Terapi Bedah Periodontal
Terapi Bedah Periodontal
Setelah hari 1: rasa sakit, bengkak, perdarahan seharusnya berkurang atau sudah
berhenti
Mulai melakukan aktivitas yang ringan
Warm packs jika dibutuhkan
Chemical plaque control direkomendasikan
Setelah 5-10 hari: melepaskan dressing dan sutures
Menghilangkan plak supragingival
Melakukan pemeliharaan kebersihan mulut yang ringan
Setelah 4-6 minggu: setiap seminggu atau 2 minggu mengunjungi dokter gigi
untuk memeriksa plaque dan instruksi pemeliharaan kebersihan rongga mulut
Dentogingival junction seharusnya tidak di probing atau diinstrumentasi selama 6-
8 minggu setelah perawatan bedah.
Dokter gigi umum memiliki peran penting dalam diagnosa dan terapi
periodontal.Kebanyakan periodontitis awalnya didiagnosis di klinik gigi umum.Pasien
dirujuk atau tidak tergantung dari berbagai faktor termasuk keinginan pasien dan
kecenderungan dokter gigi untuk mengobati atau merujuk. Scaling, root planning, dan
perawatan bedah umumnya tepat dilakukan dalam praktik. Banyak praktisi bedah umumnya
membatasi perawatan bedah ke daerah di mana hilangnya tulang horizontal dengan
kedalaman probing kurang dari 5mm. Kerusakan tulang vertikal dan keterlibatan furkasi
kelas II atau lebih sering dirujuk ke periodontist karena beragam pilihan pengobatan dan
kesulitan yang terkait dengan beberapa prosedur bedah digunakan untuk mengobati kondisi
ini. Distal wedges, khususnya pada distal molar kedua sering dirujuk dengan alasan yang
sama. Teknik-teknik bedah berikut ini tepat digunakan di praktik umum:
Gingivektomi
Prosedur ini digunakan untuk memotong poket suprabony jika terdapat cukup
perlekatan gingiva, untuk mengurangi pertumbuhan gingiva berlebih/ hyperplasia, dan untuk
estetik crown lengthening pada situasi tertentu. Umumnya prosedur ini tidak boleh digunakan
ketika: (1) poket infrabony/terdapat kerusakan; (2) bedah tulang diperlukan; (3) perlekatan
gingiva tidak memadai; (4) mengganggu perlekatan otot; dan (5) panjang mahkota klinis akan
berkompromi estetika.
Gambar 1.Gingivektomi dan gingivoplasty digunakan untuk mengoreksi kelainan gingiva. A.
Preoperatif. B. Gingivektomi berdasarkan rasio profil estetik C.Gingivoplasty. D.8 minggu
setelah bedah
Prosedur ini diperkenalkan oleh Ramfjord & Nissle, di desain untuk menghilangkan
inflamasi dinding poket, menyediakan akses untuk root debridement, dan mempertahankan
jumlah maksimum jaringan periodontal. Hal ini diindikasikan dimana estetik sebagai
perhatian utama, terutama di sextan anterior rahang atas.Kelemahannya termasuk
ketidakmampuannya untuk mencapai penghapusan poket dan penyembuhan dengan long
junctional epithelium.
Gambar 2. Flap modifikasi Widman digunakan untuk mengurangi poket periodontal sekitar
gigi
Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyediakan akses root debridement, mencapai
pengurangan poket, dan membiarkan maksimum flap mencakup perangkat yang digunakan
atau prosedur regenerative. Insisi sulkular digunakan sebagai pengganti insisi bevel terbalik.
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengurangi poket dengan mereposisi apikal
flap, menyediakan akses untuk preparasi akar, dan mempertahankan atau meningkatkan
daerah perlekatangingiva. Digunakan insisi bevel terbalik.
Crown lengthening
Studi histologi menunjukkan prosedur flap yang telah dijelaskan di atas cenderung untuk
menyembuhkan long junctional epithelium, bukan perlekatan jaringan ikat baru. Long
junctional epithelium, bagaimanapun telah terbukti memberikan hasil terapi yang stabil.
Prinsip Bedah Periodontal
Komplikasi Pascaoperasi
Risiko operasi termasuk rasa sakit, bengkak, kehilangan darah, reaksi terhadap obat-
obatan, dan infeksi. Potensi risiko lainnya termasuk sensitifitas akar, pengelupasan flap,
resorpsi akar atau ankilosis, kehilangan puncak alveolar, perforasi flap, pembentukan abses,
dan kontur gingiva yang tidak teratur. Insiden komplikasi ini rendah (1%) seperti yang
dilaporkan oleh Kemas & Haber (46). Mereka menemukan hanya terdapat 8 infeksi pada 884
operasi yang dilakukan tanpa antibiotik, sementara 1 infeksi tercatat pada 43 operasi dengan
cakupan antibiotik. Curtis et al. juga membandingkan insiden dan keparahan dari komplikasi
pasca operasi dan rasa sakit di antara bedah flap, bedah tulang dan bedah mukogingival (9).
Mereka melaporkan hanya 5,5% dari 304 kasus yang mengalami sakit sedang hingga parah.
Selain itu, mereka menunjukkan bahwa operasi tulang adalah tiga kali lebih mungkin
menyebabkan perdarahan, infeksi, bengkak atau perubahan jaringan yang merugikan
daripada operasi mukogingival. Operasi mukogingival adalah 3,5 kali lebih mungkin
menyebabkan nyeri daripada operasi tulang dan enam kali lebih mungkin dibandingkan
operasi jaringan lunak. Jika komplikasi pasca operasi terjadiharus ditanganidengan
pengobatan yang tepat dan sesuai, yang mencakup kontrol perdarahan, analgesik yang
memadai atau antibiotik.
Tren Masa Depan dalam Bedah Periodontal
Terapi periodontal telah berkembang dari scaling dan root planning dan/atau
gingivektomi untuk saat ini meliputi berbagai macam plastik canggih dan prosedur
regeneratif. Regenerasi tulang dan kerusakan furkasi menjadi mungkin dipandu dengan
munculnya teknik regenerasi jaringan tetapi belum dapat diprediksi. Sebagai terapi faktor
pertumbuhan berkembang, regenerasi akan menjadi diprediksi, dan reseksi kemungkinan
akan hilang sebagai modus perawatan periodontal. Cakupan akar,yang tidak mungkin 20
tahun lalu, sekarang menjadi rutin. Perkembangan material baru untuk menghilangkan
kebutuhan jaringan donor palatal yang akan meningkatkan frekuensi prosedur dan
mengurangi prevalensi resesi pada penuaan pasien. Dengan demikian, dalam waktu dekat,
bedah periodontal mungkin akan meningkat sebagai modalitas terapi; Namun, tujuan dari
prosedur akan hampir seluruhnya regeneratif.
JURNAL PERIODONSIA
Disusun oleh:
Choirunisa K Maulida 160112130526
Wilda Normalita Sari 160112130527
Tiara Sahayani 160112130528
Pembimbing:
Agus Susanto, drg., Sp. Perio., M.Kes
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014