Dosen Pembimbing:
Dr. Nova Retnowati, MM.
Tugas ini telah dipertanggungjawabkan melalui ujian presentasi didepan Dosen Pembimbing
dan teman-teman kelas Akuntansi-D Semester 4 pada tanggal
Surabaya,
Dosen Pembimbing,
2. Memilih salah satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki (penentuan sasaran/ target
pasar).
Dengan kata lain, usaha-usaha pemasaran haruslah diarahkan pada konsumen yang
ingin dituju sebagai sasaran pasarnya.dalam hal ini, maka usaha pemasaran yang menunjang
keberhasilan perusahaan harus didasrkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat
menetukan strategi pasar dan strategi pemasaran yang mengarah kepada sasarn yang dituju.
1. Banyak produsen pemasar masih menggunakan konsep produksi massal sebagai basis
kegiatannya.
2. Daya beli masyarakat masih relatif terbatas, sehingga kecenderungan masyarakat
membeli atas dasar pertimbangan harga murah.
Berikut ini beberapa pengertian segmentasi pasar dari berbagai sumber teori:
1. Segmentasi pasar adalah usaha untuk mengelompokkan pasar, dari pasar yang bersifat
heterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki sifat yang homogen
(Gitosudarno, 2008)
2. Segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok
pembeli yang berbeda yang mungkin menghendaki pemasaran atau produk yang
terpisah (Amstrong, 1997:227)
Nilai terpenting dari segmentasi pasar ini adalah menghantar pembeli dari produk
mereka. Bagaimana karakteristik, sekalian mengidentifikasi cara-cara yang efektif untuk
dapat melayani masing-masing segmen tersebut. Jadi segmentasi pasar merupakan proses
yang menyeluruh dimana perusahaan harus memperhatikan pembelian dari masing-
masing segmen, paling tidak usahanya akan lebih ekonomis apabila unit-unit pembelian
itu dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok saja. Ini semua tidak terlepas dari usaha
untuk mencapai laba maksimum.
Adapun dimensi yang dapat dipakai sebagai dasar seamentasi pasar adalah
sebagai berikut:
1. Variabel geografi
2. Variabel demografi
3. Variabel psikografi
4. Variabel perilaku
2.3. Positioning
Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang konsumen dari
sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata
konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand
image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen
memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing.
Fanggidae, 2006, menyatakan positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan
pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan
(advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk.
Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih
dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang
diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana
mempresentasikannya.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all 2003 menyatakan positioning sebagai
reason for being yaitu bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di
benak konsumen. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu
konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra
dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning
menyangkut menciptakan being dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan
penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah janji yang dibuat perusahaan
kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan perusahaan untuk menepati
janji merupakan bagian yang vital dan strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat
merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.
(Lebih spesifik) PC Games dengan batasan usia yang berbeda-beda. Semakin tinggi
usia maka konten games semakin menantang dan mengandung unsur dewasa yang
tidak dianjurkan untuk anak kecil. Sangat penting untuk menentukan batasan usia
karena disesuaikan dengan karakteristik setiap usia.
b. Jenis Kelamin
Umumnya produk-produk yang menggunakan segemen ini berhubungan dengan gaya
hidup, seperti pakaian, sepatu, kendaraan, dan sebagainya.
Contoh: Sepatu pria dan wanita
c. Pendidikan
Pada masing-masing tingkatan pendidikan, kebutuhan dan penggunaan barang oleh
konsumen berbeda-beda. Benda produk yang digunakan berfungsi sebagai penunjang
bagi pendidikan mereka.
Contoh: Mahasiswa lebih membutuhkan laptop dibandingkan dengan anak SD, karena
jika diukur dari intensitas pendidikannya, mahasiswa memiliki tugas yang lebih
banyak dan rumit sehingga dibutuhkan laptop sebagai media penunjang.
d. Jenis Pekerjaan
Bermacam-macam jenis pekerjaan, bermacam-macam pula kebutuhan dan
penggunaan barang pada masing-masing jenis pekerjaan tersebut. Benda produk yang
digunakan berfungsi sebagai penunjang bagi pekerjaan mereka.
Contoh: Nokia E7 merupakan smartphone bisnis yang dilengkapi aplikasi seperti
Quickoffice, Adobe PDF, Microsoft Communicator Mobile, Microsoft Sharepoint,
IBM Lotus, dan sebagainya. Target market ponsel ini ialah bussinessman atau orang
yang berkecimpung dalam dunia bisnis yang membutuhkan kecepatan, keringkasan,
dan kemudahan agar tidak menghambat bisnis mereka.
e. Pendapatan
Pendekatan ini sangat erat hubungannya dengan jenis pekerjaan, penting dan
dibutuhkan oleh marketer untuk mengetahui target market sesuai dengan harga pada
produk yang akan dipasarkan.
Contoh : Walaupun sama-sama mobil keluarga dan bernaung dalam satu nama,
Toyota, harga antara mobil Avanza dan Alphard cukup jauh. Kisaran harga mobil
Avanza antara 150-180 juta, sedangkan Alphard 600 juta sampai milyaran. Tentu
market yang dikejar Avanza ialah keluarga menengah sedang, dimana konsumen
lebih mementingkan harga dan fungsi utama (cukup untuk dikendarai) daripada
kenyamanan dan prestige. Berlawanan dengan market yang dikejar Alphard ialah
keluarga menengah ke atas, dimana konsumen mengutamakan prestige serta
kenyamanan dan mengesampingkan harga.
f. Agama
Segmentasi berdasarkan agama tentu tidak dapat dilakukan pada setiap jenis produk.
Segmentasi ini umumnya sangat sensitif dan memerlukan keseriusan dalam menjalin
hubungan dengan konsumen dan hanya dapat diterapkan pada komoditi tertentu yang
pasarnya amat sensitif terhadap simbol-simbol agama.
Contoh: Di Indonesia didirikan bank syariah, seperti Bank Muammalat, Bank Mandiri
Syariah, dll, yang bertujuan menciptakan sistem perekonomian berbasis nilai-nilai
dan prinsip syariah untuk diterapkan dalam bisnis dan transaksi. Awal mula
didirikannya bank-bank syariah ialah salah satunya disebabkan oleh isu tentang
haramnya bunga. Oleh karena itu bank syariah memusatkan pasarnya untuk
masyarakat yang memahami dan menerapkan aturan Islam dalam kehidupannya,
dengan slogan-slogan yang berkaitan dengan agama.
3. Segmentasi Psikografis (Gaya Hidup)
Konsep tentang perasaan konsumen merujuk pada perkiraan umum konsumen
terhadap pemasaran dan pasar. Bagi pemasar atau pembuat keputusan yang berkaitan
dengan pemasaran, mengikuti sentimen konsumen dapat memberikan peringatan awal
tentang perilaku dan kekuatan pasar. Sentimen konsumen akan sangat berguna untuk
mengukur keadaan pasar secara umum dan juga sebagai latar belakang untuk
mengetahui secara lebih mendalam dan terperinci mengenai kebutuhan, keinginan,
dan kepuasan konsumen.
Ciri paling mencolok yang semakin banyak digunakan oleh
perusahaan/produsen dalam memproduksi adalah produsen selalu mengkaitkan gaya
hidup konsumen yang mengindikasikan bagaimana konsumen hidup, berpikir,
berperilaku, dan bertindak. Sisi psikografis (Gaya hidup) sebagai cara untuk
melakukan segmentasi pasar menunjukkan bahwa segmentasi psikografis (gaya
hidup) menjadi semakin populer sebagai alat dalam pembuatan keputusan manajemen
pemasaran. Penggunaan psikografis (gaya hidup) sebagai kriteria segmentasi pasar
terus menerus mengalami peningkatan dengan harapan melalui segmentasi psikografis
(gaya hidup) dapat menjelaskan lebih banyak variasi perilaku/tindakan konsumen
dibandingkan bila hanya melakukan segmentasi dengan hanya melibatkan variabel-
variabel demografis, geografis, dan/atau sosial-ekonomi.
Semakin banyaknya penggunaan sisi psikografis (gaya hidup) untuk
melakukan segmentasi pasar karena nilai konsumen dan karakteristik gaya hidup
dapat menyediakan lebih banyak lagi pandangan bagi pemasar terhadap potret
kehidupan. Sejak diperkenalkan oleh Lazer tahun 1963, analisis mengenai gaya hidup
konsumen mampu menyediakan informasi yang sangat penting bagi pemasar untuk
pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran. Gaya hidup konsumen sebagai
sebuah fungsi karakteristik individual yang melekat pada konsumen dibentuk dan
terbentuk melalui interaksi sosial seperti pergerakan konsumen dan daur hidup
keluarga. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang
dengan orang lainnya. Gaya hidup tersebut berkaitan dengan konsep diri dan dapat
merupakan sumber informasi yang kompleks yang berbeda yang dipegang oleh
seseorang tentang dirinya. Tujuan dari segmentasi psikografis (gaya hidup) adalah
mengklasifikasikan konsumen kedalam segmen pasar yang dapat diidentifikasikan
dengan pola gaya hidup yang spesifik. Skala pengukuran psikografis (gaya hidup)
yang sekarang banyak dijadikan referensi adalah VALS (Value and Life Style) yang
dikembangkan oleh SRI (Stamford Research Institute).
VALS adalah segmentasi psikografis paling terkenal di dunia. VALS
dilakukan oleh perusahaan riset internasional SRI yang pada tahun 1978 mencoba
menciptakan segmentasi psikografis yang dapat dijadikan segmentasi secara umum.
VALS merupakan singkatan dari Values and Lifestyles.
Segmentasi pengukuran berdasarkan gaya hidup dan nilai biasa digunakan
oleh system VALS yang merupakan akronim dari “values and lifestyle”. Sistem
VALS ini adalah pendekatan yang umum digunakan untuk penelitian tentang gaya
hidup dalm menentukan segmentasi pasar.
Dalam lingkup komunikasi, VALS dapat diaplikasikan antara lain untuk
kepentingan:
a. Memposisikan nilai dari suatu produk di mata konsumen (value proposition)
b. Menentukan kepribadian / personalisasi dari suatu brand (brand personality)
c. Mengembangkan ide kreatif (creative development)
d. Merencanakan penggunaan media (channel planning)
e. Menentukan penempatan media (media placement)
Pengetahuan konsumen tentang barang dan jasa yang akan dibeli akan
menentukan keputusannya untuk membeli maupun mengkonsumsinya. Manfaat yang
terdapat pada produk merupakan suatu nilai yang akan diperoleh konsumen.
Paradigma harapan-diskonfirmasi (the expectation-disconfirmation paradigm)
dikenal untuk menjelaskan kepuasan konsumen (Shaun, Adam, Wiley: 2000).
Asumsi konsumen akan belajar dari pengalamannya, sehingga penurunan tingkat
diskonfirmasi akan berdampak terhadap kepuasan konsumen. Konfirmasi positip
akan menciptakan sebuah faktor kejutan (surprise) dan berdampak pada kepuasan
konsumen dan probabilitas pembelian ulang diwaktu yang lain.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak
pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk
membentuk segmen pasar. Segmentasi perilaku membagi pasar menjadi kelompok
homogen dengan dasar pola penggunaan produk, respon terhadap produk atau
pengetahuan terhadap produk tertentu.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut
(Armstrong, 1997):
a. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli
menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat
menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk,
jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap
manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas
segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang
bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang
memberikan manfaat tersebut.
b. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan
pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari
suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan
imbauan pemasaran yang berbeda.
c. Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah
dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh
pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna
produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan
sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.
d. Status Loyalitas
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen.
Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen
benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak
loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu
merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan
loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali
atau mereka membeli apapun yang diobral.
Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika
diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni
dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing
artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan
masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.
c. Kerjasama antar segmen
cara baik untuk mengelola segmen- segmen adalah dengan mengangkat manajer
segmen dengan wewenang dan tanggung jawab yang memadai untuk membengun
bisnis segmen mereka. Pada saat yang sama manajer segmen tidak boleh terlalu
terfokus pada segmen sehingga menolak untuk bekerja sama dengan personalia
perusahaan lain.
2. Pilihan etika target pasar
Public menjadi prihatin jika pemasar mengambil keuntungan dari kelompok
yang rapuh ( seperti anak-anak) atau kelompok yang tidak mampu ( seperti
penduduk dalam kota yang miskin , atau mempromosikan produk yang
kemungkinan berbahaya.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Ada beberapa cara dalam memandang suatu pasar, yaitu static attribute
segmentation, dynamic attribute segmentation, dan individual segmentation. Static
attribute segmentation merupakan cara memandang pasar berdasarkan geografis dan
demografis. Sedangkan dynamic attribute segmentation merupakan cara memandang
pasar berdasarkan sifat‐sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan.
Segmentasi cara ini membagi pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Yang terakhir
adalah individual segmentation, segmentasi cara ini memandang pasar secara personal.
4.1.2. Targeting
Segmentasi pada dasarnya melakukan pemetaan untuk mengidentifikasi
segmen‐segmen pasar dengan karakterikteristik perilaku yang sama. Hal inilah yang
dilakukan terlebih dahulu sebelum melangkah ke pada proses selanjutnya yaitu targeting.
Menurut Kartajaya (2006: 16), targeting merupakan strategi dalam mengalokasikan
sumber daya perusahaan secara efektif. Strategi ini perlu dilakukan untuk mempermudah
proses penyesuaian sumber daya yang dimiliki perusahaan (fitting) ke dalam
segmen‐segmen pasar yang telah dipilih. Karena itulah, Kartajaya menyebut targeting
sebagai fitting strategy.
Dalam proses targeting, tidak sembarang segmen bisa dibidik. Bila segmen yang
dipilih belum jelas, maka akan menyebabkan kinerja perusahaan menjadi tidak efektif.
Untuk menentukan target pasar, segmen pasar perlu dievaluasi dan ditentukan
berdasarkan kriteria yang jelas. Kriteria targeting tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut (Kartajaya, 2006):
Segmen pasar yang dipilih memiliki ukuran yang cukup besar sehingga return
1. yang diperoleh dapat membuat perusahaan berkembang. Bila ukuran pasar cukup
besar, maka semakin besar juga return yang akan diperoleh.
2. Segmen tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi, agar memudahkan
perusahaan memasarkan produk atau jasanya. Semakin tinggi pertumbuhannya,
segmen pasar yang dipilih akan semakin menjanjikan.
3. Strategi targeting harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi
ini bertujuan untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian
dalam menguasai segmen pasar yang dipilih.
4. Segmen pasar yang ditargetkan harus mempertimbangkan situasi persaingan.
Berbagai faktor yang harus diperhatikan oleh daerah dalam hal ini adalah: intensitas
persaingan industri, adanya produk substitusi, pemasok, dan entry barriers.
Dengan menggunakan keempat kriteria di atas, perusahaan dapat menyelaraskan
kemampuan dan sumber daya internal yang dimilikinya dengan kebutuhan dan harapan
segmen pasar yang dipilihnya. Setelah memperoleh target pasar, maka selanjutnya adalah
positioning.
BAB V
KESIMPULAN
Jadi agar segmentasi pasar dapat efektif harus memenuhi ketiga kriteria sebagai
berikut : pertama, dapat dijangkau, di sini seorang manajer pemasaran harus melihat berbagai
faktor yang dapat menghambat di antaranya : transportasi, luas wilaya, perilaku masyarakat,
dsb. Agar segmentasi yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Kedua, dapat
diukur, karena perilaku pasar pada kenyataannya lebih bersifat heterogen. Maka perlu kita
membuat batasan-batasan agar dapat mengukur seberapa besar perbedaaan tiap-tiap pasar.
Ketiga, memberikan keuntungan, tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah memperoleh
laba atau keuntungan. Maka dari itu seorang manjer harus betul-betul merencanakan segmen
pasar sehingga dapat memperoleh laba atau keuntungan.