Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Poros (shaft)dan roda jalan adalah bagian stasioner yang berputar, biasa nya
bernampang bulat,diamana ini terpasang di bagian pengangkut pada crane
hoist(crane jembatan) poros dan roda jalan bisa menerima beban
lenturan,tarikan,tekan, atau puntiran,yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa
gabungan satu dengan lain nya.Bila beban tersebut bergabung, kita bisa mencari
kekuatan statis dan kekuatan lelah yg perlu untuk pertimbangan perencanaan ,
karena suatu poros tunggal bisa di beri tegangan tegangan statis ,tegangan
berulang , yang semua nya bekerja pada waktu yg sama
bila lendutan lateral atau puntiran dari poros dan roda jalan tersebut harus dijaga
pada batas yg ketat,poros dan roda tersebut harus ditentukan ukuran nya dan
diameter nya berdasarkan ledutan dan beban yg direncanakan akan diterima nya
berdasarkan ledutan sebelum melakukan analisa atas tegangan tegangan . alasan
untuk itu adalah bahwa ,kalau poros dan roda tersebut dibuat cukup kaku sehingga
ledutan tidak terlalu besar,ada kemungkinan tegangan tegangan yg dihasilkan nya
aman.tetapi tak ada alasan bagi si perencana untuk mengangdaikan bahwa rencana
tersebut aman , selalu di perlukan untuk menghitung nya untuk mengetahui bahwa
rencana tersebut barada pada batas batas aman(melihat factor keamanan).

Dan pada pesawat angkat seperti jenis hoist crane memerlukan rel atau
jembatan itu juga berfungsi sebagai rel, hal ini mengakibatkan tipe jembatan
memindah kan beban secara horizontal dengan jarak terbatas sesuai panjang rel

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara


umum permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. a. apa itu poros ?


b. apa fungsi nya?
c. bagaimana menghitung ukuran dan beban yg dapat diterima poros ?

2. a. apa itu roda jalan?


b.apa fungsi nya ?
c. bagaimana menghitung ukuran dan beban yg dapat diterima oleh roda jalan
?

1
3. a. apa itu jembatan(lintasan rel) ?
b.apa fungsi nya?
c.bagaimana menghitung ukuran dan kekuatan atau beban yg dapat diterima
oleh
jembatan(lintasan rel)
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu poros,roda jalan dan jembatan serta fungsi nya.
2. Mengetahui jenis jenis dari poros ,roda jalan, dan jembatan(rel lintasan).
3. Mengetahui contoh perhitungan dari poros,roda jalan dan
jembatan(lintasan rel).
Unutuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing mata kuliah pesawat
kerja.

2
BAB II
ISI
A. Definisi Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang


bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley,
flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran
yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
(Josep Edward Shigley, 1983).

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui


putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli
sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang
berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros
dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu
poros roda kereta api, As gardan, dan lain-lain.

Gambar 1
Konstruksi Poros Kereta Api

3
Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja
pada poros di atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu
berpusat pada titik gravitasinya.

Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan
benda ataupun membentuk sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat
menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda
yang mengalami gaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya
dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda
tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai
macam tegangan pada kontruksi tersebut.

B. Macam-macam Poros

1. Berdasarkan Jenis Pembebanannya


a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir,
fungsinya hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar.
Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau
pada as truk bagian depan.

Gambar 2
Contoh poros gandar

4
b. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, di mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil
dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

Gambar 3
Spindel Penggerak pada Bench Lathe

c. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah
satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi
mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur yang akan
meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau
sproket rantau, dan lain-lain.

5
Gambar 4
Poros Transmisi

2. Berdasarkan Bentuknya
a. Poros Lurus

Gambar 5
Poros Lurus

b. Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk
merubah gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar.
Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat dari satu
bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar
dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara
pengingsutan.

6
Gambar 6
Perubahan gerakan yang dihasilkan poros engkol

Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :


1) Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah penengkol.
Kedua-duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang
pemasangannya menggunakan cara pengingsutan. Pipi engkol
biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen engkolnya
dari pada baja St.50 atau St.60. jarak antara sumbu pen engkol
dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.

Gambar 7
Poros Engkol Tunggal

7
2) Poros Engkol Ganda
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu
bahan sedang pemasangan poros engkolnya adalah dengan
sambungan ingsutan. Poros-poros engkol ini bahan dibuat dari
besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih ringan,
besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran.

Gambar 8
Poros Engkol Ganda

C. Perencanaan
Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai berikut ini perlu
diperhatikan :
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban
lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan
lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor,
misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila
menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros
tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.

8
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu
besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran
mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.

3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration)
pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah
putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang
tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor
bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi
dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari
poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,

4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka
dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft
pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik)
dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.

5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat
pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian,

9
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena
putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat
sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

D. Perhitungan Diameter Poros


Pembebanan tetap (constant loads)
1. Poros yang hanya terdapat momen puntir saja.
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen puntir saja
(twisting moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :

10
Selain dengan persamaan diatas, besarnya momen puntir pada poros
(twisting moment) juga dapat diperoleh dari hubungan persamaan dengan
variable-variable lainnya, misalnya :

2. Poros yang hanya terdapat momen lentur saja.


Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja
(bending moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :

11
3. Poros dengan kombinasi momen lentur dan momen puntir.
Jika pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan
momen puntir maka perancangan poros harus didasarkan pada kedua
momen tersebut.
Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari
material ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :
a) Maximum shear stress theory atau Guest’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile),
misalnya baja lunak (mild steel).
b) Maximum normal stress theory atau Rankine’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle),
misalnya besi cor (cast iron).

Pada pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus


pada pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material
S45C sebagai material poros. Terkait dengan Maximum shear stress

12
theory atau Guest’s theory bahwa besarnya maximum shear stress pada
poros dirumuskan ::

Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat
diperoleh dari berbagai cara, salah satu cara diantaranya dengan
menggunakan perhitungan berdasarkan kelelahan puntir yang besarnya
diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari
kekuatan tarik. Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan
tarik, sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor
keamanan diambil sebesar . Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan
kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa
dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan . Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat
bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh
kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan
pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994:
8).

13
Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap
(constant loads) yang terjadi pada poros. Dan pada kenyataannya bahwa
poros justru akan mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang
berubah-ubah. Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll. yang
terjadi pada poros maka ASME (American Society of Mechanical Engineers)
menganjurkan dalam perhitungan untuk menentukan diameter poros yang
dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan pengaruh kelelahan karena
beban berulang.

E. Beban pada Poros


1. Poros dengan beban puntir
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros
dapat ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros.

14
Gambar 9
Poros Transmisi dengan Beban Puntir

Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jari-jari


r menempuh jarak melalui sudut titik tengah α (dalam radial), maka jarak
ini adalah r , dan kerja yang dilakukan adalah F.

Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-jari r dan gaya
reaksi pada poros sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya
Mw = F.r. Momen ini merupakan momen puntir yang bekerja dalam
poros.

W = F · r · α = Mw · α

Bila jarak ini ditempuh dalam waktu t, maka daya:

P = W / t = Mw · α t = Mw · ω

di mana ω ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen puntirnya:

Mw = ω P

15
2. Poros dengan Beban Lentur Murni

Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta
tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran,
melainkan diasumsikan mendapat pembebanan lentur saja. Meskipun
pada kenyataannya gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi
juga mendapat beban dinamis.

Gambar 10
Beban lentur murni pada lengan robot

Jika momen lentur M1, di mana beban pada suatu gandar diperoleh dari 1
2 berat kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan
roda, tegangan lentur yang diizinkan adalah σa, maka diameter dari poros
adalah:

16
3. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur

Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda
gigi pada mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai.
Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat
adanya beban. Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah
beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk
meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat mulai
atau sedang berputar. Selain itu beban punter dan lentur juga terjadi pada
lengan arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan.

Gambar 11
Beban punter dan lentur saat arbor melakukan pemakanan

Agar mampu menahan beban puntir dan lentur, bahan poros harus bersifat
liat dan ulet agar mampu menahan tegangan geser maksimum sebesar:

Pada poros yang pejal dengan penampang bulat,

17
Dan:

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya


berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau
mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya.

2. hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah poros, yaitu:

a) Kekuatan poros.
Poros transmisi mengalami beban puntir atau lentur maka kekuatannya
harus direncanakan
b) Korosi.
Poros-poros yang sering berhenti lama maka perlu dipilih poros yang
terbuat dari bahan yang tahan korosi dan perlu untuk dilakukannya
perlindungan terhadap korosi secara berkala.
c) Bahan poros
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon
yang bervariasi.
3. Rel(lintasan ) untuk troli crane jalan overhead dan rel mekanisme penjalan
crane yang digerakkan oleh tangan atau batang bentang
4. roda jalan di rancang sedemikan rupa sebagai tempat bergantungnya puli dan
hook.disamping harus dapat menahan beban yang diangkat ,troli juga berfungsi
sebagaipembawa beban yang melintas diatas rel pada ginder

3.2 Saran

1.Perbanyak membaca tentang pesawat kerja.

2.Pergi Belajar ke tempat yang menggunakan jasa pesawat


pengangkut,lihat,pahami dan di imajinasikan,dan tuliskan yang perlu,untuk kamu
baca ulangi di rumah.

19
Daftar pustaka

1. Rudenko N,1992, Mesin Pengangkat,Erlangga, Jakarta


2. Syamsir A Muin, Ir, 1990, Pesawat – Pesawat Pengangkat, Edisi Pertama, Pt.
RajaGrapindo Persada Jakarta
3. Sularso, Kiyokatsu Suga, 1997, Dasar – Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin, Edisi Kesembilan, PT. Pradya Paramita, Jakarta.
4. https://id.scribd.com/doc/196136021/Makalah-Poros

20

Anda mungkin juga menyukai