-sifat campuran
yang diuraikan dapat dihasilkan.

TABEL 2.3.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

PETUNJUKA
PERSENTASE LOLOS BERDASARKAN
N
SARINGA BERAT
STANDAR FRAK FRAK
(mm) (inehes) SI SI
AGREGAT AGREGAT
5 2 1
0
3 1 0
95- 100
½
7
2 1 100 95- 1
5
1 ¾ 45- 100 900– 1
9
1 ½ 70- 25- 100- 900–
3
9 3 1 10 - 60 20 – 100
40 –
.
4. =/ 950.- 30
0–5 0-10 55
0– 70
0–
7
2. = 100 0 10
0–5 15
0–5
3
1. # 45 - -
1
0 1
# 80
10 -
.
0. #5 100 30
2-5
1 3). Syarat-syarat Mutu Agregat.
Agregat untuk pekerja beton harus memenuhi keadaan
mutu berikut ini yang diberikan pada tabel 2.3.3 dibawah
ini.

TABEL 2.3.3. SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT.


BATAS PENGUJIAN
URAIA AGREGA AGREGA
N T T
Kehilangan berat karena ke- KASA
40 HALU-
ausan (500 %
putaran) 10
Kehilangan kesempurnaan 12 %
sodium sulfat setelah 5 putaran %
Prosentase gumpalan dan partikel 0.5
serpihan Bahan-bahan yang lolos 2 %
%
Perencanaan Campuran Beton.
a. Persyaratan Perencanaan campuran berdasarkan berat.
Untuk semua pekerjaan beton utama dan pekerja beton
kontruksi, perbandingan-perbandingan bahan untuk
perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan
cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir dan harus sesuai
dengan batasan yang diberikan pada tabel 2.3.4. Sesuai
dengan pilihan agregat kasar yang diberikan kepada tabel
2.3.2.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 19


TABEL 2.3.4. PERBANDINGAN DISAIN CAMPURAN BETON
(BERDASARKAN BERAT)
UKURAN
BERA PERBANDINGAN AIR/
AGREGAT
KELA T SEMEN OPTIMUM
MAKS YANG
S SEM
DISARANKAN
KELAS KELAS PERBANDINGA DGN
BET EN BERAT
A B N
ON TOTA Kg/
3
K. 100 4 2 1 0. 1 m
K. 350 2 5 9 3 5
K. 275 5 0 0 5 0
K. 225 4 2 1 0. 1
K. 175 2 5 9 4 8
K.125 5 0 0 2 0
B. 170 4 2 1 0. 1
0 5 9 4 7
K. 0
4 0
.37.5 0
25.0 2
0. 0
2
225 0 or 5 1
Catatan : berat semen total yang diperlukan untuk K. 400 harus 0
(dalam 0 1 3
ditentukan oleh persyaratan kekuatan yang diterapkan.

b. Persyaratan perencanaan Campuran (berdasarkan volume)


Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik secara tertulis, bahan-
bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau
suatu kombinasi berat dan volume tindakan pencegah
berikut ini harus dilakukan :
1) Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 50
kg toap kantong.
2) Agregat dapat diukur berdasarkan volume,
menggunakan kotak-kotak ukuran yang direncanakan
secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara
jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih
dengan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan
perata diatas.
3) Jika pasir diukur berdasarkan volume harus dibuat
persyaratan mengenai pasir yang mengambang karena
kadar air.
i. Pasir basah biasanya akan mengambang kurang
lebih 25 % berdasarkan volume untuk pekerjaan
yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk
kadar air.
Kondisi pasir :
Kandungan air : Pasir amat basah
3
100 – 130 kg/m . Pasir basah
3
sedang 60 – 65 kg/m . Pasir
lembab 39 – 35 kg
ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik
Pengujian lapangan harus dilakukan untuk
menentukan besarnya pengembangan.
4) Air untuk pencampuran harus diukur secara tepat dalam
sebuah tempat yang sesuai.
5) Penakaran beton berdasarkan volume akan dipilih dari
salah satu campuran berikut yang diberikan pada tabel
2.3.5.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 20


TABEL 2.3.5. PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK
PEKERJAAN- PEKERJAAN KECIL (BERDASARKAN
VOLUME)
LAMPI VOLUME UNTUK KG BETON.
R PASIR (M3) PASI
AN R
SEMEN
NOMIN KELAS
(40KG) AGRE PASI PASI
AL LEMB KERI PEKERJAA
KANTO GA T R R
DENG A N N
NG KASAR LEMB KERI
AN B G
VOLU AB NG
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 5 100 Gelar,
4 pelat
lantai
kolom
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 8 109 beton
Pelat-
2 lantai
beton
bertulang
1:2:5: 5 0.41 0.34 9 132 dan tanpa
Beton
5 5 massa,
dinding
penahan
dan
1:3:6 5 0.51 0.42 0.85 114 154 pekerjaan
Pondasi
beton
3
aCatatan : Semen 40 kg bervolume 0.035 m . massa

c. Campuran Percobaan.
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran
dan bahan-bahan yang diusulkan dengan membuat dan
mengadakan pengujian campuran percobaan yang disasikan
oleh Direksi teknik, menggunakan peralatan jenis yang
sama seperti yang digunakan dalam pekerjaan. Campuran
percobaan akan diperlukan dapat diterima, asalkan hasil-
hasil pengujian memuaskan dan memenuhi semua
persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan
dalam tabel 2.3.6.
d. Persyaratan Sifat-sifat Campuran
1) Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus
memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump
(penurunan) seperti ditetapkan dalam tabel 2.3.6.
dibawah atau yang disetujui Direksi Teknik bilamana
contoh bahan perawatan dan pengujian yang disebutkan
dalam spesifikasi.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 21


TABEL 2.3.6 : PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON
Slump yang
Kekuatan Tekan Minimum
Diijinkan
KELA kg/cm
Kubus 5 cm Silinder 15 cm (m
S Tanp
x 30 Diget
BET a
7 28 7 c 28 ar
ON Diget
K – 400 hari
- hari
- hari
- hari
- 40 – -
K – 350 2 3 1 2 60 -
K – 275 2 5 9 9 40 – -
K – 225 5 0 0 0 60 -
K – 175 1 2 1 2 40- 50 –
K – 125 7 7 4 3 60 80
5 5 5 0 40 – 40 –
K – 225 1 2 1 1 - 75 -
(dalam 4 2 2 8 175
a 5 5 0 5
Catatan : untuk pengujian kekuatan tekanan yang dilakukan dengan
contoh uji silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi

2) Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar


berdasarkan volume sesuai dengan tabel 2.3.5 harus
memenuhi persyaratan kekuatan tekanan dan slump
minimum yang diberikan pada tabel 2.3.7.

TABEL 2.3.7. : SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN

3) Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada


umumnya akan dianggap dibawah standard an tidak
boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi
Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton
tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
Beton yang tidak Memenuhi kekuatan tekan dari yang
ditetapkan yang terterap pada tabel 2.3.6. dan 2.3.7
dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan
tersebut akan diperbaiki seperti yang ditetapkan pada
sepesikasi ini Direksi Teknik memperhitungkan
kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan pengambilan
contoh bahan. Perbedaan- perbedaan statisktik
persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta
pengujian-pengujian lebih lanjut dilaksanakan sebelum
mengambil keputusan akhir.

e. Penyesuaian Campuran
1). Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan.
i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton
canpuran yang dikehandaki dan kemudahan
dipekarjakan dengan perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya. Direksi Teknik akan memerintahkan
perubahan-perubahan dalam berat atau volume
agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan
kandungan semen yang ditunjukan menurut calon
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 22
asilnya tidak diganti, atau perbandingan air/semen
yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan
untuk kekuatan yang memadai dilampasi.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 23


ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-
bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis Direksi
Teknik serta ditak ada bahan-bahan baru yang akan
digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui
bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah
dicalonkan perbandingan–perbandingan. perbandingan
baru berdasarkan pengujian campuran percobaan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
2). Penyesuaian
Kekuatan
i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang
telah ditentukan atau tetap disetujui, kadar semen
harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan – bahan
akan dibuat tanpa perintah tertulis Direksi Teknik serta
tidak ada bahan – bahan baru yang akan digunakan
sampa. Direksi Teknik telah menyetujui bahan – bahan
tersebut secara dan telah dicalonkan perbandingan –
perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran
percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
f. Bahan Tambahan Campuran
i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau
menurut perintah Direksi Teknik tertulis, bahan
tambahan campuran dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu
mengeras. Jenis serat volume bahan tambahan tersebut
harus di setujui oleh Direksi Teknik dan akan
digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuat.
ii. Kemanfaatan bahan tambahan campuran tersebut
harus diuji dalam campuran percobaan sebelum
pemakaian penuh dalam pekerjaan dilapangan.

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pencampuran Beton di Lapangan
1). Mencampur dengan pencampur (mixer) beton
Beton akan dicampur dilapangan dengan sebuah
pencampur yang dijalankan dengan mesin serta jenis
yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran – ukuran
yang akan menjamin suatu campuran yang merata
homogen.
i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta
demikian oleh Direksi Teknik pencampur tersebut
harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air
dan satu sarana pengukuran untuk mengendalikan
jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.
ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5
menit untuk mesin – mesin sampai kapasitas ¾
m3. diatas ukuran ini jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap
penambahan ½ m3 campuran beton.
iii. Pencampur tersebut pertama – tama harus
dimuati dengan agregat yang sudah ditakar
beserta semen dan dicampur kering untuk waktu
yang penedek sebelum ditambah air.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 24


iv. Sebelum pencampuran satu takaran beton
baru, mesin pencampur tersebut harus
dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
b. Pencampur Dengan Tangan
Untuk pekerjaan – pekerjaan kecil dan tidak dimungkinkan
menggunakan sebuah pencampur mesin, Direksi Teknik
dapat menyetujui pencampuran beton secara manual sesuai
dengan prosedur berikut ini :
i. Pencampur dengan tangan harus dilakukan diatas satu
permukaan yang keras bersih dan kedap air.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 25


ii. Urutan pencampuran
haruslah;
 Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang
diperlukan dengan alat takaran kotak, dan
tempatkan agregat halus diatas agregat kasar.
 Tempatkan kantong semen halus agregat, buka dan
semen tersebut.
 Aduklah bahan – bahan kering tersebut berkali –
kali sehingga bahan – bahan tersebut bercampur
menyeluruh.
 Tambahkan air, lebih baik dari sebuah kaleng
yang dilengkapi dengan ujung semprotan campuran
terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton
tersebut berwarna dan kekentalan merata.
c. Penyiapan Lapangan
1). Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus
disiapkan dan semua pemasangan yang di perlukan di
selesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan –
bahan harus telah diuji yang sesuai dan ditempatkan,
serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk
digunakan.
2) Semua kaki, pondasi dan galian – galian harus
diperiksakan dan disetujui oleh Direksi Teknik serta
dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di cor.
3) Semua acuan, penulangan dan pokok – pokok (item)
pelengkap lainya harus secara benar dan ditempatkan
secara aman dan didukung untuk mencegah
perpindahan tempat.
d. Acuan
Acuan harus dari bahan yang disetujui dan siap dipakai serta
cocok untuk jenis dan letak pekerjaan beton yang harus
dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut :
1) Acuan pabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan yang kedap terhadap adonan dan cukup
kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras
beton. Permukaan sebelah dalam dari acuan harus
bersih setiap kotoran lepas atau bahan – bahan lain
sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai
jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat
sebelum di gunakan.
2) Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat
digunakan untuk permukaan yang tidak menonjol
keluar, tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata
harus digunakan untuk permukaan yang menonjol
keluar.
3) Ujung – ujung sisi dalam acuan harus di buat
tumpul, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik, menggunakan ganjalan segitiga denga lebar
paling sedikit 20 mm dipasang di sudut.
4) Penguatan acuan terdiri dari baut – baut klem atau
sarana lain yang akan digunakan menurut keperluan
untuk mencegah merenggangnya acuan selama
pengecoran beton dan acuan tersebut harus dibuat
sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak
permukaan beton selesai.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 26


5) Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan
pondasi, acuan tanah dapat digunakan yang
tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton
tersebut akan didukung oleh galian yang dibentuk
dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapikan dengan
tangan sampai ukuran yang diperlukan.
6) Acuan untuk beton yang di cor dibawah air harus
kedap air dan dijamin kekakuannya untuk mencegah
suatu penggeseran.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 27


e. Mengangkut dan menempatkan Beton
1) Pengangkutan beton campuran dari tempat
penyampuran hingga tempat pengecoran harus
dilaksanakan secara efisien untuk mencegah segregasi
dan kehilangan bahan – bahan (air, semen, atau
agregat).
2) Pengangkutan campuran beton dan penempatan
dengan peluncur yang miring harus disetujui Direksi
Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan
kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.
3) Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan,
penulangan dan pekerjaan persiapan lainya telah
diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan
telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik untuk
keperluan ini kontraktor harus memberikan kepada
Direksi Teknik pemberitahuan sebelumnya paling sedikit
24 jam.
4) Beton harus dicampur dan dicor dalam keadaan akhir
didalam jangka waktu 60 menit, atau dalam waktu yang
lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik
berdasarkan jenis semen yang digunakan.
5) Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga
tidak terjadi segregasi agregat dan tidak ada beton
yang harus di jatuhkan secara bebas dari suatu
ketinggian yang lebih besar dari 150 m.
6) Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan yang menerus tanpa penghentian sampai
akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan
konstruksi yang sudah disiapkan sebelumnya.
7) Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan
penulangan yang rapi dan untuk dinding – dinding beton
yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan
horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.
g. Penyelesaian dan Perawatan Beton
1) Pembongkaran cetakan
 Tidak ada acuan yang akan dibongkar sebelum beton
telah cukup kaku untuk berdiri (mendukung) sendiri.
Harus diperoleh ijin dari Direksi Teknik sebelum
pembongkaran berlangsung namun hal ini tidak
boleh melepas tanggung jawab kontraktor terhadap
keselamatan pekerjaan.
 Jangka minimum yang diperlukan antara
pengecoran dan
Pembongkaran acuan diberikan pada tabel 2.3.8.
TABEL 2.3.8 : WAKTU PENCOPOTAN UNTUK MEMBONGKAR ACUAN
WAKTU PERSYARATA
LOKASI
MINIMUM N
STRUKTUR
Pinggiran dicor 2 hari AcuanKEKUATA yang
Kolom bahan akan
karet didukung oleh
12 – 14 hari penyokong atau
Dasar lantai perancah lain,
14 hari tidak boleh
(lab) dibongkar sampai
beton tersebut
Dukungan di telah meraih
2) Permukaan selesai
bawah
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 28
 Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus
diselesaikan segera setelah pembongkaran cetakan.
Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam
dan lidah – lidah tonjolan dari adukan harus
dibongkar.
 Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus
sehingga disetujui oleh Direksi Teknik. Apabila ada
rongga – rongga besar nampak keluar, beton harus
disumbingkan kembali bahan yang keras, dibasahi
dengan air dan dilapisi dengan lapisan pasta semen
yang tipis. Adukan beton terdiri dari 1 bagian semen
dan 2 bagian

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 29


pasir harus dilapisi kemudian sampai bentuk
permukaan yang diperlukan.
3) Perawatan
Beton
Dimulai segera setelah pengecoran, beton
harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas
matahari atau setiap kerusakan fisik yang dapat
memindahkan beton tersebut.
 Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi beton
harus dirawat dengan menutup dengan pasir basah,
acaman, atau selimut perawatan yang harus
direndam denga air untuk satu jangka waktu paling
sedikit 3 hari da kemudian dirawat dalam keadaan
lembab untuk 4 hari berikutnya.
 Cetakan yang dalam posisinya harus juga dijaga
tetap basah.
4). Pemeriksaan Akhir
Pekerjaan Beton
Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat
diterima setelah berumur 28 hari, asalkan semua cara
dan kondisi sebagaimana diatur dalam spesifikasi dan
ditunjukan pada gambar rancangan, spesifikasi –
spesifikasi dan / atau petunjuk – petunjuk Direksi Teknik
yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan
kepada pekerjaan – pekerjaan yang dimaksud
memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus
diperbaharuhi sampai selesai dengan spesifikasi dan
petunjuk – petunjuk Direksi Teknik harus merupakan
tanggung jawab Kontraktor dan biaya untuk mengatasi
dalam pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh
kontraktor.
Pengendalian Mutu
a. Pengujian – pengujian Laboratorium
Pengujian – pengujian laboratorium ini harus merupakan
rujukan dan pengujian – pengujian dilaksanakan seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi
persyaratan – persyaratan spesifikasi ini.
b. Pengendalian Lapangan
Pengujian – pengujian pengendalian lapangan berikut ini
harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.
Memotong suatu contoh bahan bukti beton dan memilihnya
harus dikerjakan, oleh kontraktor memenuhi perintah dan
berdasarkan persetujuan Direksi Teknik

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 30


TABEL 2.3.9. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PROSEDUR
PENGENDALIAN
a. Pemeriksaan setiap hari untuk
Menempatkan mempersiapkan
dan pekerjaan termasuk galian cetakan
merawat penulangan dan untuk pemadatan
beton. pengakhiran, serta perawatan.
Pemeriksaan setiap hari catan –
catatan dan jadwal kerja kontraktor,
b. pemeriksaan dan persetujuan untuk
Pembongk pembongkaran.
aran Test – test pengendalian yang
cetakan sederhana harus dilakukan jika
diminta oleh Direksi Teknik untuk
c. Test untuk menentukan kandungan air dalam
pembengko agregat sebelum pencampuran.
kkan Test penurunan (slump) untuk
agregat setiap takaran besar beton, dan
halus. seperti serta jika diminta oleh Direksi
Teknik.
d. Test slump
untuk
kekentalan
dan
kemudahan Satu test kekuatan tekan dengan
dikerjakan, tiga contoh bahan uji yang harus
campuran dilakukan untuk setiap 60 m3 beton
beton basah campuran yang dicor. Sebagai
AASHTO T. tambahan paling sedikit satu test
119 PC. 0101 - untuk setiap bagian sturktur yang
7 terpisah. Dimana mutu beton menjadi
e. Test perselisihan, contoh bahan uji inti
kekuatan tekan harus dipotong dan diuji seperti

2.4 Baja Tulangan Untuk Beton


a. Pembengkokan batang baja dan pabrikasi harus
dilaksanakan betul – betul
sesuai dengan PBI 1991, SNI 07-
2052-2002. b. Kelonggaran
Penempatan
1) Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh
kurang dari diameter batang atau ukuran maksimum
agregat kasar ditambah 1 cm dengan minimum 3,0 cm,
yang sama lebih besar.
2) Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu
batang penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas
lapis bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak
vertical minimum 2,5 cm.
c. Penutupan Beton terhadap tulangan
1) Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga
penutup beton minimum 2,5 cm maksimum 3,5 cm
menutupi pinggir luar penulangan.
d. Penyerahan
1) Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan,
kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Tehnik untuk
disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 31
untuk pemulangan yang diisyaratkan. Rincian harus jelas
sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan disetuji
atau seperti petunjuk Direksi Tehnik.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 32


2) Kontraktor juga harus menyediakan daftar sertifikat pabrik
pembuat yang memberikan mutu batang – batang tulangan
dan berat satuan dalam kilogram, tidak ada ukuran atau
mutu batang atau dengan baja yang dilas untuk digunakan
dalam pekerjaan.
e. Penyiapan dan Penanganan
1) Kontraktor harus menyediakan penulangan ke lapangan
pekerjaan yang diikat dan ditandai yang sesuai
menunjukkan ukuran batang, panjang ukuran dan
informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang
baik.
2) Kontraktor harus menangani dan menyiapkan semua
batang tulangan dengan cara yang baik untuk
mencegah penyimpangan, karat, atau kerusakan yang
lain.
3) Baja Tulangan tidak sesuai dengan ukuran yang
dipersyaratkan, karatan atau rusak dapat ditolak direksi.
4) Batang Baja penulangan polos atau batang ulir sesuai
dengan persyaratan PBI 1991 kecuali dinyatakan lain
mutu baja digunakan untuk beton bertulang biasa harus
2
mutu U. 24 dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm .
5) Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang
disetujui dan harus disertai dengan sertifikat pengujian yang
memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan,
Direksi Tehnik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.
6) Kawat Pengikat Penulangan
Kawat pengikat yang digunakan untuk pengikatan baja dan
pengamanan batang tulangan baja, harus kawat baja
sesuai dengan PBI 1991 dan disetujui Direksi Tehnik.
7). Batang tulangan baja harus dipotong dengan panjang yang
dibengkokkan dengan hati – hati menurut bentuk dan ukuran
yang diperlukan.

2.5 PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON PADA PEKERJAAN INI


MELIPUTI :
1 Sloop 15 x 20 cm (S1) dengan pembesian 90 kg/M3, jumlah
tulangan pokok 4
buah, besi polos 10 jarak sengkang 20 cm dengan tulangan
besi polos diameter
6 mm
2 Kolom 15 x 15 cm (Kp) dengan pembesian 120 kg/M3, jumlah
tulangan pokok
4 buah, besi polosr dengan diameter 10 mm, jarak
sengkang 20 cm dengan tulangan besi polos diameter 6 mm.
3 Kolom 15 x 20 cm (K1) dengan pembesian 90 kg/M3, jumlah
tulangan pokok4 buah, besi polos dengan diameter 10 mm,
jarak sengkang 20 cm dengan tulangan besi polos diameter
6 mm
4 Balok Ring 20 x 15 cm (BR) dengan pembesian 120 kg/M3,
jumlah tulangan pokok 5 buah dengan tulangan besi polos
diameter 10 mm, jarak sengkang 15 cm didaerah tupuan, 20
cm di daerah lapangan dengan tulangan besi polos diameter 6
mm.
5 Balok Ring 10 x 15 cm dengan pembesian 120 kg/M3, jumlah
tulangan pokok
4 buah tulangan besi polos diameter 8 mm, jarak sengkang
20 cm dengan tulangan besi polos 6 mm
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 33
6 Plat Atap KM/WC tebal 10 cm dengan pembesian 80 kg/M3

2.6 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA


1. Bahan : Batu bata, pasir pasang, portland semen dan air
2. Pelaksanaan
a. Pemasangan batu bata menggunakan batu bata lokal
kwalitas baik. Bata yang akan dipasang harus dibasahi dulu
hingga jenuh (direndam dalam air hingga gelembung-
gelembung udaranya hilang). Penggunaan setengah Batu
bata atau potongan bata yang lebih pendek tidak
diperkenankan.
2
b. Untuk dinding batu bata dengan luas maksimum 12 m
harus dipasang kolom praktis beton bertulang dengan
campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 34


c. Pasangan batu bata untuk tembok menggunakan adukan
campuran 1 Pc : 5
Psr.
d. Pasangan batu bata untuk tembok transram menggunakan
adukan 1 Pc : 2
Psr.

2.7 PEKERJAAN PASANGAN BATAKO


1. Bahan: Batako, Pasir pasang, portland semen dan air
2. Pelaksanaan .
a Pemasangan batako menggunakan batako lokal kwalitas
baik. Dipergunakan pada pembuatan tembok penyengker
dan bangunan garase sesuai dengan gambar serta mendapat
persetujuan direksi.
2
b Untuk dinding batako dengan luas maksimum 12 m harus
dipasang kolom beton bertulang dengan campuran 1 Pc : 2
Psr : 3 Krl.
c Pasangan batako untuk tembok bisa menggunakan
adukan campuran
1Pc : 5 Psr.

2.8 PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING


1. Pekerjaan Keramik Lantai dan
Dinding
a Bahan dan Standard :
Sesuai dengan petunjuk gambar, untuk lantai, dinding dan
plint dipakai bahan sebagai berikut
 Keramik lantai ukuran 40 x 40 Kw I
 Plint keramik ukuran 10 x 40 Kw I
 Keramik lantai KM/WC 20x20 Kw I
 Keramik Dinding KM/WC 20x25 Kw I
 Keramik lantai anti slip ukuran 30 x 30 Kw I (Garase)
b Pelaksanaan Pemasangan Keramik :
1) Warna Keramik yang akan dipakai harus
dikonsultasikan dengan konsultan pengawas dan
mendapat persetujuan Direksi.
2) Pelaksana harus menunjukkan contoh keramik yang
dimaksud sebelum dimulai pekerjaan.
3) Lantai yang akan dipasang Keramik harus dipersiapkan
dulu dengan teliti mengenai kepadatan, kerataan maupun
elevasi setiap lapisannya.
4) Sudut-sudut keramik harus betul-betul siku. Susunan
lapisan berturut- turut
5) Keramik yang terpasang kwalitas baik.
6) Pola pemasangan harus ditentukan terlebih dahulu
dengan memasang keramik kepala.
7) Siar/Nat dari pasangan keramik harus benar-benar
lurus, siku-siku dan rapi dengan jarak Siar/Nat max.2 mm.
8) Siar/Nat digroting dengan semen senada dengan warna
keramik dimana sampai tertutup rapat.
9) Keramik yang baru dipasang minimal 3 hari tidak
boleh diganggu, diinjak, ditempati steger atau beban yang
lain.
c Hasil Akhir yang Dikehendaki :
1) Lantai dan dinding tidak bergelombang dan tidak cacat.
2) Kerataan / kemiringan harus sama dengan rencana.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 35


3) Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat
atau kotoran yang lain.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 36


2.9 PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA.
1.
Bahan:
a. Kusen Pintu dan Jendela memakai Kayu kamper Ukuran
6/12 kualitas baik b. Daun Pintu Panil memakai bahan kayu
kamper kualitas baik
c. Daun Jendela Kaca Bening 5 mm memakai bahan kayu
kamper kualitas baik dan kaca bening 5 mm, sesuai dengan
gambar
d. Daun ventilasi memakai kayu kamper dan kaca bening 5
mm sesuai dengan gambar.
e. Daun Pintu teakwood (serat jati) + Aluminium
Pintu KM/WC, rangka/bingkai pintu kayu kamper kualitas
baik sesuai gambar.
2. Perlengkapan Pintu dan
Jendela: Pintu kayu :
a Engsel
b Grendel dipasang pada daun pintu dua bukaan sebanyak 2
buah sedangkan daun pintu satu bukaan dipasang grendel 1
buah.
c Kunci 2 Slaag dipasang pada daun pintu setara Paori
3.
Pelaksanaan :
a Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi bagian yang
tampak harus diserut dan diamplas halus.
b Semua kusen mempunyai Alur/Sconeng Kapur, dan diberi
angker Besi L diameter 10 mm panjang 15 cm dan tiap
jarak vertical 60 cm, dicor ketembok dengan adukan
beton 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk.
c Selama pekerjaan berlangsung kusen-kusen harus
dilindungi dari benturan- benturan benda keras dan
kerusakan atau cacat-cacat harus diganti oleh Pelaksana
atas biaya sendiri.
d Pegangan Kunci dipasang sesuai dengan gambar dan kalau
tidak disebutkan lain maka tinggi pegangan kunci dari lantai
1 m.
4. Hasil Akhir yang
dikehendaki :
a Bentuk dan letak pintu disesuaikan
gambar rencana. b Tidak ada bagian atau
sudut-sudut yang cacat.
c Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok dan
beton.
d Daun pintu tidak muntir atau meleot, dan dapat
dibuka/ditutup dengan lancar.
e Kunci-kunci penggantung dengan kait dapat digerakkan
dengan lancar.

2.10 PEKERJAAN ATAP GEDUNG KANTOR


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kuda-kuda baja ringan meliputi Penyediaan
profil-profil utama, assesories, merakit dan memasang kuda-kuda
hingga merupakan satu bentuk atap. Dalam pelaksanaan
perakitan dan pemasangan, haruslah semua benda-benda baja
ringan telah dihitung struktur kekuatannya disesuaikan dengan
profilnya dan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku.
Sehingga konstruksi atap yang terjadi terjamin kekuatannya dan
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 37
diberikan garansi oleh pabrikatornya berupa garansi resmi dari
pabrik.
2. Bahan :
Bahan yang dipergunakan untuk atap adalah
sebagai berikut :
a. Kuda – Kuda dari Baja Ringan dengan
spesifikasi :
• Mutu Baja yang digunakan :
- Tegangan leleh minimum ( minimum Yield Strength ) : 550
Mpa
- Modulus Elastisitas minimal : 2,0 x
5
10 Mpa
- Modulus Getar minimal :8x
4
10 Mpa
• Lapisan anti karat :
Lapisan anti karat dengan ketebalan coating minimum 100
gr/m2, dengan komposisi campuran sebagai berikut :
- Aluminium minimal 55%

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 38


- Zinc minimal 43,5%
- Silicon minimal 1,5%
dan mampu memberikan garansi sampai dengan
minimal 10 tahun.
• Jaminan Keaslian dan Ketersediaan Material
Mutu baja yang ditawarkan oleh penyedia
barang/ jasa dan kandungan lapisan anti karatnya
harus dibuktikan dengan melampirkan surat dukungan
dari distributor/pabrikator dan melampirkan bosur asli
yang dilegalisir oleh distributor/pabrikator yang dapat
menerangkan kandungan mutu baja dan lapisan anti
karatnya.
• Profil Baja :
Profil telah mangalami pengetesan dari laboratorium
sehingga memenuhi standard SNI maupun mengacu
kepada standard ASTM dan AISI serta dengan
dilengkapi Acesories sesuai dengan keperluan
kontruksi.
• Desain :
- Atas dasar gambar pelaksanaan, kontraktor
diwajibkan menyediakan gambar detail fabrikasi
(shop drawing) yang memperlihatkan sambungan
antara bahan yang satu dengan yang lain, bentuk
kuda-kuda berikut ukurannya, spacing, overhang
dan jarak reng, pengakhiran-pengakhiran, jumlah
dan lokasi baut dan lain-lainnya yang belum/tidak
tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi
persyaratan pabrik ;
- Kontraktor dapat melakukan perubahan desain
gambar untuk menyesuaikan dengan profil yang
digunakan dan disesuaikan dengan persyaratan dari
pabriktor termasuk analisis perhitungan struktur
rangka;
- Perubahan desain gambar harus harus
mendapatkan ijin dari direksi pemilik pekerjaan
dan Konsultan Pengawas ;
- Kekuatan struktur harus di desain khusus baik
kemiringan atap maupun jarak pemasangannya
berdasarkan persyaratan pemasangan dari
pabrikator yang disesuaikan dengan profil yang
digunakan.
• Jaminan Hasil Pekerjaan
- Jaminan Kualitas Hasil Pekerjaan berupa Sertifikat
Garansi Material
Baja yang dipakai dan Sertifikat Garansi tentang
Kekuatan Struktur
- Jaminan dikeluarkan oleh pabrik baja yang
memproduksi material baja yang digunakan
- Jangka waktu masa jaminan (Garansi) minimal
10 tahun Bahan yang dipergunakan untuk atap
Bangunan adalah sebagai berikut: a. List Plank (3x20)
cm, kayu Kamper
b. Tatab dan Ring-ring (3x10) cm,
kayu Kamper c. Rangka plafond metal
Furring
d. Plafond Gypsum tebal 9,00 mm

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 39


e. Penutup Atap dari Genteng
Plentong. f. Bubungan
Genteng Plentong.

Bahan yang dipergunakan untuk atap parkir adalah sebagai


berikut:
a. rangka atap besi kotak
40x40 cm, b. rangka tiang
besi kotak 50x50 cm, c.
Penutup Atap dari Spandek

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 40


1.
Pelaksana
an:
Persiapan
a. Mengecek kesikuan bangunan, dan membuat garis tanda
dudukan Kuda– kuda di posisi ring balok, bila terjadi
bangunan tidak siku harus dikoordinasikan dan dilakukan
perbaikan hal ini berpengaruh pada kerataan listplank dan
plafond di overstek.
b. Mengecek ukuran bangunan dicocokkan dengan Shop
drawing
Pabrikasi kuda – kuda baja ringan
a. Potong bahan Kuda–kuda sesuai dengan shop drawing
ukuran panjang dan ketebalan sesuai spesikasi teknis.
b. Pemotongan/pabrikasi kuda–kuda jangan menggunakan alat
yang bisa merusak lapisan tahan karat bahan kuda–kuda.
c. Setel kuda-kuda disesuaikan dengan gambar yang ada,
pada tiap simpul kuda–kuda harus dibaut dengan minimal 4
buah baut self drilling screw.
Pemasangan kuda – kuda baja ringan
a. Kuda–kuda harus dipasang selevel/segaris antara kuda–
kuda satu dengan kuda-kuda lainnya.
b. Kuda–kuda harus dipasang tegak lurus, dipasang ikatan
antar kuda–kuda
(ceiling battem) minimal jarak antara ceilling battem 2,5 m.
c. Bila kuda–kuda sudah berdiri dan terikat dievaluasi secara
keseluruhan dan dicheck bautnya, kalau sudah siap/benar
baru dipasang reng.
Pemasangan reng baja ringan dan genteng
a. Pasang reng sesuai dengan genteng yang akan
dipasang yaitu Kodok
Karang Pilang
b. Bila terjadi penyambungan reng yang tidak jatuh pada
kuda–kuda harus disambung minimal dengan 6 baut.
c. Pasang kayu pegangan listpank disesuaikan dengan
rencana panjang listplank, kayu harus di baut dengan
baut+mur untuk menjaga agar tidak goyang.
d. Papan listplank harus sudah diserut dan diamplas dengan
baik sebelum dipasang.
e. Genteng sebelum dipasang harus diteliti yang tidak
pecah/cacat, serta seragam besarnya dan mutunya baik.
f. Dalam Pemasangan Alur genteng harus lurus dari lapisan
yang terbawah sampai dengan lapisan yang teratas.
g. Dalam pemasangan yang diperhatikan jarak pemasangan
genteng dimana yang berhubungan dengan pemasangan
reng.
h. Ujung lapisan pertama harus rata, rapi dan sejajar dengan
garis lintang.
i. Bubungan genteng dengan kwalitas baik dan posisi yang
baik dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi,
pada kiri atau kanan genteng bubungan dan ujung
bubungan dibentuk sesuai dengan petunjuk Direksi.
j. Pada pojok ujung bawah bubungan dipasang Ikut Celedu
dari Paras sesuai dengan petunjuk Direksi.
k. Pada pojok atas pertemuan antar sudut atap dipasang
murda dari Paras, sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 41
2.11 PEKERJAAN ATAP GARASE
Semua kayu yang dipakai harus memenuhi standard NI-5 Peraturan
konstruksi Kayu
Indonesia Tahun 1971, peraturan Pengawetan dan Kekeringan
Kayu Bangunan Perumahan dan Gedung. Untuk Kayu yang
dipasang harus mempunyai sifat : Bermutu A menurut NI – 5,
Kadar air maximum pada saat pemasangan adalah 20 %. Pekerjaan
Atap Bangunan
1. Bahan yang dipergunakan untuk atap bangunan garase adalah
sebagai berikut:
a. Kuda-kuda Ekspose Kayu Kamper .
b. Reng dan Usuk Ekspose Kayu Kamper

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 42


c. List Plank (3x20) cm, kayu
Kamper d. Tatab dan Ring-ring
kayu Kamper
e. Gedeg Diatas Usuk
f. Penutup Atap dari Genteng
plentong Pejaten g. Bubungan
Genteng Plentong Pejaten

2. Pelaksanaan :
a. Tempat dan sistem sambungan harus diteliti terlebih
dahulu dengan persetujuan Direksi, bila perlu pemborong
menyiapkan gambar kerja.
b. Sistem sambungan harus tepat untuk Gaya (tarik, tekan
atau momen) yang dipikul.
c. Baik disebut dalam gambar atau tidak setiap sambungan
harus diperkuat dengan alat-alat penyambung.
d. Gording diletakkan diatas kuda-kuda dengan bantalan (Klos)
untuk mengatur tinggi rendahnya gording agar merata.
e. Bidang permukaan harus merupakan bidang rata, dengan
kemiringan sesuai dengan gambar, tidak begelombang dan
tidak muntir.
f. Papan list plank harus sudah diserut dan diamplas
dengan baik sebelum dipasang.
g. Semua kayu sebelum dipasang harus dicat dengan bahan
pengawet, dan besi- besi dicat dengan cat dasar (meni).
h. Genteng sebelum dipasang harus diteliti yang tidak
pecah / cacat, serta seragam besarnya dan pressnya baik.
i. Dalam Pemasangan Alur genteng harus lurus dari lapisan
yang terbawah sampai dengan lapisan yang teratas.
j. Dalam pemasangan yang diperhatikan jarak pemasangan
genteng dimana yang berhubungan dengan pemasangan
reng.
k. Ujung lapisan pertama harus rata, rapi dan sejajar dengan
garis lintang.
l. Bubungan genteng dengan kwalitas baik dan posisi yang
baik dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk
Direksi, pada kiri atau kanan genteng bubungan dan ujung
bubungan dibentuk sesuai dengan petunjuk Direksi.
m. Pemasangan Gedeg diatas usuk disesuaikan dengan bidang
atap.
n. Pada pojok ujung bawah bubungan dipasang Ikut Celedu
dari Paras sesuai dengan petunjuk Direksi.
o. Pada pojok atas pertemuan antar sudut atap dipasang murda
dari Paras, sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi.
p. Genteng yang di gunakan adalah genteng plentong pejaten

2.12 PEKERJAAN
PLAFOND
1. Pekerjaan plafond :
a. Bahan : Rangka plafond metal purring terdiri dari Hollow
galvalum 2x4, Holow galvalum 4 x 4 dan Hanger.
Sedangkan untuk penggantung langit-langit
digunakan hollow 2x4
b. Pemasangan Rangka Plafond metal furring disesuaikan
dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan direksi.
2. Penutup Plafond

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 43


a. Untuk menutup plafond dipakai Gypsum
tebal 9,00 mm. b. List plafond Gypsum 3/8 cm
c. Harus dipasang dengan dry
wall/skrup gypsum. d. Pemasangan list
diperkuat dengan skrup
3. Hasil Akhir yang dikehendaki :
a. Pola sesuai dengan rencana atau
Petunjuk Direksi. b. Langit-langit rata dan
tidak bergelombang.
c. Garis-garis list Plafond yang lurus dan rapi.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 44


2.13 PEKERJAAN PELAPIS DINDING (PELESTERAN) DAN LANTAI
1. Bahan dan Standard :
a. Semen sesuai NI - 8
b. Pasir sesuai NI – 33 Pasal
14 ayat 2 c. Air sesuai NI – 3
Pasal 10
Pelaksana harus memberikan contoh – contoh bahan terlebih
dahulu kepada
Direksi.
2. Komposisi Campuran
Adapun untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan
pada pasangan batu batanya:
a. Plesteran Pondasi, dengan campuran 1 Pc : 5 Psr dan
diaci dengan semen b. Plesteran dinding 1 Pc : 5 Psr dan
diaci dengan mill
3. Pelaksanaan
a. Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan
peralatan yang semestinya dengan air secukupnya.
b. Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan
dibiarkan membeku lebih dari 1 jam.
c. Semua Siar hendaknya dikerok sedalam mungkin lebih
kurang 10 mm, sebelum diplester dan batu bata harus bersih
dari bekas – bekas perekat / kotoran-kotoran.
d. Semua dinding beton yang akan diplester harus dikerik
agar plesterannya dapat melekat dengan baik.
e. Semua bidang yang akan diplester harus disikat sampai
bersih dan dibasahi sebelum diplester
f. Pelaksana akan membuat contoh bidang plesteran terlebih
dahulu. Kemudian setelah disetujui oleh Direksi plesteran
harus dilanjutkan sesuai contoh.
g. Semua sudut-sudut harus tegak dan tajam, dan bidang –
bidang plesteran harus rata.
h. Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu
plesteran yang baik, dimana diadakan pemeriksaan dengan
garisan yang panjang baik horizontal maupun vertical.
i. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak
harus berusaha memperbaikinya secara keseluruhan.
Bagian-bagian yang diperbaiki hendaknya dibobok terlebih
dahulu dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segi
empat, kemudian diplester rata dengan sekitarnya.
j. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,50 cm dan tidak tidak
lebih dari 2,00 cm dengan toleransi 1 mm setiap meter
panjang, sebelum benar-benar kering permukaanya digaris
silang-silang untuk mengikat lapisan berikutnya.
k. Pengacian segera dilakukan setelah selesai pekerjaan
plesteran dan tidak menunggu sampai plesteran mengeras
dimana tebal acian tidak kurang dari 1 mm.
l. Antara plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur yang
rapi.
m. Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus,
rata, tidak bergelombang dan retak-retak, alur-alur lurus
dengan ukuran yang sama dan sudut-sudut yang tajam dan
rapi.

2.14 PEKERJAAN PENGECATAN


1. Bahan :
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 45
a. Penggunaan :
 Cat Kayu setara Emco digunakan pada list plank, tatab dan
ring-ring.
 Polituran Ultran digunakan pada kusen pintu, kusen
jendela, daun pintu, daun jendela kayu, tiang dolken,
kuda-kuda garase dan usuk ekspose garase.
 Cat setara Vinilex digunakan untuk pekerjaan plafond dan
dinding.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 46


 Bila tidak disebutkan lain, disesuaikan dengan ketentuan
gambar rencana. b. Warna cat yang akan dipakai harus
dikonsultasikan dengan konsultan
pengawas dan mendapat persetujuan Pejabat pembuat
Komitmen / Kepala satuan kerja.
c. Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang dimaksud
sebelum pengecatan dimulai.
2. Pemakaian :
a Untuk kayu yang akan dicat memakai satu lapis cat dasar
dan 2 lapis cat finish.
b Untuk tembok dan plafond yang akan dicat untuk lapisan
pertama dipakai
Wall Filler/Plamir, cat dasar kemudian cat halus sesuai analisa
spesifikasi ini.
c Pekerjaan kayu, yang bersinggungan dengan pekerjaan
beton dan atau pasangan harus dicat 2 lapis.
d Sengkang-sengkang, baut-baut, angker-angker dll logam
yang kelihatan harus dimeni dan dicat dengan warna yang
akan ditentukan kemudian.
3. Pelaksanaan :
a. Pada prinsipnya semua pengecatan harus
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari Pabriknya,
sebelumnya pelaksana harus memberikan Brosurnya dan
cara pengecatan tersebut kepada Konsultan Pengawas
dan Pejabat pembuat Komitmen .
b. Bidang-bidang yang akan dicat harus disiapkan dalam arti
cukup kering, rata tidak ada cacat, bersih, tidak berminyak dll
dengan persyaratan dari Pabrik.
c. Setiap lapisan harus dilaksanakan dengan baik dan rata
(digunakan rol), yang jangka waktu antara pengecatan
lapisan pertama dan lapisan selanjutnya harus cukup lama,
sesuai dengan persyaratan pabrik.
d. Bidang cat yang masih basah dilindungi dari debu, atau
kotoran lainnya.
e. Perbaikan–perbaikan dilaksanakan apabila retak-retak
yang terdapat pada bidang cat harus diperbaiki dengan
menggunakan plamir, amplas halus, kemudian dicat lagi
sampai baik.
4. Hasil Akhir yang dikehendaki ;
a. Warna sesuai dengan rencana/disetujui oleh Direksi.(
Konsultan dan PPK )
b. Tebal lapisan cat harus merata dan sama warnanya (tidak
belang-belang).
c. Harus bersih dari kotoran-kotoran, tidak boleh ada bekas
goresan kuas atau cacat lainnya.
d. Tidak boleh ada kerusakan seperti : menjamur bidang
permukaan, terkelupas lapisan cat dan lumur warna aslinya.

2.15 PEKERJAAN
KACA
1. Bahan :
a. Kaca bening dengan tebal 5 mm semua permukaan kaca
harus sempurna, datar (Float Glass).
2. Pelaksanaan :
a. Pemeriksaan semua pekerjaan yang berhubungan dengan
permukaan ditempat sebelum mulai pekerjaan dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 47


b. Potong dan sesuaikan ditempatnya dengan teliti tanpa
ada paksa dipasang sesuai gambar dan petunjuk Konsultan
pengawas dan Pejabat pembuat Komitmen

2.16 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1. Pintu Panil kayu dilengkapi dengan kunci dua slaag dan engsel
dipasang 2 buah
pada setiap pintu satu daun dan 3 buah pada setiap pintu dua
daun kwalitas baik dan disetujui Direksi.
2. Untuk daun pintu kayu dilengkapi grendel pada bagian
atas dan bawah.
Sedangkan pada daun jendela grendel dan kait angin sepasang.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 48


3. Untuk perlengkapan penggantung dan pengunci agar
dikonsultasikan dengan pengawas dan mendapat persetujuan
direksi.

2.17 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK (PEKERJAAN


MEKANIKAL DAN ELECTRIKAL)
A. Persyaratan Umum
1). Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik harus
dilaksanakan oleh instalatir
listrik yang memiliki surat pengakuan (PAS) kelas 111/79
dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) setempat dan
dapat menunjukkan bukti- bukti/referensi yang telah
pernah dilaksanakan sekurang-kurangnya di 5 (lima)
tempat.
2). Pemborong /Instalasi Listrik wajib membuat dan
menyerahkan kepada Direksi Lapangan gambar-gambar
revisi instalasi listrik yang disyahkan oleh PLN setempat
dalam rangkap 5 (lima).
3). Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil
pelaksanaan instalasi listrik maupun yang dikerjakan oleh
pemborong Bawahan / instalatir yang ditunjuk.
4). Untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik pada
dasarnya berlaku ketentuan-ketentuan :
o A. V. E
o Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL 2000)
o Peraturan PLN
setempat
6). Pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan adalah
pekerjaan “Instalasi
Listrik dan bangunan sesuai seperti yang dinyatakan
dalam gambar bersangkutan.
B. Persyaratan Material dan pemasangannya.
a. Kabel.
1). Semua jenis kabel yang dipergunakan/dipasang harus
dalam keadaan baru dan dikirim ketempat pekerjaan
dalam keadaan terbungkus pak aslinya.
2). Semua jenis kabel yang digunakan adalah produksi dari
pabrik yang sudah dikenal dan telah mendapat sertifikat
dari LMK – PLN.
3). Kapasitas kabel yang digunakan/dipasang harus sesuai
seperti yang dinyatakan dalam gambar-gambar
bersangkutan.
Untuk kabel-kabel yang bertegangan, yang tidak
bertentangan dan kabel pentanahan yang dipasang
harus dibedakan dalam beberapa macam warna kabel,
dan pewarnaan disesuaikan PUIL 2000.
4). Kabel instalasi yang digunakan adalah kabel standar NYM
merk supreme/setara dengan ukuran kabel sesuai yang
tertera daftar kuantitas, gambar rencana dan mendapat
persetujuan direksi.
5). Kabel yang digunakan kabel supreme/setara dengan
ukuran 3 x 2,5 mm dan mendapat persetujuan direksi
dengan ketentuan warna kabel hitam sebagai phasa, biru
sebagai netral dan kuning strip hijau sebagai ground.
6). Grounding Instalasi Listrik ≤ 3 Ohm

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 49


b. Hal Pemasangan.
1. Semua hantaran baik yang ditarik didalam pipa
ataupun tidak harus diusahakan tidak nampak dalam
arti tertanam dalam pasang dinding bata atau beton
dan terlindung diatas langit-langit dari pandangan.
Apabila hantaran yang ditarik dalam tanah harus ditanam
dengan kedalaman sesuai pada gambar dengan
spesifikasi pendukungnya seperti pasir, batu bata/beton
cetak serta penanda kabel tanam sehingga memudahkan
dalam maintenance. Begitu pula yang ditarik dalam
trance kabel pada saluran kabel bawah tanah hantaran
harus dirapikan pada

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 50


tempat yang telah disediakan atau sesuai dengan
gambar perencana dan terlindung dari pandangan.
2. Semua hantaran yang ditarik diatas langit-langit baik
untuk tarikan kabelnya didalam pipa union sejenis
Brocco semuanya dipasang secara outbow dan diklem
pada beton atau rangka kayu plafond
3. Hantaran-hantaran lainnya yang tidak bisa ditarik diatas
plafon seperti pasangan pada kolom beton dan plat
beton, maka pipa-pipa sudah harus dipersiapkan sebelum
pengecoran beton dilaksanakan, termasuk kotak- kotak
sambungan (inspection boxes, junction boxes/counduit
boxes) dudukan stop kontak dan saklar dan sebagainya.
Bilamana dipandang perlu, kabel bisa dipasang sebelum
dilakukan pengecoran beton.
4. Hantaran-hantaran lainnya yang tertanam dalam
pasangan bata maka pipa-pipa sudah harus terpasang
berikut kotak-kotak sambungan/dudukan stop kontak
atau saklar sebelum pekerjaan plesteran tembok atau
pekerjaan salut dinding dilaksanakan.
Agar pipa-pipa tertanam “cukup dalam pada pasangan
bata maka pembobokan-pembobokan jalur penempatan
pipa harus dilaksanakan secara hati-hati dengan ukuran
cukup longgar untuk tempat dudukan plesteran penutup
pertama pipa-pipa.
Pipa-pipa harus duduk dalam pasangan bata secara
diklem agar tidak goyah.
5. Jenis pipa union dengan ukuran yang sesuai jumlah dan
ukuran kabel yang akan ditarik didalamnya. Untuk kotak-
kotak sambungan/conduit boxes seperti inspection boxes,
junction boxes, kotak sambungan dudukan stop kontak
dan saklar dan sebagainya digunakan dari bahan metal.
Kotak-kotak sambungan harus terpasang dalam pasangan
secara benar dalam arti bibir kotak sambungan harus
terpasang rata dengan permukaan gudang atau plafond
beton dengan memperhatikan ketebalan salut dinding
yang akan terpasang.
6. Kotak-kotak sambungan sedapat mungkin ditempatkan
pada tempat- tempat yang mudah dicapai pada saat
diperlukan pelaksanaan perbaikan atau penggantian
kabel kemudian hari.
7. Tidak diperkenankan menggunakan potongan–
potongan kabel secara disambung–disambung, kecuali
pada tempat-tempat tertentu seperti percabangan dari
suatu rangkaian.
8. Semua sambungan kabel harus dilaksanakan dengan
menggunakan klem baut dan terlindung dalam kotak
sambungan untuk menghindari gangguan yang dapat
terjadi akibat sentuhan – sentuhan.
9. Pada ujung-ujung hantaran yang akan disambung
pada titik-titik penerangan atau yang akan dihubungkan
langsung dengan alat-alat listrik, harus dilengkapi kotak-
kotak sambungan ujung yang mempunyai klem baut
seperti terminal block, ceiling rose box dan lain
sebagainya.
10. Semua sambungan harus terkait kuat untuk
menjamin kontak yang sempurna.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 51


c. Stop kontak, saklar dan panel pengaman :
1. Pasang stop kontak, saklar dan panel pengaman,
kotak sekring dilaksanakan sebagai berikut :
Semua stop kontak dipasang setinggi 40 cm untuk stop
kontak biasa, dari permukaan lantai kecuali ditentukan
lain dalam gambar, saklar dipasang setinggi 140 cm atau
sesuai dengan petunjuk gambar rencana. Panel box MCB
(kotak sekring) dipasang setinggi 200 cm dari permukaan
lantai. (untuk pemasangan stop kontak dengan ketentuan
khusus agar disesuaikan dengan design dan disetujui
oleh direksi )

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 52


2. Penempatan/posisi stop kontak, saklar dan
panel pengaman dilaksanakan sesuai seperti yang
tertera dalam gambar-gambar bersangkutan dan
dipasang tertanam.
Pemborong pada saat memulai pekerjaan pemasangan
pipa-pipa sudah harus diperhatikan posisi stop kontak,
saklar atau panel pengaman agar tidak terganggu oleh
pekerjaan bangunan lainnya seperti ketentuan arah
membuka daun-daun pintu (tidak berada dibelakang
pintu) dan lain sebagainya.
3. Stop kontak, saklar dan fitting harus mempunyai nilai
arus/rating 6 A-
500 VA – 24 A-500
VA.
4. Pada tempat-tempat yang selalu lembab atau basah
seperti dalam kamar mandi atau dapur maka harus
dipakai alat-alat yang kedap air
5. Digunakan stop kontak dan saklar dari merk Brocco
atau setara dan warna ditentukan kemudian.
6. Panel pengaman/kotak sekring :
− Panel Induk tiap Blok terbuat dari besi plat 1/16”
model tertanam, atau pintu yang dapat dikunci, hasil
produksi industri dalam negeri (industri alat-alat listrik,
panel, armature dan lain sebagainya).
− Penyelesaian cat baik luar bagian dalamnya
adalah cat bakar metallic warna abu-abu.
− Komponen – komponen yang dipasang didalam
harus dipilih dari kualitas dan mutu terbaik setara MG
dan mempunyai sertifikat dari LMK PLN. Komponen-
komponen yang dimaksud adalah seperti : NFB, mini
circuit breaker, saklar putar utama/main switch dan
lain sebagainya.
− Panel pengaman yang dipasang tertanam, bagian
depan terpasang rata dengan plesteran tembok dan
tidak menonjol.
− Panel harus diberi angkur agar dapat duduk dalam
pasangan bata secara kokoh.
− Kotak panel harus dipasang pentanahan
utama/umum dengan menggunakan kabel yang
dibungkus isolasi dan ditarik didalam pipa yang
tertanam dalam pasangan bata, dengan spesifikasi
kabel disesuaikan dengan gambar atau arahan dari
direksi.
− Panel utama ditempatkan dalam ruang panel
dilantai denah dari mana tarikan kabel akan
disambung ke gardu PLN melalui pipa PVC dari
selokan kabel yang telah dipersiapkan untuk maksud
tersebut dan tarikan kabel dari panel induk ke panel
pembagi setiap block melalui selokan yang telah
tersedia dan di klem pada kabel rack, kabel rack
terbuat dari besi siku sesuai dengan gambar

7. Pentanahan Arde
− Semua bahan yang terbuat dari metal harus
diadakan sambungan pentanahan.
− Kotak panel harus diadakan sambungan pentanahan
umum dengan menggunakan kabel yang dibungkus
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 53
isolasi dan ditarik didalam pipa yang tertanam dalam
pasangan bata sampai tertanam kedalam tanah.
− Dalam hal ini pemborong wajib untuk sudah
mempersiapkan pekerjaan pentanahan umum pada
tanah sebelum pekerjaan ubin lantai pada daerah
dibawah panel dikerjakan/dipasang.
− Seluruh stop kontak harus mempunyai sambungan
kontak tanah guna pengamanan bagi alat-alat yang
akan disambungkan.
− Jaringan hantaran arde (pentanahan) dilaksanakan
dengan cara pemasangan yang sama seperti
pemasangan hantaran yang berarus.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 54


− Tahanan tanah yang harus dicapai pada jaringan
adalah maximum 3
Ohm, diukur setelah minimal 2 hari tidak
turun hujan.
− Jaringan instalasi listrik yang direncanakan dan yang
harus dipasang oleh Pemborong adalah 220 / 380 Volt.
− Khusus tahanan tanah untuk arde penangkal
petir disesuaikan dengan spesifikasi pabrik pembuat
alat tersebut.
− Kabel hantaran pentanahan Penyalur petir tidak
boleh digabung dengan jaringan pentanahan instalasi
listrik.
d.
Armature
Sebagai armature yang dipasang adalah :
− Lampu daylight lampu sesuai ketentuan gambar.
− Armature out bow yang di produksi dari industri armature
dalam negeri yang mempunyai sertifikat LMK.
− Dilengkapi connector blok sebagai titik-titik
penyambungan kabel.
− Kabel-kabel yang digunakan untuk menyambung setiap
komponen adalah jenis kabel tunggal berisolasi.
− Posisi armature harus dilaksanakan sesuai gambar-
gambar bersangkutan. Seluruh pekerjaan pemasangan
armature harus dilaksanakan secara baik dan sempurna
dalam arti :
− Setiap jenis armature tidak terdapat cacat.
− Pemasangan pada plafond atau dinding harus kuat dan
tidak terpasang miring.
− Setiap armature harus dapat menyala dengan baik tanpa
gangguan.
− Setiap jenis armature yang dipasang harus sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan termasuk komponen-
komponenyang ditetapkan.
Apabila oleh Direksi Lapangan ditemui hal-hal yang tidak
sesuai seperti yang ditetapkan terdahulu maka atas perintah
Direksi bagian-bagian pekerjaan tersebut harus
diperbaiki/diganti hingga sempurna.
Pemborong wajib untuk menunjukkan contoh setiap material
seperti : Kabel, stop kontak, saklar, panel, armature dan lain
sebagainya.
Sebelum dipasang (dipesan) untuk mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi
Lapangan.
Seluruh akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung
jawab dan resiko pemborong sepenuhnya.

2.18 PEKERJAAN
PLUMBING A.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh
pemborong, yaitu pengadaan, pemasangan, pengujian sampai
dicapai hasil yang baik, dari segi kualitas maupun segi
kuantitas sehingga sesuai dengan Perencanaan. Didalam
pelaksanaan ini meliputi sistem-sistem jaringan air bersih, air
kotor/buangan (sewage & drainage), air hujan, dan hydrant.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 55
Pelaksanaannya meliputi pengadaan bahan-bahan, baik itu
material atau mesin-mesin/pompa- pompa, juga
perabotan/alat-alat pembantu lainnya yang perlu didalam
pelaksanaan ini, yang mana galian terampil,
pengujian/pengetesan dan perijinan– perijinan dan dikerjakan
dengan sistem pelaksanaan yang baik sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan didalam perencanaan ini.

B. PERSYARATAN UMUM
Persyaratan umum pekerjaan plumbing harus mengikuti
Pedoman Plumbing
Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum yang berlaku. a. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan/pemeliharaan disesuaikan
dengan tahap-tahap pembangunan.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 56


b. Gambar – gambar dan Spesifikasi
Gambar-gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini
merupakan suatu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat dapat bekerja dengan
baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar
perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, maka
kontraktor harus tetap melaksanakan tanpa ada biaya
tambahan. Lokasi/kedudukan yang tepat dari peralatan–
peralatan, bak kontrol, pipa-pipa utama dan pipa-pipa
cabang harus diperiksa dalam gambar-gambar
perencanaan Mekanikal, Arsitektur dan disesuaikan dengan
ukuran – ukuran yang diberikan oleh Pabrik pembuat alat-alat
tersebut.
c. Gambar-gambar Perencanaan
Didalam gambar–gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan
untuk menunjukan semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-
katup dan fixture secara terperinci.
Apabila diperlukan semua bagian-bagian tersebut diatas
walapun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, agar instalasi
ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
pelaksanaan yang wajar yang berlaku unuk pekerjaan
Plumbing pada umumnya dan memenuhi kepuasan pemilik.
d. Perbedaan Gambar
Jika ada perbedaan gambar/konflik antara gambar dan
buku persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan, maka
yang diikuti adalah yang tertulis. Semua ketentuan tersebut
berlaku apabila tidak ada ketentuan lain dari Direksi
Lapangan/Perencana.
Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan/ketidak
sesuaian atau keraguan diantara gambar-gambar kerja yang
tidak bisa diatasi, sebelum melaksanakan pekerjaan,
Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi
Lapangan untuk memperoleh keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan dalam pelaksanaan.
e. Gambar-gambar kerja
Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu
berada dilapangan (site). Termasuk perubahan-perubahan
atau usulan-usulan dan lain sebagainya selama pelaksanaan
instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda–
tanda dengan pensil/tinta merah pada set gambar plumbing
atas segala perubahan, atau penambahan pada instalasi
tersebut.
f. Gambar pelaksanaan
Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail
(shop drawing) untuk disetujui oleh Direksi/MK, yang harus
menyerahkan gambar pelaksanaan (As Built Drawing)
yang meliputi denah, instalasi yang terpasang detail
pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi, diatas /
digambar dikertas kalkir.
Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat–syarat
yang umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing
Indonesia yang beralaku.
g. Contoh – contoh barang
Pemborong wajib mengirimkan contoh–contoh barang yang
akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada Direksi
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 57
Lapangan atau brosur–brosur dari alat– alat tersebut dan
menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat–
alat tersebut dipasang.
Bila barang–barang tersebut diragukan kualitasnya akan
dikirimkan kekantor penyelidikan bahan–bahan biaya
Pemborong /Kontraktor.
h. Penolakan Bahan – Bahan
Bila ternyata terdapat bahan–bahan yang telah dinyatakan
tidak baik/ tidak bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka
Pemborong harus mengangkut

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 58


bahan–bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu 3
(tiga) hari, harus sudah tidak ada dilapangan (site).
i. Tenaga Pelaksana
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh
orang/tenaga– tenaga ahli dalam bidangnya (skilled labor),
agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.
Untuk pelaksanaan, khusus Pemborong harus memberikan
surat pernyataan yang membuktikan bahwa tukang–
tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut sudah
mempunyai pengalaman dan kecakapan. Kontraktor wajib
mempunyai Pas. Instalatur yang dikeluarkan oleh PDAM
setempat sesuai dengan Domisili dengan
Pemborong/Kontraktor tersebut.
j. Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan
bahan/peralatan– peralatan untuk instalasi ini dari pencurian
atau kerusakan.
Bahan – bahan/peralatan – peralatan yang hilang atau
rusak diganti oleh
Kontraktor tersebut tanpa
tambahan tersebut. k. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, pemborong diwajibkan
mengadakan koordinasi dengan Pemborong lain yang
mengerjakan srtuktur, elektrikal, Interior dan sebagainya,
sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan– kesalahan
dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.

C. PERSYARATAN
TEKNIS
a Peraturan – peraturan
Tata cara pelaksanaan dan lain–lain petunjuk yang
berhubungan dengan peraturan–peraturan pembangunan
yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan
kontrak ini harus betul – betul ditaati.
Pada umumnya peraturan–peraturan berikut ini berkenan
dengan persyaratan teknis pekerjaan sebagai berikut :
• Peraturan – peraturan air minum Negara,
tentang instalasi air.
• Pedoman peraturan plumbing Indonesia yang dikeluarkan
oleh Direktorat
Teknik Penyehatan Dir. Jen. Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum.
• Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan – bahan
Bangunan NI-3 (PUBB) 1956, NI – 3 PUBB 1969.
• Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955 PBI-
NI-2/1971.
• Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan
tenaga harian, mingguan, bulanan dan borongan.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan
mengetahui akan isi dan maksud dari peraturan –
peraturan dan syarat – syarat tersebut diatas.

b Material / bahan –bahan yang dipakai


1. Pipa air
bersih

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 59


Bahan Polyvinyl Clorida (PVC) dari kelas AW dengan
standar JIS yang mempunyai basic specification dari
Maspion atau yang setingkat.
2. Pipa air
kotor
Bahan Polyvinyl Clorida (PVC) dari kelas D dengan standar
JIS yang mempunyai basic specification dari Maspion atau
yang setingkat.
3. Sistem Penyambungan (Socket, Flanged, Junction dan
Katup/Valve) Sambungan pipa air bersih dan air kotor
(sewage dan drain).
Untuk fitting – fitting sambungan air bersih harus dari jenis
standar atau dari klas TS dan R atau setaraf,
sedangkan untuk fitting–fitting sambungan air kotor
digunakan dari klas DV atau setaraf, yang
dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui oleh Direksi
Lapangan. Sistem sambungan memakai lem/solvent
cement, atau yang disetujui Direksi Lapangan.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 60


Untuk katup/valve dengan diameter ½” - 2”
mrnggunakan jenis Ball Valve dari bahan Bronzed setaraf
“KITZ” dengan system penyambungan pakai ulir/screw.
Untuk katup dengan diameter 2” – 4“ menggunakan
jenis Gate Valve dari bahan Bronzed setaraf “KITZ” dengan
system sambungan ulir atau screw.
Untuk Pembuangan Drain AC harus sudah dipasang/
tertanam dalam tembok sebelum finishing tembok dimulai.

4. Pemasangan Fixture, Fitting.


 Semua Fixtures harus dipasang dengan baik dan
didalamnya bebas dari kotoran yang mengganggu
aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan
kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang
mantap.
 Semua fixture, fitting, pipa-pipa air pelaksanaannya
harus rapi tidak mengganggu pemasangan-
pemasangan/dinding porselin dan sebagainya.
 Untuk pipa-pipa yang tekanannya airnya tinggi/pipa
induk, dipasang blok-blok dari beton dengan campuran
yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa,
teelbouw valve dan sebagainya.
 Semua fixture instalasi air bersih menggunakan knee
drat dalem kuningan dengan dimensi ¾” ke ½’’.
 Dimensi pipa air bersih harus di sesuaikan dengan
gambar dan spesifikasi.
5. Penggantungan/Penumpu pipa.
 Semua pipa harus diikat dengan kuat dengan
penggantung atau angker yang kokoh (rigit), getaran
inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
 Pipa horizontal harus digantung dengan
penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara
tidak lebih dari 2 M.
 Penggantung atau penumpu pipa harus
disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan
insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran
beton atau dengan ramset dan fisher.

6. Pipa – pipa dalam Tanah


Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman
dan kemiringan yang tepat.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik. Untuk
pipa air bersih dan pipa air buangan tidak boleh diletakkan
pada lubang yang sama.
 Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah
diperiksa oleh pengawas yang ditunjuk, semua kotoran
dibuang dari lubang galian dan lubang galian ditimbun
kembali dengan baik dengan pasir urug atau dengan
tanah bekas galian atau bahan yang ditentukan
oleh Direksi Lapangan dengan ijin yang disetujui sampai
padat.
 Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah
diukur dari garis tengah pipa (as pipa) sampai
kepermukaan jalan/tanah asli atau bila tidak akan
digunakan ketentuan ketentuan persyaratan minimal
buku petunjuk untuk dalamnya galian.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 61
7. Pengujian
 Pengujian system pembuangan air kotor (sewage)
dan air buangan
(Drainage) harus di test guyur dan disaksikan oleh
direksi.
 Dalam pengujian system pembuangan harus dipastikan
air yang keluar lancer tanpa hambatan.
 Seluruh system buangan air harus mempunyai lubang -
lubang yang ditutup (plunged) agar seluruh sistem
tersebut dapat diisi dengan air

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 62


sampai dengan lubang tertinggi. Sistem tersebut harus
dapat menahan air yang diisikan tersebut diatas,
minimum 1 jam dan selama itu tidak terjadi penurunan.
Apabila pemilik menginginkan pengujian lain, disamping
pengujian diatas, kontraktor harus melakukan tanpa
tambahan biaya.
 Pengujian system distribusi air bersih.
 Sebelum dipasang alat alat sanitair seluruh system
distribusi air harus diuji dengan tekanan sebesar dua kali
tekanan kerjanya (Working Presure) atau sebesar 4
Kg/cm2 (Bar) dan tanpa mengalami kebocoran dan
dalam waktu minimum 24 jam dan tekanan tersebut
tidak turun/ berubah
 Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara
bagian demi bagian dari panjang pipa maksimum 100
m. Biaya pengetesan serta alat alat yang diperlukan
adalah menjadi tanggung jawab pemborong / kontraktor.
Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan
disaksikan oleh pengawas atau Direksi Lapangan.
Selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat
akan dibuatkan berita acaranya.
 Pengujian system instalasi Hydrant
 Semua pipa dalam instalasi hydrant harus diuji
dengan tekanan sebesar dua kali tekanan kerjanya
(Working Presure) atau sebesar 20
Kg/cm2 (Bar) semalam minimum 24 jam tanpa
mengalami kebocoran.
8. Pembersihan
Semua bagian logam yang tidak terlindungi dinding
harus bebas dari lemak dan kotoran kotoran lainnya.
Untuk bagian yang dilapisi cromonium atau nikel harus
digosok bersih atau mengkilap, setelah pemasangan
instalasinya selesai seluruhnya. Apabila terjadi kemacetan,
pengotoran atas bagian bangunan atau finish Arsitektural
atau timbulnya kerusakan lainnya, yang semua atas
kelalaian kontraktor, karena tidak membersihkan system
pemipaannya dengan baik, maka semua perbaikannya
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Penggantung
atau penumpu pipa dan peralatan peralatan logam
lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian
lainnya, misalnya pipa didalam galian tanah, pipa
menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi cat
menie atau penahan karat.

2.19 PENGADAAN DAN PEMASANGAN AC


Ac yang dipasang dalam pekerjaan ini adalah AC Merek Daikin,
sebelum pengadaan
dan pemasangan dikonsultasikan dulu kepada direksi pekerjaan
untuk mendapat persetujuan.

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 63


2.21 SYARAT-SYARAT KHUSUS
BAHAN
1.
Bahan
A. Semen Portland
Semen yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi ini
Jenis I yang
memenuhi syarat yang ditentukan dalam SNI.15-2049 tahun
2004
Terkecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen
yang digunakan pada pekerjaan harus diperoleh dari satu
sumber pabrik.
1. Semen Portland
Semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium
silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama
dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk
kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah
dengan bahan lain.
2. Jenis dan Penggunaanya
a. jenis I yaitu semen Portland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratan-
persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada
jenis-jenis lain.
3. Syarat Mutu

4. Persyaratan kimia semen portland harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut
:

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 64


Tabel 1 Syarat kimia
utama Satuan dalam
%
Jenis Semen Portland
N Urai
I
o an
1 SiO 2 , minimum -
2 Al 2 O 3 , maksimum -
3 Fe2O3, maksimum -
4 MgO, maksimum 6,0
5 SO 3 , maksimum
Jika C 3 A ≤8,0 3,0
Jika C 3 A >8,0 3,5
6 Hilang pijar, maksimum 5,0
7 Bagian tak larut, maksimum 3,0
a)
8 C 3 S, maksimum -
a)
9 C 2 S, minimum -
a)
1 C 3 A, maksimum -
a)
0
1 C 4 AF + 2 C 3 A atau
1 C 4 AF + C 2 F, maksimum -

Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 65


Tabel 2 Syarat Kimia
Tambahan Satuan dalam
%
Jenis Semen Portland
N Urai
I
o an
1 C 3 A, maksimum -
2 C 3 A, minimum -
3 (C 3 S + 2 C 3 A), maksimum -
4 Alkali, sebagai
c)
(Na 2 O + 0,658 K 2 O), 6,0
maksimum
CATATAN
a)
Syarat kimia tambahan ini berlaku hanya secara khusus
disyaratkan
b) b)
Sama dengan keterangan untuk pada syarat kimia utama
c)
Hanya berlaku bila semen digunakan dalam beton yang
agregatnya bersifat reaktif terhadap alkali

5. Persyaratan fisika semen portland harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut
:
Tabel 3 Syarat Fisika
Utama

Jenis Semen
N Urai
PortlandI
o an
1 Kehalusan :
2
Uji permeabilitas udara, m /kg
Dengan
Alat : 160
Turbidimeter, 280
2 Kekekalan :
Pememuaian dengan autoclave, 0,80
3 maks %
Kuat
tekan : -
2
Umur 1 hari, kg/cm 125
minimum Umur 3 hari, 200
2
kg/cm minimum Umur 280
2
4 7 hari, kg/cm
Waktu minimum
pengikatan (metode
alternative)
dengan alat
Gillmore 60
a. Awal, menit, minimal 600
Akhir, menit maksimum
Vicat 45
c. Awal, menit, minimal 375
Akhir, menit maksimum
Tabel 4 Syarat Fisika Tambahan

Jenis Semen
N Urai
PortlandI
o an
1 Pengikatan semu penetrasi 50
akhir, %
2 minimum
Kalor hidrasi
Umur 7 hari, kal/gram, maks -
Umur 28 hari, kal/gram, maks -
3 Kuat tekan :
Umur 28 hari, kg/cm2 minumum -
4 Pemuaian karena sulfat -
14 hari,
5 %,maksimumudara mortar, %
Kandungan 12
volume,
maksimum
B. Baja Tulangan
1. Baja tulangan beton polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton
berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak
bersirip, disingkat BjTP.
3. Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton
dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip
melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan
untuk rneningkatkan daya lekat dan guna menahan
gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap
beton, disingkat BjTS.
4. Ukuran dan toleransi
a. Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat
per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum
pada Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per
meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum
pada Tabel 2.

Tabel 1 Ukuran baja tulangan beton polos


Berat
Diameter nominal Luas
N Penamaan nominal
(d) (mm) penampang
o. per
Nominal (L)
1 P 6 0,28 meter
0,22
2. .6
P 8 27
0,50 2
0,39
3. .8
P. 1 27
0,78 5
0,61
4. 10
P. 10 54
1,1 7
0,88
5. 12
P. 12 31
1,5 8
1,1
6. 14
P. 14 39
2,01 2
1,5
.7 16
P. 61 1
2,8 8
2,2
8. 19
P. 29 35
3,8 3
2,9
9. 22
P. 2 01
4,9 8
3,8
10 . 25
P. 52 09
6,1 5
4,8
.
11 28
P. 38 58
8,0 3
6,3
. 32 2 42 1
Tabel 2 Ukuran baja tulangan beton sirip

Di Di Le
a- Luas a- Tinggi Jarak
bar
mete Pena mete sirip sirip Bera
Pe rus
N r m- r melint melint t
na- uk
o nomi pang dala ang nomi
ma mi ma me
nal nomi m (maks) nal
an mm cm2 mm n
m ks
m m -
mm Kg/m
1 S. 6 0,28 5 m
0, m0, m4 4 0,22
2 6
S. 8 27
0,50 7, 3
0, 6
0, 5, 6, 2
0,39
3 8
S.1 1 27
0,78 8, 4
0, 8
1, 7, 7, 5
0,61
4 0
S.1 0
1 54
1,32 ,
12, 5
0, 0
1, 9, ,
10, 71,04
5 3
S.1 3
1 7
2,01 0
15, 7
0, 3
1, 1, 2
12, 4,58
6 6
S.1 6
1 1
2,83 0
17, 8
1, 6
1, 1,
1 6
14, 2,23
7 9
S.2 9
2 5
3,80 8
20, 0
1, 9
2, 3,
1 9
17, 2,98
8 2
S.2 2 1
4,90 7
23, 1
1, 2
2, 5,
1 3
19, 3,85
9 5
S.2 5
2 9
6,62 6
27, 3
1, 5
2, 7,
2 7
22, 5,18
1 9
S.3 9
3 5
8,04 2
30, 5
1, 9
3, 0,
2 8
25, 6,31
0
1 2
S.3 2
3 2
10,1 2
34, 6
1, 2
3, 2,
2 1
28, 7,99
1 6
S.4 6
4 8
12,5 0
38, 8
2, 6
4, 5,
2 3
31, 9,88
2
1 0
S.5 0
5 7
19,6 0
48, 0
2, 0
5, 8,
3 4
39, 17,4
3 0 0 4 0 5 0 8, 3
5. Toleransi diameter
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip
seperti pada
Tabel 3
Penyimpanga
No Diameter (d) (mm) Toleransi (mm)
n kebundaran
(%)
1 6 ±
0,3
2 8≤d≤ ±
14 0,4 Maksimum 70
3 16 ≤ d ≤ ±
dari batas
25 0,5
4 28 ≤ d ≤ ± toleransi
34 0,6
5 d> ±
34 0,8
CATATAN 1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum
dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton
6. Toleransi berat
b. Toleransi berat per batang Toleransi berat per
batang baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan
seperti tercantum dalam Tabel 4

Tabel 4 Toleransi berat per batang


Diameter Tolera
nominal nsi
(m (
6 ±
10d d 7
±
11d
16 6
±
28
d 5
±
2 4
2.22 PENUTUP
1. Perbedaan Pengertian :
a. Hal-hal yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini,
pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan
dengan kata-kata “Harus dipasang, dibuat, dilaksanakan,
dan disediakan oleh Pelaksana” tetapi bilamana
Pekerjaan – pekerjaan bahan-bahan tersebut nyata adalah
menjadi bagian dari pekerjaan pelaksana, maka pernyataan
tersebut dianggap dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini, dan
bukan sebagai pekerjaan lebih.
2. Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan :
a. Wajib menyelesaikan semua item pekerjaan sesuai dengan
mutu yang diisyartkan sampai selesai kemudian diserahkan
pada saat Serah Terima Pertama Pekerjaan
b. Wajib Mengadakan pembersihan dan perapian dan Perbaikan-
perbaikan dilapangan sampai mendapat Persetujuan
Konsultan Pengawas.

Kolaka, April 2019

Yang Menetapkan selaku


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

MUSTAJAB, SE.M.Si
NIP. 19640101 199103 1029
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DOKUMEN

SPESIFIKASI TEKNIS
(SPEKTEK)
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN KANTOR WORKSHOP

TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai