SPEKTEK GEDUNG WORKSHOP - Ok
SPEKTEK GEDUNG WORKSHOP - Ok
1
3. Setelah rencana kerja disetujui, pemborong menyerahkan 3
(tiga) copy untuk Pemimpin kegiatan dan Konsultan Pengawas
serta 1 (satu) copy ditempatkan diruang direksi.
4. Dalam rencana kerja harus sudah tercantum garis
prestasi dan garis termin rencana.
2
7. Bila gambar rencana kurang jelas atau kurang dimengerti
oleh pelaksana/kontraktor, kontraktor tidak boleh melaksanakan
sesuai penafsirannya sendiri sebelum dikonsultasikan dan
mendapat persetujuan Arsitek perencana.
1.12 LINGKUP
PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan
Konstruksi/Pembelian Gedung
Kantor Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil : Pembangunan Gedung Kantor Dan Garase dengan
rincian sebagai berikut:
A. Bangunan Gedung Kantor
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pasir dan Tanah
III. Pekerjaan Pondasi dan Dinding
IV. Pekerjaan Beton
V. Pekerjaan Lantai
VI. Pekerjaan Plafont dan
Atap VII. Pekerjaan Pintu dan
Jendela VIII. Pekerjaan Cat
dan Penggantung
IX. Pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal (M&E) X. Pekerjaan
Plumbing
XI. Pekerjaan Style Bali
B. Tempat Parkir
I. Pekerjaan Lantai
II. Pekerjaan Atap
C. Tempat Parkir
I. Pekerjaan Tanah
II. Pekerjaan Pondasi dan Dinding
III. Pekerjaan Beton
D. GARASE
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pasir dan Tanah
III. Pekerjaan
Pondasi IV.
Pekerjaan Beton V.
Pekerjaan Lantai
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 7
VI. Pekerjaan Plafont dan Atap
VII. Pekerjaan Cat dan Penggantung
VIII. Pekerjaan Elektrikal
IX. Pekerjaan Style Bali
4. Penyerahan
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh – contoh semua
bahan – bahan yang
digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan
data – data pengujian yang menunjukan kecocokan
dengan persyaratan mutu spesifikasi.
b. Apabila diisyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, kontraktor
harus menyerahkan gambar – gambar rincian semua
pekerjaan acuan uang di gunakan pada pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Kontraktor akan melapor kepada Direksi Teknik paling
sedikit 24 jam sebelum pencampuran atau pengecoran
beton.
5. Penyimpanan Bahan – bahan
a. Agregat harus disimpan secara terpisah sesuai dengan
ukuran – ukuran
untuk mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus
disimpan secara metodologi dan rapi mengikuti waktu
penyerahannya, sehingga pemakaianya dapat diatur dan
semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu
kedaluarsa penyimpanan semen yang sudah beton
konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah
mengeras tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan
konstruksi.
b. Selama pengankutan semen sampai kegudang atau
kelapangan kerja harus dijaga sehingga bahan tidak lembab
atau kantong rusak.Keadaan penyimpanan untuk bahan –
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 15
bahan yang harus dipakai di lapangan harus memenuhi
persyaratan disebutkan dalam pasal – pasal
mengenai karakteristik bahan – bahan dan spesifikasi
penyimpanan bahan – bahan (PBI 1971).
PETUNJUKA
PERSENTASE LOLOS BERDASARKAN
N
SARINGA BERAT
STANDAR FRAK FRAK
(mm) (inehes) SI SI
AGREGAT AGREGAT
5 2 1
0
3 1 0
95- 100
½
7
2 1 100 95- 1
5
1 ¾ 45- 100 900– 1
9
1 ½ 70- 25- 100- 900–
3
9 3 1 10 - 60 20 – 100
40 –
.
4. =/ 950.- 30
0–5 0-10 55
0– 70
0–
7
2. = 100 0 10
0–5 15
0–5
3
1. # 45 - -
1
0 1
# 80
10 -
.
0. #5 100 30
2-5
1 3). Syarat-syarat Mutu Agregat.
Agregat untuk pekerja beton harus memenuhi keadaan
mutu berikut ini yang diberikan pada tabel 2.3.3 dibawah
ini.
c. Campuran Percobaan.
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran
dan bahan-bahan yang diusulkan dengan membuat dan
mengadakan pengujian campuran percobaan yang disasikan
oleh Direksi teknik, menggunakan peralatan jenis yang
sama seperti yang digunakan dalam pekerjaan. Campuran
percobaan akan diperlukan dapat diterima, asalkan hasil-
hasil pengujian memuaskan dan memenuhi semua
persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan
dalam tabel 2.3.6.
d. Persyaratan Sifat-sifat Campuran
1) Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus
memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump
(penurunan) seperti ditetapkan dalam tabel 2.3.6.
dibawah atau yang disetujui Direksi Teknik bilamana
contoh bahan perawatan dan pengujian yang disebutkan
dalam spesifikasi.
e. Penyesuaian Campuran
1). Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan.
i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton
canpuran yang dikehandaki dan kemudahan
dipekarjakan dengan perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya. Direksi Teknik akan memerintahkan
perubahan-perubahan dalam berat atau volume
agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan
kandungan semen yang ditunjukan menurut calon
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 22
asilnya tidak diganti, atau perbandingan air/semen
yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan
untuk kekuatan yang memadai dilampasi.
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pencampuran Beton di Lapangan
1). Mencampur dengan pencampur (mixer) beton
Beton akan dicampur dilapangan dengan sebuah
pencampur yang dijalankan dengan mesin serta jenis
yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran – ukuran
yang akan menjamin suatu campuran yang merata
homogen.
i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta
demikian oleh Direksi Teknik pencampur tersebut
harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air
dan satu sarana pengukuran untuk mengendalikan
jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.
ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5
menit untuk mesin – mesin sampai kapasitas ¾
m3. diatas ukuran ini jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap
penambahan ½ m3 campuran beton.
iii. Pencampur tersebut pertama – tama harus
dimuati dengan agregat yang sudah ditakar
beserta semen dan dicampur kering untuk waktu
yang penedek sebelum ditambah air.
2. Pelaksanaan :
a. Tempat dan sistem sambungan harus diteliti terlebih
dahulu dengan persetujuan Direksi, bila perlu pemborong
menyiapkan gambar kerja.
b. Sistem sambungan harus tepat untuk Gaya (tarik, tekan
atau momen) yang dipikul.
c. Baik disebut dalam gambar atau tidak setiap sambungan
harus diperkuat dengan alat-alat penyambung.
d. Gording diletakkan diatas kuda-kuda dengan bantalan (Klos)
untuk mengatur tinggi rendahnya gording agar merata.
e. Bidang permukaan harus merupakan bidang rata, dengan
kemiringan sesuai dengan gambar, tidak begelombang dan
tidak muntir.
f. Papan list plank harus sudah diserut dan diamplas
dengan baik sebelum dipasang.
g. Semua kayu sebelum dipasang harus dicat dengan bahan
pengawet, dan besi- besi dicat dengan cat dasar (meni).
h. Genteng sebelum dipasang harus diteliti yang tidak
pecah / cacat, serta seragam besarnya dan pressnya baik.
i. Dalam Pemasangan Alur genteng harus lurus dari lapisan
yang terbawah sampai dengan lapisan yang teratas.
j. Dalam pemasangan yang diperhatikan jarak pemasangan
genteng dimana yang berhubungan dengan pemasangan
reng.
k. Ujung lapisan pertama harus rata, rapi dan sejajar dengan
garis lintang.
l. Bubungan genteng dengan kwalitas baik dan posisi yang
baik dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk
Direksi, pada kiri atau kanan genteng bubungan dan ujung
bubungan dibentuk sesuai dengan petunjuk Direksi.
m. Pemasangan Gedeg diatas usuk disesuaikan dengan bidang
atap.
n. Pada pojok ujung bawah bubungan dipasang Ikut Celedu
dari Paras sesuai dengan petunjuk Direksi.
o. Pada pojok atas pertemuan antar sudut atap dipasang murda
dari Paras, sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi.
p. Genteng yang di gunakan adalah genteng plentong pejaten
2.12 PEKERJAAN
PLAFOND
1. Pekerjaan plafond :
a. Bahan : Rangka plafond metal purring terdiri dari Hollow
galvalum 2x4, Holow galvalum 4 x 4 dan Hanger.
Sedangkan untuk penggantung langit-langit
digunakan hollow 2x4
b. Pemasangan Rangka Plafond metal furring disesuaikan
dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan direksi.
2. Penutup Plafond
2.15 PEKERJAAN
KACA
1. Bahan :
a. Kaca bening dengan tebal 5 mm semua permukaan kaca
harus sempurna, datar (Float Glass).
2. Pelaksanaan :
a. Pemeriksaan semua pekerjaan yang berhubungan dengan
permukaan ditempat sebelum mulai pekerjaan dilaksanakan.
7. Pentanahan Arde
− Semua bahan yang terbuat dari metal harus
diadakan sambungan pentanahan.
− Kotak panel harus diadakan sambungan pentanahan
umum dengan menggunakan kabel yang dibungkus
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 53
isolasi dan ditarik didalam pipa yang tertanam dalam
pasangan bata sampai tertanam kedalam tanah.
− Dalam hal ini pemborong wajib untuk sudah
mempersiapkan pekerjaan pentanahan umum pada
tanah sebelum pekerjaan ubin lantai pada daerah
dibawah panel dikerjakan/dipasang.
− Seluruh stop kontak harus mempunyai sambungan
kontak tanah guna pengamanan bagi alat-alat yang
akan disambungkan.
− Jaringan hantaran arde (pentanahan) dilaksanakan
dengan cara pemasangan yang sama seperti
pemasangan hantaran yang berarus.
2.18 PEKERJAAN
PLUMBING A.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh
pemborong, yaitu pengadaan, pemasangan, pengujian sampai
dicapai hasil yang baik, dari segi kualitas maupun segi
kuantitas sehingga sesuai dengan Perencanaan. Didalam
pelaksanaan ini meliputi sistem-sistem jaringan air bersih, air
kotor/buangan (sewage & drainage), air hujan, dan hydrant.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Workshop 55
Pelaksanaannya meliputi pengadaan bahan-bahan, baik itu
material atau mesin-mesin/pompa- pompa, juga
perabotan/alat-alat pembantu lainnya yang perlu didalam
pelaksanaan ini, yang mana galian terampil,
pengujian/pengetesan dan perijinan– perijinan dan dikerjakan
dengan sistem pelaksanaan yang baik sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan didalam perencanaan ini.
B. PERSYARATAN UMUM
Persyaratan umum pekerjaan plumbing harus mengikuti
Pedoman Plumbing
Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum yang berlaku. a. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan/pemeliharaan disesuaikan
dengan tahap-tahap pembangunan.
C. PERSYARATAN
TEKNIS
a Peraturan – peraturan
Tata cara pelaksanaan dan lain–lain petunjuk yang
berhubungan dengan peraturan–peraturan pembangunan
yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan
kontrak ini harus betul – betul ditaati.
Pada umumnya peraturan–peraturan berikut ini berkenan
dengan persyaratan teknis pekerjaan sebagai berikut :
• Peraturan – peraturan air minum Negara,
tentang instalasi air.
• Pedoman peraturan plumbing Indonesia yang dikeluarkan
oleh Direktorat
Teknik Penyehatan Dir. Jen. Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum.
• Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan – bahan
Bangunan NI-3 (PUBB) 1956, NI – 3 PUBB 1969.
• Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955 PBI-
NI-2/1971.
• Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan
tenaga harian, mingguan, bulanan dan borongan.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan
mengetahui akan isi dan maksud dari peraturan –
peraturan dan syarat – syarat tersebut diatas.
Jenis Semen
N Urai
PortlandI
o an
1 Kehalusan :
2
Uji permeabilitas udara, m /kg
Dengan
Alat : 160
Turbidimeter, 280
2 Kekekalan :
Pememuaian dengan autoclave, 0,80
3 maks %
Kuat
tekan : -
2
Umur 1 hari, kg/cm 125
minimum Umur 3 hari, 200
2
kg/cm minimum Umur 280
2
4 7 hari, kg/cm
Waktu minimum
pengikatan (metode
alternative)
dengan alat
Gillmore 60
a. Awal, menit, minimal 600
Akhir, menit maksimum
Vicat 45
c. Awal, menit, minimal 375
Akhir, menit maksimum
Tabel 4 Syarat Fisika Tambahan
Jenis Semen
N Urai
PortlandI
o an
1 Pengikatan semu penetrasi 50
akhir, %
2 minimum
Kalor hidrasi
Umur 7 hari, kal/gram, maks -
Umur 28 hari, kal/gram, maks -
3 Kuat tekan :
Umur 28 hari, kg/cm2 minumum -
4 Pemuaian karena sulfat -
14 hari,
5 %,maksimumudara mortar, %
Kandungan 12
volume,
maksimum
B. Baja Tulangan
1. Baja tulangan beton polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton
berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak
bersirip, disingkat BjTP.
3. Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton
dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip
melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan
untuk rneningkatkan daya lekat dan guna menahan
gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap
beton, disingkat BjTS.
4. Ukuran dan toleransi
a. Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat
per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum
pada Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per
meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum
pada Tabel 2.
Di Di Le
a- Luas a- Tinggi Jarak
bar
mete Pena mete sirip sirip Bera
Pe rus
N r m- r melint melint t
na- uk
o nomi pang dala ang nomi
ma mi ma me
nal nomi m (maks) nal
an mm cm2 mm n
m ks
m m -
mm Kg/m
1 S. 6 0,28 5 m
0, m0, m4 4 0,22
2 6
S. 8 27
0,50 7, 3
0, 6
0, 5, 6, 2
0,39
3 8
S.1 1 27
0,78 8, 4
0, 8
1, 7, 7, 5
0,61
4 0
S.1 0
1 54
1,32 ,
12, 5
0, 0
1, 9, ,
10, 71,04
5 3
S.1 3
1 7
2,01 0
15, 7
0, 3
1, 1, 2
12, 4,58
6 6
S.1 6
1 1
2,83 0
17, 8
1, 6
1, 1,
1 6
14, 2,23
7 9
S.2 9
2 5
3,80 8
20, 0
1, 9
2, 3,
1 9
17, 2,98
8 2
S.2 2 1
4,90 7
23, 1
1, 2
2, 5,
1 3
19, 3,85
9 5
S.2 5
2 9
6,62 6
27, 3
1, 5
2, 7,
2 7
22, 5,18
1 9
S.3 9
3 5
8,04 2
30, 5
1, 9
3, 0,
2 8
25, 6,31
0
1 2
S.3 2
3 2
10,1 2
34, 6
1, 2
3, 2,
2 1
28, 7,99
1 6
S.4 6
4 8
12,5 0
38, 8
2, 6
4, 5,
2 3
31, 9,88
2
1 0
S.5 0
5 7
19,6 0
48, 0
2, 0
5, 8,
3 4
39, 17,4
3 0 0 4 0 5 0 8, 3
5. Toleransi diameter
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip
seperti pada
Tabel 3
Penyimpanga
No Diameter (d) (mm) Toleransi (mm)
n kebundaran
(%)
1 6 ±
0,3
2 8≤d≤ ±
14 0,4 Maksimum 70
3 16 ≤ d ≤ ±
dari batas
25 0,5
4 28 ≤ d ≤ ± toleransi
34 0,6
5 d> ±
34 0,8
CATATAN 1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum
dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton
6. Toleransi berat
b. Toleransi berat per batang Toleransi berat per
batang baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan
seperti tercantum dalam Tabel 4
MUSTAJAB, SE.M.Si
NIP. 19640101 199103 1029
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
DOKUMEN
SPESIFIKASI TEKNIS
(SPEKTEK)
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN KANTOR WORKSHOP
TAHUN 2019